Jenis-Jenis Ikan Hasil Tangkapan Nelayan Dengan Alat Tangkap Seine Net Di Pesisir Desa Sanggalangit, Kabupaten Buleleng, Bali
Jenis-Jenis Ikan Hasil Tangkapan Nelayan Dengan Alat Tangkap Seine Net Di Pesisir Desa Sanggalangit, Kabupaten Buleleng, Bali
Jenis-Jenis Ikan Hasil Tangkapan Nelayan Dengan Alat Tangkap Seine Net Di Pesisir Desa Sanggalangit, Kabupaten Buleleng, Bali
Diterima (received) 12 Mei 2020; disetujui (accepted) 3 Agustus 2020; tersedia secara online (available online) 15 Februari 2021
Abstract
Sanggalangit Village is one of the villages in Gerokgak Subdistrict, Buleleng Regency with the main potential of fisheries
of anchovy and several other species of fish. The fishing gear used by fishermen is dominated by a seine net. The
purpose of this research was to determine the types of fish caught, the relative abundance of fish caught, the wealth
index of fish caught, and the relationship between the length and the weight of the dominant caught fish. This research
was conducted from December 2019 until January 2020. The data were obtained by direct observation in the field. Fish
sampling was taken using simple random sampling. The results showed that there were 23 species of fish, grouped into
8 orders and 16 families. The type of fish wealth index obtained was 2.07, categorized as a low type of wealth index.
The relative abundance of fish species was quite diverse, ranging from 0.01%-0.15%. The analysis of the relationship
between the length and the weight of the dominant caught fish between Devis' Anchovy, Buccaneer Anchovy, and
Spotty-Face Anchovy showed that the growth patterns were negative allometric which means that the growth of fish
length is faster than the growth of fish body weight. Devis' Anchovy has a W = 0,0022L 1,4291 length - weight relationship,
Buccaneer Anchovy has a W = 0,001L1,6343 length - weight relationship, and Spotty-Face Anchovy has a W = 0,0007L1,7362
length - weight relationship.
Abstrak
Desa Sanggalangit merupakan salah satu desa di Kecamatan Gerokgak Kabupaten Buleleng dengan potensi perikanan
tangkap utama Ikan Teri serta beberapa jenis ikan lainnya. Alat tangkap yang digunakan nelayan didominasi oleh alat
tangkap seine net. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis-jenis ikan yang ditangkap, kelimpahan relatif
jenis ikan yang ditangkap, kekayaan jenis ikan yang ditangkap dan hubungan panjang berat tubuh ikan tangkapan
dominan. Penelitian ini berlangsung dari bulan Desember 2019 sampai Januari 2020. Sampel ikan diperoleh dengan
cara observasi langsung di lapangan. Sampel ikan diambil dengan menggunakan simple random sampling. Hasil
tangkapan nelayan dengan alat tangkap seine net didapatkan 23 jenis ikan yang dikelompokkan dalam 8 ordo dan 16
famili. Indeks kekayaan jenis ikan yaitu sebesar 2,07, yang masuk kategori indeks kekayaan jenis rendah. Nilai
kelimpahan relatif jenis ikan cukup beragam berkisar antara 0,01%-0,15%. Analisis hubungan panjang dan berat ikan
hasil tangkapan dominan antara Ikan Teri Devis, Ikan Teri Gacer dan Ikan Teri Gepeng menunjukkan pola
pertumbuhan allometrik negatif yang berarti bahwa pertumbuhan panjang ikan lebih cepat dibandingkan
pertumbuhan berat tubuh ikan. Ikan Teri Devis memiliki hubungan panjang - berat W = 0,0022L1,4291, Ikan Teri Gacer
memiliki hubungan panjang - berat W = 0,001L1,6343 dan Ikan Teri Gepeng memiliki hubungan panjang - berat W =
0,0007L1,7362.
