38766-Article Text-188564-1-10-20220916
38766-Article Text-188564-1-10-20220916
38766-Article Text-188564-1-10-20220916
Pemetaan Aktor dan Jaringan Hubungan Antar Aktor dalam Pembangunan Pedesaan
Diterima: 6 Desember 2021 | Disetujui: 8 September 2022 | Publikasi Online: 14 September 2022
ABSTRACT
This research is to examine the actors mapping and the networking of actors relation in the wetland rural
development process, the case study at Ulak Kembahang 1 district of Pemulutan Barat Ogan Ilir Regency
province of South Sumatera. The purpose of this research is to analyzes the positive implications and
consequences of the rule and position of each actor in the rural development process. Mix method is used in
this study, combine the quantitative and qualitative method. The results shows that the rural development
process not only determine by village government but also determine by many actors in the rural society for
example the public figures, the religious leaders, the young man organization (Karang Taruna), the women’s
organization (PKK), the women’s religious organization, the business women of songket craft, and the man
and women’s activities. These actors are grouped in the three types, namely the individual actors, the
organizational actors, and the combined of individual and organizational actors. Based on gender, the
actors involved consisted of the women (44%) and the man (56%). Networking of the relations actors based
on power/interest shows a positive relationship. The degree of power and interest of the each actor are varies
from low, middle, and high, measured by lower score (11) to highest score (19).
ABSTRAK
Penelitian ini mengkaji pemetaan aktor dan jaringan hubungan antar aktor dalam proses pembangunan di
wilayah pedesaan berbasis ekologi rawa lebak dengan mengambil kasus di desa Ulak Kembahang 1
Kecamatan Pemulutan Barat Ogan Ilir Sumatera Selatan. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis posisi dan
peran masing-masing aktor dalam proses pembangunan desa sehingga ditemukan implikasi dan konsekuensi
positif dari posisi dan peran masing-masing aktor. Metode penelitian yang digunakan adalah menggunakan
mix method, yakni metode kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa selain peran
pemerintahan desa, peran aktor-aktor di masyarakat turut menentukan proses pembangunan desa berbasis
ekologi rawa lebak. Aktor tersebut antara lain, tokoh masyarakat (tokoh adat dan tokoh agama), pemuda
(karang taruna), ibu-ibu PKK, perempuan pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) tenun songket,
ketua PKH, ibu-ibu anggota majelis taklim, juga sangat berpengaruh dalam pembangunan desa sehingga dapat
saling bekerjasama dalam membangun desa menjadi lebih baik. Aktor tersebut dikategorikan dalam aktor
individu, aktor organisasi dan aktor individu dan organisasi. Berdasarkan jenis kelamin aktor yang terlibat
terdiri dari 44% perempuan dan 56% laki-laki. Jaringan hubungan antar aktor berdasarkan kekuatan/power
maupun interest/kepentingan menunjukkan hubungan yang bersifat positif. Derajat kekuatan dan kepentingan
masing masing aktor bervariasi mulai low, middle dan high yang diukur berdasarkan hasil skor terendah (11)
dan tertinggi (19).
Content from this work may be used under the terms of the Creative Commons Attribution-ShareAlike
4.0 International. Any further distribution of this work must maintain attribution to the author(s) and the
title of the work, journal citation and DOI.
Published under Department of Communication and Community Development Science, IPB University and in association
with Perhimpunan Ahli Penyuluhan Pembangunan Indonesia.
E-ISSN: 2442-4110 | P-ISSN: 1858-2664
PENDAHULUAN
Universitas Sriwijaya merupakan perguruan tinggi yang memiliki visi menjadi perguruan tinggi
terkemuka berbasis riset yang unggul dalam IPTEKS pada tahun 2025. Salah satu misi yang hendak
diwujudkan adalah mengembangkan penelitian yang dapat diaplikasikan dalam pembangunan. Hal ini
tentunya berkaitan dengan upaya UNSRI untuk berkontribusi dalam pembangunan sehingga bersinergi
dengan program pemerintah dalam mensejahterakan masyarakat (Visi Dan Misi Universitas Sriwijaya,
n.d.)
