38766-Article Text-188564-1-10-20220916

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 16

Jurnal Penyuluhan Vol.

18 (02) 2022 | 307-322


https://doi.org/10.25015/18202238766

Pemetaan Aktor dan Jaringan Hubungan Antar Aktor dalam Pembangunan Pedesaan

Mapping of Actors and Actors networking in the Rural Development

Yunindyawati1,*), Tri Agus Susanto1, Eva Lidya1, Lili Erlina2, Maulana1


1
Jurusan Sosiologi FISIP Universitas Sriwijaya, Inderalaya Kabupaten Ogan Ilir 30662, Sumatera Selatan, Indonesia
2
Jurusan Administrasi Publik FISIP Universitas Sriwijaya, Inderalaya Kabupaten Ogan Ilir 30662, Sumatera Selatan,
Indonesia
*)
E-mail korespondensi: [email protected]

Diterima: 6 Desember 2021 | Disetujui: 8 September 2022 | Publikasi Online: 14 September 2022

ABSTRACT
This research is to examine the actors mapping and the networking of actors relation in the wetland rural
development process, the case study at Ulak Kembahang 1 district of Pemulutan Barat Ogan Ilir Regency
province of South Sumatera. The purpose of this research is to analyzes the positive implications and
consequences of the rule and position of each actor in the rural development process. Mix method is used in
this study, combine the quantitative and qualitative method. The results shows that the rural development
process not only determine by village government but also determine by many actors in the rural society for
example the public figures, the religious leaders, the young man organization (Karang Taruna), the women’s
organization (PKK), the women’s religious organization, the business women of songket craft, and the man
and women’s activities. These actors are grouped in the three types, namely the individual actors, the
organizational actors, and the combined of individual and organizational actors. Based on gender, the
actors involved consisted of the women (44%) and the man (56%). Networking of the relations actors based
on power/interest shows a positive relationship. The degree of power and interest of the each actor are varies
from low, middle, and high, measured by lower score (11) to highest score (19).

Keywords: Actor, networking, rural development, wetland

ABSTRAK
Penelitian ini mengkaji pemetaan aktor dan jaringan hubungan antar aktor dalam proses pembangunan di
wilayah pedesaan berbasis ekologi rawa lebak dengan mengambil kasus di desa Ulak Kembahang 1
Kecamatan Pemulutan Barat Ogan Ilir Sumatera Selatan. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis posisi dan
peran masing-masing aktor dalam proses pembangunan desa sehingga ditemukan implikasi dan konsekuensi
positif dari posisi dan peran masing-masing aktor. Metode penelitian yang digunakan adalah menggunakan
mix method, yakni metode kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa selain peran
pemerintahan desa, peran aktor-aktor di masyarakat turut menentukan proses pembangunan desa berbasis
ekologi rawa lebak. Aktor tersebut antara lain, tokoh masyarakat (tokoh adat dan tokoh agama), pemuda
(karang taruna), ibu-ibu PKK, perempuan pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) tenun songket,
ketua PKH, ibu-ibu anggota majelis taklim, juga sangat berpengaruh dalam pembangunan desa sehingga dapat
saling bekerjasama dalam membangun desa menjadi lebih baik. Aktor tersebut dikategorikan dalam aktor
individu, aktor organisasi dan aktor individu dan organisasi. Berdasarkan jenis kelamin aktor yang terlibat
terdiri dari 44% perempuan dan 56% laki-laki. Jaringan hubungan antar aktor berdasarkan kekuatan/power
maupun interest/kepentingan menunjukkan hubungan yang bersifat positif. Derajat kekuatan dan kepentingan
masing masing aktor bervariasi mulai low, middle dan high yang diukur berdasarkan hasil skor terendah (11)
dan tertinggi (19).

Kata kunci: Aktor, jaringan, lahan basah, pembangunan desa

Content from this work may be used under the terms of the Creative Commons Attribution-ShareAlike
4.0 International. Any further distribution of this work must maintain attribution to the author(s) and the
title of the work, journal citation and DOI.
Published under Department of Communication and Community Development Science, IPB University and in association
with Perhimpunan Ahli Penyuluhan Pembangunan Indonesia.
E-ISSN: 2442-4110 | P-ISSN: 1858-2664
PENDAHULUAN
Universitas Sriwijaya merupakan perguruan tinggi yang memiliki visi menjadi perguruan tinggi
terkemuka berbasis riset yang unggul dalam IPTEKS pada tahun 2025. Salah satu misi yang hendak
diwujudkan adalah mengembangkan penelitian yang dapat diaplikasikan dalam pembangunan. Hal ini
tentunya berkaitan dengan upaya UNSRI untuk berkontribusi dalam pembangunan sehingga bersinergi
dengan program pemerintah dalam mensejahterakan masyarakat (Visi Dan Misi Universitas Sriwijaya,
n.d.)
Masyarakat di wilayah Sumatera Selatan cukup beragam dilihat dari basis ekologisnya. Terdapat
masyarakat di dataran tinggi, masyarakat di lahan kering, masyarakat di wilayah perkebunan, maupun
masyarakat di lahan basah. Salah satu keunikan provinsi Sumatera Selatan adalah mempunyai
kawasan lahan basah yang sangat luas dan potensial untuk dimanfaatkan bagi kesejahteraan
masyarakat. Tercatat beberapa kabupaten di Sumatera Selatan memiliki wilayah lahan basah seperti
Kabupaten OKI, Musi rawas, Musi Banyu Asin, Muara Enim, dan Ogan Ilir. Luas lahan rawa di OKI
dan OI mencapai 59.150 Ha. Beberapa kecamatan di kabupaten Ogan Ilir yang termasuk memiliki
kawasan lahan basah atau rawa lebak adalah Pemulutan Selatan dan Pemulutan Barat (Sari, K., &
Febriyansyah, 2019)
Selama ini sudah banyak upaya untuk mengembangkan potensi lahan basah di provinsi Sumatera
Selatan. Salah satu langkah strategis dalam optimalisasi pemanfaatan potensi sumber daya alam rawa
lebak adalah melalui pengembangan pertanian di lahan basah. Penerapan IPTEK melandasi
pengelolaan areal rawa lebak atau lahan basah untuk mendukung ketahanan pangan, pengembangan
agribisnis dan diversifikasi produk berbasis sumber daya alam lokal (Sari & Febriyansyah, 2019)
Berbagai program pembangunan sudah diintervensi untuk mengoptimalisasi lahan basah di Kecamatan
Pemulutan Selatan dan Pemulutan Barat, Kabupaten Ogan Ilir, diantaranya program dari dinas
pertanian melalui pemberian bibit varietas INPARA, kemudian dari dinas peternakan dan perikanan
dengan program penaburan benih ikan dan lainnya. Namun berbagai program pembangunan yang
diintervensi tersebut akan lebih optimal ketika mempertimbangkan seluruh aspek atau sub sistem yang
ada pada masyarakat lahan basah. Masyarakat sebagai sasaran program memiliki karakteristik
tersendiri yang berhubungan dengan kondisi ekologi lahan basah. Oleh karena itu program atau
kegiatan apapun yang diintervensi memerlukan basis data yang holistik dan akurat tentang desa, baik
data lingkungan fisik, sosial, ekologi budaya, dan demografi serta geografisnya (Yunindyawati et al.,
2014)
Pemetaan aktor dan jaringan hubungan antara aktor pada masyarakat desa lahan basah menjadi penting
dilakukan untuk mendapat data dan informasi yang akurat tentang peran dan posisi masing-masing
aktor dalam proses pembangunan desa lahan basah (Sumarti et al., n.d.; Yunindyawati et al., 2014) .
Studi mengenai pemetaan aktor dilakukan Agirachman & Ekomadyo (2017) menunjukkan bahwa
peran aktor dalam hal ini pengurus komunitas sangat menentukan keberhasilan start up di Bandung
terutama dalam menentukan tempat/place berkolaborasi dengan community event (artefak) dan
kesinambungan pelaksanaan event (artefak). Kajian Hertanto, et al (2016) tentang peran aktor juga
menunjukkan bahwa aktor berperan dalam budidaya kentang terutama dalam menentukan jaringan
informasi budidaya kentang di Kabupaten Malang, Jawa Timur. Studi tentang peran aktor selanjutnya
dilakukan oleh Zusrony, et al (2019), Akbar (2018) dan Putra (2022). Pujiastuti, et al (2022)
mengidentifikasi dan menganalisis peran aktor, serta model jaringan aktor dalam program percepatan
pendaftaran tanah sistematis lengkap di Kota Semarang. Hasil penelitiannya menunjukkan
bahwa memaksimalkan potensi antar relasi aktor jaringan dapat memberikan hasil optimal untuk
percepatan pensertipikatan tanah. Aktor dapat memberikan sumbangsih tenaga, pemikiran serta
tindakan sebagai wujud win-win solution.
Peran dan posisi aktor ini akan menentukan keberhasilan program pembangunan di desa dengan basis
ekologi lahan basah. Peran para aktor sangat penting untuk menjaga kawasan lahan basah dari
kerusakan ekosistemnya dan perlu dilestarikan. Salah satu upaya melestarikan fungsi ekosistem lahan
basah atau gambut adalah dengan pengelolaan yang bijaksana dengan memperhatikan keseimbangan
ekologis dan keberlanjutannya untuk generasi yang akan datang (Agung et al., 2018).
Urgensi penelitian ini adalah ditemukannya posisi dan peran para aktor dan jaringan hubungan antar
aktor di dalam proses pembangunan desa dengan karakteristik rawa lebak sebagai upaya optimalisasi
program pembangunan di tingkat desa. Penelitian juga penting dilakukan karena sejalan dengan visi

Jurnal Penyuluhan | Vol. 18 (02) 2022 | 308


Universitas Sriwijaya, yaitu perlu memiliki ciri khas yang bersifat lokalistik dan unik sehingga
memiliki kekhasan yang bisa menjadi ciri yang berbeda dari perguruan tinggi lain. Selain itu tuntutan
agar perguruan tinggi harus mampu memberikan manfaat khususnya bagi daerah sekitar kampus dan
Sumsel sehingga menjadi pendorong bagi upaya penelitian dan pengajaran berbasis kondisi lokal dan
kearifan lokal.