Desa Sanggalangit merupakan salah satu desa di 2.1 Waktu dan Tempat
Kecamatan Gerokgak Kabupaten Buleleng dengan
potensi perikanan tangkap utama Ikan Teri serta Penelitian ini dilakukan di Pesisir Desa
beberapa jenis ikan lainnya seperti Ikan Tongkol Sanggalangit, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten
dan Ikan Cakalang. Tercatat jumlah hasil Buleleng, Provinsi Bali. Penelitian ini berlangsung
tangkapan Ikan Teri di Kecamatan Gerokgak pada dari bulan Desember 2019 sampai Januari 2020. Peta
tahun 2018 mencapai 13,8 ton, jumlah hasil lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.
tangkapan Ikan Tongkol mencapai 788,3 ton (BPS
Kabupaten Buleleng, 2019). Alat tangkap yang
digunakan nelayan Desa Sanggalangit didominasi
oleh alat tangkap seine net. Alat tangkap seine net
merupakan alat tangkap tradisional yang masih
sering digunakan nelayan-nelayan tradisional atau
sebagian kelompok nelayan tertentu khususnya
nelayan dengan modal terbatas dalam melakukan
penangkapan ikan (Suherman et al., 2016).
Kabupaten Buleleng merupakan wilayah pesisir
yang kaya akan hasil perikanan tangkapnya.
Perkembangan produksi di bidang perikanan
tangkap di Buleleng menunjukkan peningkatan
dari tahun ke tahun. Informasi mengenai jenis-jenis Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian
ikan hasil tangkapan belum banyak didapatkan di
Pesisir Desa Sanggalangit. Kurangnya data dan 2.2 Alat dan Bahan
informasi menyebabkan potensi perikanan tidak
dapat dimanfaatkan secara optimal dan lestari. Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
Inventarisasi merupakan pendataan yang buku identifikasi yang diterbitkan oleh ACIAR
dilakukan dengan menggunakan berbagai aspek tahun 2013 dengan judul Market Fishes of Indonesia,
data diantaranya yaitu jenis ikan yang didaratkan Panduan Bergambar tentang Ikan Umpan pada
dan banyaknya ikan hasil tangkapan nelayan Perikanan Pole-and-Line di Indonesia Timur oleh
(Maresa et al., 2019). Identifikasi adalah kegiatan Antony Lewis dan Heri, dan data fishbase yang
dengan tujuan untuk mencari dan mengenal ciri- diakses melalui website, penggaris, timbangan
ciri taksonomi yang sangat bervariasi. Selain itu digital, kertas label, nampan, plastik, alat tulis,
untuk mengetahui nama suatu individu dengan kamera, dan laptop. Bahan yang digunakan dalam
cara mengamati beberapa karakter atau ciri penelitian ini yaitu ikan hasil tangkapan dan
morfologi spesies tersebut dengan alkohol 70%.
membandingkan ciri-ciri yang ada sesuai dengan
kunci determinasi (Fitrah et al., 2016). 2.3 Metode Penelitian
Ikan hasil tangkapan yang didaratkan di Pesisir
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif
Desa Sanggalangit cukup beragam dengan hasil
kuantitatif dengan tujuan untuk mendeskripsikan
tangkapan yang cukup banyak. Selama ini, data
objek penelitian ataupun hasil penelitian. Data
jenis-jenis ikan pada Pesisir Desa Sanggalangit
yang digunakan berupa data primer dan data
belum memadai. Mengetahui jenis-jenis ikan yang
sekunder. Data primer diperoleh dengan cara
didaratkan akan membantu dalam mengetahui
pengamatan langsung di lapangan menggunakan
jenis ikan tangkapan dominan dan sampingan serta
sistem simple random sampling atau pengambilan
membantu dalam pengelolaan perikanan yang
sampel secara acak. Pengambilan sampel dilakukan
berkelanjutan mulai dari penangkapan,
sebanyak 10 kali trip dengan sasaran 4 nelayan
penanganan, pengolahan dan pemasaran. Oleh
yang mewakili 50% dari jumlah nelayan yang
karena itu, penelitian mengenai jenis-jenis ikan
memiliki alat tangkap seine net di Pesisir Desa
hasil tangkapan nelayan dengan alat tangkap seine
net di Pesisir Desa Sanggalangit perlu dilakukan.
Sanggalangit. Data sekunder bersumber dari data disebut allometric negative, dan jika b diatas 3
Dinas Perikanan Kabupaten Buleleng. disebut allometric positif.