Masyarakat di wilayah Sumatera Selatan cukup beragam dilihat dari basis ekologisnya. Terdapat
masyarakat di dataran tinggi, masyarakat di lahan kering, masyarakat di wilayah perkebunan, maupun
masyarakat di lahan basah. Salah satu keunikan provinsi Sumatera Selatan adalah mempunyai
kawasan lahan basah yang sangat luas dan potensial untuk dimanfaatkan bagi kesejahteraan
masyarakat. Tercatat beberapa kabupaten di Sumatera Selatan memiliki wilayah lahan basah seperti
Kabupaten OKI, Musi rawas, Musi Banyu Asin, Muara Enim, dan Ogan Ilir. Luas lahan rawa di OKI
dan OI mencapai 59.150 Ha. Beberapa kecamatan di kabupaten Ogan Ilir yang termasuk memiliki
kawasan lahan basah atau rawa lebak adalah Pemulutan Selatan dan Pemulutan Barat (Sari, K., &
Febriyansyah, 2019)
Selama ini sudah banyak upaya untuk mengembangkan potensi lahan basah di provinsi Sumatera
Selatan. Salah satu langkah strategis dalam optimalisasi pemanfaatan potensi sumber daya alam rawa
lebak adalah melalui pengembangan pertanian di lahan basah. Penerapan IPTEK melandasi
pengelolaan areal rawa lebak atau lahan basah untuk mendukung ketahanan pangan, pengembangan
agribisnis dan diversifikasi produk berbasis sumber daya alam lokal (Sari & Febriyansyah, 2019)
Berbagai program pembangunan sudah diintervensi untuk mengoptimalisasi lahan basah di Kecamatan
Pemulutan Selatan dan Pemulutan Barat, Kabupaten Ogan Ilir, diantaranya program dari dinas
pertanian melalui pemberian bibit varietas INPARA, kemudian dari dinas peternakan dan perikanan
dengan program penaburan benih ikan dan lainnya. Namun berbagai program pembangunan yang
diintervensi tersebut akan lebih optimal ketika mempertimbangkan seluruh aspek atau sub sistem yang
ada pada masyarakat lahan basah. Masyarakat sebagai sasaran program memiliki karakteristik
tersendiri yang berhubungan dengan kondisi ekologi lahan basah. Oleh karena itu program atau
kegiatan apapun yang diintervensi memerlukan basis data yang holistik dan akurat tentang desa, baik
data lingkungan fisik, sosial, ekologi budaya, dan demografi serta geografisnya (Yunindyawati et al.,
2014)
Pemetaan aktor dan jaringan hubungan antara aktor pada masyarakat desa lahan basah menjadi penting
dilakukan untuk mendapat data dan informasi yang akurat tentang peran dan posisi masing-masing
aktor dalam proses pembangunan desa lahan basah (Sumarti et al., n.d.; Yunindyawati et al., 2014) .
Studi mengenai pemetaan aktor dilakukan Agirachman & Ekomadyo (2017) menunjukkan bahwa
peran aktor dalam hal ini pengurus komunitas sangat menentukan keberhasilan start up di Bandung
terutama dalam menentukan tempat/place berkolaborasi dengan community event (artefak) dan
kesinambungan pelaksanaan event (artefak). Kajian Hertanto, et al (2016) tentang peran aktor juga
menunjukkan bahwa aktor berperan dalam budidaya kentang terutama dalam menentukan jaringan
informasi budidaya kentang di Kabupaten Malang, Jawa Timur. Studi tentang peran aktor selanjutnya
dilakukan oleh Zusrony, et al (2019), Akbar (2018) dan Putra (2022). Pujiastuti, et al (2022)
mengidentifikasi dan menganalisis peran aktor, serta model jaringan aktor dalam program percepatan
pendaftaran tanah sistematis lengkap di Kota Semarang. Hasil penelitiannya menunjukkan
bahwa memaksimalkan potensi antar relasi aktor jaringan dapat memberikan hasil optimal untuk
percepatan pensertipikatan tanah. Aktor dapat memberikan sumbangsih tenaga, pemikiran serta
tindakan sebagai wujud win-win solution.
Peran dan posisi aktor ini akan menentukan keberhasilan program pembangunan di desa dengan basis
ekologi lahan basah. Peran para aktor sangat penting untuk menjaga kawasan lahan basah dari
kerusakan ekosistemnya dan perlu dilestarikan. Salah satu upaya melestarikan fungsi ekosistem lahan
basah atau gambut adalah dengan pengelolaan yang bijaksana dengan memperhatikan keseimbangan
ekologis dan keberlanjutannya untuk generasi yang akan datang (Agung et al., 2018).
