Proposal Metode Kanguru - STIKES Majapahit Mojokerto 2021
Proposal Metode Kanguru - STIKES Majapahit Mojokerto 2021
Proposal Metode Kanguru - STIKES Majapahit Mojokerto 2021
OLEH :
ADINDA MUFIFATHUR R
AMALIA NUR FADHILAH
ANJARWATI AJI PANGESTU
ASMA CHANDRANI ZAFIRA AWAN
CHOTAMULLAILIYAH NAMIROH
CHOSIDATUL ANNISAH
ERMA DWI NURIDA
HALIMATUSSA’DIYAH
KHUSNUL MAGHFIROH
MOHAMMAD ROHIM PRATAMA
A. Latar Belakang
Metode kanguru adalah salah satu metode yang bisa dilakukan oleh orangtua bayi yang
baru lahir untuk memberikan kontak antara kulit bayi dengan kulit orangtua. Artinya, baik sang
ayah maupun sang ibu, boleh mempraktikkan metode ini. Meski begitu, metode ini lebih sering
dilakukan oleh para ibu. Biasanya, bayi yang hanya mengenakan popok diletakkan pada dada Ibu
dalam posisi tengkurap. Mengingat bayi tentu sudah mengetahui aroma, sentuhan, dan suara
serta detak jantung ibu, si kecil akan merasa lebih nyaman berdekatan dengan Ibu.Berdasarkan
buku yang diterbitkan oleh World Health Organization (WHO) dengan judul Kangaroo Mother
Care: A Practical Guide, metode kanguru sebenarnya dilakukan untuk bayi yang memiliki
masalah kesehatan saat baru lahir. Namun, bukan berarti Ibu hanya boleh saat bayi baru lahir.
Ibu tetap bisa melakukannya beberapa kali hingga kondisi kesehatan bayi hingga membaik.
Metode kanguru ( Kangaroo Mother Care ) atau disebut juga kontak kulit dengan kulit ( Skin to
Skin Contact ) merupakan metode asuhan khusus bagi bayi berat lahir rendah atau bayi prematur
( < 2500 gram ) atau kurang bulan ( <37 mg ) dengan melakukan kontak langsung antara kulit
ibu dan kulit bayi.
B. Tujuan Penyuluhan
C. Manfaat Penyuluhan
Dikutip dari laman Ikatan Dokter Anak Indonesia, metode kanguru pertama kali
diperkenalkan oleh Rey dan Martinez di Colombia pada tahun 1979. Seperti namanya, metode
kanguru mencontoh perilaku hewan Kanguru saat memperlakukan bayinya yang baru lahir. Perlu
diketahui bayi kanguru umumnya lahir prematur, sehingga sang induk langsung menyimpan bayi
kanguru dalam kantong agar tidak mengalami kedinginan. Ketika berada dalam kantong, bayi
kanguru juga langsung mendapatkan susu dari sang induk.
Metode Kanguru adalah suatu cara yang dilakukan orang tua bayi terutama ibu untuk
menjalin kontak antara kulit ibu dan bayi,disisi lain metode kanguru dapat melindungi bayi dari
udara dingin karena berada dalam dekapan ibu maka bayi akan lebih hangat. Metode kanguru ini
tidak hanya dilakukan oleh ibu tetapi bisa juga dilakukan oleh sang ayah. Biasanya metode
kanguru ini disarankan untuk ibu yang melahirkan bayi dengan berat badan lahir < 2500 gram
atau bisa disebut bayi berat lahir rendah (BBLR). Tetapi tidak menutup kemungkinan metode ini
juga bisa dilakukan pada semua bayi (tidak hanya BBLR).
Metode ini dilakukan dengan cara memposisikan bayi telungkup di dada ibu atau ayah
sehingga terjadi kontak langsung antara kulit bayi dan kulit ibu atau ayah. Saat dibaringkan di
dada, kepala bayi harus menghadap ke samping agar telinganya menempel di dada. Tidak ada
patokan waktu untuk melakukan metode kanguru, namun biasanya bayi dibaringkan di dada
selama 1-3 jam setelah lahir. Perlu diingat bahwa metode kanguru adalah penanganan bayi
prematur selain ditempatkan dalam inkubator di rumah sakit.
