Definisi Konjungtivitis
Definisi Konjungtivitis
Definisi Konjungtivitis
DEFINISI KONJUNGTIVITIS
Conjunctivitis (konjungtivitis, pink eye) merupakan peradangan pada konjungtiva (lapisan
luar mata dan lapisan dalam kelopak mata) yang disebabkan oleh mikro-organisme (virus,
bakteri, jamur, chlamidia), alergi, iritasi bahan-bahan kimia.
Konjungtivitis lebih dikenal sebagai pink eye, yaitu adanya inflamasi pada konjungtiva
atau peradangan pada konjungtiva, selaput bening yang menutupi bagian berwarna putih pada
mata dan permukaan bagian dalam kelopak mata. Konjungtivitis terkadang dapat ditandai
dengan mata berwarna sangat merah dan menyebar begitu cepat dan biasanya menyebabkan
mata rusak. Beberapa jenis konjungtivitis dapat hilang dengan sendiri, tetapi ada juga yang
memerlukan pengobatan. (Effendi, 2008).
Konjungtivitis biasanya tidak ganas dan bisa sembuh sendiri. Dapat juga menjadi
kronik dan hal ini mengindikasikan perubahan degeneratif atau kerusakan akibat serangan
akut yang berulang. Klien sering datang dengan keluhan mata merah. Pada konjungtivitis
didapatkan hiperemia dan injeksi konjungtiva, sedangkan pada iritasi konjungtiva hanya
injeksi konjungtiva dan biasanya terjadi karena mata lelah, kurang tidur,asap, debu dan lain-
lain.
1. E. ETIOLOGI KONJUNGTIVITIS
1) Konjungtivitis Bakteri
Neisseria gonnorrhoeae dapat menyebabkan konjungtivitis bakteri hiperakut yang berat dan
mengancam penglihatan, perlu rujukan ke oftalmologis segera.
3) Konjungtivitis Viral
Jenis konjungtivitis ini adalah akibat infeksi human adenovirus ( yang paling sering adalah
keratokonjungtivitis epidermika ) atau dari penyakit virus sistemik seperti mumps dan
mononukleosis. Biasanya disertai dengan pembentukan folikel sehingga disebut juga
konjungtivitis folikularis. Mata yang lain biasanya tertular dalam 24-48 jam.
4) Konjungtivitis Alergi
Infeksi ini bersifat musiman dan berhubungan dengan sensitivitas terhadap serbuk, protein
hewani, bulu, makanan atau zat-zat tertentu, gigitan serangga dan/atau obat ( atropin dan
antibiotik golongan Mycin). Infeksi ini terjadi setelah terpapar zat kimia seperti hair spray,
tata rias, asap rokok. Asma, demam kering dan ekzema juga berhubungan dengan
konjungtivitis alergi. Disebabkan oleh alergen yang terdapat di udara, yang menyebabkan
degranulasi sel mast dan pelepasan histamin.. Pasien dengan konjungtivitis alergi sering
memiliki riwayat atopi, alergi musiman, atau alergi spesifik (misal terhadap kucing).
Blenore neonatorum merupakan konjungtivitis yang terdapat pada bayi yang baru lahir.
Penyebab oftalmia neonatorum adalah
1. Gonococ
2. Chlamydia ( inklusion blenore )
3. Staphylococus
Masa inkubasi bervariasi antara 3 – 6 hari
Gonore : 1 – 3 hari
Chlamydia : 5 – 12 hari
1. F. KOMPLIKASI KONJUNGTIVITIS
Penyakit radang mata yang tidak segera ditangani/diobati bisa menyebabkan kerusakan pada
mata/gangguan pada mata dan menimbulkan komplikasi. Beberapa komplikasi dari
konjungtivitis yangtidak tertangani diantaranya:
– glaukoma
– katarak
– ablasi retina
– komplikasi pada konjungtivitis kataral teronik merupakan segala penyulit dari blefaritis
seperti ekstropin, trikiasis
– Pemeriksaan dengan melakukan uji fluoresein (untuk melihat adanya efek epitel
kornea).
