MOLUSKA

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 21

MOLUSKA

LAPORAN PRAKTIKUM BIOSISTEMATIK HEWAN KE 4

Ibaz Juangsih
1157020034

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2016
I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Mollusca (dalam bahasa latin, molluscus: lunak) merupakan hewan
yang bertubuh lunak. Tubuhnya yang lunak dilindungi oleh cangkang.
Meskipun ada juga yang tidak bercangkang. Hewan ini tergolong triploblastik
selomata. Ukuran dan bentuk mollusca sangat bervariasi. Misalnya siput
panjangnnya hanya beberapa milimeter dengan bentuk tubuh bulat telur.
Namun ada yang dengan bentuk torpedo bersayap yang panjangnya lebih dari
18meter, seperti cumi-cumi raksasa. Mollusca hidup secara heterotrof dengan
memakan ganggang, ikan, udang, ataupun sisa-sisa organisme. Habitatnya
diair tawar, dilaut dan didarat. Beberapa juga ada yang hidup sebagai parasit
(maskoeri, 1992).
Fillum mollusca merupakan salah satu anggota hewan invertebrata.
Anggota fillum ini antara lain adalah remis, tiram, cumi-cumi, ottopus dan
siput. Berdasarkan kelimpahan spesiesnya mollusca memiliki kelimpahan
spesies terbesar disamping arthopoda. Ciri umum yang dimiliki mollusca
adalah tubuhnya bersimetris bilateral, tidak bersegmen kecuali
monoplacopora, memiliki kepala yang jelas dengan organ reseptor kepala
yang bersifat khusus. Pada permukaan ventral dinding tubuh terdapat kaki
berotot yang secara umum digunakan untuk bergerak, dinding tubuh sebelah
dorsal meluas menjadi satu pasang atausepasang lipatan yaitu mantel atau
pallium. Fungsi mantel adalah mensekresikan cangkang dan melengkapi
rongga mantel yang didalamnya berisi insang (Yusminah, 2007).
Mollusca memiliki rumah secara umum berbentuk spesial, kaki untuk
merayap. Bentuk kepala jelas, dengan tentakel dan mata. Dalam ruang bukal
(pipi) terdapat radula (pita bergigi). Pernapasan dengan insang, paru-paru atau
keduanya. Hidup dilaut, di air tawar, dan didarat. Memiliki kelamin terpisah
atau hermaprodit, ovipar atau ovovivipar. Contoh: bekicot (Helix aspersa),
siput laut (Fissurella sp.) dan siput air tawar (Lymnaea javanica), (Melania sp)
(Suwignyo, 2005).
Coelenterata fillum mollusca merupakan salah satu anggota hewan
invertebrata. Anggota fillum ini antara lain adalah remis, tiram, cumi-cumi,
octopus dan siput. Berdasarkan kelimpahan spesies terbesar disamping
arthropoda. Ciri umum yang dimiliki mollusca adalah tubuhnya bersimetris
bilateral, tidak bersegmen, kcuali monoplacopora, memiliki kepala yang
bersifat khusus. Pada permukaan ventral dinding tubuhnya terdapat kaki
berotot yang secara umum digunakan untuk bergerak, dinding tubu sebelah
dorsal meluas menjadi satu pasang lipatan yaitu mantel atau palium. Fungsi
mantel adalah mensekresikan cangkang dan melingkupi rongga mantel yang
didalamnya berisi insang. Lubang anus dan eksketori umumnya membuka
kedalam rongga mantel. Saluran pencernaan berkembang baik. Sebuah
rongga bakal yang umumnya mengandung radula berbentuk seperti proboscis.
Memiliki sistem peredaran darah dan jantung (Rusyana, 2011).
I.2 Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mengamati morfologi dan anatomi dari
spesies-spesies mollusca dan mengidentifikasi dengan mencocokan dengan
kunci identifikasi.

