Sintya Maryanti Sitinjak
Sintya Maryanti Sitinjak
Sintya Maryanti Sitinjak
PENDAHULUAN
Pendidikan adalah sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pengertian
Pendidikan dapat diartikan sebagai usaha sadar dan sistematis untuk mencapai taraf hidup
atau untuk kemajuan lebih baik. Secara sederhana, Pengertian pendidikan adalah proses
pembelajaran bagi peserta didik untuk dapat mengerti, paham, dan membuat manusia lebih
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia, karena
pendidikan merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi. Dalam kehidupan bernegara
pendidikan sering dikaitkan dengan tingkat kemajuan suatu bangsa. (Dimyati dan Mudjiono
(2006:7).
Pendidikan adalah suatu ilmu yang kita pelajari. Dengan adanya pendidikan kita dapat
mempelajari dan mengetahui tentang ilmu-ilmu yang penting. Pendidikan sangat penting
kita dapatkan, karena jika kita tidak mengetahui dan mendapatkan ilmu kita akan mudah di
tipu dan di permainkan oleh orang. Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam
kehidupan kita, berarti bahwa setiap manusia berhak mendapat dan berharap untuk selalu
berkembang dalam pendidikan. Pendidikan secara umum mempunyai arti suatu proses
kehidupan dalam mengembangkan diri tiap individu untuk dapat hidup dan melangsungkan
bangsa dan mengembangkan manusia yang seutuhnya, yaitu bertakwa terhadap Tuhan Yang
Maha Esa, memiliki pengetahuan, sehat jasmani dan rohani, memiliki budi pekerti luhur,
Undang Undang atas jelas bahwa tujuan pendidikan nasional adalah untuk mencerdaskan
a. Pendidikan Informal
pendidikan informal adalah penelitian yang diperoleh seseorang dari pengalaman sehari-
hari dengan sadar atau tidak sadar, sejak lahirsampai mati di dalam keluarga, dalam
b. Pendidikan Formal
Lembaga pendidikan formal adalah sekolah merupakan lembaga sosial yang tumbuh dan
berkembang dan untuk masyarakat. Artinya sekolah sebagai pusat pendidikan forml
berprogram dan bertarget atau bersasaran yang jelas, serta memiliki struktur kepemimpinan
c. Pendidikan NonFormal
Pendidikan nonformal adalah bentuk pendidikan yang berlangsung di dalam masyarakat .
Masyrakat juga merupakan faktor yang sangat penting bagi kelangsungan pendidikan anak,
Menurut Homrighausen dan Enklaar, Kedua ahli Pendidikan Kristen di atas dalam
Kristen atau istilah yang dipakai oleh kedua ahli ini yakni Pendidikan Agama Kristen di
Sekolah-sekolah. Kedua ahli ini menyatakan bahwa ada negara-negara lain yang bersikap
sekolah memberi faedah-faedah yang berarti. Menurut Homrighausen dan Enklaar, faedah
1. Gereja dapat menyampaikan Injil kepada anak-anak dan pemuda-pemuda yang sukar
dikumpulkan dalam PAK gereja sendiri, seperti Sekolah Minggu dan Katekisasi.
2. Anak-anak yang menerima pendidikan Kristen di sekolah akan merasa bahwa pendidikan
3. Meringankan beban biaya Gereja yang harus dikeluarkan untuk pendidikan Kristen di
sekolah.
4. Agama mulai menjadi bagian kebudayaan setiap rakyat. (Homrighausen dan Enklaar,
dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi. Ini merupakan peluang yang dapat dimanfaatkan
Dalam konteks PAK di sekolah adalah seorang pelayan firman Allah atau seorang
penafsir isi Alkitab dan menerapkannya secara praktis kepada siswa. Kualitas Pendidikan
Agama Kristen di sekolah berhubungan dengan kemampuan guru PAK membaca komentar
seperti kasih dengan beberapa indikator kasih sebagaimana dalam I Korintus 13:4. Indikator
kasih itum yakni: Murah hati; Tidak cemburu; Tidak memegahkan diri dan tidak sombong;
Tidak melakukan yang tidak sopan; Tidak mencari keuntungan diri sendiri; Tidak pemarah
dan tidak menyimpan kesalahan orang lain (tidak bersedia memaafkan orang yang bersalah
padanya); Tidak bersukacita karena ketidak adilan tetapi karena kebenaran; Sabar
Peranan gereja selain bagi pekabaran Injil kepada orang-orang yang belum
diselamatkan, juga sangat penting bagi Tingkat Kerajinan Siswa Ke gereja, terutama dalam
membangun kehidupan rohani jemaatnya agar bertumbuh menjadi jemaat yang dewasa
rohaninya, termasuk kepada anak-anak dan remajanya sebagai generasi penerus kerajaan
Allah di bumi ini. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan firman Tuhan dalam Amsal 22: 6,
bahwaTuhan memandang sangat penting untuk mengajar dan mendidik anak-anak dan
remaja dalam kebenaran firman Tuhan agar mereka tetap setia kepada Tuhan sampai masa
muka bumi ini perlu memberikan fasilitas yang baik bagi pengajaran firman Tuhan dan
menyediakan persekutuan yang sehat bagi anak-anak dan remajanya untuk bertumbuh dalam
Diantara Tri tugas panggilan Gereja, Marturia (Bersaksi), Diakonia (Melayani), Koinonia
(Bersekutu) PAK merupakan bagian Diakonia oleh sebab itu PAK mempunyai Korelasi
dengan Gereja. Sebagai pendidik PAK berlangsung di sekolah, baik Sekolah Negeri,Swasta,
Di sisi lain hasil nilai tingkat kerajinan siswa ke gereja tidak valid atau tidak memenuhi
KKM, Berdasarkan hasil observasi serta dilakukan refleksi tentang pelaksanaan pengajaran
Mengapa Nilai belajar PAK dan Tingkat Kerajinan siswa Ke Gereja sangat rendah?. Maka
Agama Kristen Terhadap Tingkat Kerajunan Siswa Ke Gereja Di SMP Negeri 13 Medan”
Penulis menduga bahwa Tingkat Kerajinan Siswa ke gereja cakupan PAK cukup rendah,
perekonomian yang sulit, factor keluarga,factor lingkungan, tidak memiliki banyak baju,
kurangnya motivasi Guru dalam menerapkan pengajaran, hal ini menunjukkan Tingkat
Kerajinan Siwa Kegereja belum menunjukkan siswa PAK yang rajin ke gereja,
ujicoba seabagai upaya untuk melibatkan siswa supaya lebih meningkatkan Tingkat
Kerajinan ke gereja.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dikemukakan identifikasi sebagai berikut
1. Guru PAK harus menyadari dengan benar apa perannya secara khusus dalam Tingkat
4. Pengajaran Pendidikan Agama Kristen yang digunakan selama ini tidak memakai Buku
C. Batasan Masalah
Batasan masalah adalah masalah yang dibatasi agar peneliti tetap fokus pada
kemampuan teoritik dan supaya mendalam, maka penelitian difokuskan untuk meneliti
D. Rumusan Masalah
Dalam rangka untuk memperjelas maksud dan arah tujuan penelitian sekaligus untuk
memperkuat hasil penelitian sangatlah dibutuhkan adanya penegasan masalah atas dasar
pokok pikiran yang terkandung dalam latar belakang masalah dan identifikasi masalah
1. Ada atau tidakkah Korelasi antara guru PAK dengan Tingkat Kerajinan Siswa ke gereja?.
E. Tujuan Penelitian
Sugiono mengemukakan bahwa tujuan penelitian berkenaan dengan tujuan penelitian
dalam melakukan penelitian. Tujuan penelitian berkaitan erat dengan rumusan masalah yang
dirumuskan, Berangkat dari rumusan masalah sebagaimana yang telah di kemukakan diatas
dan agar sasaran yang akan dicapai dalam penelitian ini lebih terarah. Maka perlu
menjabarkan penelitian yang akan di capai : “Untuk mengetahui ada tidaknya Korelasi
F. Manfaat Penelitian `
Penelitian ini penulisan diharapkan mempunyai manfaat yang baik bagi penulis dan
pembaca yaitu :
Manfaat Khusus
1. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai karya ilmiah dalam upaya
sebagai karya ilmiah dalam upaya mengembangkan kompetensi penulis dan dapat
mengenai Korelasi Antara Guru PAK dengan Tingkat Kerajinan Siswa Ke gereja.
