Observasi Kultur Tanaman Pisang Rajabulu
Observasi Kultur Tanaman Pisang Rajabulu
Observasi Kultur Tanaman Pisang Rajabulu
Aniz Nur Hidayah1), Jerry Tova Ramadhan2) & Nuzulul Madiasto Susetyo3)
1
Fakultas Pertanian, Universitas Tidar
Email: [email protected]
2
Fakultas Pertanian, Universitas Tidar
Email: [email protected]
3
Fakultas Pertanian, Universitas Tidar
Email: [email protected]
Abstract
Rajabulus banana plant is one of type species was cultivated on Horticulture Garden Seed Salaman,
Magelang. Rajabulus banana plant are directly taken from banana farm in KBH (HGS) Salaman. The
consider to choosing the Rajabulus banana plant to be explant is choosing plants that excellent, certified
and free of pests and diseases. The focus problem on the cultivation of Rajabulu's banana is wilt disease
(Fusarium wilt and Bacterial wilt). Using of germ derive from the seedling is big chance of transmitting
the disease. Therefore, it advisable to use germ of cultivated banana tissue culture origin. This technique
has some advantage, for example the characteristic of seeds produced it same with its parent, a mass is
relatively short and uniform, not require large tracts of land, and disease-free (virus, bacteria and fungi).
The success of Rajabulu's banana germ multiplication tissue culture is influenced by several things, for
example, the media used, the way sterilization of explants, number of cultures, acclimatization and plant
varieties.
Masalah utama budidaya tanaman pisang tinggi dari N total yang terdapat pada media
adalah serangan penyakit layu (Layu Fusarium Miller, 15 kali lebih tinggi dari media tembakau
dan Layu bakteri). Penggunaan benih berasal dari Hildebrant, dan 19 kali lebih tinggi dari media
anakan berpeluang besar menularkan penyakit, White. Kalium juga ditingkatkan sampai 20 mM,
oleh karena itu budidaya pisang dianjurkan sedangkan P, 1.25 mM. Unsur makro lainnya
menggunakan benih asal Kultur Jaringan. Teknik konsentrasinya dinaikkan sedikit. Pertama kali
ini mempunyai keuntungan antara lain: benih unsur-unsur makro dalam media MS dibuat untuk
yang dihasilkan mempunyai sifat sama dengan kultur kalus tembakau, tetapi komposisi MS ini
induknya, secara massal dalam waktu yang relatif sudah umum digunakan untuk kultur jaringan
singkat dan seragam, tidak membutuhkan lahan jenis tanaman lain, (Erwin, 2009).
yang luas serta bebas penyakit bakteri dan Selanjutnya permasalahan yang dapat
cendawan. Keberhasilan perbanyakan benih dikemukakan dalam praktikum adalah bagaimana
pisang melalui Kultur Jaringan dipengaruhi oleh tahapan kultur jaringan tanaman pisang yang baik
beberapa hal antara lain media yang digunakan, dan benar sehingga dapat diharapkan tanaman
cara sterilisasi eksplan, jumlah su kultur, pisang hasil perbanyakan kultur jaringan
aklimatisasi dan varietas tanaman. Masing- menghasilkan tanaman yang sehat, cepat dalam
masing varietas tanaman mempunyai kandungan pertumbuhannya dan memiliki sifat yang sama
fenol dan serat yang berbeda yang akan dengan induknya.
