Project Citizen
Project Citizen
Project Citizen
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
Oleh
Ina Hariska
I1021221011
Dosen Pengampu
Dr. Ir. H. Feira Budiarsyah Arief, M.Si
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas mengenai Project Citizen untuk Mata Kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan" ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari
project ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan dan
menambah wawasan tentang Menyelenggarakan Project Citizen untuk Mata Kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak Dr. Ir. H. Feira Budiarsyah Arief, M.Si
selaku Dosen Pengampu pada Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan ini yang telah sudi
membimbing dan mengajari kami dengan sangat baik. Saya juga mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat
menyelesaikan project ini. Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................... ii
BAB I : PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
I.1 Latar Belakang.................................................................................................1
I.2 Rumusan Masalah............................................................................................2
I.3 Tujuan .............................................................................................................2
BAB II : PEMBAHASAN MASALAH.......................................................................... 4
II.1 Pengertian Suap...............................................................................................4
II.2 Penyebab Praktik Suap di Perguruan Tinggi ..................................................5
II.3 Dampak Praktik Suap di Perguruan Tinggi ....................................................6
II.4 Upaya Pemerintah Menangani Praktik Suap ..................................................6
II.5 Upaya Pencegahan Praktik Suap di Perguruan Tinggi ...................................7
BAB III : PROJECT CITIZEN......................................................................................9
BAB IV : PENUTUP........................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................11
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
sejumlah Rp 800 juta, kotak deposit berisi emas senilai Rp 1,4 miliar, dan tabungan sebanyak Rp
1,8 miliar.
Miris mendengarnya, seharusnya lembaga pendidikan seperti perguruan tinggi menjadi
tempat untuk mendidik SDM agar anti korupsi, justru pimpinan lembaga pendidikan atau Rektor
menjadi pelaku korupsi. Maka dalam project kali ini penulis bermaksud untuk memberikan petisi
mengenai praktik penyuapan yang terjadi di perguruan tinggi hal ini agar kedepannya praktik
seperti ini sudah tidak ada lagi dan masyarakat Indonesia tetap mendapatkan keadilan dan
kesejahteraan dalam pendidikan setinggi-tingginya sesuai dengan undang-undang dalam pasal 31
ayat 1 yang berbunyi "Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan dan pengajaran". Dalam
hal ini pemerintah di harapkan tidak pandang bulu dan tidak pandang kekayaan untuk
meloloskan oknum-oknum yang berani melakukan penyuapan demi mendapatkan perguruan
tinggi yang mereka inginkan karena semua orang berhak mendapatkan perguruan tingginya
sendiri sesuai dengan hasil yang di capainya bukan di nilai dari kekayaannya.
I.3 Tujuan
Adapun tujuan dari project citizen kali ini yaitu:
1. Mengetahui alasan seseorang melakukan suap
2. Mengetahui bagaimana praktik suap dapat masuk ke perguruan tinggi
3. Mengetahui dampak praktik suap di perguruan tinggi
2
4. Mengetahui upaya yang akan dilakukan pemerintah dalam memberantas praktik suap di
lingkungan perguruan tinggi
5. Mengetahui Upaya dalam mencegah praktik Suap di Perguruan Tinggi
6. Mengetahui Project citizen yang akan di jalankan untuk mengatasi praktik suap menyuap
di Perguruan Tinggi
3
BAB II
PEMBAHASAN MASALAH
4
terdapat hubungan kepentingan antara pemberi suap dengan penerima suap. Pihak pemberi suap
adalah pihak yang mempunyai kepentingan dalam berhubungan dengan pihak penerima suap.
Pihak penerima suap mempunyai hubungan kepentingan dengan pemberi suap karena ia
merupakan pihak yang mempunyai otoritas untuk dapat memenuhi atau tidak memenuhi
kepentingan pemberi suap. Oleh karena itu suap-menyuap disebut juga sebagai kejahatan
transaksional.