METODE
Penelitian ini menggunakan mix method, yakni metode kualitatif dan kuantitatif. Data yang
dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder. Data primer berupa kondisi lingkungan fisik dan
ekosistem desa lahan basah, sosiodemografi dan perekonomian desa, pemetaan aktor dan jaringan
hubungan antar aktor, yang berkontribusi bagi program pembangunan desa lahan basah. Data sekunder
merupakan data yang mendukung data primer. Teknik pengumpulan data primer dilakukan dengan: 1)
Wawancara terstruktur menggunakan instrumen kuesioner. Teknik ini digunakan untuk mengukur
variabel kondisi lingkungan fisik dan ekosistem desa lahan basah, sosiodemografi, dan perekonomian
desa. 2) Wawancara mendalam dengan menggunakan guide interview dengan instrument penelitian
ialah peneliti sendiri. Teknik ini digunakan untuk mengeksplorasi lebih mendalam tentang aktor dan
jaringan hubungan antar aktor dalam program pembangunan desa lahan basah. Terdapat 16 informan
diwawancarai terkait posisi dan peran aktor serta jaringan hubungan antar aktor dalam pembangunan
desa 3). Observasi atau pengamatan. Teknik ini digunakan untuk mengamati kondisi lingkungan baik
lingkungan fisik maupun sosial yang terkait dengan masyarakat dan ekologi desa lahan basah.
Informan pada penelitian ini dipilih dengan metode snowball sampling. Penentuan informan dengan
langkah snowball sampling dalam penelitian ini dapat dihentikan bila dalam pengambilan data di
lapangan terasa homogen (Mustika et al., 2017). Kriteria informan pada penelitian ini: 1) Dianggap
sebagai aktor oleh masyarakat atau informan kunci yang ada di Desa Ulak Kembahang 1, Kecamatan
Pemulutan Barat, Kabupaten Ogan Ilir; 2) Tergabung dalam komunitas atau organisasi yang ada di
Desa Ulak Kembahang 1, Kecamatan Pemulutan Barat, Kabupaten Ogan Ilir; 3) Termasuk kedalam
salah satu kategori aktor individu, aktor organisasi atau aktor individu dan organisasi (Kholek &
Izzudin, 2021)
Data primer dan sekunder yang terkumpul dari lapangan dianalisis menggunakan metode mix method
yakni secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis data kualitatif dilakukan dengan cara mapping,
mengategorisasikan data, menyajikan data, dan menginterpretasi data. Data yang didapat
diorganisasikan kedalam pola, kategori, satuan uraian sehingga didapatkan suatu tema yang akan
menghasilkan suatu rumusan. Langkah selanjutnya menghubungkan hasil kategori atau
mengklasifikasi data yang telah didapat dengan referensi ilmiah atau teori yang berkaitan serta
mencari sifat-sifat kategori. Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan pada tahun 2021, yaitu pada
bulan Maret sampai dengan bulan September tahun 2021.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pemetaan Aktor (stakeholders) dan Jaringan Hubungan Antar Aktor


Pemetaan aktor dan jaringan hubungan antar aktor adalah satu kesatuan pembahasan yang tidak dapat
dipisahkan dalam kajian pemetaan sosial (social mapping). Pemetaan sosial merupakan kegiatan yang
sangat penting untuk dilaksanakan guna memahami kondisi sosial masyarakat lokal, karena setiap
masyarakat memiliki kondisi sosial yang berbeda yang dapat mengakibatkan masyarakat mempunyai
masalah dan kebutuhan yang berbeda pula (Handoyo & Sudrajat, 2016). Pemetaan sosial menjadi
penting dalam kegiatan mendasar yang berhubungan dengan masyarakat. Berbagai program baik
program pemerintah maupun instansi swasta memerlukan pemetaan sosial untuk memastikan apakah
program yang akan diterapkan memiliki kesesuaian dengan kondisi sosial, ekonomi, dan geografis
masyarakat setempat. Pemetaan sosial sendiri diartikan sebagai kegiatan untuk menyusun data dan
informasi yang didapat dari kelompok atau komunitas, berisi gambaran tentang kondisi sosial,
ekonomi, budaya, serta lingkungan yang bermanfaat menjadi bahan pelaksanaan berbagai program
atau kegiatan untuk kedepannya. Pemetaan sosial dapat pula didefinisikan sebagai cara untuk
mengidentifikasi serta menemukenali struktur sosial, kelembagaan sosial, kaitan antara lembaga sosial
dengan individu dan lingkungannya. Dengan adanya pemetaan sosial dapat memudahkan pada saat
merencanakan pembangunan wilayah seperti mendapatkan data kawasan yang tidak boleh ataupun
boleh dilakukan pendirian bangunan (Sagala & Lutfiana, 2013)

Jurnal Penyuluhan | Vol. 18 (02) 2022 | 309


Identifikasi Aktor (stakeholders)
Aktor dalam pemetaan sosial merupakan seseorang yang memiliki peran penting di dalam masyarakat
serta segenap pihak yang terkait dengan isu dan permasalahan yang ada di dalam masyarakat. Sebagai
seseorang yang berpengaruh di dalam kehidupan bermasyarakat dalam berbagai kegiatan aktor
memiliki berbagai macam kepentingan yang dilakukan dalam tindakan nyata, baik tindakan yang
berdampak positif maupun tindakan yang berdampak negatif. Aktor memiliki jaringan, pengetahuan,
dan pengaruh yang besar sehingga mampu menggerakkan masyarakat. Latar belakang penguasaan
ekonomi, pendidikan, pengetahuan, teknologi, kekuasaan, dan lingkungan merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari “ketokohannya”. Klasifikasi aktor dalam hal ini akan di bagi dalam tiga jenis
yaitu aktor individu, kelompok, dan organisasi atau lembaga.
Aktor individu merupakan aktor yang bertindak atas dasar keinginan sendiri atau atas dasar perannya
sebagai individu dan untuk kepentingan pribadi, kelompok maupun golongan. Aktor individu bergerak
secara rasional maupun non rasional, seperti tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh politik, tokoh
pemuda, tokoh perempuan dan lain sebagainya. Aktor kelompok merupakan aktor yang bertindak atas
dasar kepentingan kelompok atau aktor yang mewakili kelompoknya, misalnya seperti kelompok tani,
kelompok nelayan, kelompok arisan, kelompok pengajian, kelompok usaha dan lain sebagainya,
sedangkan aktor organisasi merupakan aktor yang bertindak untuk mewakili kepentingan organisasi
yang diikutinya baik organisasi formal maupun organisasi non formal.
Dalam pemetaan aktor (stakeholder) terkadang ditemukan aktor yang memiliki multi peran sehingga
masuk berperan sebagai individu, kelompok dan bahkan organisasi, biasanya aktor ini merupakan
aktor yang paling berpengaruh di dalam masyarakat. Berdasarkan pendalaman data dan informasi
melalui wawancara mendalam dengan key informan, FGD, wawancara dengan aktor dan penyebaran
kuesioner, teridentifikasi aktor-aktor (stakeholders) yang berpengaruh di wilayah kajian, yaitu Desa
Desa Ulak Kembahang 1, Kecamatan Pemulutan Barat, Kabupaten Ogan Ilir.

