Penggunaan Zat Pengatur Tumbuh Pada Stek Pucuk Manglid BI
Penggunaan Zat Pengatur Tumbuh Pada Stek Pucuk Manglid BI
Penggunaan Zat Pengatur Tumbuh Pada Stek Pucuk Manglid BI
ABSTRACT
Manglid (Manglietiaglauca BI) is the main tree species in West Java, Indonesia, due to its fast growing and
multipurposes characteristics. Nevertheless, its seedling technique especially on the vegetative method is yet not
available. This research is objected to find out the influence of six doses of Rootone-F hormone on survival and
growth of cuttings of manglid seedling. The experiment applied Completely Random Design using 6 concentrations
of Rootone-F growth regulator substance as treatment. The concentrations were 0, 50, 100, 200, and 500 ppm
respectively, as well as powder. The results proved that 100 ppm concentration produced the biggest amount of
shoots (5 pcs/ 55% of improving), the longest root length (8.85cm/34.46% of improving) and the biggest amount of
root (6.75 pcs/40.74 of improving).On survival percentage, the powder of Rootone-F produced the highest value
(22.68%), where as 100 ppm Rootone-F (20.68%) showed not significant different on survival percentage as
compared to control.
Keywords: Manglietia glauca BI, Rootone-F, cutting shoots
ABSTRAK
Manglid (Manglietia glauca BI) merupakan tanaman andalan Jawa Barat, Indonesia, karena cepat tumbuh dan banyak
kegunaannya, namun teknik pembibitan khususnya secara vegetatif belum dikuasai. Tujuan penelitian ini adalah
mengetahui pengaruh 6 dosis hormon Rootone-F terhadap kemampuan hidup dan pertumbuhan stek pucuk manglid.
Rancangan penelitian yang digunakan adalah Completely Randomized Design (CRD) dengan 6 perlakuan yaitu
kontrol (tanpa hormon), Rootone-F 50 ppm, 100 ppm, 200 ppm, 500 ppm dan dioles. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa pemberian Rootone-F 100 ppm menghasilkan jumlah tunas tertinggi dibanding perlakuan lain (peningkatan
55% terhadap kontrol), panjang akar tertinggi sebesar 8,85 cm (peningkatan 34,46% dibanding kontrol) dan jumlah
akar terbanyak sebesar 6,75 buah (peningkatan 40,74% dibanding kontrol). Pada parameter persentase hidup
pemberian Rootone-F dioles menghasilkan nilai tertinggi yaitu 22,68 % dan tidak berbeda nyata dengan pemberian
Rootone-F 100 ppm (20,68%).
Kata kunci : Manglietia glauca BI, Rootone-F, stek pucuk
I. PENDAHULUAN
57
58
(a)
(b)
(c)
(d)
Keterangan (Remarks)
(a) Pemasangan perlakuan dan perendaman Rootone-F (Instalation of treatment and immersion of Rootone-F)
(b) Pelubangan dan penanaman stek pucuk di polibag (Perforation and planting of cutting in polybag)
(c) Kerangka bambu untuk sungkup plastik (Bamboo framework for plastic lid)
(d) Pemasangan sungkup plastik (Fitting of plastic lid)
Gambar (Figure) 2. Penanaman stek dan pemberian sungkup plastik (Planting and the provision of a
plastic lid)
59
Tabel (Table) 1. Pengaruh dosis Rootone-F terhadap kemampuan hidup dan pertumbuhan stek pucuk
manglid umur 3 bulan (Effect of Rootone-F doses on survival and growth of manglid
cutting at 3 months old)
Dosis Rootone-F
No.
(Doses of
Rootone-F)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Kontrol
(Control)
50 ppm
100 ppm
200 ppm
500 ppm
Dioles
(Powder)
Persen
hidup
(Survival)
(%)
9,33 c
Jumlah
tunas
(Number of
shoots )
2,25 b
Panjang
akar
(Length of
root)(cm)
5,80 a
13,33 b
20,68 a
16,00 b
12,68 bc
22,68 a
2,50 b
5,00 a
3,50 b
2,00 b
2,25 b
8,25 a
8,85 a
7,75 a
5,95 a
6,55 a
Parameter
Jumlah
akar
(Number of
roots)
4,00 b
2,75 b
6,75 a
4,50 b
4,00 b
4,50 b
Berat kering
akar
(Biomassa of
roots) (gram)
0,54 a
0,10 a
0,38 a
0,14 a
0,38 a
0,40 a
Berat kering
daun
(Biomassa of
leaves) (gram)
0,93 ab
0,53 bc
1,27 a
0,35 c
0,81 bc
0,66 bc
Keterangan (Remarks) : Nilai yang diikuti dengan huruf yang sama dalam suatu kolom menunjukkan tidak berbeda nyata pada
tingkat kepercayaan 95% (Value followed by same letter on column indicated not different at 95% level
on Duncan Test)
60
B. Pembahasan
Dari hasil penelitian terlihat bahwa penggunaan hormon Rootone-F dalam pembibitan
stek pucuk manglid menghasilkan persentase
hidup yang relatif rendah (< 22,68%). Rendahnya
persentase hidup stek disebabkan oleh rendahnya
kualitas bahan stek yang hanya diambil dari bagian pucuk percabangan tanaman manglid umur
1,5 tahun tanpa teknik juvenilisasi. Tanaman
manglid sebagai bahan stek tersebut ditanam
dengan jarak tanam 2 x 3 m dan telah berketinggian sekitar 1,5 - 2 m dari permukaan tanah.
