Pancasila Sebagai Moral Politik
Pancasila Sebagai Moral Politik
Pancasila Sebagai Moral Politik
ARTI MORAL
- Moral merupakansalah satu cabang dari ilmu filsafat yang dinamakan aksiologi.
Aksiologi adalahilmu yang membicarakan tingkah laku atau perbuatan manusia
yang dilakukan secara sadar.
- Etika adalah suatu ilmu yang membahas tentang bagaimana dan mengapa ia
mengikuti suatu ajaran moral tetapi etika Didasarkan pada penilaian baik atau
buruk, bukan benar atau salah.
- Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa indonesia yang telah disahkan
sebagai dasar negara adalah merupakan kesatuan utuh nilai-nilai budi pekerti atau
moral.
- Oleh karna itu pancasila dapat disebut sebagai moral bangsa indonesia.bangsa
indonesia telah menegara dalam negara kesatuan republik indonesia.
- Dengan demikian pancasila juga merupakan moral negara, yaitu moral yang
berlaku bagi negara.
B. NORMA
- Biasanya norma berisi suatu perintah atau larangan yang tegas, jelas dan
konkrit.
- Manusia tinggal mematuhi perintah atau menghindari larangannya. jadi nilai
terdiri dari berbagai norma dan norma menjabarkan nilai.
- Norma yang bersumber pada nilai pancasila terungkap melalui produk-produk
hukum yang dibuat oleh penguasa.
- Segala hierarkis dapat diutamakan bahwa nilai-nilai pancasila dijadikan norma
kehidupan bangsa indonesia melalui:UUD, TAP MPR, UU.
- UU dijabarkan kedalam peraturan pemerintah (PP) dan peraturan pemerintah
dijabarkan melalui Kepres atau pemerintah Mentri.
C. TOLAK UKUR
- Sarana atau alat untuk menilai baik atau buruk sesuatu produk huikum yang
dibuat oleh lembaga pembuat UU ialah nulai-nilai pancasila sendiri.
- Lembaga yang ditugasi untuk mengadakan evaluasi atau pengontrolan adalah
mahkamah agung ditingkat perundang-undangan, dan komisi konstitusi di tolak
ukur UUD.
- Aspek kehidupan bernegara mencakup banyak hal baik dari ideologi, politik,
ekonomi, sosial budaya, maupun hankam.
- Pancasila sebagai nilai moral , dalam pelaksanaannya harus tampak dalam
aspek kehidupan diatas.
- Di bawah ini akan disampaikan beberapa contoh peneraran pancasila sebagai
moral atau etika dalam beberapa aspek kehidupan bernegara.
http://abusopian12.blogspot.co.id/
Etika, atau filsafat moral mempunyai tujuan menerangkan kebaikan dan kejahatan.
Etika politik yang demikian, memiliki tujuan menjelaskan mana tingkah laku politik
yang baik dan mana yang jelek. Apa standar baik? Apakah menurut agama
tertentu? Tidak! Standar baik dalam konteks politik adalah bagaimana politik
diarahkan untuk memajukan kepentingan umum. Jadi kalau politik sudah mengarah
pada kepentingan pribadi dan golongan tertentu, itu etika politik yang buruk.
Sayangnya, itulah yang terjadi di negeri ini.Etika politik bangsa Indonesia dibangun
melalui karakteristik masyarakat yang erdasarkan Pancasila sehingga amat
diperlukan untuk menampung tindakan-tindakan yang tidak diatur dalam aturan
secara legal formal. Karena itu, etika politik lebih bersifat konvensi dan berupa
aturan-aturan moral. Akibat luasnya cakupan etika politik itulah maka seringkali
keberadaannya bersifat sangat longgar, dan mudah diabaikan tanpa rasa malu dan
bersalah. Ditunjang dengan alam kompetisi untuk meraih jabatan (kekuasaan) dan
akses ekonomis (uang) yang begitu kuat, rasa malu dan merasa bersalah bisa
dengan mudah diabaikan.
Akibatnya ada dua hal: (a) pudarnya nilai-nilai etis yang sudah ada, dan (b) tidak
berkembangnya nilai-nilai tersebut sesuai dengan moralitas publik. Untuk
memaafkan fenomena tersebut lalu berkembang menjadi budaya permisif, semua
serba boleh, bukan saja karena aturan yang hampa atau belum dibuat, melainkan
juga disebut serba boleh, karena untuk membuka seluas-luasnya upaya mencapai
kekuasaan (dan uang) dengan mudah.
Tanpa disadari, nilai etis politik bangsa Indonesia cenderung mengarah pada
kompetisi yang mengabaikan moral. Buktinya, semua harga jabatan politik setara
dengan sejumlah uang. Semua jabatan memiliki harga yang harus dibayar si
pejabat. Itulah mengapa para pengkritik dan budayawan secara prihatin
menyatakan arah etika dalam bidang politik (dan bidang lainnya) sedang berlarian
tunggang-langgang (meminjam Giddens, run away) menuju ke arah jual-beli
menggunakan uang maupun sesuatu yang bisa dihargai dengan uang.[1][1]
Namun demikian, perlu dibedakan antara etika politik dengan moralitas politisi.
Moralitas politisi menyangkut mutu moral negarawan dan politisi secara pribadi
(dan memang sangat diandaikan), misalnya apakah ia korup atau tidak (di sini tidak
dibahas). Etika politik menjawab dua pertanyaan:
1. Bagaimana seharusnya bentuk lembaga-lembaga kenegaraan seperti hokum
dan Negara (misalnya: bentuk Negara seharusnya demokratis); jadi etika politik
adalah etika institusi.
2. Apa yang seharusnya menjadi tujuan/sasaran segala kebijakan politik, jadi apa
yang harus mau dicapai baik oleh badan legislatif maupun eksekutif.
Etika politik adalah perkembangan filsafat di zaman pasca tradisional. Dalam tulisan
para filosof politik klasik: Plato, Aristoteles, Thomas Aquinas, Marsilius dari Padua,
Ibnu Khaldun, kita menemukan pelbagai unsur etika politik, tetapi tidak secara
sistematik. Dua pertanyaan etika politik di atas baru bisa muncul di ambang zaman
modern, dalam rangka pemikiran zaman pencerahan, karena pencerahan tidak lagi
menerima tradisi/otoritas/agama, melainkan menentukan sendiri bentuk
kenegaraan menurut ratio/nalar, secara etis. Karena itu, sejak abad ke-17 filsafat
mengembangkan pokok-pokok etika politik seperti:
g. Keadilan social
Sila pertama Ketuhanan yang Maha Esa serta sila kedua Kemanusiaan yang Adil
dan Beradab adalah merupakan sumber nilai nilai moral bagi kehidupan
kebangsaan dan kenegaraan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3. Etika adalah suatu ilmu yang membahas tentang prinsip prinsip yang
berlaku bagi setiap tindakan manusia yang membicarakan masalah masalah yang
berkaitan dengan predikat susila dan tindak susila, baik dan buruk.
4. Hubungan sistematik antara nilai, norma dan moral tersebut terwujud dalam
suatu tingkah laku praktis dalam kehidupan manusia.
5. Etika politik adalah termasuk lingkup etika sosial manusia yang secara harfiah
berkaitan dengan bidang kehidupan politik.
http://diary-mybustanoel.blogspot.co.id/2012/02/makalah-pancasila-tentang-
pancasila.html