Urgensi penelitian ini adalah ditemukannya posisi dan peran para aktor dan jaringan hubungan antar
aktor di dalam proses pembangunan desa dengan karakteristik rawa lebak sebagai upaya optimalisasi
program pembangunan di tingkat desa. Penelitian juga penting dilakukan karena sejalan dengan visi
METODE
Penelitian ini menggunakan mix method, yakni metode kualitatif dan kuantitatif. Data yang
dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder. Data primer berupa kondisi lingkungan fisik dan
ekosistem desa lahan basah, sosiodemografi dan perekonomian desa, pemetaan aktor dan jaringan
hubungan antar aktor, yang berkontribusi bagi program pembangunan desa lahan basah. Data sekunder
merupakan data yang mendukung data primer. Teknik pengumpulan data primer dilakukan dengan: 1)
Wawancara terstruktur menggunakan instrumen kuesioner. Teknik ini digunakan untuk mengukur
variabel kondisi lingkungan fisik dan ekosistem desa lahan basah, sosiodemografi, dan perekonomian
desa. 2) Wawancara mendalam dengan menggunakan guide interview dengan instrument penelitian
ialah peneliti sendiri. Teknik ini digunakan untuk mengeksplorasi lebih mendalam tentang aktor dan
jaringan hubungan antar aktor dalam program pembangunan desa lahan basah. Terdapat 16 informan
diwawancarai terkait posisi dan peran aktor serta jaringan hubungan antar aktor dalam pembangunan
desa 3). Observasi atau pengamatan. Teknik ini digunakan untuk mengamati kondisi lingkungan baik
lingkungan fisik maupun sosial yang terkait dengan masyarakat dan ekologi desa lahan basah.
Informan pada penelitian ini dipilih dengan metode snowball sampling. Penentuan informan dengan
langkah snowball sampling dalam penelitian ini dapat dihentikan bila dalam pengambilan data di
lapangan terasa homogen (Mustika et al., 2017). Kriteria informan pada penelitian ini: 1) Dianggap
sebagai aktor oleh masyarakat atau informan kunci yang ada di Desa Ulak Kembahang 1, Kecamatan
Pemulutan Barat, Kabupaten Ogan Ilir; 2) Tergabung dalam komunitas atau organisasi yang ada di
Desa Ulak Kembahang 1, Kecamatan Pemulutan Barat, Kabupaten Ogan Ilir; 3) Termasuk kedalam
salah satu kategori aktor individu, aktor organisasi atau aktor individu dan organisasi (Kholek &
Izzudin, 2021)
Data primer dan sekunder yang terkumpul dari lapangan dianalisis menggunakan metode mix method
yakni secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis data kualitatif dilakukan dengan cara mapping,
mengategorisasikan data, menyajikan data, dan menginterpretasi data. Data yang didapat
diorganisasikan kedalam pola, kategori, satuan uraian sehingga didapatkan suatu tema yang akan
menghasilkan suatu rumusan. Langkah selanjutnya menghubungkan hasil kategori atau
mengklasifikasi data yang telah didapat dengan referensi ilmiah atau teori yang berkaitan serta
mencari sifat-sifat kategori. Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan pada tahun 2021, yaitu pada
bulan Maret sampai dengan bulan September tahun 2021.
Tabel 1 merupakan gambaran hasil identifikasi dan pemetaan jenis aktor di Desa Ulak Kembahang 1,
Kecamatan Pemulutan Barat, Kabupaten Ogan ilir. Kategori aktor diklasifikasikan kedalam tiga jenis
yaitu: Pertama, aktor individu terdiri dari 6 (enam) aktor yakni Napsiah (45) merupakan salah satu
pengrajin kain songket yang ada di Desa Ulak Kembahang 1, selanjutnya adalah Siti Zahro (50) juga
merupakan salah satu pengrajin kain songket di Desa Ulak Kembahang 1, Napsiah dan Siti Zahro
sangat berperan penting perekonomian keluarga walaupun tidak memiliki sawah ataupun perkebunan.
Aktor
6% Organisasi 12% 19% SMP
Aktor Individu
38% SMA
56%
S1
Organisasi dan 69%
Individu
Gambar 1. Sebaran Jenis Aktor di Desa Ulak Gambar 2. Tingkat Pendidikan Aktor di Desa Ulak
Kembahang 1. Kembahang 1.
