3 PB
3 PB
3 PB
URL: https://jurnal.uns.ac.id/agritexts/article/view/61380
DOI: https://doi.org/10.20961/agritexts.v46i1.61380 ISSN 2721-5903 (Print) 2721-5911 (online)
Hanif Fakhri Suryono, Septi Wahyu Wijayanti, Nur Kholilah, Gilang Fadhilah Apriddisa Rasundawa,
Sebening Andjar Asmara dan Emi Widiyanti
Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian, Fakultas Pertanian,
Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Indonesia
*
Corresponding author: [email protected]
Abstract
Temanggung Regency has 20 sub-districts and many excellent potentials, including rice, robusta coffee,
sugar palm, vanilla and cloves. This substantial potential for development to increase business efficiency,
productivity, income and welfare through farming, likewise with agricultural extension activities which are
the spearhead of the learning process to improve the welfare of farmers. It is necessary to identify potential areas
in extension activities to develop effective and targeted extension programs. For this reason, this study aims to
identify the potential of agricultural commodities in Jumo Sub-district, Temanggung Regency using a participatory
rural appraisal approach can facilitate the exchange of information between stakeholders to work together
in planning the right program. In addition, through location quation (LQ) analysis, it is found that the potential
agricultural commodity in Jumo Sub-district is rice for the food crop subsector. In the plantation subsector,
there is robusta coffee. It is hoped that the superior commodities of Jumo Sub-district can be further improved
by maximizing farming business and can be a reference in making extension programs in Jumo Sub-district,
Temanggung Regency.
Keywords: area identification; area potential; extension program; location quotient
Abstrak
Kabupaten Temanggung memiliki 20 kecamatan yang memiliki banyak potensi unggulan, seperti padi,
kopi robusta, aren, vanili dan cengkeh. Hal ini merupakan sebuah potensi yang penting untuk dilakukan
pengembangan guna meningkatkan produktivitas efisiensi usaha, pendapatan dan kesejahteraan melalui usaha tani.
Demikian juga dengan kegiatan penyuluhan pertanian yang merupakan ujung tombak dari proses pembelajaran
untuk peningkatan kesejahteraan petani. Dalam kegiatan penyuluhan diperlukan identifikasi potensi wilayah
guna menyusun programa penyuluhan yang efektif dan tepat sasaran. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi
potensi komoditas pertanian di Kecamatan Jumo, Kabupaten Temanggung menggunakan pendekatan
participatory rural appraisal yang mampu memfasilitasi pertukaran informasi antar pemangku kepentingan untuk
bekerja sama dalam merencanakan program yang tepat. Selain itu, melalui analisis location quation (LQ) diperoleh
hasil bahwa komoditas potensial pertanian di Kecamatan Jumo adalah padi untuk subsektor tanaman pangan.
Pada subsektor tanaman perkebunan terdapat kopi robusta. Diharapkan komoditas unggulan Kecamatan Jumo
dapat lebih ditingkatkan dengan memaksimalkan usaha tani dan dapat menjadi acuan dalam pembuatan programa
penyuluhan di Kecamatan Jumo, Kabupaten Temanggung.
Kata kunci: identifikasi wilayah; location quotient; potensi wilayah; programa penyuluhan
Cite this as: Suryono, H. F., Wijayanti, S. W., Kholilah, N., Rasundawa, G. F. A., Asmara, S. A., & Widiyanti,
E. (2022). Identifikasi Potensi Wilayah untuk Mendukung Program Penyuluhan Pertanian di Kecamatan Jumo,
Kabupaten Temanggung, Provinsi Jawa Tengah. AGRITEXTS: Journal of Agricultural Extension, 46(1), 27-33.
doi: http://dx.doi.org/10.20961/agritexts.v46i1.61380
Gemawang di sebelah timur, Kecamatan Kedu et al., 2012). Tahap PRA menggunakan
di sebelah selatan dan Kecamatan Ngadirejo pola komunikasi dua arah yang berupa dialog
di sebelah barat. Wilayah Kecamatan Jumo mengenai kebutuhan dan harapan petani.
terbagi menjadi 13 desa dan 65 dusun dengan total Komunikasi dua arah tersebut ditunjukkan
luas lahan 2.871,92 ha (data sekunder). dengan adanya umpan balik setiap partisipan baik
Kecamatan Jumo menjadi salah satu wilayah yang secara verbal maupun nonverbal (Muchtar et al.,
memiliki banyak potensi di bidang pertanian. 2014). Hal ini bertujuan untuk membangun
Komoditas unggulan yang dimiliki diantaranya keikutsertaan masyarakat dengan melalui
adalah padi, kopi robusta, aren, vanili dan penyaluran kepentingan petani dalam proses
cengkeh. Komoditas unggulan merupakan penyusunan programa penyuluhan (Mustanir
refleksi dari suatu struktur perekonomian, et al., 2018).
