Peran Pak

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 28

Eirene Vol. 5 No.

2, 157-180 (Desember 2020) ISSN 2528-1887


Lembaga Pengabdian Pada Masyarakat, Universaitas Kristen Papua Sorong e-ISSN 2540-962X

THE ROLE TEACHERS OF CHRISTIAN RELIGIOUS EDUCATION IN THE


FORMATION BEHAVIOR OF CLASS VIII STUDENTS IN
SMP NEGERI 1 KOTA SORONG

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DALAM


PEMBENTUKAN PERILAKU SISWA KELAS VIII DI
SMP NEGERI 1 KOTA SORONG
1* 2
Korneles V.Ohoiwutun Paulina Wear
1
Fakultas Teologi, Program Studi Magister Pendidikan Agama Kristen Universitas Kristen
Papua
Sorong, Jl. F Kalasuat, Malanu Sorong 94512, Papua Barat,
Indonesia.
2
Fakultas Teologi, Program Pendidikan Agama Kristen Universitas Kristen Papua
Sorong, Jl. F Kalasuat, Malanu Sorong 94512, Papua Barat, Indonesia
*Email:
[email protected]

Abstract : The role of Christian Religious Education teachers has an important role in helping the
spiritual growth of students in the sphere of education. The role of Christian Religion
teachers is basically very necessary and has a large correlation to the behavior of students.
The role of religious teachers is very important in human life, especially for Christians.
Religious education, especially Christianity education is very important to be applied in
increasing spiritual potential, thus helping students to become human beings who believe and
obey God. This study uses a quantitative research approach, correlation type (Corerlational
Research). Correlation research aims to determine the presence or absence of an influence,
and to what extent the influence exists between two or more variables. To see the effect of the
role of Christian Religious Education teachers in the process of shaping student behavior,
Product Moment Correlation analysis is used. So there needs to be an increase in Christian
Religious Teachers in fostering and guiding their children.

Keywords :Role of teacher, Student Behavior

Abstrak : Peranan guru Pendidikan Agama Kristen mempunyai peran penting dalam membantu
pertumbuhan kerohanian siswa dalam lingkup pendidikan, Peranan guru Agama Kristen pada
dasarnya sangat dibutuhkan dan memiliki korelasi yang besar terhadap perilaku siswa-siswi.
Peranan guru Agama, sangatlah penting dalam kehidupan umat manusia, terlebih khusus umat
Agama Kristen. Pendidikan Agama, lebih khususnya pendidikan Agama Kristen sangatlah
penting untuk diterap kandala mpeningkatan potensi spiritual, sehingga membantu peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan taat kepadaTuhan. Penelitian ini menggunakan
pendekatan penelelitian Kuantitatif, jenis korelasi (Corerlational Research). Penelitian
korelasi bertujuan untuk menentukan ada tidaknya pengaruh, dan seberapa jauh pengaruh
yang ada antara dua variabel atau lebih. Untuk melihat pengaruh peranan guru Pendidikan
Agama Kristen dalam proses dalam pembentukan perilaku siswa digunakan analisis Korelasi
Product Moment. Maka perlu adanya peningkatan Guru Agama Kristen dalam membina dan
membimbing anak-anak mereka.

Kata Kunci: Peranan Guru, Perilaku Siswa

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah upaya yang bertujuan untuk menumbuh kembangkan seluruh
potensi sumber daya manusia yang berlangsung seumur hidup, sesuai dengan nilai dan
kebudayaan yang ada dalam masyarakat, dimana proses pendidikan itu berlangsung.
Hal ini dikarenakan tujuan pengembangan potensi individu bukan hanya akan
bermanfaat
157
Eirene Jurnal Ilmiah Teologi

bagi individu itu sendiri melainkan juga bagi masyarakat, bangsa dan negara sebagai
dampak dari komunikasi sosial yang akan dilakukan oleh individu.
Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama, antara orang tua, masyarakat dan
1
pemerintah. Ketiga komponen tersebut saling berkaitan dan bertanggung jawab
terhadap pendidikan anak. Namun lembaga pendidikan pertama yang dilalui oleh
seorang anak adalah keluarga yang dalam lingkup kecil disebut sebagai orang tua.
Orang tua memiliki peranan penting sebagai pendidik kodrati anak, karna dari orang
tualah anak melakukan interaksi yang pertama dan mendapatkan pendidikan pertama
maka dari itu, diperlukan peran penting orang tua sebagai perwujudan tanggung jawab
terhadap pendidikan anaknya. Anak sebagai amanah orang tua, harus diemban dengan
cara merawat, menjaga dan mendidiknya agar kelak sesuai yang diinginkan.
Dalam pendidikan hendaknya terjadi proses edukatif, artinya bahwa dalam
pendidikan hendaknya terjadi interaksi yang dinamis antara pendidik dengan peserta
didik. Karena itu unsur-unsur pendidikan yang perlu mendapat perhatian adalah adanya
tujuan yang jelas, tersedianya materi yang baik, interaksi yang dinamis dari guru dan
siswa, metode pengajaran yang bervariasi, lingkungan yang menunjang dan penilaian
2
yang baik. Dalam hal tersebut dibutuhkan peranan guru dalam tugas pengajaran dan
pembinaan secara efisien untuk mencapai mutuh peserta didik dalam aspek ilmu
pengetahuan, kemampuan, keratifitas dan keterujian perilaku yang baik sesuai dengan
kehendak Tuhan, yang olehnya sangat dibutuhkan peran aktif guru yang
membidangi
pelajaran agama secara khusus pelajaran agama kristen.
Pendidikan Agama Kristen adalah ajaran yang dia jarankan tentang agama pada
anak sejak dari usia dini hingga anak dan potensinya untuk memiliki kekuatan spiritual
3
keagamaan. Dalam hal ini, pendidikan agama Kristen memanfaatkan pengalaman
4
beragama umat manusia sepanjang abad agar menghasilkan gaya hidup kristiani.
Persoalan mendasar yang dihadapi sekolah-sekolah kita sekarang ini adalah
persoalan moral. Persoalan-persoalan lainnya bersumber dari persoalan ini. Bahkan
reformasi akademis bergantung pada bagaimana kita mengedepankan karakte/perilaku.
5
Begitu kata William Kilpatrick Hal inilah yang sering terjadi di SMP Negeri 1 Kota
Sorong yaitu siswa tidak menghargai guru pada saat proses pembelajaran berlangsung
misalnya; mengganggu teman sebangku, bercanda dengan teman sekelas hingga
mengakibatkan pertengkaran, membuka Hp, bahkan lebih parah adalah siswa merokok
sementara guru mengajar di depan kelas.
Dengan demikian, peran guru Agama Kristen sangat penting dalam perubahan
karakter dan perilaku anak didik, sehingga melalui Peranan guru Agama Kristen yang
efektif peserta didik akan lebih dewasa dalam pemahaman tentang hidup rukun serta
berkenan di hadapan Tuhan. Perilaku merupakan salah satu pokok pembahasan yang
perlu diperhatikan, dimana dari perilaku ini seorang peserta didik dapat dikenali
karakter dan pergaulannya. Hal ini berarti bahwa peranan Guru Pendidikan
Agama

1
Lihat, Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bab
IV (Jakarta: Visimedia, 2008), 7.
2
Hardi Budiyana, Dasar-Dasar Pendidikan Agama Kristen; (Yogyakarta: ANDI Offset, 2011), 2
3
Harianto GP, Pendidikan Agama Dalam Alkitab & Dunia Pendidikan Masa Kini (Yogyakarta
: ANDI, 2012),52.
4
Robert R Boehlke, Sejarah Perkembangan Pemikiran Dan Praktek PAK dari Yohanes Amos
Comenius sampai perkembangan PAK di Indonesia (Jakarta : Gunung Mulia,1997), 530.
5
Thomas Lickona, PendidikanKarakter (Panduan Lengkap Mendidik siswa menjadi Pintar dan
Baik), (Bandung:Penerbit Nusa Media, 2013), 3.

158
Ohoiwutun, at al : Peranan Guru Pendidikan Agama Kristen…

Kristen di sekolah sangat penting untuk memberi pengaruh bagi siswa dalam
bertingkah laku terlebih lagi dalam pertumbuhan imannya.
Jadi, berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka penulis tertarik melakukan
penelitian tentang “Peran Guru Pendidikan Agama Kristen Dalam Pembentukan
Perilaku Siswa di SMP Negeri 1 Kota Sorong”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dalam penelitian ini, maka dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut : Bagaimana pengaruh peran guru Pendidikan Agama Kristen
dalam pembentukan perilaku siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Kota Sorong?
C. Tujuan Penelitian
Dari perumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk : menjelaskan
sejauh mana peran guru Pendidikan Agama Kristen dalam pembentukan perilaku siswa
kelas VIII SMP Negeri 1 Kota Sorong.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penulisan skripsi ini adalah:
1. Untuk menambah wawasan guru Pendidikan Agama Kristen mengenai
peranan guru terhadap pertumbuhan iman siswa.
2. Untuk membantu penulis dalam mempersiapkan diri sebagai calon guru
Pendidikan Agama Kristen di masa-masa yang akan datang saat bekerja nanti .
3. Untuk memenuhi salah satu syarat akademik dalam menyelesaikan Stratum Satu
(S1) pada Universitas Kristen Papua.

