Fitoplankton

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 38

CYANOPHYTA

A. DEFINISI CYANOPHYTA
Cyanophyta atau yang dikenal dengan ganggang biru termasuk kedalam
monera,
karena struktur selnya mirip dengan sel bakteri, yaitu bersifat prokariotik.
Cyanophyta merupakan tumbuhan pertama yang dapat berfotosintesis. Pada
klasifsikasi

tumbuhan

digolongkan

pada

golongan

yang

sama

yaitu

Schyzomycetes. Struktur morfologi ganggang biru bermacam-macam ada yang


bersel tunggal, berbentuk benang ada juga yang berkelompok membentuk
kelompok sel yang prokarion. Dikelompokkan menjadi 3 ordo, yaitu
Chroococcales, Oscillatoriales, dan Chamaesiphonales.
Cyanophyta merupakan organism uniseluler (bersel tunggal), mempunyai
serabut dan bentuk bentuk colonial, sebagian besar dalam sarung mucilaginous
baik secara perorangan maupun secara koloni.Koloni dapat membentuk sebuah
filament atau lembaran lembaran. Beberapa koloni filament memiliki
kemampuan untuk berdiferensiasi menjadi tiga tipe sel yang berbeda, yaitu sel
vegetative yang merupakan sel normal, sel fotosintesis yang terbentuk pada saat
kondisi lingkungan baik dan tipe sel heterotista yang berdinding tebal yang
mengandung enzim nitrogenase.
Cyanophyta memiliki klorofil a, b, c dan d. Mempunyai karoten dan beberapa
pigmen warna, yaitu santofil (warna keemasan), fukosantin (warna coklat),
fikoeritin (warna merah) dan fikosianin (warna biru).
Struktur ganggang biru terdiri atas lapisan penutup yang berupa selubung
gelatin, dinding sel dan membran sitoplasma. Bahan kimia pembangun dinding sel
yaitu molekul lipoprotein, lipopolisakharida dan mukoprotein. Sitoplasma
ganggang biru tidak mengandung endoplasmik retikulum, badan golgi,
mitokondria dan lisosom tetapi mengandung ribosom.
Proses fotosintesis pada ganggang biru yaitu pada bagian lamela yang
mengandung pigmen karotenoid dan klorofil dan pigmen-pigmen lainya yang
terdapat pada ganggang biru yaitu phycosianin dan phycoerytrin.
Alga biru uniseluler contohnya adalah Chroococcus hidup di air/kolam yang

tenang Sedangkan alga biru uniseluler berkoloni contohnya adalah Spirulina dapat
diolah menjadi makanan kesehatan (food suplement). kemudian alga biru
berbentuk benang contohnya adalah Oscillatoria dan Nostoc commune
B. CIRI-CIRI
a. Organisme prokariotik
b. Hidup secara soliter dan mutualisme
c. Merupakan organisme perintis, yaitu dengan cara membentuk lapisan pada
permukaan tanah gundul atau di batuan dan berperan penting dalam menambah
materi organik kedalam tanah
d. Mempunyai kloroplas dan struktur dalam kloroplas tang disebut sebagai Pirenoid
yang berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan
e. Intinya tidak diselubungi oleh membrane.
f. Dinding sel terletak diantara plasmalema dan selubung lendir
g. Bentuk organism ini bisa uniseluler (bersel tunggal) misalnya Chroocococcus ,
Anacystis ; koloni misalnya Merismopedia, Nostoc, Microcystis ; atau filament
misalnya Oscillatoria, Microcoleus, Abaena
h. Beberapa Cyanophyta yang berkoloni dengan bentuk filament memiliki
heterotista dan spora istirahat

C. MORFOLOGI
Ciri-ciri utama dari cyanophyta adalah bersifat prokariotik yang tidak
memiliki membran inti, Alga ini mempunyai klorofil a dan pigmen biru
(fikosianin). Klorofil tidak terdapat pada kloroplas melainkan pada membran
tilakoid. Pigmen fikosianin ini mengakibatkan warna hijau kebiruan. Beberapa
dari alga ini ada yang berwarna coklat, hitam, kuning, merah, dan hijau.
Pada umumnya alga ini memiliki kemampuan mengikat nitrogen dari
udara. Proses pengikatan nitrogen ini dilakukan oleh sel khusus yang disebut
heterosista. Oleh karena kemampuan mengikat nitrogen ini, alga hijau biru dapat
menyuburkan habitatnya atau menguntungkan organisme lain yang bersimbiosis
dengannya.
a. Struktur sel
Alga hijau biru ada yang uniseluler, membentuk koloni, dan ada pula
yang
membentuk benang. Cyanophyta tidak memiliki flagela. Mereka bergerak dengan
meluncur

sepanjang permukaan. Sel cyanophyta tersusun atas: dinding sel, membran sel,
sitoplasma yang terdapat pada membran inti. Bentuk selnya ada yang satu sel,
berkoloni, dan berfilamen.
b. Selubung lendir
Terdapat disebelah luar dinding sel. Selubung lendir berfungsi mencegah
sel dari
kekeringan. Selain itu, lendir dapat memudahkan sel bergerak.
c. Dinding sel
Dinding sel mengandung peptid, hemiselulosa, dan selulosa, kadangkadang
berlendir. Memiliki dinding sel yang tebal, lentur, dan Gram negatif.
d. Membran sel
Berfungsi mengatur keluar masuknya zat dari dan kedalam sel. Terdapat
pelipatan
membtan sel kearah dalam membentuk lamella fotosintetik atau membran
tilakoid. Pada membran tilakoid inilah terdapat klorofil. Jadi berbeda dengan sel
eukariotik yang memiliki klorofil didalam kloroplas, alga hijau biru tidak
memiliki kloroplas.
e. Sitoplasma
Merupakan koloid yang tersusun atas air, protein, lemak, gula,
mineral-mineral,
enzim, ribosom, mesoso, dan DNA.
Berikut ini adalah bentuk-bentuk sel
Cyanophyta
1. Bentuk unisel (satu sel )

Gambar 6. Chroococcus sp. Dari ordo Chroococcales

2. Bentuk koloni

Gambar 7. Polycyctis sp.

