Revisi Skripsi Serina 23 03 17
Revisi Skripsi Serina 23 03 17
Revisi Skripsi Serina 23 03 17
PENDAHULUAN
menelaah Alkitab secara cerdas, dan dengan bimbingan Roh Kudus mereka dapat
diri kepada Allah Bapa dan Yesus Kristus dalam pekerjaan sehari-hari.
diberikan kepada siswa supaya siswa semakin bertumbuh dalam iman kristiani
dan memberi kemampuan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini Pendidikan
1
John M. Nainggolan, Guru Agama Kristen Sebagai Panggilan dan Profesi (Bandung,
Bina Media Informasi 2010) Hal.82.
1
agama kristen memanfaatkan sumber pengalaman beragama untuk memampukan
menyadari kasih Allah melalui iman dan sarana yang akan menolong siswa
bertumbuh sebagai anak Allah, hidup sesuai dengan kehendak Allah dan mampu
belajar mengajar di bidang pendidikan, serta memiliki tanggung jawab yang besar.
Guru memiliki banyak peran dalam proses pendidikan, salah satunya adalah
pendidikan agama kristen bertujuan untuk membawa siswa untuk mengenal atau
dalam rumah tangga (PA), ibadah remaja dan bimbingan kerohanian disekolah.
kelompok dapat mengerti, dan secara individual siswa dapat belajar secara
2
Mary Letterman dan J. Anthony, Public Education, Christian Schools, and
Homeschooling dalam (Michael, Grand Rapids: Baker, 2001) hal 280.
2
individu tanpa bimbingan dari Guru dan dapat menjelaskan masalah yang ada
bimbingan iman kristen terhadap siswa, adalah siswa tidakmemiliki iman yang
kokoh. Seberapa jauh pengenalan siswa kepada Kristus sejauh itu jugalah kita bisa
melatih dan mendidik iman siswa untuk tetap bertahan dan tidak mudah
Iman yang sejati adalah iman yang terbentuk menjadi satu keutuhan
yang saling mengikat satu sama lain. Dan ini dibuktikan dalam kehidupan
untuk belajar mata pelajaran pendidikan agama kristen adalah melalui bimbingan
iman kristen yang dilakukan oleh Guru agama kisten. Karena itu guruharus
diharapkan bersama.
dalam menumbuhkan iman yang kokoh dan minat belajar. Halituyang sangat
3
dapat mewujudkan hasil yang baik dan dapat berguna bagi bangsa dan negara
mendidik dan membimbing dengan baik dari sejak dini, agar siswa kelak
menjadi manusia yang memiliki iman dan ilmu pengetahuan yang tinggi
menuntun dan menggembalakan siswa untuk taat kepada peraturan sekolah, dan
pembimbing, agar dapat menolong siswa untuk bertumbuh dalam iman kristiani
dan dapat menjalankan kewajiban sebagai siswa sesuai ajaran agama kristen yang
baik,
bimbingan tentang bagaimana menjadi seorang Kristen yang baik. Hal ini
4
Berdasarkan permasalahan di atas maka penulis mengangkat masalah ini
dalam sebuah tulisan dengan judul: Peranan Guru PAK Sebagai Pembimbing
B. Identifikasi Masalah
1. Ada indikasi Guru PAK kurang menunjukkan teladan yang baik bagi siswa.
Apaah benar bahwa Guru PAK kurang menunjukkan teladan yang baik bagi
siswa?
3. Ada indikasi bahwa nilai mata pelajaran PAK kurang memenuhi standar.
Apakah benar bahwa nilai mata pelajaran PAK kurang memenuhi standar?
4. Ada indikasi bahwa siswa tidak menyukai pelajaran Agama Kristen hal ini
diakibatkan karena guru yang mengajar mata pelajaran PAK tidak kreatif
Agama Kristen hal ini diakibatkan karena guru yang mengajar mata pelajaran
5
5. Diduga bahwa prestasi belajar PAK siswa kelas VIII Di SMP Negeri
Tabundung tidak maksimal, karena minat belajar siswa kurang terhadap mata
pelajaran PAK.
6. Ada indikasi bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara peran Guru
SMPN I Tabundung.
C. Pembatasan Masalah
sampaikan, maka yang menjadi fokus penelitian agar penelitian ini lebih terarah
D. Perumusan Masalah
Tabundung?
6
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan pemasalahan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam
Tabundung.
F. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
2. Sebagai bekal siswa untuk dapat membedakan mana yang baik dan buruk
b. Manfaat Praktis
menyusun skripsi.
G. Sistematika Penulisan
7
manfaat penelitian, sistematika penelitian
Bab V : bab ini merupakan kesimpulan strategi dan saran dari hasil
penelitian
8
BAB II
PENELITIAN
Dalam bab ini akan dibahas tentang kajian teori, yang kemudian
Dalam kajian teori diuraikan tentang pengertian peranan guru PAK, dalam
Tabundung.
A. Kajian Teori
pembimbing, maka perlu terlebih dahulu dijelaskan pengertian guru secara umum
umum yaitu merupakan tindakan yang ingin dilakukan oleh seorang individu
dalam rangka mengarahkan, membimbing, siswa. Dan hal itu sangat berpengaruh
bagi siswa untuk menentukan dalam mencapai tujuan yang ingin dicapai.3
3
Hausen, Homring dan I.H. Enklaar, 2004, Pendidikan Agama Kristen:BPK Gunung
Mulia, Jakarta. Hlm.45
9
Sebagaimana diketahui bahwa kata peranan menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia mempunyai beberapa arti yaitu “(1) bagian yang harus dimainkan oleh
seorang pemain, (2) tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam suatu
peristiwa.4
agama kristen kepada siswa. Dengan harapan siswa akan bertumbuh dalam iman
kriistiani, dan hidup sesuai dengan Firman Tuhan, serta mampu menjadi berkat di
lingkungannya.