II. KAJIAN TEORI


A. Pengertian Guru Secara Umum
Pengertian guru adalah pendidik atau pengajar yang mengajar mulai dari anak usia
dini kadang juga orang tua di sebut sebagai guru yang pertama karena pelajaran
pertama berasal dari rumah. Guru-guru harus mempunyai kualitas yang profesional
dalam mengajar kepada anak didik baik pada saat mengajar di kelas dan juga di lu
ar sekolah. Sedangkan menurut Mulyasa guru adalah menjadi seorang tokoh
pendidik yang menjadi contoh panutan bagi anak didiknya. Jadi pengertian guru adalah
seorang pengajar yang harus aktif dalam dunia pendidikan dan menjadikan pendidikan
sebagai pelayanan bukan beban.
B. Pengertian Pendidikan Agama
Kristen
Pendidikan Agama Kristen (PAK) adalah Pendidikan Alkitabiah Teologis yang
diadakan secara berdasar, berencana, terarah, dan terus menerus untuk membina,
mengasuh, mengajar, mempersiapkan, melatih serta memperlengkapi semua orang
percaya untuk memasyurkan Injil Kerajaan Allah di dalam dunia ini dengan dukungan
6
iman, pengharapan dan kasih melalui, perkataan dan perbuatan.
Pendidikan Agama Kristen adalah sangat bermanfaat bagi pelayan gereja,guru
agama dan keluarga Kristen karena dengan adanya pelajaran Agama Kristen di bapaki
dalam setiap kehidupan umat Kristen. Menurut Werner C. Graendorf menyatakan
Pendidikan Agama Kristen yang berpusat pada Kristus yang membimbing dan
menuntun langkah hidup kita sebagai manusai, pengalaman, dan kehendak Allah
melalui Kristus dalam setiap aspek kehidupan, serta memperlengkapi mereka bagi
pelayanan yang efektif yang berpusat kepada Kristus Sang Guru
7
Agung.
6
Els.Tarummaseley, Apa dan bagaimana PAK itu, (Jakarta : 1997), 23.
7
Werner C.Greandorf, Introduction to Biblical Christian Education (Chicago : Moody press,1988),
116.

159
Eirene Jurnal Ilmiah Teologi

Kata Agama itu kata A artinya tidak Gama yang berarti tidak buruk Agama
adalah suatu kepercayaan kepada Tuhan atau kepada sang pencipta sedangkan Ajaran
adalah suatu ajarkan lewat suatu kitab atau tokoh Agama yang muntun hidupkan
8
kepada jalan yang benar
1. Peranan Guru Pendidikan Agama
Kristen
Peranan guru Pendidikan Agama Kristen, kita akan memfokuskan diri kepada
peranan guru dalam proses pembelajaran. Pada zaman lampau, guru memang segalanya
karena pengetahuan masih terbatas sebenarnya dan dan pengetahuan pun masih terbatas.
Tetapi mengingat perkembangan teknologi yang ajaib ini, maka mau tidak mau peran
guru mengalami perubahan juga. Kadangkala ditemukan juga murid lebih dulu
mengetahui dari gurunya. Hal ini di karenakan pengetahuan bisah di dapat dimana saja,
baik lewat televisi maupun internet.
Dan harap disadari bahwa pengembangan komunikasi ini belum berakhir, masih
dalam perjalanan yang panjang dan mengagumkan sekali perkembangannya.
Implikasihnya adalah bahwa sumber pelajaran banyak sekali ditemukan di dunia maya,
termasuk pelajaran PAK. Bahan tentang PAK begitu banyak di internet sehingga di
masa depan peran guru secara siknifikan akan mengalami perubahan. Walaupun
demikian peran guru sangat penting, hanya mengalami perubahan dalam gaya dan
strategi mengajarnya. Guru Pendidikan Agama Kristen mempunyai peranan sebagai
seorang penginjilan bagi siswa-siswa. Guru saat mengajar di dalam kelas berarti sudah
memberikatan injil kepada siswa-siswi.
Hal ini yang tidak di sadari oleh guru saat mengajar pada hal mereka sudah
memberitakan Injil. Guru harus banyak belajar dari Yesus sebagai Guru Besar yang
9
Agung”
Adapun peran guru dalam penerapan pembelajaran adalah sebagai
10
berikut:
a. Guru Sebagai Sumber Belajar
Guru berperan sebagai sumber belajar maksudnya adalah bahwa guru yang baik
dapat menguasai materi pengajaran yang di ajarkan. Dia mampu menjadi narasumber
yang baik dengan menguasai bahan ajar dan bila siswa bertanya dia akan mampu
menjawabnya dengan baik dam penuh keyakinan. Ciri guru kurang menguasai bahan
ajarnya adalah suara yang kurang jelas, penyampaian monoton, tidak ada ilustrasi,
hanya membaca materi, dan untuk mengatasi masalah ini sebaiknya seorang guru, guru
seperti ini biasanya malas untuk menyiampakan hanya satu bahan ajardisarankan agar
guru melakukan pemetaan pelajaran, yang mana merupakan inti pelajaran dan
mana yang merupakan penunjang, sehingga guru fokus kepada pengembangan inti
pelajaran dan yang lainnya dilakukan dengan bantuan siswa yang pintar, dimana dia
ikut terlibat memberitahu referensi bahan dari sumber lain.
b. Guru Sebagai Fasilitator
Arti guru sebagai fasilitator adalah guru memberikan pelayaanan akan kebutuhan
pembelajaran siswa dengan siswa dapat lebih mudah memahami pelajaran dan menjadi
sesuatu yang menyenangkan. Tujuan ini bukan berfokus kepada guru tetapi guru
bertanya kepada dirinya bagaimana agar siswa mudah mempelajari bahan ajar yang
disampaikan.
8
Daniel Nuhamara, Pembimbing Pendidikan Agama Kristen(Jakarta: Ditjen Bimas Kristen
Protestan dan Universitas Terbuka, 1992), 27.
9
Weruah,Wordpress. Com/2009/11/30/peran-guru-pak/ pada, 30 November 2009
10
Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran (Jakarta : Kencana, 2008), 280-292.

160
Ohoiwutun, at al : Peranan Guru Pendidikan Agama Kristen…

Untuk memcapai hal itu maka guru di harapkan:


1) Guru perlu menguasai berbagai media pembelajaran dan sumber pembelajaran,
belajar menguasai yang di perlukan dan menggunakan sesuai dengan kebutuhan
pelajaran PAK. Tidak semua media pembelajaran dapat di terapkan dalam PAK,
dan guru harus bijak memilih juga belajar menguasainnya.
2) Guru juga di harapkan mampu merancang suatu media pembelajaran dan
menatanya berdasarkan materi pelajaran yang di bahas.
3) Hal lain adalah pentingnya guru menguasai teknik berkomunikasi dan
berinteraksi dengan baik. Belajar berkomunikasi adalah keterampilan yang tidak
boleh di remehkan seotang guru. Bahkan keterampilan berkomunikasih
harus terus menerus di pelajari bagi seorang guru profesional, karena ada
perubahan paradigma komunikasi moderen di era posmodernisasi ini.
c. Guru Sebagai Pengelola
Disini guru berperan sebagai seorang menejer yang mampu mengelola proses
pembelajaran, sehingga terjadi kondisi yang kondusif. Dan setiap siswa memiliki
kecepatan yang berbeda dalam menangkap dan memahami pelajaran, di samping itu
adanya disiplin dan penilaian akan membuat siswa mau belajar, dan di berinya
tanggung jawab akan meningkatkan minat belajarnya. Maka peran pengelola dapat
dilakukan sebagai berikut:
1) Guru merencanakan tujuan belajar (perencanaan).
2) Guru mengorganisasikan sumber-sumber belajar untuk mencapai tujuan
pembelajaran (pengorganisasian).
3) Guru kemudian memimpin simana dapat di lakukan lewat motifasi, stimulasi dan
dorongan (pemimpin).
4) Akhirnya guru mengawasi semua fungsi manajemen pembelajaran untuk
mengetahui apakah berjalan dengan baik ataukah belum ynag bersifat
evaluatif

d. Guru Sebagai Demonstrator


Guru di sini berperan sebagai model sehingga murid dapat memahami pelajaran
dan dapat mengikuti teladannya. Setidaknya ada dua peran guru sebagai demonstrator:
1) Guru menjadi model dalam materi pembelajaran, misalnya mendemonsrtasikan
sesuatu lewat strategi pembelajaran, lewat media drama, atau cara berdoa, atau
adanya liturgi ibadah dan lain sebagainya.
2) Demonstrator juga berarti guru menjadi model dan teladan bagi siswanya. Ia
adalah teladan hidup.
e. Guru sebagai Pembimbing
Harus di sadari bahwa setiap sisiwa adalah unik dan memiliki ciri khas sendiri
sebagai ciptaan Tuhan. Mereka memiliki kecerdasan yang berbedah, cara belajardengan
cera yang berbedah juga. Di sinilah peran guru sebagai pembimbing, karena dengan
perbedaan itu maka guru patut membimbing siswa mengingat psikologi perkembangan,
maka guru adalah seseorang yang menuntun perkembangan anak itu terutama dalam
proses pembelajaran. Guru bukan membuat suatu paksaan, tetapi mengarahkan potensi,
minat dan bakatnya. Maka dalam hal ini guru diharapkan :
1) Memiliki pengetahuan soal perbedaan kepribadian, pelbagai kecerdasan
(multiple intillegence), gaya belajar anak (learning style) sehingga anak bisa
dibimbing sesuai dengan minat dan bakatnya.

