Khulafaur Rasyidin
Khulafaur Rasyidin
Khulafaur Rasyidin
KHULAFAUR RASYIDIN
Disusun untuk memenuhi tugas.
Disusun oleh:
Segala puji bagi Allah SWT, shalawat dan salam semoga dilimpahkan atas Nabi
besar Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat dan sekalian umatnya yang bertaqwa,
atas berkat rahmat dan hidayah Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “ PERADABAN ISLAM MASA KHULAFAUR-RASYIDIN “ ini dengan lancar
tanpa halangan suatu apapun.
Atas segala bantuan tersebut, penulis tidak dapat membalas berupa apapun kecuali
mengucapkan terima kasih seraya mengharapkan limpahan rahmat dari Allah SWT
sehingga segala kebaikan itu mendapatkan pahala dari Allah SWT.
Akhirnya penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini tentu disana sini masih
terdapat kelemahan atau pun kekurangan, maka penulis mengharapkan kritik dan saran
yang konstruktif dari pihak manapun demi perbaikan selanjutnya, semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ 1
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... 3
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Setelah Nabi Muhammad SAW wafat, fungsi sebagai rasullah tidak dapat
digantikan oleh siapa pun manusia di dunia ini, karena pemilihan fungsi tersebut adalah
mutlak dari Allah SWT. Fungsi beliau sebagai kepala pemerintahan dan pemimpin
masyarakat harus ada yang menggantinya. Selanjutnya pemerintahan Islam dipimpin oleh
empat orang sahabat terdekatnya, kepemimpinan dari para sahabat Rasul ini disebut
periode Khulafaur-Rasyidin ( para pengganti yang mendapatkan bimbingan ke jalan lurus.
B. Rumusan masalah
a) Bagaimana kondisi umat Islam pasca meninggalnya Rasulullah?
b) Bagaimana system pemerintahan pasca meninggalnya Rasulullah?
c) Bagaimana perkembangan pada masa Khulafaur Rasyidin?
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
yang tinggi, akhirnya Abu Bakar terpilih, rupanya semangat keagamaan Abu Bakar
mendapat penghargaan yang tinggi dari umat Islam.1
Umar bin Khatab diangkat dan dipilih para pemuka masyarakat dan disetujui
oleh jamaah kaum muslimin. Pilihan itu sudah dimintakan pendapat dan persetujuan
pada saat mereka menengok Abu Bakar sewaktu sakit.
Usman bin Affan dipilih dan diangkat dari enam orang calon yang ditunjuk
oleh khalifah Umar saat menjelang ajalnya karena pembunuhan. Ia menunjuk enam
calon pengganti Umar menurut pengamatannya dan pengamatan mayoritas kaum
muslimin.
Ali bin Abi Thalib tampil memegang pucuk pimpinan negara di tengah-tengah
kericuhan dan huru-hara perpecahan akibat terbunuhnya Usman oleh kaum
pemberontak. Kholifah Ali dipilih dan diangkat oleh Jamaah kaum muslimin di
Madinah dalam suasana yang sangat kacau, dengan pertimbangan jika Khalifah tidak
segera dipilih dan diangkat, maka keadaan akan semakin bertambah kacau, meskipun
ada golongan yang tidak menyukai Ali, tetapi tidak ada seorang yang ingin diangkat
menjadi khalifah karena Ali masih ada.
Kebijakan-Kebijakan Pemerintah
a). Memerangi Kaum Riddah
1
Hassan Ibrahim, Sejarah dan Kebudayaan Islam, (Yogyakarta : Penerbit Kota Kembang, 1989), hlm . 34.
5
Abu Bakar dihadapkan pada keadaan, masyarakat sepeninggalnya Muhammad
SAW. Ia menghadapi kesulitan-kesulitan yang memuncak. Dengan ketegasan Abu
Bakar ini disambut dan didukung oleh hampir seluruh kaum muslimin, untuk
memerangi kemurtadan (nadah) ini.
Sebagai khalifah keempat, Ali bin Abi Thalib meneruskan cita-cita Abu Bakar dan
Umar. Ia mengikuti dengan tepat prinsip-prinsip Baitul Mal dan memutuskan untuk
mengembalikan semua tanah yang diambil alih oleh Bani Umayah ke dalam
perbendaraan negara. Demikian hibah atau pemberian Usman kepada siapapun yang
tiada beralasan, diambil kembali. Ali kemudian bertekad unruk mengganti semua
gubernur yang tidak disenangi rakyat, tetapi Mua’wiyah, gubenur syria, menolaknya.
Oleh karenanya khalifah Ali harus menghadapi kesulitan dengan Bani Ummayah.
6
Pengembangan sistem birokrasi pemerintahan ini berdasarkan pada pemikiran
para khalifah, khususnya Umar bin Khatab, yang berhasil memadukan sistem yang ada
di daerah perluasan dengan kebutuhan masyarakat yang sudah mulai berkembang pada
saat itu.
7
Khatab menyarankan kepada khalifah Abu Bakar untuk mengumpulkan ayat-ayat Alquran.
Saran tersebut kemudian direalisasikan Abu Bakar dengan mengutus Zaid bin Tsabit untuk
mengumpulkan semua tulisan ayat-ayat Alquran. Dengan demikian khalifah Abu Bakar
berjasa dalam menyelamatkan keaslian materi dasar pendidikan islam.
Pendidikan dimasa ini tidak banyak mengalami perubahan sejak masa Rasulullah
SAW. Yakni berkisar pada materi pendidikan seputar tauhid, akhlak, ibadah, kesehatan
Ahmad Syalabi menegaskan lembaga untuk belajar membaca dan menulis pada
saat itu disebut dengan Kuttab setelah masjid yang juga berfungsi untuk tempat belajar,
ibadah dan musyawarah. Sedangkan pusat pembelajaran pada masa ini adalah kota
madinah dan tenaga pendidiknya adalah para sahabat Rasulullah Saw. Yang terdekat.