3. Bentuk Filamen : Rivularia

Gambar 8. Rivularia sp. Dari ordo Oscillatoriales dan famili Rivulariaceae

D. REPRODUKSI
a. Pembelahan sel
Perkembangbiakan dengan cara pembelahan sel umumnya terjadi pada
cyanophyta uniseluler. Hasil pembelahan selnya ada yang hidup bebas sebagai sel
tunggal, dan ada juga sel yang masih yang tetap bergerombol dan bergabung
membentuk koloni yang jumlahnya bertambah banyak,

Gambar 9. Gleocapsa sp. Merupakan spesies cyanophyta yang


berkembang biak dengan
membelah sel.
b. Fragmentasi
Adalah cara memutuskan bagian tubuh tumbuhan yang kemudian
membentuk individu baru. Fragmentasi terjadi pada cyanophyta yang berbentuk
benang (filamen). Pada filamen yang panjang, bila salah satu selnya mati, maka
sel mati itu akan membagi menjadi dua bagian atau lebih. Masing-masing bagian
disebut hormogonium. Bila hormogonium terlepas dari filamen induk maka akan
menjadi individu baru, contohnya Anabaena sp. (Gambar 10)

c. Akineta
Akineta disebut juga spora istirahat yang fungsinya hampir mirip dengan
endospora pada bakteri. Akinet memiliki dinding tebal dan kuat sehingga tahan
terhadap kondisi yang tidak menguntungkan. Terbentuknya akinet sebenernya
merupakan sel vegetatif. Akinet membesar dan tebal karena penimbunan zat
makanan. Akinet dapatber kecambah membentuk filament baru. Contohnya
(Gambar 11)

Gambar 11. Nostoc commune contoh dari spesies cyanophyta yang berkembang
biak
dengan cara akineta.
d. Spora
Dibagi menjadi dua, yaitu endospora dan eksospora.

Gambar 12.

Struktur Sel (Gambar dan Penjelasan)

Lipid droplet adalah organel intraseluler yang ditemukan di sebagian besar sel, di
mana mereka memiliki peran mendasar dalam metabolisme. Fungsi utama mereka
yaitu dalam menyimpan cadangan minyak berbasis energi metabolik dan

komponen dari membran lipid.


Nucleoid adalah wilayah sel yang berisi materi DNA primer, yang meliputi
beberapa protein dan enzim yang menuliskan DNA dan RNA dan membantu

pertumbuhan sel dan perkembangan.


Protein granule berfungsi sebagai katalisator, pendukung, cadangan, sistem imun,

alat gerak, sistem transpor, dan respon kimiawi.


Ribosom terdiri dari asam ribonukleat (disingkat RNA) dan protein. Ribosom

merupakan organel sel yang bertanggung jawab terhadap sintesis protein.


Photosynthetic Lamellae berfungsi sebagai tempat respirasi sel dan biasanya

disebut juga sebagai selaput pernapasan untuk proses fotosintesis.


Phycosianin merupakan pigmen yang ditemukan hanya dalam ganggang biruhijau. Memiliki beberapa fungsi penting, yaitu merangsang sistem saraf dan
kekebalan tubuh juga membantu untuk lebih mencerna zat yang didapat dari

makanan.
Plasma membrane berfungsi untuk mengontrol pergerakan partikel seperti ion
atau molekul yang masuk dan keluar dari sel.

Cell wall berfungsi memberikan sel bentuk dan struktur yang pasti. Juga berfungsi

mencegah sel pecah akibat tekanan turgor.


Gelatinous coat

Habitat
Cyanophyta dapat hidup di berbagai habitat, antara lain di air laut, air
tawar, rawa, dan kolam. Beberapa spesies dapat hidup di habitat yang ekstrem,
misalnya di perairan yang bersuhu tinggi (72C) atau di lingkungan asam dengan
pH 4, contohnya Synechococcus lividus. Pada saat-saat tertentu di mana jumlah
nutrisi dalam Lingkungan mencukupi, maka populasi Cyanophyta tumbuh subur
dengan cepat, yang disebut blooming. Blooming Cyanophyta sering terjadi di
perairan yang mengandung limbah industri atau limbah pertanian dengan kadar
nitrogen atau fosfat yang tinggi. Blooming menyebabkan perairan tertutup oleh
Cyanophyta sehingga oksigen dan cahaya matahari tidak bisa menembus ke
bagian bawah perairan.Hal ini dapat menyebabkan kematian tumbuhan dan ikan
yang hidup di dalamnya.Blooming Microcystis sp. dan Nodularia sp. ternyata
menimbulkan masalah lain, yaitu menghasilkan racun (toksin) yang
membahayakan organisme lainnya. Jumlah populasi Cyanophyta yang melimpah,
juga dapat memberikan warna tertentu pada habitatnya, seperti Oscillatoria
rubescens, Cyanophyta yang berpigmen merah yang memberikan warna merah di
laut Merah, Timur Tengah.

E. PERANAN CYANOPHYTA
Beberapa jenis Cyanophyta ada yang dapat mengikat nitrogen, sehingga
dapat digunakan sebagai pupuk hijau dan dapat menambahkan kandungan
nitrogen di dalam tanah.Peranan lain dari cyanophyta adalah sebagai vegetasi
pioneer pada tanah tandus, artinya alga ini dapat hidup di lingkungan dimana
mahluk hidup lainnya belum/tidak bisa hidup di lingkungan itu. Dan ada juga
yang dapat diolah menjadi makanan kesehatan. Salah satu spesies dari
cyanophyta, yaitu Spirulina sp. Merupakan spesies yang sangat menguntungkan
dan bernilai ekonomis tinggi karena kandungan yang dimilikinya.