Sumber: Analisis Data Primer, 2021 Sumber: Analisis Data Primer, 2021
44% Laki-Laki
56% Perempuan
Gambar 1 merupakan gambaran sebaran pengelompokan aktor berdasarkan jenis aktor di Desa Ulak
Kembahang 1. Aktor organisasi dengan komposisi paling besar yaitu sebesar 56% (9 Aktor), disusul
oleh Aktor individu yaitu sebesar 38% (6 Aktor), dan aktor Organisasi & Kelompok sebesar 6% (1
Aktor). Aktor-aktor yang menempati sebagai aktor organisasi tersebut kebanyakan merupakan bagian
dari Perangkat Desa sebagai pemerintah adat yang otonom di wilayah Desa, terdiri dari Kepala Desa,
sekretaris Desa, PKK, Karang Taruna dan BUMDES. Gambaran tingkat pendidikan aktor ditampilkan
dalam Gambar 2.
Berdasarkan Gambar 2, tingkat pendidikan aktor didominasi oleh jenjang pendidikan SMA yaitu
sebanyak 11 aktor atau 73% dari aktor yang teridentifikasi. Sedangkan sisanya tamat SMP sebanyak 3
orang atau 19% masing-masing. Tamat Sarjana 2 orang atau 12%. Komposisi aktor dapat juga di
identifikasi berdasarkan jenis kelamin, dapat dilihat dalam Gambar 3.
Berdasarkan Tabel 2 bahwa jaringan hubungan antar aktor di Desa Ulak Kembahang 1 untuk kategori
jenis aktor yang memiliki hubungan berdasarkan power atau kekuatan yang positif yaitu terdapat 4
(empat) kelompok aktor yang memiliki hubungan berdasarkan power positif. Hubungan antar aktor
diuraikan dalam penjelasan berikut:
Pertama; Kepala Desa (Hairudin), Sekretaris Desa (Abunawas) dengan Ketua PKK Desa (Zainab)
hubungan yang terjadi berdasarkan hubungan power, karena PKK Desa merupakan salah satu lembaga
yang berada dalam struktur adminstrasi Desa Ulak Kembahang 1. Kepala Desa selalu melibatkan PKK
dalam kegiatan yang berhubungan dengan ibu-ibu, perempuan, balita dalam kegiatan pemberdayaan.
Hubungan yang terjalin antara ketiga aktor sangat harmonis, karena kegiatan PKK dan Desa dilakukan
secara rutin yang menjadikan interaksi antara dua aktor ini terjalin dan berkelanjutan.
Kedua; Kepala Desa (Hairudin), Sekretaris Desa (Abunawas) dengan Ketua Karang Taruna (Aguscik)
hubungan yang terjadi berdasarkan hubungan power, karena Karang Taruna merupakan salah satu
bagian terpenting yang ada di Desa Ulak Kembahang 1, karena dengan adanya Karang Taruna, maka
kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan kemeriahan untuk Desa dapat di handel oleh Karang
Taruna atas perintah dari Pemerintahan Desa, hubungan antara pemerintahan Desa dengan Karang
Taruna Desa Ulak Kembahang 1 sangat dekat sehingga setiap kegiatan yang dilakukan oleh Karang
Taruna selalu mendapatkan dukungan dari Kepala Desa.
Berdasarkan Tabel 3 bahwa jaringan hubungan antar aktor di Desa Ulak Kembahang 1 untuk kategori
jenis aktor yang memiliki hubungan berdasarkan interest atau kepentingan yang memiliki bentuk
positif yaitu terdapat 3 (tiga) kelompok aktor. Penjelasan atau deksripsi hubungan antar aktor tersebut
sebagai berikut pertama; Ketua PKH ((Umi Kalsum) dengan Kepala desa (Hairudin), Ketua PKH
merupakan perpanjangan tangan dari Kades untuk menyampaikan ataupun menyalurkan baik itu
informasi dan juga berupa bantuan kepada anggota PKH lainnya selain itu juga bertugas untuk
mengumpulkan para anggota PKH lain ketika ada kegiatan seperti pendampingan atau pelatihan
anggota PKH.