Peran Guru pendidikan agama kristen yang ideal dalam proses belajar
mengajar tidak hanya memberikan materi pelajaran saja. Namun dalam proses
yang membantu siswa memahami secara benar tujuan dari pendidikan agama
kristen. Guru mampu menciptakan kelas sebagai wahana atau suasana yang
komunikasi antara siswa dengan Guru di sekolah. Selain itu guru berperan
menjadi orang tua dan sahabat bagi murid. Denganbersikap demikian maka dalam
4
Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta -. Balai Pustaka, 1995), 751
5
Paulus Lilik kristianto. 2008, Prinsip dan Praktek Pendidikan Agama Kristen, Yayasan
Andi.hlm. 124
10
Sehubungan dengan itu guru pendidikan agama kristen harus menyadari
peranannya yang sangat istimewa itu, Guru di anggap ahli dan dipercayai oleh
siswa dalam hal menyampaikan materi yang diajarkan, sebab itu Guru harus
mempunyai yang pengetahuan cukup tinggi tentang isi pokok-pokok iman Kristen
yang terdapat di dalam Alkitab dan mempunyai hasrat sejati untuk menyampaikan
siswa. Sehingga guru harus mampu memperkenal tentang tindakan Allah, dan
diharapkan siswa memiliki pemahaman yang benar tentang pinsip dasar iman,
sehingga mereka mengalami perubahan dalam sikap hidup yang sesuai dengan
Firman Allah.
dan tanggung jawab yang besar dalam pendidikan agama bagi siswa, sebab
6
Homrighousen dan Eenklaar. 2004. Pendidikan Agama Kristen. Jakarta: BPK
GunungMulia. Hal 41.
11
pendidikan agama tidaklah sama dengan pelajaran lain di sekolah. Guru
dirinya secara penuh kepada Tuhan Yesus Kristus dalam melaksanakan tugas
dan tanggung jawab. Menurut Verkuyl bahwa guru tidak boleh mengangap
bahwa tugasnya mengajar hanya merupakan formalitas saja, tetapi Guru harus
untuk membawa siswa kepada pengajaran Tuhan Yesus Kristus yang benar
dan sejati.7
Hal itu sesuai dengan Injil Matius 28:19-20 yang menyatakan “Karena
itu pergilah, jadikan semua bangsa murid-Ku dan baptisan mereka dalam
nama Bapa, Anak, dan Roh kudus dan ajarlah mereka melakukan segala yang
sampai pada akhir Jaman” Ayat tersebut dikenal sebagai Amanat Agung”.8
7
Verkuyl. J.DR,1973,Etika Kristen,BPK Gunung Mulia: Jakarta, hlm. 56
8
Alkitab dengan kidung jemaat, (Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia,2006) hal.74
12
untuk bertumbuh dalam pengenalan pribadi Tuhan Yesus. Hal itu
kepada pengenalan yang sejati akan pribadi dan karya Allah dan Tuhan Yesus
kristen adalah pekerjaan yang mulia. Oleh sebab itu hendaknya Guru
itu Guru juga dapat dikatakan sebagai gembala bagi siswa, dan untuk itu
9
Robert Sitangggang. 1999, PAK Dalam Pandangan Gereja. Malang: SAAT. Hal 50.
10
Ibid hal 58.
13
sebagai pembimbing adalah menjaga, mengarahkan dan membimbing
guru dapat berperan sebagai pembimbing, ada dua hal yang harus
bisa dilihat dari adanya setiap perbedaan. Artinya, tidak ada dua
11
Wina Sanjaya, (2007), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta : Media Prenada, 21
14
Sebagaimana Tuhan Yesus mengasihi dan mengenal domba-domba-
Nya satu persatu (Yohanes 10:14), demikian hendaknya setiap Guru mengenal
latar belakang dan semua persoalan muridnya dan melayani dengan baik.
supaya muridnya dapat mengerti materi yang diajarkan. Sebab Guru dipanggil
untuk membimbing setiap murid, melalui proses belajar di sekolah, agar siswa
10
Daniel Nuhmara. 2009. Pembimbing Pendidikan Agama Kristen. Bandung: Jurnal Info
Media.
15
Guru dipanggil untuk menolong setiap muridnya untuk
ini sangat penting dan harus dimiliki oleh siswa agar mereka mampu
Untuk itu dari sejak kecil setiap murid sudah mengerti bagaimana
Guru juga menjalankan peran sebagai penolong, dengan kasih Tuhan melayani
setiap murid, mengajarkan siswa untuk berdoa sebelum dan sesudah melakukan
aktivitas. Guru dipanggil untuk peduli dan dengan segenap hati membela,
melindungi dan menolong setiap murid sebagai “anak domba’’ Tuhan yang harus
Guru harus melakukan tugas penting ini dengan serius yaitu mengingatkan
mengerti betapa hebat dan dahsyatnya kerusakan dan kehancuran hidup yang
14
Ibid, hal 102.
16
mengancam hidup manusia. Terkadang murid-murid yang sudah mulai beranjak
remaja sulit mempercayai Guru yang berupaya melindungi mereka. Ada saatnya
mereka akan marah dan menolak bimbingan Guru. Ada kalanya mereka melarikan
diri dan menghindar dari pelukan kasih sayang Guru. Sungguh tepat kalau
dikatakan bahwa yang dikerjakan Guru sama seperti pendeta yang melayani
jemaat di gereja. 15
terlebih Tuhan , itu berarti bila murid-murid bersikap tidak taat dan berontak
melawan sesama siswa terlebih Guru, itu adalah kenyataan yang alamiah. Jadi
Guru memberikan teladan yang baik untuk mengasihi sesama, guru belajar
memiliki hati yang terbuka dan yang menyadari bahwa murid-murid sangat rapuh
Sungguh keajaiban teragung dan kasih yang terbesar, ketika Tuhan Yesus, Anak
Allah yang kudus, datang ke dalam dunia dengan tujuan yang pasti, yakni
menjadi milik-Nya untuk selamanya. Kesediaan hati dan kerelaan yang tulus
untuk berkorban demi yang dikasihi. Mari merefleksikan apakah sebagai Guru
15
French L. Arrington. 2004. Doktrin Kristen, Jakarta: Departemen Media Badan Pekerja
Sinode GBI , hal 26
16
Soli Abimanyu.2000.Kualitas Guru Yang Dipersyaratkan untuk Mewujudkan
masyarakat Madani Di era Reformasi Memasuki Millenium III,Makalah tidak diterbitkan. Madani
Di era Reformasi Memasuki Millenium III,Makalah tidak diterbitkan, hal 201.