II. Tinjauan Pustaka


Mollusca merupaka filum terbesar dari kingdom animalia. Mollusca
dibedakan menurut tipe kaki, posisi kaki, dan tipe cangkang, yaitu
gastropoda, pelecypoda, dan cephalopoda. Yang pertama yaitu gastropoda,
gastropoda adalah kelompok hewan yang menggunakan perut sebagai alat
gerak atau kakinya. Misalnya siput air (Lymnaea sp), remis (Curbicula
javanica), dan bekicot (Achatia fulica). Hewan ini memiliki ciri-ciri khas
berkaki lebar dan pipih pada bagian ventrel tubuhnya. Gastropoda bergerak
dengan lambat menggunakan kakinya. Gastropoda dapat terdiri dari sepasang
tentakel yang panjang dan sepasang tentakel pendek. Pada ujung tentakel
yang terdapat mata yang berfungsi untuk mengetahui gelap dan terang.
Sedangkan pada tentakel pendek berfungsi sebagai alat peraba dan pembau.
Gastropoda akuatik bernafas dengan ingsang sdangkan gastropoda dapat
bernafas menggunakan rongga mantel (Mukayat, 1989).
Reproduksi umumnya mollusca menguntungkan bagi manusia, namun
ada juga yang merugikan. Peran mollusca yang menguntungkan bagi manusia
antara lain adalah sebagai berikut: sumber makanan berprotein tinggi,
misalnya tiram batu Aemaeba sp. kerang Anadera sp. kerang hijau Mytilus
viridis, Tridacna sp. sotong Sepia sp. cumi-cumi (Loligo sp.) remis
(Corbicula javanica) dan bekicot (Achatina fulica). Sebagai perhiasan,
misalnya tiram mutiara (Pinctada margaritifera) (Jay A. Schneider, 2001).
Lubang anus dan eksketori umumnya membuka kedalam rongga
mantel. Saluran penceraan berkembang baik. Sebuah rongga bakal yang
umumnya mengandung radula berbentuk seperti proboscis. Esophagus
merupakan perkembangan dari syomodeum yang umumnya merupakan
daerah pertengahan saluran pencernaan yaitu hati. Sedangkan daerah
posterior saluran pencernaan terdiri atas usus panjang yang terakhir dengan
anus. Memiliki sistem peredaran darah dan jantung. Jantung dibedakan atas
aurikel dan ventrikel. Meskipun memiliki pembuluh darah namun darah
biasanya mengalami sirkulasi ruang terbuka. Darah mengandung homosianin,
merupakan pigmen respirasi (Sugiarti, 2005).
Tidak semua hewan mollusca memiliki cangkok. Anggota jelas
Aplacorphora tidak memiliki cangkok, sedangkan kelas chepalopoda juga
tidak memiliki sangkok atau jika ada mereduksi, pada mollusca lainnya
cangkok terlihat nyata dan berfungsi penting yaitu penyokong tubuh
molluscca yang lunak dan menjaga dari serangan predator (Jutje, 2006).
Pernapasan digunakan dengan insang atau paru-paru, mantel atau
oelha bagian epidermis. Alat ekskresi berupa ginjal. Sistem saraf terdiri atas
tiga pasang ganglion yaitu ganglion cerebral, ganglion visceral, dan ganglion
pedal yang ketiganya dihubungkan oleh tali-tali saraf longitudinal. Alat
reproduksi umumnya terpisah atau bersatu dam pembuahan internal atau
eksternal (Campbel, dkk: 2003).
Menurut Kimball (2004), berdasarkan simetris tubuh, ciri kaki dan
cangkoknya, mollusca dibagi menjadi tujuh kelas, yaitu:
1. Aplacophora, mollusca dengan bentuk tubuh seperti cacing, tidak
mempunyai kepala, kaki maupun cangkang. Contoh: Chaetoderma sp.
2. Monoplacophora, mollusca purba dengan cangkang berbentuk kerucut.
Contoh: Neupilinae galateae.
3. Polyplacophora, ditandai oleh adanya 8 buah lempengan cangkang dengan
banyak serabut-serabut insang yang berlapis, tubuh bilateral simetris.
Contoh: Chitan sp.
4. Scaphopoda, cangkangnya memanjang, berbentuk seperti tanduk yang
terbuka dikedua ujungnya, mantel berbentuk tubus, kaki silindris atau
kerucut, insang tidak ada, kepala tanpa mata. Contoh: Dentalium sp.
5. Gastropoda, mollusca bercangkang tunggal, walau ada yang tanpa
cangkang. Ciri-cirinya: kepala terlihat jelas, memmpunyai satu atau dua
pasang tentakel dengan sepasang diantaranya bersifat retraktil dan
dilengkapi dengan sebuah mata pada ujungnya. Gastropoda berdasarkan
organ pernapasannya terbagi menjadi 3 ordo: prosobranchia,
opisthobrachia dan pulmonata.
6. Chephalopoda, cirinya bercangkang internal atau tanpa cangkang,
tubuhnya tertutup oleh mantel yang tebal. Mata berkembang dengan baik
terutama pada loligo. Mulut dilengkapi dengan dua buah rahang yang
terbuat dari kitin, berbentuk dari catut dan dikelilingi oleh 8-10 tentakel.
7. Pelecypoda (bilvalvia), mempunyai cangkang setangkap (bilvalvia)
dengan variasi bentuk maupun ukurannya. Tidak memiliki kepala maupun
mulut, kaki berbentuk seperti kapak, insang tipis dan berlapis-lapis terletak
diantara mantel. Kedua cangkang dapat dibuka dan ditutup dengan cara
mengencangkan dan mengendorkan otot aduktor dan reduktornya.
Familly veneridae merupakan salah satu family dalam kelas bilvalvia
dengan anggota terbanyak dan paling beragam. Menurut Dibyowati, L.
(2009), veneridae terdiri atas kurang lebih 500 spesies yang hidup diperairan
laut dan payau. Anggota familli ini banyak dimanfaatkan, yaitu untuk
dikonsumsi dagingnya (Poutiers, 1998).