161
Eirene Jurnal Ilmiah Teologi

2) Dalam merencanakan kelas pembelajaran, maka guru mempertimbangkan faktor


psikologi dan fisiologis (fisik) dari siswa dalam menyusun kompetensi yang
dimiliki siswa.
f. Guru sebagai Motivator
Aspek motivasi adalah unsur penting dalam pembelajaran, di mana prestasi
seorang siswa bukan semata-mata karena dia pintar, tetapi adanya motivasi yang kuat
baik secara internal maupun eksternal. Begitu juga dengan siswa yang kurang,
seringkali disebabkan tiadanya motivasi dalam belajar. Motivasi adalah suatu gerakan
internal pada diri siswa untuk mencapai tujuan tertentu lewat rangsangan atau dorongan
yang muncul dari dirinya sendiri atau orang lain. Di sini guru berperan penting dalam
memberikan motivasi kepada siswanya. Maka mewujudkan peran itu sepatutnya guru :
1) Guru dengan segala kreatifitasnya memperjelas tujuan pembelajaran sehingga
membangkitkan minat belajar siswanya. Motivasi bangkit bila tujuan yang
hendak dicapai menjadi jelas.
2) Cara membangkitkan minat belajar dilakukan juga dengan mengaitkan bahan
pelajaran dengan kebutuhan siswa secara nyata. Juga pelajaran harus dikaitkan
dengan pengalaman yang disesuaikan dengan tingkat usia siswa. lalu kesuksesan
belajar akan memotivasi tambah buat siswa belajar lebih giat lagi, maka jangan
memberikan ujian atau evaluasi yang berat diawal pelajaran. Mulai dengan ringan
dan sedang.
3) Guru juga patut menciptakan suasana yang menyenangkan dalam pembelajaran
yaitu adanya bebas dari rasa takut, ada rasa aman. Seimbangkan pujian dan
disiplin, beri penilaian dengan segera, beri komentar atas hasil karya siswa.
4) Perlu juga diciptakan adanya persaingan dan kerja sama. Konsep bersaing sehat
perlu ditanamkan pada siswa agar mereka termotivasi untuk berjuang dalam hidup
ini. Lalu dalam persaingan itu juga diajarkan kerja bersama untuk mencapai
tujuan yang hendak dicapai.
g. Guru Sebagai Evaluator
Pada peran ini guru memberikan evaluasi atau penilaian atas keberhasilan
pembelajaran yang dilakukan baik evaluasi siswa maupun sang guru sendiri. Untuk
peran guru :
1) Evaluasi tentang keberhasilan siswa : Dalam kegiatan ini guru harus melakukan
evaluasi terhadap hasil pembelajaran siswa untuk mengetahui apakah kompetensi
yang hendak dicapai sudah terpenuhi. Di sini guru tidak boleh berpikir bahwa tes
sama dengan evaluasi. Tes untuk siswa hanyalah salah satu bentuk evaluasi. Ada
hal lain selain tes, yaitu adanya observasi guru dalam penerapan ilmu kedalam
kehidupan sehari-hari, adanya wawancara dengan siswa, dan rangkaian evaluasi
lainnya. Intinya evaluasi bukan terbatas kepada hasil belajar tetapi proses belajar
siswa.
2) Evaluasi tentang keberhasilan guru : Di sisni hendaknya guru juga menilai dirinya
sendiri dan teman sejawat apakah proses pembelajaran telah dilakukan dengan
baik dan optimal. Di bagian ini guru hendaknya mengevaluasi ; apakah
pembelajaran sesuai dengan perencanaan, hal-hal apa saja yang perlu diperbaiki.
Mungkin siswa perlu dilibatkan dalam memberikan masukan tentang evaluasi
pembelajaran yang dilakukan oleh guru.
2. Tanggung Jawab Guru Pendidikan Agama Kristen

162
Ohoiwutun, at al : Peranan Guru Pendidikan Agama Kristen…

Guru adalah pengajar atau pendidika yang mengajar dari anak usia dini dari
11
TK,SD,SMP dan Perguruan tinggidan guru harus mempunyai gelar sarjana.”
Sedangkan menurut Mulyasa, istilah guru menjadi contoh dan panutan bagi anak
didiknya dalam tindakan perilakukanya. Karena seorang guru harus mempunyai
12
karakter yang tegas,disiplin dan mandiri.”
Jadi guru pekerjaannya adalah mengajar dan mengayumi anak didiknya.
Dalam pandangannya, John M. Nainggolan mengatakan tanggung jawab yang
dipikul oleh setiap guru-guru Pendidikan Agama Kristen yang telah disediakan
melingkupi sebagai berikut:
a. Sejauh mana Pendidikan Agama Kristen di sekolah mampu memberikan dampak
yang baik bagi pertumbuhan iman anak pada saat ini.
b. Sejauh mana tanggungjawab sekolah dalam melaksanakan Pendidikan Agama
Kristen kepada anak secara bertanggung jawab dan berkualitas.
c. Sejauh mana peranan guru Pendidikan Agama Kristen di sekolah mewujudkan
tujuan Pendidikan Agama Kristen di Gereja.
d. Sejauh mana tanggung jawab orang tua dalam mendukung pelaksanaan tugas
13
Pendidikan Agama Kristen di sekolah.
Berkut ini adalah tugas dan tanggung jawab yang di berikan seorang guru kepada
siswa a. Guru Memberikan Dirinya Kepada Murid
Guru Pendidikan Agama Kristen merupakan faktor penting dalam mensukseskan
kegiatan belajar mengajar. John M. Nainggolan tanggung jawab guru PAK adalah “guru
memberi tenaga, waktu tanpa pamrih, ikilas kepada murid-murid-Nya setiap hari dan
menghargai hasil karya, tugas dari siswa didik. Ini merupakan hal yang biasa yang
dikerjakan oleh guru senantiasa dalam hidupnya. Gembalakanlah kawanan domba
Allah yang ada padamu, jangan dengan paksa, tetapi dengan sukarela sesuai dengan
kehendak Allah, dan jangan karena mau mencari keuntungan, tetapi dengan
pengabdian diri (1
Petrus 5:2)”.
b. Guru Menjadi Teladan Kepada Murid
Paulus sebagai seorang pengajar mengatakan kepada Timotius anak rohaninya
bahwa “Jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah
teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam
kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu(1 Timotius 4:12)”.
c. Guru Membawa Murid Pada Perjumpaan Dengan Kristus
Untuk bisa menemukan pribadi seseorang kepada Kristus karena, Kristus adalah
teladan yang mempunyai karakter rela mati di kayu salib untuk menebus dosa kita
, maka seseorang harus mengenal dan mengerti terlebih dahulu hal-hal berikut:
“(1) Kristus dan keselamatan (Yesus Sebagai Juruselamat, Roma 3:23, Yohanes 3:16).
(2) Pertobatan dan iman (lahir baru). (3) Kristus sebabai pusat kehidupan. (4)
Memelihara
14
persekutuan dengan Allah.
d. Guru Membawa Murid Kepada Perubahan Hidup
Filosofis Pendidikan Agama Kristen menyadarkan kepada kita. Pentingnya
pengajaran tentang kehidupan Kristus dalam pelayananya di bumi.

11
Nurfuadi, Uno. B. Profesionalisme (Jakarta: STAIN Press, 2012), 105.
12
Mulyasa, Menjadi Guru Profesional (Bandung: PT Rosda Karya, 2006), 37.
13
John M. Nainggolan, Guru Agama Kristen. (Bandung: Jurnal Info Media, 2006), 29.
14
HardiBudiyana, Dasar-Dasar Pendidikan Agama Kristen.(Surakarta: STT Berita Hidup, 2011),
234

163
Eirene Jurnal Ilmiah Teologi

Dengan demikian, seorang guru bertanggung jawab penuh dalam mengembalakan


murid-muridnya dan atas hidup rohani peserta didik. “Tuhan Yesus sudah menyuruh
15
dia: gembalakanlah domba-dombaku!” (Yoh. 21:15). Selain mengajar di dalam kelas
seorang guru juga memperhatikan anak didiknya dengan baik selalu ada buat mereka
saat suka dan duka menjadi sahabat bagi anak didiknya. Jadi peranan pendidikan agama
kristen sangatlah penting di sini, sebab guru harus melakukan apa yang telah
diperintahkan Tuhan Yesus, yaitu menggembalakan peserta didiknya di gereja
maupun di sekolah, secara khusus adalah di sekolah. Bukan hanya menggembalakan
peserta didiknya , tetapi juga guru pendidikan agama kristen juga dapat memelihara dan
menumbuhkan kerohanian peserta didik.

