271 272 1 SM
271 272 1 SM
271 272 1 SM
Asirotul Ma’rifah
Abstract
Preschool age children (3-5 years) were vulnerable nutrition groups, while they were
undergoing a process of relatively rapid growth. If there was a lack of adequate child care,
especially assuredness food then it became one of the factors that caused child malnutrition. The
purpose of this research was to know the relationship between food parenting with nutritional
status of preschool age children (3-5 years old) at Kejagan Sub Village Kejagan Village Trowulan
Sub District Trowulan Mojokerto District. Research design was analytic correlation with cross
sectional approach. Population was all mothers and preschool age children (3-5 years) as many
as 31 people which were taken all as sample by using total sampling. Independent variable was
food parenting and dependent variable was nutritional status of preschool age children (3-5
years). Data were taken by questionnaires to measure food parenting and trample scales, gauges
and Family Card to measure the nutritional status. Then data were analysed by using cross
tabulation. The results showed that majority (64,5%) of respondents did enough food parenting
and nearly half (29,0%) did less food parenting. In addition, nearly half (29,0%) of respondents
had children with nutritional status of overweight and wasted and a small portion (22,6%) had
very wasted nutritional status. Results of cross-tabulations could be summed up that better food
parenting had normal nutritional status and the lack of food parenting made more or less
nutritional status. This was due to the better quality and quantity of parental care to the children
made normal nutritional status of preschool children and vice versa.
(3-5 tahun) di Dusun Kejagan Desa Kejagan setengah responden ibu mempunyai anak
Kecamatan Trowulan Kabupaten Mojokerto dengan status gizi gemuk (overweight) dan
dalam penelitian ini adalah pola asuh responden (29,0%) serta sebagian kecil
makan. Variabel dependen dalam penelitian mempunyai status gizi sangat kurus
ini adalah status gizi anak usia pra sekolah sebanyak 7 responden (22,6%).
(3-5 tahun).
3. Hubungan pola asuh makan dengan status
gizi pra sekolah di Dusun Kejagan Desa
HASIL PENELITIAN Kejagan Kecamatan Trowulan Kabupaten
Mojokerto
1. Pola asuh makan anak usia pra sekolah (3-5 tahun) di
Dusun Kejagan Desa Kejagan Kecamatan Trowulan Pola Status gizi anak usia pra sekolah
Total
Kabupaten Mojokerto asuh Resiko Sangat
Gemuk Normal Kurus
mak gemuk kurus
No Pola asuh Frekuensi % an F % F % F % F % F % F %
makan Baik 0 0 0 0 2 100 0 0 0 0 2 100
1 Baik 2 6,5 Cukup 8 40 2 10 2 10 6 30 2 10 20 100
2 Cukup 20 64,5 Kurang 1 11 0 0 0 0 3 33,3 5 55,6 9 100
Total 9 29 2 6.5 4 12,9 9 29 7 22,6 31 100
3 Kurang 9 29,0 Sumber: Data primer tahun 2014
Total 31 100
Sumber: Data primer tahun 2014 Berdasarkan tabel 4.9 diketahui dari 2
Berdasarkan tabel 4.7 diketahui sebagian responden ibu yang melakukan pola asuh
besar responden ibu mempunyai pola asuh makan baik, seluruhnya mempunyai anak
makan cukup sebanyak 20 responden dengan status gizi normal sebanyak 2
(64,5%) dan hampir setengahnya responden (100,0%), dari 20 responden ibu
mempunyai pola asuh makan kurang yang melakukan pola asuh makan cukup,
sebanyak 9 responden (29,0%). hampir setengahnya mempunyai anak
dengan status gizi gemuk sebanyak 8
2. Status gizi anak usia pra sekolah (3-5 tahun) di Dusun responden (40,0%) dan kurus sebanyak 6
Kejagan Desa Kejagan Kecamatan Trowulan
Kabupaten Mojokerto responden (30,0%), serta dari 9 responden
No Status gizi F %
ibu yang melakukan pola asuh makan
1 Sangat gemuk 0 0
2 (obese) 9 29,0 kurang, sebagian besar mempunyai anak
dengan status gizi sangat kurus sebanyak 5 makan sedang atau cukup menunjukkan masih
responden (55,6%). banyak aspek-aspek pola asuh makan yang
Berdasarkan tabulasi silang dapat ditarik masih kurang baik dalam penerapannya.
kesimpulan yaitu pola asuh makan baik Aspek-aspek tersebut, antara lain dalam hal
cenderung mempunyai anak dengan status praktek pemberian makan seperti susunan
gizi normal, pola asuh makan cukup makanan anak yang kurang beragam dan
cenderung mempunyai anak dengan status kurang memenuhi anjuran gizi seimbang,
gizi gemuk (overweight) dan status gizi menu anak disusun mengikuti menu keluarga,
kurus (wasted), sedangkan dengan pola asuh tidak memperhatikan hygiene sebelum
makan kurang lebih cenderung mempunyai mempersiapkan atau memberi makan anak
anak dengan status gizi sangat kurus. Jadi atau kurangnya kebiasaan mencuci tangan
semakin baik pola asuh makan semakin dengan sabun, penyimpanan makanan yang
normal status gizinya dan semakin kurang kurang tepat, kurangnya perhatian dan sikap
pola asuh makan anak semakin lebih dan yang ditunjukkan ibu/pengasuh dalam proses
kurang pula status gizinya. pemberian makanan, kurangnya upaya
menumbuhkan nafsu makan anak serta dalam
PEMBAHASAN
upaya menciptakan situasi makan yang baik,
1. Pola asuh makan di Dusun Dusun Kejagan hangat dan nyaman bagi anak (Setijowati,
Desa Kejagan Kecamatan Trowulan 2012).