8
Pada masa khalifah Umar sahabat-sahabat besar yang lebih dekat kepada Rosulullah dan
memiliki pengaruh besar, dan pendidikan islam terpusatkan di Madinah sehingga kota
tersebut pada waktu itu menjadi pusat keilmuan islam. Meluasnya kekuasaan islam
mendorong kegiatan pendidikan islam bertambah besar karena mereka yang baru
menganut islam ingin menimba ilmu keagamaan dari sahabat yang menerima langsung
dari Nabi SAW. Khususnya menyangkut Hadist Rosul yang merupakan salah satu sumber
agama yang belum terbukukan dan hanya dalam ingatan para sahabat.
9
sampai disini karena perselisihan pemerintahan dan kekacauan yang mengakibatkan
terbunuhnya khalifah Usman.
10
pendidikan karena seluruh perhatiannya ditumpahkan pada masalah keamanan dan
kedamaian bagi masyarakat islam.
Pada masa pemerintahan yang tidak stabil selama enam tahun ini pendidikan islam
mendapat hambatan dikarenakan khalifah sendiri tidak sempat memikirkannya terlalu
sibuk untuk menyelesaikan permasalah politik dan pemberontakan yang disebabkan oleh
kebijakan Khalifah yang memecat gubernur-gubernur yang diangkat oleh khalifah
sebelumnya namun kebijakan tersebut ditolak dan bahkan banyak yang tidak mengakui
kekhalifahan Ali bin Abi Thalib. Dengan begitu, berarti pola pendidikan tidak jauh berbeda
dengan masa-masa sebelumnya yang sudah berjalan[15].
Perkembangan penyampaian ajaran islam bukan hanya di mekkah dan madinah tapi lebih
luas dari pada itu, yaitu di pusat-pusat wilayah yang baru dikuasai oleh islam, maka
berdirilah pusat-pusat pendidikan yang memberikan pengajaran agama islam kepada para
penduduk setempat ataupun para penduduk yang datang dari daerah lain[16].
Pada masa pertumbuhan islam terdapat beberapa madrasah yang terkenal, yaitu sebagai
berikut :
a) Madrasah Mekkah
b) Madrasah Madinah
c) Madrasah Basrah
d) Madrasah Kufah
e) Madrasah Damsyik (Syam)
f) Madrasah Fistat (Mesir)[17].
Pusat-pusat Pendidikan pada masa Khulafaurrasyidin dan sahabat atau guru yang dikirim
ke luar Jazirah Arab adalah sebagai berikut :
a) Mekkah, guru pertama di Mekkah adalah Muaz bin Jabal yang mengajarkan Al-
Qur’an dan fiqh.
b) Madinah, Sahabat yang terkenal di Madinah, antara lain Abu Bakar, Utsman bin
Affan, Ali bin Abi Thalib, dan sahabat lainnya yang mengajarkan membaca dan
menulis dan lain-lain.
c) Basrah, Sahabat yang termasyhur di Basrah, antara lain Abu Musa Al-Asy’ari,
seorang ahli fiqh dan Al-Qur’an.
d) Kuffah, Sahabat-sahabat yang termasyhur di Kuffah adalah Ali bin Abi Thalib dan
Abdullah bin Mas’ud. Abdullah bin Mas’ud mengajarkan Al-Qur’an. Ia adalah ahli
tafsir, hadist dan fiqh.
e) Damsyik (Damaskus/Syam). Setelah Syam menjadi bagian Negara islam dan
penduduknya banyak yang beragama islam, Khalifah Umar mengirimkan tiga
orang guru ke Negara itu, yaitu Mu’az bin Jabal, Ubaidah, dan Abu Darda’. Ketiga
11
sahabat ini mengajar ditempat yang berbeda di Syam. Abu Darda’ di Damsyik,
Mu’az bin Jabal di palestina, dan Ubaidah di Hims/Mesir.
f) Mesir, Sahabat yang mula-mula mendirikan madrasah dan menjadi guru di Mesir
adalah Abdullah bin Amru bin Ash. Ia adalah seorang ahli hadist.
Sedangkan system pendidikan islam secara umum pada masa Khulafaurrasyidin dilakukan
secara mandiri, tidak dikelola oleh pemerintah, kecuali pada mada Khalifah Umar bin
Khattab yang turut ikut campur dalam menambahkan materi kurikulim pada lembaga
kuttab. Materi pendidikan islam yang diajarkan pada masa Khalifah sebelum Umar bin
Khattab, untuk pendidikan dasar yaitu :
a) Berenang
b) Mengendarai unta
c) Memanah
Sedangkan materi pendidikan pada tingkat menengah dan tinggi terdiri dari :
Pusat dan system pendidikan ini terus berlanjut sampai pada khalifah terakhir Ali bin Abi
Thalib.
12
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Abu Bakar ash Shidieq ( masa pemerintahan tahun 632-634 M atau 11-13 H)
Umar bin Khattab (masa pemerintahan tahun 634-644 M atau 13-23 H)
Usman bin Affan (masa pemerintahan tahun 644-655 M atau 23-25 H)
Ali bin Abi Thalib ( masa pemerintahan tahun 656-660 M atau 26-40 H)
13
DAFTAR PUSTAKA
Hassan Ibrahim, Sejarah dan Kebudayaan Islam, (Yogyakarta : Penerbit Kota Kembang,
1989), hlm . 34
Kodir, Abdul, 2015, Sejarah Pendidikan Islam Dari Masa Rasulullah Hingga Reformasi di
Indonesia, Bandung: Pustaka Setia.
14