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Siswa-


siswi
1. Faktor Internal dan
Eksternal
Perubah perilaku siswa biasanya terjadi dalam lingkungan yang dia
tinggal
,pergaulanya seperti salah memilih teman, dan sosial media yang dia lihat dapat
16
mempengaruhi perilaku siswa”
a. Faktor-faktor Internal sebagai berikut: Keturunan : Dalam keturunan,
lingkungan
merupakan tempat pertama kalinya bagi anak di dalam keluarga anak menerima
pendidikan pertama dari orang tuanya. Faktor keturunan merupakan kekuatan
organik dan pewarisan menjadi satu faktor yang mempengaruhi perilaku. Anak
yang dibesarkan dalam keluarga yang brokenhome (bercerai), atau kurang
harmonis maka anak cenderung akan mengalami perilaku yang menyimpang.
Dapat dikatakan bahwa pewarisan sikap perilaku orang tua turun temurun
diwariskan kepada anak-anaknya. Seorang anak memiliki perilaku yang sama dari
orang tuanya, baik dari ayah maupun ibunya.
Faktor pribadi: Faktor kepribadian berpengaruh terhadap pembentukan perilaku
seseorang, hal yang di dalam dirinya di keluarkan malalu emosi atau tindakan
rangsangan. Hal ini dapat dilihat baik yang datang dari dalam dirinya maupun
dari lingkungannya, sehingga corak dan kebiasaan itu merupakan suatu kesatuan
fungsional yang khas pada diri seseorang.
b. Faktor Eksternal: Ada faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku anak yang
bersifat eksternal atau yang sifatnya datang dari luar diri anak tersebut di
antaranya sebagai berikut: Lingkungan Keluarga: Lingkungan keluarga
merupakan lingkungan pertama bagi anak, tempat peletakan dasar
kepribadian dan karakter anak yang akan mengalami perkembangan pada masa
pertumbuhan
anak. Di dalam keluarga, anak menerima pendidikan pertama dari orang
tuanya.
Pendidikan itu meliputi pola asuh orang tua, teladan berperilaku, kepribadian
orang tua, sikap hidup dan cara hidup yang merupakan unsur-unsur pendidikan
yang secara tidak langsung dipelajari olah anak dan masuk dalam proses
pembentukan perilaku anak. Faktor Pendidikan: pendidikan membawah
perubahan perilaku anak yang terbentuk dari yang tidak tau menjadi tau, dari yang
susah menjadi gampang. Orang tua adalah guru pertama yang mendidik anak dari
bayi.
Faktor Masyarakat: Lingkungan masyarakat merupakan lingkungan dimana anak
berada dan memberikan pengaruh terhadap perilaku anak. Perbedan perilaku akan
15
Daniel Nuhamara.Pembimbing Pendidikan Agama Kristen, ( Modul 1-9). Departemen Agama
Direktoral Jeandral Bimbingan Masyarakat (Kristen) Protestan.1996),165.
16
Puwadarminta.KamusBesarBahasa Indonesia (Jakarta:Balai Pustaka.2000), l12
164
Ohoiwutun, at al : Peranan Guru Pendidikan Agama Kristen…

nampak dari keseharian anak dalam bergaul dengan lingkungan masyarakat di


sekitarnya.
2. Bentuk-bentuk Perilaku Siswa-
siswi
Pada dasarnya perilaku manusia tidak timbul dengan sendirinya, tetapi
diakibatkan adanya rangsangan (stimulus) yang mempengaruhinya, baik dalam
dirinya
(internal) maupun dari luar (eksternal).
Ada dua, yaitu: Bentuk perilaku positif: Sopan santun dan Ketaatan, Kedisiplinan,
Kejujuran, menghargai dan menghormati. Bentuk perilaku negatif: Perilaku negatif
17
anak antara lain “sikap bermusuhan, menghukum diri sendiri, dan sains”
Bentuk Perilaku Positif sebagai berikut : Sopan santun dan Ketaatan: Sopan santun atau
tata karma menurut Taryati adalah “taat kepada orang tua adalah cara kita hormat
kepada mereka yang telah membesarkan kita dari kecil yang bekerja keras demi
18
kehidupan kita.” Sedangkan Istilah taat merupakan suatu wujud tindakan tunjud dan
patut terhadap peraturan terhadap dan tata tertib yang berlaku ketaatan ditunjukan baik
19
terhadap perintah dan peraturan hukum Allah.”
Bentuk Perilaku Negatif sebagai berikut :
a. Sikap bermusuhan: sikap seseorag menentukan cara hidupnya. Perilaku
bermusuhan merupakan perilaku yang berbahaya. Perilaku ini akan memandang
orang disekitarnya adalah musuh. Sehingga yang terjadi adalah orang tersebut
akan menutup diri dengan orang lain dan tidak mau berteman dengan siap pun.
b. Menghukum diri sendiri: menghukum diri sendiri adalah tindakan negative yang
di lakukan oleh seorang murid. Murid akan merasa tidak bebas dengan
kehidupannya dan murid tersebut tidak mau melakukan sesuatu tanpa ada yang
mendorong.
c. Sains: Perilaku sains dilihat dari ketidakberdayaan individu untuk berbuat atau
berbicara dalam kelompok, sedangkan sifat bermusuhan adalah sifat musuh-
memusuhi, berlawanan bertentangan dengan orang lain. Sedangkan perilaku
menghukum diri sendiri terjadi karena individu merasa cemas bahwa orang lain
tidak menyukai dirinya.

III. METODOLOGI PENELITIAN


A. Pendekatan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan yang akan dicapai maka pendekatan
penelelitian ini adalah Kuantitatif, jenis korelasi (Corerlational Research). Penelitia
korelasi bertujuan untuk menentukan ada tidaknya pengaruh, dan seberapa jauh
pengaruh yang ada antara dua variabel atau lebih.

B. Lokasi Penelitian
Berdasarkan judul dan permasalahan yang ada, maka penulis memilih SMP
Negeri 1 Kota Sorong sebagai lokasi penelitian. Alasan penulis memilih SMP. Negeri
1
Kota Sorong sebagai lokasi penelitian dikarenakan sekolah ini merupakan tempat
penulis melaksanakan Praktek Pengenalan Lapangan (PPL), sehingga penulis
sudah

17
Abu Darwis, Perilaku Menyimpang Murid SD, (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Direktorat Ketenagaan, 2006), 44.
18
Taryati, dkk.Pembinaan Budaya dalam Lingkungan Keluarga Daerah Istimewa
Yogyakarta, Peny.Salamun.Departemen Pedidikan dan Kebudayaan, irektoral lendral Kebudayaan
Direktorat Sejarah
dan Nilai traisional Proyek Pengkajian dan Pembinaan Budaya, 54.
19
Kamus Besar Bahasa Indonesia online: http://kbbi:id/taat, diakses: Selasa 25 februari,2020.
165
Eirene Jurnal Ilmiah Teologi

mengetahui permasalahan yang terjadi serta punya relasi yang baik dengan para
guru sengginga muda untuk mendapatkan data.

C. Populasi dan Sampel


Populasi dan sampel dalam penelitian kuantitatif merupakan istilah yang sangat
lasim dipakai, dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Populasi
Populasi adalah objek dan benda-benda alam yang mempunyai
20
karakteristik tertetu untuk dipelajari oleh peneliti dan diambil kesimpulannya. Yang
menjadi populasi dari penelitian ini adalah Siswa SMP Negeri 1 Kota Sorong kelas VIII
yang beragama Kristen Protestan dengan jumlah 210 orang yang dijadikan populasi
sekaligus sampel dalam penelitian.
2. Sampel
Sampel adalah merupakan bagian dari populasi yang ingin diteliti, dan sampel
dalam penelitian ini adalah bagian dari jumlah tersebut, maka banyaknya sampel yang
diambil dalam kegiatan penelitian ini adalah sebanyak 210 siswa yang terdiri dari kelas
VIII A sampai kelas VIII B. Penentuan sampel pada penelitian ini menggunakan rumus
21
Random Sampling yaitu penentuan sampel secara acak . Dapat dilihat pada tabel
berikut ini.

Penentuan Sampel
Tabel 1
Kelas Kelas Kelas Kelas Kelas Kelas Kelas
VIII- VIII- VIII- VIII- VIII- VIII- VIII- Jumlah
A B C D E F G
5 5 5 3 5 2 5 30
Dari rumus dan penjumlahan di atas maka sampel yang diperoleh untuk penelitian
ini
adalah 30 orang siswa yang beragama Kristen
Protestan.

D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah gejala-gejala yang menunjukan variasi, baik dalam
jenis maupun tingkatannya. Kidder dalam Hamid Darmadi menyatakan bahwa variabel
adalah suatu kualitas di mana peneliti ingin mempelajari dan menarik kesimpulan dari
penelitian yang dilakukan. Variabel dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar
dibawah ini.
Peran Guru Pembentukan
PAK Perilaku Siswa

Gambar 1. Konstelasi Masalah Penelitian

Variabel Bebas(X) adalah Variabel independent atau Predictor (Peramal)adalah


variabel yang dipergunakan untuk memperkirakan dalam penelitian ini terdiri dari 2
variabel yaitu : Peranan Guru Pendidikan Agama Kristen (X) sedangkan variabel
(Y)

20
Dapot Nababan, Buku Ajar Metode Penelitian Kuantitatif, (Ambon: STAKPN, 2012),17.
21
DapotNababan , BukuAjar MetodePenelitianKualitatif, (Ambon: STAKPN,2011), 24.

166
Ohoiwutun, at al : Peranan Guru Pendidikan Agama Kristen…

adalah Variabelterikat(dependent) atau Variabeltidakbebasmerupakan variabelyang


nilainyaakandiperkirakan/diramalkan dalam penelian ini Variabel dependentnya adalah
Pembentukan Perilaku Siswa.

