Revisi Skripsi Serina 23 03 17

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 76

BAB I

PENDAHULUAN

Pada pendahuluan ini penulis akan memaparkan latar belakang masalah

dari peranan Guru pendidikan agama kristen sebagai pembimbing terhadap

pertumbuhan iman kristen siswa. Adapun penjelasannya sebagai berikut:

A. Latar Belakang Masalah

Dalam melaksanakan tugas sebagai Guru pendidikan agama kristen bukan

hanya mengutamakan ilmu saja, tetapi juga lebih mengutamakan penanaman

nilai-nilai moral, nilai-nilai iman kristiani yang pada akhirnya dapat

menyenangkan Allah dan sesama manusia. Sehubungan dengan itu, Nainggolan

menjelaskan bahwa Pendidikan agama kristen sangat mengajarkan kepada siswa

dengan maksud untuk mengenal siapakah Yesus Kristus, serta meningkatkan

pengetahuan atau pandangan-pandangan, keyakinan, dogma atau teologia yang

dimiliki oleh seseorang tentang Kristus 1.

Tujuan pendidikan agama kristen adalah untuk mendidik siswa untuk

menelaah Alkitab secara cerdas, dan dengan bimbingan Roh Kudus mereka dapat

memahami Alkitab, dan siswa terdorong untuk mengambil bagian dalam

kebaktian, serta diperlengkapi untuk memilih cara-cara menyatakan pengabdian

diri kepada Allah Bapa dan Yesus Kristus dalam pekerjaan sehari-hari.

Selain itu Pendidikan agama kristen merupakan proses pengajaran yang

diberikan kepada siswa supaya siswa semakin bertumbuh dalam iman kristiani

dan memberi kemampuan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini Pendidikan

1
John M. Nainggolan, Guru Agama Kristen Sebagai Panggilan dan Profesi (Bandung,
Bina Media Informasi 2010) Hal.82.

1
agama kristen memanfaatkan sumber pengalaman beragama untuk memampukan

menyadari kasih Allah melalui iman dan sarana yang akan menolong siswa

bertumbuh sebagai anak Allah, hidup sesuai dengan kehendak Allah dan mampu

bergaul dengan sesama.

Guru pendidikan agama kristen merupakan unsur penting dalam proses

belajar mengajar di bidang pendidikan, serta memiliki tanggung jawab yang besar.

Guru memiliki banyak peran dalam proses pendidikan, salah satunya adalah

sebagai pembimbing siswa untuk mengenal, memahami dalam menghadapi semua

yang berkaitandengan pendidikan agama kristen. Mary Letterman

mengungkapkan bahwa Guru pendidikan agama kristen sangat penting untuk

pelaksanaan proses belajar mengajar khususnya dalam pembinaan iman siswa.2

Berdasarkan pendapat tersebut disimpulkan bahwa tugas sebagai Guru

pendidikan agama kristen bertujuan untuk membawa siswa untuk mengenal atau

berjumpa dengan Kristus, mengasihi Allah dengan sungguh-sungguh, hidup

dalam ketaatan serta mampu mempraktekkan imannya dalam bentuk

bimbingankerohanian sehari-hari dalam bentuk ibadah pemahaman Alkitab di

dalam rumah tangga (PA), ibadah remaja dan bimbingan kerohanian disekolah.

Dengan adanya bentuk bimbingan di atas, akan membantu siswa mampu

belajar secara berkelompok dan individual, dimana siswa dapat melaksanakan

tugas berkelompok dengan masalah yang sama, sehingga mereka dapat

menjelaskan secara detail. Manfaat dari kegiatan tersebut semua anggota

kelompok dapat mengerti, dan secara individual siswa dapat belajar secara

2
Mary Letterman dan J. Anthony, Public Education, Christian Schools, and
Homeschooling dalam (Michael, Grand Rapids: Baker, 2001) hal 280.

2
individu tanpa bimbingan dari Guru dan dapat menjelaskan masalah yang ada

pada dirinya tanpa bantuan dari siapapun.

Dampak dari tidak dilaksanakan secara benar dalam memberikan

bimbingan iman kristen terhadap siswa, adalah siswa tidakmemiliki iman yang

kokoh. Seberapa jauh pengenalan siswa kepada Kristus sejauh itu jugalah kita bisa

melatih dan mendidik iman siswa untuk tetap bertahan dan tidak mudah

terpengaruh dengan berbagai faktor pengaruh lingkungan yang ada.

Iman yang sejati adalah iman yang terbentuk menjadi satu keutuhan

yang saling mengikat satu sama lain. Dan ini dibuktikan dalam kehidupan

ditengah pencobaan dan tipuan dunia baik melalui kekerasan maupun

melalui pancingan manis.

Salah satu upaya yang dilaksanakan untuk menumbuhkan minat siswa

untuk belajar mata pelajaran pendidikan agama kristen adalah melalui bimbingan

iman kristen yang dilakukan oleh Guru agama kisten. Karena itu guruharus

membimbing siswa dalam upaya pembentukan karakter

kepribadiannya.TugasguruPAK sebagai pembimbing harus memberikan

pengetahuan iman, meningkatkan mutu pendidikan sesuai dengan yang

diharapkan bersama.

Dalam usaha meningkatkan iman Kristen, maka Guru PAK harus

melakukan bimbingan terhadap siswa dengan penuh tanggung jawab, khususnya

dalam menumbuhkan iman yang kokoh dan minat belajar. Halituyang sangat

mempengaruhi tingkah laku siswa dalam kehidupan sehari-hari. Maka mereka

3
dapat mewujudkan hasil yang baik dan dapat berguna bagi bangsa dan negara

terlebih khususnya daerah tercinta ini.

Sehubungan dengan itu merupakan tugas dari seorang guru untuk

mendidik dan membimbing dengan baik dari sejak dini, agar siswa kelak

menjadi manusia yang memiliki iman dan ilmu pengetahuan yang tinggi

sebagai generasi penerus bangsa.

Demikian juga guru pendidikan agama kristen merupakan sosok yang

sangat berpengaruh dalam tugas dan tanggungjawab untuk mengarahkan,

menuntun dan menggembalakan siswa untuk taat kepada peraturan sekolah, dan

terlebih ketaatannya kepada Firman Tuhan. Dengan meningkatkan iman serta

memperlihatkan perbuatan yang benar-benar takut akan Allah. Untuk peningkatan

tersebut sangat dibutuhkan peran guru pendidikan agama kristen sebagai

pembimbing, agar dapat menolong siswa untuk bertumbuh dalam iman kristiani

dan dapat menjalankan kewajiban sebagai siswa sesuai ajaran agama kristen yang

baik,

Berdasarkan pengamatan penulis terlihat bahwa guru-guruPendidikan

Agama Kristen (PAK) di SMPN I Tabundung Kecamatan Tabundung masih

belum maksimal dalam memberikan bimbingan kepada siswa, terutama

bimbingan tentang bagaimana menjadi seorang Kristen yang baik. Hal ini

terlihat dari tindakan sehari-harisiswa yang datang terlambat disekolah,

sehingga guru jarang mengadakan ibadahbersama, guru juga

tidakmengajarkan anak bertingkah laku sebagai seorang Kristen.

4
Berdasarkan permasalahan di atas maka penulis mengangkat masalah ini

dalam sebuah tulisan dengan judul: Peranan Guru PAK Sebagai Pembimbing

Terhadap Pertumbuhan Kristen Iman Siswa Kelas VIII SMPN 1 Tabundung

Tahun Pelajaran 2015/2016.

B. Identifikasi Masalah

Identifikasi adalah penetapan dan penentuan identitas. Identifikasi masalah

dalam penelitian ini yaitu:

1. Ada indikasi Guru PAK kurang menunjukkan teladan yang baik bagi siswa.

Apaah benar bahwa Guru PAK kurang menunjukkan teladan yang baik bagi

siswa?

2. Ada indikasi bahwa kurangnya peran guru PAK dalam melakukan

bimbingan, sehingga pertumbuhan iman siswa kurang maksimal. Apakah

benar bahwa kurangnya peran guru PAK dalam melakukan bimbingan,

sehingga pertumbuhan iman siswa kurang maksimal?

3. Ada indikasi bahwa nilai mata pelajaran PAK kurang memenuhi standar.

Apakah benar bahwa nilai mata pelajaran PAK kurang memenuhi standar?

4. Ada indikasi bahwa siswa tidak menyukai pelajaran Agama Kristen hal ini

diakibatkan karena guru yang mengajar mata pelajaran PAK tidak kreatif

dalam mengajar. Apakah benar bahwa siswa tidak menyukai pelajaran

Agama Kristen hal ini diakibatkan karena guru yang mengajar mata pelajaran

PAK tidak kreatif dalam mengajar?

5
5. Diduga bahwa prestasi belajar PAK siswa kelas VIII Di SMP Negeri

Tabundung tidak maksimal, karena minat belajar siswa kurang terhadap mata

pelajaran PAK.

6. Ada indikasi bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara peran Guru

PAK sebagai pembimbing terhadap pertumbuhan iman siswa Kelas VIII

SMPN I Tabundung.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah penulis

sampaikan, maka yang menjadi fokus penelitian agar penelitian ini lebih terarah

dan terfokus, sehingga dapat menghasilkan penelitian yang dapat dipertanggung

jawabkan adalah:Ada indikasi bahwa terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan peran Guru PAK sebagai pembimbing terhadap pertumbuhan iman

siswa Kelas VIII SMPN I Tabundung.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah, maka dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut: Apakah Terdapat pengaruh peran Guru PAK

sebagai pembimbing terhadap pertumbuhan iman siswa Kelas VIII SMPN I

Tabundung?

6
E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan pemasalahan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam

penelitian ini adalah: Untuk membuktikan bagaimana peranan Guru PAK

sebagai pembimbing terhadap pertumbuhan iman siswa Kelas VIII SMPN I

Tabundung.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

a. Manfaat Teoritis

1. Sebagai bahan masukan bagi para pendidik dalam membimbing anak

untuk meningkatkan iman Kristen siswa.

2. Sebagai bekal siswa untuk dapat membedakan mana yang baik dan buruk

terutama dari lingkungan maupun perkembangan teknologi internet.

b. Manfaat Praktis

1. Untuk menambah pengetahuan, pengalaman bagi penulis dalam

menyusun skripsi.

2. Merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan

Agama Kristen (S.Pd.K)

G. Sistematika Penulisan

Adapun yang menjadi sistematika penulisan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

Bab I : berisi latar belakang masalah, identifikasi masalah,

pembatasan masalah, rumusan masalah,tujuan penelitian

7
manfaat penelitian, sistematika penelitian

Bab II : berisi kajian teori tentang peranan guru pak sebagai

pembimbing terhadap pertumbuhan iman kristen siswa,

kerangka berpikir hipotesa penelitian

Bab III : dalam bab ini penulisan menjelaskan tentang tujuan

penelitian, jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian,

metode penelitian, populasi dan sampel penelitian,

populasi penelitian,sampel penelitian, teknik pengambilan

sampel, variabel penelitian, hubungan antara variabel,

teknik pengumpulan data, pengembangan instrumen

penelitian,teknik analisa data,hipotesa statistik penelitian

Bab IV : berisi laporan hasil penelitian yang meliputi penguraian

data dari setiap variabel, melakukan uji persyaratan

analisis yang meliputi uji normalitas, melakukan uji

hipotesis dan membahas hasil dari penelitian tersebut serta

menguraikan keterbatasan dalam penelitian.

Bab V : bab ini merupakan kesimpulan strategi dan saran dari hasil

penelitian

8
BAB II

KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DANHIPOTESIS

PENELITIAN

Dalam bab ini akan dibahas tentang kajian teori, yang kemudian

dilanjutkan dengan pengajuan kerangka berpikir dan hipotesis yang digunakan

dalam penelitian ini.

Dalam kajian teori diuraikan tentang pengertian peranan guru PAK, dalam

tugas dan tanggungjawab guru PAK,siswa-siswa kelas VII di SMP Negeri I

Tabundung.

A. Kajian Teori

1. Hakikat Peranan Guru PAK sebagai Pembimbing

Untuk dapat mengetahui peranan guru Pendidikan Agama Kristen sebagai

pembimbing, maka perlu terlebih dahulu dijelaskan pengertian guru secara umum

dan guru Pendidikan Agama Kristen adalah sebagai berikut :

a. Pengertian Peranan Guru PAK

Berbicara tentang peranan, perlu diketahui bahwa arti peranan secara

umum yaitu merupakan tindakan yang ingin dilakukan oleh seorang individu

dalam rangka mengarahkan, membimbing, siswa. Dan hal itu sangat berpengaruh

bagi siswa untuk menentukan dalam mencapai tujuan yang ingin dicapai.3

Guru Pendidikan Agama Kristen mempunyai peran serta untuk

memberikan pemahaman pentingnya belajar pendidikan Agama kepada siswa.