sehingga dapat pula dipandang sebagai salah satu Kegiatan analisis identifikasi potensi wilayah
karakteristik dari suatu perekonomian (Negara, dilaksanakan bulan Januari sampai Februari 2022
2020). Penyuluhan dapat menjadi salah satu di Kecamatan Jumo, Kabupaten Temanggung
langkah yang dapat dilakukan untuk mendukung dengan mengambil 66 kelompok tani yang berasal
pengembangan terhadap potensi wilayah. dari 13 desa yang ada di Kecamatan Jumo.
Penyuluhan merupakan proses penyebarluasan Responden dalam penelitian ini ditentukan
informasi yang berkaitan dengan upaya dengan metode purposive sampling atau secara
perbaikan cara bertani dan berusaha tani untuk sengaja dilakukan pada 66 kelompok tani yang
tercapainya peningkatan produktivitas, berasal dari 13 desa di Kecamatan Jumo.
pendapatan dan perbaikan kesejahteraan Purposive sampling adalah teknik penentuan
keluarga tani (Mardikanto, 2009). Pentingnya sampel dengan pertimbangan khusus sehingga
peran penyuluhan menjadikan kegiatan layak dijadikan sampel (Noor, 2011). Pendekatan
penyuluhan memerlukan penggalian data awal yang dilakukan kepada responden dalam
sebelum melakukan kegiatan penyuluhan kegiatan adalah menggunakan metode PRA. PRA
pertanian. Proses penggalian data dan informasi adalah sebuah pendekatan yang mengajak
potensi wilayah dari data sekunder dan data masyarakat untuk turut berpartisipasi dalam
primer dapat dilakukan dengan metode proses pembangunan dan pengembangan sebuah
pendekatan secara partisipatif. Pengembangan kegiatan (Susanto et al., 2022). Tujuan
terhadap potensi wilayah memiliki urgensi penerapan metode/pendekatan PRA adalah
yang sangat penting sehingga perlu untuk untuk memberikan dukungan yang efektif
dilakukan. Dalam melakukan pengembangan dalam proses perencanaan dan pelaksanaan
potensi yang dimiliki oleh kawasan/wilayah, pembangunan serta pemberdayaan masyarakat
diperlukan dokumen perencanaan pembangunan secara berkelanjutan dengan berwawasan
kewilayahan dan potret potensi ekonomi lingkungan. Dalam konteks undang-undang desa
di suatu wilayah (Maulina, 2021). maka PRA dapat memberikan pemahaman
Metode pendekatan secara partisipatif atau kepada para aparatur pemerintahan desa dalam
participatory rural appraisal (PRA) dapat melakukan proses identifikasi potensi dan
digunakan untuk memperoleh gambaran tentang permasalahan di desanya (Supriatna, 2014).
masalah yang dihadapi. Secara umum, Metode analisis data yang digunakan dalam
selanjutnya dilakukan tahap analisis masalah penelitian ini adalah dengan menggunakan
dan analisis objektif untuk menentukan program pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan
atau kegiatan yang harus dilakukan untuk kualitatif dalam analisis data dilakukan
memecahkan masalah tersebut. PRA adalah menggunakan analisis deskriptif untuk
pendekatan interaktif dalam penelitian yang menggambarkan keadaan yang sesuai dengan
menekankan partisipasi lokal, yang kondisi lapangan. Analisis kuantitatif dilakukan
memungkinkan masyarakat lokal berkontribusi dengan menggunakan analisis location quotient
dalam penilaian, analisis dan rencana yang (LQ). Berbagai pendekatan dilakukan untuk
dibuat. PRA bertujuan untuk memfasilitasi melakukan analisis komoditas unggulan
pertukaran informasi antar pemangku di suatu daerah. Setiap pendekatan memiliki
kepentingan untuk memungkinkan pekerja kelebihan dan kelemahan tersendiri, sehingga
pembangunan, pejabat pemerintah dan dalam melakukan metode analisis untuk
masyarakat lokal bekerja sama untuk menentukan komoditas unggulan harus dilakukan
merencanakan program yang tepat (Abdullah dengan cermat dan teliti. Salah satu pendekatan
yang biasa digunakan untuk menganalisis potensi komoditas pertanian unggulan di wilayah
komoditas unggulan ialah metode LQ. Alat Kecamatan Jumo dengan menggunakan analisis
analisis ini digunakan untuk mengidentifikasi LQ.
sektor-sektor basis yang dikembangkan suatu
Analisis komoditas basis
daerah (Vikaliana, 2018).