III. Metode pengamatan


III.1 Tempat dan waktu
Praktikum ini dilakukan di Laboratorium Biologi Instruk 1
Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Sunan Gunung
Djati Bandung. Dilaksanakan pada hari selasa tanggal 17 November 2016
pada pukul 10. 30- 12.00 WIB.
III.2 Alat dan bahan
Pada praktikum ini, alat yang digunakan nya adalah baki
plastik 1 buah, pinset/ penjepit 1 buah, kaca pembesar 1 buah
dan 1 unit mikroskop. Sedangkan untuk bahan yang digunakan
nya adalah molusca dengan jenis yang berbeda-beda.
III.3 Cara kerja
Spesimen diambil, kemudian disimpan di dalam wadah, diukur
dan diamati bagian tubuh dari molusca gastropoda dan bivalvia,
didi identifikasi bagian morfologinya, kemudian digambar dan di
catat pada hasil pengamatan.
III.4 Analisis data
Data yang diperoleh berasal dari data hasil pengamatan yang
telah dilakukan, dibandingkan dengan data yang di dapat dari
literatur jurnal maupun buku yang berhubungan denganmolusca.
Perolehan data dari beberapa sumber digunakan sebagai
pembanding dan penguat dari data identifikasi yang telah di
peroleh. Analisis data yang digunakan adalah dengan
membandingkan kesesuaian data yang diperoleh dengan data
dalam literatur.

IV. Hasil dan Pembahasan


1. Gastropoda
No Gambar Literatur Keterangan
1 Bagian cangkang
a. Sulur
b. Seluk badan
c. Kolumela
d. Bibir luar
e. Mulut cangkang
f. Dasar
g. Pusar
(Dok. Pribadi, 2016)

(Asatrio, 2009)