3
Hausen, Homring dan I.H. Enklaar, 2004, Pendidikan Agama Kristen:BPK Gunung
Mulia, Jakarta. Hlm.45

9
Sebagaimana diketahui bahwa kata peranan menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia mempunyai beberapa arti yaitu “(1) bagian yang harus dimainkan oleh

seorang pemain, (2) tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam suatu

peristiwa.4

Berdasarkan pemahaman di atas, maka peranan Guru pendidikan agama

kristen bukan hanya memberikan pengajaran dan bimbingan di bidang pendidikan

agama kristen kepada siswa. Dengan harapan siswa akan bertumbuh dalam iman

kriistiani, dan hidup sesuai dengan Firman Tuhan, serta mampu menjadi berkat di

lingkungannya.

Peran Guru pendidikan agama kristen yang ideal dalam proses belajar

mengajar tidak hanya memberikan materi pelajaran saja. Namun dalam proses

pembelajaran harus memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengeluarkan

pendapatnya dan bertanya kepada Guru.

Hendaknya Guru pendidikan agama kristen berperan sebagai fasilitator

yang membantu siswa memahami secara benar tujuan dari pendidikan agama

kristen. Guru mampu menciptakan kelas sebagai wahana atau suasana yang

hangat dan nyaman, sehingga terciptanya hubungan yang harmonis dalam

komunikasi antara siswa dengan Guru di sekolah. Selain itu guru berperan

menjadi orang tua dan sahabat bagi murid. Denganbersikap demikian maka dalam

hidup murid akan berkembang sikap menghormati, menghargai serta mengasihi

sesama dan terlebih guru.5

4
Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta -. Balai Pustaka, 1995), 751
5
Paulus Lilik kristianto. 2008, Prinsip dan Praktek Pendidikan Agama Kristen, Yayasan
Andi.hlm. 124

10
Sehubungan dengan itu guru pendidikan agama kristen harus menyadari

peranannya yang sangat istimewa itu, Guru di anggap ahli dan dipercayai oleh

siswa dalam hal menyampaikan materi yang diajarkan, sebab itu Guru harus

mempunyai yang pengetahuan cukup tinggi tentang isi pokok-pokok iman Kristen

yang terdapat di dalam Alkitab dan mempunyai hasrat sejati untuk menyampaikan

pokok-pokok ajaran Kristen.

SeorangGuru pendidikan agama kristen memiliki peran yang penting

dalam proses pendidikan untuk ituharus memenuhi persyaratan sebagai berikut: 6

 Kecakapan untuk menimbulkan minat bahkan menggembirakan hati siswa

dengan pokok yang diajarkannya.

 Semangat pengorbanan diri dan menjadi teladan dalam tugas

menyampaikan pokok-pokok pengajaran Kristen kepada siswa.

b. Tugas dan Tanggung Jawab Guru PAK

Guru pendidikan agama kristen secara umum mempunyai tugas dan

tanggung jawab yaitu mengajar, mengasuh dan membimbing hidup rohani

siswa. Sehingga guru harus mampu memperkenal tentang tindakan Allah, dan

karya penyelamatanNya, serta pekerjaan Roh Kudus. Dengan demikian

diharapkan siswa memiliki pemahaman yang benar tentang pinsip dasar iman,

sehingga mereka mengalami perubahan dalam sikap hidup yang sesuai dengan

Firman Allah.

Dengan demikian Guru pendidikan agama kristen mempunyai tugas

dan tanggung jawab yang besar dalam pendidikan agama bagi siswa, sebab

6
Homrighousen dan Eenklaar. 2004. Pendidikan Agama Kristen. Jakarta: BPK
GunungMulia. Hal 41.

11
pendidikan agama tidaklah sama dengan pelajaran lain di sekolah. Guru

pendidikan agama kristen bertanggung jawab dan dituntut untuk memiliki

keterampilan dalam menyelami seluruh materi pelajaran dan

menghubungkannya dengan nilai -nilai iman Kristen, sehingga siswa dapat

mengembangkan kepribadian yang utuh, dan mampu mengaplikasikan materi

tersebut di dalam kehidupannya sehari-hari.

c. Dasar Alkitabiah Dalam Pelaksanaan Tugas dan Tanggung jawab

Guru Pendidikan Agama Kristen.

Guru pendidikan agama kristen merupakan orang yang memberikan

dirinya secara penuh kepada Tuhan Yesus Kristus dalam melaksanakan tugas

dan tanggung jawab. Menurut Verkuyl bahwa guru tidak boleh mengangap

bahwa tugasnya mengajar hanya merupakan formalitas saja, tetapi Guru harus

bersungguh-sungguh dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya

untuk membawa siswa kepada pengajaran Tuhan Yesus Kristus yang benar

dan sejati.7

Hal itu sesuai dengan Injil Matius 28:19-20 yang menyatakan “Karena

itu pergilah, jadikan semua bangsa murid-Ku dan baptisan mereka dalam

nama Bapa, Anak, dan Roh kudus dan ajarlah mereka melakukan segala yang

Ku perintahkan kepada Mu dan ketahuilah Aku menyertai kamu senantiasa

sampai pada akhir Jaman” Ayat tersebut dikenal sebagai Amanat Agung”.8

Guru pendidikan agama kristen dalam melaksanakan tugasnya, sebagai

perwujudan dalam melaksanakan amanat Agung. Sehingga guru dituntut

7
Verkuyl. J.DR,1973,Etika Kristen,BPK Gunung Mulia: Jakarta, hlm. 56
8
Alkitab dengan kidung jemaat, (Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia,2006) hal.74

12
untuk bertumbuh dalam pengenalan pribadi Tuhan Yesus. Hal itu

memungkinkan Guru pendidikan agama kristen dalam menunaikan tugas dan

tanggungjawabnya sebagai pendidik dipahami sesuai dengan kehendak

Tuhan. Dengan demikian guru berkewajiban untuk membawa siswa dalam

kepada pengenalan yang sejati akan pribadi dan karya Allah dan Tuhan Yesus

sebagai jalan kebenaran dan hidup (Yohanes 1:18; 14-6)13.9

Sehingga dapat dikatakan bahwa pekerjaan Guru pendidikan agama

kristen adalah pekerjaan yang mulia. Oleh sebab itu hendaknya Guru

pendidikan agama kristen tidak menganggap bahwa pekerjaan itu sebagai

pekerjaan sampingan dan mengagap remeh tugas. Karena itu hendaknya

pekerjaan itu sebagai tanggungjawab yang harus dilaksanakan dengan

sungguh-sungguh sebagai pengabdiannya kepada Tuhan.10

d. Peranan Guru PAK sebagai Pembimbing

Peran utama guru pendidikan agama adalah menggembang

potensi peserta didik. Karena itu seorang pendidik harus menjadikan

guru yang beriman, berupaya mengembangkan kompetensi sebagai

guru, bertanggung jawab dalam menunaikan tugas sebagai guru.selain

itu Guru juga dapat dikatakan sebagai gembala bagi siswa, dan untuk itu

harus menyampaikan berita anugerah Yesus Kristus. Selain itu peran

yang tidak kalah pentingnya adalah sebagai pembimbing.

Sanjaya mengemukakan bahwa peran guru dalam proses

pembelajaram salah satunya adalah pembimbing. Pengertiann Guru

9
Robert Sitangggang. 1999, PAK Dalam Pandangan Gereja. Malang: SAAT. Hal 50.
10
Ibid hal 58.

13
sebagai pembimbing adalah menjaga, mengarahkan dan membimbing

agar siswa tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensinya. Agar

guru dapat berperan sebagai pembimbing, ada dua hal yang harus

dimiliki : pertama, guru harus memahami latar belakang dan masalah

yang dihadapi anak didik yang di bimbingnya. Kedua, guru harus

memahami mata pelajaran yang disampaikan dan terampil dalam

merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi proses pembelajaran.11

Mengingat bahwa Siswa adalah individu yang unik, keunikan itu

bisa dilihat dari adanya setiap perbedaan. Artinya, tidak ada dua

individu yang sama. Walaupun secara fisik mungkin individu memiliki

kemiripan, tetapi pada hakekatnya mereka tidaklah sama, baik dalam

bakat, minat, kemampuan, dan sebagainya.

Dengan adanya perbedaan itulah menuntut guru harus berperan

sebagai pembimbing. Membimbing siswa agar dapat menemukan

berbagai potensi yang dimilikinya sebagai bekal hidup mereka,

membimbing siswa agar dapat mencapai dan melaksanakan tugas-tugas

perkembangan mereka, sehingga dengan ketercapaian itu dapat tumbuh

dan berkembang sebagai manusia ideal yang menjadi harapan setiap

orang tua dan masyarakat.

Berikut ini penulis paparkan beberapa peranan Guru sebagai pembimbing:

1. Guru Mengenal Murid-Muridnya

11
Wina Sanjaya, (2007), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta : Media Prenada, 21

14
Sebagaimana Tuhan Yesus mengasihi dan mengenal domba-domba-

Nya satu persatu (Yohanes 10:14), demikian hendaknya setiap Guru mengenal

latar belakang dan semua persoalan muridnya dan melayani dengan baik.

Karena tujuan utama pelayanan Guru pendidikan agama kristen adalah

supaya muridnya dapat mengerti materi yang diajarkan. Sebab Guru dipanggil

untuk membimbing setiap murid, melalui proses belajar di sekolah, agar siswa

dapat merasakan bahwa Tuhan Yesus sendiri yang melayani.12

Guru sebagai pembimbing perlu membekali diri dengan membangun

persekutuan dengan Tuhan Yesus secara pribadi. Diharapkan dengan sikap

tersebut akan mempengaruhi dalam proses belajar mengajar, sehingga guru

dapat menjiwai pelayanannya terhadap murid. Sebagai Guru yang diberi

kepercayaan mengajarkan murid-murid, harus menjadi teladan siswa dalam

kehidupan rohaniannya, agar murid dapat merasakan serta memahami

perlindungan dan kasihi Tuhan Yesus.13

Berkaitan dengan seorang guru PAK yang mengenal murid-muridnya,

maka ia harus melaksanakan proses pembelajaran dengan baik agar materi

pembelajaran mudah untuk dimengerti oleh peserta didik.

2. Guru menolong murid-muridnya untuk mengenal Tuhan

10
Daniel Nuhmara. 2009. Pembimbing Pendidikan Agama Kristen. Bandung: Jurnal Info
Media.

the servan king. gunawan hartono,s.th,mmp.(kota : sidoarjo,ja-tim. elijah.) hal 53


11

15
Guru dipanggil untuk menolong setiap muridnya untuk

memperkenalkan Tuhan Yesus melalui pendidikan agama Kristen yang

disampaikannya. Selain itu guru memberikan teladan dan membagikan

pengalaman hidupnya bagaimana seharusnya hidup mengiring Tuhan.

Dengan demikian siswa memiliki kemampuan untuk

menyelesaikan semua permasalahan dalam kehidupannya. Kemampuan

ini sangat penting dan harus dimiliki oleh siswa agar mereka mampu

mengenal kehendak Tuhan dan mendengar suaraNya.

Untuk itu dari sejak kecil setiap murid sudah mengerti bagaimana

mengutamakan kehendak Tuhan dan menaati pimpinan-Nya. Dengan

bijaksana dan hati-hati, Guru Pendidikan agama kristen membimbing

murid-murid dalam proses belajar setiap hari, sehingga mereka dapat

merasakan dan meyakini betapa indahnya serta menyenangkan hidup

menaati pimpinan Tuhan.14

Guru juga menjalankan peran sebagai penolong, dengan kasih Tuhan melayani

setiap murid, mengajarkan siswa untuk berdoa sebelum dan sesudah melakukan

aktivitas. Guru dipanggil untuk peduli dan dengan segenap hati membela,

melindungi dan menolong setiap murid sebagai “anak domba’’ Tuhan yang harus

diselamatkan dari kematian yang membinasakan.