CHLOROPHYTA

A. DEFINISI
Ganggang hijau/ Chlorophyta adalah salah satu kelas dari ganggang
berdasarkan zat
warna atau pigmentasinya. Ganggang hijau ada yang bersel tunggal dan ada pula
yang bersel banyak berupa benang, lembaran, atau membentuk koloni. Spesies
yang bersel tunggal ada yang dapat yang berpindah tempat ada juga yang
menetap.
B. MORFOLOGI
Struktur tubuh bervariasi baik dalam ukuran, bentuk, maupun susunannya.
Untuk
mencakup sejumlah besar tersebut, maka chlorophyta dapat dikelompokkan
menjadi sebagai berikut.
1. Sel uniseluler dan motil
2. Sel uniseluler dan non- motil
3. Sel senobium
4. Koloni tak beraturan
5. Filamen
6. Heterotrikus
7. Foliaceus atau parenkimatis
8. Tubular
Susunan sel chlorophyta terdiri dari:
1. Dinding sel
Tersusun atas dua lapisan, lapisan yang dalam tersusun atas selulosa,
sedangkan lapisan luar tersusun atas pektin. Banyak jenis chloropyceae
mempunyai tipe ornamentasi dinding yang berguna dalam klasifikasi.
2. Kloroplast
Klorolplast terbungkus oleh sistem membran rangkap. Pigmen yang

terdapat dalam kloroplast yaitu klorofil a dan b, betakaroten, serta berbagai


macam xantofil (lutein, violaxanthin, dan zeaxanthin). Kloroplast dalam sel
letaknya mengikuti bentuk dinding sel. Bentuk kloroplast sangat bervariasi,
variasi bentuk kloroplas adalah sebagai berikut:
a. Mangkuk
b. Sabuk
c. Cakram
d. Anyaman
e. Spiral
f. Bintang
g. Lembaran
Amilum dari chlorophyceae seperti pada tumbuhan tingakat tinggi
tersusun sebagai rantai glukosa tak bercabang yaitu amilos dan rantai yang
bercabang amilopektin.
3. Inti
Chlorophyceae mempunyai inti yang diselubungi oleh membran inti dan
terdapat nukleus serta kromastin.
4. Cadangan makanan
Cadangan makanan chlorophyta berupa amylum. Tersusun oleh amilosa
dan amilopektin. Sering sekali amilum ditemukan dalam granula bersama protein
dalam plastida disebut pirenoid.
5. Fototaksis
Pada chlorophyta terdapat dua tipe pergerakan fototaksis, yaitu:
a. Pergerakan dengan Flagela
Flagela pada kelas chlorophyceae selalu bertipe whiplash (akronomatik)
dan sama panjang (isokontae). Flagella dihubungkan dengan struktur yang sangat
halus disebut aparatus neuromotor, merupakan granula pada pangkal dari tiap
flagella disebut blepharoplas. Tiap flagella terdiri dari aksonema yang tersusun
oleh 9 dupklet mikrotubula mengelilingi bagian tengah terdapat dua singlet
mikrotubula. Flagella dikelilingi oleh selubung plasma.
b. Pergereakan dengan Sekresi Lendir

Pergerakan tersebut disebabkan oleh adanya stomulus cahaya yang diduga


oleh adanya sekresi lendir melalui poros dinding sel pada bagian apikal dari sel.
Selama pergerakan kedepan bagian kutub berayun dari satu sisi ke sisi lain
sehingga lendir bagian belakang seperti berkelok kelok.
C. REPRODUKSI
1. Seksual
Secara seksual melalui konjugasi yaitu perkembang biakan secara kawin
contohnya spirogyra. Selanjutnya melalui isogami, yaitu peleburan dua gamet
yang bentuk dan ukurannya sama. Lalu ada oogami, yaitu peleburan dua gamet
yang satu kecil dan bergerak yang lain besar dan tidak bergerak.
2. Aseksual
a. Pembelahan diri
b. Pembentukan spora
c. Fragmentasi
d. Budding
Banyak chlorophyta memiliki fase alternatif haploid dan diploid. Pada fase
haploid membentuk gametangia (organ reproduksi seksual) dan pada fase diploid
membentuk zoospora dengan meiosis. Beberapa tidak memiliki alternatif
perkembangbiakan, meiosis terjadi pada zygot.
D. HABITAT
Chlorophyta biasanya ditemukan di zona intertidal dangkal. Banyak
juga yang
ditemukan di laut tropis hangat dibandingkan di perairan dingin. 10% alga hijau
hidup di laut dan 90% nya hidup di air tawar. Chlorophyta hidup baik di
kedalaman laut yang masih tembus sinar matahari (200m).

Gambar 13. Persebaran vertikal dari habitat Chlorophyta

Peranan Chlorophyta
Algae berperan sebagai produsen dalam ekosistem.berbagai jenis algae
yang hidup bebas di air terutama tubuhnya yang bersel satu dan dapat berperan
aktif merupakan penyusun fitoplankton. sebagaian besar fitoplankton adalah
anggota algae hijau, pigmen klorofil yang dimilikinya efektif melakukan
fotosintesis sehingga algae hijau merupakan produsen utama dalam ekosistem
perairan.

CHLAMYDOMONAS

Hydrodictyon

EUDORINA

Chlorella

Gambar 14. Spesies-spesies pada chlorophyta

CHRYSOPHYTA
(Kelas Bacillariophyceae)
Chrysophyta( Kelas Bacillariophyceae )

Navicula sp.

Pinnularia sp.

Cyclotella sp.

