Perkembangan Ekonomi Indonesia

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 9

PERKEMBANGAN EKONOMI INDONESIA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan ekonomi saat ini mengalami kenaikan beberapa persen, walaupun


demikian, perkembangan ekonomi di Indonesia tidak terlepas dari banyaknya perubahan-
perubahan yang telah dilakukan dan diterapkan dalam perekonomian di Indonesia.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan yang hendak dipaparkan yakni :


1. Sejarah mengenai perekonomian di Indonesia
2. Perkembangan perekonomian di Indonesia
3. Masalah-masalah yang dihadapi oleh Indonesia dalam pengembangan perekonomian di
Indonesia

1.3 Rumusan Masalah

Adapun pokok-pokok masalah yang dirumuskan diantaranya :


1. Bagaimana sejarah perekonomian di Indonesia
2. Bagaimana perkembangan perekonomian di Indonesia
3. Apa saja masalah-masalah yang dihadapi oleh Indonesia dalam mengembangkan
perekonomian di Indonesia

1.1 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan yaitu :


Bab I adalah Pendahuluan
Bab II adalah Kajian Teori
Bab III adalah Pembahasan
Bab IV adalah Penutup
BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Sejarah Perekonomian di Indonesia

1.1 Masa orde baru


a. Pasca Kemerdekaan 1945-1950)
Dimana keadaan ekonomi dan keuangan pada masa itu sangat buruk karena
disebabkan oleh : Inflasi yang sangat tinggi yang dikarenakan oleh beredarnya lebih dari
satu mata uang secara tidak terkendali. Pemerintah RI menyatakan tiga mata uang yang
berlaku di wilayah negara RI yaitu :
- Mata uang De Javasche Bank
- Mata uang pemerintah Hindia Belanda
- Mata uang pendudukan Jepang

Usaha-usaha yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan-kesulitan ekonomi yaitu :


a. Menteri keuangan RI Ir. Surachman melaksanakan program pinjam nasional dengan
persetujuan BP_KNIP pada bulan juli 1946
b. Usaha melawan blokade dengan diplomasi bebas ke India
c. Mengadakan kontak dengan perusahaan swasta Amerika
d. Melawan blokade Belanda di Sumatera dengan tujuan ke Singapura dan Malaysia

Tujuan dilakukannya Konferensi Ekonomi Februari 1946 yaitu untuk memperoleh


kesepakatan yang tetap dalam menanggulangi maslah ekonomi yang mendesak seperti :
a. Masalah produksi dan distribusi sandang, pangan, papan serta status dan
administrasi perkebunan.
b. Pembentukan Planning Board (Badan Perancang Ekonomi) 19 Januari 1947.
c. Rekonstruksi dan rasionalisasi Angkatan Perang 1948, mengalihkan tenaga bebas
Angkatan Perang ke bidang-bidang produktif.
d. Kasimo Plan yang intinya mengenai usaha swasembada pangan dengan beberapa
petunjuk pelaksanaa yang praktis dengan swasembada pangan, maka diharapkan
perekonomian akan membaik.

b. Masa Demokrasi Liberal tahun 1950 – 1957


Sistem ini hanya memperburuk kondisi perekonomian Indonesia yang baru
merdeka, karena pengusaha pribumi masih dalam keadaan lemah dan belum bisa
bersaing dengan pengusaha non pribumi terutama pengusaha cina.
Usaha-usaha yang dilakukan untuk mengatasi masalah ekonomi tersebut antara lain :
a. Untuk mengurangi jumlah uang yang beredar agar tingkat harga turun, (Gunting
Syafruddin pemotongan nilai uang Isanering) pada tanggal 20 Maret 1950.
b. Mengatasi impor barang dan memberikan lisensi impor hanya pada importir
pribumi serta memberikan kredit pada perusahaan-perusahaan pribumi agar
nantinya dapat berpartisipasi dalam perkembangan ekonomi nasional. Program ini
disebut dengan Program Benteng