17
B. Samuel Sidjabat. 1996. Strategi Pendidikan Kristen, Yogyakarta: Yayasan Andi. Hl 15
17
Apakah reaksi spontan Guru, ketika murid melakukan kesalahan atau
tidak melakukan tanggung jawabnya. Apakah rasa marah dan jengkel karena
murid seakan menantang otoritas Guru? atau kepedihan hati Guru, karena murid
melakukan hal yang mendukakan hati Tuhan, disertai kerinduan hati yang
Apakah yang sudah Guru lakukan yang membuat murid dapat melihat dan
visi sebagai Guru? Apakah murid-murid mendengar keluh kesah betapa Guru
mengasihi siswa dan merindukan Tuhan seumur hidupnya? Bahwa Guru rela
hidupnya
diubah dan dibentuk hingga mencapai tujuan utama adalah kedewasaan rohani/
iman yaitu menjadi serupa dengan Kristus. Pertumbuhan iman anak sebaiknya
dimulai sejak dini, sejak lahir orang tua dapat memperdengarkan pujian sehingga
18
anak orang tua berperan untuk menceriterakan firman Tuhan kepada anak, dan
sekolah sejalan sesuai dengan pernyataan dalam kitab Ulangan 6:6-7 yang
berbunyi: Apa yang Kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau
di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat.
Hal ini diperkuat dengan teladan yang diberikan Tuhan Yesus ketika ada anak
hal itu, Ia marah dan berkata kepada mereka: Biarkan anak-anak itu datang
itulah yang empunya Kerajaan Allah. Dari ayat ini dapat dippahami bahwa Yesus
istimewa ditegas bahwa mereka sebagai pemilik Kerajaan Allah. Di mata Tuhan
18
Harun Hadiwijono. 2005. Iman Kristen. Jakarta: BPK. Gunung Mulia hal .56
19
Alkitab dengan Kidung Jemaat, (Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 2006), hal 200.
19
Yesus, anak-anak sangat berharga. Tuhan Yesus memberi perhatian, waktu,
tidak mungkin orang dewasa akan dapat terus memberitakan Injil Allah di muka
bumi. Kita akan mengalami ketuaan hingga akhirnya meninggal dunia. Jika bukan
anak-anak, siapa lagi penerusnya? Dengan ayat di atas berarti orang tua mendapat
perintah dari Allah secara langsung untuk memberitakan firman Allah kepada
anak-anak di setiap saat, setiap kesempatan, dan setiap tempat. Yang dimaksud
orang tua di sini dapat berarti orang tua kandungnya, Pendeta, Guru, maupun
Majelis Gereja.21
teladan, pengetahuan tentang Kerajaan Allah secara baik melalui sikap, perilaku,
sangat mutlak sebagai tugas orang tua. Dari konteks di atas, dapat kita sesuaikan
dengan masa kini. Teladan Yesus kita ikuti dengan mendekatkan anak-anak pada
Allah.
Firman Allah dengan sabar, lemah lembut, penuh kasih (Matius 22 : 37-40)
lembaga pendidikan formal, guru juga merupakan orang tua bagi anak-anak. Masa
anak-anak adalah masa paling peka dalam kehidupan. Dalam masa ini anak
20
Homrighousen dan Enklaar. Pendidikan Agama Kristen. (Jakarta: BPK Gunung Mulia,
2004) hal 76
21
Ibid,, hal 82
20
dan ketrampilan) sebagai bekal hidupnya di masa depan. Peran orang tua dan
diberikan oleh Allah melalui kematian Pembentukan hidup rohani seorang kristen
memiliki dasar dan arah yang jelas. Berikut ini adalah beberapa prinsip Alkitab
yang perlu kita perhatikan dengan baik berkenaan dengan proses pembentukan
1. Pertumbuhan Iman
yang disalib, mati, dan bangkit pada hari yang ketiga. Maka keselamatan
tetapi Allah sendiri yang berkarya bagi keselamatan seluruh umat manusia.
Kehidupan rohani yang sejati bukan lahir dari usaha manusia, namun
22
Lembaga Alkitab Indonesia .Terjemahan baru. Alkitab penuntun hidup berkelimpahan,
(Malang Gandum Mas, 2003) hal 62
23
French L. Arrington. 2004. Doktrin Kristen, Jakarta: Departemen Media Badan Pekerja
Sinode GBI hal 45.
21
manusia lama kita, yaitu manusia kedagingan, mati dan dikubur, untuk
2.Hidup rohani seorang Kristen adalah proses pengudusan yang dilakukan oleh
Allah dengan usaha manusia secara terus menerus di dalam ketaatan kepada
Jika kelahiran baru merupakan karya Allah saja seluruhnya, maka pengudusan
adalah proses yang dimungkinkan karena anugerah Allah dan usaha manusia.
Dalam proses pengudusan ini, manusia yang sudah diciptakan menjadi ciptaan
Tuhan menciptakannya. Dengan kehidupan Kristus yang ada dalam diri orang
sebagai suatu proses karena tidak terjadi secara otomatis dan seketika. Ada
kegagalan.
Namun demikian dalam anugerah Tuhan, maka mereka akan bertahan sampai
akhir. Seperti yang disampaikan oleh Rasul Paulus "Aku telah mengakhiri
pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara
iman" (II Timotius 4:7), sehubungan dengan usaha manusia secara terus menerus
22
3.Hidup rohani seorang Kristen adalah pertumbuhan dari bayi-bayi rohani
menjadi manusia rohani yang dewasa (Ibrani 5:11-16; Efesus 4:14, 24; Kolose
3:10).
3. Hidup rohani seorang Kristen tidaklah statis namun dinamis, hidup dan
diubah dan dibentuk hingga mencapai tujuan utama yaitu kedewasaan rohani/iman
yaitu menjadi serupa dengan Kristus. Bayi-bayi rohani harus dipelihara dan diberi
makan makanan rohani secara teratur supaya bertumbuh. Seperti halnya tubuh
manusia, cepat lambatnya pertumbuhan tergantung dari makanan dan gizi yang
dan tumbuh. Lahir, hanya memerlukan waktu sebentar saja, kemudian mengalami
pertumbuhan. Bagi orang Kristen, yang terpenting ialah berada dalam Kristus.