Manfaat Umum
2. Sebagai bahan masuk yang positif bagi Calon Guru PAK dalam meningkatkan
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teoritis
Pendidikan Agama Kristen (PAK) merupakan usaha secara sadar yang dilaksanakan
oleh gereja (juga beberapa pihak yang terkait didalamnya misalnya pemerintah) untuk
Melalui PAK setiap orang mampu mengenal dan mengalami perjumpaan dengan
Kristus serta menyatakan dan meniru sedikit banyaknya injil dan karakter dalam kehidupan
sehari-hari yang berdasarkan Alkitab, berpusat pada Kristus, dan bergantung kepada Roh
Kudus, yang membimbing setiap pribadi pada semua tingkat pertumbuhan melalui
pengajaran masa kini ke arah pengenalan dan pengalaman rencana dan kehendak Allah
melalui Kristus dalam setiap aspek kehidupan, dan melengkapi mereka bagi pelayanan yang
efektif, yang berpusat pada Kristus sang Guru Agung dan perintah yang mendewasakan
pada murid”
Menurut Martin Luther (1483-1548) PAK adalah pendidikan yang melibatkan warga
jemaat untuk belajar teratur dan tertib agar semakin menyadari dosa mereka serta
bersukacita dalam Firman Yesus Kristus yang memerdekakan. Di samping itu PAK
pengalaman berdoa, Firman tertulis (Alkitab) dan rupa-rupa kebudayaan sehingga mereka
mampu melayani sesamanya termasuk masyarakat dan Negara serta mengambil bagian
adalah usaha sengaja gereja untuk membina dan mendidik semua warganya untuk mencapai
tingkat kedewasaan dalam iman, pengharapan dan kasih, guna melaksanakan misi-Nya di
Menurut Kristianto (2006:3) bahwa pendidikan agama Kristen merupakan tugas dan
tanggungjawab gereja dalam pelayanan bagi jemaat Tuhan. Dengan pendidikan agama
Kristen warga jemaat diperlengkapi untuk mampu menyoroti berbagai masalah hidup
sedemikian rupa dan menjadi warga gereja yang setia pada Tuhan dalam pelaksanaan tugas
Menurut John Calvin (1509-1664) PAK adalah pendidikan yang bertujuan mendidik
1. Terlibat dalam penelaahan Alkitab secara cerdas sebagaimana dengan bimbingan Roh
kudus.
Bapa dan Yesus Kristus dalam pekerjaan sehari-hari serta hidup bertanggung jawab di
bawah kedaulatan Allah dan kemuliaanNya sebagai lambang ucapan syukur mereka yang
persekutuan umat Tuhan. Dalam perjanjian lama pada hakekatnya dasar-dasar terdapat pada
sejarah suci purbakala, bahwa Pendidikan Agama Kristen itu mulai sejak terpanggilnya
Abraham menjadi nenek moyang umat pilihan Tuhan, bahkan bertumpu pada Allah sendiri
pemupukan akal orang-orang percaya dan anak-anak mereka dengan firman Allah di bawah
bimbingan Roh Kudus melalui sejumlah pengalaman belajar yang dilaksanakan gereja.
Sehingga dalam diri mereka dihasilkan pertumbuhan rohani yang bersinambungan yang
semakin mendalam melalui pengabdian diri kepada Allah Bapa Tuhan Yesus Kristus berupa
tindakan- tindakan kasih terhadap sesamanya khususnya yang muda, dalam rangka belajar
teratur dan tertib agar semakin sadar akan dosa mereka serta bergembira dalam Firman
mereka dengan sumber iman khususnya pengalaman berdoa, Firman tertulis, Alkitab, dan
dan negara serta mengambil bagian dengan bertanggung jawab dalam persekutuan Kristen,
yaitu gereja.
Menurut Warner PAK adalah “Proses pengajaran dan pembelajaran yang berdasarkan
Allah, Berpusat pada Kristus, dan bergantung kepada Roh Kudus yang membimbing setiap
pribadi pada semua tingkat pertumbuhan melalui pengajaran masa kini kea rah pengenalan
dan pengalaman rencana dan kehendak Allah melalui Kristus dalam setiap aspek kehidupan,
dan melengkapi mereka bagi pelayanan yang efektif,yang berpusat pada Kristus sang Guru
Adapun beberapa tempat dimana pengajaran PAK berlangsung yaitu di Sekolah- sekolah
Umum, di Sekolah Kristen, baik dalam internal yaitu,Pengajaran Gereja Sekolah Minggu,
Katkisasi Sidi, Pembina Warga Gereja secara Umum, dan di nonformal yaiitu, Lembaga
Berdasarkan pemaparan diatas,dapat disimpilkan bahwa Guru PAK adalah Pribadi yang
setia mendidik, mengajar, dan membimbing peserta didiknya kea rah yang lebih baik dan
bertanggung jawab, member pengetahuan tentang Alkitab dan Kristus sebagai Juruslamat
yang kekaldi dalam hidup manusia. Sebab itu hendaknya guru menjadi teladan yang menarik
orang kepada Kristus, Hendaknya ia dapat mencerminkan Roh Kristus seluruh Pribadinya
a. PAK di Gereja
Pendidikan Kristen yang dilakukan di Gereja adalah pendidikan yang berporos pada
Yesus Kristus. Yesus dalam pelayanan-Nya tidak mengabaikan tugas mengajar. Penulis Injil
Matius mencatat 9 kali kata mengajar yang menunjuk pada kegiatan Yesus. Injil Markus
mencatat 15 kali, dan Lukas 8 kali. Maka mengajar itu merupakan bagian yang amat penting
Tempat mengajar Yesus itu berfariasi, yaitu di bait Allah, di rumah ibadat (sinagoge), di
pantai danau atau perahu nelayan, di bukit dan di tempat yang datar. Tempat tidak menjadi
kendala Yesus melakukan tugas pendidikan. Salah satu tugas pendidikan itu yakni mengajar.
adalah kata yang dipakai dengan cara yang bermacam-macam. Ada pendidikan dalam arti
kata seorang yang sedang dibimbing dan diajar, pendidikan juga merangkum tindakan yang
proses bimbingan dan hal-hal apa saja yang diajarkan. Pendidikan yang diberikan Tuhan
merupakan tindakan menyampaikan kebenaran yang akan menuntun seseorang secara benar
kepada suatu relasi dengan Tuhan dan kepada usaha mengaplikasikan perilaku suci dalam
Bagaimana gereja mengajar menurut penjelsan Cully, dapat di uraikan sebagai berikut:
3. Gereja mengajar melalui hubungan-hubungan yang ada antara orang dewasa dan anak-anak
di gereja;
5. Gereja mengajar melalui partisipasi anak-anak dan orang dewasa dalam keseluruhan
b. PAK di Sekolah
aspek afektif.Perlu diingat bahwa sumber utama PAK adalah Alkitab sebagai dasar
kehidupan iman Kristen. Aspek afektif dalam PAK berarti usaha menanamkan nilai-nilai
kebenaran Firman Tuhan ke dalam kehidupan peserta didik.Peserta didik yang memiliki
kompetensi afektif ditandai dengan perubahan tingkah laku, hidup menurut kebenaran
Firman Tuhan. Untuk mewujudkan tujuan belajar yang optimal, yaitu setiap peserta didik
memiliki perubahan tingkah laku, memerlukan sebuah strategi pembelajaran yang tepat.