Kelimpahan relatif tangkapan dihitung untuk 3.1.1 Kondisi Umum Lokasi Penelitian
mengetahui jumlah speises ikan dalam satuan
volume atau luasan tertentu. Menurut Andani et al. Desa Sanggalangit merupakan desa di Kecamatan
(2017), kelimpahan relatif dapat dihitung Gerokgak dengan luas 19,50 km2. Pesisir Desa
menggunakan rumus sebagai berikut: Sanggalangit merupakan daerah pantai dengan
𝑛𝑖 pasir hitam dan perairannya dikelilingi oleh
𝐵= × 100% (1) beberapa terumbu karang, namun di Desa
𝑁
dimana B adalah kelimpahan relatif ikan yang Sanggalangit sendiri substrat pada perairannya
tertangkap; ni adalah jumlah total individu spesies didasari oleh pasir.
ke-i; dan N adalah jumlah total individu semua
spesies yang tertangkap. 3.1.2 Jenis-Jenis Ikan Hasil Tangkapan
2.4.2 Analisis Kekayaan Jenis Jenis-jenis ikan hasil tangkapan nelayan dengan
alat tangkap seine net di Pesisir Desa Sanggalangit,
Indeks kekayaan jenis adalah untuk mengetahui Kabupaten Buleleng, Bali yaitu sebanyak 23 spesies
kekayaan jenis spesies dalam suatu komunitas yang dengan 3 spesies ikan hasil tangkapan dominan dan
dijumpai. Menurut Margalef (1980) dalam Maresa 20 spesies ikan hasil tangkapan sampingan. Ikan-
et al. (2019), rumus kekayaan jenis adalah sebagai ikan tersebut dikelompokkan dalam 8 ordo dan 16
berikut: famili. Famili terbanyak berasal dari Clupeidae dan
Engraulidae yang sama-sama memiliki persentase
(𝑆 − 1)
𝐷𝑚𝑔 = (2) sebesar 17%. Persentase jenis ikan per famili dapat
𝑙𝑛(𝑁)
dilihat pada Gambar 2.
dimana Dmg adalah indeks kekayaan jenis; S
adalah jumlah jenis; dan N adalah jumlah individu
seluruh spesies ikan. Jika Dmg < 3,5, maka kekayaan
jenis dalam kategori rendah, 3,5 < Dmg < 5, maka
kekayaan jenis dalam kategori sedang, dan Dmg > 5,
maka kekayaan jenis dalam kategori tinggi.
𝑊 = (𝑎𝐿𝑏 ) (3)
Gambar 2. Persentase Jenis Ikan per Famili
dimana W adalah berat ikan (gram); L adalah
panjang ikan (mm); a adalah intercept regresi linear;
Nilai kelimpahan relatif ikan berkisar antara
dan b adalah koefisien regresi. Nilai b dari hasil 0,01% sampai dengan 0,15% dengan nilai kekayaan
perhitungan dapat mencerminkan pola
jenis ikan sebesar 2,07 dimana nilai tersebut dapat
pertumbuhan ikan. Jika b=3, maka pola dikategorikan dalam kategori rendah. Jenis-jenis
pertumbuhan bersifat isometric atau pertumbuhan
ikan tangkapan di Desa Sanggalangit dapat
bobot setara dengan panjang, jika b≠3, maka pola
dikelompokkan menjadi 8 ordo yaitu Perciformes,
pertumbuhan bersifat allometric. Pola pertumbuhan Clupeiformes, Decapoda, Tetraodontiformes,
allometric terbagi menjadi dua, jika b dibawah 3 Pleuronectiformes, Teuthida, Atheriniformes,
Siluriforms. Sedangkan berdasarkan famili, ikan-
Tabel 1
Jenis-Jenis Ikan Hasil Tangkapan
Decapterus macarellus Paracanthurus hepatus Sphyraena obtusata Ambassis kopsii
ikan tersebut masuk ke dalam 16 famili yaitu Jenis ikan yang dominan di tangkap di Desa