2 Bagian mulut
cangkang
a. Bibir luar
b. Dasar
c. Parietal
d. Sisi kolumela
e. pusar

(Dwitantyriyadi, 2013)
(dok. Pribadi, 2016)
Keong Darat atau bekicot (Achatina fulica)
a. Klasifikasi menurut Jasin, Maskoeri (1984), yaitu:
Kingdom : Animalia
Phylum : Mollusca
Classis : Gastropoda
Ordo : Oligochaeta
Familia : Achatinidae
Genus : Achatina
Spesies : Achatina fulica
Yang pertama dilakukan adalah mengamati morfologinya Achatina fulica,
Achatina fulica mempunyai ukuran cangkang 60 mm, bentuk cangkang contong,
putaran cangkang dextral, bagian cangkang terdiri dari sulur, seluk bsdsn,
kolumela, bibir luar, mulut cangkang, dasar dan pusar, hiasan cangkang nya terdiri
dari garis axial dan parit, pusar cangkang tipe celah, bentuk mulut cangkang
perbani, jumlah ulir nya 5 . Achatina fulica habitatnya pada tempat yang lembab
dan banyak terdapat sampah, dan juga terkadang terlihat menempel pada tanaman
pisang. Hewan ini memakan berbagai tanaman budidaya, oleh karena itu bekicot
termasuk salah satu hama tanaman. Pada bekicot jumlah ulir menunjukkan
umurnya, pada bekicot yang diamati ini terdapat 5 1/2 ulir sehingga dapat
diketahui umur bekicot tersebut adalah 5 1/2 bulan. Hasil yang di dapatkan ini
sesuai dengan Ersoy dan Ozeren (2009), yang menyatakan bahwa bentuk
cangkang bekicot seperti kerucut berbentuk contong. Puncak kerucut merupakan
bagian yang tertua, disebut umbo. Cangkang yang dimiliki bekicot ini merupakan
tipe dekstral, karena arah putarannya kekanan. Hiasan cangkang nya garis axial
dan parit, pusar cangkang tipe celah, bentuk mulut cangkang nya perbani.
Bekicot memiliki badan yang lunak dan pada saat bergerak dan
menjulurkan tubuhnya dapat dilihat bagian kepalanya dan pada kepalanya itu
terdapat mempat tentakel. Satu pasang tentakel berada di bagian atas (lebih dekat
dengan cangkang dan sepasang lagi yang berada di bawahnya. Tentakel yang
berada di atas ukurannya lebih panjang dari pada tentakel yang ada di bawahnya
dan pada ujung tentakel yang panjang itu terdapat matanya yang berfungsi sebagai
reseptor terhadap cahaya sedangkan tentakel yang berda di bawah adalah antena
(Ritniasih dan Widianingsih, 2007).
Pada bagian kepalanya terdapat dua pasang tentakel yang pada ujung
masing-masing satu tentakelnya terdapat mata. Pada bagian bawah tentakel
terdapat rahang dari zat tanduk. Bekicot bergerak menggunakan kaki yang
melebar dan dilakukan oleh otot-otot tubuhnya, gerakan ototnya bergelombang
dan arahnya ke bagian kepala. Pada bagian bawah kaki terdapat kelenjar yang
dapat mengeluarkan lendir saat berjalan. Berdasarkan letak dari bentuk kakinya
bekicot termasuk pada kelas gastropoda karena menggunakan perut sebagai kaki.
Hewan ini menempati habitat di darat.
Menurut Berniyanti dan Suwarno (2007), ciri-ciri dari bekicot ini adalah
struktur tubuh bekicot terdiri satu rumah atau cangkang bekicot berbentuk kerucut
terpilin (spiral) yang simetris bilateral, di kepala siput terdapat sepasang tentakel
panjang dan sepasang tentakel pendek. Pada tentakel panjang, terdapat mata. Mata
ini hanya berfungsi untuk membedakan gelap dan terang. Sedangkan pada
tentakel pendek berfungsi sebagai indera peraba dan pembau. Hewan ini
mempunyai radula yang terletak di dalam mulut yang berfungsi untuk memakan
daun, bersifat hermafrodit, tidak melakukan fertilisasi sendiri, bernapas dengan
paru-paru melalui lubang pada ruang mantel (apertura pulminalis). Hewan ini
memiliki kelenjar ludah di kiri kanan tembolok dan sebuah hati yang terhubung
dengan lambung yang terletak di bagian atas rumah bekicot. Sistem
perkembangbiakan dilakukan dengan perkawinan, bekicot adalah hewan yang
berkembang biak dengan bertelur (ovipar).
Keong darat merupakan hermaprodit simultan, setiap individu memiliki
kedua testis dan ovarium yang mampu memproduksisperma dan ovum. Fertilisasi