Tabel 1. Identifikasi Jenis Aktor di Desa Ulak Kembahang 1 (Pemulutan Barat)


Jenis
Nama Umur Pendidikan Posisi Aktor Jenis Aktor
Kelamin
Hairudin 55 Laki-Laki SMP Kepala Desa Organisasi
Abunawas 60 Laki-Laki SMA Sekretaris Desa Organisasi
Bastomi 50 Laki-Laki SMA Sekretaris BUMDES Organisasi
Fitri 27 Perempuan SMA Bendahara BUMDES Organisasi
Aswar Fektor 25 Laki-Laki SMA Seksi Pengembangan Usaha Galon Organisasi
BUMDES
Napsiah 45 Perempuan SMA Pengrajin Kain Tenun Individu
Siti Zahro 50 Perempuan SMA Pengrajin Kain Songket Individu
Diah 40 Perempuan SMA Pengepul Kain Songket Individu
Aguscik 40 Laki-Laki SMA Ketua Karang Taruna Organisasi
Atin 25 Perempuan SMA Bendahara Karang Taruna Organisasi
Umi Kalsum 47 Perempuan SMA Ketua PKH Kelompok Wayang Organisasi
Sofyan M. Ali 55 Laki-Laki S1 Pembina Karang Taruna, Anggota DPRD Organisasi &
Provinsi, dan Kepala Sekolah SMK Nurul Individu
Huda
Aswan Prana 37 Laki-Laki S1 Penasehat Kegiatan Individu
H. Siman 67 Laki-Laki SMP Tokoh Adat Individu
H. Harun Musa 60 Laki-Laki SMA Tokoh Agama Individu
Zainab Hairudin 52 Perempuan SMP Ketua PKK Desa Organisasi
Sumber : Analisis Data Primer, 2021

Tabel 1 merupakan gambaran hasil identifikasi dan pemetaan jenis aktor di Desa Ulak Kembahang 1,
Kecamatan Pemulutan Barat, Kabupaten Ogan ilir. Kategori aktor diklasifikasikan kedalam tiga jenis
yaitu: Pertama, aktor individu terdiri dari 6 (enam) aktor yakni Napsiah (45) merupakan salah satu
pengrajin kain songket yang ada di Desa Ulak Kembahang 1, selanjutnya adalah Siti Zahro (50) juga
merupakan salah satu pengrajin kain songket di Desa Ulak Kembahang 1, Napsiah dan Siti Zahro
sangat berperan penting perekonomian keluarga walaupun tidak memiliki sawah ataupun perkebunan.

Jurnal Penyuluhan | Vol. 18 (02) 2022 | 310


Selanjutnya adalah Diah (40) merupakan salah satu pengrajin kain songket di Desa Ulak Kembahang 1
dan juga merupakan pengepul kain songket yang dikerjakan oleh pengrajin di Desa Ulak Kembahang
1, Diah sangat memiliki peran penting bagi pengrajin kain songket di Desa karena memudahkan dalam
menjual hasil kerajinan kain songket milik pengrajin songket di Desa Ulak Kembahang 1.
Selanjutnya adalah Aswan Prana merupakan salah satu aktor yang sangat berpengaruh terhadap
kegiatan-kegiatan yang ada di Desa Ulak Kembahang 1, Aswan Prana biasanya sering memberikan
nasihat kepada Karang Taruna, mahasiswa, serta masyarakat yang sedang menjalankan kegiatan di
Desa Ulak Kembahang 1, pendapat yang disampaikan oleh Aswan Prana menjadi acuan bagi
keberlangsungan kegiatan di Desa. Selanjutnya adalah H. Siman (67) merupakan tokoh adat yang ada
di Desa Ulak Kembahang 1, dan yang terakhir adalah H. Harun Musa (60) yang berperan sebagai
Tokoh Agama yang ada di Desa Ulak Kembahang 1.
Kedua, aktor organisasi terdiri dari 9 (sembilan) aktor yaitu Hairudin yang berperan sebagai Kepala
Desa Ulak Kembahang 1, aktor ini cukup berpengaruh dalam masyarakat dikarenakan merupakan
salah satu aktor yang membuat dan mengesahkan kebijakan yang ada di Desa. Abunawas (60) sebagai
sekretaris Desa, ia memiliki peran yang sangat penting bagi Desa dan berpengaruh di dalam
pemerintahan Desa. Ia juga merupakan aktor yang sering menggantikan peran Kepala Desa jika
Kepala Desa tidak dapat menghadiri suatu acara dan pada acara ketika ada mahasiswa atau
stakeholders yang melakukan kegiatan di Desa, maka dapat dikatakan Abunawas merupakan orang
yang menjadi kepercayaan Kepala Desa untuk menggantikan perannya di Desa selama Kepala Desa
tidak ada di lokasi.
Bastomi (50) sebagai sekretaris BUMDES (Badan Usaha Milik Desa) Ulak Kembahang 1, Beliau
berperan sebagai pendukung direktur BUMDES, melaksanakan administrasi kegaiatan oprasional
BUMDES, melaksanakan kebijakan dari operasional BUMDES. Sebagai contoh beliau mencatat
semua pemasukan dan pinjaman dari milik BUMDES, seperti tenda, meja prasmanan, dan kursi
plastik. Peralatan milik BUMDES ini seutuhnya digunakan dan diperuntukan untuk masyarakat sekitar
saat dibutuhkan seperti ketika ada acara pernikahan, keagamaan, dan kematian.
Fitri (27) sebagai Bendahara BUMDES Ulak Kembahang 1, Fitri memiliki peranan mengenai
keuangan yang ada di BUMDES. Pada saat ini pengeluaran dan pemasukan yang ada di BUMDES itu
sendiri seperti pelaksanaan usaha galon, tenda dan kursi. Pelaksanaan usaha khusus galon dan meja
prasmanan dimulai saat awal tahun 2020, sedangkan untuk kursi dan tenda sudah sudah mencapai 5-
10 tahun yang lalu. Pada usaha galon Fitri memiliki peranan dalam menentukan persen untuk
dibagikan, diantaranya 30% untuk sewa operasional, 30% bahan baku, 20% ongkos pegawai, 10%
sosial, dan 10% biaya perawatan. Total pendapatan perbulannya bisa mencapai 10 juta dan pendapatan
bersihnya mencapai 6 juta.
Aswar Fektor (25) sebagai Seksi Pengembangan Usaha Galon BUMDES, Aswar Fektor berperan
dalam proses pengelolaan usaha galon mulai dari tahap awal siap minum, dengan melalui 5 tahapan
proses. Dari usaha galon perharinya dapat mencapai 200 galon, dengan harga satunya yaitu Rp 3.000
khusus untuk masyarakat yang langsung ke lokasi dan Rp 4.000 bagi masyarakat yang ingin galonnya
diantar menggunakan transportasi dari BUMDES.
Aguscik (40) sebagai ketua Karang Taruna Desa Ulak Kembahang 1 memiliki peranan untuk
mengkoordinasi seluruh anggota karang taruna di desa baik laki-laki maupun perempuan. Sebagai
ketua karang taruna di Desa Ulak Kembahang I peranan Aguscik tidak hanya sebagai ketua yang
mengkoordinasi anggotanya saja namun juga berperan sebagai yang mengatur segala kegiatan desa
seperti kegiatan hari-hari besar yang ada di desa. Aguscik juga berperan sebagai perpanjangan tangan
masyarakat apabila ingin menyampaikan pesan ke kepala desa dikarenakan masyarakat yang tidak
sempat untuk bertemu kepala desa secara langsung.
Atin sebagai Bendahara Karang Taruna Desa Ulak Kembahang 1, memiliki peran dalam hal
mengelola keuangan dan hasil kekayaan organisasi serta bertanggungjawab atas laporan keuangan
kepada ketua. Selain itu juga aktif dalam kegiatan yang dilakukan karang taruna dan kegiatan lain
yang ada di desa.
Umi Kalsum, sebagai Ketua PKH Kelompok Wayang, berperan sebagai ketua adalah sebagai
perpanjangan tangan dari Kades untuk menyampaikan ataupun menyalurkan baik itu informasi
maupun bantuan kepada anggota PKH lainnya. Selain juga bertugas untuk mengumpulkan para
anggota PKH lain saat ada kegiatan seperti pendampingan atau pelatihan anggota PKH.

Jurnal Penyuluhan | Vol. 18 (02) 2022 | 311


Zainab Hairudin, sebagai ketua PKK Desa Ulak Kembahang 1, merupakan istri Kepala Desa Ulak
Kembahang 1 yang memiliki peran sebagai perempuan yang mengkoordinir warga perempuan di desa
dalam satu wadah organisasi yaitu PKK. Zainab berperan memberikan arahan kepada anggotanya
untuk selalu aktif menjalankan kegiatan untuk desa dan mengembangkan potensi diri seperti pengrajin
songket.
Ketiga, aktor organisasi dan individu yaitu Sofyan. M. Ali merupakan tokoh masyarakat, anngota
DPRD Provinsi serta Kepala Sekolah di salah satu SMK yang ada di Desa Ulak Kembahang 1,
memiliki peran sebagai salah satu donatur tetap bagi masyarakat Desa Ulak Kembahang ketika akan
melakukan suatu kegiatan. Yang meliputi kegiatan yang diprakarsai oleh karang taruna. Ia juga
merupakan Kepala Sekolah SMK Nurul Huda di Desa Ulak Kembahang 1 dan merupakan tokoh
masyarakat yang ada di Desa Ulak Kembahang, sehingga dengan banyaknya peran yang dijalankan
menjadikannya sebagai salah satu aktor yang sangat berpengaruh di Desa Ulak Kembahang 1
walaupun bukan termasuk perangkat Desa. Identifikasi aktor berdasarkan pengelompokan jenis aktor
yaitu dapat dilihat dalam Gambar berikut.

Aktor
6% Organisasi 12% 19% SMP
Aktor Individu
38% SMA
56%
S1
Organisasi dan 69%
Individu

Gambar 1. Sebaran Jenis Aktor di Desa Ulak Gambar 2. Tingkat Pendidikan Aktor di Desa Ulak
Kembahang 1. Kembahang 1.
Sumber: Analisis Data Primer, 2021 Sumber: Analisis Data Primer, 2021

44% Laki-Laki
56% Perempuan

Gambar 3. Komposisi Aktor Berdasarkan Jenis Kelamin di Desa Ulak Kembahang 1.