Bahan stek yang berasal dari tajuk yang posisinya
lebih atas kemampuan berakarnya lebih rendah
(Menzies, 1992, dan Hartman et al., 1990). Bahan stek tersebut bersifat bukan tunas juvenil,
tunas plagiotrof/bukan ototrof, tidak melalui teknik juvenilisasi melainkan dari pucuk percabangan tanaman manglid. Bahan stek yang berasal
bukan dari tunas juvenil akan mempunyai kemampuan berakar dan tumbuh yang relatif rendah. Bahan stek pada tahap juvenil akan lebih
mudah berakar dibandingkan dengan pada tahap
dewasa (mature). Hasil penelitian Danu et al.
(2011) menunjukkan bahwa bahan stek pucuk
nyamplung (Calophyllum inophyllum L.) yang
berasal dari anakan (seedling) menghasilkan
persen hidup (89,17%) terbaik dan berbeda nyata
dibandingkan berasal dari pohon muda (75,28%)
dan pohon dewasa (71,39%). Proses penuaan
pohon dengan meningkatkan umur tanaman bisa
menjadi hambatan penting dalam pembangunan
hutan klonal. Pangkal pohon adalah bagian yang
masih juvenil, kemudian semakin dewasa
(mature) seiring dengan semakin tinggi posisinya
dalam tajuk pohon (Hartman et al., 1990). Ketinggian bahan stek yang diambil dari tanaman
dengan ketinggian sekitar 2 meter juga mempengaruhi kulitas bahan stek. Untuk ketinggian
lebih dari 90 cm ada kecenderungan persen hidup
dan panjang akar akan menurun (Pramono,
2008.).
Hartman dan Kester (1983) menyatakan bahwa banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan stek pucuk diantaranya pada saat pengambilan stek, umur pohon induk dan lingkungan
tumbuh. Zat pengatur tumbuh Rootone-F yang
diberikan pada tanaman ditujukan untuk merangsang keluar akar, jika diberikan pada tanaman yang terlalu tua hanya akan merangsang
pembelahan sel yaitu yang ditandai oleh munculnya kalus pada luka bekas potongan. Pada
61
62
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Dari hasil dan pembahasan tersebut di atas
dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai
berikut :
1. Pemberian Rootone-F 100 ppm memberikan
pertumbuhan rata-rata jumlah tunas (5), panjang akar (8,85 cm) dan jumlah akar (6,75
buah) terbaik dan berbeda nyata dibanding
perlakuan lain.
2. Pemberian Rootone-F 100 ppm menghasilkan
persentase jadi stek pucuk (20,68%) dan
tidak berbeda nyata dengan Rootone-F dioles
(22,68%) tetapi keduanya berbedanyata lebih
baik dibanding dosis Rootone-F lainnya.
B. Saran
1. Dalam pengadaan bibit manglid secara vegetatif disarankan dengan penggunaan RootoneF 100 ppm untuk menghasilkan pertumbuhan
lebih baik.
2. Penggunaan metode stek pucuk dalam
perbanyakan tanaman perlu dibarengi dengan
teknik pembangunan kebun pangkas (teknik
juvenilisasi) dan sumber bahan stek dari materi pemuliaan sehingga tercapai peningkatan
produktivitas hutan tanaman, khususnya
manglid.
DAFTAR PUSTAKA
Adinugraha, H.A., S. Pudjiono dan D. Yudistiro. 2007.
Pertumbuhan Stek Pucuk dari Tunas Hasil
Pemangkasan Semai Jenis Euchalyptus pellita
F. Muell Di Persemaian. Jurnal Pemuliaan
Tanaman Hutan Vol 1. No 1, Juli 2007. Balai
Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan
Tanaman Hutan. Purwobinangun. Yogyakarta.
Danu, A. Subiakto dan A.Z. Abidin. 2011. Pengaruh
Umur Pohon Induk terhadap Perakaran Stek
Nyamplung (Calophllum inophyllum L.). Jurnal Hutan Tanaman Vol 8 No 1. 2011. Bogor.
Hacket, W.P. 1988. Donor Plant Maturation and
Adventitious Root Formation. In : Adventitious Root Formation in Cutting. T.D. Davis;
B.E. Haissig and N. Sankhla eds. Discorides
Prees. Oregon.
Hartman, H.T. and D.E. Kester. 1983. Plant Propagation: Principles and Practise. Prentice
Hall, Englewood Cliff. New Jersey. 727p
63