American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan agar setiap bayi diberikan air
susu ibu (ASI), terutama ASI ibunya atau ibu donor, termasuk bayi prematur dan bayi berat lahir
sangat rendah (BBLSR). Data World Health Organization (WHO) memperlihatkan sekitar 20
juta bayi berat lahir rendah (BBLR) lahir setiap tahunnya yang dapat disebabkan oleh kelahiran
sebelum waktunya (prematur) maupun perkembangan janin terhambat saat dalam kandungan.
Bayi dengan berat lahir rendah merupakan penyumbang tertinggi angka kematian neonatal
(AKN). Dari sekitar 4 juta kematian neonatal, prematur dan BBLR menyumbang lebih dari
seperlima kasus, dan Indonesia terdaftar sebagai negara di urutan ke-8 berdasarkan jumlah
kematian neonatal per tahun menurut data WHO. Prevalensi BBLR di Indonesia berkisar antara
2 hingga 17,2% dan menyumbang 29,2% AKN.
Kangaroo Mother Care (KMC) atau Perawatan Metode Kanguru (PMK) merupakan
perawatan untuk bayi berat lahir rendah atau lahiran prematur dengan melakukan kontak
langsung antara kulit bayi dengan kulit ibu atau skin-to-skin contact, dimana ibu menggunakan
suhu tubuhnya untuk menghangatkan bayi. Metode perawatan ini juga terbukti mempermudah
pemberian ASI sehingga meningkatkan lama dan pemberian ASI.
Pada awalnya, PMK terdiri dari 3 komponen, yaitu : kontak kulit ke kulit (skin-to-skin
contact), pemberian ASI atau breastfeeding, dan dukungan terhadap ibu (support). Literatur
terbaru menambahkan satu komponen lagi sehingga menjadi terdiri dari 4 komponen, yaitu:
kangaroo position, kangaroo nutrition, kangaroo support and kangaroo discharge. Posisi
kanguru adalah menempatkan bayi pada posisi tegakdi dada ibunya, di antara kedua payudara
ibu, tanpa busana. Bayi dibiarkan telanjang hanya mengenakan popok, kaus kaki dan topi
sehingga terjadi kontak kulit bayi dan kulit ibu seluas mungkin. Posisi bayi diamankan dengan
kain panjang atau pengikat lainnya. Kepala bayi dipalingkan ke sisi kanan atau kiri, dengan
posisi sedikit tengadah (ekstensi). Ujung pengikat tepat berada di bawah kuping bayi.
Posisi kepala seperti ini bertujuan untuk menjaga agar saluran napas tetap terbuka dan
memberi peluang agar terjadi kontak mata antara ibu dan bayi. Kanguru nutrisi merupakan salah
satu manfaat PMK, yaitu meningkatkan pemberian ASI secara langsung maupun dengan
pemberian ASI perah. Kangaroo support merupakan bentuk bantuan secara fisik maupun emosi,
baik dari tenaga kesehatan maupun keluarganya, agar ibu dapat melakukan PMK untuk bayinya.
Sedangkan kangaroo discharge adalah membiasakan ibu melakukan PMK sehingga pada saat
ibu pulang dengan bayi, ibu tetap dapat melakukan PMK bahkan melanjutkannya di rumah.
Metode ini merupakan salah satu teknologi tepat guna yang sederhana, murah dan dapat
digunakan apabila fasilitas untuk perawatan BBLR sangat terbatas.
1. Menyusui
Penelitian telah melaporkan bahwa metode kanguru menghasilkan peningkatan tingkat
menyusui serta peningkatan durasi menyusui.
3. Pemulangan dini
Studi menunjukkan bahwa bayi BBLR yang dirawat dengan metode kanguru dapat
dipulangkan dari rumah sakit lebih awal dari bayi yang dikelola secara konvensional. Bayi-
bayi mendapatkan lebih banyak berat badan pada metode kanguru daripada perawatan
konvensional.
Dijelaskan sebelumnya bahwa suhu tubuh di luar rahim berbeda dengan suhu tubuh dalam
rahim. Bayi lahir prematur perlu beradaptasi dengan perubahan suhu tersebut. Oleh karena itu,
metode kanguru bisa memberikan sensasi hangat pada bayi seperti suhu tubuh dalam
rahim. Selain itu, bayi lahir prematur umumnya memiliki jaringan lemak yang tipis.
Akibatnya, si Kecil rentan mengalami kedinginan atau hipotermia. Saat melakukan metode
kanguru, maka suhu tubuh bayi akan stabil dan hangat.
