Laporan Kasus Ce Week 5 Oseano Aryapradipta 01071210111
Laporan Kasus Ce Week 5 Oseano Aryapradipta 01071210111
Laporan Kasus Ce Week 5 Oseano Aryapradipta 01071210111
Disusun oleh:
Joel Darrel Eliezer Nainggolan
01071210066
OLEH :
Oseano Aryapradipta
01071210111
PEMBIMBING :
FAKULTAS KEDOKTERAN
2021
BAB I
LAPORAN
KASUS
I. IDENTITAS KASUS :
Nama : Ibu P.
Jenis kelamin : Perempuan
Usia : 38 tahun
Status perkawinan : Sudah menikah, memiliki satu anak
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Pendidikan terakhir : Sarjana S1
Agama : Islam
II. ANAMNESIS :
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 1 November 2022 pukul
09.24
Waktu Indonesia Barat (WIB).
Keluhan utama :
Kedua mata yang berair dan merah sejak dua minggu yang lalu.
Keluhan tambahan :
Pusing dan air mata yang semakin sering keluar.
Pasien mempunyai Riwayat hipertensi tetapi pasien jarang control dan juga jarang meminum obat
obat yang pernah diberikan secara teratur.
III. RESUME :
Pasien Ibu P. berumur 38 tahun, datang dengan keluhan kedua mata yang berair dan
merah sejak dua minggu yang lalu. Keluhan pasien juga terasa perih dan digambarkan
seperti ada yang mengganjal. Satu minggu yang lalu, keluhan pasien konstan, sementara
minggu ini keluhan pasien hilang timbul dalam hitungan menit. Keluhan pasien semakin
parah saat mengendarai motor, membersihkan rumah, dan juga saat bermain handphone.
Keluhan pasien berkurang setelah diberi obat tetes mata Insto regular. Pasien merasa
selama dua minggu terakhir semakin banyak mengendarai motor tanpa menggunakan helm
dan pelindung mata. Keluhan pasien datang secara tiba tiba, dan pasien juga merasa air
matanya semakin banyak keluar, melihat bentuk seperti cincin di sekitar lampu, semakin
menjauhi cahaya, dan pusing. Pasien mempunyai kondisi hipertensi yang jarang dikontrol.
Pasien tidak meminum obat hipertensi, dan Ibu pasien juga memiliki riwayat hipertensi.
Pasien mengatakan polusi di daerah tempat tinggal pasien sedang, pasien juga suka
mengkonsumsi makanan abis dan pedas dan sering begadang dua sampai empat kali dalam
seminggu.
Tatalaksana
• Medikamentosa
Pengobatan konjungtivitis bertujuan untuk mengurangi gejala dan
menghentikan infeksi. Obat tetes pelumas okular dan/atau antihistamin
topikal dapat digunakan untuk meredakan gejala. Antibiotik topikal yang
diberikan sebagai obat tetes mata atau salep, merupakan pilihan untuk
konjungtivitis bakteri, seperti moxifloxacin, besifloxacin, dan
levofloxacin. Jika kondisinya berulang, diberikan penstabil sel mast
topikal profilaksis, seperti sodium cromoglicate 2%, atau lodoxamide
0,1%, serta penstabil antihistamin/sel mast kerja ganda, seperti
olopatadin 0,1% ataupun ketotifen 0,025%. Maksimum durasi terapi ini
adalah 4 bulan.6
• Non-medikamentosa
Sebagian kasus konjungtivitis sembuh secara spontan dalam waktu
beberapa jam, tetapi ada beberapa hal yang dapat memperburuk gejala,
seperti menggosok mata, yang dapat menyebabkan degranulasi sel mast
mekanik, menggunakan lensa kontak, dan menyentuh mata dengan
tangan yang kotor. Pasien harus diedukasi dan diyakinkan untuk tidak
melakukan hal yang dapat memperburuk konjungtivitis. Jika
konjungtivitis disebabkan oleh alergen tertentu, identifikasi alergen
adalah cara preventif terbaik sehingga pasien dapat mengetahui,
mencegah, dan menghindari alergen kedepannya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I. DEFINISI
II. ETIOLOGI
Konjungtivitis dapat disebabkan oleh berbagai macam hal, seperti: 1) Infeksi oleh virus,
bakteri, atau clamidia. 2) Reaksi alergi terhadap debu, serbuk sari, bulu binatang. 3) Iritasi
oleh angin, debu, asap dan polusi udara lainnya; sinar ultraviolet. 4) Pemakaian lensa
kontak, terutama dalam jangka panjang, juga bisa menyebabkan konjungtivitis.
Konjungtivitis yang disebabkan oleh mikroorganisme (terutama virus dan kuman atau
campuruan keduanya) ditularkan melalui kontak dan udara. Dalam waktu 12 sampai 48
jam setelah infeksi mulai, mata menjadi merah dan nyeri.