Guru harus melakukan tugas penting ini dengan serius yaitu mengingatkan

muridnya untuk membaca Alkitab. Sebab murid-murid seringkali tidak dapat

mengerti betapa hebat dan dahsyatnya kerusakan dan kehancuran hidup yang

14
Ibid, hal 102.

16
mengancam hidup manusia. Terkadang murid-murid yang sudah mulai beranjak

remaja sulit mempercayai Guru yang berupaya melindungi mereka. Ada saatnya

mereka akan marah dan menolak bimbingan Guru. Ada kalanya mereka melarikan

diri dan menghindar dari pelukan kasih sayang Guru. Sungguh tepat kalau

dikatakan bahwa yang dikerjakan Guru sama seperti pendeta yang melayani

jemaat di gereja. 15

3. Guru Mengasihi Murid-Muridnya

Sebagai pembimbing, Guru perlu mengajarkan siswa untuk mengasihi sesama

terlebih Tuhan , itu berarti bila murid-murid bersikap tidak taat dan berontak

melawan sesama siswa terlebih Guru, itu adalah kenyataan yang alamiah. Jadi

Guru tidak seharusnya menjadi emosional ketika menghadapi murid-muridnya.

Guru memberikan teladan yang baik untuk mengasihi sesama, guru belajar

memiliki hati yang terbuka dan yang menyadari bahwa murid-murid sangat rapuh

dan tidak berdaya.16

Sungguh keajaiban teragung dan kasih yang terbesar, ketika Tuhan Yesus, Anak

Allah yang kudus, datang ke dalam dunia dengan tujuan yang pasti, yakni

menyerahkan nyawa-Nya demi manusia berdosa mendapatkan hidup yang kekal,

menjadi milik-Nya untuk selamanya. Kesediaan hati dan kerelaan yang tulus

untuk berkorban demi yang dikasihi. Mari merefleksikan apakah sebagai Guru

sudah menjadi pembimbing bagi murid-murid:17

15
French L. Arrington. 2004. Doktrin Kristen, Jakarta: Departemen Media Badan Pekerja
Sinode GBI , hal 26
16
Soli Abimanyu.2000.Kualitas Guru Yang Dipersyaratkan untuk Mewujudkan
masyarakat Madani Di era Reformasi Memasuki Millenium III,Makalah tidak diterbitkan. Madani
Di era Reformasi Memasuki Millenium III,Makalah tidak diterbitkan, hal 201.
17
B. Samuel Sidjabat. 1996. Strategi Pendidikan Kristen, Yogyakarta: Yayasan Andi. Hl 15

17
Apakah reaksi spontan Guru, ketika murid melakukan kesalahan atau

tidak melakukan tanggung jawabnya. Apakah rasa marah dan jengkel karena

murid seakan menantang otoritas Guru? atau kepedihan hati Guru, karena murid

melakukan hal yang mendukakan hati Tuhan, disertai kerinduan hati yang

terdalam untuk segera menolong murid dari kegagalan dan kesalahannya?

Apakah yang sudah Guru lakukan yang membuat murid dapat melihat dan

merasakan bahwa Guru serius membimbing siswa mengenal Kristus? Seberapa

sering murid menyaksikan kesungguhan dan dedikasi Guru yang rela

mengorbankan kepentingan pribadi demi membimbing siswa menjadi sahabat

Kristus? Seberapa sering murid mendengar Guru mengatakan atau membagikan

visi sebagai Guru? Apakah murid-murid mendengar keluh kesah betapa Guru

mengasihi siswa dan merindukan Tuhan seumur hidupnya? Bahwa Guru rela

melakukan apapun demi menolong murid menjadi sahabat Kristus seumur

hidupnya

2. Hakikat Pertumbuhan Iman Kristen

a. Pengertian Pertumbuhan Iman

Pertumbuhan Iman merupakan suatu sikap hidup seorang terus menerus

diubah dan dibentuk hingga mencapai tujuan utama adalah kedewasaan rohani/

iman yaitu menjadi serupa dengan Kristus. Pertumbuhan iman anak sebaiknya

dimulai sejak dini, sejak lahir orang tua dapat memperdengarkan pujian sehingga

diharapkan anak dapat memperoleh kepekaan rohani. Menginjak masa sekolah

18
anak orang tua berperan untuk menceriterakan firman Tuhan kepada anak, dan

membimbing mereka mengenal Tuhan.

Pendidikan agama Kristen yang diberikan orang tua maupun Guru di

sekolah sejalan sesuai dengan pernyataan dalam kitab Ulangan 6:6-7 yang

berbunyi: Apa yang Kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau

perhatikan, haruslah engkau mengajarkan berulang-ulang kepada anak-anakmu

dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang

dalam perjalanan, apabila engkau berbaring, dan apabila engkau bangun..18

Di dalam Perjanijian baru juga ditegaskan kembali oleh Allah dalam

Efesus 6 : 4 yang berbunyi : Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah

di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat.

Hal ini diperkuat dengan teladan yang diberikan Tuhan Yesus ketika ada anak

diusir para murid ketika ingin mendekati Yesus. 19

Lihat juga dalam Markus 10 : 14 yang berbunyi : Ketika Yesus melihat

hal itu, Ia marah dan berkata kepada mereka: Biarkan anak-anak itu datang

kepada-Ku, jangan menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti

itulah yang empunya Kerajaan Allah. Dari ayat ini dapat dippahami bahwa Yesus

menaruh perhatian pendidikan agama Kristen untuk anak-anak.

Menurut Tuhan Yesus anak-anak yang demikian memiliki posisi yang

istimewa ditegas bahwa mereka sebagai pemilik Kerajaan Allah. Di mata Tuhan

18
Harun Hadiwijono. 2005. Iman Kristen. Jakarta: BPK. Gunung Mulia hal .56
19
Alkitab dengan Kidung Jemaat, (Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 2006), hal 200.

19
Yesus, anak-anak sangat berharga. Tuhan Yesus memberi perhatian, waktu,

pangkuan, kasih-Nya kepada anak-anak untuk berinteraksi dengan-Nya.20

Anak-anak adalah generasi penerus pekabaran Injil di muka bumi ini,

tidak mungkin orang dewasa akan dapat terus memberitakan Injil Allah di muka

bumi. Kita akan mengalami ketuaan hingga akhirnya meninggal dunia. Jika bukan

anak-anak, siapa lagi penerusnya? Dengan ayat di atas berarti orang tua mendapat

perintah dari Allah secara langsung untuk memberitakan firman Allah kepada

anak-anak di setiap saat, setiap kesempatan, dan setiap tempat. Yang dimaksud

orang tua di sini dapat berarti orang tua kandungnya, Pendeta, Guru, maupun

Majelis Gereja.21

Kita harus mendekatkan ana-anak kepada Allah dengan memberikan

teladan, pengetahuan tentang Kerajaan Allah secara baik melalui sikap, perilaku,

ajaran, dan nasihat. Pelayanan, pembinaan, dan perhatian kepada anak-anak

sangat mutlak sebagai tugas orang tua. Dari konteks di atas, dapat kita sesuaikan

dengan masa kini. Teladan Yesus kita ikuti dengan mendekatkan anak-anak pada

Allah.

Efesus 6 : 4 Guru pendidikan agama kristen harus dapat menyampaikan

Firman Allah dengan sabar, lemah lembut, penuh kasih (Matius 22 : 37-40)

sehingga tidak membangkitkan amarah anak-anak. Sebab di sekolah sebagai

lembaga pendidikan formal, guru juga merupakan orang tua bagi anak-anak. Masa

anak-anak adalah masa paling peka dalam kehidupan. Dalam masa ini anak

mengalami ketergantungan pada orang tua (iman, kebutuhan hidup, pengetahuan,

20
Homrighousen dan Enklaar. Pendidikan Agama Kristen. (Jakarta: BPK Gunung Mulia,
2004) hal 76
21
Ibid,, hal 82

20
dan ketrampilan) sebagai bekal hidupnya di masa depan. Peran orang tua dan

lingkungan sangat besar dan berpengaruh mencetak kepribadian.22

b. Dasar Alkitab Pertumbuhan Iman

Hidup rohani seorang Kristen dimulai dari anugerah keselamatan yang

diberikan oleh Allah melalui kematian Pembentukan hidup rohani seorang kristen

memiliki dasar dan arah yang jelas. Berikut ini adalah beberapa prinsip Alkitab

yang perlu kita perhatikan dengan baik berkenaan dengan proses pembentukan

hidup rohani seorang Kristen:23

1. Pertumbuhan Iman

dan kebangkitan Tuhan Yesus Kristus (Roma 6:3-11; 2 Korintus

5:17).Untuk dapat memperoleh keselamatan adalah dengan percaya

kepada Tuhan Yesus dengan karya keselamatannya yaitu Tuhan Yesus

yang disalib, mati, dan bangkit pada hari yang ketiga. Maka keselamatan

disebut sebagai anugerah, karena bukan manusia yang mengusahakannya,

tetapi Allah sendiri yang berkarya bagi keselamatan seluruh umat manusia.

Kehidupan rohani yang sejati bukan lahir dari usaha manusia, namun

dimulai dari panggilan ilahi, kelahiran baru dan pertobatan. Manusia

rohani yang sesungguhnya adalah dilahirkan dalam Roh, sehingga

22
Lembaga Alkitab Indonesia .Terjemahan baru. Alkitab penuntun hidup berkelimpahan,
(Malang Gandum Mas, 2003) hal 62
23
French L. Arrington. 2004. Doktrin Kristen, Jakarta: Departemen Media Badan Pekerja
Sinode GBI hal 45.

21
manusia lama kita, yaitu manusia kedagingan, mati dan dikubur, untuk

kemudian bersama-sama dengan Kristus dibangkitkan menjadi manusia

baru di dalam Kristus.

2.Hidup rohani seorang Kristen adalah proses pengudusan yang dilakukan oleh

Allah dengan usaha manusia secara terus menerus di dalam ketaatan kepada

perintah Tuhan (1 Korintus 15:10).

Jika kelahiran baru merupakan karya Allah saja seluruhnya, maka pengudusan

adalah proses yang dimungkinkan karena anugerah Allah dan usaha manusia.

Dalam proses pengudusan ini, manusia yang sudah diciptakan menjadi ciptaan

yang baru, dimungkinkan untuk menjadi manusia sempurna sebagaimana maksud

Tuhan menciptakannya. Dengan kehidupan Kristus yang ada dalam diri orang

percaya, maka orang percaya mengalami kekudusan di dalam Tuhan. Dikatakan

sebagai suatu proses karena tidak terjadi secara otomatis dan seketika. Ada

kalanya melewati masa-masa kemenangan, tapi kadang juga masa-masa

kegagalan.

Namun demikian dalam anugerah Tuhan, maka mereka akan bertahan sampai

akhir. Seperti yang disampaikan oleh Rasul Paulus "Aku telah mengakhiri

pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara

iman" (II Timotius 4:7), sehubungan dengan usaha manusia secara terus menerus

di dalam ketaatan kepada perintah Tuhan, Paulus menganjurkan agar

"bertandinglah dalam Iman yang benar".

22
3.Hidup rohani seorang Kristen adalah pertumbuhan dari bayi-bayi rohani

menjadi manusia rohani yang dewasa (Ibrani 5:11-16; Efesus 4:14, 24; Kolose

3:10).

3. Hidup rohani seorang Kristen tidaklah statis namun dinamis, hidup dan

bertumbuh. Dalam pertumbuhannya itu kehidupan seorang Kristen terus menerus

diubah dan dibentuk hingga mencapai tujuan utama yaitu kedewasaan rohani/iman

yaitu menjadi serupa dengan Kristus. Bayi-bayi rohani harus dipelihara dan diberi

makan makanan rohani secara teratur supaya bertumbuh. Seperti halnya tubuh

manusia, cepat lambatnya pertumbuhan tergantung dari makanan dan gizi yang

diasupnya. Demikianlah orang percaya harus membuang segala sesuatu yang

menghambat pertumbuhan hidupnya, perlu diperhatikan perbedaan antara lahir

dan tumbuh. Lahir, hanya memerlukan waktu sebentar saja, kemudian mengalami

pertumbuhan. Bagi orang Kristen, yang terpenting ialah berada dalam Kristus.