E. Teknik Pengumpulan Data


Untuk memperoleh data yang akurat dalam penelitian ini maka peneliti
menggunakan teknik pengumpulan data dan dilakukan melalui beberapa langkah yaitu
sebagai berikut :
1. Wawancara, yaitu peneliti menggunakan teknik ini untuk melakukan
perbincangan atau dialog dengan seseorang untuk mendapatkan keterangan atau
pendapatnya akan suatu hal atau masalah.
2. Observasi, yaitu peneliti melakukan pengamatan secara langsung terhadap objek
penelitian selama kurun waktu tertentu.
3. Metode survei, yaitu dengan menggunakan kuesioner yang dibagikan kepada
responden yang terpilih sebagai sampel dalam penelitian. Kuesioner berisi daftar
pertanyaan yang ditujukan kepada responden untuk diisi, dengan demikian
peneliti akan memperoleh data atau fakta yang bersifat teoritis yang memiliki
hubungan dengan permasalahan yang akan dibahas.
4. Angket atau kuesioner adalah instrumen penelitian yang berupa daftar pertanyaan
untuk memperoleh keterangan dari sejumlah responden (sumber yang diambil
datanya melalui angket). Angket atau kuesioner dapat disebut sebagai wawancara
tertulis, karena isi kuesioner merupakan satu rangkaian pertanyaan tertulis yang
ditujukan kepada responden dan diisi sendiri oleh responden.

F. Teknik Analisa Data


Untuk melihat pengaruh peranan guru PendidikanAgama Kristen dalam proses
dalam pembentukan perilaku siswa digunakan analisis Korelasi Product Moment
dengan rumus sebagai berikut :
Keterangan :
r : Koefisien korelasi
X : Variabel bebas
Y : Variabel Terikat
Koefisien korelasi sederhana dilambangkan (r) adalah suatu ukuran arah dan kekuatan
hubungan linier antara dua variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y), dengan
ketentuan nilai r berkisar dari harga (-1≤r≤+1). Apabila nilai r = -1 artinya korelasinya
negatif sempurna (menyatakan arah hubungan antara X dan Y adalah negatif dan
sangat kuat), r = 0 artinya tidak ada korelasi, r = 1 berarti korelasinya sangat
kuat dengan arah yang positif. Sedangkan arti hargarakan dikonsultasikan dengan
tabel.
22
Menurut Sugiyono pedoman tabel untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi
dapat dilihat pada Tabel di bawah ini :
Interpretasi Koefisien Korelasi
Tabel 2
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 - 0,199 Sangat rendah
0,20 - 0,399 Rendah
22
Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi-Mixed Methods(Bandung : ALFABETA, 2012) , Cet-3,
242.

167
Eirene Jurnal Ilmiah Teologi

0,40 - 0,599 Sedang


0,60 - 0,799 Kuat
0,80 - 1,000 Sangat kuat

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Profil SMP Negeri 1 Kota Sorong
Perjalanan SMP Negeri 1 Kota Sorong telah melewati beberapa proses dan
perjuangan panjang serta pengorbanan hingga mencapai keberhasilan yang baik
sampai saat ini, sebelum sekolah ini diberi nama SMP Negeri 1 Kota Sorong. Perlu
diberikan apresiasi bagi SMP Negeri 1 Kota Sorong karena SMP Negeri 1 Kota
Sorong merupakan sekolah peninggalan Belanda yang disebut MULO (Meer
Uitgebreide Lagere Onderwys) 1962. Pada zaman pemulihan ketika Irian Barat menjadi
bagian dari NKRI, sekolah Belanda itu berubah menjadi OPMS (Openbaare Primaire
Midelbaare School) 1958 dan kemudian menjadi SMP Negeri Sorong.
Sekolah ini berkembang pesat sehingga kini menjadi sekolah SSN (Sekolah
Standar Nasional). Dan atas perkembangan itu sementara dipersiapkan menuju RSBI
(Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional).
Berikut deretan kepala sekolah sebagai berikut :
1. Bpk. Soedjatmiko 1962 _ 1963
2. Bpk. Abubakar Djunna 1963 _ 1968
3. Bpk. Nahusona 1968 _ 1969
4. Bpk. J. M. Noer 1991 – 1994
5. Bpk. J. Fenanlaber 1994 – 2000
6. Ibu. Retno Setyowati (PAW) 2000 – 2003
7. Bpk. A. Mansoben 2003 – 2009
8. Bpk. M. Mambiew, S.Pd., M.MPd 2009 – 2016
9. Ibu Ni Wayan Mundri, S.Pd 2016 - 2017
10. Bpk. Dewa N.N.A.Saputra 2017 - sampai sekarang
2. Visi/Misi dan Tujuan SMP Negeri 1 Kota Sorong
Visi : Mewujudkan sekolah mandiri yang berprestasi, beriman, dan bertakwa.
Misi :
a. Menerapkan manajemen sekolah secara profesional dengan komponen terkait.
b. Melaksanakan sistem pembelajaran terpadu dan bermutu dalam rangka kompetisi
global.
c. Mengembangkan potensi diri siswa secara optimal untuk pembentukan
kepribadian seutuhnya.
Tujuan Situasional / Sasaran
Maka sasarannya 1 tahun (2010/2011) :
a. Sekolah mampu mencapai nilai KKM dan NUN yang sesuai dengan standar
pendidikan nasional.
b. Sekolah mampu menghasilkan siswa yang berprestasi dalam lomba bidang
akademis dan non akademis.
c. Sekolah mampu memenuhi/menghasilkan silabus untuk kelas 11 semua mata
pelajaran.

168
Ohoiwutun, at al : Peranan Guru Pendidikan Agama Kristen…

d. Sekolah mampu memenuhi/menghasilkan 11 RPP semua mata pelajaran dan


untuk kelas VII, VIII, IX pada tahun 2010 – 2011.
e. Sekolah mampu memenuhi/menghasilkan standar pendidik dan tenaga
kependidikan meliputi : 32 guru berkualifikasi minimal S1, semua mengajar
sesuai bidangnya.
f. Sekolah mampu memenuhi/menghasilkan standar pengelolaan sekolah meliputi :
pencapaian standar pengelolaan : pembelajaran, kurikulum, sarpras, SDM,
kesiswaan, administrasi secara lengkap.
g. Sekolah mampu memenuhi/menghasilkan standar penilaian pendidikan yang
relevan. Sekolah mampu menambahkan sumber dana lain untuk menunjang
pembiayaan yang diperlukan.
h. Sekolah mampu memenuhi pengembangan budaya warga sekolah yang memadai.
i. Sekolah mampu mewujudkan lingkungan sekolah dengan menerapkan 7K secara
lengkap.
3. Letak Geografis
Secara geografis letak SMP Negeri 1 Kota Sorong tersebut letaknya sangat
strategis karena berada di tengah jantung Kota Sorong yakni :
a. Bagian Timur berbatasan dengan jalan Sam Ratulangi
b. Bagian Barat berbatasan dengan jalan Kesehatan
c. Bagian Utara berbatasan dengan jalan Arfak.
d. Bagian Selatan berbatasan dengan jalan G. Tamrau
4. Keadaan Siswa
Data penelitian menyangkut keadaan siswa SMP Negeri 1 Kota Sorong,
khususnya Tahun ajaran 2019/2020 berjumlah 891 orang, yang terdiri dari 470 siswa
laki-laki dan perempuan 421 siswa. Untuk mengetahui dengan jelas mengenai keadaan
siswa ini dapat dilihat pada tabel berikut :
Jumlah Siswa SMP Negeri 1 Kota Sorong
Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun Ajaran 2019/2020 Tabel 3
JENIS KELAMIN
No Kelas Jumlah
Laki-laki Perempuan
1 7 151 139 290
2 8 166 130 296
3 9 154 151 305
Jumlah 471 240 891
Sumber Data : SMP Negeri 1 Kota Sorong 2019/2020
Berdasarka tabel diatas maka dapat dikatakan bahwa siswa yang terbanyak pada
sekolah SMP Negeri 1 Kota Sorong adalah siswa laki-laki dengan jumlah 471
orang dan siswa perempuan dengan jumlah 240 orang. Dengan jumlah siswa terbanyak
ada pada kelas 9 kemudian kelas 8, setelah itu menyusul kelas 7.
5. Keadaan Guru/Tenaga Pengajar dan Tenaga
Administrasi
Keadaan guru atau tenaga pengajar dan tenaga administrasi pada SMP Negeri
1 Kota Sorong sebanyak 71 orang termasuk didalamnya kepala sekolah, seperti
terlihat pada tabel di bawah ini:
Keadaan Guru/Tenaga Pengajar dan Tenaga Administrasi
Pada SMP Negeri 1 Kota Sorong Berdasarkan Jenis Kelamin

Tahun Ajaran 2019/2020 Tabel 4


No Klasifikasi Pegawai Jumlah

169
Eirene Jurnal Ilmiah Teologi

1 Guru/Tenaga Pengajar PNS 41


2 Tenaga Administrasi PNS 3
3 Guru Honor 15
4 Tenaga Administrasi Honor 8
Jumlah 67
Sumber Data : SMP Negeri 1 Kota Sorong 2019/2020

Berdasarkan tabel di atas maka jumlah guru yang mengabdi di SMP Negeri 1
Kota
Sorong berjumlah 67 orang (termasuk kepala sekolah dan guru honor serta TU).