Kabupaten Mojokerto Pola asuh makan cukup menunjukkan
Berdasarkan tabel 4.7 diketahui sebagian pengasuhan ibu dalam hal pemberian makan
besar responden ibu mempunyai pola asuh pada anak usia pra sekolah (3-5 tahun) masih
makan cukup sebanyak 20 responden (64,5%) kurang optimal dalam penerapannya, seperti
dan hampir setengahnya mempunyai pola asuh susunan makanan anak yang kurang beragam
makan kurang sebanyak 9 responden (29,0%) dan kurang memenuhi anjuran gizi seimbang,
Pola asuh makan adalah praktek-praktek kurangnya perhatian dan sikap yang
pengasuhan yang diterapkan oleh ibu kepada ditunjukkan ibu/pengasuh dalam proses
anaknya yang berkaitan dengan cara dan pemberian makanan, kurangnya upaya
situasi pemberian makan serta kesehatannya, menumbuhkan nafsu makan anak serta dalam
meliputi siapa pengasuh anak dalam hal upaya menciptakan situasi makan yang baik,
makan, penyajiannya, frekuensi makan anak, hangat dan nyaman bagi anak. Pola asuh
jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi makan kurang juga sangat berpengaruh buruk
anak, situasi lingkungan, dan tanggapan untuk kondisi tubuh yang akan mempengaruhi
tentang perilaku makan anak serta berat badan anak dan pola asuh makan yang
kesehatannya (Supriatin, 2004). Pola asuh kurang yang diberikan pengasuh atau ibu
dalam situasi yang kurang nyaman membuat mempunyai anak dengan status gizi gemuk
anak tidak nafsu makan. Pola asuh makan baik dan kurus masing-masing sebanyak 9
sangat berpengaruh besar untuk cara dan responden (29,0%). Namun adapula yang
situasi pemberian makan anak yang sangat mempunyai anak dengan status gizi sangat
baik dapat berpengaruh status gizi anak kurus sebanyak 7 responden (22,6%).
mengarah yang lebih baik pula. Ada beberapa penyebab dari status gizi
anak pra sekolah di antaranya adalah Anak
2. Status gizi pra sekolah di Dusun Kejagan usia pra sekolahusia 3-5 tahun masih berada
Desa Kejagan Kecamatan Trowulan dalam masa transisi dari makanan bayi ke
Kabupaten Mojokerto makanan orang dewasa, Biasanya anak sudah
Berdasarkan tabel 4.8 diketahui hampir mempunyai adik, atau ibunya sudah bekerja
setengah responden ibu mempunyai anak penuh sehingga, perhatian ibu sudah
dengan status gizi gemuk (overweight) dan berkurang, Usia ini anak sudah mulai bermain
kurus (wasted) masing-masing sebanyak 9 ditanah dan sudah bisa main di luar rumah
responden (29,0%) serta sebagian kecil sendiri, sehingga terpaksa lebih terpapar
mempunyai status gizi sangat kurus sebanyak dengan lingkungan yang kotor dan kondisi
7 responden (22,6%). yang memungkinkan untuk terinfeksi dengan
Status gizi adalah keadaan tubuh yang berbagai penyakit(Andriani dan Wirjatmadi,
merupakan hasil akhir dari keseimbangan 2012).
antara zat gizi yang masuk ke dalam tubuh dan Seluruh responden ibu tidak bekerja atau
penggunaannya (Cakrawati dan Mustika, sebagai ibu rumah tangga. Hal ini
2012). menyebabkan ibu mempunyai waktu yang
Status gizi gemuk dan kurus cukup banyak untuk memperhatikan keadaan
menunjukkan anak mengalami kondisi tidak gizi anak selama masa-masa pertumbuhan
berimbang antara asupan makan dengan energi buah hatinya. Namun dapat disebabkan
yang dikeluarkan. Demikian ula dengan kurangnya informasi mengenai masalah
responden yang mempunyai status gizi sangat pertumbuhan anak termasuk masalah gizi
kurus. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa membuat masih banyak status gizi anak yang
faktor, diantaranya pekerjaan ibu, jenis bermasalah bahkan sampai ada yang
kelamin anak dan umur anak. mempunyai status gizi gemuk dan sangat
Hasil penelitian menunjukkan seluruh kurus. Sebaiknya ibu hendak mencari
responden ibu bekerja sebagai ibu rumah informasi dan pengetahuan yang akan
tangga sebanyak 31 responden (100%). Hasil memperbaiki pola asuh makan ibu dengan baik
tabulasi silang menunjukkan ibu tidak bekerja dan benar, yang bisa didapat dari petugas
atau sebagai ibu rumah tangga sebagian besar kesehatan, posyandu, atau bahkan penyuluhan
yang diberikan oleh petugas kesehatan ke cenderung lebih mengarah ke arah gemuk atau
kader-kader yang ikut berpartisipasi dengan overweight. Hal ini disebabkan pada masa
tujuan memperbaiki status gizi anak yang sebelumnya dimana lebih banyak berinteraksi
mempunyai masalah. Bahkan bisa melalui dengan keluarga dan lahan bermain yang
media massa atau media cetak yang memuat sempit dengan bertambahnya umur anak lebih
berbagai informasi yang berhubungan dengan banyak ingin tahu tempat sekitar dengan
gizi anak. teman-teman sebayanya dan meniru apa yang
Hasil penelitian menunjukkan hampir dilakukan orang lain.