Diatom adalah tumbuhan sel tunggal yang tergolong dalam kelas


Bacilariophyceae dari phylum Bacilariophyta. Diatom bisa terdiri dari satu cell
tunggal atau gabungan dari beberapa cell yang membentuk rantai. Biasanya
terapung bebas di dalam badan air dan juga kebanyakan dari mereka melekat
(attach) pada substrat yang lebih keras. Pelekatan diatom biasanya karena
tumbuhan ini mempunyai semacam gelatin (Gelatinous extrusion) yang
memberikan daya lekat pada benda atau substrat. Kita juga kadang menemukan
beberapa diatom yang walau sangat lambat tetapi punya daya untuk bergerak.
Diatom akan sangat tergantung pada pola arus laut dan pergerakan massa air baik
itu secara horizontal maupun vertical. Cell diatom ini mempunyai ukuran kurang
lebih 2 micron sampai beberapa millimeter, namun ditemukan beberapa yang
ukurannya sampai 200 micron. Sampai saat ini para ahli memperkirakan jumlah

species dari diatom ini sekitar 50.000 spesies. Diatom kebanyakan tersebar pada
seluruh perairan dunia, dari perairan air tawar hingga lautan dalam. Bahkan ada
beberapa yang di temukan pada genangan air bekas gunung berapi. Diatom
umumnya di temukan pada laut, sungai, estuary, kolam, aliran air pada irigasiirigasi, bahkan kolam-kolam kecil sekalipun. Yang menarik adalah diatom bahkan
dapat di temukan pada sediment dari permukaan laut bahkan sungai, danau dan
estuary. Bahkan di jadikan indicator dari pola pelapisan sediment yang terbentuk.
Tidak jarang juga di jadikan indicator lingkungan pada indikasi pencemaran
lingkungan (akan di bahas pada artikel lainnya). Dari sumbernya diatom dapat di
kelompokkan kedalam Diatom asli parairan tersebut (Autochthonous) dan Diatom
yang berasal dari luar perairan itu (Allochthonous). Pada daerah-daerah pantai
atau estuary yang banyak terdapat vegetasi seperti lamun (seagrass) dan
Macroalga, perairan tersebut kebanyakan di jumpai kelompok diatom asli yang
berasal dari perairan tersebut (autochthonous) yang umumnya berasal dari
epiphyte yang melekat pada macrophyte. Kelompok diatom ini juga dikenal
dengan epiphytic diatom.

2.2 Ciri-ciri Diatom ( Bacillariophyceae )


a. Bergerak menggunakan flagel ( flagel terletak pada sperma ).
b. Dinding sel tersusun dari silikat.
c. Eukariotik.
d. Uniseluler dan koloni.
e. Mempunyai dinding sel yang disebut frustala.
f. Sebagian besar hidup di laut danada juga yang di air tawar.
2.3 Cara Reproduksi Diatom ( Bacillariophyceae )
Perkembang biakan diatom secara vegetatif dan generatif :
Perkembang biakan vegetatif diatom dengan membelah diri. Setiap inti diatom
membelah menjadi dua, diikuti pembagian sitoplasma menjadi dua bagian.

Selanjtnya, dinding sel diatom memisah menjadi kotak dan tutup. Pada sel anakan
baik kotak maupun tutup akan berfungsi sebagai tutup dan masing-masing akan
membentuk kotak baru. Dengan demikian sel anakan yang berasal dari kotak akan
mempunyai ukuran lebih kecildaripada sel anaknya. Peristiwa ini berlangsung
berulang kali.
Perkembang biakan generatif diatom berlangsung dengan konjugasi. bila ukuran
tubuh diatom tidak memungkinkan untuk mengadakan pembelahan lagi inti
selnya akan mengalami meiosis dan menghasilkan gamet. Gamet ini kemudian
akan meninggalkan sela dan setelah terjadi pembuahan di dalam air akan
menghasilkan zigot. Zigot selanjutnya tumbuh menjadi sel diatom baru dan
membentuk kotak dan tutup yang baru.

2.4 Klasifikasi Diatom (Bacillariophyceae )


Diatom (Bacillariophyta hanya terdiri dari 1 classis yaitu
Bacillariophyceae) diatom uniseluler terdapat dalam bermacam bentuk. Menurut
bentuknya dibagi dalam 2 ordo :
1.

Centrales, diatom yang mempunyai bentuk

radial simetri. Centrales terlihat dari atas (Valve view) dapat berbentuk
lingkaran kadang segitiga. Sedang kenampakan samping (girdle view) bagian
overlap terlihat.

2.

Pennales, diatom yang mempunyai bentuk

bilateral simetri. Terlihat dari atas dapat berbentuk garis, lancet, elip atau
ovoid.

Struktur Sel

Frustule adalah dinding sel diatom yang tersusun dari silica dan karbon.
Setae adalah bulu cambuk yang terletak pada sperma.
Raphe adalah lubang memanjang dari ujung ke ujung.
Areola adalah lubang pada frustule yang berfungsi untuk konsumen menyerap sel

yang ada di dalamnya.