Identifikasi potensi wilayah disusun untuk Analisis ini digunakan untuk mengetahui
menjadi acuan bagi penyuluh dalam potensi ekonomi komoditas pertanian di
menyelenggarakan kegiatan penyuluhan dengan Kecamatan Jumo yang dapat dikembangkan
kelompok tani, kelompok usaha dan lainnya. untuk menjadi acuan para penyuluh pertanian
Identifikasi potensi wilayah juga digunakan dalam upaya peningkatan produktivitas di
sebagai dasar untuk membuat perencanaan Kecamatan Jumo. Dalam penelitian ini
program penyuluhan pertanian yang akan mengidentifikasi potensi wilayah menggunakan
dilaksanakan berupa programa penyuluhan. Hasil analisis LQ. Menurut Hood (1998), LQ adalah
analisis potensi wilayah dapat dirumuskan suatu alat pengembangan ekonomi yang lebih
sebagai alternatif rekomendasi pola sederhana dengan segala kelebihan dan
pengembangan usaha tani (Sutisna, 2019). keterbatasannya. Teknik LQ merupakan salah
Penelitian ini penting dilakukan untuk: satu pendekatan yang umum digunakan dalam
(1) mengetahui kondisi pertanian yang ada model ekonomi basis sebagai langkah awal
di Kecamatan Jumo, (2) mengetahui potensi untuk memahami sektor kegiatan yang menjadi
ekonomi komoditas pertanian di Kecamatan Jumo pemacu pertumbuhan. LQ mengukur konsentrasi
yang dapat dikembangkan untuk menjadi relatif atau derajat spesialisasi kegiatan ekonomi
acuan para penyuluh pertanian dalam upaya melalui pendekatan perbandingan.
peningkatan produktivitas di Kecamatan Jumo. Teknik LQ banyak digunakan untuk
Diharapkan dengan dilakukannya penelitian membahas kondisi perekonomian, mengarah pada
ini diperoleh data pendukung bagi terlaksananya identifikasi spesialisasi kegiatan perekonomian
proses penyuluhan pertanian serta tersusunnya atau mengukur konsentrasi relatif kegiatan
kebutuhan utama dan prioritas masalah yang ekonomi untuk mendapatkan gambaran dalam
ada di Kecamatan Jumo, sehingga penyuluhan penetapan sektor unggulan sebagai leading sector
ini dapat bermanfaat langsung sesuai kebutuhan suatu kegiatan ekonomi (industri). Dasar
petani dan tepat waktu seiring dengan keadaan pembahasannya sering difokuskan pada aspek
aktual di lapangan. tenaga kerja dan pendapatan (Safrizal dan Shalih,
2019).
METODE PENELITIAN Dalam praktiknya, penggunaan pendekatan
LQ meluas tidak terbatas pada bahasan ekonomi
Metode yang digunakan dalam pengkajian saja akan tetapi juga dimanfaatkan untuk
adalah cara survei. Data dikumpulkan dari menentukan sebaran komoditas atau melakukan
responden dengan cara wawancara mendalam identifikasi wilayah berdasarkan potensinya.
menggunakan kuesioner yang berupa daftar Berdasarkan pemahaman terhadap teori ekonomi
pertanyaan. Data yang diambil berupa data basis, teknik LQ relevan digunakan sebagai
primer dan sekunder. Data primer diperoleh metode dalam menentukan komoditas unggulan
melalui wawancara dengan berpedoman pada khususnya dari sisi penawaran (produksi atau
kuesioner yang telah dipersiapkan sebelumnya populasi). Komoditas yang berbasis lahan
dan pengamatan langsung atau observasi seperti tanaman pangan, hortikultura dan
lapangan pada petani terpilih (Arikunto, 2013). perkebunan, perhitungannya didasarkan pada
Data sekunder diperoleh dari studi pustaka yang lahan pertanian (areal tanam atau areal panen),
bersumber dari Balai Penyuluhan Pertanian produksi atau produktivitas. Sedangkan untuk
Kecamatan Jumo, BPS Kabupaten Temanggung, komoditas pertanian yang tidak berbasis lahan
Provinsi Jawa Tengah, dan lainnya. seperti usaha ternak, dasar perhitungannya
Metode analisis data yang digunakan digunakan jumlah populasi (ekor).