Bertumbuh di dalam Kristus, karena di dalam Dia kehidupan baru itu tumbuh, hal

yang utama ialah tinggal tepap dalam Kristus dengan Iman. 24

c. Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Iman

Faktor-faktor pembentukan pertumbuhan iman seorang Kristen telah dijamin oleh

Tuhan untuk berhasil, maka Ia penuntunkan kita untuk dalam ajaran pertumbuhan

iman kristu yaitu:25

24
French L. Arrington. 2004. Doktrin Kristen, Jakarta: Departemen Media Badan Pekerja
Sinode GBI hal 45.
25
Eli Tanya, 1999, Gereja dan Pendidikan Agama Kristen. Cianjut: Sekolah Tinggi
Teologia Cipanas. Hal 92

23
1. Alkitab

Alkitab merupakan wujud dari pernyataan Allah yang paling luar biasa yang

diberikan kepada umat pilihan-Nya. Melalui Firman yang tertulis ini manusia

dimungkinkan untuk mengenal Sang Pencipta, pimpinan-Nya, ketetapan-Nya

dan kehendak-Nya atas hidup rohani orang-orang percaya. Firman-Nya berarti

tidak mentaati Dia, sesuai dengan kebenaran firman Allah yang mahakuasa

(Yohanes 17:17; Efesus 5:25-27).

Pengertian Pertumbuhan iman kristen dan kehidupan orang percaya sangat

bergantung kepada cara memperlakukan firman Allah. Dalam firman-Nya,

Allah mencurahkan isi hati-Nya kepada umat-Nya, dalam firman,

Yesus menyatakan diri-Nya dan segala anugerah-Nya. Dalam firman, Roh

Kudus masuk ke dalam orang percaya untuk memperbaharui hati dan seluruh

pikiran sesuai dengan pikiran dan kehendak Allah. Oleh karena itu,

pertumbuhan rohani setiap orang Kristen harus berdasarkan pada kebenaran

Alkitab.

2. Roh Kudus

Roh Kudus adalah kuasa Allah mengirimkan untuk menjadi Penolong, yang

bukan hanya menyertai setiap orang percaya, tetapi juga membimbing dan

memimpin orang percaya untuk mengerti kebenaran-Nya (Yohanes 14:16;

16:14). Sejak saat orang percaya menerima Roh Kudus, demikian juga Roh

Kudus akan terus menerus memelihara kehidupan di dalam jiwa orang percaya

dan tidak akan menghentikan pekerjaan-Nya. Orang percaya merupakan

24
tempat kediaman Roh, dan hanya dengan pimpinan Roh setiap hari orang

percaya dapat berjalan sebagai anak-anak Allah.

3. Gereja sebagai Tubuh Kristus

Perlu kita ketahui bahwa Tuhan menciptakan manusia sebagai umat bukan

hanya sebagai pribadi-pribadi yang percaya kepada-Nya. Paulus

menggambarkan Gereja seperti halnya satu bangunan, satu bait Allah. Kristus

adalah batu penjurunya. Di dalam Kristus, "seluruh bangunan dirangkai

menjadi satu dan didirikan sebagai bait Tuhan yang Kudus" (Efesus 2:21).

Melalui persekutuan dan sakramen Perjamuan Kudus yang menyertainya,

orang-orang percaya, yang adalah anggota-anggota Tubuh Kristus, dikuatkan

dan dimampukan untuk saling membantu dalam mengatasi kesulitan hidup di

dunia ini. Dengan demikian, maka umat Tuhan menjadi kesaksian sebagai bau

yang harum bagi kerajaan-Nya di dunia (Efesus 4:16; Galatia 6:2).

4. Keluarga

Keluarga adalah tempat anak-anak Tuhan secara jasmani dilahirkan dan

dibesarkan. Di dalam keluarga merupakan tempat untuk bertumbuh,

menyangkut tubuh, akal budi, hubungan sosial, kasih dan rohani. Manusia

diciptakan menurut gambar Allah sehingga mempunyai potensi untuk

bertumbuh. Keluarga merupakan tempat memberi energi, perhatian,

komitmen, kasih dan lingkungan yang kondusif untuk bertumbuh dalam

segala hal ke arah Yesus Kristus. Melalui keluarga Kristen inilah Allah

memberikan tanggung jawab kepada orang tua untuk mendidik dan

membesarkan mereka dalam takut akan Allah dan mencintai firman Tuhan

25
(Ulangan 6, Kisah Para Rasul 16:31). Karakter, tata nilai, dan cara beriman

muncul dan berkembang dari keluarga dimana sesorang dibesarkan dan

bertumbuh. Selain itu betapa pentingnya kehidupan keluarga yang baik, yang

sesuai dengan prinsip Alkitab (2 Timotius 3:16-17). Syarat ini diperlukan

untuk membentuk generasi yang berkarakter mulia sesuai dengan kehendak

Allah.

5. Pendidikan Agama Kristen

pendidikan Agama Kristen berfungsi sebagai penyampaian kebenaran yang

dinyatakan Tuhan dalam Alkitab. Yang terpenting bagi siswa adalah supaya

mereka mengetahui dan mengakui pokok-pokok kepercayaaan Agama Kristen

itu. Arti yan sedalamnya dari pendidikan Agam Kristen, bahwa dengan

menerima pendidikan itu, semua siswa memasuki persekutuan iman yang

hidup dengan Tuhan, dan didalam diri siswa terhisab pula pada persekutuan

jemaatnya yang mengakui dan mempermuliakan nama-Nya disegala waktu

dan tempat. Pendidikan Agama Kristen di temukan dua aliran pikiran yaitu:

Aliran yang mengutamakan aspek pengajaran dan aspek pengalaman

keagamaan. Pengajaran atau pendidikan itu hendak membangunkan

kepercayaan kristen dalam diri para siswa dengan jalan pengetahuan.

d. Indikator Pertumbuhan Iman

26
Seorang Kristen yang dewasa dalam iman akan senantiasa berusaha untuk

memfokus hidupnya kepada Tuhan. Demikianlah ciri-ciri seorang yang dewasa

iman.26

1. Mengenal Allah lebih dalam

Dalam Filipi 3:10b dituliskan, "di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam

kematian-Nya," ayat ini menguraikan bahwa setiap kita harus menjadi serupa

dengan Kristus. Bagaimana cara kita untuk menjadi serupa dengan Allah?

Caranya adalah kita harus mengenal Allah lebih dalam. Supaya kita dapat

mengenal Allah lebih dalam kita dapat membaca Alkitab, memuji Tuhan

dengan nyanyian rohani dan melibatkan diri dalam mengikuti ibadah sehingga

menjadi teladan seperti Yesus kristus yang telah menjadi teladan bagi

umatnya, dan menjalin hubungan yang intim dengan Allah.

2. Menghasilkan buah

Yesus adalah pokok anggur dan kita adalah ranting-rantingnya. Ia mau kita

berbuah. Buah yang dimaksudkan diantaranya: Buah Roh, buah pelayanan dan

buah jiwa-jiwa yang diselamatkan (lewat kesaksian/penginjilan). Hanya orang

yang melekat pada Kristus dan yang mau terus dibersihkan yang dapat terus

berbuah (Yoh 15:2-4). Allah tidak ingin agar kehidupan kita mengalir begitu

saja, tetapi Allah telah menciptakan masing-masing kita sebagai ciptaan yang

26
Endang H. Sumantri, Pembinaan Generasi Muda, Jakarta: BPK Gunung Mulia , 2004.
Hal 70.

27
khusus, dan ia mengutuskan kita untuk melakukan satu hal mengabarkan injil

yang berbuah harum di depan sesama.

3. Hidup untuk memberi dan melayani

Yesus Kristus datang ke dunia bukan untuk dilayani, tetapi untuk melayani.

Itulah yang tertulis dalam Markus 10:45. Sebagaimana Kristus telah

memberikan nyawanya bagi kita dan melayani semua orang, maka kita

haruslah melakukan hal sama. Kita dapat memberikan pertolongan kepada

sesama kita dan terus menanamkan rasa melayani Tuhan dan sesama dengan

sepenuh hati. Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau

perbuatan lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil

mengucap syukur kepada Allah, Bapa kita, ( Kolose 3: 17).

4. Menjalani perintah Tuhan

Kata "perintah" mungkin membuat kita berpikir tentang sepuluh Perintah

hukum taurat, sebuah daftar "Janganlah"Allah tidak hanya memberi tahu kita apa

yang seharusnya tidak kita lakukan, tetapi Dia juga memberi tahu kita apa yang

harus kita lakukan. Harapan terbesar-Nya adalah kebahagiaan kekal kita, sehingga

kita dapat yakin bahwa perintah-perintah-Nya bukanlah peraturan yang ketat,

tetapi merupakan bimbingan ilahi yang bertujuan untuk melindungi kita dari

bahaya dan membawa kita menuju cara hidup yang lebih baik.

e. Dua Perintah Besar

Kepatuhan kita pada perintah-perintah Allah datang dari hasrat kita untuk

menunjukkan kasih kita kepada-Nya, kepada sesama manusia, dan kepada diri

28
kita sendiri. Ketika Yesus Kristus berada di bumi, seorang pria bertanya, "hukum

manakah yang terutama dalam hukum Taurat?" Yesus menjawab,

1. Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap

jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan

yang pertama.

2. Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum

inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi" (Matius

22:36‒40).

3. Yesus Kristus mengajarkan kepada kita dalam beberapa baris ini bahwa

inti dari semua “lakukanlah dan janganlah” ini adalah fokus pada

mengasihi Allah dan mengasihi orang-orang di sekitar kita. Ketika kita

memikirkan tentang perintah-perintah yang tertulis di bawah ini, ada

baiknya mempertimbangkan bagaimana setiap perintah tersebut berkaitan

dengan kedua hukum dasar ini.

Melalui doa, kita dapat mendekatkan diri kepada Allah, mendapatkan

jawaban terhadap pertanyaan kita dan mendapatkan kedamaian.

Siapa pun dapat melakukannya, di mana saja dan kapan saja. Baik

berlutut, duduk ataupun berdiri, berdoa dengan bersuara atau di dalam hati,

berdoa dalam kelompok atau sendirian, Allah akan mendengar dan

menjawab kita. Doa sangatlah mudah dan sederhana, kita mungkin tidak

menghargai betapa itu merupakan hak istimewa. Itu merupakan jalur

komunikasi langsung dengan Bapa Surgawi yang ingin membantu kita

29
dengan semua masalah dan pertanyaan kita. Meskipun Dia tidak selalu

menjawab langsung atau dengan cara yang kita harapkan, kita percaya

tulisan suci yang berkata, "Mintalah, maka akan diberikan kepadamu;

carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan

bagimu" (Matius 7:7).27

Kita diperintahkan untuk sering berdoa karena semakin sering kita berbicara

dengan Allah, semakin kita menjadi terbuka untuk menerima bimbingan-Nya

melalui tantangan yang kita hadapi. Ini merupakan contoh bagaimana berkat-

berkat dari perintah-perintah jauh lebih besar daripada upaya yang dibutuhkan.

27
https: // www.mormon.org/ind/perintah-perintah Allah . diakses pada tanggal 13 mei 2016

30
31
B. Kerangka Berpikir

Berdasarkan kajian teori tentang Peranan Guru Pak Sebagai

Pembimbing Terhadap Pertumbuhan Iman Kristen Siswa kelas VIII SMPN

I Tabundung, maka rumusan kerangka atau metode berpikir sebagai

berikut: Peranan Guru Pak Sebagai Pembimbing dalam kegiatan belajar

mengajar sangat diperlukan untuk membimbing siswa sehingga siswa akan

terus bertumbuh dan berkembang dalam pertumbuhan iman Kristen.

Semakin guru PAK membimbing terutama dalam pertumbuhan iman siswa

maka semakin berkembang pula tingkat kepercayaan dan keimanan siswa.

Peranan Guru Pak Sebagai Pembimbing memiliki peranan yang

menentukan dalam mendorong siswa untuk belajar dengan penuh perhatian

dan konsentrasi dalam menerima pelajaran, sehingga tercapai tujuan yang

diharapkan oleh siswa yaitu hasil belajarnya yang ditunjukkan dengan

tingkat keimanan, merubaha karakter yang lebih baik atau tingkah laku

siswa yang mencerminkan iman Kristen dalam kehidupan sehari-hari.

Dari keterangan tersebut, maka dalam penelitian ini peneliti

terdorong untuk meneliti tentang Peranan Guru Pak Sebagai Pembimbing

Terhadap Pertumbuhan Iman Kristen Siswa kelas VIII SMPN I Tabundung

Kabupaten Sumba Timur. Adapun indikator yang digunakan dalam

mengukur tingkat keberhasilan Guru Pak Sebagai Pembimbing adalah

terjadinya perubahan sikap dan tingkah laku siswa dalam kehidupan sehari-

hari.