Hyaline adalah bagian frustule yang tidak ada aerolanya.
Valve adalah keping diatom
Epivalve adalah keping diatom yang berukuran lebih besar
2.6 Habitat
Bacillariophyceae semua anggotanya dikenal sebagai diatom dengan
jumlah sekitar 16.000 species yang termasuk dalam 200 genus. Sebagian besar
merupakan species sel tunggal, tapi beberapa diantaranya sel-selnya membentuk
filamen semu atau koloni yang hanya berupa agregat. Bacillariophyceae (diatom)
terdapat baik di perairan maupum di daratan. Bentuk aquatik baik di air tawar
maupun laut, cara hidupnya sebagai plankton atau bentos. Species bentik melekat
pada Lumpur, pasir atau batu, yang hidup epifit terdapat melekat pada tanaman

dan hanya sedikit yang melekat pada hewan (epizoic). Bentuk plankton ditemukan
baik di air tawar maupun air laut. Melosira, Nitzchia, Navicula, dan Cocconeis
genus umum yang ditemukan di air tawar yaitu di kolam, telaga, danau dan
sungai. Diatom berukuran kecil (mikroskopik) dengan warna yang bervariasi dan
berbagai bentuk. Beberapa terlihat seperti perahu kecil, beberapa menyerupai
bulan separoh (Melosira), yang lain terlihat sebagai segitiga atau segi empat dan
lingkaran, Keanekaragaman bentuk bisa dibedakan berdasarkan bentuk bilateral
atau radial.
2.7 Peranan
Berguna sebagai bahan penggosok, bahan pembuat isolasi, penyekat
dinamit, membuat saringan, bahan alat penyadap suara, bahan pembuat cat,
pernis, dan piringan hitam. Chrysophyta merupakan bagian yang terdiri dari
fitoplankton. Navicula merupakan fitoplankton dilaut sehingga dikenal sebagai
grass of the sea. Beberapa hewan laut kecil seperti udang-udangan dan larva ikan
memperoleh karbohidrat, lemak, dan protein dari diatomae. Sisa diaromae yang
telah mati berbentuk deposit yang disebut tanah diatomi. Tanah diatomae sering
dimanfaatkan sebagai penyerap trinitrogliserin (TNT) pada bahan peledak,
campuran semen, sebagai bahan penggosok, bahan penyaring, solasi penyuling
gasoline dan glukosa serta digunakan sebagai bahan untuk pembuat jalan. Diatom
merupakan produsen utama di lautan dan sangat penting dalam rantai makanan.

a.

Klasifikasi
Kingdom : Chromista
Phylum :Chrysophyta
Kelas : Bacillariophyceae
Ordo : Pennales
Genu
s
: Nitzschia
Spesies : Nitzschia closterium
Ciri-ciri :memilki klorofil dan
raphe
pada kedua valve
Habitat : air tawar dan laut

b.

Klasifikasi
Kingdom : Chromista
Phylum : Chrysophyta
Kelas : Bacillariophyceae
Ordo : Pennales
Genus : Asterionella
Spesies : Asterionella
formosa
Ciri-ciri : mempunyai
chlorofil,
berkoloni, tidak ber raphe
Habitat :muara

c.

Klasifikasi
Kingdom : Chromista
Phylum : Chrysophyta
Kelas : Bacillariophyceae
Ordo : Centrales
Genus : Cyclotella
Spesies : Cyclotella comta
Ciri-ciri :memiliki
chlorofil,setae
Habitat : laut

EUGLENOPHYTA

A. DEFINISI
Euglenophyta atau Euglenoid (Yunani, eu = sejati, gleen = mata) adalah
divisi kecil dari kerajaan Protista. Disebut juga dengan Euglenozoa, euglenoids,
atau euglenophytes. Pertama kali diperkenalkan oleh Otto Btschli tahun 1884.
Lalu pada tahun 1950, Melvin Calvin meneliti proses fotosintesis pada euglena
organisme lainnya dan ia menemukan
Benson Cycle dimana carbon dioxide digunakan pada saat fotosintesis terjadi.
Euglena adalah genus organisme bersel tunggal dengan karakteristik baik
tanaman dan hewan sehingga digolongkan ke dalam protozoa. Euglenida atau
anggota divisi alga Euglenophyta ini ditandai dengan sel memanjang (15-500m,
atau 0,0006-0,02 inci) dengan satu inti, sebagian besar dengan pigmen yang
mengandung kloroplas (meskipun beberapa spesies tidak berwarna), vakuola
kontraktil, sebuah eyespot (stigma), dan flagella . Spesies tertentu (misalnya, E.
rubra) tampak merah di bawah sinar matahari karena mengandung sejumlah besar
pigmen karotenoid.
Hingga saat ini telah diidentifikasi sekitar 1.000 spesies Euglenophyta.
Salah satu spesies yang terkenal adalah Euglena viridis. Dengan menggunakan
mikroskop cahaya, Euglena viridis tampak berwarna hijau. Klorofil tersimpan di
dalam kloroplas yang berbentuk oval.

Gambar 22. Phacus longicauda

B. CIRI- CIRI
Euglenophyta sebagian besar uniseluler berukuran variatif (15-500 mikrometer,
atau 0,0006-0,02 inci), memiliki bintik mata berwarna merah (stigma), memiliki
flagela, dan dapat bergerak aktif (motil) seperti hewan, tetapi memiliki klorofil
dan dapat berfotosintesis seperti tumbuhan. Euglenophyta memiliki klorofil a,
klorofil b, dan pigmen karoten. Spesies tertentu (misalnya, E. rubra) tampak
merah di bawah sinar matahari karena mengandung sejumlah besar pigmen
karotenoid. Hasil fotosintesis disimpan sebagai cadangan makanan berupa
polisakarida paramilon. Euglenophyta hidup sebagai organisme fotoautotrof
melalui fotosintesis. Namun bila keadaan kurang mendukung, misalnya tidak ada
cahaya matahari, maka Euglenophyta dapat juga hidup sebagai organisme
heterotrof, yaitu dengan memakan sisa-sisa bahan organik.