Sumber: Analisis Data Primer, 2021.

Gambar 1 merupakan gambaran sebaran pengelompokan aktor berdasarkan jenis aktor di Desa Ulak
Kembahang 1. Aktor organisasi dengan komposisi paling besar yaitu sebesar 56% (9 Aktor), disusul
oleh Aktor individu yaitu sebesar 38% (6 Aktor), dan aktor Organisasi & Kelompok sebesar 6% (1
Aktor). Aktor-aktor yang menempati sebagai aktor organisasi tersebut kebanyakan merupakan bagian
dari Perangkat Desa sebagai pemerintah adat yang otonom di wilayah Desa, terdiri dari Kepala Desa,
sekretaris Desa, PKK, Karang Taruna dan BUMDES. Gambaran tingkat pendidikan aktor ditampilkan
dalam Gambar 2.
Berdasarkan Gambar 2, tingkat pendidikan aktor didominasi oleh jenjang pendidikan SMA yaitu
sebanyak 11 aktor atau 73% dari aktor yang teridentifikasi. Sedangkan sisanya tamat SMP sebanyak 3
orang atau 19% masing-masing. Tamat Sarjana 2 orang atau 12%. Komposisi aktor dapat juga di
identifikasi berdasarkan jenis kelamin, dapat dilihat dalam Gambar 3.

Jurnal Penyuluhan | Vol. 18 (02) 2022 | 312


Berdasarkan Gambar 3 komposisi aktor yang berjenis kelamin laki-laki lebih besar dibandingkan
dengan aktor perempuan namun tidak berbeda jauh jumlahnya. Akan tetapi, aktor-aktor penting
didalam masyarakat tetap didominasi oleh kaum laki-laki. Aktor berjenis laki-laki terdiri dari 56% (9
Aktor), sedangkan aktor perempuan sebesar 44% (7 Orang).
Berdasarkan data yang dipaparkan menunjukan pemetaan sosial meliputi banyak aspek yang dapat
menjadi gambaran kondisi masyarakat setempat. Hal senada juga dikemukakan Marliani (2020) bahwa
hasil yang diperoleh dari kegiatan pemetaan sosial antara lain: Data demografi (jumlah penduduk,
komposisi penduduk menurut usia gender, mata pencaharian, agama, pendidikan), Data Geografi
(topografi, letak lokasi ditinjau dari aspek geografis, aksesibilitas lokasi, pengaruh lingkungan
geografis terhadap kondisi sosial masyarakat), data psikografi (nilai-nilai dan kepercayaan yang
dianut, mitos, kebiasaan-kebiasaan, adat istiadat, karakteristik masyarakat, pola hubungan sosial yang
ada, motif yang menggerakkan tindakan masyarakat, pengalaman pengalaman masyarakat pandangan,
sikap, dan perilaku terhadap intervensi luar, kekuatan sosial yang paling berpengaruh). Pola
komunikasi (media yang dikenal dan digunakan, bahasa, kemampuan baca tulis, orang yang dipercaya,
informasi yang biasa dicari, tempat memperoleh informasi) (Marliani, 2020).

Jaringan Hubungan Antar Aktor


Berdasarkan kerangka pendekatan sosiologis dan antropologi jaringan hubungan antar aktor terwujud
atas tiga dasar yaitu interest (kepentingan), power (kekuasaan) dan sentiment (ikatan emosional).
Pemetaan hubungan antar aktor mengacu pada jaringan hubungan antar aktor individu, individu
dengan kelompok, individu dengan organisasi atau lembaga, dan juga sebaliknya. Hasil temuan
jaringan hubungan sosial aktor diperoleh dari pendalaman data melalui wawancara dengan key
informan, dan wawancara mendalam dengan aktor. Jaringan hubungan antar aktor ini menggambarkan
lebih detail mengenai hubungan antar aktor-aktor yang ada di Desa Ulak Kembahang 1 kecamatan
Pemulutan Barat kabupaten Ogan Ilir.

Tabel 2. Jaringan Hubungan Antar Aktor di Desa Ulak Kembahang 1 (Power +)


Jenis Hubungan dan
Aktor (A dan B) atau lebih dari dua aktor
Status Hubungan (+/-)
Power (+) Kepala Desa (Hairudin), Sekretaris Desa (Abunawas) dengan Ketua PKK Desa
(Zainab)
Power (+) Kepala Desa (Hairudin), Sekretaris Desa (Abunawas) dengan Ketua Karang
Taruna (Aguscik)
Power (+) Kepala Desa (Hairudin) dengan Tokoh Masyarakat (Sofyan M. Ali) dan Tokoh
Masyarakat (Aswan Prana)
Power (+) Kepala Desa dengan Ketua BUMDES
Sumber: Analisis Data Primer, 2021

Berdasarkan Tabel 2 bahwa jaringan hubungan antar aktor di Desa Ulak Kembahang 1 untuk kategori
jenis aktor yang memiliki hubungan berdasarkan power atau kekuatan yang positif yaitu terdapat 4
(empat) kelompok aktor yang memiliki hubungan berdasarkan power positif. Hubungan antar aktor
diuraikan dalam penjelasan berikut:
Pertama; Kepala Desa (Hairudin), Sekretaris Desa (Abunawas) dengan Ketua PKK Desa (Zainab)
hubungan yang terjadi berdasarkan hubungan power, karena PKK Desa merupakan salah satu lembaga
yang berada dalam struktur adminstrasi Desa Ulak Kembahang 1. Kepala Desa selalu melibatkan PKK
dalam kegiatan yang berhubungan dengan ibu-ibu, perempuan, balita dalam kegiatan pemberdayaan.
Hubungan yang terjalin antara ketiga aktor sangat harmonis, karena kegiatan PKK dan Desa dilakukan
secara rutin yang menjadikan interaksi antara dua aktor ini terjalin dan berkelanjutan.
Kedua; Kepala Desa (Hairudin), Sekretaris Desa (Abunawas) dengan Ketua Karang Taruna (Aguscik)
hubungan yang terjadi berdasarkan hubungan power, karena Karang Taruna merupakan salah satu
bagian terpenting yang ada di Desa Ulak Kembahang 1, karena dengan adanya Karang Taruna, maka
kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan kemeriahan untuk Desa dapat di handel oleh Karang
Taruna atas perintah dari Pemerintahan Desa, hubungan antara pemerintahan Desa dengan Karang
Taruna Desa Ulak Kembahang 1 sangat dekat sehingga setiap kegiatan yang dilakukan oleh Karang
Taruna selalu mendapatkan dukungan dari Kepala Desa.

Jurnal Penyuluhan | Vol. 18 (02) 2022 | 313


Ketiga; Kepala Desa (Hairudin) dengan Tokoh Masyarakat (Sofyan M. Ali) dan Tokoh Masyarakat
(Aswan Prana), hubungan yang terbentuk berdasarkan pada power yang dimiliki oleh Kepala Desa dan
2 (dua) tokoh masyarakat ini. Sofyan M. Ali dan Aswan Prana walaupun bukan bagian dari
pemerintahan Desa Ulak Kembahang 1 tetapi memiliki kekuatan (power) yang tinggi dalam
memajukan Desa serta memberikan arahan kepada perangkat dan masyarakat yang ada di Desa Ulak
Kembahang 1.
Keempat, Kepala Desa dengan Ketua BUMDES, hubungan yang terbentuk berdasarkan pada power
yang dimiliki oleh Kepala Desa dan Ketua BUMDES karena Kepala Desa merupakan orang nomor
satu yang ada di Desa dan Ketua BUMDES adalah orang yang mengatur usaha bagi masyarakat
sehingga keduanya memiliki peran yang sangat penting bagi Desa.

Tabel 3. Jaringan Hubungan Antar Aktor di Desa Ulak Kembahang 1 (Interest +)


Jenis Hubungan dan
Aktor (A dan B) atau lebih dari dua aktor
Status Hubungan (+/-)
Interest (+) Ketua PKH ((Umi Kalsum) dengan Kepala desa (Hairudin)
Interest (+) Ketua PKH (Umi Kalsum) dengan ketua PKK Desa Ulak Kembahang (Zainab)
Interest (+) Pengrajin songket (Napsiah & Siti Zahro) dengan Pengepul kain songket (Diah)
Sumber: Analisis Data Primer, 2021

Berdasarkan Tabel 3 bahwa jaringan hubungan antar aktor di Desa Ulak Kembahang 1 untuk kategori
jenis aktor yang memiliki hubungan berdasarkan interest atau kepentingan yang memiliki bentuk
positif yaitu terdapat 3 (tiga) kelompok aktor. Penjelasan atau deksripsi hubungan antar aktor tersebut
sebagai berikut pertama; Ketua PKH ((Umi Kalsum) dengan Kepala desa (Hairudin), Ketua PKH
merupakan perpanjangan tangan dari Kades untuk menyampaikan ataupun menyalurkan baik itu
informasi dan juga berupa bantuan kepada anggota PKH lainnya selain itu juga bertugas untuk
mengumpulkan para anggota PKH lain ketika ada kegiatan seperti pendampingan atau pelatihan
anggota PKH.
Kedua, Ketua PKH (Umi Kalsum) dengan ketua PKK Desa Ulak Kembahang 1 (Zainab), hubungan
yang terjadi atas dasar kepentingan kedua aktor dalam menjalankan fungsi masing-masing sebagai
ketua PKH maupun sebagai ketua PKK Desa. Dalam berbagai kegiatan kedua aktor tersebut saling
mendukung karena memiliki tujuan yang sama dalam pembangunan dan pemberdayaan masyarakat.
Ketiga, Pengrajin songket (Napsiah & Siti Zahro) dengan Pengepul kain songket (Diah), hubungan
yang terjadi atas dasar kepentingan masing-masing aktor dalam meningkatkan hasil dan jual kain
songket asli Desa. Kegiatan jual beli yang dilakukan dapat memutar roda perekonomian yang ada di
Desa Ulak Kembahang 1 khususnya dibidang penyaluran kain songket.