diri jarang terjadi, terjadi hanya dalam populasi kecil. Meskipun kedua keong
dalam pasangan kawin secara bersamaan dapat mentransfer gamet satu sama lain
(kawin bilateral), hal ini tergantung pada perbedaan ukuran antara para mitra. Dua
siput dari ukuran berbeda akan kawin secara sepihak (satu arah), dengan individu
yang lebih besar bertindak sebagai betina. Hal ini disebabkan investasi sumber
daya komparatif terkait dengan jenis kelamin yang berbeda (Odum, 1994).
Seperti siput darat lainnya, ini memiliki perilaku kawin menarik, termasuk
petting kepala dan bagian depan terhadap satu sama lain. Pendekatan bisa
bertahan hingga setengah jam, dan transfer sebenarnya gamet dapat berlangsung
selama dua jam. Ditransfer sperma dapat disimpan dalam tubuh selama dua tahun.
Jumlah telur per kopling rata-rata sekitar 200. Keong darat bisa berbaring 5-6
cengkeraman per tahun dengan kelayakan penetasan sekitar 90%. Ukuran dewasa
tercapai dalam waktu sekitar enam bulan, setelah itu pertumbuhan melambat
tetapi tidak pernah berhenti. Harapan hidup umumnya lima atau enam tahun di
penangkaran, tetapi keong darat dapat hidup sampai sepuluh tahun. Mereka aktif
di malam hari dan menghabiskan hari terkubur di bawah tanah (Odum, 1994).
b. Sistem Respirasi dan Ekskresi
Bekicot yang hidup di air bernapas dengan insang.Sedangkan yang hidup di
darat tidak memiliki insang.Pertukaran udara mollusca dilakukan di rongga
mantel berpembuluh darah yang berfungsi sebagai paru-paru. Alat ekskresi berupa
sebuah ginjal yang terletak dekat jantung. Hasil ekskresi dikeluarkan ke dalam
rongga mantel (Campbell, 2003).
c. Sistem Transportasi
Sistem peredaran darah adalah sistem peredaran darah terbuka. Jantung
terdiri dari serambi dan bilik (ventrikel) yang terletak dalam rongga tubuh
(Campbell, 2003)
d. Sistem Syaraf
Sistem saraf terdiri atas tiga buah ganglion utama yakni ganglion otak
(ganglion cerebral); ganglion visceral / ganglion organ-organ dalam; ganglion
kaki (pedal). Ketiga ganglion utama ini dihubungkan oleh tali saraf longitudinal
sedangkan tali saraf longitudinal ini dihubungkan oleh saraf transversal ke seluruh
bagian tubuh. Didalam ganglion pedal terdapat statosit (statocyst) yang berfungsi
sebagai alat keseimbangan (Mukayat, 1992).
e. Sistem pencernaan
Sistem pencernaan Bekicot lengkap terdiri dari mulut, esofagus, lambung,
usus, dan anus.Ada pula yang memiliki rahang dan lidah pada Bekicot
tertentu.Lidah bergigi yang melengkung kebelakang disebut radula. Radula
berfungsi untuk melumat makanan, terdiri dari cincin saraf yang nengelilingi
esofagus dengan serabut saraf yang melebar (Campbell, 2003).
f. Sistem Reproduksi
Bekicot bereproduksi secara seksual dan masing-masing organ seksual
saling terpisah pada individu lain.Fertilisasi dilakukan secara internal dan
eksternal untuk menghasilkan telur.Telur berkembang menjadi larva dan
berkembang lagi menjadi individu dewasa (Mukayat, 1992).
g. Manfaat
Selain pakan ternak bekicot merupakan sumber protein hewani yang
bermutu tinggi karena mengandung asam-asam amino esensial yang lengkap.
Masyarakat yang menggemari makanan dari bahan baku bekicot (sate bekicot,
keripik bekicot ) adalah masyarakat Kediri. Disamping itu bekicot juga kerap
dipakai dalam pengobatan tradisional, karena ekstrak daging bekicot dan
lendirnya sangat bermanfaat untuk mengobati berbagai macam penyakit seperti
abortus, sakit waktu menstruasi, radang selaput mata, sakit gigi, gatal-gatal,
jantung dan lain-lain. Sedangkan kulit bekicot sangat mujarab untuk penyakit
tumor. Sejenis obat yang dikenal berasal dari kulit bekicot, dinamakan Maulie.,
yang dapat menyembuhkan berbagai penyakit seperti kekejangan, jantung suka
berdebar, tidak bisa tidur/insomania, leher membengkak dan penyakit kaum
wanita termasuk keputihan (Suin, 2002).