32
Sedangkan indikator yang digunakan untuk mengukur Pertumbuhan

Iman Kristen Siswa adalah hasil belajar PAK Siswa kelas VIII SMPN I

Tabundung yang meningkat.

C. Hipotesis Penelitian

Dalam suatu penelitian, rumusan hipotesis sangat penting.

Hipotesis merupakan kesimpulan sementara yang masih harus diuji

kebenarannya. Adapun hipotesis yang diajukan adalah: Diduga terdapat

pengaruh yang positif dan signifikan Peranan Guru Pak Sebagai

Pembimbing Terhadap Pertumbuhan Iman Kristen Siswa kelas VIII

SMPN I Tabundung.

33
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab ini diuraikan secara berurutan tentang hal-hal yang berkaitan

dengan metodologi penelitian yang meliputi tujuan penelitian, tempat dan waktu

penelitian, metode penelitian, populasi dan sampel penelitian, variabel penelitian,

teknik pengumpulan data, pengembangan instrumen penelitian, teknik analisa

data, dan hipotesa statistik.

A. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara empiris serta mendalam

tentang Peranan Guru PAK Sebagai Pembimbing Terhadap Pertumbuhan Iman

Siswa Kelas VIII SMPN 1 Tabundung.

B. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, berjenis deskriptif dan

asosiatif. Dikatakan pendekatan kuantitatif karena pendekatan yang digunakan

dalam usulan penelitian, proses, hipotesis, turun ke lapangan, an alisis data dan

kesimpulan data sampai dengan penulisannya menggunakan aspek pengukuran,

perhitungan, rumus dan kepastian data numerik. Penelitian ini merupakan

penelitian deskriptif karena bertujuan membuat pencenderaan dan lukisandekripsi

mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat suatu populasi atau daerah tertentu secara

34
sistematik, faktual dan teliti.28Sedangkan dikatakan asosiatif karena penelitian ini

menghubungkan dua variabel atau lebih.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMPN 1 Tabundung Kecamatan Tabundung

Kabupaten Sumba Timur. Adapun tempat ini dipilih sebagai tempat untuk

melakukan penelitian, karena penulis tertarik untuk meneliti mengenai peranan

Guru PAK Sebagai Pembimbingdan dampaknya terhadap pertumbuhan iman

siswa. Adapun waktu penelitian ini dilaksanakan sejakbulan Januari sampai bulan

Agustus tahun 2016.

D. Metode Penelitian

Metode ini berupa metode kuantitatif karena data penelitian berupa

angka-angka dan analisis menggunakan statistika.29Statistika adalah istilah yang

berasal dari bahasa Italia, yaitu Statista yang berarti ‘negarawan’. Statistika adalah

metode, teknik, dan prosedur dalam pengolahan data serta penafsiran dan

pengambilan keputusan atas sekelompok data.

Dalam rangka pencapaian tujuan penelitian ini data dan informasi

dikumpulkan dalam penelitian skripsi ini, peneliti menggunakan beberapa

metodologi penelitian sebagai berikut.

1. Library Research (Penelitan Kepustakaan)

26
Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, metodologi penelitian, (Jakarta: PT Bumi
Akasara, 2007),hlm5.
29
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. (Bandung: Alfabeta,
2012),hal 7.

35
Peneliti berupaya membaca, mencatat data pengetahuan informasi tertulis

dalam buku-buku referensi yang berhubungan dengan judul skripsi tersebut di

Perputakaan STT-Terpadu Waingapu dan buku pribadi.

2. Field Research (Penelitan Lapangan

Penelitian langsung ke lapangan sebagai berikut:

a. Observasi (pengamatan langsung lapangan) Peranan Guru PAK Sebagai

Pembimbing Terhadap Pertumbuhan Iman Siswa Kelas VIII SMPN 1

Tabundung.

b. Survey dengan cara menyebarkan angket kepada siswa/siswi kelas VIII

SMPN 1 Tabundung. Angket yang akan diberikan kepada responden

adalah angket tertutup, artinya angket yang disajikan dalam bentuk yang

sudah disajikan jawabannya, sehingga responden hanya memberi tanda

cek list (√) pada setiap jawaban yang sesuai. Menurut Sugiyono

berdasarkan tingkat eksplanasinya, maka penelitian ini digolongkan

sebagai penelitian asosiasi yaitu penelitian yang bertujuan untuk

mengetahui pengaruh antara dua variabel atau lebih.30

E. Populasi dan Sampel Penelitian

Dalam bagian ini akan dibahas tentang jumlah populasi yang digunakan

sebagai subjek dalam penelitian serta besar sampel penelitian.

1. Populasi Penelitian

30
Ibid, hal 9

36
Menurut Arikunto bahwa Populasi penelitian adalah wilayah generalisasi

(kesimpulan sampel dilakukan ke populasi dimana sampel tersebut

diambil) terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

kemudian ditarikkesimpulannya.31 Atau secara sederhana populasi dapat

diartikan sebagai kelompok besar dan wilayah yang menjadi lingkup

penelitian.32 Populasi bukan hanya orang, tetapi juga objek atau subyek

yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang

dimiliki oleh obyek atau subyek tersebut.33 Populasi penelitian ini adalah

Siswa/siswi Kelas VIII SMPN I Tabundung.

2. Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswa kelas VIII SMPN 1

Tabundung sebanyak 60 orang.penulis menentukan sampel penelitian dengan

dasarkan pada teori Yount dan Arikunto,yang menetapkan bahwa jika jumlah

populasi < 100 orang,maka jumlah sampel diambil 100% dari populasi(diambil

seluruhnya)34. Jadi sampel dari 60 orang populasi sebanyak 60 siswa.

3. Teknik Pengambilan Sampel

31
Suharsimi arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. (Jakarta : Rineka
Cipta, 2006), 125.
32
Mikha Agus Widiyanto.Statistika.(Bandung : Kalam Hidup, 2014), 23-24.
33
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, (Bandung: Alfabeta, 2004), 11.
34
Ibid,. hal 128

37
Menurut Arikunto apabila populasi kurang dari 100 lebih baik di ambil
35
semuanya sehingga penelitian merupakan penelitian popoulasi. jadi

pengambilan sampel dalam penelitian menggunakkan teknik Probability sampling

yaitu teknik sampling yang dilakukan dengan memberikan peluang atau

kesempatan kepada seluruh anggota populasi untuk dijadikan sampel.

F. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu variabel dependen atau

variabel terikat yaitu Guru PAK Sebagai Pembimbing (X) dan satu variabel

independen atau variabel bebas yaitu Pertumbuhan Iman Siswa (Y). Variabel

independen (variabel bebas) adalah variabel yang mempengaruhi variabel

lain.36Sedangkan variabel dependen (terikat) adalah variabel yang keberadaannya

dipengaruhi oleh variabel lain.

1. Variabel Dependen (X) :Guru PAK Sebagai Pembimbing

2. Variabel Independen (Y) : Pertumbuhan Iman Siswa

Asumsi dalam penelitian ini adalah bahwa variabel dependen atau variabel

terikat (Guru PAK Sebagai Pembimbing) diperkirakan memberi pengaruh

terhadap variabel independen atau variabel bebas (Pertumbuhan Iman Kristen

Siswa).

35
Suharsimi Arikunto, Loc.Cit hal 130
36
Mikha Agus Widyanto, Op.Cit,. hal 67

38
G. Hubungan Antara Variabel

Hubungan antar variabel dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai

berikut :

Gambar 3.1

Hubungan Antar Variabel X Variabel dengan Y37

ryx
X Y
Keterangan:

X : Guru PAK Sebagai Pembimbing

Y : Pertumbuhan Iman Siswa

ryx : Korelasi antara Peranan Guru PAK Sebagai Pembimbing Terhadap

Pertumbuhan Iman Kristen Siswa Kelas VIII SMPN 1 Tabundung.

H. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan angket tertutup. Angket

tertutup adalah angket yang pilihan jawaban telah disediakan oleh peneliti dan

responden hanya memilih dari pilihan jawaban yang tersediakan. 38 Angket dalam

penelitian ini terdiri dari angket tentang Peranan Guru PAK Sebagai Pembimbing

Terhadap Pertumbuhan Iman Siswa Kelas VIII SMPN 1 Tabundung. Adapun

ringkasan dari teknik pengumpulan data sebagai berikut:

37
Ibid,. hal 82
38
Mikha Agus Widiyanto, Op.Cit.,98.

39
Tabel 3.2

Teknik Pengumpulan Data

Variabel Model Interval Unit Analisis Sumber

Skala Analisis

Peranan Guru Siswa kelas VIII SMPN 1

PAK Sebagai Likert 1-5 VIII SMPN 1 Tabundung

Pembimbing (X) Tabundung

Pertumbuhan Siswa kelas VIII SMPN 1

Iman Siswa (Y) Likert 1-5 VIII SMPN 1 Tabundung

Tabundung

I. Pengembangan Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini terdiri dari instrumen variabel Peranan

Guru PAK Sebagai Pembimbing Terhadap Pertumbuhan Iman Siswa Kelas VIII

SMPN 1 Tabundung. Model skala yang digunakan adalah skala Likert. Skala

Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau

sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan skala Likert, maka variabel

yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator. Kemudian indikator tersebut

dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat

berupa pernyataan atau pertanyaan. Pernyataan atau pertanyaan yang dibuat dalam

40
bentuk kalimat positif dan kalimat negatif. Namun peneliti hanya menggunakan

kalimat positif dalam setiap pernyataan.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan lima options atau pilihan

jawaban. Adapun penilaian dari setiap opsi yang dipilih sebagai berikut:

Tabel 3.3

Skor Untuk Skala Likert

Kalimat Positif Kalimat Negatif

Selalu 5 Selalu 1

Sering 4 Sering 2

Kadang – kadang 3 Kadang – kadang 3

Pernah 2 Pernah 4

Tidak pernah 1 Tidak pernah 5

Instrumen sebagai alat untuk mendapatkan data harus memenuhi syarat-

syarat tertentu yaitu sahih (Valid) dan handal (Reliabel). Instrumen dapat

dikatakan valid apabila memiliki validitas yang tinggi, sebaliknya instrumen yang

tidak valid atau kurang valid memiliki validitas yang rendah. Sebuah instrumen

dikatakan valid apabila dapat mengukur apa yang hendak diukur. Dalam

penelitian ini dilakukan pengujian validitas yang meliputi validitas isi (content

validity) dan validitas butir (Itemvalidity). Validitas isi yang dipergunakan adalah

face validity dan logical validity, yang pelaksanaan divalidasi oleh pembimbing

skripsi sebagai rational judgment. Sedangkan validitas butir, yaitu dilakukan

41
untuk menilai apakah suatu butir instrumen valid atau tidak yang dilakukan

dengan adanya korelasi antara butir yang dicari koefisien validitasnya dengan

skor total instrumen. Pengujian validitas butir dilakukan dengan analisis statistik,

yaitu dengan rumusan korelasi Pearson Product Moment. Dimana sebuah

pernyataan atau pertanyaan dapat dikatakan valid jika mempunyai korelasi yang

tinggi terhadap skor total pernyataan atau pertanyaan.

Reliabilitas merupakan istilah yang dipakai untuk menunjukkan sejauh

mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten jika alat ukur digunakan berulang

kali. Dalam arti instrumen atau alat ukur tersebut jika digunakan untuk mengukur

obyek yang sama secara berulang-ulang akan menghasilkan data yang sama.

Teknik yang digunakan dalam analisis validitas dan reliabilitasdigunakan program

komputer, yaitu Excel dan SPSS3922 for windows. Sedangkanpengujian

reliabilitas instrument ini dilakukan dengan rumusAlpha Cronbach. Adapun

penyusunan instrumen penelitian ini sebagai berikut:

1. Instrumen Guru PAK Sebagai Pembimbing (X)

a. Definisi Konseptual

Guru Pendidikan Agama Kristen (PAK) sebagai pembimbing adalah

seorang pendidik yang mengajarkan tentang pokok-pokok ajaran Iman Kristen

yang dinyatakan Tuhan didalam Alkitab. Seorang Kristen yang dewasa dalam

iman akan senantiasa berusaha untuk memfokus hidupnya kepada Tuhan.

Demikianlah ciri-ciri seorang yang dewasa iman.