c. Masa Demokrasi Terpimpin


Pada masa ini Indonesia menjalankan sistem demokrasi terpimpin dan struktur
ekonomi mengurus pada Sistem Etatisme yaitu pemerintah mengatur segalanya sebagai
akibat dari dekrit Presiden 5 Juli 1959. Sistem ini diharapkan akan membawa
kemakmuran bersama dan persamaan dalam sosial, politik dan ekonomi. Namun
kebijakan ekonomi tersebut belum bisa memperbaiki keadaan ekonomi Indonesia seperti
:
1. Menurunkan mata uang kertas pecahan Rp. 500 menjadi Rp. 50, uang kertas
pecahan Rp. 1000 menjadi Rp. 100 dan semua simpanan di Bank yang melebihi Rp.
25.000 dibekukan pada devaluasi yang diumumkan pada tanggal 25 Agustus 1959.
2. Dibentuknya Deklarasi Ekonomi (Dekon) untuk mencapai tahap ekonomi sosialis
Indonesia dengan cara terpimpin. Dalam pelaksanaannya justru mengakibatkan
stagnasi bagi perekonomian Indonesia dan pada tahun 1961-1962 barang-barang
naik 400%.
3. Tindakan pemerintah untuk menekan harga inflasi.
4. Pemerintah tidak menghemat pengeluaran-pengeluarannya sehingga memperparah
tindakan moneter.

2.1 Masa Pemerintahan Orde Baru


Pada masa ini, stabilisasi politik menjadi prioritas utama pada masa ini, karena
pengusaha pribumi tidak bisa bersaing dengan pengusaha non pribumi, serta sistem etatisme
pun tidak memperbaiki keadaan, maka dipilihlah sistem ekonomi campuran dalam kerangka
sistem ekonomi demokrasi Pancasila yang merupakan campur tangan pemerintah dalam
perekonomian secara terbatas, jadi pasar tidak bisa menentukan sendiri dalam keadaan atau
masalah tertentu.
Kebijakan ekonomi diarahkan pada pembangunan disegala bidang yaitu :
1. Kebutuhan pokok
2. Pendidikan dan kesehatan
3. Pembagian pendapatan
4. Kesempatan kerja
5. Kesempatan berusaha
6. Partisipasi wanita dalam generasi muda
7. Penyebaran pembangunan
8. Peradilan

Semua dilakukan dengan pelaksanaan pada pola umum pembangunan jangka panjang
(25-30 Tahun) secara periodik lima tahun yang disebut dengan Pelita (Pembangunan Lima
Tahun).

Negara Indonesia berhasil swasembada beras, penurunan angka kemiskinan,


perbaikan tingkat kesejahteraan rakyat dan industrialisasi yang meningkat pesat. Pemerintah
juga berhasil menggalakkan preventive checks untuk menekan jumlah kelahiran lewat
program KB dan pengaturan usia minimum orang yang akan menikah, dampak positif ini
diperoleh pada tahun 1984. Namun dampak negatifnya adalah kerusakan serta pencemaran
lingkungan hidup dan sumber-sumber daya alam.

Perbedaan ekonomi antara daerah, antar golongan pekerjaan dan antar kelompok
masyarakat serta penumpukan utang luar negeri. Akibatnya, ketika terjadi krisis yang
merupakan imbas dari ekonomi global, Negara Indonesia merasakan dampak yang paling
buruk. Harga-harga meningkat secara drastis, nilai tukar rupiah melemah dengan cepat dan
menimbulkan berbagai kekacauan disegala bidang terutama ekonomi.

3.1 Masa Orde Reformasi


Pada masa pemerintah Presiden BJ. Habibie yang mengawali masa reformasi belum
melakukan manuver manuver yang cukup tajam dalam bidang ekonomi.

Kebijakan-kebijakan diutamakan untuk mengendalikan stabilitas politik. Pada masa


kepemimpinan Presiden Abdurrahman Wahid (Gusdur), tidak ada tindakan yang cukup
berarti untuk menyelamatkan negara dari keterpurukan, padahal ada berbagai persoalan
ekonomi yang diwariskan orde baru harus dihadapi antara lain adalah masalah KKN, yaitu
korupsi, kolusi dan nepotisme pemulihan ekonomi kinerja BUMN, pengendalian inflasi dan
mempertahankan kurs rupiah. Presiden Gusdur terlibat skandal Bruneigate yang
menjatuhkan kredibilitasnya dimata masyarakat, akibatnya kedudukan Presiden Gusdur
digantikan oleh “Megawati Soekarno Putri”.