2. Bivalva (Anadara sp.)


No Gambar Literatur Keterangan
1 Bagian kanan
a. Ventral
b. Posterior
c. Dorsal
d. Anterior
Bagian kiri
a. Ventral
b. Posterior
c. Dorsal
d. Anterior

(Paleo, 1998)

(Dok. Pribadi, 2016)


Kerang dara (Anadara sp.) termasuk hewan lunak yang hidup pada
perairan yang berlumpur. Menurut Odum (1994), klasifikasi kerang darah adalah:
Fillum : Moluska
Kelas : Bivalva
Ordo : Arcoida
Famili : Arcidae
Subfamili : Anadarinae
Genus : Anadara
Spesies : Anadara sp.
Kerang merupakan mahkluk filter feeder yang mengakumulasi bahan-
bahan yang tersaring di dalam insangnya. Dalam prosesnya bakteri dan
mikroorganisme lain yang ada di sekelilingnya dapat terakumulasi dan mencapai
jumlah yang membahayakan untuk dikonsumsi. Tercatat ada 20 jenis kerang dari
famili Acidae, sedangkan yang dimanfaatkan untuk di ambil dagingnya masih
terbatas pada kerang dara (Anadara granosa), kerang bulu (Anadora inflata) dan
kerang gelatik (Anadora antiquata) (Rahyatun dan Rozak, 2007).
Pada pengamatan morfologi bivalva (kerang) ini, kerang ini memiliki
tubuh 2 bagian jika di lakukan pembelahan. Dua bagian tersebut yaitu bagian
kanan dan bagian kiri. pada bagian kerang yang kanan dan kiri terdiri dari ventral,
posterior, dorsal dan anterior. Pada jenis kerang yang telah diamati ini, kerang ini
memiliki ukuran diameter cangkang 38, 55 mm, memiliki warna tubuh putih dan
ada sedikit warna orange. Mempunyai dua keping cangkang yang disatukan oleh
ligamen . Bagian yang menonjol di bagian dorsal disebut umbo. Tubuh lunak
berada didalam cangkang. Pada cangkang terlihat garis pertumbuhan radial yang
sangat jelas. Permukaan cangkang dilengkapi dengan bulu-bulu halus. Bernapas
dengan insang yang berlapis-lapis sehingga disebut kelas Lamellibranchia. Habitat
di pantai dan menempel pada batu karang.
Alat pernapasan kerang berupa insang dan bagian mantel. Insang kerang
berbentuk W dengan banyak lamella yang mengandung banyak batang insang.
Pertukaran O2 dan CO2 terjadi pada insang dan sebagian mantel. Mantel terdapat
di bagian dorsal meliputi seluruh permukaan dari cangkang dan bagian tepi.
Antara mantel dan cangkang terdapat rongga yang di dalamnya terdapat dua
pasang keping insang, alat dalam dan kaki. Alat peredaran darah sudah agak
lengkap dengan pembuluh darah terbuka. System pencernaan dari mulut sampai
anus (Budihiarto, et. all., 2012)
Sistem saraf kerang terdiri dari 3 pasang ganglion yang saling
berhubungan, yaitu ganglion anterior terdapat di sebelah ventral lambung,
ganglion pedal terdapat pada kaki dan ganglion posterior terdapat disebelah
ventral otot aduktor posterior. Kerang berkulit ganda secara menyamping
dimampatkan conchiferans tertutup dengan suatu kulit/kerang yang terdiri atas
dua klep bersendi secara di belakang oleh suatu ikatan sendi. Rongga mantel
melingkupi tubuh berisi suatu pasang ctenidia yang diperbesar, dan mantel pantat
sering diperluas ke dalam pipa pemindah, bersifat bentos, sering kali geronggang,
atau mungkin epifit dan mereka menduduki suatu angkatan laut yang luas dan
tempat kediaman air tawa (Rahyatun dan Rozak, 2007).
Hewan ini bersifat hermaprodit dan kebanyakan hewan ini mempunyai
alat kelamin yang terpisah. Pada saat terjadi perkawinan, alat kelamin jantan akan
mengeluarkan sperma ke air dan akan masuk dalam tubuh hewan betina. Melalui
sifon air masuk, sehingga terjadilah pembuahan. Ovum akan tumbuh dan
berkembang yang melekat pada insang dalam ruang mantel, kemudian akan
menetas dan keluarlah larva yang disebut glokidium. Larva ini akan keluar dari
dalam tubuh hewan betina melalui sifon air keluar, kemudian larva tersebut
menempel pada insang atau sirip ikan dan larva tersebut akan dibungkus oleh
lendir dari kulit ikan. Larva ini bersifat sebagai parasit kurang lebih selama 3
minggu. Setelah tumbuh dewasa, larva akan melepaskan diri dari insang atau sirip
ikan dan akan hidup bebas. Kerang darah merupakan salah satu jenis kerang yang
mempunyai nilai ekonomis penting dan disukai masyarakat. Kerang darah
mempunyai rasa yang gurih karena mengandung lemak dan kadar protein yang
tinggi (Kasry, 2003).
Menurut Adriyani (2009), komposisi kimia kerang dara (Anadara sp.)
adalah air 83%, lemak 0.91%, protein 10.33% dan kadar abu 1.84%. Kerang darah
yang telah dewasa yang berukuran diameter 4 cm dapat memberikan sumbangan
energi sebesar 59 kalori serat mengandung 8 gram protein, 1.1 gram lemak, 3.6
gram karbohidrat, 133 mg kalsium, 170 mg phosfor, 300 SI vitamin A dan 0.01
mg vitamin B1.
Pemanfaatan kerang saat ini masih pada umunya masih terbatas pada
konsumsi, dalam hewan segar atau diawetkan dengan penggaraman dan
penyaringan. Pengawetan tersebut bertujuan untuk menghambat dan mencegah
terjadinya kerusakan/ mempertahankan mutu, menghindari terjadinya keracunan
dan mempermudah penanganan serta penyimpanan.