Bertumbuh di dalam Kristus, karena di dalam Dia kehidupan baru itu tumbuh, hal
Tuhan untuk berhasil, maka Ia penuntunkan kita untuk dalam ajaran pertumbuhan
24
French L. Arrington. 2004. Doktrin Kristen, Jakarta: Departemen Media Badan Pekerja
Sinode GBI hal 45.
25
Eli Tanya, 1999, Gereja dan Pendidikan Agama Kristen. Cianjut: Sekolah Tinggi
Teologia Cipanas. Hal 92
23
1. Alkitab
Alkitab merupakan wujud dari pernyataan Allah yang paling luar biasa yang
diberikan kepada umat pilihan-Nya. Melalui Firman yang tertulis ini manusia
tidak mentaati Dia, sesuai dengan kebenaran firman Allah yang mahakuasa
Kudus masuk ke dalam orang percaya untuk memperbaharui hati dan seluruh
pikiran sesuai dengan pikiran dan kehendak Allah. Oleh karena itu,
Alkitab.
2. Roh Kudus
Roh Kudus adalah kuasa Allah mengirimkan untuk menjadi Penolong, yang
bukan hanya menyertai setiap orang percaya, tetapi juga membimbing dan
16:14). Sejak saat orang percaya menerima Roh Kudus, demikian juga Roh
Kudus akan terus menerus memelihara kehidupan di dalam jiwa orang percaya
24
tempat kediaman Roh, dan hanya dengan pimpinan Roh setiap hari orang
Perlu kita ketahui bahwa Tuhan menciptakan manusia sebagai umat bukan
menggambarkan Gereja seperti halnya satu bangunan, satu bait Allah. Kristus
menjadi satu dan didirikan sebagai bait Tuhan yang Kudus" (Efesus 2:21).
dunia ini. Dengan demikian, maka umat Tuhan menjadi kesaksian sebagai bau
4. Keluarga
menyangkut tubuh, akal budi, hubungan sosial, kasih dan rohani. Manusia
segala hal ke arah Yesus Kristus. Melalui keluarga Kristen inilah Allah
membesarkan mereka dalam takut akan Allah dan mencintai firman Tuhan
25
(Ulangan 6, Kisah Para Rasul 16:31). Karakter, tata nilai, dan cara beriman
bertumbuh. Selain itu betapa pentingnya kehidupan keluarga yang baik, yang
Allah.
dinyatakan Tuhan dalam Alkitab. Yang terpenting bagi siswa adalah supaya
itu. Arti yan sedalamnya dari pendidikan Agam Kristen, bahwa dengan
hidup dengan Tuhan, dan didalam diri siswa terhisab pula pada persekutuan
dan tempat. Pendidikan Agama Kristen di temukan dua aliran pikiran yaitu:
26
Seorang Kristen yang dewasa dalam iman akan senantiasa berusaha untuk
iman.26
Dalam Filipi 3:10b dituliskan, "di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam
kematian-Nya," ayat ini menguraikan bahwa setiap kita harus menjadi serupa
dengan Kristus. Bagaimana cara kita untuk menjadi serupa dengan Allah?
Caranya adalah kita harus mengenal Allah lebih dalam. Supaya kita dapat
mengenal Allah lebih dalam kita dapat membaca Alkitab, memuji Tuhan
dengan nyanyian rohani dan melibatkan diri dalam mengikuti ibadah sehingga
menjadi teladan seperti Yesus kristus yang telah menjadi teladan bagi
2. Menghasilkan buah
Yesus adalah pokok anggur dan kita adalah ranting-rantingnya. Ia mau kita
berbuah. Buah yang dimaksudkan diantaranya: Buah Roh, buah pelayanan dan
yang melekat pada Kristus dan yang mau terus dibersihkan yang dapat terus
berbuah (Yoh 15:2-4). Allah tidak ingin agar kehidupan kita mengalir begitu
saja, tetapi Allah telah menciptakan masing-masing kita sebagai ciptaan yang
26
Endang H. Sumantri, Pembinaan Generasi Muda, Jakarta: BPK Gunung Mulia , 2004.
Hal 70.
27
khusus, dan ia mengutuskan kita untuk melakukan satu hal mengabarkan injil
Yesus Kristus datang ke dunia bukan untuk dilayani, tetapi untuk melayani.
memberikan nyawanya bagi kita dan melayani semua orang, maka kita
sesama kita dan terus menanamkan rasa melayani Tuhan dan sesama dengan
sepenuh hati. Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau
hukum taurat, sebuah daftar "Janganlah"Allah tidak hanya memberi tahu kita apa
yang seharusnya tidak kita lakukan, tetapi Dia juga memberi tahu kita apa yang
harus kita lakukan. Harapan terbesar-Nya adalah kebahagiaan kekal kita, sehingga
tetapi merupakan bimbingan ilahi yang bertujuan untuk melindungi kita dari
bahaya dan membawa kita menuju cara hidup yang lebih baik.
Kepatuhan kita pada perintah-perintah Allah datang dari hasrat kita untuk
menunjukkan kasih kita kepada-Nya, kepada sesama manusia, dan kepada diri
28
kita sendiri. Ketika Yesus Kristus berada di bumi, seorang pria bertanya, "hukum
jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan
yang pertama.
inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi" (Matius
22:36‒40).
3. Yesus Kristus mengajarkan kepada kita dalam beberapa baris ini bahwa
inti dari semua “lakukanlah dan janganlah” ini adalah fokus pada
Siapa pun dapat melakukannya, di mana saja dan kapan saja. Baik
berlutut, duduk ataupun berdiri, berdoa dengan bersuara atau di dalam hati,
menjawab kita. Doa sangatlah mudah dan sederhana, kita mungkin tidak
29
dengan semua masalah dan pertanyaan kita. Meskipun Dia tidak selalu
menjawab langsung atau dengan cara yang kita harapkan, kita percaya
carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan
Kita diperintahkan untuk sering berdoa karena semakin sering kita berbicara
melalui tantangan yang kita hadapi. Ini merupakan contoh bagaimana berkat-
berkat dari perintah-perintah jauh lebih besar daripada upaya yang dibutuhkan.