C. Deskripsi Data
Setelah semua data yang dibutuhkan telah dikumpulkan, maka langkah
selanjutnya yang penulis lakukan adalah menyajikan data yang merupakan hasil dari
pengumpulan angket yang telah di jawab oleh responden. Dalam angket tersebut terisi
dari dua variabel dan masinh-masing variabel terdiri dari 10 pertanyaan.
Pada pembahasan ini penulis akan memaparkan hasil dari penelitian yang
penulis dapat adalah sebagai barikut :
1. Butiran soal No. 1 : Saya mendengarkan penjelasan guru PAK karena
materi yang disampaikan banyak mengandung nasehat ?
a. Sangat setujuh b. Setujuh
c. Ragu-ragu d. Tidak setujuh
e. Sangat tidak setujuh
1. Skor Alternatif
a. Sangat setujuh : SS =5
b. Setujuh :S =4
c. Ragu-ragu : RR =3
d. Tidak setujuh : TS =2
e. Sangat tidak setujuh : STS = 1
2. Jumlah respoden 30 orang
3. Dari 30 orang ternyata
a. 20 orang menjawab : SS
b. 5 orang menjawab :S
c. 5 orang menjawab : RR
d. 0 orang yang menjawab : TS
e. 0 orang yang menjawab : STS
4. Jumlah skor untuk :
20 orang menjawab = SS 20 × 5 = 100
5 orang menjawab =S 5 ×4 = 20
5 orang menjawab = RR 5 ×3 = 15
0 orang yang menjawab = TS 0 ×2 =0
0 orang yang menjawab = STS 0 ×1 =0
JUMLAH 135
5. Jumlah Skor Ideal butir 1
a) Skor tertinggi = 5 × 30 = 150
b) Skor terendah = 1 × 30 = 30
c) Jadi, penjelasan Guru PAK banyak mengandung Nasehat di SMP
Negeri 1 Kota Sorong adalah = 135 : 150 =0,9 = 9 %

170
Ohoiwutun, at al : Peranan Guru Pendidikan Agama Kristen…

6. Secara Kontinum dapat di gambarkan sebagai berikut :


0 STS TS RR S SS
135

0 30 60 90 120 150

7. Jadi berdasarkan data yang diperoleh dari 30 orang, maka penjelasan Guru PAK
banyak mengandung nasehat di SMP Negeri 1 Kota Sorong = 135.
8. Bila didasarkan oleh kelompok responden, maka dapat diketahui bahawa penjelasan Gur
PAK di SMP Negeri 1 Kota Sorong adalah
: a. 3,0 % yang menyatakan sangat
setujuh b. 6 % yang menyatakan setuju
c. 4,5 yang menyatakan ragu-ragu
d. 0 % yang menyatakan tidak
setuju
e. 0 % yang menyataka sangat tidak
setujuh
3. Butiran soal No 2 : saya senang belajar PAK karena dengan belajar PAK dan budi
Pekerti, saya mengetahui Firman lebih banyak ?
a. Sangat setujuh b. Setujuh
c. Ragu-ragu d. Tidak setujuh
e. Sangat tidak setujuh
1. Skor Alternatif
a. Sangat setujuh : SS =5
b. Setujuh :S =4
c. Ragu-ragu : RR =3
d. Tidak setujuh : TS =2
e. Sangat tidak setujuh : STS = 1
2. Jumlah respoden 30 orang
3. Dari 30 orang ternyata
a. 20 orang menjawab : SS
b. 6 orang menjawab :S
c. 2 orang menjawab : RR
d. 2 orang yang menjawab : TS
e. 0 orang yang menjawab : STS
4. Jumlah skor untuk :
20 orang menjawab = SS 20 × 5 = 100
6 orang menjawab =S 6 ×4 = 24
2 orang menjawab = RR 2 ×3 =6
2 orang yang menjawab = TS 2×2 =4
0 orang yang menjawab = STS 0 ×1 =0
JUMLAH 134
5. Jumlah Skor Ideal butir 2
a) Skor tertinggi = 5 × 30 = 150
b) Skor terendah = 1 × 30 = 30
c) Jadi, penjelasan Guru PAK banyak mengandung Nasehat di SMP
Negeri 1 Kota Sorong adalah = 134 : 150 =0,9 = 9 %
6. Secara Kontinum dapat di gambarkan sebagai berikut :
0 STS TS RR S SS
134

0 30 60 90 120 150
171
Eirene Jurnal Ilmiah Teologi

7. Jadi berdasarkan data yang diperoleh dari 30 orang, maka penjelasan Guru
PAK banyak mengandung nasehat di SMP Negeri 1 Kota Sorong =
134.
8. Bila didasarkan oleh kelompok responden, maka dapat diketahui bahawa
penjelasan Gur PAK di SMP Negeri 1 Kota Sorong adalah :
a. 3,0 % yang menyatakan sangat setujuh
b. 7,2 % yang menyatakan setuju
c. 1,8 yang menyatakan ragu-ragu
d. 1,2 % yang menyatakan tidak setuju
e. 0 % yang menyataka sangat tidak setujuh
4. Butiran soal No 3 : saya senang mengikuti pelajaran PAK karena setiap pertemauan
Gurunya mengunakan Laptop dan Infokus untuk mengajar ?
a. Sangat setujuh b. Setujuh
c. Ragu-ragu d. Tidak setujuh
e. Sangat tidak setujuh
1. Skor Alternatif
a. Sangat setujuh : SS =5
b. Setujuh :S =4
c. Ragu-ragu : RR =3
d. Tidak setujuh : TS =2
e. Sangat tidak setujuh : STS = 1
2. Jumlah respoden 30 orang
3. Dari 30 orang ternyata
a. 29 orang menjawab : SS
b. 1 orang menjawab :S
c. 0 orang menjawab : RR
d. 0 orang yang menjawab : TS
e. 0 orang yang menjawab : STS
4. Jumlah skor untuk :
29 orang menjawab = SS 29 × 5 = 145
1 orang menjawab =S 1 ×4 =4
0 orang menjawab = RR 0 ×3 =0
0 orang yang menjawab = TS 0×2 =0
0 orang yang menjawab = STS 0 ×1 =0
JUMLAH 149
5. Jumlah Skor Ideal butir 3
d) Skor tertinggi = 5 × 30 = 150
e) Skor terendah = 1 × 30 = 30
f) Jadi, penjelasan Guru PAK banyak mengandung Nasehat di SMP
Negeri 1 Kota Sorong adalah = 149 : 150 =0,993 = 99,3 %
6. Secara Kontinum dapat di gambarkan sebagai berikut :
0 STS TS RR S SS
149

0 30 60 90 120 150
7. Jadi berdasarkan data yang diperoleh dari 30 orang, maka dengan adanya
Guru mengunakan Leptop dan Infokus di SMP Negeri 1 Kota Sorong
siswa menjadi semangat dalam pembelajaran = 149.

172
Ohoiwutun, at al : Peranan Guru Pendidikan Agama Kristen…

8. Bila berdasarkan oleh kelompok responden, maka dapat di ketahui bahwa


Kurikulum di sekolah dengan menggunakan Leptop dan infokus dangat
membangun semangat siswa di SMP Negeri 1 Kota Sorong.
a. 4,0 % yang menyatakan sangat setujuh
b. 2,4 % yang menyatakan setuju
c. 0,9 % yang menyatakan ragu-ragu
d. 0 % yang menyatakan tidak setuju
e. 0 % yang menyataka sangat tidak setujuh
5. Butiran soal No 4 : Penjelasan materi oleh Guru PAK sangat membuat saya tidak
bosan mendengarnya ?
a. Sangat setujuh b. Setujuh
c. Ragu-ragu d. Tidak setujuh
e. Sangat tidak setujuh
1. Skor Alternatif
a. Sangat setujuh : SS =5
b. Setujuh :S =4
c. Ragu-ragu : RR =3
d. Tidak setujuh : TS =2
e. Sangat tidak setujuh : STS = 1
2. Jumlah respoden 30 orang
3. Dari 30 orang ternyata
a. 27 orang menjawab : SS
b. 2 orang menjawab :S
c. 1 orang menjawab : RR
d. 0 orang yang menjawab : TS
e. 0 orang yang menjawab : STS
4. Jumlah skor untuk :
27 orang menjawab = SS 27 × 5 = 135
2 orang menjawab =S 2 ×4 =8
1 orang menjawab = RR 1 ×3 =3
0 orang yang menjawab = TS 0×2 =0
0 orang yang menjawab = STS 0 ×1 =0
JUMLAH 146
5. Jumlah Skor Ideal butir 4
a) Skor tertinggi = 5 × 30 = 150
b) Skor terendah = 1 × 30 = 30
c) Jadi, penjelasan Guru PAK banyak mengandung Nasehat di SMP
Negeri 1 Kota Sorong adalah = 146 : 150 =0,973 = 97,3 %
6. Secara Kontinum dapat di gambarkan sebagai berikut :
0 STS TS RR S SS
146

0 30 60 90 120 150
7. Jadi berdasarkan data yang diperoleh dari 30 orang, maka pembinaan bahan
ajar dilaksanakan di sekolah SMP Negeri 1 Kota Sorong selalu baik = 149.
8. Bila berdasarkan oleh kelompok responden, maka dapat di ketahui bahwa penjelasan
Guru PAK di SMP Negeri 1 Kota Sorong adalah
a. 4,5 % yang menyatakan sangat setujuh
b. 2,4 % yang menyatakan setuju
c. 0,9 % yang menyatakan ragu-ragu