mempengaruhi pertumbuhan eksplan. Kandungan Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk
fenol tinggi dapat memperlambat pertumbuhan mengetahui proses kultur jaringan tanaman
eksplan (Meidia, 2014). Pisang varietas Rajabulu dengan menggunakan
Perbanyakan secara kultur jaringan prosedur-prosedur baik dan benar
dilakukan dengan cara mengisolasi bagian
tanaman seperti organ, jaringan, kumpulan sel, 2. METODE PENELITIAN
sel tunggal, protoplasma, dan kemudian 2.1. Pelaksanaan Kegiatan
menumbuhkan bagian-bagian tersebut dalam Praktikum Kultur Jaringan di laksanakan
media buatan aseptik yang kaya nutrisi dan di Laboraturium Kultur Jaringan Kebun
mengandung zat pengatur tumbuh. Proses ini Benih Hortikultura (KBH) Salaman,
berlangsung di dalam wadah tertutup yang Kabupaten Magelang, dilaksanakan pada
tembus cahaya sehingga bagian-bagain tersebut hari Selasa, 15 November 2016 pada
memperbanyak diri dan beregenerasi kembali pukul 07.00-selesai.
menjadi tanaman lengkap (Saptarini, dkk, 2001). 2.2. Pembuatan Larutan Stok dan Media
Media Dasar Murashige Skoog (MS) Alat dan Bahan yang digunakan dalam
termasuk media kultur yang komposisi unsurnya laboratorium Kultur Jaringan KBH
lebih lengkap dibandingkan media dasar lainnya. Salaman meliputi Alat pengukur berupa
Keistimewaan media MS adalah kandungan pipet, kertas pH, timbangan analitik,
nitrat, kalium, dan amoniumnya yang tinggi Erlenmeyer dan beaker glass. Kemudian
(Wetter dan Constabel, 1991). Media MS alat sterilisasi berupa autoclave, bunsen,
merupakan perbaikan komposisi media Skoog, oven, LAF, kulkas, handsprayer. Alat
terutama kebutuhan garam anorganik yang inokulasi meliputi botol kultur, cawan
mendukung pertumbuhan optimum pada kultur petri, pinset, scalpel. Sedangkan bahan
jaringan tembakau. Media MS mengandung 40 larutan yang di pergunakan meliputi
mM N dalam bentuk NO3 dan 29 mM N dalam NH4NO3 40 ml/2l, KNO3 40 ml/2l,
bentuk NH4+. Kandungan N ini, lima kali lebih KH2PO4, H3BO3, NaMoQ4 2H2O,
CoCl2 6H2O, KI 10 ml/2l, CaCl2.2H2O ini adalah penambahan bahan arang aktif
10 ml/2l, MgSO4.7H2O, MnSO4.4H2O, untuk media perakaran. Langkah pertama
ZnSO4.7H2O, CuSO4.5H2O 10ml/2l, adalah mencampurkan bahan-bahan yang
Na2EDTA, FeSO4.7H2O 10 ml/2l, Timin sebelumnya sudah dibuat larutan stok
HCL 10 ml/2l, Myoinositol 20 ml/2l, kedalam gelas ukur hingga volume sesuai
sukrosa 30.000 mg, agar-agar 7.000 mg untuk pembuatan media dengan ukuran 2
dan arang aktif 0,75g. Langkah kerja liter. Selanjutnya melakukan pembagian
pembuatan media yaitu mempersiapkan antara media untuk multiplikasi dan
alat dan bahan yang akan digunakan. media perakaran masing masing 1 liter.
Pada pembuatan larutan stok, dilakukan Untuk media perakaran di lakukan
dengan cara perhitungan kebutuhan penambahan arang aktif sebanyak 0,75
media dengan cara pengelompokan gram kemudian tambahkan agar-agar
bahan-bahan penyusun larutan stok, 7000 mg untuk masing-masing media,
kemudian dilakukan perhitungan setelah aduk hingga homogeny.
kebutuhan bahan-bahan untuk pembuatan Kemudian panaskan semua bahan yang
larutan stok per 2 liter media, ukuran sudah dicampur hingga suhunya
volume wadah untuk tempat larutan stok, mencapai 900C atau sampai mendidih
perhitungan konsentrasi masing-masing sambil mengaduk secara kontinyu agar
stok, dan banyaknya pengambilan media tidak kempal dan tidak terdapat
(volume) larutan stok yang diambil untuk gelembung putih. Setelah mendidih lalu
keperluan pembuatan media 1 liter. masukkan media ke dalam botol media
Kebutuhan bahan larutan stok untuk 2 sampai garis batas, selanjutnya sterilkan
liter media MS (2 kali pembuatan, menggunakan autoclave pada suhu 1210C
masing-masing pembuatan 1 liter) pada tekanan 1 atm atau 76 mmHg.