Penerapan strategi pembelajaran yang tidak sesuai dengan tujuan belajar membuat
perubahan pada peserta didik tidak dapat diukur dengan baik. Jika yang akan ditanamkan
adalah nilai-nilai, maka strategi pembelajaran yang dipilih adalah strategi pembelajaran
afektif, yang memang pada dasarnya memberikan penekanan kepada penanaman, dan
PAK di Gereja dan di Sekolah perlu memfokuskan perhatiannya pada pembentukan nilai
dan watak Kristiani, untuk melahirkan generasi yang berkarakter Kristus, hidup dalam takut
akan diakibatkan oleh krisis karakter sumber daya manusia.Kenakalan remaja, kecanduan,
perkelahian, kekerasan, kriminalitas, adalah bentuk krisis karakter sumber daya manusia
dimaksudkan untuk membentuk prilaku yang benar, membawa peserta didik hidup dalam
Sekolah adalah suatu lembaga yang digunakan untuk kegiatan belajar bagi para pendidik
serta mnjadi tempat memberi dan juga menerima pelajaran yang sesuai dengan bidangnya.
Sekolah menjadi salah satu tempat untuk mendidik anak-anak dengan maksud untuk
memberikan ilmu yang diberikan supaya mereka mampu menjadi manusia yang berguna
bagi bangsa dan juga negara. Sekolah memiliki peran yang sangat penting bagi kehidupan
bangsa.
Pendidikan agama Kristen dalam keluarga sangat penting, agar setiap orangtua mengerti
bagaimana memperlakukan dan cara pendampingan kepada setiap anggota keluarga, melalui
teladan Yesus yang telah mendapat pendidikan dengan orangtua yang mengasihinya menjadi
contoh yang baik kepada setiap keluarga, orangtua yang baik yang memiliki waktu kepada
anggota keluarga, untuk mengetahui apa yang menjadi permasalahan keluarga, komunikasi
sangat penting dalam keluarga, sangling mengampuni bila ada kesalahan menjadi hal yang
utama, agar tidak menimbulkan dendam apabila ada kesalahan, keluarga harus menjadi
tempat perlindungan bagi anak-anak, keluarga yang berpendidikan sangat penting, orangtua
mnecerminkan kasih Allah ketika setiap anggota menghargai dan menghormati orangtua,
orangtua menddidik anak dengan penuh hikmat yang betujuan untuk memeuliakan Allah,
keluarga yang takut akan Allah adalah keluarga berkenan kepada Allah.
Menurut penulis bahwa pendidikan Agama Kristen bagi Siswa tidak boleh diabaikan oleh
gereja, keluarga, dan sekolah . Pendidikan Kristen merupakan salah satu cara yang sangat
produktif dalam meningkatkan kualitas spiritual kaum remaja di gereja. Karena dengan
terjawabnya pergumulan remaja baik dengan diri sendiri, dengan orang tua dan tentang masa
depan, maka tidak ada lagi penghalang bagi pertumbuhan iman mereka. Oleh sebab itu,
bagian pelayanan remaja di dalam gereja khususnya, perlu membuat program-program yang
dirancang dengan dasar pengajaran iman Kristen yang berkaitan dengan pergumulan-
pergumulan yang dihadapi oleh remaja. Adapun metode yang digunakan bisa berupa
khotbah, Pemahaman Alkitab, dialog antara orang tua dan linkungan, ceramah dan
sebagainya. Kalau gereja menggarap remaja secara serius, maka gereja akan dipenuhi
dengan remaja yang merdeka dan mereka akan menjadi generasi penerus gereja yang sehat,
d. Pengajaran PAK
Pengertian pengajaran PAK menurut Homrighausen memiliki tujuan, dimana dengan
menerima pendidikan itu, segala pelajar, muda dan tua, memasuki persekutuan iman yang
hidup dengan Tuhan sendiri, dan oleh dan dalam Dia mereka terhisap pula pada persekutuan
jemaat-Nya yang mengakui dan mempermuliakan nama-Nya di segala waktu dan tempat”
Menurut Iris V. Cully (1995:2) “sekolah adalah lingkungan di mana anak-anak dari
setiap generasi diajarkan tentang apa yang diharapkan dan dituntut oleh suatu kebudayaan”.
dapat dilakukan melalui kegiatan mengajar dan memberi teladan (sikap hidup atau perilaku
guru yang sesuai dengan ajaran Kristen). Keteladanan adalah cara mendidik melalui perilaku
yang baik dari setiap pendidik Kristen atau guru di sekolah yang akan mempengaruhi
peserta didik atau siswa di sekolah. Sedangkan mengajar melibatkan pemberdayaan intelek
individu untuk meningkatkan tubuh, pikiran dan jiwa. Hal ini tidak berarti bahwa
keteladanan tidak melibatkan pikiran dan jiwa. Pikiran sangat diperlukan dalam kehidupan
karena dengan pikiran itulah kemudian setiap orang mengaplikasikan apa yang diketahuinya
Berdasarkan paparan di atas menjadi jelas bahwa dalam pendidikan terdapat dua
interaksi yaitu orang dewasa yang dalam konteks sekolah disebut guru dan orang belum
dewasa yang dalam konteks sekolah formal disebut peserta didik. Dalam pendidikan
membutuhkan guru-guru Kristen yang dapat memberi pengajaran dan keteladanan yang
baik..
Menurut E.G.Homrighausen dan I.H. Enklaar. Kedua ahli Pendidikan Kristen di atas
dalam bukunya yang berjudul “Pendidikan Agama Kristen” menjelaskan tentang pendidikan
Kristen atau istilah yang dipakai oleh kedua ahli ini yakni Pendidikan Agama Kristen di
Sekolah-sekolah. Kedua ahli ini menyatakan bahwa ada negara-negara lain yang bersikap
sekolah yaitu:
1.Gereja dapat menyampaikan Injil kepada anak-anak dan pemuda-pemuda yang sukar
dikumpulkan dalam PAK gereja sendiri, seperti Sekolah Minggu dan Katekisasi.
2.Anak-anak yang menerima pendidikan Kristen di sekolah akan merasa bahwa pendidikan
3.Meringankan beban biaya Gereja yang harus dikeluarkan untuk pendidikan Kristen di
sekolah.
(Homrighausen dan Enklaar, 1996:151-152). Selain itu, pemerintah telah memberi undang-
undang Pendidikan Nasional. Pendidikan keagamaan mendapat tempat penting dalam setiap
jenjang pendidikan, mulai dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi. Ini merupakan
peluang yang dapat dimanfaatkan untuk menolong siswa dalam pembinaan mental dan
spritualnya.