39
SPSS adalah kepanjangan dari Statistical Product and Service Solution.

42
b. Definisi Operasional

Guru Pendidikan Agama Kristen (PAK) sebagai pembimbing adalah

seorang pendidik yang mengajarkan tentang pokok-pokok ajaran Iman Kristen

yang dinyatakan Tuhan didalam Alkitab. Untuk itu dapat diukur dari indikator (1)

Guru mengenal murid - muridnya, (2) Guru menolong murid – muridnya untuk

mengenal Tuhan, (3) Guru mengasihi murid – muridnya.

c. Kisi-kisi Instrumen

Kisi-kisi instrumen Guru PAK Sebagai pembimbing dalam penelitian ini

sebagai berikut:

Tabel 3.6

Kisi-kisi Instrumen Guru PAK Sebagai Pembimbing (X)

Jumlah
No. Butir
Variabel Indikator instrumen Positif Negatif
(+) (-)
Guru PAK Guru mengenal 1,2,3,4,5 1,2,5 3,4
Sebagai murid – muridnya
Pembimbing

Guru menolong 6,7,8,9,10 6,7,8,9 10


murid – muridnya
untuk mengenal
Tuhan

43
Guru mengasihi 11,12,13,14,15 11,14,15 12,13
murid – muridnya

Jumlah 15 10 5

d. Uji Coba Instrumen

Sebelum digunakan sebagai alat pengumpulan data, terlebih dahulu

instrumen ini diuji cobakan kepada responden sebanyak 60 orang untuk

menentukan butir yang dicari koefisien validitasnya dinyatakan valid atau tidak,

dengan membandingkan r hitung dengan r tabel pada taraf signifikan 𝛼 =

0,05. jika hasil perhitungan ternyata r hitung ≥ 𝑟 tabel maka butir instrumen

dianggap valid, sebaliknya jika r hitung < r tabel maka dianggap tidak valid

(invalid atau drop), sehingga butir instrumen tidak dapat digunakan dalam

penelitian. Dengan jumlah data sebanyak 15 maka besarnya r tabel sebagai

kriteria untuk menyatakan suatu butir valid atau drop sebesar 0,254.

Dari hasil uji validitas instrumen yang dilakukan dengan dua kali

pengujian diperoleh informasi sebagai berikut: pada pengujian pertama

didapatkan hasil bahwa dari 15 butir diperoleh butir yang valid sebanyak 15 butir,

sedangkan yang drop sebanyak 0 butir. Dengan demikian instrumen kepribadian

guru secara kualitatif terdiri dari 15 butir yang semuanya valid (lihat di lampiran).

Selanjutnya setelah pengujian validitas, maka butir yang valid dihitung

koefisien reliabilitasnya. Untuk menentukan bahwa instrumen dinyatakan reliabel

atau tidak, maka dilakukan dengan membandikan koefisien reliabilitas (r∥) dengan

44
0,7. Jika hasil perhitungan ternyata r ∥≥ 0,7 maka instrumen dianggap reliabel,

sebaliknya jika r ∥< 0,7 maka dianggap tidak reliabel.

Dari pengujian validitas diperoleh butir yang valid 15 butir, selanjutnya

dihitung koefisien reliabilitasnya. Dari perhitungan reliabilitas, diperoleh

koefisien reliabiitas sebesar 0,262 (lihat pada lampiran). Oleh karena koefisien

reliabilitas lebih besar dari 0,7 maka dinyatakan bahwa instrumen Guru PAK

Sebagai Pembimbingsecara kualitatif reliabel, dalam arti apabila digunakan untuk

mengukur hal yang hampir sama atau sama. Dengan demikian, instrumen Guru

PAK Sebagai Pembimbingsecara kualitatif telah memenuhi syarat untuk

digunakan sebagai alat pengumpulan data.

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 60 100,0

Excludeda 0 ,0

Total 60 100,0

a. Listwise deletion based on all

variables in the procedure.

Reliability Statistics

45
Cronbach's

Alpha N of Items

,262 15

Tabel 3.7

Kalibrasi Instrumen Guru PAK Sebagai Pembimbing (X)

Ortogonal
No. Butir
Indikator 1 2
Instumn
Valid Drop Valid Drop

Guru mengenal murid – 1,2,3, - 1,2,3,4, - 1,2,3,4,5

muridnya 4,5 5

46
Guru menolong murid 6,7,8, - 6,7,8,9, - 6,7,8,9,10

– muridnya untuk 9,10 10

mengenal Tuhan

Guru mengasihi murid 11,12, - 11,12,1 11,12,13,14,1

– muridnya 13,14, 3,14,15 5

15

Total 15 - 15

e. Instrumen Final

Berdasarkan pengujian validitas dan reliabilitas, maka instrumen final

Guru PAK Sebagai Pembimbingterdiri dari 15 butir yang terdiri dari No.

1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15 Penempatan instrumen final ini dapat dilihat

pada lampiran.

J. Teknik Analisa Data

Teknik analisa data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah analisis

deskriptif dan analisis inferensial. Sebelum dilakukan analisis inferensial maka

terlebih dahulu diuji persyaratan analisis.

1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptf dilakukan untuk mencari koefisien mean, median,

modus, simpangan baku, varians, nilai maksimum dan minimum, distribusi

47
frekuensi, dan pembuatan histogram dari skor setiap variabel penelitian40 dan

analisis deskriptif juga adalah analisis yang digunakan untuk menganalisa data

dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul

sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk

umum atau generalisasi 41

2. Analisis Inferensial

Analisis inferensial dalam penelitian ini digunakan dengan tujuan supaya

hasil penelitian dapat dibuat kesimpulan yang dapat digeneralisasi dari pengujian

hipotesis yang diajukan. Analisis inferensial adalah teknik analisis yang

digunakan untuk menganalisa data sampel dan hasilnya diperlakukan untuk

populasi. Sebelum dilakukan analisis inferensial, terlebih dahulu dilakukan uji

persyaratan seperti uji normalitas, dan linearitas regresi. Tujuan melakukan uji

normalitas adalah untuk mengetahui apakah data dari masing-masing variabel

berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Sedangkan linearitas regresi

untuk mengetahui apakah persamaan regresinya berbentuk linear.42

Uji inferensial digunakan untuk menguji hipotesis yang meliputi uji

korelasi dan regresi sederhana. Dalam pengujian ini menggunakan program

komputer Excel dan SPSS 22 for windows.

K. Hipotesa Statistik Penelitian

Hipotesis statistik dalam penelitian ini sebagai berikut:

40
Muhammad Nisfiannor. Pendekatan Statistik Modern untuk Ilmu Sosial ( Jakarta : Salemba
Humanika, 2009), 4
41
Sugiyono, Metode Penelitian Kuatitatif dan Kualitatif R&D ,( Bandung : Alabeta, 2012 ), 147
42
Sugiyono, Metode Penelitian Kuatitatif dan Kualitatif R&D ,( Bandung : Alabeta, 2012 ), 148.

48
Ho : 𝜌𝑦𝑥 = 0

Ha :𝜌𝑦𝑥≠ 0

Keterangan :

Ho : Hopotesa Nol

Ha : Hipotesa Alternatif

𝜌𝑦𝑥 : Koefisien kolerasi antaraGuru PAK Sebagai Pembimbing dengan

Pertumbuhan Iman Siswa.43

Dibawah ini dapat dilihat juga untuk menafsirkan data presentasi

Koefisien Korelasi digunakan pedoman untuk mempresentasi makna prensentase

Koefisien Korelasi. Pedoman tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 3.9

Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi Antara

Peranan Guru PAK Sebagai Pembimbing dengan Pertumbuhan Iman Siswa

Interval Koefisien Makna

0,00-0,25 Sangat rendah

0,26-0,50 Rendah

0,51-0,75 Tinggi

0,76-1,00 Sangat tinggi

2. Indikator Pertumbuhan Iman Siswa(Y)

a. Definisi Konseptual

43
Ibid,. Hal 69

49
Pertumbuhan Iman merupakan suatu sikap hidup seorangterus menerus

diubah dan dibentuk hingga mencapai tujuan utama yaitu kedewasaan

rohani/iman yaitu menjadi serupa dengan Kristus.

b. Definisi Operasional

Pertumbuhan Iman merupakan suatu sikap hidup seorangterus menerus

diubah dan dibentuk hingga mencapai tujuan utama yaitu kedewasaan rohani/iman

yaitu menjadi serupa dengan Kristus. Untuk itu dapat diukur dari indikator (1)

mengenal Allah Lebih dalam, (2) menghasilkan buah, (3)hidup untuk memberi

dan melayani serta (4) menjalani perintah Tuhan.

c. Kisi-kisi Instrumen

Kisi-kisi instrumen Pertumbuhan Iman siswa sebagai berikut:

Tabel 3.4

Kisi-kisi Instrumen Pertumbuhan Iman Siswa(Y)

Variabel Indikator No. Butir Jumlah butir


instrumen
Positif Negatif
(+) (-)
Pertumbu Mengenal 16,17,18,19,20 16,17,18,19, 20
han Iman Allah lebih ,21 21
Siswa (Y) dalam

Menghasilka 22,23,24,25,26 22,24,25,27 23,27


n buah ,27
Hidup untuk 28,29,30,31,32 28,30,31,32, 29,33,35
memberi dan ,33,34,35 34
melayani
Menjalani 36,37,38,39,40 36,37,38,40 39,41
perintah ,41
Tuhan
26 18 8

50
d. Uji Coba Instrumen (Kalibrasi)

Sebelum digunakan sebagai alat pengumpulan data, terlebih dahulu

instrumen ini diujicobakan kepada responden sebanyak 60 orang anak. Untuk

menentukan butir yang dicari koefisien validitasnya dinyatakan valid atau tidak,

dengan membandingkan r hitung dengan r tabel pada taraf signifikan 𝛼 =

0,05. Jika hasil perhitungan ternyata r hitung ≥ 𝑟 tabel maka butir instrumen

dianggap valid, sebaliknya jika r hitung < r tabel maka dianggap tidak valid

(invalid atau drop), sehingga butir instrumen tidak dapat digunakan dalam

penelitian. Dengan jumlah data sebanyak 60 maka besarnya r tabel sebagai

kriteria untuk menyatakan suatu butir valid atau drop sebesar 0,254.

Dari hasil uji validitas instrumen yang dilakukan dengan dua kali

pengujian diperoleh informasi sebagai berikut: pada pengujian pertama

didapatkan hasil bahwa dari 26 butir diperoleh butir yang valid sebanyak 22

nomor, sedangkan yang drop sebanyak 4 nomor yaitu no : 2,4,9,10 Oleh karena

masih didapatkan butir yang drop, maka 22 butir yang valid pada pengujian

pertama dilakukan pengujian validitas kedua. Dari pengujian validitas kedua

diperoleh hasil bahwa semua butir telah valid. Dengan demikian instrumen

pertumbuhan iman Kristen terdiri dari 22 butir yang semuanya valid (lihat di

lampiran).

Selanjutnya setelah pengujian validitas, maka butir yang valid dihitung

koefisien reliabilitasnya. Untuk menentukan bahwa instrumen dinyatakan reliabel

51
atau tidak, maka dilakukan dengan membandingkan koefiosien reliabilitas (r∥)

dengan 0,7. Jika hasil perhitungan ternyata r ∥≥ 0,7 maka instrumen dianggap

reliabel, sebaliknya jika r ∥< 0,7 maka dianggap tidak reliabel.

Dari pengujian validitas diperoleh butir yang valid 22 butir, selanjutnya

dihitung koefisien reliabilitasnya. Dari perhitungan reliabilitas, diperoleh

koefisien reliabilitas lebih besar dari 0,7 yaitu 0,262 maka dinyatakan bahwa

instrumen pertumbuhan iman, dalam arti apabila digunakan untuk mengukur hal

yang sama pada obyek yang sama dengan waktu yang berbeda akan menghasilkan

data yang hampir sama atau sama. Dengan demikian, instrumen Peranan Guru

PAK Sebagai Pembimbing Terhadap Pertumbuhan Iman Siswa telah memenuhi

syarat untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data.

