Etika Keperawatan 1

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

Autonomi, Non Malafisiensi, Kemaslahatan, Keadilan, Kejujuran,


Kerahasiaan dan kesetiaan dalam Prinsip Etis

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Etika Keperawatan

Dosen Mata Ajar : Taukith S.Kep.Ns.,M.Kep

KELAS 1C

1. Anggi Widiya Putri 2820173091


2. Anjar Sari Wibawati 2820173092
3. Annisa Diyah Utami 2820173093
4. Anwar Diyantoro 2820173094
5. Arief Fauzandaru 2820173095
6. Vionita Isrofiatul Muflikah 2820173137

AKADEMI KEPERAWATAN NOTOKUSUMO

YOGYAKARTA

2017
KATA PENGANTAR

Alhamdulilah Puja dan Puji syukur kami curahkan kepada Allah SWT,
karena atas limpahan karunia-Nya. Salawat serta salam semoga tercurahkan
kepada Rasulullah Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas kelompok ini tepat waktu.

Banyak kesulitan dan hambatan yang penulis hadapi dalam menghadapi


tugas makalah ini tetapi dengan semangat dan kegigihan serta arahan , bimbingan
dari berbagai pihak sehingga penulis mampu menyelesaikan tugas makalah ini
dengan baik .

Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih


kepada teman-teman yang sudah membantu dalam pengerjaan makalah ini,dan
terimakasih untuk Bapak Taukith S.Kep.Ns.,Mkep selaku dosen Etika
Keperawatan yang telah memberikan bimbingannya.

Yogyakarta,25 September 2017

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2. Tujuan Umum........................................................................................... 1

BAB 2 PEMBAHASAN ........................................................................................ 2

2.1. Konsep Dasar Etika Keperawatan ............................................................ 2

2.2. Prinsip- prinsip Etika Keperawatan .......................................................... 2

2.3. Dilema Etik............................................................................................... 6

BAB 3 PENUTUP .................................................................................................. 7

3.1. Kesimpulan .................................................................................................. 7

3.2. Saran ............................................................................................................ 7

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pengertian etika (secara etimologi), berasal dari bahasa Yunani yaitu
ethos yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Etika
biasanya berkaitan erat dengan perkataan moral yang merupakan istilah dari
bahasa Latin, yaitu mos dan dalam bentuk jamaknya mores, yang berarti juga
adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukan perbuatan baik
(kesusilaan), dan menghindari hal-hal yang buruk. Etika dan moral secara
garis besar mempunyai pengertian yang sama, tetapi dalam kegiatan sehari-
hari terdapat perbedaan, yaitu moral atau moralitas untuk penilaian perbuatan
yang dilakukan, sedangkan etika adalah untuk pengkajian sistem nilai-nilai
yang berlaku.

1.2. Tujuan Umum


1.2.1. Dapat mengetahui dan memahami pengertian etika
1.2.2. Dapat mengetahui dan memahami prinsip-prinsip etika
1.2.3. Dapat mengetahui dan memahami dilema

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Konsep Dasar Etika Keperawatan


2.1.1. Definisi Etika Keperawatan

Keperawatan merupakan salah satu profesi yang mempunyai


bidanhg garap pada kesejahteraan manusia, yaitu dengan memberikan
bantuan pada individu yang sehat maupun sakit untuk dapat menjalankan
fungsi hidup sehari-harinya. Karena bidang garap keperawatan adalah
manusia, maka diperlukan suatu aturan yang menata hubungan antara
perawat dengan pasien, mulai dari saat pengkajian sampai evaluasi.

Salah satu aturan yang mengatur hubungan antara perawat-pasien


adalah etika. Etika dan Moral merupakan sumber dalam merumuskan
standar dan prinsip-prinsip yang menjadi penuntun dalam berperilaku serta
membuat keputusan untuk melindungi hak-hak manusia. Etika diperlukan
oleh semua profesi termasuk juga keperawatan, yang mendasari prinsip-
prinsip suatu profesi dan tercermin dalam standar praktik profesi (Doheny,
Cook, Stoper 1982).

Menurut Suhaemi (2010), Kata etika berasalah dari Yunani, yaitu


Ethos yang berhubungan dengan pertimbangan pembuat keputusan, benar
atau tidaknya suatu perbuatan karena tidak ada undang-undang atau
peraturan yang menegaskan hal yang harus dilakukan. Etika berbagai
profesi digariskan dalam kode etik yang bersumber dari martabat dan hak
manusia (yang memiliki sikap menerima) dan kepercayaan dari profesi.
Profesi menyusun kode etik berdasarkan penghormatan atas nilai dan
situasi individu yang dilayani.