Peranan gereja selain bagi pekabaran Injil kepada orang-orang yang belum
diselamatkan, juga sangat penting bagi Tingkat Kerajinan Siswa Ke gereja, terutama dalam
membangun kehidupan rohani jemaatnya agar bertumbuh menjadi jemaat yang dewasa
rohaninya, termasuk kepada anak-anak dan remajanya sebagai generasi penerus kerajaan
Allah di bumi ini. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan firman Tuhan dalam Amsal 22:6,
bahwaTuhan memandang sangat penting untuk mengajar dan mendidik anak-anak dan
remaja dalam kebenaran firman Tuhan agar mereka tetap setia kepada Tuhan sampai masa
muka bumi ini perlu memberikan fasilitas yang baik bagi pengajaran firman Tuhan dan
menyediakan persekutuan yang sehat bagi anak-anak dan remajanya untuk bertumbuh dalam
Dalam mencermati masalah dan problema yang mungkin ditimbulkan serta guna
mencegah dampak-dampak negatif dari problema yang mungkin muncul dari perubahan
hidup mereka, sangatlah bijaksana bila orang tua dan gereja secara bersama melakukan
tindakan-tindakan yang cerdik bagi anak-anak dan remaja agar mereka tidak terjebak ke
dalam dampak-dampak negatif akibat berbagai perubahan itu. ”Pertumbuhan gereja adalah
kenaikan yang seimbang dalam kuantitas, kualitas dan kompleksitas organisasi sebuah
gereja” (Jenson-Stevens, 2004 : 30). Dapat diartikan, bahwa suatu gereja baru dapat
dikatakan mengalami pertumbuhan bila telah terjadi pertambahan jumlah anggotanya dan
juga diikuti pertambahan kualitas/pertumbuhan rohani jemaatnya. Gereja bukan hanya dapat
penting, gereja yang adalah sebuah organisme akan terus mengalami pertumbuhan baik dari
warga jemaat, khususnya yang muda, dalam rangka belajar teratur dan tertib agar semakin
sadar akan dosa mereka serta bergembira dalam firman Yesus Kristus yang memerdekakan
mereka disamping memperlengkapi dengan sumber iman sehingga mereka mampu melayani
sesama termasuk masyarakat dan negara serta mengambil bagian secara bertanggung jawab
dalam persekutuan Kristen, yaitu gereja. Sementara itu John Calvin mengatakan bahwa
pendidikan agama adalah pendidikan yang bertujuan mendidik semua putra-putri gereja
untuk mengabdi kepada Allah Bapa dan Yesus Kristus (Boehlke, 2000 : 342, 414).
kebiasaan-kebiasaan yang menuju kepada kecakapan”, pada jalan yang harus ditempuhnya,
mempunyai arti yang lebih luas daripada hanya memberikan pengetahuan teori sebanyak-
banyaknya ke dalam hati murid-murid yang belum bersedia dengan satu pengharapan bahwa
kelak pada akhir perjalanan yang jauh ini, murid akan tiba pada tujuan yang benar. Hal ini
berarti membimbing dan melatih kehidupan itu dibawah pemeliharaan Roh Allah, sehingga
langkah demi langkah, ia dipimpin kepada saat dimana ia menerima Dia yang adalah “jalan
Pengajaran merupakan cara yang digunakan atau metode yang digunakan dalam
untuk menyampaikan pengetahuan kepada siswa. Dalam konsep ini, guru bertindak dan
berperan aktif bahkan sangat menonjol dan bersifat menentukan segalanya. Pengajaran sama
2. Pengajaran merupakan interaksi mengajar dan belajar. Pengajaran berlangsung sebagai suatu
proses saling pengaruh mempengaruhi dalam bentuk hubungan interaksi antara guru dan
siswa. Guru bertindak sebagai pengajar, sedangkan siswa berperan sebagai yang melakukan
perbuatan belajar. Guru dan siswa menunjukkan keaktifan yang seimbang sekalipunn
3. Pengajaran sebagai suatu sistem.Pengertian pengajaran pada hakikatnya lebih luas dan
Pengajaran adalah suatu sistem yang luas, yang mengandung dan dilandasi oleh
berbagai dimensi, yakni :Profesi guru, Perkembangan dan pertumbuhan siswa/peserta didik,
Pengajaran Pendidikan Agama Kristen tidak hanya menjadi alat atau sarana yang
sangat efektif bagi penginjilan, tetapi juga mempunyai kontribusi yang cukup besar bagi
pertumbuhan dan perkembangan gereja di masa yang akan datang. Di bawah ini
dalam hal ini anak-anak dengan Firman Tuhan atau dengan Tuhan Yesus sendiri, yang
adalah Firman Yonahes 1:1, “Pada mulanya adalah Firman dan firman itu bersama-sama
dengan Allah, dan Firman itu adalah Allah”. Dalam Injil Yohanes 1:14, dikatakan bahwa :
“Firman itu telah menjadi manusia dan diam diantara dan kita telah melihat kemulianNya”
Karena perjumpaannya dengan Yesus, Sang Firman yang hidup, melalui pelajaran Agama
Kristen di sekolah, banyak siswa yang pada akhirnya percaya kepada Tuhan Yesus, dan
tidak sedikit orang tua yang dahulu menolak Tuhan Yesus secara terang-terangan, akhirnya
mengakui dan memberi diri dibaptis. Penulis Ibrani mengatakan “Sebab firman Allah hidup
dan kuat, lebih tajam daripada pedang bermata dua manapun; Ia menusuk amat dalam
sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan
Pengajaran Agama Kristen yang dilaksanakan di Sekolah dalam satu kelas, secara formal
dan tertata rapi, menghasilkan suasana pribadi antara sesama rekan sekelas yang akhirnya
Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal, di setiap kelas terdiri dari siswa yang umurnya
tidak jauh berbeda satu dengan yang lainnya. Oleh sebab itu program pengajaran Agama
Kristen tersusun sesuai dengan tingkat umur dan kemampuan siswa. Dalam penyampaian
materipun disesuaikan dengan kondisi setempat. Dengan demikian gereja dan sekolah dapat
membuat program yang dapat memberikan tugas penginjilan secara logis dan efektif.
Keempat, Pengajaran Agama Kristen mengembangkan tujuan yang paling utama dari
semua pelayanan Pengajaran Kristen, yaitu membimbing orang (siswa) kedalam hubungan
yang benar dengan Allah, melalui iman kepada Yesus Kristus. Tujuan Penulis injil yang
keempat , yaitu Yohanes, mengatakan : Supaya kami percaya bahwa Yesuslah Messias,
Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam namaNya (Yohanes
20:31). Memang tak seorangpun dapat menjamin hasil seperti ini. Bahkan Tuhan Yesus
Dari sekian banyak atau lamanya Pengajaran Agama Kristen pasti ada semacam
pengajaran yang menambah kemungkinan, bahwa siswa atau orang-orang percaya yang
sesat atau hilang akan ditemukan dan diselamatkan. Dan orang-orang atau siswa yang sudah
diselamatkan oleh karena percaya kepada Tuhan Yesus (Yoh 3:16), akan bertumbuh sebagai
hasil dari pengalamannya ketika mengikuti Pelajaran Agama Kristen, menuju kedewasaan
2. Pengertian Korelasi
Kata “Korelasi” berasal dari bahasa Inggris Correlation. Dalam bahasa Indonesia sering
Dalam Ilmu Statistik istilah “korelasi” diberi pengertian sebagai “hubungan antara dua
variabel atau lebih.” Korelasi adalah salah satu analisis dalam statistik yang dipakai untuk
mencari hubungan antara dua variabel yang bersifat kuantitatif. Analisis korelasi merupakan
studi pembahasan mengenai derajat hubungan atau derajat asosiasi antara dua variabel,
misalnya variabel X dan variabel Y. Adapun pengertian korelasi yang lebih spesifik, yaitu
ini, sekaligus memperlihatkan bahwa tujuan dari analisis korelasi adalah untuk
membawa akibat kepada kegiatan yang lain. Selain itu arti kata hubungan dapat juga
dikatakan sebagai suatu proses, cara atau arahan yang menentukan atau menggambarkan
suatu obyek tertentu yang membawa dampak atau pengaruh terhadap obyek lainnya.