Tabel 4. Jaringan Hubungan Antar Aktor di Desa Ulak Kembahang 1 (Power, Interest +)
Jenis Hubungan dan
Aktor (A dan B) atau lebih dari dua aktor
Status Hubungan (+/-)
Power, Interest (+) Kepala Desa (Hairudin), Sekretaris Desa (Abunawas) dengan Ketua BUMDES
Power, Interest (+) Kepala Desa (Hairudin) dengan Sekretaris Desa (Abunawas)
Power, Interest (+) Kepala Desa (Hairudin), Sekretaris Desa (Abunawas) dengan Ketua PKH
Power, Interest (+) Kepala Desa dengan Ketua Karang Taruna
Power, Interest (+) Kepala Desa dengan Kepala Sekolah SMK Nurul Huda (Sofyan M.Ali)
Sumber : Analisis Data Primer, 2021

Berdasarkan Tabel 4 bahwa jaringan hubungan antar aktor di Desa Ulak Kembahang 1 untuk kategori
jenis aktor yang memiliki hubungan berdasarkan power dan interest yang memiliki bentuk positif
yaitu terdapat 5 (lima) kelompok aktor yang saling berhubungan. Penjelasan atau deksripsi hubungan
antar aktor tersebut sebagai berikut pertama; Kepala Desa (Hairudin), Sekretaris Desa (Abunawas)
dengan Ketua BUMDES, hubungan aktor ini terbentuk atas power dan interest dari kedua belah pihak.
Kepala Desa sebagai pimpinan Desa menjadikan BUMDES sebagai mitra dalam pembangunan, serta
penggerak ekonomi masyarakat, meskipun demikian kekuatan kepala desa juga memberikan
kontribusi. Hubungan tersebut juga berdasarkan pada power dan kepentingan dari kedua pihak. Dalam

Jurnal Penyuluhan | Vol. 18 (02) 2022 | 314


berbagai kegiatan pembangunan dan kegiatan ekonomi di Desa, BUMDES juga ikut berperan aktif
dalam membantu kegiatan tersebut.
Kedua; Kepala Desa (Hairudin) dengan Sekretaris Desa (Abunawas), hubungan yang terbentuk antara
kedua aktor tersebut berdasarkan power karena secara herarki sekretaris desa sebagai pembantu kepala
desa dalam pelaksanaan tata pemerintahan setempat. Selain itu kepentingan masing-masing aktor
tersebut juga memberikan kontribusi bagi terjalinnya hubungan yang positif dan harmonis antara
kedua aktor. Dalam berbagai kegiatan sekretaris seringkali mewakili kepala desa jika berhalangan
hadir.
Ketiga; Kepala Desa (Hairudin), Sekretaris Desa (Abunawas) dengan Ketua PKH (Umi Kalsum),
hubungan yang terbentuk atas dasar kekuatan atau power yang dimiliki oleh kedua pihak baik PKH
sebagai lembaga yang berwenang untuk mengurus pelaksanaan penerimaan bantuan dari pemerintah
daerah untuk desa. Desa pun juga memiliki kewenangan mengatur pemerintahan dan pembangunan
secara otonom. Selain power kepentingan kedua belah pihak juga berpengaruh pada hubungan yang
terjalin. Kepentingan PKH mengenai penerimaan bantuan dari pemerintah daerah yang sejalan dengan
kepentingan masyarakat dan selain itu kepala desa juga harus tetap melaksanakan pengawasan
terhadap kegiatan yang dijalankan oleh PKH.
Keempat; Kepala Desa (Hairudin) dengan Ketua Karang Taruna (Aguscik), hubungan yang terbentuk
atas dasar power dan kedekatan yang dimiliki oleh kepala desa dengan Ketua Karang Taruna. Dalam
berbagai kegiatan yang dilaksanakan oleh pemerintah desa dan karang taruna desa, harus diketahui
oleh Kepala Desa (pemerintahan desa). Kepala Desa juga memiliki kepentingan terhadap kegiatan
yang dilakukan oleh karang taruna tersebut, karena jika kegiatan tersebut bisa berjalan dengan baik
maka akan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat di Desa, sejalan dengan visi misi kepala
desa.
Kelima, Kepala Desa (Hairudin) dengan Kepala Sekolah SMK Nurul Huda (Sofyan M.Ali), hubungan
yang terbentuk atas dasar kekuatan dan kepentingan masing-masing aktor. Kepala desa sangat
mengapresiasi berdirinya SMK Nurul Huda yang ada di Desa Ulak Kembahang 1 oleh Sofyan M.Ali
sekaligus kepala sekolah SMK tersebut, karena dapat membantu memberikan Pendidikan bagi
masyarakat yang akan lanjut ke Pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA), begitupun kepala sekolah
SMK Nurul Huda sangat memerlukan dukungan dari kepala desa agar kegiatan belajar mengajar di
SMK tetap berjalan atas izin pemerintahan desa.

Tabel 5. Jaringan Hubungan Antar Aktor di Desa Ulak Kembahang 1 (Interest, Sentiment +)
Jenis Hubungan dan
Aktor (A dan B) atau lebih dari dua aktor
Status Hubungan (+/-)
Interest, Sentiment (+) Kepala Desa (Hairudin), Sekretaris Desa (Abunawas) dengan Tokoh Masyarakat
(Sofyan M.Ali & Aswan Prana)
Interest, Sentiment (+) Kepala Desa (Hairudin), Sekretaris Desa (Abunawas) dengan Tokoh Agama (H.
Harun Musa)
Interest, Sentiment (+) Kepala Desa (Hairudin), Sekretaris Desa (Abunawas) dengan Tokoh Adat (H.
Siman)
Interest, Sentiment (+) Ketua BUMDES dengan Bendahara BUMDES dan Sekretaris BUMDES
Interest, Sentiment (+) Ketua PKK (Zainab) dengan Tokoh Agama (H. Harun Musa)
Interest, Sentiment (+) Ketua Karang Taruna dengan Tokoh Masyarakat (Sofyan M.Ali & Aswan Prana)
Sumber: Analisis Data Primer, 2021

Berdasarkan Tabel 5 bahwa jaringan hubungan antar aktor di Desa Ulak Kembahang 1 untuk kategori
jenis aktor yang memiliki hubungan berdasarkan interest dan sentiment yang memiliki bentuk positif,
yaitu terdapat enam kelompok aktor yang saling berhubungan. Penjelasan atau deksripsi hubungan
antar aktor tersebut sebagai berikut, pertama; Kepala Desa (Hairudin), Sekretaris Desa (Abunawas)
dengan Tokoh Masyarakat (Sofyan M.Ali & Aswan Prana), hubungan yang terjadi karena kedekatan
antara kepala desa dan sekretaris desa dengan kedua tokoh masyarakat ini, karena di dalam setiap
kegiatan maupun acara yang akan diadakan di desa walaupun bukan sebagai bagian dari pemerintahan
desa akan tetapi Sofyan M. Ali dan Aswan Prana selalu ikut ambil bagian dalam setiap kegiatan baik
sebelum dimulai maupun stelah acara selesai yang berupa masukan, saran pembiayaan dan lain-lain