Carngidae, Acanthuridae, Sphyraenidae, Sanggalangit dengan alat tangkap seine net yaitu
Ambassidae, Mullidae, Gerreidae, Apogonidae, Ikan Teri Devis (Encrasicholina devisi), Ikan Teri
Engraulidae, Clupeidae, Penaeidae, Portunidae, Gacer (Encrasicholina punctifer), dan Ikan Teri
Monacanthidae, Soleidae, Loliginidae, Atherinidae Gepeng (Stolephorus waitei). Total sampel ikan
dan Plotosidae. Menurut habitatnya jenis-jenis ikan tangkapan yang digunakan masing-masing jenis
hasil tangkapan nelayan Desa Sanggalangit berjumlah 300 ekor per spesies. Hasil analisis
termasuk ke dalam jenis ikan pelagis dan ikan hubungan panjang berat Ikan Teri Devis
demersal. Dari 23 jenis ikan yang didapatkan, (Encrasicholina devisi) didapatkan nilai b sebesar
sebanyak 14 jenis (61%) merupakan ikan pelagis 1,4291 dimana hal ini menunjukkan bahwa nilai b<3
dan 9 jenis (39%) merupakan ikan demersal. Jenis- atau pola pertumbuhannya disebut allometrik
jenis ikan hasil tangkapan dapat dilihat pada Tabel negatif. Hasil analisis regresi dan grafik hubungan
1. panjang berat pada Gambar 3 memiliki persamaan
regresi W = 0,0022L1,4291 dengan nilai determinasi
3.1.3 Hubungan Panjang dan Berat Ikan Hasil (R2) = 0,565.
Tangkapan Dominan
R² = 0,6322
0.80 Ikan Ekor Kuning, Ikan Layang, Ikan Sunglir, Ikan
n = 300
0.60
Lemuru, Ikan Teri, Ikan Slengseng, Ikan Lencam,
Ikan Kurisi, Ikan Tongkol, Ikan Kembung, Ikan
0.40
Madidihang, Ikan Kerapu Karang dan Ikan Laut
0.20 lainnya. Jumlah ikan terbanyak di Kecamatan
0.00 Gerokgak didominasi oleh jenis Ikan Tongkol
0 20 40 60 80 dengan jumlah tangkapan 765,8 ton. Jumlah ikan
Berat (gr) terbanyak ke dua di Kecamatan Gerokgak adalah
Ikan Madidihang dengan jumlah tangkapan 445,6
Gambar 4. Grafik Hubungan Panjang dam Berat Ikan ton.
Teri Gacer
3.2 Pembahasan
0.80
R² = 0,6967 Jenis-jenis ikan hasil tangkapan menggunakan alat
n = 300 tangkap seine net di Desa Sanggalangit terdiri dari
0.60
23 jenis yang dapat dikelompokkan dalam 8 ordo
0.40
dan 16 famili. Dari 8 ordo yang didapatkan selama
0.20
penelitian, jenis ikan yang paling banyak
0.00
ditemukan berasal dari Ordo Perciformes yang
0 20 40 60 80
tersebar dalam 7 famili. Ditemukan 7 famili yang
Berat (gr) termasuk ke dalam Ordo Perciformes pada
penelitian kali ini. Famili dari Ordo Perciformes
Gambar 5. Grafik Hubungan Panjang dan Berat Ikan Teri yang ditemukan yaitu Carangidae dengan spesies
Gepeng Decapterus macarellus, Acanthuridae dengan spesies
Paracanthurus hepatus, Sphyraenidai dengan
Hasil analisis hubungan panjang berat Ikan Teri Sphyraena obtusata, Ambassidae dengan spesies
Gacer (Encrasicholina punctifer) didapatkan nilai b Ambassis kopsii, Mullidae dengan spesies Upeneus
sebesar 1,6343 dimana hal ini menunjukkan bahwa taeniopterus, Gerreidae dengan spesies Gerres
nilai b<3 atau pola perumbuhannya disebut eythrourus, dan Apogonidae dengan spesies
allometrik negatif. Hasil analisis regresi dan grafik Rhabdamia cypselurus.