– Pemeriksaan dengan melakukan uji festel (untuk mengetahui letak adanya kebocoran
kornea).
– Pemeriksaan oftalmoskop
– Pemeriksaan dengan slitlamp dan loupe dengan sentolop (untuk melihat benda menjadi
lebih besar disbanding ukuran normalnya).
Therapy Medik
– Antibiotic topical, obat tetes steroid untuk alergi (kontra indikasi pada herpes simplek
virus).
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan secara langsung dari kerokan atau getah mata setelah bahan tersebut dibuat
sediaan yang dicat dengan pegecatan gram atau giemsa dapat dijumpai sel-sel radang
polimorfonuklear. Pada konjungtivitis yang disebabkan alergi pada pengecatan dengan
giemsa akan didapatkan sel-sel eosinofil.
1. H. DIET KONJUNGTIVITIS
Tujuan Diet:
Mencegah terjadinya penyakit mata akibat infeksi, komplikasi & defisiensi zat gizi
(Circulus vitiosus)
Mencegah kerusakan mata berlanjut
Memperbaiki kerusakan sel syaraf mata
Syarat Diet:
Tn. S (40 tahun) datang ke poli dengan keluhan nyeri pada kedua matanya. Dari hasil
pemeriksaan fisik ditemukan mata klien tampak hiperemia, berair dan kotor. Klien
mengatakan saat bangun tidur matanya lengket, terdapat purulen, pandangan klien sedikit
kabur.
ANALISA DATA
DS:
DO:
Diagnosa Keperawatan :
Gangguan persepsi sensori berhubungan dengan perubahan penerimaan sensori, transmisi,
dan atau integrasi ditandai dengan mata klien tampak hiperemia, berair dan kotor, klien
mengatakan saat bangun tidur matanya lengket, terdapat purulen, pandangan klien sedikit
kabur.
INTERVENSI
1. Berikan
pendidikan
kesehatan pada
keluarga pasien
tentang 1. Membersihkan palpebra dari
perawatan purulent tanpa menimbulkan
konjungtivitis nyeri dan meminimalkan
dan pencegahan penyebaran mikroorganisme.
penularanny
2. Usap purulent
secara perlahan
dengan kapas
yang sudah
dibasahi sekali
usap.
3. Kolaborasi 1. Mempercepat penyembuhan
pemberian pada konjungtivitis infekstif dan
antibiotik mencegah infeksi sekunder pada
konjungtivitis viral.
1. Kolaborasi
1. Purulent menyebabkan
pemberian
lengketnya kelopak mata, obat
analgetik
tetes mata dapat mengurangi
2. Kolaborasi
lengketnya kelopak mata.
pemberian obat
tetes mata
1. Bakteri yang
menyerang
konjungtiva
menyebabka
n timbulnya
proses
peradangan
dengan
tanda dan
gejala
seperti
timbulnya
purulen,
mata berair
dan kotor.
2. Purulen dan
hiperemia
menyebabka
n mata
menjadi
tertutup dan
penglihatan
menjadi
kabur.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Konjungtivitis atau mata memerah adalah salah satu penyakit mata yang bisa mengganggu
penderitanya sekaligus membuat orang lain merasa tidak nyaman ketika berkomunikasi
dengan si penderita. Semua orang dapat tertular konjungtivis, bahkan bayi yang baru lahir
sekalipun. Yang bisa ditularkan adalah konjungtivitis yang disebabkan oleh bakteri dan virus.
Penularan terjadi ketika seorang yang sehat bersentuhan dengan seorang penderita atau
dengan benda yang baru disentuh oleh penderita tersebut. Oleh karena itu, maka kita harus
memahami tentang penyakit konjungtivitis agar dapat memutus mata rantai dari
penularannya.