2.2. Prinsip- prinsip Etika Keperawatan


Prinsip bahwa dasar kode etik adalah menghargai hak dan martabat
manusia, tidak akan pernah berubah. Prinsip ini juga diterapkan baik dalam
bidang pendidikan maupun pekerjaan. Juga dalam hak-haknya memperoleh

2
pelayanan kesehatan (Suhami,2010). Prinsip moral mempunyai peran yang
penting dalam menentukan perilaku yang etis dan dalam pemecahan
masalah etik. Prinsip moral merupakan standar umum dalam melakukan
sesuatu sehingga membentuk suatu sistem etik. Prinsip moral berfungsi
untuk membuat secara spesifik apakah suatu tindakan dilarang, diperlukan,
atau diizinkan dalam suatu keadaan.

Menurut Dalami (2010), prinsip- prinsip etika keperawatan adalah sebagai


berikut :

2.2.1. Autonomy (Otonomi)


Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu
mampu berpikir logis dan mampu membuat keputusan sendiri. Orang
dewasa diianggap kompeten dan memiliki kekuat membuat sendiri,
memilih, dan memiliki berbagai keputusan atau pilihan yang harus
dihargai oleh orang lain. Prinsip otonomi merupakan bentuk respek
terhadap seseorang atau dipandang sebagai persetujuan tidak memaksa
dan bertindak secara rasional. Otonomi merupakan hak kemandirian dan
kebebasn individu yang menuntut pembedaan diri. Praktik profesional
merefleksikan otonomi saat perawat menghargai hak-hak klien dalam
membuat keputusan tentang perawatan dirinya.
Contoh pada prinsip ini adalah klien mempunyai hak untuk
memberikan keputusan dengan wujud inform consent atau lembar
persetujuan.
2.2.2. Tidak Merugikan (Non Maleficienci)
Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan
psikologis selama perawat memberikan asuhan keperawatan pada klien
dan keluarga.
Contohnya pada saat perawat akan melakukan tindakan
pemasangan infus pastikan perawat menemukan vena klien dengan benar
agar tidak salah mencoblos dan tidak perlu pindah pencoblosan, karena

3
kerugian jika salah akan berdampak pada pengekleman biaya klien
tersebut.

2.2.3. Kebaikan (Beneficience)


Beneficience berarti hanya melakukan sesuatu yang baik.
Kebaikan, memerlukan perncegaha dari kesalahan atau kejahatan,
penghapusn kesalahan atau kejahatan dan peningkatan kebaian oleh diri
dan orang lain. Terkadangdalam siuati pelayanan kesehatan, terjadi
konfik antara prinsip ini dengan otonomi.
Contoh dari prinsip Beneficience adalah seorang perawat
menasihati klien tentang program pelatihan untuk memperbaiki
kesehatan secara umum, tetapi tidak seharusnya melakukannya apabila
klien dalam keadaan resiko serangan jantung.
2.2.4. Keadilan (Justice)
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk tercapainya sesuatu yang sama
dan adil terhadap oranglain yang menjunjung prinsip- prinsip moral,
legal, dan kemanusiaan. Nilai ini Direfleksikan dalam praktik profesional
ketika perawat bekerja ntuk terapi yang benar sesuai hukum, standar
praktik dan keyakinan yang benar untuk memperoleh kualitas pelayanan
kesehatan.
Contohnya seorang perawat tidak boleh membeda-bedakan klien
berdasarkan jenis kelamin, agama, ras, dll.
2.2.5. Kejujuran (Veracity)
Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran. Nilai diperlukan
oleh pemberi pelayanan kesehatan untuk menyampaikankebenaran pada
setiap klien dan untuk meyakinkan bahwa klien sangat mengerti. Prinsip
veracity berhubungan dengan kemampuan sesrang untuk mengatakan
kebenaran. Informasi harus ada agar menjadi akurat, komprehensif, dan
objektif untk memfasilitasi pemahaman dan penerimaan materi yang ada,
dan mengatakan yang sebenarnya kepada klien tentang segala sesuatu