27
https: // www.mormon.org/ind/perintah-perintah Allah . diakses pada tanggal 13 mei 2016
30
31
B. Kerangka Berpikir
tingkat keimanan, merubaha karakter yang lebih baik atau tingkah laku
terjadinya perubahan sikap dan tingkah laku siswa dalam kehidupan sehari-
hari.
32
Sedangkan indikator yang digunakan untuk mengukur Pertumbuhan
Iman Kristen Siswa adalah hasil belajar PAK Siswa kelas VIII SMPN I
C. Hipotesis Penelitian
SMPN I Tabundung.
33
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab ini diuraikan secara berurutan tentang hal-hal yang berkaitan
dengan metodologi penelitian yang meliputi tujuan penelitian, tempat dan waktu
A. Tujuan Penelitian
B. Jenis Penelitian
dalam usulan penelitian, proses, hipotesis, turun ke lapangan, an alisis data dan
mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat suatu populasi atau daerah tertentu secara
34
sistematik, faktual dan teliti.28Sedangkan dikatakan asosiatif karena penelitian ini
Kabupaten Sumba Timur. Adapun tempat ini dipilih sebagai tempat untuk
siswa. Adapun waktu penelitian ini dilaksanakan sejakbulan Januari sampai bulan
D. Metode Penelitian
berasal dari bahasa Italia, yaitu Statista yang berarti ‘negarawan’. Statistika adalah
metode, teknik, dan prosedur dalam pengolahan data serta penafsiran dan
26
Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, metodologi penelitian, (Jakarta: PT Bumi
Akasara, 2007),hlm5.
29
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. (Bandung: Alfabeta,
2012),hal 7.
35
Peneliti berupaya membaca, mencatat data pengetahuan informasi tertulis
Tabundung.
adalah angket tertutup, artinya angket yang disajikan dalam bentuk yang
cek list (√) pada setiap jawaban yang sesuai. Menurut Sugiyono
Dalam bagian ini akan dibahas tentang jumlah populasi yang digunakan
1. Populasi Penelitian
30
Ibid, hal 9
36
Menurut Arikunto bahwa Populasi penelitian adalah wilayah generalisasi
diambil) terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan
penelitian.32 Populasi bukan hanya orang, tetapi juga objek atau subyek
dimiliki oleh obyek atau subyek tersebut.33 Populasi penelitian ini adalah
2. Sampel Penelitian
dasarkan pada teori Yount dan Arikunto,yang menetapkan bahwa jika jumlah
populasi < 100 orang,maka jumlah sampel diambil 100% dari populasi(diambil
31
Suharsimi arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. (Jakarta : Rineka
Cipta, 2006), 125.
32
Mikha Agus Widiyanto.Statistika.(Bandung : Kalam Hidup, 2014), 23-24.
33
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, (Bandung: Alfabeta, 2004), 11.
34
Ibid,. hal 128
37
Menurut Arikunto apabila populasi kurang dari 100 lebih baik di ambil
35
semuanya sehingga penelitian merupakan penelitian popoulasi. jadi
F. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu variabel dependen atau
variabel terikat yaitu Guru PAK Sebagai Pembimbing (X) dan satu variabel
independen atau variabel bebas yaitu Pertumbuhan Iman Siswa (Y). Variabel
Asumsi dalam penelitian ini adalah bahwa variabel dependen atau variabel
Siswa).
35
Suharsimi Arikunto, Loc.Cit hal 130
36
Mikha Agus Widyanto, Op.Cit,. hal 67
38
G. Hubungan Antara Variabel
berikut :
Gambar 3.1
ryx
X Y
Keterangan:
tertutup adalah angket yang pilihan jawaban telah disediakan oleh peneliti dan
responden hanya memilih dari pilihan jawaban yang tersediakan. 38 Angket dalam
penelitian ini terdiri dari angket tentang Peranan Guru PAK Sebagai Pembimbing
37
Ibid,. hal 82
38
Mikha Agus Widiyanto, Op.Cit.,98.
39
Tabel 3.2
Skala Analisis
Tabundung
Guru PAK Sebagai Pembimbing Terhadap Pertumbuhan Iman Siswa Kelas VIII
SMPN 1 Tabundung. Model skala yang digunakan adalah skala Likert. Skala
Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau
sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan skala Likert, maka variabel
dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat
berupa pernyataan atau pertanyaan. Pernyataan atau pertanyaan yang dibuat dalam
40
bentuk kalimat positif dan kalimat negatif. Namun peneliti hanya menggunakan
jawaban. Adapun penilaian dari setiap opsi yang dipilih sebagai berikut:
Tabel 3.3
Selalu 5 Selalu 1
Sering 4 Sering 2
Pernah 2 Pernah 4
syarat tertentu yaitu sahih (Valid) dan handal (Reliabel). Instrumen dapat
dikatakan valid apabila memiliki validitas yang tinggi, sebaliknya instrumen yang
tidak valid atau kurang valid memiliki validitas yang rendah. Sebuah instrumen
dikatakan valid apabila dapat mengukur apa yang hendak diukur. Dalam
penelitian ini dilakukan pengujian validitas yang meliputi validitas isi (content
validity) dan validitas butir (Itemvalidity). Validitas isi yang dipergunakan adalah
face validity dan logical validity, yang pelaksanaan divalidasi oleh pembimbing
41
untuk menilai apakah suatu butir instrumen valid atau tidak yang dilakukan
dengan adanya korelasi antara butir yang dicari koefisien validitasnya dengan
skor total instrumen. Pengujian validitas butir dilakukan dengan analisis statistik,
pernyataan atau pertanyaan dapat dikatakan valid jika mempunyai korelasi yang
mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten jika alat ukur digunakan berulang
kali. Dalam arti instrumen atau alat ukur tersebut jika digunakan untuk mengukur
obyek yang sama secara berulang-ulang akan menghasilkan data yang sama.
a. Definisi Konseptual
yang dinyatakan Tuhan didalam Alkitab. Seorang Kristen yang dewasa dalam
39
SPSS adalah kepanjangan dari Statistical Product and Service Solution.