Kedua, Ketua PKH (Umi Kalsum) dengan ketua PKK Desa Ulak Kembahang 1 (Zainab), hubungan
yang terjadi atas dasar kepentingan kedua aktor dalam menjalankan fungsi masing-masing sebagai
ketua PKH maupun sebagai ketua PKK Desa. Dalam berbagai kegiatan kedua aktor tersebut saling
mendukung karena memiliki tujuan yang sama dalam pembangunan dan pemberdayaan masyarakat.
Ketiga, Pengrajin songket (Napsiah & Siti Zahro) dengan Pengepul kain songket (Diah), hubungan
yang terjadi atas dasar kepentingan masing-masing aktor dalam meningkatkan hasil dan jual kain
songket asli Desa. Kegiatan jual beli yang dilakukan dapat memutar roda perekonomian yang ada di
Desa Ulak Kembahang 1 khususnya dibidang penyaluran kain songket.
Tabel 4. Jaringan Hubungan Antar Aktor di Desa Ulak Kembahang 1 (Power, Interest +)
Jenis Hubungan dan
Aktor (A dan B) atau lebih dari dua aktor
Status Hubungan (+/-)
Power, Interest (+) Kepala Desa (Hairudin), Sekretaris Desa (Abunawas) dengan Ketua BUMDES
Power, Interest (+) Kepala Desa (Hairudin) dengan Sekretaris Desa (Abunawas)
Power, Interest (+) Kepala Desa (Hairudin), Sekretaris Desa (Abunawas) dengan Ketua PKH
Power, Interest (+) Kepala Desa dengan Ketua Karang Taruna
Power, Interest (+) Kepala Desa dengan Kepala Sekolah SMK Nurul Huda (Sofyan M.Ali)
Sumber : Analisis Data Primer, 2021
Berdasarkan Tabel 4 bahwa jaringan hubungan antar aktor di Desa Ulak Kembahang 1 untuk kategori
jenis aktor yang memiliki hubungan berdasarkan power dan interest yang memiliki bentuk positif
yaitu terdapat 5 (lima) kelompok aktor yang saling berhubungan. Penjelasan atau deksripsi hubungan
antar aktor tersebut sebagai berikut pertama; Kepala Desa (Hairudin), Sekretaris Desa (Abunawas)
dengan Ketua BUMDES, hubungan aktor ini terbentuk atas power dan interest dari kedua belah pihak.
Kepala Desa sebagai pimpinan Desa menjadikan BUMDES sebagai mitra dalam pembangunan, serta
penggerak ekonomi masyarakat, meskipun demikian kekuatan kepala desa juga memberikan
kontribusi. Hubungan tersebut juga berdasarkan pada power dan kepentingan dari kedua pihak. Dalam
Tabel 5. Jaringan Hubungan Antar Aktor di Desa Ulak Kembahang 1 (Interest, Sentiment +)
Jenis Hubungan dan
Aktor (A dan B) atau lebih dari dua aktor
Status Hubungan (+/-)
Interest, Sentiment (+) Kepala Desa (Hairudin), Sekretaris Desa (Abunawas) dengan Tokoh Masyarakat
(Sofyan M.Ali & Aswan Prana)
Interest, Sentiment (+) Kepala Desa (Hairudin), Sekretaris Desa (Abunawas) dengan Tokoh Agama (H.
Harun Musa)
Interest, Sentiment (+) Kepala Desa (Hairudin), Sekretaris Desa (Abunawas) dengan Tokoh Adat (H.