Kedua variabel yang dibandingkan satu sama lain dalam korelasi dapat dibedakan
menjadi variabel independen dan variabel dependen. Sesuai dengan namanya, variabel
Sementara itu variabel dependen adalah variabel yang dapat berubah sebagai akibat dari
pertumbuhan tanaman dengan variabel sinar matahari dan tinggi tanaman. Sinar matahari
merupakan variabel independen karena intensitas cahaya yang dihasilkan oleh matahari
tidak dapat diatur oleh manusia. Sedangkan tinggi tanaman merupakan variabel dependen
karena perubahan tinggi tanaman dipengaruhi langsung oleh intensitas cahaya matahari
3. Pengertian Tingkat
Tingkat adalah sebuah homonim karena arti-artinya memiliki ejaan dan pelafalan yang
sama tetapi maknanya berbeda, sepeti susunan yang berlapis-lapis atau berlenggek-lenggek
seperti lenggek rumah, tumpuan pada tangga (jenjang), Tingkat memiliki arti dalam
kelas nomina atau kata benda sehingga tingkat dapat menyatakan nama dari seseorang,
tempat, atau semua benda dan segala yang dibendakan, tingkat yg menyatakan kualitas atau
Kerajinan adalah suatu usaha yang dilakukan secara terus menerus dengan penuh
semangat ketekunan, kecekatan, kegigihan, berdedikasi tinggi dan berdaya maju yang luas
Kerajinan sebagai salah satu subsektor dalam kreatif penting, karena kerajinan berbasis
kepada ide dari daya kreativitas seseorang akan pengetahuan, warisan budaya, dan juga
budaya. Ketika kerajinan bisa menghasilkan keluaran (output) dari pemanfaatan kreativitas,
keahlian, dan bakat individu untuk menciptakan nilai tambah, lapangan kerja, dan juga
kualitas hidup yang lebih baik, maka bisa dikatakan ia telah menjadi bagian dari kreatif.
Dimana ia akan memiliki peran yang penting dalam kreatif karena mampu menggerakan
sektor-sektor lainnya yang berkaitan. Untuk dapat mengembangkan kerajinan sebagai salah
satu subsektor dalam kreatif, maka pemahaman mengenai definisi dan ruang lingkup
subsektor ini adalah mutlak. dari pemahaman definisi serta ruang lingkup, maka proses
selanjutnya untuk melakukan pemetaan dan perencanaan perkembangan subsektor ini pun
akan menjadi lebih baik dan jelas arahnya. Tetapi proses pemahaman ini mendapat
Di satu sisi kerajinan dilihat sebagai sebuah kreativitas dengan basis seni dan budaya.
Di sisi lain, ada sudut pandang tentang kerajinan dari sisi Tingkat Kerajinan siswa ke gereja.
Hal ini bukan berarti pemahaman yang satu akan lebih baik dari yang lain. Pemahaman
kerajinan dari sisi ke sisi bisa berbeda-beda. Apa yang dipahami sebagai kerajinan pada satu
masyarakat bisa berbeda dengan masyarakat lainnya. Tentu saja berkaitan dengan penelitian
berjudul “ Korelasi Pengajaran Pendidikan Agama Kristen Terhadap Tingkat Keajinan
Siswa Ke Gereja”.Kita yang mengaku sebagai orang Kristen sejak kecil diajarkan supaya
rajin ke gereja. Kita melakukannya tanpa tahu pasti kenapa harus melakukannya. Sama hal
dengan menjadi Kristen tapi tidak mengenal Tuhan yang dipercayainya. berpikir bahwa
beribadah setiap minggunya adalah kewajiban bagi orang-orang yang mengaku Kristen.
Alasan lainnya bahkan lebih parah, supaya tidak dinilai sebagai Kristen KTP saja. Banyak
juga orang Kristen yang berpikir kalau supaya diselamatkan, mereka harus rajin ke gereja
dan aktif melayani. Alangkah kaburnya pemahaman Kristen yang demikian. Karena jika
demikian kita ternyata tak jauh berbeda dengan orang-orang yang tak beriman. Tanpa kita
sadari, kita menyamakan Tuhan dengan gereja. Ada yang bilang kalau jarang ke gereja
berarti dia tak lagi beriman, jauh dari Tuhan dan bahkan melepaskan keselamatan yang
sudah diterimannya.Bukan berarti rajin ke gereja itu tidak penting. Ya, tentu saja sangat
penting. Hanya saja pemikiran-pemikiran keliru justru membuat kita mengaburkan tujuan
gereja yang sebenarnya.Alkitab dengan jelas mengatakan bahwa keselamatan adalah berkat
kasih karunia melalui iman dan juga karya penebusan Kristus lah yang mengerjakannya bagi
kita (baca Efesus 2: 8-9; Kisah 4: 12). Tindakan atau perbuatan kita bukanlah jalan untuk
1. Penuh Kasih
Orang yang cinta damai adalah sikap yang penih kasih dalam Alkitab kepada
seluruh sesamanya. Kasih ini juga tidak berbeda-beda antara dengan orang
yang satu dan lain. Melalui perbuatan yang penuh kasih ini, maka umat Kristen
2. Sabar
Orang yang umumnya dapat membawa damai adalah orang yang pandai dalam
bersabar.hal ini karena orang yang sabar selalu dapat mengendalikan emosinya
sehigga tidak mudah marah ataupun membawa pada kebencian.Oleh sebab itu
orang yang sabar dapat pula dikatakan sebagai pembawa kedamaian pada orang
3. Rendah Hati
Orang pembawa damai menurut iman Kristen yaitu selalu berusaha rendah hati
sombong dan tidak disukai oleh Allah. Karena itu jika ingin membawa damai
mengontrol emosi. Hal ini terlihat dari perilaku sehari- hari yang lebih sabar
dan berusaha memahami kesulitan orang lain sebaik mungkin. Orang yang
tidak mudah terpancing emosinya umumnya akan lebih mampu melakukan hal-
5. Tidak Pemarah
Jika ingin menciptakan damai secara maksimal, maka sebaiknya hindari sikap
menjahkan kita dari rasa damai. Menjadi pemarah akan penuh dengan emosi
dan pada akhirnya hanya mampu menyakiti orang lain di sekitar kita. Karena
itu kendalikan emosi dan halangi keinginan untuk marah supaya berkenan dan
6. Mengampuni
Pembawa damai tentunya juga lebih mudah untuk mengampuni orang yang
bersalah kepadanya. Hal ini memang tidak perna mudah . Tetapi dengan jalan
demikian maka akan mudah tercipta damai diseluruh sekitar umat Kristen.
Tentunya sangat sulit melakukan hal ini tanpa bantuan karunia Roh Kudus.