Dimasa kepemimpinan Megawati Soekarno Putri, masalah-masalah yang mendesak


untuk dipecahkan adalah pemulihan ekonomi dan penegakan hukum kebijakan-kebijakan
yang ditempuh untuk mengatasi persoalan-persoalan ekonomi antara lain :
Meminta penundaan pembayaran utang sebesar Rp. USS 5,8 Milyar pada pertemuan
Paris Club ke-3 dan mengalokasikan pembayaran utang luar negeri sebesar Rp. 116,3
Triliun (Kebijakan Privitasi BUMN) yaitu menjual perusahaan negara di alam periode krisio
dengan tujuan melindungi perusahaan negara dari intervensi kekuatan-kekuatan politik dan
mengurangi beban negara.

Hasil penjualan tersebut berhasil menaikkan pertumbuhan ekonomi Indonesia


menjadi 1,4 %. Namun kebijakan ini memicu banyak kontroversi karena BUMN yang di
privatisasi dijual ke perusahaan asing.

Dimasa pemerintahan ini juga direalisasikan berdirinya KPK (Komisi Pemberantasan


Korupsi) tetapi belum ada gebrakan yang konkrit dalam pemberantasan korupsi tersebut,
padahal keberadaan korupsi membuat banyak investor berpikir dua kali untuk menanamkan
modal di Indonesia dan menggangu jalannya pembangunan nasional.

Pada masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kebijakan kontroversial


pertama, Presiden SBY adalah mengurangi subsidi BBM atau dengan kata lain menaikkan
harga BBM. Kebijakan ini dilatar belakangi oleh naiknya harga minyak dunia. Anggaran
subsidi BBM dialihkan ke sektor pendidikan dan kesehatan serta bidang-bidang yang
mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat. Kebijakan kontroversional pertama itu
menimbulkan kebijakan yang kedua yaitu bantuan langsung tunai (BLT) bagi masyarakat
miskin. Kebanyakan BLT ini tidak sampai ke tangan yang berhak dan pembagiannya
menimbulkan berbagai masalah sosial.

Kebijakan yang ditempuh untuk meningkatkan pendapatan perkapita adalah


mengandalkan pembangunan infrastruktur massal untuk mendorong pertumbuhan ekonomi
serta mengundang investor asing dengan janji memperbaiki iklim investasi. Salah satunya
adalah diadakannya Indonesia Infrastucture Summit pada bulan november 2006 lalu, yang
mempertemukan para investor dengan kepala-kepala daerah.

Menurut Keynes, investasi merupakan faktor utama untuk menentukan kesempatan


kerja. Ini mendasari kebijakan pemerintah yang selalu ditujukan untuk memberi kemudahan
bagi investor terutama investor asing yang salah satunya adalah revisi undang-undang
ketenaga-kerjaan. Jika semakin banyak investasi asing di Indonesia diharapkan jumlah
kesempatan kerja juga akan bertambah.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Perkembangan Ekonomi di Indonesia

Ekonomi Indonesia saat ini optimis, pertumbuhan ekonomi yang sangat meningkat,
dengan pertumbuhan dan pendapatan nasional yang semakin meningkat, kita dapat melihat
perkembangan dan kemajuan kita pada negara lain. Dengan pendapatan pertahun, Indonesia
mampu memberikan kemajuan ekonomi makro yang sangat berpengaruh dalam pertumbuhan
ekonomi saat ini. Salah satu pertumbuhan ekonomi itu dapat dilihat dengan permintaan
domestik masih akan menjadi penopang utama kinerja perekonomian. Selain itu, ekspor dan
impor serta investasi juga mempengaruhi.

Dilihat dari sedikit perekonomian makro di bidang perbankan ini dapat kita rasakan
pertumbuhan ekonomi itu meningkat. Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan
ekonomi sepanjang triwulan 1 tahun 2011 masih akan tumbuh tinggi yakni di kisaran 6,4 %,
sehingga sepanjang tahun ini perekonomian Indonesia diproyeksikan tumbuh dikisaran 6 – 6,5
%. Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution mengungkapkan hal itu dalam rapat kerja
dengan Komisi IX (yang membidangi keuangan dan perbankan) di DPR pada tanggal 14/2 yaitu
“Prospek perekonomian kedepan akan terus membaik dan diperkirakan akan lebih tinggi” kata
Darmin. Beliau mengatakan permintaan domestik akan masih akan menjadi penopang utama
kinerja perekonomian. Selain itu juga ekspor dan impor, serta investasi juga akan tumbuh pesat.
Beliau menambahkan bahwa Indonesia sudah melalui tantangan yang ditahun 2010. Dengan
pertumbuhan ekonomi yang cukup baik ditahun yang lalu 6,1 % akan mempermudah mencapai
target pertumbuhan di tahun 2013.