perhitungan kebutuhan media dan larutan 2.3. Inisiasi dan Sterilisasi Eksplan
stok untuk melengkapi bahan di atas Alat dan Bahan yang digunakan yaitu
adalah sebagai berikut. Volume LAF, petridish, lampu bunsen, pinset,
pengambilan stok untuk setiap skalpel. Bahan yang digunakan yaitu
pembuatan media 1 liter menggunakan media agar untuk penanaman
rumus: multiplikasi dan perakaran, H2O2 10%,
aquades, bayclin 10%, bayclin 20%,
V1 x M1 = V2 x M2 bayclin 30%, betadine 5%, alkohol, tunas
pisang rajabulu, kapas, botol planlet,
Dimana: label, dan isolasi. Langkah kerja proses
V1 = Volume stok yang dicari inisiasi eksplan dan sterilisasi eksplan
M1 = Konsentrasi larutan stok yaitu eksplan yang di gunakan dalam
V2 = Kolume larutan stok budidaya pisang dengan kultur jaringan
M2 = Konsentrasi yang diinginkan di KBH Salaman Magelang ini
adalah tanaman pisang varietas rajabulu
Pada pembuatan media eksplan untuk yang langsung di ambil dari kebun
tanaman pisang rajabulu ada dua jenis pisang yang ada di KBH Salaman
media yang digunakan, yaitu media Magelang. Beberapa hal yang perlu di
multiplikasi dan media perakaran. perhatikan dalam memilih tanaman
Sebagai pembeda dari pembuatan media pisang Rajabulu untuk dijadikan eksplan
adalah memilih tanaman yang unggul itu eksplan dibilas menggunakan aquades
dan bersertifikat dan memilih tanaman selama 3 kali, kemudian dilakukan
yang bebas hama dan penyakit. Setelah pengupasan batang semu 1-2 lapis atau
tanaman pisang di ambil maka proses sampai tidak tersisa batang semu dan
selanjutnya adalah mengambil titik yang tersisa hanya titik tumbuh dan
tumbuh atau bonggol pisang rajabulu sedikit bonggol karena semakin kecil
dengan menggunakan pisau tajam. eksplan yang digunakan maka tingkat
Setelah titik tumbuh diperkecil hingga kontaminasinya akan semakin kecil.
berukuran 5x2 cm maka proses Langkah terakhir eksplan direndam
selanjutnya adalah proses sterilisasi dalam larutan betadine 5-10% kemudian
eksplan. di tiriskan dan siap untuk di tanam.
ruangan tertutup atau ruangan alat dan bahan yang akan digunakan.
penabur dalam Laminar Air Flow (LAF). Kemudian membuka petridish yang
Ruangan digunakan, setelah dilakukan sudah steril dngan cara hanya memegang
sterilisasi dengan menggunakan larutan bagian dinding luar petridishnya saja dan
alkohol 96 % pada lantai dan dinding jangan sampai tangan kita menyentuh
ruangan, dan membiarkan ruangan bagian dalam petridish karena jika terjadi
selama 45 menit dengan sinar UV yang akan menjadi salah satu faktor penyebab
menyala. Pada saat penanaman kembali kontaminasi.
di lakukan dengan cara mempersiapkan
Gambar 2.3.5-2.3.6. (1) Contoh inisiasi eksplan yang sudah tumbuh. (2) Replanting dan pemisahan
eksplan dari inisiasi eksplan tanaman Pisang Rajabulu.