4
yang berhubungan dengan keadaan dirinya selama menjalani perawatan.
Walaupun demikian, terdapat beberapa argumen mengatakan adanya
batasan untuk kejujuran seperti jika kebenaran akan kesalahan prognosis
klien untuk pemulihan atau adanya hubungan peternalistik bahwa doctrs
know best sebab individu memiliki otonom, mereka memiliki hak untuk
mendapatka informasi penuh tentang kondisinya. Kebenaran merupakan
dasar dalam membangun hubungan saling percaya.
Contohnya seorang perawat boleh mengatakan sejujurnya tentang
penyakit klien namun perawat harus mengeti keadaan klien tersebut
sebelum memberitaukan tentang penyakitnya dan pasien wajib tau
tentang penyakitnya.
2.2.6. Menepati Janji (Fidelity)
Prinsip fidelity dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan
komitmennya terhadap orang lain. Perawat setia pada komitmennya dan
menepati janji serta menyimpan rahasia klien. Ketaatan, kesetiaan adalah
kewajiban seseorang untuk mempertahankan komitmennya yang
dibuatnya. Kesetiaan menggambarkan kepatuhan perawat terhadap kode
etik yang menyatakan bahwa tanggung jawab dasar dari perawat adalah
untuk meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit, memulihkan
kesehatan, dan meminimalkan penderitaan.
Contohnya perawat memnjanjikan kontrak waktu pertemuan
selanjutnya dengan klien.
2.2.7. Kerahasiaan (Confidentiality)
Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah informasi tentang klien
harus dijaga privasi klien. Segala sesuatu yang terdapat dalam dokumen
catatan kesehatan klien hanya boleh dibaca dalam rangka pengobatan
klien. Tidak ada seorangpun dapat memperoleh informasi tersebut
kecuali jika diijinkan oleh klien diluar area pelayanan, menyampaikan
pada teman atau keluarga tentang klien dengan tenaga kesehatan lain
harus dihindari.

5
Contohnya Perawat tidak boleh mempublikasikan RM klien
dengan diunggah di medsos ataupun membincangkan penyakit atau
kerahasiaan klien dengan perawat sebayanya.

2.3. Dilema Etik


Dilema etik adalah suatu masalah yang melibatkan dua atau lebih landasan
moral suatu tindakan terapi tidak dapat dilakukan keduanya. Ini merupakan
kondisi dimana setiap alternatif memiliki landasan moral atau prinsip. Pada
dilema etik ini sukar untuk menetukan yang benar atau salah dan dapat
menimbulkan stress pada perawat karena dia tahu apa yang harus dilakukan, tetapi
banyak rintangan untuk melakukannya. Dilema etik biasa timbul akibat nilai-nilai
perawat, klien atau lingkungan tidak lagi menjadi kohesif sehingga timbul
pertentangan dalam mengambil keputusan.

Kerangka pemecahan dilema etik pada dasarnya menggunakan kerangka


proses keperawatan atau pemecahan masalah secara ilmiah, antara lain :

2.3.1. Model Pemecahan masalah ( Megan, 1989 )


Ada lima langkah dalam pemecahan masalah dalam dilema etik.
2.3.1.1. Mengkaji situasi
2.3.1.2. Mendiagnosa masalah etik moral
2.3.1.3. Membuat tujuan dan rencana pemecahan
2.3.1.4. Melaksanakan rencana
2.3.1.5. Mengevaluasi hasil

6
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Etika berasal dari bahasa Yunani dimana kata ethos berarti watak
kesusilaan dan custom berarti kebiasaan. Dalam tenaga kesehatan khususnya
untuk tenaga medis keperawatan harus mengerti tentang etika, karena kepribadian
seorang perawat dilihat dari etikanya.

Prinsip prinsip yang terdapat dalam keperawatan dibagi menjadi 7 yaitu :


autonomy, beneficience, non maleficience, justice, veracity, fidelity, dan
confidielity. Prinsip ini harus dipahami oleh tenaga kesehatan khususnya dokter
atau perawat, karena menyangkut tentang hak pasien untuk memperoleh informasi
dan kerahasiaan tentang dirinya.

Dilema etik adalah suatu masalah yang melibatkan dua atau lebih landasan
moral suatu tindakan terapi tidak dapat dilakukan keduanya. Dilema etik biasa
timbul akibat nilai-nilai perawat, klien atau lingkungan tidak lagi menjadi kohesif
sehingga timbul pertentangan dalam mengambil keputusan.

3.2. Saran
3.2.1. Tenaga kesehatan khususnya perawat atau dokter harus paham dan
mengerti tentang etika, karena mencerminkan kepribadian seorang
dokter atau perawat.
3.2.2. Untuk tenaga kesehatan (perawat atau dokter) harus selalu ramah dan
murah senyum terhadap pasien, masyarakat, teman sejawat, dan tim
kesehatan yang lain.
3.2.3. Selalu menjunjung tinggi kode etik keperawatan sebagai karena
mengandung norma dan nilai yang luhur.

7
DAFTAR PUSTAKA

Indiasari, Fika Nur, dan Novi Widyastuti Rahayu.2015.Modul Teori Etika


Keperawatan. Yogyakarta : Akper Notokusumo

https://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/Tugas_kasus_dilema_etik.do
cx (Rabu, 04 Oktober 2017. Pukul 20:45 WIB)

Anda mungkin juga menyukai