Jurnal Penyuluhan | Vol. 18 (02) 2022 | 315


Kedua, Kepala Desa (Hairudin), Sekretaris Desa (Abunawas) dengan Tokoh Agama (H. Harun Musa)
memiliki hubungan yang terbentuk atas dasar hubungan emosional dan kebersamaan tujuan akan
pentingnya pembinaan dan kegiatan keagamaan bagi masyarakat di Desa, seperti ketika desa akan
melaksanakan kegiatan-kegiatan keagaamaan yaitu hari besar islam, kegiatan masyarakat yang akan
menunaikan ibadah haji, dan kegiatan pernikahan maka pemerintah desa selalu meminta saran dan
masukan kepada tokoh agama yakni salah satunya adalah Bapak H. Harun Musa.
Ketiga, Kepala Desa (Hairudin), Sekretaris Desa (Abunawas) dengan Tokoh Adat (H. Siman),
memiliki kesamaan hubungan dengan tokoh keagamaan. Hubungan kepala desa dan sekretaris desa
dengan ketua adat juga terbentuk atas dasar hubungan emosional dan kebersamaan tujuan akan
pentingnya pembinaan bagi masyarakat Desa Ulak Kembahang 1 yang akan melaksanaan kegiataan
adat salah satunya adalah pernikahan. Ketika akan dilangsungkan pernikahan bagi masyarakat Desa
Ulak Kembahang 1 maka tokoh adat yang salah satunya adalah Bapak H.Siman akan memberikan
arahan dan masukan bagi pemerintah desa dan juga keluarga mempelai yang akan melangsungkan
pernikahan.
Keempat, Ketua BUMDES dengan Bendahara BUMDES dan Sekretaris BUMDES, hubungan
ketiganya adalah dalam kepentingannya masing-masing di BUMDES agar dapat memberikan
pelayanan yang terbaik bagi masyarakat Desa Ulak Kembahang 1. Selain itu juga untuk
mengembangkan usaha BUMDES sehingga lebih maju lagi.
Kelima, Ketua PKK (Zainab) dengan Tokoh Agama (H. Harun Musa), hubungan keduanya adalah
terbentuk atas dasar kepentingan bersama. Saat PKK akan melaksanakan kegiatan di Desa maka peran
dari Tokoh Agama sangatlah penting bagi kelancaran kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh PKK
Desa Ulak Kembahang 1.
Keenam, Ketua Karang Taruna dengan Tokoh Masyarakat (Sofyan M.Ali & Aswan Prana). Aswan
sebagai tokoh masyarakat yang selalu menjadi orang yang terdepan apabila karang taruna mempunyai
masalah yang harus diselesaikan yakni dengan cara memberi saran dan masukan terhadap suatu
kegiatan yang sedang terlaksana maupun yang akan dilaksanakan. Kegiatan yang dilakukan oleh
karang taruna membutuhkan banyak biaya sehingga memerlukan donatur dalam setiap kegiatan,
Sofyan M.Ali adalah salah satu donatur yang selalu siap jika dibutuhkan oleh karang taruna untuk
melakukan kegiatan di desa.
Jaringan hubungan antar aktor di Desa Ulak Kembahang 1 untuk kategori jenis aktor yang memiliki
hubungan berdasarkan power, interest dan sentiment yang memiliki bentuk positif yaitu terdapat 1
(satu) hubungan aktor yaitu; Kepala Desa (Hairudin), Sekretaris Desa (Abunawas) dengan Tokoh
Masyarakat (Sofyan M.Ali & Aswan Prana). Hubungan yang terjalin berdasarkan power, dikarenakan
kedua tokoh masyarakat ini (Sofyan M.Ali & Aswan Prana) merupakan kedua tokoh yang sangat
disegani di Desa Ulak Kembahang 1 baik oleh masyarakat Desa maupun pemerintahan Desa.
Hubungan yang terjalin antara ketiga aktor sangat positif karena masing-masing aktor saling
mendukung dalam pembangunan masyarakat dari berbagai bidang.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa, Pertama; hubungan yang terjadi antara masing-
masing aktor di dalam lingkungan Desa memiliki hubungan positif, artinya hubungan tersebut bernilai
manfaat dan positif baik bagi masyarakat maupun aktor itu sendiri. Kedua, hubungan masing-masing
aktor yang positif hal ini sejalan dengan karakteristik masyarakat masing-masing.

Derajat Kekuatan (power) dan Kepentingan (interest) Aktor


Sub bab ini menyajikan dua pokok bahasan yaitu pertama; identifikasi derajat kekuatan (power) dan
kepentingan (interest) aktor, kedua; analisis kekuatan (power) dan kepentingan (interest) aktor.
Deskripsi temuan dan analisis yang disajikan berdasarkan kaloborasi data kualitatif dan kuantitatif.
Penjalasan sub bab ini secara spesifik berdasarkan wilayah kajian yaitu Desa Pipa Putih (Pemulutan),
Desa Ulak Kembahang 1 (Pemulutan Barat) dan Desa Ulak Aurstanding (Pemulutan Selatan).

Identifikasi Derajat Kekuatan (power) dan Kepentingan (interest) Aktor


Identifikasi peta kekuatan dan kepentingan aktor di dalam masyarakat Desa Pipa Putih (Pemulutan),
Desa Ulak Kembahang 1 (Pemulutan Barat) dan Desa Ulak Aurstanding (Pemulutan Selatan),
didasarkan pada hasil temuan data kuantitatif dan kualitatif melalui penyebaran kuesioner, wawancara
mendalam, focus group discussion, dan observasi. Untuk mengukur derajat kekuatan (power)
Jurnal Penyuluhan | Vol. 18 (02) 2022 | 316
menggunakan lima indikator kekuatan, yaitu tingkat pendidikan, jaringan, kekuatan massa, tipe
kepemimpinan, dan kekuatan ekonomi atau kekayaan. Berikut uraian masing-masing desa secara
berurutan:

Derajat Kekuatan dan Kepentingan Aktor Desa Ulak Kembahang 1


Tabel 7 merupakan hasil analisis temuan lapangan berupa derajat kekuatan masing-masing aktor di
Desa Ulak Kembahang 1. Berdasarkan indikator pendidikan dengan skor paling tinggi yaitu Sofyan
M. Ali dan Aswan Prana dengan skor 4 karena telah menyelesaikan Pendidikan sampai jenjang
Pendidikan tinggi. Sedangkan yang paling banyak yaitu skor 3 yaitu 11 orang aktor untuk lulusan
SMA dan yang paling sedikit adalah untuk Skor 2 yakni ada 2 (dua) orang yakni Hairudin (Kepala
Desa) dan Zainab (Ketua PKK) karena lulusan SMP. Sedangkan untuk indikator kekuatan jaringan,
yang paling tinggi yaitu Sofyan M. Ali, Aswan Prana dan Kepala Desa (Hairudin) skor 4 (empat)
karena memiliki jaringan hingga tingkat provinsi.
Berikut merupakan hasil skoring identifikasi kekuatan aktor di Desa ulak kembahang 1 (Tabel 7,
halaman 317):

Tabel 7. Skoring Identifikasi Kekuatan (power) Aktor di Desa Ulak Kembahang 1


Indikator Power Total
Aktor
Pendidikan Jaringan Massa Leadership Ekonomi
Hairudin 2 4 4 3 3 16
Abunawas 3 3 3 3 3 15
Bastomi 3 4 2 3 3 15
Fitri 3 2 2 3 3 13
Aswar Fektor 3 2 3 3 3 14
Napsiah 3 3 2 2 3 13
Siti Zahro 3 3 2 2 3 13
Diah 3 3 3 3 3 15
Aguscik 3 2 4 3 3 15
Atin 3 3 3 3 3 15
Umi Kalsum 3 3 3 3 3 15
Sofyan M. Ali 4 4 3 3 4 18
Aswan Prana 4 3 4 4 3 18
H. Siman 2 3 3 3 3 14
H. Harun Musa 3 3 3 3 3 15
Zainab Hairudin 2 2 3 2 3 12
Sumber: Analisis Data Primer, 2021

Indikator kekuatan menggerakkan massa di tingkat Desa yaitu paling tinggi dengan skor 4 atau
mampu menggerakkan massa hingga 80 % yaitu sebanyak 3 orang aktor yaitu Kepala Desa, Aswan
Prana (Tokoh Masyarakat) dan Ketua Karang Taruna (Aguscik). Selanjutnya indikator sumber
kepemimpinan atau leadership yang dimiliki oleh masing-masing aktor memiliki tingkat skor yang
berbeda-beda. Paling tinggi yaitu Tokoh Masyarakat (Aswan Prana). Terakhir sumber eknomi atau
basis ekonomi rata-rata aktor berada pada posisi skor 3, hanya Tokoh Masyarakat (Sofyan M. yang
memiliki skor paling tinggi, yaitu skor 4.

Jurnal Penyuluhan | Vol. 18 (02) 2022 | 317


5% 7%
6% 6% Hairudin Abunawas Bastomi

6% 5% Fitri Aswar Fektor Napsiah

8% 6%
Siti Zahro Diah Aguscik

6% Atin Umi Kalsum Sofyan M. Ali


8%
6%
6% Aswan Prana H. Siman H. Harun Musa
6%
6% 6% Zainab Hairudin
6%

Gambar 4. Derajat Power (Kekuatan) Aktor.


Sumber: Analisis Data Primer, 2021

Berdasarkan Gambar 4 derajat kekuatan yang paling besar, yaitu dimiliki oleh Sofyan M. Ali dan
Aswan Prana sebagai Tokoh Masyarakat dengan skor 18 (8%), selanjutnya menyusul Hairudin
(Kepala Desa) dengan skor 16 (7%). Sedangkan yang paling rendah derajat kekuatan yaitu dengan
skor 12 (5%), yaitu Bastomi dan Zainab Hairudin.
Hasil pemetaan derajat kekuatan aktor dalam analisis stakeholders akan dikaloborasikan dengan
derajat kepentingan aktor (interest) dari masing-masing aktor. Adapun penilaian kepentingan (interest)
aktor didasarkan pada 5 (lima) indikator kepentingan yaitu a) ekonomi masyarakat, b) pemberdayaan,
c) tenaga kerja, d) lingkungan dan e) infrastruktur. Masing-masing memiliki bobot penilaian yang
sama dalam mengukur derajat kepentingan aktor. Berikut ditampilkan dalam Tabel 8. Skor penilaian
derajat kepentingan aktor di Desa Ulak Kembahang 1 (Tabel 8):

Tabel 8. Skoring Identifikasi Kepentingan (interest) Aktor di Desa Ulak Kembahang 1