hubungan panjang berat pada Gambar 4 memiliki Jenis ikan lainnya dikelompokkan dalam
persamaan regresi W = 0,001L1,6343 dengan nilai beberapa ordo yaitu Ordo Cupeiformes dengan 2
determinasi (R2) = 0,6322. famili yaitu Engraulidae dan Clupeidae. Spesies
yang ditemukan dalam famili Engraulidae yaitu
Encrasicholina devisi, Encrasicholina punctifer, data hasil ikan tangkapan dihitung untuk
Stolephorus waitei, dan Stolephorus heterolobus. mengetahui kepadatan spesies ikan tersebut dalam
Spesies yang ditemukan dalam famili Clupeidae suatu perairan. Jenis ikan dengan nilai kelimpahan
yaitu Amblygaster leiogaster, Sardinella gibbosa, relatif paling besar yaitu spesies Encrasicholina devisi
Spratelloides delicatulus, dan Sardinella lemuru. dan spesies Encrasicholina punctifer dengan nilai
Selanjutnya terdapat ordo dengan 2 famili yaitu masing-masing 0,15%, 3 jenis ikan yang ditangkap
Ordo Decapoda. Famili yang didapatkan yaitu dengan nilai kelimpahan relatif terbesar
Penaeidae dengan spesies Farfantepenaeus aztecus, menjadikan spesies tersebut merupakan hasil
dan famili Portunidae dengan spesies Ovalipes tangkapan dominan di Pesisir Desa Sanggalangit.
ocellatus. Masing-masing ordo lainnya Nilai kelimpahan relatif yang berada dibawah
mendapatkan masing-masing 1 famili. Ordo 0,15% ditentukan sebagai jenis ikan hasil tangkapan
Tetraodontiformes terdapat famili Monacanthidae sampingan, hal ini dikarenakan jumlah ikan yang
dengan spesies Paramonacanthus japonicas. Ordo didapatkan tidak sebanyak 3 jenis ikan yang
Pleuronectiformes terdapat famili Soleidae dengan memiliki nilai kelimpahan relatif 0,15%.
2 spesies yang ditemukan yaitu Pardachirus Jenis-jenis ikan yang ditangkap di Pesisir Desa
pavoninus dan Liachirus melanospilos. Ordo Teuthida Sanggalangit terbagi menjadi 2 habitat, yaitu ikan
terdapat famili Loliginidae dengan spesies pelagis dan ikan demersal. Ikan pelagis yang
Uroteuthis duvauceli. Ordo Atheriniformes terdapat ditangkap oleh nelayan berjumlah lebih banyak
famili Atherinidae dengan spesies Hypoatherina dibandingkan ikan demersal. Hasil jenis ikan yang
temminckii. Ordo yang terakhir yaitu Ordo ditangkap nelayan sebanyak 23 spesies dengan 39%
Siluriforms terdapat famili Plotosidae dengan tipe habitat demersal dan 61%. Menurut Nelwan et
spesies Plotosus lineatus. al. (2015) ikan pelagis adalah kelompok ikan yang
Indeks kekayaan jenis yang didapatkan yaitu berenang dengan membentuk schooling atau
sebesar 2,07, nilai tersebut dikategorikan sebagai bergerombol di dalam kehidupannya dan memiliki
indeks kekayaan jenis yang rendah. Menurut sifat berenang bebas dengan melakukan migrasi
Margalef (1980) dalam Maresa et al. (2019) nilai secara vertikal maupun horizontal mendekati
indeks kekayaan jenis yang berada di bawah atau permukaan dengan ukuran tubuh relatif kecil. Ikan
kurang dari 3,5 masuk ke dalam kategori kekayaan demersal menurut Akbar et al. (2013) adalah ikan
jenis rendah, dapat diartikan pula bahwa jenis ikan yang tinggal di dasar perairan atau bergantung
yang ditemukan di Pesisir Desa Sanggalangit pada substrat dasar perairan, makanan ikan
cukup sedikit maka indeks kekayaan jenisnya demersal berupa biota kecil lainnya yang berada
dikategorikan rendah. Rendahnya nilai kekayaan pada substrat perairan.