1. Peran dan kewenangan lembaga-lembaga pendidikan yang terlalu dominan, dalam arti
bahwa semua kebijakan akademis maupun finansial, direncanakan dan dikelola oleh
sekolah maupun perguruan tinggi
2. Minimnya partisipasi masyarakat, yaitu bahwa masyarakat (orangtua siswa) tidak
diajak membicarakan pengelolaan sekolah maupun perguruan tinggi, melainkan
mereka hanya dikumpulkan setiap tahun ajaran baru untuk menawar besarnya dana
yang dibebankan pada mereka.
5
3. Minimnya transparansi, yaitu kurangnya keterbukaan dalam pengelolaan keuangan
sekolah maupun perguruan tinggi
4. Tidak adanya akuntabilitas, yaitu tidak adanya pertanggungjawaban mengenai
penggunaan dana dari masyarakat, terutama orang tua siswa.
6
pembuatan perencanaan strategis dan laporan akuntabilitas kinerja bagi instansi pemerintah.
Peningkatan kualitas penerapan sistem pengendalian manajemen. Penyempurnaan manajemen
barang kekayaan milik negara atau BKMN. Peningkatan kualitas pelayanan kepada masyarakat.
Kampanye untuk menciptakan nilai atau value secara nasional.
Strategi Detektif Upaya detektif adalah usaha yang diarahkan untuk mendeteksi
terjadinya kasus-kasus korupsi dengan cepat, tepat, dan biaya murah, sehingga dapat segera
ditindaklanjuti. Berikut upaya detektif pencegahan korupsi: Perbaikan sistem dan tindak lanjut
atas pengaduan dari masyarakat. Pemberlakuan kewajiban pelaporan transaksi keuangan tertentu.
Pelaporan kekayaan pribadi pemegang jabatan dan fungsi publik. Partisipasi Indonesia pada
gerakan anti korupsi dan anti pencucian uang di kancah internasional. Peningkatan kemampuan
Aparat Pengawasan Fungsional Pemerintah ata APFP dalam mendeteksi tindak pidana korupsi.
Strategi Represif Upaya represif adalah usaha yang diarahkan agar setiap perbuatan
korupsi yang telah diidentifikasi dapat diproses dengan cepat, tepat, dan dengan biaya murah.
Sehingga para pelakunya dapat segera diberikan sanksi sesuai peraturan perundangan yang
berlaku. Upaya represif dalam mencegah tindak pidana korupsi adalah: Penguatan kapasitas
badan atau komisi anti korupsi. Penyelidikan, penuntutan, peradilan, dan penghukuman koruptor
besar dengan efek jera. Penentuan jenis-jenis atau kelompok korupsi yang diprioritaskan untuk
diberantas. Pemberlakuan konsep pembuktian terbalik. Meneliti dan mengevaluasi proses
penanganan perkara korupsi dalam sistem peradilan pidana secara terus menerus. Pemberlakuan
sistem pemantauan proses penanganan tindak korupsi secara terpadu. Publikasi kasus-kasus
tindak pidana korupsi beserta analisisnya. Pengaturan kembali hubungan dan standar kerja antara
tugas penyidik tindak pidana korupsi dengan penyidik umum, penyidik pegawai negeri sipil atau
PPNS, dan penuntut umum.
7
penting, yaitu memasukkan kurikulum antikorupsi pada setiap program studi di perguruan tinggi.
Hal tersebut juga mesti dibarengi dengan penerapan nilai-nilai antikorupsi yang didiskusikan di
dalam kelas. Hal lain yang dapat dilakukan yaitu seperti dibentuknya unit pengendali gratifikasi
di tiap perguruan tinggi, audit berkala oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), dan hukuman
berat bagi pelaku korupsi di perguruan tinggi.
8
BAB III
PROJECT CITIZEN
Mendemonstrasikan bahwa diri dan kampus harus bersih dan jauh dari perbuatan korupsi.