DAFTAR PUSTAKA
Potter & perry. 2005. Buku ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses dan Praktek ed-
4. Jakarta: EGC.
Gangguan pada mata kucing seringkali terjadi secara kronis yang artinya terjadi dalam jangka
waktu yang sangat lama dan bahkan bisa terjadi berbulan bulan atau lebih. Gangguan yang
paling banyak terjadi adalah : konjungtivitis, keratitis serta uveitis.
Konjungtivitis adalah peradangan pada konjungtiva atau selaput lendir pada mata yaitu
selaput yang berwarna pink yang membatasi sklera (bagian mata yang berwarna putih) dan
kelopak mata bagian dalam. Peradangan yang terjadi menyebabkan konjungtivamemerah dan
terkadang sampai bengkak, bisa terjadi pada salah satu ataupun kedua mata. Karena proses
peradangan yang terasa sakit, kucing biasanya nampak sering memicingkan matanya.
Beberapa kucing saya bahkan pernah mengalami konjungtivitisdalam jangka waktu berbulan
bulan sebelum akhirnya sembuh.
Konjungtivitis bisa terjadi sendirian (tidak disertai penyakit lain) namun bisa juga disertai
gejala lain seperti keratitis (radang pada kornea mata) dan atau uveitis (peradangan pada
bagian dalam mata).Kebanyakan kejadian keratitis dan uveitis pada kucing disebabkan
oleh Feline Herpesvirus -1 (FHV-1).
Gejala yang nampak pada kucing yang mengalami konjungtivitis adalah seringnya
memicingkan mata serta adanya cairan (air mata) yang keluar secara berlebihan. Cairan yang
keluar ini bisa berwarna jernih,kekuningan, kehijauan atau gelap seperti darah yang
mengental. Walaupun berwarna coklat gelap seperti darah, namun ini bukanlah
darah. Konjungtiva nampak memerah dan terkadang membengkak dan menebal.
Pada kucing penderita konjungtivitis kornea mata bisa tetap berwarna jernih ataupun nampak
putih keruh jika terdapat ulcer (luka), iris mata juga mengalami perubahan warna menjadi
lebih kusam. Pada keadaan kucing terkena uveitis,gejala diatas bisa muncul semua atau
sebagian saja.
Kejadian gangguan pada mata seringkali diawali dengan munculnya gejala gangguan
respirasi bagian atas yang kemudian berlanjut, sehingga kucing penderita gangguan pada
mata juga menunjukkan gejala gangguan respirasi seperti batuk, pilek dan bersin bersin.
Kebanyakan kasus konjungtivitis disebabkan oleh infeksi mikroorganisme dan tiga penyebab
yang paling sering adalah : Feline Herpesvirus 1 (FHV – 1), Feline
Chlamydia (Chlamydophila felis) dan Feline Mycoplasma. Penting diketahui bahwa pada
satu ekor penderita konjungtivitis bisa saja ditemukan ketiga mikroorganisme tersebut.
Diagnosa penyakit ini terutama didasarkan pada riwayat penderita dan gejala klinis yang
nampak. Peneguhan diagnosa memerlukan pemeriksaan laboratorium seperti kultur sel,
pemeriksaan DNA, dll yang hanya bisa dilakukan pada laboratorium diagnostik yang
memadai.
Konjungtivitis yang disebabkan oleh Chlamydia dan Mycoplasma biasanya bisa diobati
dengan pemberian antibiotika, namun jika disebabkan virus maka pengobatan antibiotika
tidak akan efektif. Karenanya konjungtivitis yang disebabkan karena virus seringkali
membuat frustasi karena sulit disembuhkan dan biasanya berlansung lama, pengobatan yang
diberikan bisa berupa kombinasi pengobatan luar (salep mata yang mengandung antibiotika)
dan pengobatan antivirus yang diverikan secara oral (dimasukkan melalui mulut).
Konjungtivitis yang berkaitan dengan Feline Herpevirus 1 merupakan penyakit yang lebih
kompleks dan karenanya akan saya tulis lebih jauh pada artikel lain.