jenis ikan yang ditangkap di Pesisir Desa
Sanggalangit dapat dipengaruhi oleh beberapa hal 3.2.2 Hubungan Panjang dan Berat Ikan Hasil
seperti kondisi cuaca dan kondisi lingkungan Tangkapan Dominan
lainnya seperti bulan purnama. Cahaya merupakan
faktor lainnya yang mempengaruhi penangkapan Hasil analisis hubungan panjang dan berat ikan
yang dilakukan oleh nelayan. Nelayan di Desa hasil tangkapan dominan yaitu Ikan Teri Devis,
Sanggalangit melakukan penangkapan pada malah Ikan Teri Gacer, dan Ikan Teri Gepeng dengan
hari karena ikan-ikan yang ditangkap merupakan masing-masing sampel berjumlah 300 ekor, data
jenis ikan yang tertarik pada cahaya di malam hari. menunjukkan bahwa pola pertumbuhan ketiga
Pada waktu bulan purnama hasil tangkapan jenis ikan sampel bersifat allometrik negatif. Ketiga
nelayan akan lebih sedikit bahkan tidak ikan hasil tangkapan dominan mengalami
mendapatkan hasil karena terlalu banyaknya pertumbuhan panjang tubuh lebih cepat
cahaya sehingga ikan tidak akan mengikuti cahaya dibandingkan dengan pertumbuhan bobot tubuh.
lampu yang digunakan sebagai penggiring ikan ke Ikan Teri Devis (Encrasicholina devisi) memiliki
tepi untuk ditangkap. hubungan panjang bobot W = 0,0022L1,4291 dengan
nilai b sebesar 1,4291. Ikan Teri Gacer
Kelimpahan relatif jenis ikan yang didapatkan
(Encrasicholina punctifer) memiliki hubungan
dalam penelitian kali ini mendapatkan nilai yang
panjang bobot W = 0,001L1,6343 dengan nilai b sebesar
cukup bervariasi dimulai dari yang terendah yaitu
1,6343. Ikan Teri Gepeng (Stolephorus waitei)
0,01% sampai dengan tertinggi sebesar 0,15%.
memiliki hubungan panjang bobot W = 0,0007L 1,7362
Menurut Andani et al. (2017), kelimpahan relatif
dengan nilai b sebesar 1,7362. Menurut Harahap al. (2014), Ikan Madidihang merupakan ikan pelagis
(2018), keragaman pertumbuhan dapat besar dengan bentuk tubuh torpedo. Ikan ekonomi
dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin, penyakit, memiliki nilai ekonomis yang tinggi karena Ikan
dan lain-lain. Selain itu, menurut Gustiarisanie et al. Madidihang memiliki pangsa pasar yang luas
(2016), ikan tidak selalu memiliki pola dengan harga yang tinggi. Desa Sanggalangit,
pertumbuhan yang sama. Nilai b hubungan Kecamatan Gerokgak sendiri memiliki jenis ikan
panjang bobot yang berbeda antar spesies dapat yang dominan ditangkap yaitu Ikan Teri. Hasil
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu tingkat tangkapan Ikan Teri di Kecamatan Gerokgak pada
kematangan gonad, usia, jenis kelamin, musim, tahun 2019 mencapai 33,1 ton. Menurut
habitat, kondisi lingkungan perairan, faktor Dharmayanti dan Aryati (2014), Ikan Teri
makanan dan ukuran tubuh. merupakan ikan yang berada di daerah perairan
Hasil penelitian yang diperoleh dan telah pesisir dan estuaria. Ikan Teri hidup berkelompok
dilakukannya uji T didapati nilai b lebih kecil dari atau hidup secara schooling. Ikan Teri merupakan
3, sehingga dapat diduga bahwa pola pertumbuhan ikan dengan kualitas tinggi yang dapat
Ikan Teri Devis, Teri Gacer, dan Teri Gepeng dimanfaatkan karena seluruh tubuhnya dapat
bersifat allometrik negatif. Menurut Effendie (2002) dikonsumsi. Beberapa jenis ikan lainnya yang
dalam Harahap (2018), berdasarkan uji T selang tertangkap di Kecamatan Gerokgak yaitu Ikan
kepercayaan 95% diperoleh nilai T hit>T tabel yang Cendro, Ikan Ekor Kuning, Ikan Selar, Ikan Kuwe,