Gambar 23. Struktur Euglenophyta


Sel Euglenophyta tidak memiliki dinding sel, tetapi memiliki lapisan penyokong
membran sel dan protein berupa pelikel yang fleksibel yang berada didalam
sitoplasma. Beberapa spesies, yang tidak memiliki dinding selulosa yang kaku,
memiliki pelikel fleksibel (amplop) yang memungkinkan perubahan bentuk. Pada
yang bersifat fleksibel pelikel juga berfungsi sebagai alat gerak, gerak pelikel ini

disebut dengan gerak euglenoid atau metaboli. Makanan, diserap secara langsung
melalui permukaan sel atau diproduksi oleh fotosintesis, disimpan sebagai
karbohidrat kompleks (paramylum). Stigma mengandung fotoreseptor yang
ditutupi oleh pigmen berwarna merah. Stigma berfungsi untuk membedakan
kondisi gelap dan terang. Euglenophyta menunjukkan gerak fototaksis, yaitu
gerak berpindah tempat menuju ke arah cahaya matahari. Pada umumnya
Euglenophyta memiliki flagel yang tidak sama panjang (Heterokontae), yaitu
flagela berukuran panjang untuk bergerak dan flagela lainnya berukuran pendek.

Gambar 24. Bagian tubuh dari Euglena Sp.


Euglenophyta memiliki ciri-ciri yang membuatnya tergolong dalam
Fitoplankton sekaligus Zooplankton.
Sebagai Fitoplankton

Sebagai Zooplankton

Berwarna hijau (karena

Memiliki bintik mata

memiliki Klorofil untuk


fotosintesis)
Memiliki alat gerak (flagel)

C. REPRODUKSI
Reproduksi euglena dilakukan dengan membelah diri (pembelahan Biner),
dari pembelahan ini akan dihasilkan dua sel anak. Setiap sel anak mempunyai inti
sel, membran sel, dan sitoplasma. Reproduksi euglenophyta dilakukan secara
aseksual dan dengan pembelahan motil atau non motil secara longitudinal yang
terjadi saat malam. Meiosis sporadis yang terjadi pada beberapa euglenophyta
dipercaya merupakan hasil dari autogamy non seksual. Reproduksi dipengaruhi
oleh beberapa faktor antara lain adalah suhu, kelembapan, nutrisi dan lain-lain.

Gambar 4. Proses pembelahan biner yang hanya terjadi pada ganggang


uniseluller yaitu pada chlorophyta dan euglenophyta
D. CARA MEMPEROLEH MAKANAN
Makanan, diserap secara langsung melalui permukaan sel atau diproduksi
oleh fotosintesis, disimpan sebagai karbohidrat kompleks (paramylum).
1. Osmotrofik
Euglena dapat makan secara osmotrofik, menyerap nutrisi dengan difusi air

2. Fototrofik
Sebagai organisme yang menyerupai tumbuhan, euglena dapat membuat
makanannya sendiri dengan melakukan fotositesis. Dengan bantuan cahaya
matahari, makhluk hidup ini dapat merubah klorofil menjadi energi.
3. Fagotrofik
Selain berfotosintesis, euglenophyta dapat pula memasukkan bahan
makanan melalui mulut sel yang dimilikinya sehingga euglena dapat disebut
sebagai organisme foto autotrof dan organisme heterotrof.
E. HABITAT
Euglenophyta memiliki habitat di air tawar, misalnya air kolam, sawah,
danau, dan banyak ditemukan di parit-parit peternakan yang banyak mengandung
kotoran hewan. Sangat sedikit sekali euglenophyta yang ditemukan di air laut.
Beberapa spesies menghasilkan kista tertumpu yang dapat menahan pengeringan.
Spesies berwarna, termasuk beberapa yang disebut Astasia, dapat digunakan untuk
mempelajari pertumbuhan sel dan metabolisme dalam berbagai kondisi
lingkungan.
F. KLASIFIKASI
Euglenophyta hanya memiliki 40 genus dan 800 spesies yang berasal dari satu
kelas yaitu Euglenophyceae yang terdiri dari tiga ordo, yaitu:
1. Euglenales yang memiliki satu famili yaitu Euglenaceae dan terdiri dari
tiga genus yaitu Euglena, Phacus, Trachelomonas
2. Peranemales/Eutreptiales memiliki satu famili yaitu Eutreptiaceae dan
terdiri atas tiga genus yaitu Astacia, Peranema, Hyalophacus
3. Rhabdomonadales memiliki satu famili yaitu Rhabdomonadacea dan
hanya terdiri dari satu genus yaitu Petalomonas.

Filum :
Euglenophyta
Kelas :
Euglenophyceae
Ordo : Euglenales
Genus : Eugtreptiella
Spesies : Eutreptiella
cf. gymnastica

Phylum :
Euglenophyta
Class :
Euglenophycea
e Order :
Euglenales
Family :
Euglenaceae
Genus : Phacus
Species : Phacus
longicauda
Ciri- ciri :

Selnya kaku, bulat


dan
sangat
datar,berbentuk
seperti daun. Ada satu
flagel
terlihat. Sel memiliki
kloroplas banyak
hijau
bulat, dan eyespot
merah.
Habitat :
Rawa dan kolam.
G. MANFAAT
1. Bidang perikanan
Sebagai pakan alami untuk ikan terutama untuk benih ikan.
2. Ekosistem perairan
Dalam ekosistem perairan, ganggang merupakan produsen primer yaitu
sebagai penyedia bahan organik dan oksigen hewan-hewan air seperti ikan, udang,
dan bintang laut.
3. Bahan Bakar
Meskipun bahan bakar dari fosil melepaskan CO 2 yang ditangkap oleh
bawah tanah, biofuel melepaskan CO2 yang nantinya akan ditangkap untuk proses
fotosintesis euglena. Maka dari itulah ada kemungkinan bahwa kita dapat
mereduksi gas emisi CO2 dengan mengembangkan biofuel di masa depan. Ketika
euglena berfotosintesis, ia akan memproduksi minyak yang bisa digunakan untuk
biofuel. Sejak minyak yang dihasilkan oleh euglena lebih ringan dari pada minyak
algal lainnya, maka dari itulah hal ini bisa dijadikan alternatif untuk memproduksi
bahan bakar jet.
4. Pembersih air
Euglena dapat dig unakan sebagai pembersih air yang tercemar dan
terkontaminasi oleh zat kimia (limbah) ataupun oleh blooming algae seperti red
tide. Dengan bantun dari euglena, Tokyo Metropolitan Government Bureau of
Sewage telah berhasil membersihkan kandungan nitrogen dan fosfor dari saluran
pembuangan air untuk menjernihkan kembali air yang akan kembali ke lautan.
Selain itu, euglena digunakan juga oleh SHMIZU Corporation untuk

membersihkan air yang tercampur minyak di Sultanate, Oman.