Siman)
Interest, Sentiment (+) Ketua BUMDES dengan Bendahara BUMDES dan Sekretaris BUMDES
Interest, Sentiment (+) Ketua PKK (Zainab) dengan Tokoh Agama (H. Harun Musa)
Interest, Sentiment (+) Ketua Karang Taruna dengan Tokoh Masyarakat (Sofyan M.Ali & Aswan Prana)
Sumber: Analisis Data Primer, 2021
Berdasarkan Tabel 5 bahwa jaringan hubungan antar aktor di Desa Ulak Kembahang 1 untuk kategori
jenis aktor yang memiliki hubungan berdasarkan interest dan sentiment yang memiliki bentuk positif,
yaitu terdapat enam kelompok aktor yang saling berhubungan. Penjelasan atau deksripsi hubungan
antar aktor tersebut sebagai berikut, pertama; Kepala Desa (Hairudin), Sekretaris Desa (Abunawas)
dengan Tokoh Masyarakat (Sofyan M.Ali & Aswan Prana), hubungan yang terjadi karena kedekatan
antara kepala desa dan sekretaris desa dengan kedua tokoh masyarakat ini, karena di dalam setiap
kegiatan maupun acara yang akan diadakan di desa walaupun bukan sebagai bagian dari pemerintahan
desa akan tetapi Sofyan M. Ali dan Aswan Prana selalu ikut ambil bagian dalam setiap kegiatan baik
sebelum dimulai maupun stelah acara selesai yang berupa masukan, saran pembiayaan dan lain-lain
Indikator kekuatan menggerakkan massa di tingkat Desa yaitu paling tinggi dengan skor 4 atau
mampu menggerakkan massa hingga 80 % yaitu sebanyak 3 orang aktor yaitu Kepala Desa, Aswan
Prana (Tokoh Masyarakat) dan Ketua Karang Taruna (Aguscik). Selanjutnya indikator sumber
kepemimpinan atau leadership yang dimiliki oleh masing-masing aktor memiliki tingkat skor yang
berbeda-beda. Paling tinggi yaitu Tokoh Masyarakat (Aswan Prana). Terakhir sumber eknomi atau
basis ekonomi rata-rata aktor berada pada posisi skor 3, hanya Tokoh Masyarakat (Sofyan M. yang
memiliki skor paling tinggi, yaitu skor 4.
8% 6%
Siti Zahro Diah Aguscik
Berdasarkan Gambar 4 derajat kekuatan yang paling besar, yaitu dimiliki oleh Sofyan M. Ali dan
Aswan Prana sebagai Tokoh Masyarakat dengan skor 18 (8%), selanjutnya menyusul Hairudin
(Kepala Desa) dengan skor 16 (7%). Sedangkan yang paling rendah derajat kekuatan yaitu dengan
skor 12 (5%), yaitu Bastomi dan Zainab Hairudin.
Hasil pemetaan derajat kekuatan aktor dalam analisis stakeholders akan dikaloborasikan dengan
derajat kepentingan aktor (interest) dari masing-masing aktor. Adapun penilaian kepentingan (interest)
aktor didasarkan pada 5 (lima) indikator kepentingan yaitu a) ekonomi masyarakat, b) pemberdayaan,
c) tenaga kerja, d) lingkungan dan e) infrastruktur. Masing-masing memiliki bobot penilaian yang
sama dalam mengukur derajat kepentingan aktor. Berikut ditampilkan dalam Tabel 8. Skor penilaian
derajat kepentingan aktor di Desa Ulak Kembahang 1 (Tabel 8):
Berdasarkan Tabel 8 mengenai identifikasi kepentingan aktor, dapat dilihat bahwa aktor yang
memiliki kepentingan paling besar dalam hal peningkatan ekonomi masyarakat yaitu terdapat 3 orang
aktor yakni Kepala Desa (Hairudin), Sekretaris Desa (Abunawas), dan Tokoh Masyarakat (Sofyan M.
Ali) dengan masing-masing skor yaitu 4. Sedangankan aspek pemberdayaan skor tertinggi juga 4
sebanyak 2 orang aktor yakni Kepala Desa (Hairudin) dan Tokoh Masyarakat (Aswan Prana).
Sedangkan kepentingan terhadap tenaga kerja dengan skor tertinggi, yaitu 4 sebanyak 1 orang aktor
Berdasarkan Gambar 5 bahwa derajat kepentingan yang paling besar yaitu dimiliki oleh Hairudin
sebagai Kepala Desa dengan skor 19 (9%), sedangkan urutan selanjutnya yaitu Abunawas sebagai
sekreataris desa dengan skor 18 (9%), disusul oleh tokoh masyarakat (Sofyan M. Ali dan Aswan
Prana) dengan masing-masing skor 16 dan 15 (7%), sedangkan yang paling rendah derajat
kepentingan yaitu dengan skor 11 yakni ada 5 (lima) aktor.
I I I I I I I I I
11 12 13 14 15 16 17 18 19
Gambar 5. High, Low, Medium Chart untuk Analisis Derajat Kekuatan Aktor di Desa Ulak Kembahang 1.