berarti tolak H0 yaitu pola pertumbuhan Ikan Teri Ikan Layang, Ikan Sunglir, Ikan Lemuru, Ikan
Devis, Ikan Teri Gacer, dan Ikan Teri Gepeng Lemadang, Ikan Terbang, Ikan Slengseng, Ikan
bersifat allometrik negatif dimana pertambahan Bawal, Ikan Lencam, Ikan Kakap, Ikan Banyar, Ikan
panjang lebih cepat dari pada pertambahan bobot. Kurisi, Ikan Cakalang, Ikan Kembung, Ikan
Hasil demikian dapat dilihat oleh banyaknya ikan Tenggiri, Ikan Kerapu Karang, Ikan Baronang, Ikan
teri yang terkumpul selama penelitian dalam Tetengkek, Ikan Peperek, Cumi, dan Ikan Laut
kondisi ramping. lainnya. Menurut Weri dan Sucahyo (2017), salah
satu penentu besar kecilnya populasi dari ikan di
Hasil analisis hubungan panjang dan berat nilai
suatu perairan yaitu berdasarkan ketersediaan
koefisien determinasi (R2) Ikan Teri Devis sebesar
makanan yang ada di perairan tersebut. Apabila
0,56 dengan nilai koefisien korelasi (r) sebesar
ketersediaan makanan di perairan tersebut
0,7519. Nilai koefisien determinasi (R2) Ikan Teri
menurun, maka sudah dapat dipastikan jumlah
Gacer sebesar 0,63 dengan nilai koefisien korelasi
populasi ikan akan ikut menurun akibat perebutan
(r) sebesar 0,7951. Nilai koefisien determinasi (R2)
makanan yang terjadi antar spesies ikan.
Ikan Teri Gepeng sebesar 0,63 dengan nilai
koefisien korelasi (r) sebesar 0,7951. Unutk nilai
4. Simpulan
koefisien korelasi (r) Ikan Teri Devis, Ikan Teri
Gacer, dan Ikan Teri Gepeng yang mendekati nilai Jenis ikan hasil tangkapan nelayan dengan alat
1. Nilai ini menyatakan bahwa terdapat hubungan tangkap seine net di Pesisir Desa Sanggalangit
yang erat antara panjang tubuh total dan berat terdiri dari 23 jenis ikan yang dapat dikelompokkan
tubuh total. Menurut Walpole (1992) dalam dalam 8 ordo dan 16 famili. 3 jenis ikan yang
Harahap (2018), nilai r yang mendekati 1 maka nilai dominan ditemukan yaitu Encrasicholina devisi,
tersebut terdapat hubungan yang kuat antara Encrasicholina punctifer dan Stolephorus waitei. 20
kedua variabel. jenis ikan sampingan yang ditemukan yaitu
Decapterus macarellus, Paracanthurus hepatus,
3.2.3 Produksi Perikanan Tangkap Kecamatan
Sphyraena obtusata, Ambassis kopsii, Upeneus
Gerokgak Tahun 2019
taeniopterus, Gerres eythrourus, Rhabdamia cypselurus,
Stolephorus heterolobus, Amblygaster leiogaster,
Jumlah terbesar ikan tertangkap oleh berbagai alat
Sardinella gibbosa, Spratelloides delicatulus, Sardinella
tangkap yang terdapat di Kecamatan Gerokgak,
lemuru, Farfantepenaeus aztecus, Ovalipes ocellatus,
Kabupaten Buleleng adalah jenis Ikan Tongkol dan
Paramonacanthus japonicas, Pardachirus pavoninus,
Ikan Madidihang. Kedua jenis ikan ini memiliki
Liachirus melanospilos, Uroteuthis duvauceli,
jumlah hasil tangkapan terbanyak pertama dan
Hypoatherina temminckii, Plotosus lineatus. Indeks
kedua. Ikan Tongkol merupakan ikan air laut yang
kekayaan jenis yang didapatkan yaitu sebesar 2,07,
memiliki nilai ekonomis tinggi. Menurut Kantun, et
nilai tersebut dikategorikan sebagai indeks Fitrah, S. S., Dewiyanti, I., & Rizwan, T. (2016). Identifikasi
Jenis Ikan di Perairan Laguna Gampoeng Pulot Kecamatan
kekayaan jenis yang rendah. Kelimpahan relatif
Leupung Aceh Besar. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan
jenis ikan yang didapatkan berkisar antara 0,01%- dan Perikanan Unsyiah, 1(1), 66-81.