Kemudian membuka botol media dipanaskan di atas api lalu ditutup rapat
penanaman dan botol planlet lalu dengan isolasi, setelah itu diberi label.
memfiksasi di atas api kemudian 2.5. Aklimatisasi dan Penanaman di
diletakkan di depan LAF posisikan tutup Lahan Produksi
botolnya berada di depan botol planlet Alat yang digunakan yaitu bak plastik,
tersebut. Setelah itu memfiksasi pinset ember, tugal, dan sekop mini.
dan skalpel di atas api agar steril. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu
Mengeluarkan planlet pisang rajabulu ke planlet, pasir kali (steril), arang sekam,
dalam petridish yang telah disiapkan pupuk INRA, ZPT, fungisida,
menggunakan pinset yang sudah dalam bakterisida, plastik, polybag, planlet
keadaan dingin atau tidak terlalu panas. pisang yang siap tanam dan tali rafia.
Kemudian membersihkan planlet dari Langkah kerja proses aklimatisasi yaitu
media agar dan jaringan tanaman yang untuk pembuatan media, caranya
sudah mati menggunakan skalpel. mencampurkan pasir kali, arang sekam
Kemudian di lakukan pemisahkan dan pupuk INRA dengan perbandingan
planlet ke dalam tiga macam jenis yaitu 1:1:1. Kemudian memasukkan media
tunas kecil, pemanjangan, dan perakaran yang sudah dicampur ke dalam bak
dan di lanjutkan dengan penanam ketiga plastik hingga sepertiga bagian. Yang
macam jenis planlet tersebut ke dalam terakhir membuat lubang tanam dengan
masing-masing media penanaman yang tugal sedalam 4 cm dan jarak
sesuai. Setelah selesai kemudian tanamnya 3 cm. untuk penanaman
menutup botol media penanaman sambil dilakukan dengan cara mengeluarkan
planlet dari botol dengan hati-hati.
Gambar 3.1-3.2. (1) Larutan vitamin dan hormon penyusun media MS. (2) Larutan stok yang sudah
ditambah air secukupnya, yang siap digunakan sebagai media pertumbuhan pisang.
Menurut Barnerjee, et al (2007), inositol dan aktivitas enzim. Sebagai hasilnya, bahan
merupakan karbohidrat walaupun bukan yang disterilkan akan memiliki daya simpan
merupakan gula pada umumnya. Senyawa ini lebih dari enam bulan pada suhu ruang. Contoh
berperan dalam jalur persinyalan proses sterilisasi adalah produk olahan dalam
phosphatidilinositol, penyimpanan dan kaleng seperti kornet, sarden dan sebagainya
penyaluran auksin, biosintesis asam fitat, (Irianto, 2006).
biosintesis dinding sel, dan produksi molekul
yang berkaitan dengan tingkat stress. Jalur 4. SIMPULAN
persinyalan tersebut berperan dalam berbagai Tanaman pisang yang digunakan sebagai
respons tanaman, seperti gravitropisme dan media kultur jaringan adalah tanaman
perubahan tekanan turgor pada sel penjaga pisang dengan varietas Rajabulu. Dapat
stomata (Chairperson, et al., 2000). Arang aktif diketahui karena banyaknya permintaan
merupakan suatu padatan berpori yang tanaman pisang di seluruh Indonesia,
mengandung 85-95 % karbon, dihasilkan dari banyak digemari para pembudidaya
bahan-bahan yang mengandung karbon dengan karena lebat buahnya dan enak rasanya,
pemanasan pada suhu tinggi. Ketika pemanasan upaya pembudidayaan secara intensif dan
berlangsung, diusahakan agar tidak terjadi penanggulangan serangan penyakit layu.