42
b. Definisi Operasional
yang dinyatakan Tuhan didalam Alkitab. Untuk itu dapat diukur dari indikator (1)
Guru mengenal murid - muridnya, (2) Guru menolong murid – muridnya untuk
c. Kisi-kisi Instrumen
sebagai berikut:
Tabel 3.6
Jumlah
No. Butir
Variabel Indikator instrumen Positif Negatif
(+) (-)
Guru PAK Guru mengenal 1,2,3,4,5 1,2,5 3,4
Sebagai murid – muridnya
Pembimbing
43
Guru mengasihi 11,12,13,14,15 11,14,15 12,13
murid – muridnya
Jumlah 15 10 5
menentukan butir yang dicari koefisien validitasnya dinyatakan valid atau tidak,
0,05. jika hasil perhitungan ternyata r hitung ≥ 𝑟 tabel maka butir instrumen
dianggap valid, sebaliknya jika r hitung < r tabel maka dianggap tidak valid
(invalid atau drop), sehingga butir instrumen tidak dapat digunakan dalam
kriteria untuk menyatakan suatu butir valid atau drop sebesar 0,254.
Dari hasil uji validitas instrumen yang dilakukan dengan dua kali
didapatkan hasil bahwa dari 15 butir diperoleh butir yang valid sebanyak 15 butir,
guru secara kualitatif terdiri dari 15 butir yang semuanya valid (lihat di lampiran).
atau tidak, maka dilakukan dengan membandikan koefisien reliabilitas (r∥) dengan
44
0,7. Jika hasil perhitungan ternyata r ∥≥ 0,7 maka instrumen dianggap reliabel,
koefisien reliabiitas sebesar 0,262 (lihat pada lampiran). Oleh karena koefisien
reliabilitas lebih besar dari 0,7 maka dinyatakan bahwa instrumen Guru PAK
mengukur hal yang hampir sama atau sama. Dengan demikian, instrumen Guru
N %
Excludeda 0 ,0
Total 60 100,0
Reliability Statistics
45
Cronbach's
Alpha N of Items
,262 15
Tabel 3.7
Ortogonal
No. Butir
Indikator 1 2
Instumn
Valid Drop Valid Drop
muridnya 4,5 5
46
Guru menolong murid 6,7,8, - 6,7,8,9, - 6,7,8,9,10
mengenal Tuhan
15
Total 15 - 15
e. Instrumen Final
Guru PAK Sebagai Pembimbingterdiri dari 15 butir yang terdiri dari No.
pada lampiran.
Teknik analisa data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah analisis
1. Analisis Deskriptif
47
frekuensi, dan pembuatan histogram dari skor setiap variabel penelitian40 dan
analisis deskriptif juga adalah analisis yang digunakan untuk menganalisa data
2. Analisis Inferensial
hasil penelitian dapat dibuat kesimpulan yang dapat digeneralisasi dari pengujian
persyaratan seperti uji normalitas, dan linearitas regresi. Tujuan melakukan uji
40
Muhammad Nisfiannor. Pendekatan Statistik Modern untuk Ilmu Sosial ( Jakarta : Salemba
Humanika, 2009), 4
41
Sugiyono, Metode Penelitian Kuatitatif dan Kualitatif R&D ,( Bandung : Alabeta, 2012 ), 147
42
Sugiyono, Metode Penelitian Kuatitatif dan Kualitatif R&D ,( Bandung : Alabeta, 2012 ), 148.
48
Ho : 𝜌𝑦𝑥 = 0
Ha :𝜌𝑦𝑥≠ 0
Keterangan :
Ho : Hopotesa Nol
Ha : Hipotesa Alternatif
Koefisien Korelasi. Pedoman tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 3.9
0,26-0,50 Rendah
0,51-0,75 Tinggi
a. Definisi Konseptual
43
Ibid,. Hal 69
49
Pertumbuhan Iman merupakan suatu sikap hidup seorangterus menerus
b. Definisi Operasional
diubah dan dibentuk hingga mencapai tujuan utama yaitu kedewasaan rohani/iman
yaitu menjadi serupa dengan Kristus. Untuk itu dapat diukur dari indikator (1)
mengenal Allah Lebih dalam, (2) menghasilkan buah, (3)hidup untuk memberi
c. Kisi-kisi Instrumen
Tabel 3.4
50
d. Uji Coba Instrumen (Kalibrasi)
menentukan butir yang dicari koefisien validitasnya dinyatakan valid atau tidak,
0,05. Jika hasil perhitungan ternyata r hitung ≥ 𝑟 tabel maka butir instrumen
dianggap valid, sebaliknya jika r hitung < r tabel maka dianggap tidak valid
(invalid atau drop), sehingga butir instrumen tidak dapat digunakan dalam
kriteria untuk menyatakan suatu butir valid atau drop sebesar 0,254.
Dari hasil uji validitas instrumen yang dilakukan dengan dua kali
didapatkan hasil bahwa dari 26 butir diperoleh butir yang valid sebanyak 22
nomor, sedangkan yang drop sebanyak 4 nomor yaitu no : 2,4,9,10 Oleh karena
masih didapatkan butir yang drop, maka 22 butir yang valid pada pengujian
diperoleh hasil bahwa semua butir telah valid. Dengan demikian instrumen
pertumbuhan iman Kristen terdiri dari 22 butir yang semuanya valid (lihat di
lampiran).
51
atau tidak, maka dilakukan dengan membandingkan koefiosien reliabilitas (r∥)
dengan 0,7. Jika hasil perhitungan ternyata r ∥≥ 0,7 maka instrumen dianggap
koefisien reliabilitas lebih besar dari 0,7 yaitu 0,262 maka dinyatakan bahwa
instrumen pertumbuhan iman, dalam arti apabila digunakan untuk mengukur hal
yang sama pada obyek yang sama dengan waktu yang berbeda akan menghasilkan
data yang hampir sama atau sama. Dengan demikian, instrumen Peranan Guru
N %
Excludeda 0 ,0
Total 60 100,0
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
52
,262 22
Tabel 3.5
Ortogonal
53
Total 22 4 22 0 26
e. Instrumen Final
Pertumbuhan Iman Siswa (Y) terdiri dari 22 butir yang terdiri dari No.