0,15%. Hubungan panjang berat hasil tangkapan Fuadi, Z., Dewiyanti, I., & Purnawan, S. (2016). Hubungan
dominan ikan teri devis, ikan teri gacer dan ikan teri Panjang Berat Ikan yang Tertangkap di Krueng Simpoe,
gepeng bersifat allometrik negatif yang berarti Kabupaten Bireun, Aceh. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Kelautan dan Perikanan Unsyiah, 1(1), 169-176.
bahwa pertambahan panjang tubuh ikan lebih
Gustiarisanie, A., Rahardjo, M. F., & Ernawati, Y. (2016).
cepat dibandingkan dengan pertambahan berat Hubungan Panjang-Bobot dan Faktor Kondisi Ikan Lidah
tubuh ikan. Cynoglossus cynoglossus, Hamilton 1822 (Pisces:
Cynoglossidae) di Teluk Pabean Indramayu, Jawa Barat.
Jurnal Iktiologi Indonesia, 16(3), 337-344.
Ucapan Terima Kasih
Harahap, W. A. J. (2018). Identifikasi dan Hubungan Panjang
Bobot Ikan Hiu Tupai (Chiloscylium hasselti) di Perairan
Terima kasih saya ucapkan kepada Bapak Suroso Tanjung Balai Provinsi Sumatera Utara. Skripsi. Sumatera
beserta keluarga, kelompok nelayan Desa Utara, Indonesia: Program Studi Manajemen Sumberdaya
Sanggalangit yang telah membantu dalam Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.
pengambilan data penelitian serta kepada Kepala Kantun, W., Mallawa, A., & Rapi, N. L. (2014). Perbandingan
Struktur Ukuran Tuna Madidihang (Thunnus albacares)
Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten yang tertangkap pada Rumpon Laut Dalam dan Laut
Buleleng yang telah mengizinkan dilakukannya Dangkal di Perairan Selat Makassar. Jurnal IPTEKS
penelitian. Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, 1(2), 112-128.
Maresa, K. I., Restu, I. W., & Ekawaty, R. (2019). Inventarisasi
Daftar Pustaka Jenis Ikan yang didaratkan dan Kondisi Sosial Ekonomi
Nelayan di PPI Sangsit, Buleleng, Bali. Current Trends in
Aquatic Science, 2(1), 30-37.
Akbar, H., Pujiyanti, S., & Natsir, M. (2013). Hubungan Tipe
Dasar Perairan dengan Distribusi Ikan Demersal di Perairan Nelwan, A. F. P., Sudirman, Nursam, M. & Yunus, M. A.
Pangkajene Sulawesi Selatan 2011. Jurnal Teknologi (2015). Produktivitas Penangkapan Ikan Pelagis di Perairan
Perikanan dan Kelautan, 4(1), 31-39. Kabupaten Sinjai pada Musim Peralihan Barat-Timur.
Jurnal Perikanan., 17(1), 18-26.
Andani, A., Herawati, T., Zahidah, & Hamdani, H. (2017).
Identifikasi dan Inventarisasi Ikan yang Dapat Beradaptasi Suherman, Brown, A., & Usman. (2016). Analysis composition
di Waduk Jatigede pada Tahap Inundasi Awal. Jurnal weight and type of catches of beach seine which operated at
Perikanan dan Kelautan, 8(2), 28-35. morning and afternoon in Bungus Selatan Village Bungus
Teluk Kabung District Padang City Province of West
BPS Kabupaten Buleleng. (2019). Kabupaten Buleleng Dalam Sumatera. Jurnal Online Mahasiswa Bidang Perikanan dan
Angka 2019. Buleleng, Indonesia: Badan Pusat Statistik Ilmu Kelautan, 3(1), 1-13.
Kabupaten Buleleng.
Weri, M. N. & Sucahyo. (2017). Keterkaitan Alat Tangkap Ikan
Dharmayanti, A. W. S. & Aryati, E. (2014). Manfaat Ikan Teri dengan jenis yang didapatkan di Rawa Pening. Jurnal
Segar (Stolephorus sp) terhadap Pertumbuhan Tulang dan BIOEDUKASI, 10(2), 35-43.
gigi. ODONTO Dental Journal, 1(2), 52-56.