Indikator Power
Aktor Ekonomi Pemberdayaan Tenaga Lingkungan Infrastruktur Total
Masyarakat Kerja
Hairudin 4 4 3 4 4 19
Abunawas 4 3 3 4 4 18
Bastomi 3 2 3 3 2 13
Fitri 3 2 2 3 2 12
Aswar Fektor 3 2 2 2 2 11
Napsiah 2 2 2 3 2 11
Siti Zahro 2 2 2 3 2 11
Diah 3 3 3 2 2 13
Aguscik 2 3 2 3 2 12
Atin 2 2 2 3 2 11
Umi Kalsum 3 3 3 2 3 14
Sofyan M. Ali 4 3 4 2 3 16
Aswan Prana 3 4 2 3 3 15
H. Siman 2 2 2 3 2 11
H. Harun Musa 2 2 2 3 2 11
Zainab Hairudin 3 2 2 3 2 12
Sumber: Analisis Data Primer, 2021

Berdasarkan Tabel 8 mengenai identifikasi kepentingan aktor, dapat dilihat bahwa aktor yang
memiliki kepentingan paling besar dalam hal peningkatan ekonomi masyarakat yaitu terdapat 3 orang
aktor yakni Kepala Desa (Hairudin), Sekretaris Desa (Abunawas), dan Tokoh Masyarakat (Sofyan M.
Ali) dengan masing-masing skor yaitu 4. Sedangankan aspek pemberdayaan skor tertinggi juga 4
sebanyak 2 orang aktor yakni Kepala Desa (Hairudin) dan Tokoh Masyarakat (Aswan Prana).
Sedangkan kepentingan terhadap tenaga kerja dengan skor tertinggi, yaitu 4 sebanyak 1 orang aktor

Jurnal Penyuluhan | Vol. 18 (02) 2022 | 318


yakni Tokoh Masyarakat (Sofyan M. Ali), sedangkan aspek lingkungan paling tinggi dengan skor 4,
yaitu 2 orang yakni Kepala Desa (Hairudin) dan Sekretaris Desa (Abunawas). Untuk aspek
infrastruktur yaitu dengan skor tertinggi 4 sebanyak 2 orang aktor yakni Kepala Desa (Hairudin) dan
Sekretaris Desa (Abunawas).

6% 9% Hairudin Abunawas Bastomi


5%
5% 9% Fitri Aswar Fektor Napsiah
7% 6% Siti Zahro Diah Aguscik

8% 6% Atin Umi Kalsum Sofyan M. Ali


5%
7% Aswan Prana H. Siman H. Harun Musa
5%
5% Zainab Hairudin
5%
6% 6%

Gambar 5. Derajat Kepentingan (interest) Aktor.


Sumber: Analisis Data Primer, 2021

Berdasarkan Gambar 5 bahwa derajat kepentingan yang paling besar yaitu dimiliki oleh Hairudin
sebagai Kepala Desa dengan skor 19 (9%), sedangkan urutan selanjutnya yaitu Abunawas sebagai
sekreataris desa dengan skor 18 (9%), disusul oleh tokoh masyarakat (Sofyan M. Ali dan Aswan
Prana) dengan masing-masing skor 16 dan 15 (7%), sedangkan yang paling rendah derajat
kepentingan yaitu dengan skor 11 yakni ada 5 (lima) aktor.

Analisis Derajat Kekuatan dan Kepentingan di Desa Ulak Kembahang 1


Analisis derajat kekuatan dan kepentingan aktor didasarkan pada pembagian atau pengelompokan
posisi masing-masing aktor. Untuk mengukur derajat kekuatan dan kepentingan yaitu dengan mencari
titik tengah (median) dari skor tertinggi, mediannya yakni 15 skor dan skor tertingginya, yaitu 19,
kategori di bawah skor total 15 aktor tersebut masuk ketegori low power/low interest, sedangkan
diatas 15 skor masuk kategori high power/interest.

I I I I I I I I I
11 12 13 14 15 16 17 18 19

Gambar 5. High, Low, Medium Chart untuk Analisis Derajat Kekuatan Aktor di Desa Ulak Kembahang 1.

Sumber : (Todri & Marek-Sadowska, 2011) (diolah Peneliti).


Keterangan: 11 = Low; 15 = Mid; 19 = High.

Jurnal Penyuluhan | Vol. 18 (02) 2022 | 319


Berikut disajikan dalam Tabel 9 mengenai analisis derajat kekuatan dan kepetingan aktor di Desa Ulak
Kembahang 1.

Tabel 9. Analisis derajat kekuatan (power) dan kepentingan (interest)


Aktor Posisi Aktor Power Interest Derajat Kekuatan
Hairudin Kepala Desa 16 19 High Power, High Interest
Abunawas Sekretaris Desa 15 18 Mid Power, High Interest
Bastomi Sekretaris BUMDES 15 13 Mid Power, Low Interest
Fitri Bendahara BUMDES 13 12 Low Power, Low Interest
Aswar Fektor Seksi Pengembangan Usaha 14 11 Low Power, Low Interest
Galon BUMDES
Napsiah Pengrajin Kain Tenun 13 11 Low Power, Low Interest
Siti Zahro Pengrajin Kain Songket 13 11 Low Power, Low Interest
Diah Pengepul Kain Songket 15 13 Mid Power, Low Interest
Aguscik Ketua Karang Taruna 15 12 Mid Power, Low Interest
Atin Bendahara Karang Taruna 15 11 Mid Power, Low Interest
Umi Kalsum Ketua PKH Kelompok Wayang 15 14 Mid Power, Low Interest
Sofyan M. Ali Pembina Karang Taruna, 18 16 High Power, High Interest
Anggota DPRD Provinsi, dan
Kepala Sekolah SMK Nurul
Huda
Aswan Prana Penasehat Kegiatan 18 15 High Power, Mid Interest
H. Siman Tokoh Adat 14 11 Low Power, Low Interest
H. Harun Musa Tokoh Agama 15 11 Mid Power, Low Interest
Zainab Hairudin Ketua PKK Desa 12 12 Low Power, Low Interest
Sumber: Analisis Data Primer, 2021

Berdasarkan Tabel 9, mengenai analisis derajat kekuatan dan kepentingan aktor dikelompokan
kedalam 5 (lima) kuadran yaitu : High Power-High Interest, High Power-Mid Interest, Mid Power-
High Interest, Mid Power-Low Interest dan Low Power-Low Interest, sebagai berikut :
High Power, High Interest. Aktor yang masuk kelompok kuadran I (High Power-High Interest),
pertama, nomor 1 Hairudin merupakan Kepala Desa Ulak Kembahang 1. Aktor ini sangat aktif dalam
berbagai kegiatan masyarakat baik di lingkungan Desa maupun diluar lingkungan desa. Aktor ini
sangat berpengaruh bagi kebijakan-kebijakan yang ada di Desa karena merupakan Kepala Desa yang
sudah semestinya menjadi orang nomor 1 (satu) di desa dan di percaya oleh masyarakat, aktor ini
mendapat nila dengan total skor power 17 dan interest 19. Kedua, Aktor noomor 12 yakni Sofyan M.
Ali merupakan tokoh masyarakat yang merangkap juga sebagai kepala sekolah SMK Nurul Huda di
Desa Ulak Kembahang serta merupakan anggota DPRD Provinsi Sumatera Selatan, aktor ini sangat
mempunyai pengaruh yang besar di desa dan juga merupakan sosok kepala sekolah sekaligus pendiri
SMK Nurul Huda sudah tidak diragukan jika Sofyan M. Ali memiliki power dan kepentingan yang
tinggi dengan total skor power aktor 18 dan interest 16.
High Power-Mid Interest. Aktor yang masuk kelompok kuadran II (High Power, Mid Interest),
terdapat 1 (satu) aktor nomor 13 yakni Aswan Prana sebagai Tokoh Masyarakat Desa Ulak
Kembahang 1. Aktor ini sangat aktif berperan bagi desa karena disetiap kegiatan yang ada di desa baik
itu melibatkan masyarakat, mahasiswa maupun stakeholder lainnya aktor ini berperan aktif
memberikan arahan kepada orang yang akan melakukan kegiatan di desa sehingga pengaruh dari aktor
ini cukup signifikan. Aktor ini mendapatkan nilai dengan skor power 18 dan interest 15.
Mid Power, High Interest. Aktor yang masuk kelompok kuadran III (Mid Power, High Interest),
terdapat 1 (satu) aktor nomor 2 yakni Abunawas sebagai sekretaris desa Ulak Kembahang 1. Aktor ini
sangat aktif berperan sebagai aktor yang apabila kepala desa tidak bisa turun langsung menangani
suatu kegiatan atau kunjungan baik dari desa lain, mahasiswa maupun stakeholder yang ada, biasanya
aktor akan mempersilahkan mereka untuk datang ke kediamannya untuk berdiskusi tentang apa yang
akan dilakukan di desa sehingga hal inilah yang menjadikan aktor memiliki kepentingan yang tinggi