Teknik analisa data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah analisis
1. Analisis Deskriptif
frekuensi, dan pembuatan histogram dari skor setiap variabel penelitian44 dan
analisis deskriptif juga adalah analisis yang digunakan untuk menganalisa data
2. Analisis Inferensial
44
Muhammad Nisfiannor. Pendekatan Statistik Modern untuk Ilmu Sosial ( Jakarta : Salemba
Humanika, 2009), hal 4
45
Sugiyono, Op.Cit,. hal147
54
Analisis inferensial dalam penelitian ini digunakan dengan tujuan supaya
hasil penelitian dapat dibuat kesimpulan yang dapat digeneralisasi dari pengujian
Koefisien Korelasi. Pedoman tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 3.9
46
Sugiyono,Op.Cit,. hal148.
55
g. Hipotesa Statistik Penelitian
Iman Siswa
Dibawah ini dapat lihat untuk menafsirkan data persentasi deskriptif yang
Tabel 3.10
Prosentase Makna
0-25 Sangat Rendah
26-50 Rendah
51-75 Tinggi
76-100 Sangat Tinggi
56
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Dalam Bab ini penulis akan membahas beberapa hal mengenai hasil
A. DESKRIPSI DATA
57
dengan jawaban responden kemudian ditabulasikan dan data dihitung dengan
menggunakan Komputer, Microsoft Office Exel 2007 dan SPSS 22 for window.
Tabel 4.1
Statistics
Pertumbuhan
iman Siswa(Y)
N Valid 60
Missing 0
Mean 80,4000
Std. Error of Mean 1,30670
Median 81,0000
Mode 72,00a
Std. Deviation 10,12163
Variance 102,447
Skewness -,036
Std. Error of Skewness ,309
Kurtosis -1,005
Std. Error of Kurtosis ,608
Range 38,00
Minimum 61,00
Maximum 99,00
Sum 4824,00
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
58
Berdasarkan data yang telah dikumpulkan dari variabel Pertumbuhan Iman
Standar deviasi (simpangan baku) sebesar 10,122, median (nilai tengah) sebesar
Tabel 4.2
Tabel Distribusi Frekuensi Tunggal Variabel Pertumbuhan
Iman Siswa (Y)
Pertumbuhan iman Siswa(Y)
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 61,00 2 3,3 3,3 3,3
65,00 2 3,3 3,3 6,7
66,00 1 1,7 1,7 8,3
67,00 1 1,7 1,7 10,0
68,00 1 1,7 1,7 11,7
69,00 2 3,3 3,3 15,0
70,00 3 5,0 5,0 20,0
71,00 3 5,0 5,0 25,0
72,00 5 8,3 8,3 33,3
73,00 1 1,7 1,7 35,0
74,00 1 1,7 1,7 36,7
77,00 1 1,7 1,7 38,3
78,00 2 3,3 3,3 41,7
79,00 3 5,0 5,0 46,7
81,00 3 5,0 5,0 51,7
82,00 1 1,7 1,7 53,3
59
84,00 3 5,0 5,0 58,3
85,00 3 5,0 5,0 63,3
86,00 5 8,3 8,3 71,7
87,00 1 1,7 1,7 73,3
88,00 2 3,3 3,3 76,7
89,00 2 3,3 3,3 80,0
90,00 1 1,7 1,7 81,7
91,00 1 1,7 1,7 83,3
92,00 2 3,3 3,3 86,7
93,00 3 5,0 5,0 91,7
94,00 1 1,7 1,7 93,3
96,00 1 1,7 1,7 95,0
98,00 1 1,7 1,7 96,7
99,00 2 3,3 3,3 100,0
Total 60 100,0 100,0
60
Dari tabel dan gambar di atas dapat dijelaskan bahwa subjek penelitian
yang berada pada kelompok rata-rata(80,40) sebanyak 0 orang atau 0%. Subjek
sebanyak 32 orang atau 53,333%. Jadi Pertumbuhan Iman Siswa adalah baik, di
tandai dengan 32 jawaban responden atau 53,333% berada pada skor rata-rata dan
di atas rata-rata.
Di bawah ini dapat kita lihat untuk menafsirkan data persentasi deskriptif
Tabel 4.3
Prosentase Makna
0-25 Kurang Baik
26-50 Cukup
51-75 Baik
76-100 Sangat Baik
61
2. Deskripsi Variabel Peranan Guru PAK Sebagai Pembimbing
Tabel 4.3
Deskripsi Variabel Kreativitas Peranan Guru PAK Sebagai Pembimbing
Statistics
Peranan Guru
PAK(X)
N Valid 60
Missing 0
Mean 59,7667
Std. Error of Mean 1,04837
Median 60,0000
Mode 60,00a
Std. Deviation 8,12063
Variance 65,945
Skewness -,500
Std. Error of Skewness ,309
Kurtosis ,563
Std. Error of Kurtosis ,608
Range 37,00
Minimum 36,00
Maximum 73,00
Sum 3586,00
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
62
Berdasarkan data yang telah dikumpulkan dari variabel Peranan Guru
skor empiris didapatkan 36,00 sampai 73,00. Nilat rata-rata (Mean) didapatkan
sebesar 59,77. Standar deviasi (simpangan baku) sebesar 8,120, median (nilai
tengah) sebesar 60,00, modus (nilai yang sering muncul) 60,00, dan range sebesar
37,00.
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Tunggal Variabel Peranan Guru PAK Sebagai
Pembimbing (X)
63
55,00 4 6,7 6,7 28,3
64
Gambar 3. Histogram frekuensi
Histogram
Dari tabel dan gambar di atas dapat dijelaskan bahwa subjek penelitian
yang berada pada kelompok rata-rata(59,77) sebanyak 0 orang atau 0%. Subjek
sebanyak 32 orang atau 53,333%. Jadi Peranan Guru PAK Sebagai Pembimbing
adalah sedang atau cukup, di tandai dengan 32 jawaban responden atau 53,333%
65
Di bawah ini dapat kita lihat untuk menafsirkan data persentasi deskriptif
Tabel 4.3
Prosentase Makna
0-25 Kurang Baik
26-50 Cukup
51-75 Baik
76-100 Sangat Baik
66
A. Uji Persyaratan Analisis
1. Uji normalitas
yang akan di analisis. Uji ini dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorof
Smirnov dengan taraf signifikan 0,05 dengan jumlah responden sebanyak 60 hasil
Tabel 4.5
probabilitasnya lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,013>0,05. Dari hasil ini dapat
67
2. Uji Linearitas
Tabel 4.6
ANOVA
Pertumbuhan iman Siswa(Y)
Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Between Groups 2549,233 24 106,218 1,064 ,426
Within Groups 3495,167 35 99,862
Total 6044,400 59
Dari hasil perhitungan pada tabel diatas didapatkan F hitung 1.064 dengan p-
value signifikan sebesar 0,426. Karena koefisien p-value lebih besar dari 0,05
maka dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi Peranan Guru PAK Sebagai
berbentuk linear.