173
Eirene Jurnal Ilmiah Teologi

d. 0 % yang menyatakan tidak setuju


e. 0 % yang menyataka sangat tidak setujuh
6. Butiran soal No 5 : Saya senang belajar PAK karena penjelasan materi di
sertai dengan cerita – cerita tentang kisah nyata yang diputarkan melalui
video ?
a. Sangat setujuh b. Setujuh
c. Ragu-ragu d. Tidak setujuh
e. Sangat tidak setujuh
1. Skor Alternatif
a. Sangat setujuh : SS =5
b. Setujuh :S =4
c. Ragu-ragu : RR =3
d. Tidak setujuh : TS =2
e. Sangat tidak setujuh : STS = 1
2. Jumlah respoden 30 orang
3. Dari 30 orang ternyata
a. 30 orang menjawab : SS
b. 0 orang menjawab :S
c. 0 orang menjawab : RR
d. 0 orang yang menjawab : TS
e. 0 orang yang menjawab : STS
4. Jumlah skor untuk :
30 orang menjawab = SS 30 × 5 = 150
0 orang menjawab =S 0 ×4 =0
0 orang menjawab = RR 0 ×3 =0
0 orang yang menjawab = TS 0×2 =0
0 orang yang menjawab = STS 0 ×1 =0
JUMLAH 150
5. Jumlah Skor Ideal butir 5
d) Skor tertinggi = 5 × 30 = 150
e) Skor terendah = 1 × 30 = 30
f) Jadi, tingkat pembelajaran Guru PAK sangat memuaskan di SMP
Negeri 1 Kota Sorong adalah = 150 : 150 =1 = 1 %
6. Secara Kontinum dapat di gambarkan sebagai berikut :
0 STS TS RR S SS
150

0 30 60 90 120 150
7. Jadi berdasarkan data yang diperoleh dari 30 orang, maka Penjelasn Guru
PAK di sekolah SMP Negeri 1 Kota Sorong selalu baik = 150.
8. Bila berdasarkan oleh kelompok responden, maka dapat di ketahui bahwa
penjelasan Guru PAK di SMP Negeri 1 Kota Sorong adalah
a. 1 % yang menyatakan sangat setujuh
b. 0 % yang menyatakan setuju
c. 0 % yang menyatakan ragu-ragu
d. 0 % yang menyatakan tidak setuju
e. 0 % yang menyataka sangat tidak setujuh
7. Butiran soal No 6 : Saya malas mengikuti pelajaran PAK dan Budi
Pekerti karena saya tidak suka dengan guru yang mengajar ?

174
Ohoiwutun, at al : Peranan Guru Pendidikan Agama Kristen…

a. Sangat setujuh b. Setujuh


c. Ragu-ragu d. Tidak setujuh
e. Sangat tidak setujuh
1. Skor Alternatif
a. Sangat setujuh : SS =5
b. Setujuh :S =4
c. Ragu-ragu : RR =3
d. Tidak setujuh : TS =2
e. Sangat tidak setujuh : STS = 1
2. Jumlah respoden 30 orang
3. Dari 30 orang ternyata
a. 2 orang menjawab : SS
b. 3 orang menjawab :S
c. 1 orang menjawab : RR
d. 15 orang yang menjawab : TS
e. 10 orang yang menjawab : STS
4. Jumlah skor untuk :
2 orang menjawab = SS 2×5 = 10
3 orang menjawab =S 3×4 = 12
1 orang menjawab = RR 1 ×3 =3
15 orang yang menjawab = TS 15 × 2 = 30
10 orang yang menjawab = STS 10 ×1 = 10
JUMLAH 65
5. Jumlah Skor Ideal butir 6
a) Skor tertinggi = 5 × 30 = 150
b) Skor terendah = 1 × 30 = 30
c) Jadi, berdasarkan data yang diperoleh dari 30 orang maka penjelasan
Guru PAK di sekolah SMP Negeri 1 Kota Sorong adalah = 65 : 150
=0,433 = 43, 3 %
6. Secara Kontinum dapat di gambarkan sebagai berikut :
0 STS TS RR S SS
65

0 30 60 90 120 150
7. Jadi berdasarkan data yang diperoleh dari 30 orang, maka Penjelasan Guru PAK
di sekolah SMP Negeri 1 Kota Sorong selalu baik = 65.
8. Bila berdasarkan oleh kelompok responden, maka dapat di ketahui bahwa penjelasan
Guru PAK di SMP Negeri 1 Kota Sorong adalah
a. 3 % yang menyatakan sangat setujuh
b. 3,6 % yang menyatakan setuju
c. 0,9 % yang menyatakan ragu-ragu
d. 3 % yang menyatakan tidak setuju
e. 3 % yang menyataka sangat tidak setujuh
8. Butiran soal No 7 : Saya merasa takut ketiak mengikuti pelajaran PAK karena
Gurunya tegas pada saat belajar ?
a. Sangat setujuh b. Setujuh
c. Ragu-ragu d. Tidak setujuh
e. Sangat tidak setujuh
1. Skor Alternatif
a. Sangat setujuh : SS =5

175
Eirene Jurnal Ilmiah Teologi

b. Setujuh :S =4
c. Ragu-ragu : RR =3
d. Tidak setujuh : TS =2
e. Sangat tidak setujuh : STS =1
2. Jumlah respoden 30 orang
3. Dari 30 orang ternyata
a. 23 orang menjawab : SS
b. 7 orang menjawab :S
c. 0 orang menjawab : RR
d. 0 orang yang menjawab : TS
e. 0 orang yang menjawab : STS
4. Jumlah skor untuk :
23 orang menjawab = SS 23 × 5 = 115
7 orang menjawab =S 7×4 = 28
0 orang menjawab = RR 0 ×3 =0
0 orang yang menjawab = TS 0×2 =0
0 orang yang menjawab = STS 0 ×1 =0
JUMLAH 143
5. Jumlah Skor Ideal butir 7
a) Skor tertinggi = 5 × 30 = 150
b) Skor terendah = 1 × 30 = 30
c) Jadi, berdasarkan data yang diperoleh dari 30 orang maka penjelasan
Guru PAK di sekolah SMP Negeri 1 Kota Sorong adalah = 143 : 150
=0,953 = 95, 3 %
6. Secara Kontinum dapat di gambarkan sebagai berikut :
0 STS TS RR S SS
143

0 30 60 90 120 150
7. Jadi berdasarkan data yang diperoleh dari 30 orang, maka Penjelasan Guru PAK
di sekolah SMP Negeri 1 Kota Sorong selalu baik = 143.
8. Bila berdasarkan oleh kelompok responden, maka dapat di ketahui bahwa penjelasan
Guru PAK di SMP Negeri 1 Kota Sorong
adalah
a. 3,4 % yang menyatakan sangat setujuh
b. 8,4 % yang menyatakan setuju
c. 0 % yang menyatakan ragu-ragu
d. 0 % yang menyatakan tidak setuju
e. 0 % yang menyataka sangat tidak setujuh
9. Butiran soal No 8 : Saya senang bertanya kepada Guru PAK ketika diberikan
tugas memimpin ibadah buka Usbu di sekolah ?
a. Sangat setujuh b. Setujuh
c. Ragu-ragu d. Tidak setujuh
e. Sangat tidak setujuh
1. Skor Alternatif
a. Sangat setujuh : SS =5
b. Setujuh :S =4
c. Ragu-ragu : RR =3
d. Tidak setujuh : TS =2
e. Sangat tidak setujuh : STS =1
2. Jumlah respoden 30 orang

176
Ohoiwutun, at al : Peranan Guru Pendidikan Agama Kristen…

3. Dari 30 orang ternyata


a. 30 orang menjawab : SS
b. 0 orang menjawab :S
c. 0 orang menjawab : RR
d. 0 orang yang menjawab : TS
e. 0 orang yang menjawab : STS
4. Jumlah skor untuk :
30 orang menjawab = SS 30 × 5 = 150
0 orang menjawab =S 0×4 =0
0 orang menjawab = RR 0 ×3 =0
0 orang yang menjawab = TS 0×2 =0
0 orang yang menjawab = STS 0 ×1 =0
JUMLAH 150
5. Jumlah Skor Ideal butir 8
a) Skor tertinggi = 5 × 30 = 150
b) Skor terendah = 1 × 30 = 30
c) Jadi, berdasarkan data yang diperoleh dari 30 orang maka penjelasan
Guru PAK di sekolah SMP Negeri 1 Kota Sorong adalah = 150 : 150
=1=1%
6. Secara Kontinum dapat di gambarkan sebagai berikut :
0 STS TS RR S SS
150

0 30 60 90 120 150
7. Jadi berdasarkan data yang diperoleh dari 30 orang, maka Penjelasan Guru PAK
di sekolah SMP Negeri 1 Kota Sorong selalu baik = 150.
8. Bila berdasarkan oleh kelompok responden, maka dapat di ketahui bahwa penjelasan
Guru PAK di SMP Negeri 1 Kota Sorong
adalah
a. 45 % yang menyatakan sangat setujuh
b. 0 % yang menyatakan setuju
c. 0 % yang menyatakan ragu-ragu
d. 0 % yang menyatakan tidak setuju
e. 0 % yang menyataka sangat tidak setujuh
10. Butiran soal No 9 : Saya senang mengikuti pelaran PAK karena banyak
mengunakan metode yang bervariasi dalam proses pembelajaran ?
a. Sangat setujuh b. Setujuh
c. Ragu-ragu d. Tidak setujuh
e. Sangat tidak setujuh
1. Skor Alternatif
a. Sangat setujuh : SS =5
b. Setujuh :S =4
c. Ragu-ragu : RR =3
d. Tidak setujuh : TS =2
e. Sangat tidak setujuh : STS = 1
2. Jumlah respoden 30 orang
3. Dari 30 orang ternyata
a. 15 orang menjawab : SS
b. 12 orang menjawab :S
c. 1 orang menjawab : RR
d. 1 orang yang menjawab : TS