Bayi yang lahir prematur biasanya susah untuk mencapai berat badan ideal. Sejumlah
penelitian kesehatan menunjukkan bayi yang rutin menjalani metode kanguru bisa memiliki
berat badan ideal dengan cepat. Hal ini diduga dipengaruhi sensasi tenang yang ditimbulkan
ketika bayi menjalani metode kanguru. Selain itu, metode kanguru juga membuat bayi tidur
lebih nyenyak sehingga energinya bisa tersalurkan untuk memperbaiki fungsi organ tubuh
yang belum bisa bekerja secara optimal. Jaringan saraf si Kecil pun bisa berkembang lebih
baik ketika bayi memiliki kualitas tidur yang baik.
Metode kanguru dapat memudahkan bayi untuk menyusu pada Mama karena si Kecil bisa
melatih dirinya untuk mencari sumber susu. Selain itu, metode kanguru juga dapat
meningkatkan produksi ASI. Beberapa penelitian kesehatan menunjukkan metode kanguru
bisa mengatasi masalah produksi ASI. Apabila si Kecil mendapatkan asupan ASI yang cukup,
maka itu berpengaruh pada tumbuh kembangnya dan menurunkan risiko terjadinya masalah
kesehatan.
4. Meningkatkan imunitas
Terakhir, metode kanguru dipercaya dapat meningkatkan daya tahan tubuh bayi. Imunitas
yang baik dibutuhkan si Kecil untuk melawan serangan virus dan bakteri.
1. PMK intermiten :
Bayi dengan penyakit atau kondisi yang berat membutuhkan perawatan intensif dan khusus
di ruang rawat neonatologi, bahkan mungkin memerlukan bantuan alat. Bayi dengan
kondisi ini, PMK tidak diberikan sepanjang waktu tetapi hanya dilakukan jika ibu
mengunjungi bayinya yang masih berada dalam perawatan di inkubator. PMK dilakukan
dengan durasi minimal satu jam, secara terus-menerus per hari. Setelah bayi lebih stabil,
bayi dengan PMK intermiten dapat dipindahkan ke ruang rawat untuk menjalani PMK
kontinu.
2. PMK kontinu :
Pada PMK kontinu, kondisi bayi harus dalam keadaan stabil, dan bayi harus dapat
bernapas secara alami tanpa bantuan oksigen. Kemampuan untuk minum (seperti
menghisap dan menelan) bukan merupakan persyaratan utama, karena PMK sudah dapat
dimulai meskipun pemberian minumnya dengan menggunakan pipa lambung. Dengan
melakukancPMK, pemberian ASI dapat lebih mudah prosesnya sehingga meningkatkan
asupan ASI.
Bayi prematur dengan usia kehamilan 34 hingga 36 minggu atau lebih, umumnya sudah
dapat menyusu langsung ke ibu. Namun sebaiknya, periksa terlebih dahulu refleks hisap
bayi, bila perlu, sesekali selingi pemberian ASI perah menggunakan gelas kecil. Pastikan
bayi menghisap dalam posisi dan pelekatan yang benar sehingga proses menyusu dapat
berlangsung dengan lancar.
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Metode kanguru adalah salah satu metode yang bisa dilakukan oleh orangtua bayi yang
baru lahir untuk memberikan kontak antara kulit bayi dengan kulit orangtua. Artinya, baik sang
ayah maupun sang ibu, boleh mempraktikkan metode ini. Berdasarkan buku yang diterbitkan
oleh World Health Organization (WHO) dengan judul Kangaroo Mother Care: A Practical
Guide, metode kanguru sebenarnya dilakukan untuk bayi yang memiliki masalah kesehatan saat
baru lahir. Namun, bukan berarti Ibu hanya boleh saat bayi baru lahir. Ibu tetap bisa
melakukannya beberapa kali hingga kondisi kesehatan bayi hingga membaik. Metode kanguru
( Kangaroo Mother Care ) atau disebut juga kontak kulit dengan kulit ( Skin to Skin Contact )
merupakan metode asuhan khusus bagi bayi berat lahir rendah atau bayi prematur ( < 2500
gram ) atau kurang bulan ( <37 mg ) dengan melakukan kontak langsung antara kulit ibu dan
kulit bayi.
DAFTAR PUSTAKA