68
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1(Constant)
49,809 8,433 5,906 ,000
Pertumbuhan iman
,124 ,104 ,154 1,190 ,239
Siswa(Y)
a. Dependent Variable: Peranan Guru PAK(X)
1. Analisis Regresi Sederhana
Tabel 4.8
Perhitungan dan pengujian persamaan Regresi Pertumbuhan Iman Kristen
Siswa Di SMP N 1 Tabundung
Ỹ=49,809 + 0,124X
Tabel 4.9
Hasil Penghitungan Regresi Sederhana
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 92,714 1 92,714 1,416 ,239b
Residual 3798,019 58 65,483
Total 3890,733 59
a. Dependent Variable: Peranan Guru PAK(X)
b. Predictors: (Constant), Pertumbuhan iman Siswa(Y)
regresi, yaitu untuk mengetahui apakah persamaan tersebut dapat digunakan untuk
prediksi. Hasil uji keberartian regresi pertumbuhan iman kristen siswa Di SMP N
1 Tabundung (Y) atas Peranan Guru PAK Sebagai Pembimbing (X) sebagai
berikut:
69
bahwa persamaan regresi Ỹ=49,809 + 0,124X adalah berarti. Oleh karena
memprediksi. Hasil pengujian ini memiliki makna bahwa apabila Peranan Guru
PAK Sebagai Pembimbing (X) ditingkatkan sebesar satu unit melalui suatu
Tabel 4.10
Analisi Korelasi Peranan Guru PAK Sebagai PembimbingTerhadap
Pertumbuhan Iman Kristen Siswa Di SMP N 1 Tabundung
Correlations
Pertumbuhan Peranan Guru
iman Siswa(Y) PAK(X)
Pertumbuhan iman Siswa(Y) Pearson Correlation 1 ,154
Sig. (2-tailed) ,239
N 60 60
Peranan Guru PAK(X) Pearson Correlation ,154 1
Sig. (2-tailed) ,239
N 60 60
Tabel 4.13
Pedoman Untuk Membeikan Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefesien Tingkat Hubungan
0,00-0,199 Sangat Rendah
0,20-0,399 Rendah
0,40-0,599 Sedang Atau Cukup
0,60-0,799 Tinggi Atau Baik
0,80-1,00 Sangat Tinggi Atau Sangat Baik
guru PAK (X) dengan motivasi belajar siswa (Y)adalah sedang atau
70
cukup. Sedangkan hasil uji t diperoleh koefisien sebesar 0,154 dengan
Tabel 4.14
Koefesien Determinan Variance Model Summary
Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 ,154a ,024 ,007 8,092
a. Predictors: (Constant), Pertumbuhan iman Siswa(Y)
dan sisanya sebesar 74% dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lainnya.
Gambar 4. 3
Hubungan Antar Variabel Y DenganVariabel X
71
74% ( 26%)
X Y
C. KETERBATASAN PENELITIAN
Adapun beberapa hal yang menjadi keterbatasan dari penelitian ini, antara
lain:
72
BAB V
Dalam bab ini, penulis akan memberikan kesimpulan dan saran. Adapun
A. Kesimpulan
dilaksanakan, maka tujuan dari penelitian ini dapat tercapai dan dapat diambil
significant value lebih kecil 0,05 (taraf signifikansi) maka H0 ditolak, berarti
terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Peranan Guru PAK sebagai
73
Sedangkan besarnya koefisien determinansi varians adalah 0,007 (nilai
Adjusted R Square). Hal ini memiliki makna bahwa 27% varians Pertumbuhan
Iman Kristen Siswa dapat dijelaskan oleh Peranan Guru Sebagai Pembimbing,
Pertumbuhan Iman Kristen Siswa sebesar 26% dan sisanya 74% dipengaruhi
B. Strategi
,mengarahkan serta menotivasi siswa ke hal-hal yang baik, yang berkaitan dengan
pendidikan terlebih khusus kerohanian seperti ibadah di sekolah sesuai dengan hari
yang telah ditentukan dan membimbing siswa untuk rajin beribadah agar dapat
menumbuhkan iman mereka memiliki rohani yang baik. Guru sebagai pembimbing
juga harus mampu mengarah siswa agar menggunakan waktu belajaryang baik
,membaca buku serta memahami isi dari bacaan tersebut dan dapat di mengerti
materi yang di diberikan oleh guru. Guru juga harus memiliki pengalaman rohani,
komitmen tinggi terhadap profesi guruPAK dan mengenal lebih mendetail tentang
dalam memberikan bimbingan terhadap siswa – siswi dapat di atasi dengan baik
proses belajar siswa –siswi dalam belajar berkelompok dan secara individual dimana
74
pembimbing dapat menanyakan atau melakukan bimbingan antara empat mata
supaya siswa dapat menjelaskan masalah yang ada pada dirinya tanpa di ketahui
orang lain.
C. Saran
Iman Siswa dipengaruhi Oleh Peranan Guru Sebagai Pembimbing. Oleh karena
itu, pihak sekolah perlu mengupayakan agar tugas guru sebagai pembimbing di
Siswa.
sabar dan mengasihi anak didik. ia harus menciptakan suasana belajar yang
menarik dan menyenangkan. Sehingga siswa tidak bosan dan jenuh untuk
b) . Bagi Orangtua
Sebagai Pendidikan anak yang utama dan yang pertama dalam keluarga,
orang tua harus memberikan perhatian dan bimbingan yang baik terhadap
beribadah.
75
c). Bagi Kepala Sekolah
dilakukan setiap hari, setelah jam mengajar selesai maka habislah tanggung
jawabnya sebagai guru melainkan masih banyak tugas – tugas yang sebenarnya
dilakukan sebagai guru misalnya guru itu sebagi motivator, guru itu sebagai
76