Berdasarkan Tabel 9, mengenai analisis derajat kekuatan dan kepentingan aktor dikelompokan
kedalam 5 (lima) kuadran yaitu : High Power-High Interest, High Power-Mid Interest, Mid Power-
High Interest, Mid Power-Low Interest dan Low Power-Low Interest, sebagai berikut :
High Power, High Interest. Aktor yang masuk kelompok kuadran I (High Power-High Interest),
pertama, nomor 1 Hairudin merupakan Kepala Desa Ulak Kembahang 1. Aktor ini sangat aktif dalam
berbagai kegiatan masyarakat baik di lingkungan Desa maupun diluar lingkungan desa. Aktor ini
sangat berpengaruh bagi kebijakan-kebijakan yang ada di Desa karena merupakan Kepala Desa yang
sudah semestinya menjadi orang nomor 1 (satu) di desa dan di percaya oleh masyarakat, aktor ini
mendapat nila dengan total skor power 17 dan interest 19. Kedua, Aktor noomor 12 yakni Sofyan M.
Ali merupakan tokoh masyarakat yang merangkap juga sebagai kepala sekolah SMK Nurul Huda di
Desa Ulak Kembahang serta merupakan anggota DPRD Provinsi Sumatera Selatan, aktor ini sangat
mempunyai pengaruh yang besar di desa dan juga merupakan sosok kepala sekolah sekaligus pendiri
SMK Nurul Huda sudah tidak diragukan jika Sofyan M. Ali memiliki power dan kepentingan yang
tinggi dengan total skor power aktor 18 dan interest 16.
High Power-Mid Interest. Aktor yang masuk kelompok kuadran II (High Power, Mid Interest),
terdapat 1 (satu) aktor nomor 13 yakni Aswan Prana sebagai Tokoh Masyarakat Desa Ulak
Kembahang 1. Aktor ini sangat aktif berperan bagi desa karena disetiap kegiatan yang ada di desa baik
itu melibatkan masyarakat, mahasiswa maupun stakeholder lainnya aktor ini berperan aktif
memberikan arahan kepada orang yang akan melakukan kegiatan di desa sehingga pengaruh dari aktor
ini cukup signifikan. Aktor ini mendapatkan nilai dengan skor power 18 dan interest 15.
Mid Power, High Interest. Aktor yang masuk kelompok kuadran III (Mid Power, High Interest),
terdapat 1 (satu) aktor nomor 2 yakni Abunawas sebagai sekretaris desa Ulak Kembahang 1. Aktor ini
sangat aktif berperan sebagai aktor yang apabila kepala desa tidak bisa turun langsung menangani
suatu kegiatan atau kunjungan baik dari desa lain, mahasiswa maupun stakeholder yang ada, biasanya
aktor akan mempersilahkan mereka untuk datang ke kediamannya untuk berdiskusi tentang apa yang
akan dilakukan di desa sehingga hal inilah yang menjadikan aktor memiliki kepentingan yang tinggi
KESIMPULAN
Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan maka dapat disimpulkan bahwa selain peran
pemerintahan desa yakni kepala desa dan sekretaris desa, dalam pembangunan desa Ulak Kembahang
1 juga melibatkan tokoh masyarakat dan stakeholder yang ada di desa. Aktor tersebut dikategorikan
dalam aktor individu, aktor organisasi dan aktor individu dan organisasi. Berdasarkan jenis kelamin
aktor yang terlibat terdiri dari 44% perempuan dan 56% laki-laki. Hubungan antar aktor berdasarkan
kekuatan/power maupun interest/kepentingan menunjukkan hubungan yang bersifat positif. Derajat
kekuatan dan kepentingan masing masing aktor bervariasi mulai low, middle dan high yang diukur
berdasarkan hasil skor terendah (11) dan tertinggi (19).
DAFTAR PUSTAKA
Agirachman, F. A., & Ekomadyo, A. S. (2017). Analisis Teori Jaringan Aktor Pada Co-Working
Space Dan Komunitas Startup Di Bandung. Jurnal Koridor, 8(2), 206–212.
Agung, K. K., Ogan, K., Ilr, K., & Selatan, P. S. (2018). Desa tanjung menang.
Akbar, S. (2018). Analisis Jenis Kerentanan dan Pemetaan Aktor Masyarakat di Desa Talang Sungai
Limau Kecamatan Rakit Kulim Tahun 2018. JIAGANIS, 3(2).
Handoyo, P., & Sudrajat, A. (2016). Pemetaan Sosial Untuk Perencanaan Pemberdayaan Masyarakat