dalam penelitian ini yaitu menggunakan Adapun asumsi yang digunakan dalam analisis
pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan LQ yaitu: (1) penduduk di wilayah bersangkutan
kualitatif menggunakan analisis deskriptif memiliki pola permintaan wilayah yang sama
untuk menggambarkan keadaan yang sesuai dengan pola permintaan nasional, (2) permintaan
dengan kondisi lapangan. Sedangkan analisis wilayah akan suatu barang akan dipenuhi terlebih
kuantitatif digunakan untuk mengidentifikasi
dahulu oleh produksi wilayah, kekurangannya artinya kecamatan tersebut harus mengimpor
baru diimpor dari wilayah lain. komoditas tertentu untuk memenuhi
kebutuhannya. Bila nilai LQ = 0,75 sampai 1,24
Interpretasi nilai LQ
maka kecamatan yang dimaksud mempunyai
Pengaplikasian analisis LQ menuju perolehan status self-sufficient, artinya kecamatan telah
komoditas unggulan yang didasarkan pada mampu untuk memenuhi kebutuhannya atas
aspek produksi pertanian, didefinisikan bahwa komoditas tertentu. Bila nilai LQ ≥ 1,25 maka
LQ adalah rasio antara produktivitas komoditas i kecamatan yang dimaksud mempunyai status
pada tingkat kecamatan terhadap total produksi ekspor, artinya kecamatan mengalami surplus
subsektor kecamatan dengan produktivitas produksi atas komoditas tertentu sehingga
komoditas i pada tingkat kabupaten terhadap total mampu melakukan ekspor (Isserman, 1977).
produksi subsektor kabupaten.
Secara matematis formula LQ dituliskan HASIL DAN PEMBAHASAN
pada Persamaan 1. Di mana, Ri = produksi
komoditas i pada tingkat kecamatan, Rt = total Kecamatan Jumo termasuk dalam wilayah
produksi subsektor komoditas i pada tingkat Kabupaten Temanggung, dengan jarak ± 18 km
kecamatan, Ni = produksi komoditas i pada dari ibu kota kabupaten dan ± 95 km dari ibu kota
tingkat kabupaten dan Nt = total produksi provinsi. Kecamatan Jumo terbagi menjadi
subsektor komoditas i pada tingkat kabupaten. 13 desa yaitu Desa Morobongo, Sukomarto,
Karangtejo, Barang, Padureso, Ketitang, Jombor,
Ri⁄ Giyono, Gununggempol, Jumo, Kertosari,
LQ= Rt (1) Jamusan dan Gedongsari. Batas wilayah
Ni⁄ Kecamatan Jumo pada sisi utara berbatasan
Nt
dengan Kecamatan Candiroto, pada sisi timur
Interpretasi penting dari hasil perhitungan berbatasan dengan Kecamatan Gemawang,
LQ berkaitan dengan status ekspor/impor pada sisi selatan berbatasan dengan Kecamatan
adalah bila nilai LQ < 0,75 maka pada suatu Kedu dan pada sisi barat berbatasan dengan
kecamatan yang dimaksud berstatus impor, Kecamatan Ngadirejo.
Kecamatan Jumo memiliki ciri topografi yang Kecamatan Jumo memiliki 32 mata air dengan
termasuk landai berbukit dengan rata-rata kapasitas total 52 l detik-1. Kecamatan Jumo
ketinggian ± 632 meter di atas permukaan laut. dari segi bencana relatif aman, namun ada
beberapa wilayah yang memiliki potensi bencana Potensi pada subsektor tanaman pangan
gerakan tanah dan banjir. Keadaan tanah di Kecamatan Jumo adalah tanaman padi.
Kecamatan Jumo, memiliki jenis tanah latosol Berdasarkan data pada Tabel 3, diketahui bahwa
cokelat dan latosol merah kekuningan, dengan tanaman padi memiliki nilai LQ sebesar 1,00
kemiringan lahan < 15°, dengan pH tanah 6,5 yang berarti bahwa potensi tanaman padi
sampai 7 (netral). Iklim di Kecamatan Jumo di Kecamatan Jumo memiliki status self-sufficient
bertipe tropis dengan curah hujan 22 mm tahun-1, atau hanya dapat mencukupi kebutuhan untuk
suhu yang tercatat berkisar 20° sampai 30°C, wilayahnya sendiri.
dengan kelembaban nisbi 42 sampai 56%.