Jurnal Penyuluhan | Vol. 18 (02) 2022 | 320


sedangkan kekuatan pada level menengah. Aktor ini mendapatkan nilai sengan skor power 15 dan
interest 18.
Mid Power, Low Interest. Aktor yang masuk kelompok kuadran IV (Mid Power, Low Interest),
terdapat 6 (enam) aktor yaitu : pertama¸ aktor nomor 3 yakni Bastomi sebagai Sekretaris BUMDES
yang mendapatkan nilai dengan skor power 15 dan interest 13. Kedua, aktor nomor 8 yakni Diah
sebagai pengepul kain songket Desa yang mendapatkan nilai dengan skor power 15 dan interest 13.
Ketiga, aktor nomor 9 yakni Aguscik sebagai Ketua Karang Taruna Desa Ulak Kembahang 1, yang
memiliki peran sangat krusial dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh muda mudi di Desa serta
memiliki pengaruhnya sendiri di Karang Taruna, aktor ini mendapatkan nilai dengan skor power 15
dan interest 12. Keempat, aktor nomor 10 yakni Atin sebagai Bendahara Karang Taruna yang
mendapatkan nilai dengan skor power 15 dan interest 11. Kelima, aktor nomor 11 yakni Umi Kalsum
sebagai Ketua PKH (Program Keluarga Harapan) yang mendapatkan nilai dengan skor power 15 dan
interest 14. Dan yang terakhir keenam, aktor nomor 15 yakni H. Harun Musa sebagai Tokoh agama
yang mendapatkan nilai dengan skor power 15 dan interest 11.
Low Power, Low Interest. Aktor yang masuk kelompok kuadran IV (Low Power, Low Interest)
terdapat 6 (enam) aktor yaitu : pertama, aktor nomor 4 yakni Fitri sebagai Bendahara BUMDES yang
mendapatkan nilai dengan skor power 13 dan interest 12. Kedua, aktor nomor 5 yakni Aswar Fektor
sebagai Seksi pengembangan Usaha Galon BUMDES yang mendapatkan nilai dengan skor power 14
dan interest 11. Ketiga, aktor no 6 yakni Napsiah sebagai pengrajin kain tenun yang mendapatkan nilai
dengan skor power 14 dan interest 11. Keempat, aktor nomor 7 yakni Siti Zahro sebagai pengrajin
kain songket yang mendapatkan nilai dengan skor power 13 dan interest 11. Kelima, aktor nomor 14
yakni H Siman sebagai Tokoh Adat yang mendapatkan nilai dengan skor power 14 dan interest 11.
Dan yang terakhir keenam, aktor nomor 16 yakni Zainab Hairudin sebagai Ketua PKK Desa Ulak
Kembahang 1 yang mendapatkan nilai dengan skor power 12 dan interest 12.
Berdasarkan data tersebut aktor yang paling memiliki power adalah penasehat kegiatan dan pembina
karang taruna dengan skor 18. Sementara aktor yang paling memiliki kepentingan adalah kepala desa
skor 18 dan sekeretaris desa skor 17. Hal ini menunjukkan bahwa program pembangunan desa
menjadi kepentingan kepala desa dan skretaris desa sebagai aparatur pemerintah di tingkat desa.
Namun demikian dalam pelaksanaan program pembangunan yang justru memiliki power tinggi adalah
penasihat kegiatan dan pembina karang taruna. Kedua aktor ini merupakan tokoh berpengaruh desa
yang mampu menggerakkan dan memobilisasi sumber daya desa baik SDM maupun SDA. Aktor
memiliki andil dalam mempengaruhi sistem secara langsung, karena memiliki kemampuan
memobilisasi sumber daya. Kemampuan ini dipengaruhi oleh pengetahuan aktor yang secara kreatif
dan inovatif menciptakan perubahan yang direncanakan (pembangunan). dalam hal ini kepala desa
dan sekretaris desa dapat disebut sebagai pemangku kepentingan primer, sedangkan penasehat
kegiatan dan pembina karangkaruna disebut sebagai pemangku kepentingan sekunder.

KESIMPULAN
Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan maka dapat disimpulkan bahwa selain peran
pemerintahan desa yakni kepala desa dan sekretaris desa, dalam pembangunan desa Ulak Kembahang
1 juga melibatkan tokoh masyarakat dan stakeholder yang ada di desa. Aktor tersebut dikategorikan
dalam aktor individu, aktor organisasi dan aktor individu dan organisasi. Berdasarkan jenis kelamin
aktor yang terlibat terdiri dari 44% perempuan dan 56% laki-laki. Hubungan antar aktor berdasarkan
kekuatan/power maupun interest/kepentingan menunjukkan hubungan yang bersifat positif. Derajat
kekuatan dan kepentingan masing masing aktor bervariasi mulai low, middle dan high yang diukur
berdasarkan hasil skor terendah (11) dan tertinggi (19).

DAFTAR PUSTAKA
Agirachman, F. A., & Ekomadyo, A. S. (2017). Analisis Teori Jaringan Aktor Pada Co-Working
Space Dan Komunitas Startup Di Bandung. Jurnal Koridor, 8(2), 206–212.
Agung, K. K., Ogan, K., Ilr, K., & Selatan, P. S. (2018). Desa tanjung menang.
Akbar, S. (2018). Analisis Jenis Kerentanan dan Pemetaan Aktor Masyarakat di Desa Talang Sungai
Limau Kecamatan Rakit Kulim Tahun 2018. JIAGANIS, 3(2).
Handoyo, P., & Sudrajat, A. (2016). Pemetaan Sosial Untuk Perencanaan Pemberdayaan Masyarakat

Jurnal Penyuluhan | Vol. 18 (02) 2022 | 321


Desa Kemantren, Lamongan. Seminar Nasional, 595.
Hertanto, D., Sugiyanto, S., & Safitri, R. (2016). Analisis struktur jaringan komunikasi dan peran
aktor dalam penerapan teknologi budidaya kentang (petani kentang Desa Ngantru Kecamatan
Ngantang Kabupaten Malang). HABITAT, 27(2), 55–65.
Kholek, A., & Izzudin, M. (2021). Pemetaan Kekuatan Dan Kepentingan Stakeholder Dalam
Pengembangan Ekowisata Mangrove di Pulau Baai Bengkulu. SOSIOLOGI: Jurnal Ilmiah
Kajian Ilmu Sosial Dan Budaya, 23(2), 129–152.
Marliani. (2020). Pemetaan sosial masyarakat desa ciporeat, kecamatan cilengkrang kabupaten
bandung. 2(2), 77–90.
Mustika, I. Y., Kustanti, A., & Hilmanto, R. (2017). Kepentingan Dan Peran Aktor Dalam
Pengelolaan Hutan Mangrove Di Desa Pulau Pahawang Kecamatan Marga Punduh Kabupaten
Pesawaran. Jurnal Sylva Lestari, 5(2), 113. https://doi.org/10.23960/jsl25113-127
Pujiastuti, I., Yuningsih, T., Herawati, A. R., Astuti, R. S., Priyadi, B. P., & Afrizal, T. (2022).
Jaringan Aktor dalam Program Percepatan Pendaftaran Tanah di Badan Pertanahan Nasional
Kota Semarang. PERSPEKTIF, 11(2), 667–673.
Putra, A., Darmawan, E., Rahmi, K., Riyadi, S. F., Arieta, S., Igiasi, T. S., Fedryansyah, M., Santoso,
M. B., & Humaedi, S. (2022). Pemetaan Sosial Desa Payamaram Kecamatan Palmatak
Kabupaten Kepulauan Anambas. Takzim: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 2(1), 6–17.
Sagala, S., & Lutfiana, D. (2013). Alih Fungsi Lahan Rawa dan Kebijakan Pengurangan Risiko
Bencana Banjir: Studi Kasus Kota Palembang. October.
https://doi.org/10.13140/RG.2.1.2763.1206
Sari, K., & Febriyansyah, A. (2019). Produktivitas dan Luas Lahan Minimal Petani Padi Sawah Lebak
di Kabupaten Ogan Ilir. Jurnal Lahan Suboptimal, 7(2), 185–195.
https://doi.org/10.33230/jlso.7.2.2018.354
Sumarti, T., Adiwibowo, S., & Hubeis, A. V. S. (n.d.). Kuasa Pengetahuan Perempuan Dalam
Pemenuhan Pangan Keluarga Petani Padi Sawah Lebak Di Kabupaten Ogan Ilir Sumatera
Selatan.
Todri, A., & Marek-Sadowska, M. (2011). Power delivery for multicore systems. IEEE Transactions
on Very Large Scale Integration (VLSI) Systems, 19(12), 2243–2255.
https://doi.org/10.1109/TVLSI.2010.2080694
Visi dan Misi Universitas Sriwijaya. (n.d.). Retrieved September 8, 2022, from
http://old.unsri.ac.id/?act=visi
Yunindyawati, Y., Sumarti, T., Adiwibowo, S., Vitayala, A., & Hardinsyah, H. (2014). Sejarah
Pertanian Sawah Lebak, Peran Perempuan Dan Pangan Keluarga Di Kabupaten Ogan Ilir
Sumatera Selatan. Paramita: Historical Studies Journal, 24(2), 211–221.
https://doi.org/10.15294/paramita.v24i2.3124
Zusrony, E., Purnomo, H. D., & Prasetyo, S. Y. J. (2019). Analisis Pemetaan Jaringan Komunikasi
Karyawan Menggunakan Social Network Analysis Pada Perusahaan Multifinance. INTENSIF:
Jurnal Ilmiah Penelitian Dan Penerapan Teknologi Sistem Informasi, 3(2), 145–158.

Jurnal Penyuluhan | Vol. 18 (02) 2022 | 322

You might also like