7. Murah Hati
Tentunya orang yang membawa damai akan selalu dapat bersikap murah hati
kepada sesamanya.Oleh sebab itu selalu berlaku murah hati pada setiap orang
supaya dapat menciptakan suasana damai yang kondusif dan tidak berseteru
satu dengan yang lain. Jika merasa susah berbuat demikian hendaknya lakukan
cara berdoa dalam Roh supaya diberi kekuatan Allah untuk lebih murah hati
pada sesame.
5. Pengertian Gereja
Menurut KBBI Gereja (bahasa Inggris: Church; bahasa Portugis: Igreja) adalah suatu
kata bahasa Indonesia yang berarti suatu perkumpulan atau lembaga dari penganut
agama Kristen, 2 badan (organisasi) umat Kristen yang sama kepercayaan, ajaran, dan tata
cara ibadahnya.
Menurut Etimologi Kata "Gereja" merupakan kata ambilan dari bahasa Portugis: igreja,
yang berasal dari bahasa Yunani: εκκλησία (ekklêsia) yang berarti dipanggil keluar (ek=
keluar; klesia dari kata kaleo= memanggil); kumpulan orang yang dipanggil ke luar dari
1. Arti pertama ialah 'umat', atau lebih tepat, 'persekutuan' orang Kristen. Arti ini diterima
sebagai arti pertama bagi orang Kristen. Jadi, gereja pertama-tama bukanlah sebuah gedung.
2. Arti kedua adalah sebuah perhimpunan atau pertemuan ibadah umat Kristen. Bisa bertempat
3. Arti ketiga ialah mazhab (aliran) atau denominasi dalam agama Kristen. Gereja Katolik,
4. Arti keempat ialah lembaga (administratif) daripada sebuah mazhab Kristen. Contoh kalimat
5. Arti terakhir dan juga arti umum adalah sebuah “rumah ibadah” umat Kristen, di mana umat
Gereja (untuk arti yang pertama) terbentuk 50 hari setelah kebangkitan Yesus Kristus pada
hari raya Pentakosta, yaitu ketika Roh Kudusyang dijanjikan Allah diberikan kepada semua
Gereja (bahasa Inggris: Church) adalah suatu kata bahasa Indonesia yang berarti suatu
perkumpulan atau lembaga dari penganut iman Kristiani. Istilah Yunani ἐκκλησία, yang
muncul dalam Perjanjian Baru di Alkitab Kristen biasanya diterjemahkan sebagai
"jemaat/umat"..Kata "Gereja" merupakan kata ambilan dari bahasa Portugis: igreja, yang
berasal dari bahasa Yunani: εκκλησία (ekklêsia) yang berarti dipanggil keluar (ek= keluar;
klesia dari kata kaleo= memanggil); kumpulan orang yang dipanggil ke luar dari dunia
Arti pertama ialah 'umat', atau lebih tepat, 'persekutuan' orang Kristen. Arti ini
diterima sebagai arti pertama bagi orang Kristen. Jadi, gereja pertama-tama bukanlah sebuah
gedung.
Arti kedua adalah sebuah perhimpunan atau pertemuan ibadah umat Kristen. Bisa
Arti ketiga ialah mazhab (aliran) atau denominasi dalam agama Kristen. Gereja
Arti keempat ialah lembaga (administratif) daripada sebuah mazhab Kristen. Contoh
Arti terakhir dan juga arti umum adalah sebuah “rumah ibadah” umat Kristen, di
Berbicara tentang gereja tidak terlepas dari mempelajari pengertian gereja atau
jemaat Kristen dalam hubungannya dengan kuasa-kuasa dunia dan orang-orang Kristen,
seperti dikatakan oleh Daiton, “ Dalam Buku Gereja Milik Siapa “. 1 Untuk mengawali
Gereja (bahasa Inggris: Church; bahasa Portugis: Igreja) adalah suatu kata bahasa
Indonesia yang berarti suatu perkumpulan atau lembaga dari penganut iman Kristiani. Istilah
Yunani ἐκκλησία, yang muncul dalam Perjanjian Baru di Alkitab Kristen biasanya
diterjemahkan sebagai "jemaat/umatada dua kata yang sering digunakan untuk menjelaskan
a.Eklesia : EK berarti keluar dan kata kerja “ Kaleo “ berarti memanggil. Jadi gereja
menurut kata Yunani eklesia adalah orang-orang yang memanggil keluar oleh
keluar dari dunianya atau Negerinya(kejadian 12-1). Gereja juga dipanggil dari
dunia bangsa-bangsa “keluar” dari dalam gelap masuk kedalam terang dan ajaib.
b. Kuriake: artinya orang-orang yang menjadi milik Kristus (Kurios), untuk memuliakan
namaNya. Hal ini berarti gereja bukanlah organisasi orang-orang yang mendirikan
suatu perkumpulan untuk tujual kelompok atau golongan, tetapi orang-orang yang
telah dipanggil berkumpul oleh Tuhan sendiri (Roma 8:24 Efesus 4:12). Martin B.
Dainton, Gereja milih siapa, Jakarta : YKMK, 1994. Hlm. Petus 2:9 Kolose 1:13-
20
Di dalam Alkitab tidak ada definisi yang baku mengenai gereja, tetapi Perjanjian Baru
mencatat banyak cerita dan nasihat yang dapat memberikan gambaran tentang apa dan
bagaimana gereja pada masa-masa awalnya. Dalam kitab Kisah Para Rasul (2:41-47),
misalnya, digambarkan bagaimana dan apa yang terjadi ketika para pengikut Yesus Kristus
berkumpul. Dalam Perjanjian Baru ,Kehidupan gereja dan makna bergereja juga dijelaskan
Domba Allah’, ‘Anak-anak Allah’, dan ‘Keluarga Allah’. Dalam matafor tubuh Kristus (1
Korintus 12:12-31).
Paul Minear Menyebutkan images atau beberapa gambaran tentang citra gereja. Satu
diantaranya yang paling terkenal adalah citra sebagai Tuhan Kritus, sebagai Umat Tuhan.
Gambaran inilah yang sering digunakan Alkitab, baik kitab Perjanjian lama maupun
perjanjian baru, Gereja Tuhan disebut sebagai Tubuh Kristus, berarti antara anggota gereja
yang satu dengan anggota gereja yang lain saling berhubungan satu dengan yang lain.
Rasul Paulus menyebut gereja yang itu sebagai tubuh yang memiliki banyak anggota,
sebagaimana dikatakan oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Korintus. 2 Uskup Agun. Donal
Robinson menulis bahwa dalam Perjanjian Baru Gereja berarti suatu jemaat Kristen
dianggap sebagai unsur-unsur pokok dari sebuah lembaga dunia. Malah eksplisit dan
mengejutkan mereka disebut, dalam kata jamak “gereja”. Smeeton, Gereja Tuhan Dalam
Dalam Buku Dasar Yang Teguh Brill mengatakan , gereja diartikan sebagai jemaat
Kristus, yaitu perhimpunan orang-orang yang telah bertobat dari dosa-dosa mereka dan telah
percaya kepada Yesus Kristus, telah dilahirkan kembali oleh pekerjaan Roh Kudus, serta
dipersatukan dengan Kristus dan Kristus adalah kepala. Sepertinya kurang lengkap dalam
memahami arti gereja sebelum melihatnya dalam kontek Kitab Perjanjian Lama. Sekalipun
dalam kitab PL tidak ada istilah gereja, dalam menjelaskan umat Allah atau jemaat, namun
dalam Kisah 7 : 38, Stefanus mempergunakan kata “Eklesia” untuk jemaat dipadang gurun.