177
Eirene Jurnal Ilmiah Teologi

e. 1 orang yang menjawab : STS


4. Jumlah skor untuk :
15 orang menjawab = SS 15 × 5 = 75
12 orang menjawab =S 12 × 4 = 48
1 orang menjawab = RR 1× 3 =3
1 orang yang menjawab = TS 1×2 =2
1 orang yang menjawab = STS 1 ×1 =1
JUMLAH 129
5. Jumlah Skor Ideal butir 9
a) Skor tertinggi = 5 × 30 = 150
b) Skor terendah = 1 × 30 = 30
c) Jadi, berdasarkan data yang diperoleh dari 30 orang maka penjelasan
Guru PAK di sekolah SMP Negeri 1 Kota Sorong adalah = 129 : 150
=0,86 = 8,6 %
6. Secara Kontinum dapat di gambarkan sebagai berikut :
0 STS TS RR S SS
129

0 30 60 90 120 150
7. Jadi berdasarkan data yang diperoleh dari 30 orang, maka Penjelasan Guru PAK
di sekolah SMP Negeri 1 Kota Sorong selalu baik = 129.
8. Bila berdasarkan oleh kelompok responden, maka dapat di ketahui bahwa penjelasan
Guru PAK di SMP Negeri 1 Kota Sorong
adalah
a. 22,5 % yang menyatakan sangat setujuh
b. 14,4 % yang menyatakan setuju
c. 0,9 % yang menyatakan ragu-ragu
d. 0,6 % yang menyatakan tidak setuju
e. 0,3 % yang menyataka sangat tidak
setujuh
11. Butiran soal No 10 : Saya senang berdiskusi dengan teman–teman karena membuat
saya berani berbicara di depan kelas ketika mengikuti pelajaran PAK ?
a. Sangat setujuh b. Setujuh
c. Ragu-ragu d. Tidak setujuh
e. Sangat tidak setujuh
1. Skor Alternatif
a. Sangat setujuh : SS =5
b. Setujuh :S =4
c. Ragu-ragu : RR =3
d. Tidak setujuh : TS =2
e. Sangat tidak setujuh : STS =1
2. Jumlah respoden 30 orang
3. Dari 30 orang ternyata
a. 25 orang menjawab : SS
b. 5 orang menjawab :S
c. 0 orang menjawab : RR
d. 0 orang yang menjawab : TS
e. 0 orang yang menjawab : STS
4. Jumlah skor untuk :
25 orang menjawab = SS 25 × 5 = 125
5 orang menjawab =S 5×4 = 20

178
Ohoiwutun, at al : Peranan Guru Pendidikan Agama Kristen…

0 orang menjawab = RR 0×3 =0


0 orang yang menjawab = TS 0×2 =0
0 orang yang menjawab = STS 0 ×1 =0
JUMLAH 145
5. Jumlah Skor Ideal butir 10
a) Skor tertinggi = 5 × 30 = 150
b) Skor terendah = 1 × 30 = 30
c) Jadi, berdasarkan data yang diperoleh dari 30 orang maka penjelasan
Guru PAK di sekolah SMP Negeri 1 Kota Sorong adalah = 145 : 150
=0,966 = 96,6 %
6. Secara Kontinum dapat di gambarkan sebagai berikut :
0 STS TS RR S SS
145

0 30 60 90 120 150
7. Jadi berdasarkan data yang diperoleh dari 30 orang, maka Penjelasan Guru PAK
di sekolah SMP Negeri 1 Kota Sorong selalu baik = 145.
8. Bila berdasarkan oleh kelompok responden, maka dapat di ketahui bahwa penjelasan
Guru PAK di SMP Negeri 1 Kota Sorong adalah
a. 41,6 % yang menyatakan sangat setujuh
b. 6,6 % yang menyatakan setuju
c. 0 % yang menyatakan ragu-ragu
d. 0 % yang menyatakan tidak setuju
e. 0 % yang menyataka sangat tidak setujuh

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian terhadap hipotesa, maka dapat
disimpulkan bahwa, peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan dengan melihat
perkembangan teknologi yang semakin pesat dan sangat mempengharui perilaku siswa.
Maka peranan Guru PAK Sangat pentig. Guru mempunyai hak untuk mendidik,
membimbing, serta mengarahkan mengayumi anak didik atau anak-anak mengenal
pribadi Yesus dalam kehidupan sehari-hari. Guru adalah pribadi yang
bertanggung jawab untuk membimbing dan memotivasi siswa, agar siswa semakin
memahami kemampuan yang dimilikinya. Guru Pendidikan Agama Kristen
tidak hanya memberikan ilmu kepada peserta didik, tetapi juga harus mengarahkan
peserta didik dalam pertumbuhan kerohanian serta mewariskan iman Kristen kepada
peserta didik.Berdasarkan hasil penelitian, maka perlu adanya peningkatan Guru
Agama Kristen dalam membina dan membimbing anak-anak mereka.
B. Saran
Kepada para guru khususnya guru PAK, untuk berusaha melaksanakan peranya
dengan baik di sekolah. Demikian juga bisa merubah pola mengajar dan berusaha
menggunakan model pembelajaran baru sehingga siswa memiliki gairah atau semangat
belajar, sebab dengan siswa bersemangat belajar maka setiap pesan yang disampaikan
melalui pembelajaran dapat dipahami dengan baik dan dengan pemahaman yang benar
tentang pesan yang disampaikan guru maka tentu siswa akan menyadari tugas dan
tanggung jawabnya sehingga dapat berubah menjadi pribadi yang lebih baik dari
sebelumnya.

179
Eirene Jurnal Ilmiah Teologi

Daftar Pustaka
Anwar Ismail : Ajarlah Mereka Melakukan (Jakarta, BPK. Gunung Mulia, 2003).
Abu Darwis : Perilaku Menyimpang Murid SD, (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Direktorat Ketenagaan, 2006).
Chr. Napitupulu,: Pendidikan Agama Kristen Anak-anak: Modul, (Jakarta: Direktorat Jenderal
Bimbingan Masyarakat, 1995).
Dapot Nababan : Buku Ajar Metode Penelitian Kuantitatif, (Ambon: STAKPN, 2012).
, Buku Ajar Metode Penelitian Kualitatif, (Ambon: STAKPN 2011).
Daniel Nuhamara : Pembimbing Pendidikan Agama Kristen, (Jakarta: Ditjen Bimas Kristen
Protestan dan Universitas Terbuka, 1992).
Daniel Nuhamara : Pembimbing Pendidikan Agama Kristen;Modul, (Jakarta: Departemen
Agama Direktoral Jeandral Bimbingan Masyarakat (Kristen) Protestan, 1996).
Djamarah : Perilaku Belajar dan Kompetensi Guru, (Surabaya: Usaha Nasional,
2002).
Daryanto.S.S : Kamus Bahasa Indonesia Lengkap,( Surabaya, Apollo Lestari,
1997) Els.Tarummaseley : Apa dan bagaimana PAK itu, (Jakarta 1997)
Hardi Budiyana, : Dasar-Dasar Pendidikan Agama Kristen; (Yogyakarta: ANDI Offset, 2011)
Harianto GP : Pendidikan Agama Dalam Alkitab & Dunia Pendidikan Masa Kini,
Yogyakarta : ANDI, 2012).
HardiBudiyana : Dasar-Dasar Pendidikan Agama Kristen, (Surakarta: STT Berita Hidup,
2011). John M. Nainggolan : Guru Agama Kristen, (Bandung: Jurnal Info Media, 2006).
Mulyasa, : Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT Rosda Karya, 2006)
Nurfuadi, Uno. B, : Profesionalisme, (Jakarta: STAIN Press, 2012).
Paul Suparno : Pendidikan Budi Pakerti di Sekolah Suatu Tujuan Umum, (Yogyakarta:
Kanisius,2002).
Robert R Boehlke,1997: Sejarah Perkembangan Pemikiran Dan Praktek PAK dari
Yohanes Amos Comenius sampai perkembangan PAK di Indonesia, (Jakarta :
Gunung Mulia,1997).
Srijanto Djarot, Waspodo Eling dan Mulyadi,1994: Tata Negara Sekolah Menengah umum,(
Surakarta: Pabelan,1994).
Sugiyono : Metode Penelitian Kombinasi-mixed methods, (Bandung : ALFABETA,2012).
Taryati, dkk.Pembinaan Budaya dalam Lingkungan Keluarga Daerah Istimewa
Yogyakarta, Peny.Salamun.Departemen Pedidikan dan Kebudayaan, irektoral
lendral Kebudayaan Direktorat Sejarah dan Nilai traisional Proyek
Pengkajian dan Pembinaan Budaya.
Thomas Lickona, PendidikanKarakter (Panduan Lengkap Mendidik siswa menjadi
Pintar dan Baik), (Bandung:Penerbit Nusa Media, 2013).
Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bab IV
(Jakarta: Visimedia, 2008)
Werner C.Greandorf, 1988: Introduction to Biblical Christian Education,
(Chicago : Moody press,1988).

180

Anda mungkin juga menyukai