Keadaan di Kecamatan Jumo yaitu memiliki Tabel 4. Hasil analisis LQ subsektor tanaman
lahan pertanian seluas 6.115 ha yang terdiri perkebunan di Kecamatan Jumo
dari lahan sawah seluas ± 1.291,40 ha dan lahan Komoditas LQ Status
bukan sawah seluas ± 1.640,51 ha. Lahan Aren 0,74 Impor
pertanian sawah di Kecamatan Jumo rata-rata Cengkeh 0,04 Impor
sudah menerapkan metode penanaman jajar Kelapa dalam 0,20 Impor
legowo dengan varietas lokal. Penanaman padi Kemukus 0,07 Impor
di Kecamatan Jumo juga didukung dengan adanya Kopi robusta 1,15 Self-sufficient
sumber mata air pegunungan dan adanya saluran Lada 0,15 Impor
irigasi untuk mendukung petani melakukan tiga Vanili 0,95 Impor
kali masa tanam dalam setahun. Pertanian Sumber: data primer tahun 2022
di Kecamatan Jumo didukung oleh 66 kelompok
tani yang cukup maju, 13 gabungan kelompok tani Tabel 4 menyatakan bahwa tanaman aren,
dan 9 kelompok wanita tani. cengkeh, kelapa dalam, kemukus dan lada
Analisis LQ menghasilkan perbandingan memiliki LQ < 0,75 yang berarti bahwa pada
relatif antara kapasitas suatu sektor di wilayah komoditas tersebut Kecamatan Jumo belum bisa
dengan kapasitas sektor yang sama di wilayah memenuhi kebutuhannya atas komoditas tersebut.
yang lebih luas. Analisis ini menjadi salah satu Komoditas aren, cengkeh, kelapa dalam, kemukus
metode dengan menggunakan perbandingan dan lada dapat dipenuhi dengan impor dari daerah
produksi pada suatu sektor tertentu di suatu lain. Ada dua komoditas yang tingkat LQ ˃ 0,75
wilayah dengan produksi pada sektor yang sama yaitu kopi robusta dan vanili yang berarti bahwa
di seluruh negara (Harjanti et al., 2021). Analisis Kecamatan Jumo dapat memenuhi kebutuhannya
LQ pada penelitian ini menggunakan sendiri atas komoditas tersebut.
perbandingan produksi pada Kecamatan Jumo
dengan produksi di Kabupaten Temanggung. KESIMPULAN
Komoditas tanaman pangan dan perkebunan
Kekayaan alam yang dimiliki oleh Kabupaten
di Kecamatan Jumo yang potensial adalah padi
Temanggung khususnya di Kecamatan Jumo
(Tabel 1), kopi robusta, dan vanili (Tabel 2).
memiliki beberapa kategori terkait potensi yang
Komoditas tersebut memiliki nilai LQ = 0,75
dimiliki. Identifikasi dengan menggunakan
sampai 1,24 artinya, pada Kecamatan Jumo telah
analisis LQ didapat bahwa potensi pada subsektor
mampu untuk memenuhi kebutuhannya atas
tanaman pangan dengan komoditas padi memiliki
komoditas padi dan kopi robusta. Komoditas
nilai 1,00 dengan status self-sufficient yang berarti
aren, cengkeh, kelapa dalam, kemukus, vanili dan
tanaman padi di Kecamatan Jumo mampu
lada dengan nilai LQ < 0,75 artinya Kecamatan
memenuhi kebutuhan pangan padi. Selain itu,
Jumo harus mengimpor komoditas tertentu
pada subsektor perkebunan dengan komoditas
untuk memenuhi kebutuhannya. Hasil analisis
kopi robusta memiliki nilai 1,00 dengan status
LQ untuk subsektor tanaman pangan dan
self-sufficient yang berarti Kecamatan Jumo juga
perkebunan seperti terlihat pada Tabel 3 dan
mampu memenuhi kebutuhan kopi robusta
Tabel 4.
Tabel 3. Hasil analisis LQ subsektor tanaman
di wilayahnya. Namun Kecamatan Jumo belum
pangan di Kecamatan Jumo
mampu untuk memenuhi kebutuhan wilayah lain
Komoditas LQ Status
di Kabupaten Temanggung. Komoditas lain
Padi 1,00 Self-sufficient
seperti: aren, cengkeh, kelapa dalam, kemukus,
Sumber: data primer tahun 2022 lada dan vanili memiliki nilai < 1,00 yang berarti