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 60 100,0

Excludeda 0 ,0

Total 60 100,0

a. Listwise deletion based on all

variables in the nprocedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

52
,262 22

Tabel 3.5

Kalibrasi Instrumen Pertumbuhan Iman Siswa(Y)

Ortogonal

Indikator No.Butir Instrumen


1 2
Valid Dro Valid Drop
p
Mengenal Allah 16,18, 17, 16,18, - 16,17,18,19,20,21
lebih dalam 20,21 19 20,21

Menghasilkan 22,23, 24, 22,23, - 22,23,24,25,26,27


buah 26,27 25 26,27

Hidup untuk 28,29, - 28,29, - 28,29,30,31,32,33,34,35


memberi dan 30,31, 30,31,
melayani 32,33, 32,33,
34,35 34,35
Menjalani 36,37, - 36,37, - 36,37,38,39,40,41
perintah Tuhan 38,39, 38,39,
40,41 40,41

53
Total 22 4 22 0 26

e. Instrumen Final

Berdasarkan pengujian validitas dan reliabilitas, maka instrumen final

Pertumbuhan Iman Siswa (Y) terdiri dari 22 butir yang terdiri dari No.

16,18,20,21, 22,23,26,27,28,29,30,31,32,33,34,35,36,37,38,39,40,41. Penempatan

instrumen final ini dapat dilihat pada lampiran.

f. Teknik Analisa Data

Teknik analisa data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah analisis

deskriptif dan analisis inferensial.Sebelum dilakukan analisis inferensial maka

terlebih dahulu diuji persyaratan analisis.

1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptf dilakukan untuk mencari koefisien mean, median,

modus, simpangan baku, varians, nilai maksimum dan minimum, distribusi

frekuensi, dan pembuatan histogram dari skor setiap variabel penelitian44 dan

analisis deskriptif juga adalah analisis yang digunakan untuk menganalisa data

dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul

sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk

umum atau generalisasi 45

2. Analisis Inferensial

44
Muhammad Nisfiannor. Pendekatan Statistik Modern untuk Ilmu Sosial ( Jakarta : Salemba
Humanika, 2009), hal 4
45
Sugiyono, Op.Cit,. hal147

54
Analisis inferensial dalam penelitian ini digunakan dengan tujuan supaya

hasil penelitian dapat dibuat kesimpulan yang dapat digeneralisasi dari pengujian

hipotesis yang diajukan.Analisis inferensial adalah teknik analisis yang

digunakan untuk menganalisa data sampel dan hasilnya diperlakukan untuk

populasi. Sebelum dilakukan analisis inferensial, terlebih dahulu dilakukan uji

persyaratan seperti uji normalitas, dan linearitas regresi.Tujuan melakukan uji

normalitas adalah untuk mengetahui apakah data dari masing-masing variabel

berasal dari populasi yang berdistribusi normal.Sedangkan linearitas regresi untuk

mengetahui apakah persamaan regresinya berbentuk linear.46

Uji inferensial digunakan untuk menguji hipotesis yang meliputi uji

korelasi dan regresi sederhana.Dalam pengujian ini menggunakan program

komputer Excel dan SPSS 22for windows.

Dibawah ini dapat dilihat juga untuk menafsirkan data presentasi

Koefisien Korelasi digunakan pedoman untuk mempresentasi makna prensentase

Koefisien Korelasi. Pedoman tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 3.9

Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefesien Tingkat Hubungan


0,00-0,199 Sangat Rendah
0,20-0,399 Rendah
0,40-0,599 Sedang Atau Cukup
0,60-0,799 Tinggi Atau Baik
0,80-1,00 Sangat Tinggi Atau Sangat Baik

46
Sugiyono,Op.Cit,. hal148.

55
g. Hipotesa Statistik Penelitian

Secara statistik hipotesa penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:

Ho (Hipotesis nol) : r= 0 (berarti tidak ada hubungan)

Ha (Hipotesis alternatif) : r≠ 0 (berarti ada hubungan)

r : Korelasi Antara Guru PAK sebagai pembimbing Terhadap pertumbuhan

Iman Siswa

Dibawah ini dapat lihat untuk menafsirkan data persentasi deskriptif yang

digunakan sebagai pedoman untuk mempresentasi makna presentasi deskriptif.

Pedoman tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.10

Pedoman untuk Interpretasi Makna Prosentase Deskriptif

Prosentase Makna
0-25 Sangat Rendah
26-50 Rendah
51-75 Tinggi
76-100 Sangat Tinggi

56
BAB IV

HASIL PENELITIAN

Dalam Bab ini penulis akan membahas beberapa hal mengenai hasil

penelitian, yaitu Deskripsi Data Setiap Variabel, Pengujian Persyaratan Analisis,

Pengujian Hipotesis, Pembahasan Hasil Penelitian Dan Keterbatasan Penelitian.

A. DESKRIPSI DATA

Penelitian ini dilakukan untuk membuktikan apakah terdapat pengaruh

yang signifikan antara Peranan Guru PAK Sebagai Pembimbing Terhadap

Pertumbuhan Iman Kristen. Untuk mencari pengaruh tersebut maka penulis

menyebarkan angket kepada 60 Responden. Angket tersebut diberi skor sesuai

57
dengan jawaban responden kemudian ditabulasikan dan data dihitung dengan

menggunakan Komputer, Microsoft Office Exel 2007 dan SPSS 22 for window.

1. Deskripsi Variabel pertumbuhan iman siswa

Tabel 4.1

Statistics
Pertumbuhan
iman Siswa(Y)
N Valid 60
Missing 0
Mean 80,4000
Std. Error of Mean 1,30670
Median 81,0000
Mode 72,00a
Std. Deviation 10,12163
Variance 102,447
Skewness -,036
Std. Error of Skewness ,309
Kurtosis -1,005
Std. Error of Kurtosis ,608
Range 38,00
Minimum 61,00
Maximum 99,00
Sum 4824,00
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

58
Berdasarkan data yang telah dikumpulkan dari variabel Pertumbuhan Iman

Siswadidapatkan hasil perhitungan sebagai berikut. Rentang skor empiris

didapatkan 61 sampai 99. Nilai rata-rata (Mean) didapatkan sebesar 80,40.

Standar deviasi (simpangan baku) sebesar 10,122, median (nilai tengah) sebesar

81,00, modus (nilai yang sering muncul) 72 dan range 38,00

Tabel 4.2
Tabel Distribusi Frekuensi Tunggal Variabel Pertumbuhan
Iman Siswa (Y)
Pertumbuhan iman Siswa(Y)
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 61,00 2 3,3 3,3 3,3
65,00 2 3,3 3,3 6,7
66,00 1 1,7 1,7 8,3
67,00 1 1,7 1,7 10,0
68,00 1 1,7 1,7 11,7
69,00 2 3,3 3,3 15,0
70,00 3 5,0 5,0 20,0
71,00 3 5,0 5,0 25,0
72,00 5 8,3 8,3 33,3
73,00 1 1,7 1,7 35,0
74,00 1 1,7 1,7 36,7
77,00 1 1,7 1,7 38,3
78,00 2 3,3 3,3 41,7
79,00 3 5,0 5,0 46,7
81,00 3 5,0 5,0 51,7
82,00 1 1,7 1,7 53,3

59
84,00 3 5,0 5,0 58,3
85,00 3 5,0 5,0 63,3
86,00 5 8,3 8,3 71,7
87,00 1 1,7 1,7 73,3
88,00 2 3,3 3,3 76,7
89,00 2 3,3 3,3 80,0
90,00 1 1,7 1,7 81,7
91,00 1 1,7 1,7 83,3
92,00 2 3,3 3,3 86,7
93,00 3 5,0 5,0 91,7
94,00 1 1,7 1,7 93,3
96,00 1 1,7 1,7 95,0
98,00 1 1,7 1,7 96,7
99,00 2 3,3 3,3 100,0
Total 60 100,0 100,0

Gambar 4.2 Histogram Variabel Pertumbuhan Iman Siswa (Y)

60
Dari tabel dan gambar di atas dapat dijelaskan bahwa subjek penelitian

yang berada pada kelompok rata-rata(80,40) sebanyak 0 orang atau 0%. Subjek

penelitian yang berada di bawah rata-rata(61-79) sebanyak 28 orang atau

46,666%. Sedangkan subjek penelitian yang berada di atas rata-rata(81-99)

sebanyak 32 orang atau 53,333%. Jadi Pertumbuhan Iman Siswa adalah baik, di

tandai dengan 32 jawaban responden atau 53,333% berada pada skor rata-rata dan

di atas rata-rata.

Di bawah ini dapat kita lihat untuk menafsirkan data persentasi deskriptif

digunakan pedoman untuk mempresentasi makna prosentase deskriptif. Pedoman

tersebut dapat dilihat pada table di bawah ini :

Tabel 4.3

Pedoman untuk Interpretasi Makna Prosentase Deskriptif


Pertumbuhan Iman siswa(Y)

Prosentase Makna
0-25 Kurang Baik
26-50 Cukup
51-75 Baik
76-100 Sangat Baik

61
2. Deskripsi Variabel Peranan Guru PAK Sebagai Pembimbing

Tabel 4.3
Deskripsi Variabel Kreativitas Peranan Guru PAK Sebagai Pembimbing
Statistics
Peranan Guru
PAK(X)
N Valid 60
Missing 0
Mean 59,7667
Std. Error of Mean 1,04837
Median 60,0000
Mode 60,00a
Std. Deviation 8,12063
Variance 65,945
Skewness -,500
Std. Error of Skewness ,309
Kurtosis ,563
Std. Error of Kurtosis ,608
Range 37,00
Minimum 36,00
Maximum 73,00
Sum 3586,00
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

62
Berdasarkan data yang telah dikumpulkan dari variabel Peranan Guru

PAK Sebagai Pembimbing didapatkan hasil perhitungan sebagai berikut. Rentang

skor empiris didapatkan 36,00 sampai 73,00. Nilat rata-rata (Mean) didapatkan

sebesar 59,77. Standar deviasi (simpangan baku) sebesar 8,120, median (nilai

tengah) sebesar 60,00, modus (nilai yang sering muncul) 60,00, dan range sebesar

37,00.

Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Tunggal Variabel Peranan Guru PAK Sebagai
Pembimbing (X)

Peranan Guru PAK(X)


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 36,00 1 1,7 1,7 1,7

40,00 1 1,7 1,7 3,3

42,00 1 1,7 1,7 5,0

47,00 1 1,7 1,7 6,7

49,00 1 1,7 1,7 8,3

51,00 3 5,0 5,0 13,3

52,00 1 1,7 1,7 15,0

53,00 1 1,7 1,7 16,7


54,00 3 5,0 5,0 21,7

63
55,00 4 6,7 6,7 28,3

56,00 4 6,7 6,7 35,0

57,00 1 1,7 1,7 36,7

58,00 3 5,0 5,0 41,7

59,00 3 5,0 5,0 46,7

60,00 5 8,3 8,3 55,0

61,00 2 3,3 3,3 58,3

62,00 3 5,0 5,0 63,3

63,00 3 5,0 5,0 68,3

64,00 2 3,3 3,3 71,7

65,00 3 5,0 5,0 76,7

66,00 1 1,7 1,7 78,3

67,00 4 6,7 6,7 85,0

68,00 1 1,7 1,7 86,7

71,00 3 5,0 5,0 91,7

73,00 5 8,3 8,3 100,0

Total 60 100,0 100,0

64
Gambar 3. Histogram frekuensi
Histogram

Dari tabel dan gambar di atas dapat dijelaskan bahwa subjek penelitian

yang berada pada kelompok rata-rata(59,77) sebanyak 0 orang atau 0%. Subjek

penelitian yang berada di bawah rata-rata(36-59) sebanyak 28 orang atau

46,666%. Sedangkan subjek penelitian yang berada di atas rata-rata (60-73)

sebanyak 32 orang atau 53,333%. Jadi Peranan Guru PAK Sebagai Pembimbing

adalah sedang atau cukup, di tandai dengan 32 jawaban responden atau 53,333%

berada pada skor rata-rata dan di atas rata-rata.

65
Di bawah ini dapat kita lihat untuk menafsirkan data persentasi deskriptif

digunakan pedoman untuk mempresentasi makna prosentase deskriptif. Pedoman

tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.3

Pedoman untuk Interpretasi Makna Prosentase Deskriptif


Peranan Guru PAK Sebagai Pembimbing(Y)

Prosentase Makna
0-25 Kurang Baik
26-50 Cukup
51-75 Baik
76-100 Sangat Baik

66
A. Uji Persyaratan Analisis

Sebelum melakukan analisis terhadap hipotesis, terlebih dahulu dilakukan

uji persyaratan analisis yaitu uji normalitas.