Ini berarti bahwa Allah sudah bertindak untuk menghadirkan atau membentuk “seorang
Dalam Kitab Perjanjian Lama umat Allah dipanggil berkumpul oleh para pemimpinnya
untuk menyembah Allah dan untuk memberi perintah. Micahel Griffiths, dalam bukunya
melukiskan arti gereja dalam Kitab Perjanjian Lama sebagai “mobil”, bahkan sekelompok
“mobil”, yang bergerak kesuatu tujuan (walaupun mereka kehilangan jejak di padang gurun
dan berkeliling selama hampir empat puluh tahun ). 2 Sedangkan Leslie Newbigin
menggambarkan gereja dalam Perjanjian Lama sebagai berikut : “Gereja adalah umat Allah
yang berziarah”. Gereja itu bergerak, bergerak keujung dunia ini untuk berseru kepada
seluruh umat manusia untuk berdamai dengan Tuhan, bergerak menyongsong akhir zaman
Dalam I Petrus 2:9 – 10 , Rasul Petrus menggunakan gambaran – gambaran umat Allah
pemahaman gereja dalam Perjanjian Lama dengan Perjanjian Baru. Karena itu Rasul Paulus
dalam 1 Kor.10 mengatakan, bahwa pengalaman umat Israel di padang gurun merupakan
suatu modal buat gereja – gereja, bahwa mereka bisa belajar dari contoh – contoh bangsa
Israel. Gereja Yang Sebenarnya Pada umumnya gambaran tentang gereja selama ini
memang hanya terfokus pada gedung yang digunakan oleh orang – orang Kristen untuk
kegiatan – kegiatan keagamaan, yang fungsinya sama dengan Masjid dalam Agama Islam
dan Wihara dalam Agama Budha. Untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam
mengenai Gereja, harus banyak belajar dari kesaksian Alkitab serta dari tokoh – tokoh
Gereja terdahulu..
c. Ciri-ciri Gereja
1. Gereja atau persekutuan orang-orang yang percaya kepada tuhan Yesus yang
mengumpulkan, membentuk adalah Tuhan sendiri melalui pekerjaan Roh Kudus, melalui
para pemimpin. Pertama kali gereja terbentuk pada Hari Pentakosta (Hari yang kelima
2. Gereja atau orang-orang Kristen adalah sebagai hamba atau pelayan (Huperitis), Pelayan
3. Gereja atau orang-orang yang percaya dari segala jaman selalu dipelihara oleh Tuhan
sendiri yaitu melalui Pelayanan Firman, Sakramen, dan kuasa Roh Kudus yang telah
dijanjikan-Nya
Tentang misi George Barna, dalam buku The Power Of Vicion, mengatakan : “Misi
merupakan pernyataan umum dari tujuan pelayanan bersifat filosofis” lebih lanjut ia
mengatakan, pernyataan misi merupakan pernyataan yang luas, pernyataan umum mengenai
orang yang akan anda jangkau dan apa yang gereja harapkan untuk diselesaikan “.
Gereja atau orang-orang percaya ingat bahwa tanpa bantuan dan bimbingan Roh
Kudus, gereja hanya terdiri atas orang-orang yang lemah dan mudah tersesat kedalam nafsu
duniawi. Untuk itulah Tuhan mengutus Roh Kudus supaya gereja dapat menjalankan Tri
Tugas gereja ditengah-tengah dunia yaitu : bersaksi, bersekutu dan melayani. Gereja yang
sesungguhnya juga merupakan Gereja yang hidup, yaitu orang-orang percaya yang
bersekutu di dalam Tuhan. Gedung merupakan suatu identitas yang menunjukkan kepada
dunia bahwa di tempat dia berdiri, di sana ada penginjilan[1]. Kehidupan Gereja mula-mula
diawali dengan memecahkan roti dan makan bersama serta bertekun dalam men-sharing-kan
firman, yang diawali dan ditutup dengan doa. Gereja yang benar adalah Gereja yang terus
mencari kebenaran firman Tuhan dan terus mengasinkan serta menerangi dunia.
Ibrani 10:21 mengatakan bahwa Kristus adalah kepala Rumah Allah. Gereja yang
tidak takluk sepenuhnya kepada Kristus bukanlah Gereja yang sejati. Jadi, ciri atau identitas
Gereja ada pada Kristus. Bagaimana Gereja taat kepada-Nya, meninggikan nama-Nya, dan
mendasari seluruh kehidupannya pada kehendak dan firman-Nya. Sehingga, Gerejalah yang
harus menjadi benchmark bagi dunia, bukan dunia yang menjadi benchmark bagi Gereja.
Gereja yang dimaksud di sini termasuk diri kita sendiri. Karena itulah, kita tidak dapat terus
menghidupi kebiasaan yang tidak baik, tetapi bagaimana hidup kita terus dibangun di dalam
prinsip firman Tuhan. Inilah redemption yang menjadi “ciri khas” orang Kristen –
penebusan hidup secara totalitas. “ Gereja dapat dijelaskan bahwasannya adalah Tubuh
Kristus dan kristus adalah kepala gereja yang merupakan perkumpulan orang beriman yang
percaya kristus “
3. Selalu diminta untuk menolong orang, padahal gereja tidak mempedulikan permasalahan
mereka.
4. Anak muda berpikiran gereja seringkali menyalahkan budaya zaman sekarang. Misalnya
5. Ketidakpercayaan akan peran anak muda dan disalokasi sumber daya (contohnya si A suka
8. Berhenti membicarakan tentang generasi anak muda, jika gereja sendiri tidak pernah
9. Gereja sudah gagal untuk beradaptasi dengan zaman sekarang dan generasi muda.
10. Membosankan.
11. Tidak adanya fasilitas yang mendukung perkembangan anak muda di gereja.
14. Tidak adanya Perhatian dari Orang Tua (Diajak untuk beribadah)
Dari pemaparan di atas, penulis menarik kesimpulan bahwa maka kerajinan yang menjadi
penelitian adalah ke Kerajinan Ke Gereja bukan kerajinan berbasis seni dan budaya,
melibatakan siswa lebih aktif maka diperrlukan dorongan ke Gereja oleh Orang di sekitanya,
B. Kerangka Konseptual
secara teoritis antara variabel-variabel penelitian yaitu antara variabel independen dengan
variabel dependen. ”Kerangka konseptual dalam penelitian ini berhubungan pada masalah
Buku Kebaktian ini digunakan sebagai suatu cara untuk meningkatkan Kerajinan siswa
Ke Gereja. Pada Pengajaran Pengajaran Pendidikan Agama Kristen guru dalam berinteraksi
digunakan guru dalam belajar mengajar. Dengan demikian para siswa diharapkan mampu
C. Perumusan Hipotesis
Berdasarkan landasan teoritis dan kerangka konseptual yang telah diuraikan maka
Ho = Tidak Terdapat Korelasi Terhadap Tingkat Kerajinan Siswa Kegereja Kelas VIII SMP
Negeri 12 Medan
Ha = Terdapat Korelasi Pengajaran Pendidikan Agama Kristen Terhadap Tingkat Kerajinan Siswa
METODOLOGI PENDIDIKAN
1. Metode Penelitian
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data
dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Untuk mencapai tujuan yang diperlukan dibutuhkan
metode yang relevan untuk mencapai tujuan yang diinginkan (Sugiyono, 2016:1) pada
pembahasam metode penelitian ini,akan diuraikan tentang jenis penelitian,tempat dan waktu
penelitian,populasi dan sampel penelitian,variabel dan indicator penelitian,teknik analisis
2. Desain Penelitian
Penelitian ini melibatkan satu kelas yaitu kelas eksperimen. Untuk mengKorelasi
dilakukan dengan memberikan test sebelum dan sesudah diberi buku Kebaktian.