5. Dalam dunia sains
Euglena sering digunakan sebagai objek karena ganggang ini mudah di
dapat dan dibiakan dan sebagai indikator adanya pencemaran organik
6. Sumber makanan
Euglena memiliki kandungan protein dan nutrisi yang cukup tinggi, serta
sangat berpotensial digunakan sebagai pakan hewan dan ikan. Kegunaan euglena
pada akuakultur telah dilakukan penelitian sejak lama dan telah didapatkan hasil
bahwa penggunaan euglena ini dapat menaikkan angka ketahanan dari benih ikan

PYRROPHYTA

A. DEFINISI
Pyrrophyta (Yunani, pyrrhos = api) atau ganggang api adalah alga
uniseluler yang menyebabkan air laut tampak bercahaya (berpendar) di malam
hari karena sel-selnya mengandung fosfor. Pyrrophyta atau Dinophyta disebut
juga Dinoflagellata (Yunani, dinos = berputar, flagel = cambuk) karena memiliki
flagela. Pyrrophyta atau dinoflagellata adalah filum fitoplankton yang sangat
umum ditemukan di laut setelah diatom. Pyrrophyta adalah alga uniselular (bersel
satu) dengan dua flagel yang berlainan, berbentuk pita, keluar dari sisi perut
dalam suatu saluran. memiliki dinding sel dan dapat bergerak aktif. Ciri yang
utama bahwa di sebelah luar terdapat celah dan alur. Mengandung pigmen
Chlorofil a, c, , Carotene, Xanthofil (peridinin, neoperidinin, dinoxanthin,
neodinoxanthin, diatoxanthin). Pigmen tersebut yang membuat warna coklat
kekuningan

B. CIRI CIRI
1. Memiliki variasi nutrisi yang besar dari autototropik ke bentuk
heterotropik yang mana terdapat vertebrata parasit dan ikan atau alga
phagocytiza yang lain.
2. Memiliki peranan sebagai plankton baik di air tawar dan di air laut
3. Bentuk sel tunggal (uniselular).
4. Mempunyai bintik mata (stigma), berupa kumpulan butir lipid yang
mengandung pigmen karetinoid.
5. Tubuh primitif pada umumnya berbentuk ovoid tapi asimetri.
6. Inti sel merupakan peralihan antara prokariot dan eukariot (eukariot yang
primitif).
7. mempunyai dua flagella, satu terletak di lekukan longitudinal dekat tubuh
bagian tengah yang disebut sulcus dan memanjang ke bagian posterior.
Sedangkan flagella yang lain ke arah transversal dan ditempatkan dalam

suatu lekukan (cingulum) yang melingkari tubuh atau bentuk spiral pada
beberapa belokan.
8. Dinding sel pada umumnya mengandung selulose.
9. Semua tipe mempunyai membran plasma yang berkesinambungan dengan
membran flagel pada bagian luar.
10. Ada yang bertipe holofitik dan holozoik
11. Ada bersifat parasit dan saprofit (menumpang dengan sisa makhluk hidup
lain dan tidak merugikan)
12. Jumlah spesies +/- 2100
C. MORFOLOGI
Organisme ini memiliki peranan sebagai plankton baik di air tawar dan di
air laut. Meskipun lebih bervariasi bentuk yang ditemukan di air laut. Kelas
dinophyceae motil tersusun oleh epiko dan hipokon yang terbagi secara melintang
oleh girdre (sabuk/ sigulum) Epikon dan hipokon paa umumnya dibagi menjadi
sejumlah lempengan (teka) dan jumlah serta susunan karakterisrik pada tingkat
marga sulcus letaknya membujur.
Pembagian Pyrrophyta dalam 2 golongan berdasarkan pada ada
tidaknyanya penutup sel (ampiesma) yaitu yang telanjang (unarmored) dan
mempunyai penutup sel (theca). Pada theca terdapat pelat-pelat seperti baja
dengan komponen utama sellulosa. Jumlah dan letak pelat digunakan sebagai
dasar dalam pemberian nama Peridinium. Mempunyai bintik mata (stigma),
berupa kumpulan butir lipid yang mengandung pigmen karetinoid. Tubuh
dinoflagellata primitif pada umumnya berbentuk ovoid tapi asimetri, mempunyai
dua flagella, satu terletak di lekukan longitudinal dekat tubuh bagian tengah yang
disebut sulcus dan memanjang ke bagian posterior. Sedangkan flagella yang lain
ke arah transversal dan ditempatkan dalam suatu lekukan (cingulum) yang
melingkari tubuh atau bentuk spiral pada beberapa belokan. Lekukan tranversal
disebut girdle, merupakan cincin yang simpel dan jika berbentuk spiral disebut
annulus. Flagellum transversal menyebabkan pergerakan rotasi dan pergerakan

kedepan, sedangkan flagellum longitudinal mengendalikan air ke arah posterior.