1. Uji normalitas

Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui normal tidaknya sebaran data

yang akan di analisis. Uji ini dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorof

Smirnov dengan taraf signifikan 0,05 dengan jumlah responden sebanyak 60 hasil

perhitungan uji normalitas dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.5

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Pertumbuhan Peranan Guru
iman Siswa(Y) PAK(X)
N 60 60
Normal Parametersa,b Mean 80,4000 59,7667
Std. Deviation 10,12163 8,12063
Most Extreme Differences Absolute ,130 ,072
Positive ,130 ,052
Negative -,106 -,072
Test Statistic ,130 ,072
Asymp. Sig. (2-tailed) ,013c ,200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.

Dari tabel di atas, menunjukkan bahwa data variable Peranan Guru

PAK Sebagai Pembimbing berdistribusi normal, karena probabilitasnya

lebih besar dari 0,05 yaitu 0,200>0,05. sedangkan data

variablePertumbuhan Iman Siswa tidak berdistribusi normal karena

probabilitasnya lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,013>0,05. Dari hasil ini dapat

di simpulkan bahwa kedua variabel berdistribusi normal.

67
2. Uji Linearitas

Tabel 4.6

ANOVA
Pertumbuhan iman Siswa(Y)
Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Between Groups 2549,233 24 106,218 1,064 ,426
Within Groups 3495,167 35 99,862
Total 6044,400 59

Dari hasil perhitungan pada tabel diatas didapatkan F hitung 1.064 dengan p-

value signifikan sebesar 0,426. Karena koefisien p-value lebih besar dari 0,05

maka dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi Peranan Guru PAK Sebagai

Pembimbing Terhadap Pertumbuhan iman Kristen yaitu Ỹ=49,809 + 0,124X

berbentuk linear.

B. Pengujian Hipotesis Analisis

Peranan Guru PAK Sebagai Pembimbing Terhadap pertumbuhan Iman

Kristen Di SMP N 1 Tabundung kecamatan Tabundung.

68
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1(Constant)
49,809 8,433 5,906 ,000

Pertumbuhan iman
,124 ,104 ,154 1,190 ,239
Siswa(Y)
a. Dependent Variable: Peranan Guru PAK(X)
1. Analisis Regresi Sederhana

Dari hasil analisis diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:

Tabel 4.8
Perhitungan dan pengujian persamaan Regresi Pertumbuhan Iman Kristen
Siswa Di SMP N 1 Tabundung
Ỹ=49,809 + 0,124X

Tabel 4.9
Hasil Penghitungan Regresi Sederhana

ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 92,714 1 92,714 1,416 ,239b
Residual 3798,019 58 65,483
Total 3890,733 59
a. Dependent Variable: Peranan Guru PAK(X)
b. Predictors: (Constant), Pertumbuhan iman Siswa(Y)

Berdasarkan pada tabel di atas, maka diperoleh persamaan regresi, yaitu:

Ỹ=49,809 + 0,124X berbentuk linear, maka selanjutnya dilakukan uji keberartian

regresi, yaitu untuk mengetahui apakah persamaan tersebut dapat digunakan untuk

prediksi. Hasil uji keberartian regresi pertumbuhan iman kristen siswa Di SMP N

1 Tabundung (Y) atas Peranan Guru PAK Sebagai Pembimbing (X) sebagai

berikut:

Dari hasil penghitungan didapatkan F sebesar 1,416 dengan Significant value

sebesar 0.000yang berarti signifikan pada α >0,05 , maka dapat disimpulkan

69
bahwa persamaan regresi Ỹ=49,809 + 0,124X adalah berarti. Oleh karena

persamaan regresinya memiliki keberartian, maka dapat digunakan untuk

memprediksi. Hasil pengujian ini memiliki makna bahwa apabila Peranan Guru

PAK Sebagai Pembimbing (X) ditingkatkan sebesar satu unit melalui suatu

program perbaikan maka akan meningkatkan Pertumbuhan Iman siswa hingga

sebesar 49,809 pada konstanta 0,124

2. Analisis Korelasi Bivariate

Dari analisis data diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.10
Analisi Korelasi Peranan Guru PAK Sebagai PembimbingTerhadap
Pertumbuhan Iman Kristen Siswa Di SMP N 1 Tabundung
Correlations
Pertumbuhan Peranan Guru
iman Siswa(Y) PAK(X)
Pertumbuhan iman Siswa(Y) Pearson Correlation 1 ,154
Sig. (2-tailed) ,239
N 60 60
Peranan Guru PAK(X) Pearson Correlation ,154 1
Sig. (2-tailed) ,239
N 60 60

Tabel 4.13
Pedoman Untuk Membeikan Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefesien Tingkat Hubungan
0,00-0,199 Sangat Rendah
0,20-0,399 Rendah
0,40-0,599 Sedang Atau Cukup
0,60-0,799 Tinggi Atau Baik
0,80-1,00 Sangat Tinggi Atau Sangat Baik

Berdasarkan hasil analisis korelasi bivariat diperoleh koefiisien sebesar

0,154 dengan significant value sebesar 0,000. Besarnya nilai korelasi

sebesar 0,154menunjukkan bahwa hubungan antara, kreativitas mengajar

guru PAK (X) dengan motivasi belajar siswa (Y)adalah sedang atau

70
cukup. Sedangkan hasil uji t diperoleh koefisien sebesar 0,154 dengan

significant valuesebesar 0,01. Oleh karena significant valuelebih kecil dari

0,05 (taraf signifikansi).disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif dan

signifikan antara Peranan Guru PAK Sebagai Pembimbing (X) dengan

Pertumbuhan Iman Kristen Siswa Di SMP N 1 Tabundung (Y).

3. Koefisien Determinansi (R2)

Dari analisis data diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.14
Koefesien Determinan Variance Model Summary

Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 ,154a ,024 ,007 8,092
a. Predictors: (Constant), Pertumbuhan iman Siswa(Y)

Koefisien determinasi (R²) adalah kuadrat dari nilai r. Koefisien

determinasi berfungsi untuk melihat besarnya kontribusi variabel

independen terhadap variabel dependen. Dari hasil analisis menunjukkan

besarnya koefisien determinansi varians adalah 0,024 (nilai R Square). Hal

ini memiliki makna bahwa 26% variabel Pertumbuhan Iman Kristen

siswadapat dijelaskan oleh Peranan Guru PAK Sebagai Pembimbing, atau

besarnya kontribusi Peranan Guru PAK Sebagai Pembimbing terhadap

Pertumbuhan iman Kristen Siswa Di SMP N 1 Tabundungsebesar 26%

dan sisanya sebesar 74% dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lainnya.

Gambar 4. 3
Hubungan Antar Variabel Y DenganVariabel X

71
74% ( 26%)
X Y

C. KETERBATASAN PENELITIAN

Adapun beberapa hal yang menjadi keterbatasan dari penelitian ini, antara

lain:

1) Angket yang digunakan merupakan jenis angket tertutup yang

tidak memberikan kesempatan kepada sampel penelitian untuk

memberikan jawaban yang telah ditentukan oleh peneliti, sehingga

jawaban tersebut kurang dapat mengungkapkan apa yang dialami

dan diharapkan oleh sampel penelitian.

2) Kurang memperhatikan variable-variabel lain yang diperkirakan

dapat mempengaruhi kualitas Peranan Guru PAK Sebagai

Pembimbing Dengan Pertumbuhan Iman Kristen siswa seperti ,

pemahaman siswa akan penjelasan guru , kualitas mengajar guru,

dan lain sebagainya.

72
BAB V

KESIMPULAN STRATEGI DAN SARAN

Dalam bab ini, penulis akan memberikan kesimpulan dan saran. Adapun

kesimpulan dan sarannya sebagai berikut.

A. Kesimpulan

Berdasarkan data hasil penelitian dan pengolahan data yang telah

dilaksanakan, maka tujuan dari penelitian ini dapat tercapai dan dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut.

Berdasarkan hasil analisis korelasi diperoleh koefisien sebesar 0,239 dengan

significant value sebesar 0,000. Besarnya nilai korelasi sebesar 0,239

menunjukkan bahwa hubungan antara Peranan Guru PAK sebagai Pembimbing

terhadap pertumbuhan Iman Kristen Siswa adalah Rendah. Oleh karena

significant value lebih kecil 0,05 (taraf signifikansi) maka H0 ditolak, berarti

bahwa hipotesis teruji kebenarannya. Dengan demikian, disimpulkan bahwa

terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Peranan Guru PAK sebagai

Pembimbing terhadap pertumbuhan Iman Kristen Siswadi SMP N 1 Tabundung.

Dengan demikian, meningkatnya Peran Guru Sebagai Pembimbing berdampak

terhadap Pertumbuhan Iman Kristen Siswa.

73
Sedangkan besarnya koefisien determinansi varians adalah 0,007 (nilai

Adjusted R Square). Hal ini memiliki makna bahwa 27% varians Pertumbuhan

Iman Kristen Siswa dapat dijelaskan oleh Peranan Guru Sebagai Pembimbing,

atau besarnya kontribusi Peranan Guru Sebagai Pembimbing terhadap

Pertumbuhan Iman Kristen Siswa sebesar 26% dan sisanya 74% dipengaruhi

atau dijelaskan oleh variabel lain.

B. Strategi

Strategi yang dapat dilakukan guru adalah membimbing, mendorong

,mengarahkan serta menotivasi siswa ke hal-hal yang baik, yang berkaitan dengan

pendidikan terlebih khusus kerohanian seperti ibadah di sekolah sesuai dengan hari

yang telah ditentukan dan membimbing siswa untuk rajin beribadah agar dapat

menumbuhkan iman mereka memiliki rohani yang baik. Guru sebagai pembimbing

juga harus mampu mengarah siswa agar menggunakan waktu belajaryang baik

,membaca buku serta memahami isi dari bacaan tersebut dan dapat di mengerti

materi yang di diberikan oleh guru. Guru juga harus memiliki pengalaman rohani,

komitmen tinggi terhadap profesi guruPAK dan mengenal lebih mendetail tentang

yang di ajarkan oleh siswa-siswa sehigngga permasalahan demi permasalahan

dalam memberikan bimbingan terhadap siswa – siswi dapat di atasi dengan baik

atau bertanggung jawab penuh,selain daripada itu,guru juga dapat mendampingi

proses belajar siswa –siswi dalam belajar berkelompok dan secara individual dimana

secara kelompok seorang guru dapat membimbing dan membantu memecahkan

masalah yang di alaminya dalam belajar kelompok sedangkan secara individual

74
pembimbing dapat menanyakan atau melakukan bimbingan antara empat mata

supaya siswa dapat menjelaskan masalah yang ada pada dirinya tanpa di ketahui

orang lain.

C. Saran

Berdasarkan hasil penemuan dalam penelitian dan kesimpulan penelitian

ini, maka peneliti memberikan saran – saran sebagai berikut:

Dari hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa pertumbuhan

Iman Siswa dipengaruhi Oleh Peranan Guru Sebagai Pembimbing. Oleh karena

itu, pihak sekolah perlu mengupayakan agar tugas guru sebagai pembimbing di

tingkatkan karena sesuai hasil penelitian yang di lakukan menunjukkan Bahwa

Peranan Guru Sebagai Pembimbing sangat berdampak Pada Pertumbuhan Iman

Siswa.

a). Bagi guru pendidik Agama Kristen.

Guru pendidikan Agama Kristen haruslah menjadi guru yang panjang

sabar dan mengasihi anak didik. ia harus menciptakan suasana belajar yang

menarik dan menyenangkan. Sehingga siswa tidak bosan dan jenuh untuk

mengikuti proses belajar di kelas.

b) . Bagi Orangtua

Sebagai Pendidikan anak yang utama dan yang pertama dalam keluarga,

orang tua harus memberikan perhatian dan bimbingan yang baik terhadap

pertumbuhan Iman anak di rumah,dan menambahkan kebiasaan untuk

beribadah.

75
c). Bagi Kepala Sekolah

Diharapkan dapat melakukan pencerahan tentang tugas – tugas guru

sehinggaguru bukan saja melakukan tugas mengajar sebagai mana yang

dilakukan setiap hari, setelah jam mengajar selesai maka habislah tanggung

jawabnya sebagai guru melainkan masih banyak tugas – tugas yang sebenarnya

dilakukan sebagai guru misalnya guru itu sebagi motivator, guru itu sebagai

pembimbing dan lain sebagainya.

d) Bagi Peneliti Selanjutnya

Mengadakan penelitian lebih lanjut tentang bagaimana Pertumbuhan Iman

anak memberikan dampak terhadap peranan guru Pendidikan Agama Kristen di

dalam keluarga, sekolah dan masyarakat kearah yang lebih baik.

76

Anda mungkin juga menyukai