Laju Konsumsi Oksigen
Laju Konsumsi Oksigen
Laju Konsumsi Oksigen
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Classis : Pisces
Subclassis : Teleostei
Ordo : Ostariophysi
Sub Ordo : Cyprinoidae
Familia : Cyprinidae
Sub familia : Cyprininae
Genus : Ostechilus
Spesies : Osteochilus hasselti
2.1.2
mengeluarkan
karbondioksida
(Jasin,1989).
Menurut Djuhanda (1982), lengkung insang pada ikan nilem berupa tulang
rawan yang sedikit membulat dan merupakan tempat melekatnya filamen-filamen
insang. Arteri branchialis dan arteri epibranchialis terdapat pada lengkung insang
di bagian basal pada kedua filamen insang pada bagian basalnya. Tapis insang
berupa sepasang deretan batang-batang rawan yang pendek dan sedikit bergerigi,
melejat pada bagian depan dari lengkung insang. Ikan nilem memiliki gelembung
renang
untuk
menjaga
keseimbangan
di
dalam
air.
(Sumber: http://www.sentra-edukasi.com/2011/08/sistem-pernapasan-ikan-pisces.html)
(1) Fase inspirasi ikan, gerakan tutup insang ke samping dan selaput tutup insang
tetap menempel pada tubuh mengakibatkan rongga mulut bertambah besar,
sebaliknya celah belakang insang tertutup. Akibatnya, tekanan udara dalam
rongga mulut lebih kecil daripada tekanan udara luar. Celah mulut membuka
sehingga terjadi aliran air ke dalam rongga mulut.
(2) Fase ekspirasi ikan, setelah air masuk kedalam rongga mulut, celah mulut
menutup. Insang kembali ke kedudukan semula diikuti membukanya celah
insang. Air dalam mulut megalir melalui celah-celah insang dan menyentuh
lembaran-lembaran insang. Pada tempat ini terjadi pertukaran udara
pernafasan. Darah melepaskan CO2 kedalam air dan mengikat O2 dari air.
2.2
Dissolved Oxygen
Salah satu parameter yang biasa digunakan untuk mengukur kualitas suatu
perairan adalah jumlah Oksigen terlarut (DO), yaitu menempati urutan kedua
setelah Nitrogen. Oksigen merupakan salah satu faktor pembatas, sehingga jika
ketersediaannya dalam air tidak mencukupi kebutuhan ikan, maka segala aktivitas
dan proses pertumbuhan ikan akan tergangu, bahakan akan mengalami kematian.
Kebutuhan Oksigen mempunyai dua aspek yaitu kebutuhan lingkungan bagi
spesies tertentu dan kebutuan konsumtif yang bergantung pada keadaan
metabolisme ikan. Ikan membutuhkan oksigen guna pembakaran untuk
menhasilkan aktivitas, pertumbuhan , reproduksi dan lain-lain. Oleh karena itu
oksigen bagi ikan menentukan lingkaran aktivitas ikan, konversi pakan, demikian
juga laju pertumbuhan bergantung pada oksigen dengan ketentuan faktor kondisi
yang lainnya optimum.
Oksigen terlarut (dissolved oxygen, disingkat DO) atau sering juga disebut
dengan kebutuhan oksigen (Oxygen demand) merupakan salah satu parameter
penting dalam analisis kualitas air. Nilai DO yang biasanya diukur dalam bentuk
konsentrasi ini menunjukan jumlah oksigen yang tersedia dalam suatu badan air.
Semakin besar nilai DO pada air, mengindikasikan air tersebut memiliki kualitas
yang bagus. Sebaliknya jika nilai DO rendah, dapat diketahui bahwa air tersebut
telah tercemar. Pengukuran DO juga bertujuan melihat sejauh mana badan air
mampu menampung biota air seperti ikan dan mikroorganisme. Selain itu
kemampuan air untuk membersihkan pencemaran juga ditentukan oleh banyaknya
oksigen dalam air. Oksigen terlarut adalah tingkat saturasi udara di air yang
dinyatakan dalam kadar mg per liter air atau part per million (ppm). Oksigen
terlarut (Dissolved Oxygen = DO) dibutuhkan oleh semua jasad hidup untuk
pernapasan, proses metabolisme atau pertukaran zat yang kemudian menghasilkan
energi untuk pertumbuhan dan pembiakan. Disamping itu, oksigen juga
dibutuhkan untuk oksidasi bahan-bahan organik dan anorganik dalam proses
aerobik. Sumber utama oksigen dalam suatu perairan berasal sari suatu proses
difusi dari udara bebas dan hasil fotosintesis organisme yang hidup dalam perairan
tersebut (Salmin, 2000). DO dapat diukur menggunakan DO meter
(Sumber: http://www.mbhes.com/dissolved_o2.htm)
2.3
Suhu
Suhu di perairan dapat mempengaruhi kelarutan dari oksigen. Apabila
2.2.1
Konsumsi Oksigen
Konsumsi oksigen pada setiap jenis ikan berbeda-beda. Konsumsi oksigen
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti temperatur, ukuran tubuh, aktivitas yang
dilakukannya (Djuhanda 1981). Konsumsi oksigen pada tiap organisme berbedabeda tergantung pada aktivitas, jenis kelamin, ukuran tubuh, temperatur dan
hormon (Hurkat dan Marthur 1976). Faktor lain yang menyebabkan perbedaan
konsumsi oksigen terlarut adalah nutrisi dan usia. Semakin besar bobot ikan maka
semakin banyak pula konsumsi oksigennya, begitu juga sebaliknya. Semakin
banyak konsumsi oksigen semakin besar laju metabolismenya (Gordon 1972).
Hubungan bobot ikan dengan konsumsi oksigen berbanding lurus. Hubungan
konsumsi oksigen dengan laju metabolisme juga berbanding lurus (Prosser, C. C
1991).
Tujuan akhir dari pernapasan adalah untuk mempertahankan konsentrasi
yang tepat dari oksigen, karbondioksida dan ion hidrogen yang tepat di dalam
tubuh. Karbondioksida dan ion hidrogen mengendalikan pernapasan secara
langsung pada pusat pernapasan di dalam otak. Sedangkan penurunan oksigen
merangsang
aktivitas
pernapasan
dengan
bekerja
pada
kemoreseptor.