kebocoran udara di dalam ruangan pemanasan Pada pembuatan media eksplan untuk
sehingga bahan yang mengandung karbon tanaman pisang rajabulu ada dua jenis
tersebut hanya terkarbonisasi dan tidak media yang digunakan, yaitu media
teroksidasi. Arang selain digunakan sebagai multiplikasi dan media perakaran. Sebagai
bahan bakar, juga dapat digunakan sebagai pembeda dari pembuatan media ini adalah
adsorben atau penyerap (Pohan, dkk., 2000). penambahan bahan arang aktif untuk
Media agar yang digunakan untuk proses media perakaran.
penanaman eksplan pisang rajabulu meskipun Seluruh alat dan bahan dalam
pembuatannya sudah mengalami pemanasan laboratorium harus dijaga kesterilannya
harus melalui proses sterilisasi kembali ketika melakukan penanaman. Hal ini
menggunakan autoklaf dengan suhu tinggi, dikarenakan untuk mencegah hidupnya
maka sterilisasi tersebut termasuk dalam patogen, baik virus bakteri maupun jamur
golongan sterilisasi dengan panas. Sterilisasi (mikroorganisme) yang mengakibatkan
dengan panas adalah unit operasi dimana bahan terhentinya eksplan tumbuh karena
dipanaskan dengan suhu yang cukup tinggi dan terkontaminasi.
waktu yang cukup lama untuk merusak mikroba
Budiman. 2011. Aplikasi Pati Singkong Sebagai Pasaribu, Esrawati G. 2007. Kultur In Vitro
Bahan Baku Edible Coating Untuk Bunga Pisang Barangan (Musa acuminata
Memperpanjang Umur Simpan Pisang L.) Pada Media MS Dengan Berbagai
Cavendish (Musa cavendishii). Departemen Konsentrasi BAP Dan NAA. Departemen
Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu
Teknologi Pertanian IPB. Bogor. Pengetahuan Alam Universitas Sumatera
Utara. Medan.
Chairperson, G.E.G., E.A. Grabau and Hess, JL.
2000. Regulating Inositol Biosynthesis in Pohan, H.G., Christiana Siallagan dan Rianti
Plants: Myoinositol Phosphate Synthase Wulandari. 2000. Pengaruh Suhu dan
and Myo-inositol Monophosphate. Faculty Konsentrasi Natrium Hidroksida Pada
of Virginia Polytechnic Institute. Virginia. Pembuatan Karbon Aktif dari Sekam Padi,
Balai Pengembangan Industri Hasil
Dwidjoseputro, D. 1994. Dasar-Dasar Pertanian (BBIHP) Departemen
Mikrobiologi. Djambatan. Jakarta. Perindustrian dan Perdagangan
Bekerjasama dengan FMIPA Jurusan Kimia
Erwin, L. 2009. Faktor-Faktor Yang Universitas Indonesia. Jakarta.
Mempengaruhi Pertumbuhan Tanaman
Dalam Kultur Jaringan. Pusat Pujaratno, Bambang. 2010. Budidaya Pisang.
Pengembangan Pemberdayaan Pendidik Dinas Pertanian, Perkebunan dan
Dan Tenaga Kependidikan Pertanian Kehutanan Balai Penyuluhan Pertanian
Cianjur. Cianjur. (BPP) Kecamatan Kedamean Gresik.
Gresik.
Fonnesbech, M. 1992. Organic Nutrients in the
Media for Propagation of Cymbidium In Saptarini, N., Sari L. Widayanti dan
Vitro. Plant Physiol 27: 360-64. Sarwono. 2001. Membuat Tanaman
Cepat Berbuah. Edisi Revisi. Penebar
Irianto, Koes. 2006. Mikrobiologi Jilid 1. Yrama Swadaya. Bogor. 23 p.
Widya. Bandung.
Wetter, L.R. and Constabel F. 1991. Metode
Meidia, Yeni. 2014. Teknik Perbanyakan Pisang Kultur Jaringan Tanaman. Diterjemahkan
oleh Widianto MB. ITB Press. Bandung.