3.2 Masalah- masalah dalam pengembangan ekonomi di Indonesia

Indonesia merupakan negara yang kaya, namun harus di akui bahwa masih banyak
sumber daya milik Indonesia yang masih belum dimanfaatkan secara maksimalatau bahkan
malah justru pihak asing yang berhasil mengeksploitasi kekayaan alam Indonesia. Hal ini
merupakan salah satu masalah ekonomi Indonesia. Berikut ini adalah beberapa masalah
ekonomi Indonesia, antara lain :

1. Pengangguran
Pengangguran merupakan masalah klasik yang sampai sekarang belum juga
terselesaikan secara tuntas dari tahun ke tahun jumlah pengangguran di Indonesia semakin
bertambah. Upaya pemerintah untuk menciptakan lapangan kerja belum bisa menyelesaikan
masalah ini.
2. Ekonomi Biaya Tinggi
Hal ini juga merupakan masalah klasik didunia industri. Ada beberapa hal yang
menyebabkan biaya produksi menjadi tinggi diantaranya ialah pungutan liar/ pungli yang
tidak hanya dilakukan secara sembunyi- sembunyi namun tidak jarang dilakukan secara
terbuka juga.

3. Regulasi Ekonomi
Beberapa kali pemerintah mengeluarkan keputusan mengenai regulasi ekonomi yang
dianggap tidak tepat bagi perekonomian Indonesia. Misalnya : keputusan pemerintah untuk
masuk dalam anggota CAFTA yang sekarang ini mengakibatkan membanjirnya produk
china di Indonesia, sehingga membuat produk lokal kepayahan di pasar Industri.

4. Kelangkaan Bahan Pokok


Operasi pasar yang sering dilakukan pemerintah disaat harga bahan pokok mulai
beranjak naik, bisa dipastikan tidak membantu menyelesaikan masalah ini. Kelangkaan
bahan pokok memang merupaka masalah yang sering terjadi di wilayah luar jawa karena
alasan teknis seperti transportasi. Namun menjelang puasa lebaran dan natal bisa dipastikan
wilayah Jawa mengalami masalah.

5. Tingginya Suku Bunga Perbankan


Suku bunga perbankan adalah salah satu indikator sehat tidaknya kondisi
perekonomian Indonesia. Suku bunga terlalu tinggi ataupun terlalu rendah sangat
mempengaruhi perekonomian.

6. Tingginya Nilai Inflasi


Nilai inflasi adalah sangat berpengaruh bagi kondisi perekonomian sebuah negara.
Termasuk Indonesia, di negara Indonesia sendiri nilai inflasi tergolong tinggi sehingga
masalah ekonomi susulan yang terjadi karena inflasi ini. Selain itu inflasi di Indonesia sangat
“sensitif” mudah sekali naik misalnya walaupun hanya dipengaruhi oleh tingginya harga
cabai rawit beberapa waktu yang lalu.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Perkembangan ekonomi di Indonesia tidak terlepas dari sejarah perkembangannya di


zaman sebelumnya, mulai dari masa orde lama, orde baru, dan reformasi. Semua itu
bermetamorfosa dalam mencapai perkembangan ekonomi yang lebih baik.
Namun patut kita garis bawahi, saat ini adalah sumber daya manusia yang ada di negara
kita ini, jangan sampai kekayaan alam Indonesia terus menerus dikelola oleh negara asing.

4.2 Saran

Untuk memajukan perekonomian di Indonesia, bukan hanya untuk tanggung jawab


pemerintah saja, tetapi tanggung jawab kita sebagai warga negara Indonesia, seperti mendirikan
usaha-usaha padat karya atau mengasah kemampuan melalui Balai Latihan Kerja.
DAFTAR PUSTAKA

Hanita, Ani 2007, Fun With Economic Jakarta : Inandra Publisher


Pertumbuhan Ekonomi. Bandung : Sanjaya Yurina Siamelu 2003
Hukum ekonomi. Jakarta : Againci Fahri, Khaerul 2009
Pengembangan Ekonomi Suatu Negara. Bandung : Algesindo Tahun 2004
Pendidikan Ekonomi. Bandung : Algesindo

Anda mungkin juga menyukai