Untuk mewujudkan hal tersebut, upaya pemberantasan korupsi dimulai dari awal masuk
perkuliahan. Pada masa ini merupakan masa penerimaan mahasiswa, dimana mahasiswa
diharapkan mengkritisi kebijakan internal kampus dan sekaligus melakukan pressure kepada
pemerintah agar undang-undang yang mengatur pendidikan tidak memberikan peluang
terjadinya korupsi. Di samping itu, mahasiswa melakukan kontrol terhadap jalannya penerimaan
mahasiswa baru dan melaporkan kepada pihak-pihak yang berwenang atas penyelewengan yang
ada. Selain itu, mahasiswa juga melakukan upaya edukasi terhadap rekan-rekannya ataupun
calon mahasiswa untuk menghindari adanya praktik-praktik yang tidak sehat dalam proses
penerimaan mahasiswa. Selanjutnya adalah pada proses perkuliahan. Dalam masa ini, perlu
penekanan terhadap moralitas mahasiswa dalam berkompetisi untuk memperoleh nilai yang
setinggi-tingginya, tanpa melalui cara-cara yang curang. Upaya preventif yang dapat dilakukan
adalah dengan jalan membentengi diri dari rasa malas belajar. Hal krusial lain dalam masa ini
adalah masalah penggunaan dana yang ada dilingkungan kampus. Untuk itu diperlukan upaya
investigatif berupa melakukan kajian kritis terhadap laporan-laporan pertanggungjawaban
realisasi penerimaan dan pengeluarannya. Sedangkan upaya edukatif penumbuhan sikap anti
korupsi dapat dilakukan melalui media berupa seminar, diskusi, dialog. Selain itu media berupa
lomba-lomba karya ilmiah pemberantasan korupsi ataupun melalui bahasa seni baik lukisan,
drama, dan lain-lain juga dapat dimanfaatkan secara baik.
9
BAB IV
PENUTUP
Perguruan tinggi dapat menjadi garda terdepan dalam pemberantasan korupsi. Perguruan
tinggi semestinya dapat mengajarkan nilai-nilai yang lebih baik dari yang telah ada saat ini.
Terlebih, perguruan tinggi merupakan pencetak generasi muda yang akan berpengaruh di masa
mendatang. Banyak pula lulusan perguruan tinggi yang menjadi pejabat publik. Peran Kita
sebagai Mahasiswa juga harus di pertanggung jawabkan karena sebagai generasi penerus bangsa
sudah semestinya dengan kekuatan yang dimiliki berupa semangat dalam menyuarakan dan
memperjuangkan nilai-nilai kebenaran serta keberanian dalam menentang segala bentuk ketidak
adilan, mahasiswa menempati posisi yang penting dalam upaya pemberantasan korupsi di
Indonesia. Kekuatan tersebut bagaikan pisau yang bermata dua, di satu sisi, mahasiswa mampu
mendorong dan menggerakkan masyarakat untuk bertindak atas ketidakadilan sistem termasuk
didalamnya tindakan penyelewengan jabatan dan korupsi. Sedangkan di sisi yang lain,
mahasiswa merupakan faktor penekan bagi penegakan hukum bagi pelaku korupsi serta
pengawal bagi terciptanya kebijakan publik yang berpihak kepada kepentingan masyarakat
banyak.
10
DAFTAR PUSTAKA
Effendi, Marwan, Korupsi & Strategi Nasional Pencegahan serta Pemberantasannya, Referensi
https://bphn.go.id/data/documents/bidang_pidana_suap.pdf
https://revolusioner.org/berita/8891-suap-menyuap-di-perguruan-tinggi-cerminan-dari-lembaga-
pendidikan-yang-busuk.html
Mustofa M. (2013). Suap Menyuap Dan Mafia Peradilan Di Indonesia : Telaah Kriminologis.
Jurnal MMH;42(1): 1-5.
Setiyawan EB, Farida H. (2021).Kajian Sosiologi Hukim Terhadap Perilaku Suap Oleh
Masyarakat Kepada Polisi Lalu Lintas. Jurnal Program Pascasarjana Ilmu Hukum; 1(1):
1-10.
Stya T. (2023). Apa yang Dimaksud Dengan Suap Jawa Timur. Humas Bea Cukai Bojonegoro.
11