3. Gastropoda (Nerita sp.)


No Gambar Literatur Keterangan
1 Bagian atas Bagian atas a. Cangkang
b. Mulut
cangkang
- Memiliki
corak
hitam putih

(Dok. Pribadi, 2016)

Bagian bawah

Bagian bawah

(Dok. Pribadi, 2016)

(Gmelin, 1791)
2 Bagian cangkang a. Sulur
Bagian cangkang b. Seluk badan
c. Kolumela
d. Pusar
e. Mulut
cangkang
f. Bibir luar
g. Dasar

(Dok. Pribadi, 2016)


(Alex, 2016)
3
Bagian mulut cangkang Bagian mulut cangkang a. Parietal
b. Bibir luar
c. Dasar
d. Pusar
e. Sisi kolumela

(Antony, 2010)
(Dok. Pribadi, 2016)

Klasifikasi menurut Tobing (2009):


Kingdom : Animalia
Phylum : Mollusca
Class : Gastropoda
Family : Neritidae
Genus : Nerita
Spesies : Nerita sp.
Habitat Nerita adalah daerah perairan intertidal, termasuk bebatuan
karang, ekosistem mangrove, daerah berlumpur dan pantai bebatuan (Tobing,
2009).
Pada pengamatan morfologi ya, Nerita sp. ini memiliki ukuran cangkang
27 mm, putaran cangkang dextral 22 mm, sinistal 21 mm, hiasan cangkang bintil,
jenis putaran dan jenis pusarnya lingkar, bentuk mulut lonjong, bentuk cangkang
bulat, panjang ulir 15 mm. Pada bagian cangkang gastropoda Nerita sp. ini,
cangkang terdiri dari sulur, seluk badan, kolumela, pusar, mulut cangkang, bibir
luar, dan dasar. Sedangkan bagian mulut cangkangnya terdiri dari parietal, bibir
luar, dasar, pusar, dan sisi kolumela, serta warna cangkang dari gastropoda jenis
ini adalah berbentuk memanjang dan memiliki corak hitam dengan bibir bagian
luarnya bergerigi.
Menurut Tobing (2009), Nerita Sp. memiliki bentuk tubuh memanjang,
ukuran tubuhnya : panjang 2,3 cm dan lebar 2,2 cm dengan warna tubuh krem
bercorak hitam. Hewan ini memiliki apeks yang memendek dan aperture yang
lebar memendek dengan bibir luar tebal bergerigi dan bibir dalam yang tebal
bergerigi. Habitat hewan ini yaitu di dasar berpasir.
Spesies-spesies Nerita Sp dengan bermacam cangkang bentuk tubuh
(polymorphic), terdiri atas variasi warna dan ukuran pola yang juga variatif. Atas
dasar ini sehingga ditemukannya beberapa spesies baru meskipun ukuran dan
motif spintas tidak memiliki perbedaan yang berarti. Ada yang bentuk umumnya
meruncing bagaikan duri yang tajam, ada bentuk cangkang berbentuk ulir. Pada
Nerita sp model cangkang seperti globose bola tertekan atau oval dengan bagian
yang rata, lebar cangkang lebih besar daripada panjang cangkang dan sangat
keras/padat. Corak dan tipe pada cangkang (sculpture) tidak terlalu dalam,
berbentuk element-element spiral. Perwarnaan cangkang Nerita berbeda tiap
spesiesnya, hal ini disebabkan adanya perbedaan kondisi lingkungan. Model dan
bagian-bagian organnya terdiri dari Aperture (bukaan cangkang) bagian dorsal
berbentuk seperti huruf D, variasi warna operculum warnanya berkisar dari hitam
sampai kehitam-hitaman juga warna pinggiran kemerahan, bagian ini terdiri dari
bagian posterior dari outer lip (tepi/ujung dari bagian luar aperture) dan parietal
(wilayah di bagian dalam aperture) biasanya bergerigi kuat. Pada bagian inner lip
terdapat 1 sampai 4 buah gigi berwarna putih dengan bentuk seperti proyeksi.
Operculum berupa calcareous (bersifat keras), dengan pasak seperti proyeksi
(projecting peg) pada bagian ujung dalam (Rusyana, 2011).
Spesies Nerita Sp pada umumnya ditemukan secara berkelompok/
bergerombol dengan populasi yang beragam dan berada dalam jumlah besaran
juga ukuran waktu dan kondisi berbeda pula. Spesies ini membentuk koloni
sebagai komunitas yang mendiami daerah pantai-pantai berbatu terutama pada
zona tengah sampai tertinggi dari intertidal, hingga pada daerah atas supralitoral
yang masih dipengaruhi oleh pasang surut dan juga pada rataan karang (reef flats).
Berdasarkan habitat perairan Komunitas ini dapat dijumpai pada perairan dengan
zona berbeda (laut, payau dan tawar). Beberapa fropil media melekat dari spesies
Nerita Sp.
Kelompok Gastropoda yang ketiga adalah jenis Nerita sp. Nerita
merupakan anggota dari family Neritidea, bagian dari kelas gastropoda yang
terdistribusi secara luas di daerah tropis. Nerita merupakan siput dengan bentuk
primitive. Secara morfologi, Gastropoda terdiri dari cangkang sebagai pelindung,
bentuk cangkang yang berbentuk asimetri dan silinder akibat mengalami torsi
yaitu peristiwa memutarnya cangkang beserta mantel, rongga mantel dan massa
visceral sampai 1800C berlawanan arah jarum jam terhadap kepala dan kaki
(Nazlim, 2013).
Pada Nerita sp model cangkang seperti globose bola tertekan atau oval
dengan bagian yang rata, lebar cangkang lebih besar daripada panjang cangkang
dan sangat keras/padat. Corak dan tipe pada cangkang (sculpture) tidak terlalu
dalam, berbentuk element-element spiral. Warna pada cangkang Nerita berbeda
setiap jenisnya, hal ini disebabkan oleh faktor lingkungan. Model dan bagian-
bagian organnya terdiri dari aperture (bukaan cangkang) bagian dorsal berbentuk
seperti huruf D, variasi warna operculum warnanya berkisar dari hitam sampai
kehitam-hitaman juga warna pinggiran kemerahan. Bagian ini terdiri dari bagian
posterior dari outer lip (tepi/ujung dari bagian luar aperture) dan parietal (wilayah
di bagian dalam aperture) biasanya bergerigi kuat (Ahmad, 2000).

V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas maka dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu:
1. Mollusca merupakan hewan lunak dan tidak memiliki ruas. Tubuh hewan ini
tripoblastik, bilateral simetris, umumnya memiliki mantel yang dapat
menghasilkan bahan cangkok berupa kalsium karbonat
2. Hewan mollusca yang hidup di laut cangkangnya lebih keras karena
mengandung banyak zat kapur sedangkan yang hidup di darat tidak terlalu
keras.
3. Achatina fulica memiliki ciri morfologi bagian tubuh berbentuk kerucut dari
tabung yang melingkar seperti konde (gelung, whorl), puncak kerucut
merupakan bagian yang tertua, disebut apex, sumbu kerucut disebut columella,
gelung/ lingkaran terbesar disebut body whorl dan gelung-gelung di atasnya
disebut spire (ulir). Alat indera pada keong meliputi mata, tentakel, osphradia
dan statocyt, berkaki lebar dan pipih pada bagian ventral tubuhnya dan
bergerak lambat menggunakan kakinya.

4. Anadara Sp. memiliki ciri khas yaitu ditutupi oleh dua keping cangkang
(valve) yang dapat dibuka dan ditutup karena terdapat sebuah persendian
berupa engsel elastis yang merupakan penghubung kedua valve tersebut.

