Untuk Melakukan Pengangkutan Ekstravaskuler
Untuk Melakukan Pengangkutan Ekstravaskuler
Untuk Melakukan Pengangkutan Ekstravaskuler
Namun, proses pengangkutan air dan zat terlarut secara aploplas dapat mengalami hambatan.
Hambatan ini terjadi karena adanya pita Kaspari pada sel-sel endodermis. Pita Kaspari adalah suatu
pita yang terbuat dari suberin, suatu bahan berlilin yang kedap air dan garam mineral. Pita Kaspari
yang membuat air dan zat terlarut tidak dapat bergerak menuju stele. Sehingga, pengangkutan air dan
zat terlarut tidak terjadi secara intravaskuler melalui xilem. Dengan demikian, air dan garam mineral
masuk ke dalam endodermis serta menuju stele hanya melalui pengangkutan simplas.
2. Pengangkutan Intravaskuler
Proses fotosintesis menghasilkan glukosa dan oksigen. Glukosa diangkut pembuluh floem menuju
seluruh jaringan tubuh. Oksigen dikeluarkan tumbuhan lewat stomata daun. Sementara air
sisa metabolisme dikeluarkan lewat proses transpirasi. Kecepatan pengangkutan zat pada tumbuhan
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yakni kelembaban, suhu, cahaya, angin, dan kandungan air tanah.
Semakin tinggi kelembaban udara di sekitar tumbuhan, maka difusi yang terjadi di dalam tumbuhan
berlangsung lambat. Sebaliknya, semakin rendah kelembaban udara lingkungan, difusi di
dalam tumbuhan akan semakin cepat.
Semakin tinggi suhu lingkungan di sekitar tumbuhan dan intensitas ncahaya yang meningkat serta
angin yang semakin kencang, maka laju transpirasi tumbuhan akan semakin tinggi. Begitu pula
sebaliknya, suhu lingkungan, intensitas cahaya, dan angin yang semakin besar mengakibatkan proses
pengangkutan zat berlangsung lambat. Semakin banyak kandungan air di dalam tanah, maka
potensial air semakin tinggi. Akibatnya, proses transportasi zat pada xilem dan laju transpirasi
semakin meningkat.