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Medan. Sedangkan waktu penelitian akan
a. Populasi Penelitian
Sugiyono (2013:215) populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas:
Objek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester ganjil SMP Negeri 13
b. Sampel
Sugiyono (2008: 118) menjelaskan bahwasanya Sampel memiliki arti suatu bagian dari
Sampling. Sugiono (2003:74) random sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana
semua individu dalam populasi baik sendiri-sendiri atau bersama-sama diberi kesempatan
yang sama untuk dipilih. Penulis memakai cara undian yaitu dengan pengambilan sampel
dengan membuat gulungan kertas sehingga member kesempatan yang sama kepada setiap
kelas untuk menjadi sampel. Sehingga yang terpilih VIII-2 sebagai kelas eksperimen.
1. Variabel Penelitian
Pengertian variabel adalah segala hal yang menjadi objek pengamatan penelitian.
Penelitian merupakan faktor – faktor yang mempunyai peran pada peristiwa atau gejala
yang diteliti.Kegunaan variabel terdiri dari faktor – faktor yang mempunyai peran penting
dalam suatu peristiwa yang akan diteliti.Dalam penelitian ini, ada dua variabel yaitu:
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi dari adanya variabel bebas (
dengan menerima pendidikan itu, segala pelajar, muda dan tua, memasuki
persekutuan iman yang hidup dengan Tuhan sendiri, dan oleh dan dalam Dia
b. Tingkat Kerajinan
Tingkat adalah sebuah homonim karena arti-artinya memiliki ejaan dan pelafalan yang
sama tetapi maknanya berbeda, sepeti susunan yang berlapis-lapis atau berlenggek-lenggek
Kerajinan adalah suatu usaha yang dilakukan secara terus menerus dengan penuh
semangat ketekunan, kecekatan, kegigihan, berdedikasi tinggi dan berdaya maju yang luas
berkorelasi dengan angka-angka yang merupakan nilai masing-masing siswa sebagai data
yang akan diolah sehingga didapat kesimpulan apakah tingkat kerajinan siswa ke gereja
c. Desain Penelitian
Penelitian ini melibatkan satu kelas yaitu kelas eksperimen yang diberi perlakuan
dengan metode Pengajaran PAK memakai Buku Kebaktian. Untuk mengetahui Tingkat
Kerajinan Siswa Ke Gereja, dilakukan dengan memberikan test sebelum dan sesudah diberi
T
Kelas Pretes Perlakuan Postes
a
Eksperimen T1 Pengajaran T1
b
Pendidikan
e
Agama
l
Kristen
Keterangan :
Populasi
Sampel
Pretest
Analisis Data
Kelas Eksperimen
Pengajaran
Pendidikan Agama Buku Kebaktian
Postest
Analisi Data
Kesimpulan
1. Tahap persiapan
2. Tahap pelaksanaan
a. Sampel dalam penelitian ini diambil secara satu kelas, yaitu kelas eksperimen . Pengambilan
sampel secara acak ini dimaksudkan agar setiap individu dalam populasi penelitian
b. Memberikan tes awal (pretest) di satu kelas yaitu kelas eksperimen untuk mengetahui
d. Memberikan posttest kepada kelas eksperimen tersebut untuk melihat Tingkat Kerajinan
Siswa Ke Gereja setelah pengajaran PAK. Soal yang diberikan kepada siswa berbeda
3. Tahap analisis
G. Instrument Penelitian
1. Menggunakan Tes
Teknik tes dalam penelitian ini dilakukan untuk mengukur tingkat pemahaman dalam
membuat Pengajaran Pendidikan Agama Kristen . Bentuk tes yang digunakan adalah tes
2. Buku Kebaktian
Gereja,dengan meminta kepada pengurus Gereja lalu Buku Bukti Kebaktian itu
diperiksa oleh Guru Agama Kristen untuk Pengajaran Pendidikan Agama Kristen
Terhadap Tingkat Kerajinan Siswa Ke Gereja dan ini diperlukan untuk
mendukung penelitian.
Cara yang digunakan untuk mengetahui baik atau tidaknya instrument soal test maka
sebelum instrument diujikan kepada sampel, instrument tersebut harus memenuhi criteria
meliputi valid,reliabel,tehnik pengumpulan data dan Korelasi. Oleh karena itu perlu
dilakukan analisis terlebih dahulu terhadap soal yang akan diujikan, meliputi :
1. Uji Validitas
Cara yang digunakan untuk mengetahui baik atau tidaknya instrument soal tes maka
sebelum instrumen diujikan kepada sampel, instrumen tersebut harus memenuhi kriteria
meliputi valid, reliabel, tingkat kesukaran soal dan daya pembeda soal. Oleh karena itu perlu
dilakukan analisis terlebih dahulu terhadap soal yang akan diujikan, meliputi:
a. Validitas Isi
Validitas isi berkenaan dengan kesanggupan alat penilaian dalam mengukur isi
yang seharusnya. Artinya, test tersebut mampu mengungkapkan isi suatu konsep atau
Pada penelitian ini, validitas yang digunakan adalah validitas isi. Instrumen soal
yang akan diberikan kepada siswa baik pretest maupun postest terlebih dahulu divalidkan
oleh validator ahli. Dimana validator ahli yang digunakan penulis adalah guru mata
2. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah populasi berdistribusi normal atau tidak.
Uji normalitas dilakukan dengan mengunakan uji Lilifors. (sudjana, 2004:446) dengan
a. Data X1, X2, X3,………Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, Z3, ………. Zn deng Zi an
rumus :
Zi = untuk I = 1, 2, 3,….., n
Keterangan
= Nilai rata-rata
= Simpangan baku
∑
c. Menghitung proporsi S(Zi) dengan : S(Zi) =
menerima atau menolak hipotesis, lalu membandingkan harga L hitung tabel yang
diambil dari daftar lilifors dengan = 0,05. = taraf nyata signifikansi 5% jika, L0
Untuk mendapatkan hubungan fungsional anatara dua variabel atau lebih atau
mendapatkan pengaruh antara variabel bebas dengan variabel kontrol, Maka digunakan
( Σ Y )( Σ X 2 ) − ( Σ X )( Σ XY )
a =
( n )( Σ X 2 ) − ( Σ X )2
( n )( Σ XY ) − ( Σ X )( Σ Y )
b =
( n )( Σ X 2 ) − ( Σ X )2
(Sudjana, 2005:315)
Analisis data yang digunakan adalah analisis data statistik. Sebelum dilakukan analisis
terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis agar kesimpulan yang ditarik tidak
menyimpang dari kebenaran yang seharusnya. Langkah- langkah analisis tersebut dapat
dilakukan dengan :
6. Uji Korelasi
Kerajinan Siswa Ke Gereja maka digunakan rumus korelasi product moment yaitu :
(Arikunto 2014:274 )
∑ ∑
! ∑ " ∑ " #! ∑ " ∑ " #
Keterangan :
r : Koefisien korelasi
n : jumlah responden
X : koefisien korelasi X
Y : koefisien korelasi Y
Gereja.