III. EPIDEMIOLOGI
Berdasarkan usia, jenis kelamin dan waktu dalam setahun, prevalensi konjungtivitis
sangat beragam dan bervariasi. Tingkat diagnosis insiden dalam UGD (unit gawat
darurat) tertinggi terjadi pada anak-anak yang berusia 0 dan 4 tahun pada bulan Maret.
Puncak distribusi juga terjadi pada wanita berusia 22 tahundan pada pria berusia 28 tahun.
Secara keseluruhan, tingkat konjungtivitis yang terdiagnosis di UGD sedikit lebih tinggi
pada wanita dibandingkan pada pria. Musim dan bulan juga merupakan faktor yang
berperan dalam diagnosis konjungtivitis. Konjungtivitis alergi adalah penyebab paling
sering dari semua jeniskonjungtivitis, dan paling sering terjadi pada musim semi dan
musim panas. Selainitu, tingkat konjungtivitis yang disebabkan karena bakteri berada di
puncaknya daribulan Desember hingga April. Berdasarkan letak geografis, konjungtivitis
hemoragik akut adalah jenis konjungtivitis yang sering dikaitkan dengan epidemi besar di
seluruh dunia, terutama di daerah tropis dan subtropis.
IV. PATOFISIOLOGI
V. MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan gejala klinis dari konjungtivitis adalah terlihatnya warna merah muda atau
merah pada bagian putih mata. Terjadi juga pembengkakan pada konjungtiva dan/atau
kelopak mata. Orang dengan konjungtivitis akan merasa seperti ada benda asing di mata,
merasa gatal, iritasi, ataupun terbakar dan ada keinginan untuk menggosok mata. Selain
itu, akan terjadi peningkatan produksi airmata, serta pengeluaran nanah atau lendir. Tanda
dan gejala klinis konjungtivitis tergantung pada penyebabnya, seperti contohnya
konjungtivitis yang disebabkan oleh virus biasanya disertai dengan gejala seperti flu, atau
infeksi pernapasan lainnya. Berdasarkan gejala klinisnya, konjungtivitis dapat
diklasifikasikan menular atau tidak. Konjungtivitis yang menghasilkan nanah lengket, dan
mata merah dan terasa berpasir biasanya bersifat menular. Sementara konjungtivitis yang
disebabkan oleh alergi seperti demam membuat mata merah dan berair tetapi tidak
menular.
BAB III
ANALISA KASUS
Seorang pasien berinisal Ibu P. berumur 38 tahun datang dengan keluhan kedua mata
yangmerah dan berair sejak dua minggu yang lalu. Keluhan pasien juga terasa perih dan
digambarkan seperti ada yang mengganjal. Keluhan pasien semakin parah saat mengendarai
motor, membersihkan rumah, dan juga saat bermain handphone. Pasien merasa selama dua
minggu terakhir semakin banyak mengendarai motor tanpa menggunakan helm dan pelindung
mata. Pasienjuga melihat bentuk seperti cincin di sekitar lampu, semakin menjauhi cahaya,
dan pusing. Pasien mempunyai kondisi hipertensi yang jarang dikontrol, dan ibu pasien juga
memiliki riwayat hipertensi. Pasien mengatakan polusi di daerah tempat tinggal pasien
sedang, dan pasien sering begadang dua sampai empat kali dalam seminggu.
DAFTAR PUSTAKA
1. Conjunctivitis information for clinicians [Internet]. Centers for Disease Control and
Prevention. Centers for Disease Control and Prevention; 2021 [cited 2022 Nov 8].
Available from: https://www.cdc.gov/conjunctivitis/clinical.html
2. Ryder EC, Benson S. Konjungtivitis. [Diperbarui 2022 Mei 1]. Di: StatPearls
[Internet]. Treasure Island (FL): Penerbitan StatPearls; 2022 [cited 2022 Nov 8].
Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK541034/
3. Zhang L, Zhao N, Huang X, Jin X, Geng X, Chan TC, Liu S. Molecular
epidemiology ofacute hemorrhagic conjunctivitis caused by coxsackie A type 24
variant in China, 2004-2014. Sci Rep. 2017 Mar 23;7:45202. doi:
10.1038/srep45202. PMID: 28332617; PMCID:PMC5362916 [cited 2022 Nov 8].
Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5362916/
4. Davson H. human eye | Definition, Structure, & Function. Di: Encyclopædia
Britannica[Internet]. 2019 [cited 2022 Nov 9]. Available from:
https://www.britannica.com/science/human-eye
5. Sthapit P, Rajkarnikar Sthapit P, Ratna Tuladhar N. Conjunctival Flora of Normal
Human Eye [Internet]. 2014 [cited 2022 Nov 9]. Available from:
https://www.jscimedcentral.com/Ophthalmology/ophthalmology-2-1021.pdf
6. Conjunctivitis (Acute Allergic) [Internet]. College-optometrists.org. 2022 [cited 2022
Nov9]. Available from:
https://www.college-optometrists.org/clinical-guidance/clinical-management-
guidelines/conjunctivitis_acuteallergic#:~:text=Acute%20allergic%20conjunctivitis%
20i s%20an