Sel Dinoflagellata terbagai secara transversal oleh cingulum menjadi epiteka dan
hipoteka. Pada Peridinium, epiteka tersusun atas 2 seri: apical dan precingular.
Pada beberpara genus terdapat seri pelat yang tidak sempurna pada permukaan
dorsal dengan 1-3 pelat interkalar

49

anterior (a). Hipoteka tersusun atas 2 seri transversal: cingular dan antapikal juga
sering terdapat seri yang tidak sempurna yaitu interkalar posterior.
Dinding sel pada umumnya mengandung selulose, hal ini akan memberikan
struktur karakteristik dari teka amfisema adalah nama yang digunakan untuk lapisan
terluar khusus dari sel Dinophyceae. Semua tipe mempunyai membran plasa yang
berkesinambungan dengan membran flagel pada bagian luar. Pada umumnya terdapat
sejumlah pori dalam amfisema dengan trikosit dalam tipe pori.
D. KLASIFIKASI
Berdasarkan kebiasaan hidupnya dan lokasi flagelnya pyrrophyta dibagi menjadi
2 Kelas, yaitu :
1. Desmokontae
Desmokontae atau biasa disebut desmophyceae memiliki dua flagel yang
keluar dari ujung anterior, selnya (apical, subapical), Motil, Memiliki
dinding sel yang tebal, tersusun atas dua belahan (theca), berbentuk speris,
oval, atau tetes air mata (teardrops). Habitatnya Terdapat di air tawar, payau,
laut. Dan memiliki 1 ordo : Prorocentrales

Gambar 25. Prorocentrum micans (kanan) dan Exuviella marina (kiri)


merupakan contoh

dari kelas desmokontae

2. Dinokontae
Dinokontae atau biasa di sebut dinophyceae. Memiliki ciri yaitu flagelnya
keluar dari posisi ventral. Satu flagel terletak pada bagian sulcul, yang lainnya pada
bagian cingulum, memiliki anggota lebih banyak, kedua flagelnya memiliki lokasi
yang berbeda. Ada flagela transversal (melintang) yang terdapat dalam alur
(groove) yang mengitari pinggang sel, dan ada pula flagela longitudinal dalam alur
membujur dan memanjang hingga keluar sel seperti ekor. Gerakan flagela
transversal memungkinkan sel untuk bergerak melintir, sedangkan flagela
longitudinal untuk bergerak maju

Gambar 26. Contoh dari kelas dinokontae

Kemudian dari kelas dinokontae terdapat 6 ordo, yaitu :


1. Ordo Dinophysiales, yaitu Bersifat motil, hidupnya soliter, memiliki dinding sel,
berbentuk pipih lateral, mempunyai tutup cingulum pada bagian ujung anterior,

epitheca pendek , dan dapat menghasilkan toksin


Contoh genus Dinophysis, Ornothocercus
2. Ordo Gymnodiniales, yaitu bersel motil, tidak memiliki dinding sel, berbentuk
oval, memliki girdle berbtk spiral, cosmopolitan, beberapa diantaranya holozik, tidak
menghasilkan toksin
Contoh genus Gymnodinium, Amphidinium
3. Ordo Noctilucales, yaitu Berukuran besar (makroplankton) sampai 2 mm berbentuk
bola, tidak berdinding sel menghasilkan cahaya yaitu bioluminescent, memiliki
vacuola besar berperan sebagai pelampung, pada umumnya holozoik, hidup di air
Laut, memiliki tentakel panjang , tidak menghslkan toksin
Contoh genus Noctiluca
4. Ordo Peridiniales, yaitu Berdinding sel sehingga tidak dapat berubah-ubah, motil,
Holozoik, sebagian besar hidup di laut, beberapa spesies memiliki tanduk
Contoh genus: Peridinium
5. Ordo Gonyaulacales, yaitu Memiliki dinding yang keras,
menghasilkan cahaya, Kosmopolitan, epitecha membentuk sebuah
tanduk, hipotheca membentuk dua atau tiga tanduk, mengalami
cyclomorfosis, sebagian besar holofitik
Contoh genus Ceratium, Gonyaulax
6. Ordo Pyrocystales memiliki bentuk speris, bulan sabit, menghasilkan cahaya,
pada umumnya holofitik , dinding sel tebal tersusun atas dua lapis (atas
sporopellenin, bawah selulosa)
Contoh genus Pyrocystis
E. REPRODUKSI
a. Vegetatif, yaitu dengan pembelahan sel yang bergerak, jika sel memiliki panser,
maka selubung akan pecah. Dapat juga dengan cara protoplas membelah membujur,
lalu keluarlah dua sel telanjang yang dapat mengembara yang kemudian masing
masing membuat panser lagi. Setelah mengalami waktu istirahat zigot yang

mempunyai dinding mengadakan pembelahan reduksi, mengeluarkan sel kembar


yang telanjang. Pembelahan sel biasa dengan arah transversal, longitudinal, oblique
b. Sexual, yaitu dengan isogamus (lebih sering), isogamus adalah penyatuan dua gamet
yang secara morfologis tidak berbeda, yaitu tidak terdiferensiasi dalam makro dan
mikrogamet. Isogamet biasanya dari galur minus atau plus. Kemudian dengan
anisogamus ( jarang ), Anisogamus adalah keadaan yang melibatkan peleburan
gamet-gamet yang berlainan ukuran dan/atau motilitasnya.
c. Sporik, yaitu dengan zoospora .
F. HABITAT
Mayoritas dari Pyrrophyta berasal dari lautan, tetapi ada beberapa spesies
yang lain yang hidup dia sungai sungai. Pyrrophyta adalah komponen yang penting
dari plankton, khususnya pada kondisi hangat. Sebagai penambahan, beberap spesies
adalah benthic atau terjadi dalam peristiwa simbiotik. Dinoflagellata memiliki variasi
nutrisi yang besar, dari range nututropik ke bentuk heterotropik, yang mana terdapat
juga invertebrata parasit dan ikan atau alga phagocytiza yang lain. Dinoflagellata
yang memiliki sistem fotosintesis dan membutuhkan vitamindissebut autotropi dan
yang membutuhkan energi disebut heterotrop.

Anda mungkin juga menyukai