5. Narite Sp. memiliki ciri morfologi bentuk tubuh memanjang, memiliki corak
hitam di tubuhnya, bagian mulut bergerigi.

DAFTAR PUSTAKA

Adriyani, Retno. 2009. Kadar Logam Berat Cadmium, Protein dan


Organoleptik pada Daging Bivalvia dan Efektivitas
Perendaman Larutan Asam Cuka. Jurnal Penelitian Med.
Eksakta. Vol.8 (2): 152-161.
Ahmad, T. and M. Mangampa. 2000. The use of mangrove stands for
bioremediation in a close shrimp culture system. Proceeding of
International Symposium on Marine Bio-technology. Bogor
Agricultural University, Bogor. p. 114122.
Alex. 2016. Summary Of Fossil Croups Found In The Cincinnatian.
Http://Www.Prehistoriclife.Xyz/Ordovician-
Rocks/Summary-Of-Fossil-Croups-Found-In-The-
Cincinnatian.Html. Diakses pada tanggal 22 November
2016 pukul 20:15 WIB.
Antony. 2010. Http://Biologi-
News.Blogspot.Co.Id/2010/12/Pelecypoda-
Mollusca.Html. Diakses pada tanggal 22 November
2016 pukul 21:00 WIB.
Asatrio. 2009. Laporan Klasifikasi Dan Struktur Anatomi Molusca
Http://Asatrio.Blogspot.Co.Id/2009_11_01_Archive.Html.
Diakses pada tanggal 22 November 2016 pukul 20:00
WIB.
Berniyanti T. & Suwarno (2007). Karakterisasi Protein Lendir
Bekicot (Achasin) Isolat Lokal sebagai Faktor
Antibakteri. Jurnal Media Kedokteran Hewan. Vol. 23(3).
Budihiarto, N., Affandi, M., dan Moehammadi, N. 2012. Eksplorasi
dan Visualisasi Morfologis Kerang Air Tawar (Bivalvia:
Corbiculidae) di Sungai Brantas Jawa Timur. Jurnal
Ilmiah Biologi. Vol 1 (1).
Campbell, N.A., Reece dan L.G. Mitchell. 2003. Biologi Jilid 2 Edisi
Kelima. Jakarta: Erlangga.
Dwitantyriyadi . 2010.
Http://Dwitantyriyadi.Blogspot.Co.Id/2013/11/Ekosistem-
Mangrove.Html. Diakses pada tanggal 22 November
2016 pukul 20:30 WIB.
Ersoy dan Ozeren. 2009. Kandungan Mineral Remis (Corbicula
javanica) Akibat Proses Pengolahan Sampah. Jurnal
Akuatika. Vol. 3(1): 74-83.

Gmelin J. F. 1791. Gastropods.


http://www.gastropods.com/5/Shell_1165.shtml. Diakses
pada tanggal 22 November 2016 pukul 20:20 WIB.

Hala, yusminah.2007. Dasar Biologi Umum II. Makasar: Allaludin


Press.
Jay A. Schneider. 2001. Bivalve Systematics During the 20th
Century. Journal of Paleontolog. Vol. 75 (6): 11191127.
Jutje S Lahay. 2006. Zoology Invertebrata. Makasar: Universitas
Negeri Makasar Press.
Kasry A. 2003. Budidaya Kepiting Bakau dan Biologis Ringkas.
Jakarta: Bharata.
Maskoeri. 1992. Zoology Invertebrata. Surabaya: Sinar Wijaya.
Mukayat Djarubito Brotowidjojo. 1982. Zoologi Dasar. Jakarta:
Erlangga.
Nazlim, Furaidana Dewi. 2013. Keanekaragaman Dan Distribusi Mollusca
(Gastropoda dan Bivalvia) Di Perairan Pasang Surut Pantai Sawah
Mulya Kecamatan Sangkapura Bawean Gresik Jatim. Skripsi Tidak
Di Terbitkan. Malang : Jurusan Biologi FMIPA UM Malang.
Odum, E. P. 1994. Dasar-dasar Ekologi. Edisi Ketiga. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Paleo. 1998. Bivalve.
Http://Paleo.Cortland.Edu/Tutorial/Bivalves/Bivalvia.Htm.
Diakses pada tanggal 22 November 2016 pukul 21:00
WIB.
Poutriers. 1998. Morfologi Fungsional Kerang Batik Paphia
undulata (Bivalvia: veneridae). Penelitian hayati. Vol.
16: 83-87.
Ritniasih, I dan Widianingsih. 2007. Kelimpahan dan Pola Sebaran
Kerang- kerangan (Bivalve) di Ekosistem Padang Lamun,
Perairan Jepara. Jurnal Ilmu Kelautan. Vol. 12 (1).
Rohyatun, E dan A. Rozak. 2007, Pemantauan Kadar Logam Berat
dalam Sedimen di Perairan Teluk Jakarta, Makara. Sains.
Vol. 11, No. 1: 28-36.
Rusyana, Adun. 2011. Zoologi Invertebrata. Bandung: Alfabeta.
Sugiarti. 2005. Avertebrata Air Jilid II. Jakarta : penebar swadaya.
Suin, N.M. 2002. Metode Ekologi. Jakarta: Erlangga.
Tobing, L.S. 2009. Kondisi Perairan Pantai Sekitar Merak
Berdasarkan Indeks Keanekaragaman Jenis Benthos.
Jurnal Penelitian. Vol. 2 (2).
Tobing, L.S. 2009. Kondisi Perairan Pantai Sekitar Merak
Berdasarkan Indeks Keanekaragaman Jenis Benthos.
Jurnal Paleontologi. Vol. 2 (2).

Anda mungkin juga menyukai