seluruh responden ibu mempunyai anak yang
berumur 3 tahun sebanyak 24 responden 3. Hubungan pola asuh makan dengan status
(77,4%). Hasil tabulasi silang menunjukkan gizi pra sekolah di Dusun Kejagan Desa
responden yang mempunyai anak berumur 3 Kejagan Kecamatan Trowulan Kabupaten
tahun, sebagian besar mempunyai status gizi Mojokerto
kurus sebanyak 8 responden (33,3%) dan yang Hasil penelitian menunjukkan 2
mempunyai anak berumur 4 tahun sebagian responden ibu yang melakukan pola asuh
besar mempunyai status gizi gemuk sebanyak makan baik, seluruhnya mempunyai anak
4 responden (57,1%). Biasanya anak anak usia dengan status gizi normal sebanyak 2
pra sekolah (3-5 tahun) sudah mempunyai adik responden (100,0%), dari 20 responden ibu
atau ibunya sudah bekerja penuh, sehingga yang melakukan pola asuh makan cukup,
perhatian ibu sudah berkurang (Notoatmodjo, hampir setengahnya mempunyai anak dengan
2007).Selain itu anak lebih tertarik pada status gizi gemuk sebanyak 8 responden
aktifitas bermain dengan teman atau (40,0%) dan kurus sebanyak 6 responden
lingkungannya daripada makan (Supartini, (30,0%), serta dari 9 responden ibu yang
2004).Perhatian anak terhadap lingkungan melakukan pola asuh makan kurang, sebagian
menjadi lebih besar dibanding dengan masa besar mempunyai anak dengan status gizi
sebelumnya, dimana lebih banyak berinteraksi sangat kurus sebanyak 5 responden (55,6%).
dengan keluarganya. Anak lebih banyak Berdasarkan tabulasi silang dapat ditarik
menyelidiki benda di sekitarnya dan meniru kesimpulan yaitu pola asuh makan baik
apa yang diperbuat oleh orang lain. Ia cenderung mempunyai anak dengan status gizi
mungkin akan mengaduk-aduk tempat normal, pola asuh makan cukup cenderung
sampah, laci atau lemari pakaian; membongkar mempunyai anak dengan status gizi gemuk
mainan; dan lain-lain (Nursalam, 2005). (overweight) dan status gizi kurus (wasted),
Hasil dari penelitian anak dengan umur di sedangkan dengan pola asuh makan kurang
atas 3 tahun cenderung mempunyai status gizi lebih cenderung mempunyai anak dengan
kurus, sedangkan dengan anak di atas 4 tahun status gizi sangat kurus. Jadi semakin baik
pola asuh makan semakin normal status anak dan orang tua, sehingga perlu diciptakan
gizinya dan semakin kurang pola asuh makan situasi pemberian makan kepada anak yang
anak semakin lebih dan kurang pula status memenuhi kebutuhan fisiologis, psikologis
gizinya. Menurut UNICEF (1999), faktor yang maupun sosial. Anak yang memperoleh pola
mempengaruhi tumbuh kembang anak terdiri asuh makan yang kurang baik cenderung
dari sebab langsung, sebab tak langsung dan mengalami kesulitan makan dan berakibat
penyebab dasar. Sebab langsung meliputi pada berkurangnya tingkat konsumsi baik
kecukupan pangan dan keadaan kesehatan, energi maupun protein. Apabila hal ini
sebab tidak langsung meliputi ketahanan berlangsung lama akan mempengaruhi status
pangan keluarga, pola asuh anak, pemanfaatan gizinya karena masukan makanan yang kurang
pelayanan kesehatan dan sanitasi lingkungan, (Tirahiningrum, 2013).
dengan penyebab dasar struktur ekonomi Status gizi yang baik mempengaruhi pola
(Proverawati dan Asfuah, 2009).Pola asuh makan ibu kepada anaknya diantaranya
pengasuhan berkontribusi terhadap status gizi adalah semakin baik kualitas dan kuatitas
anak. Salah satu pola pengasuhan yang pengasuhan orang tua kepada anaknya
berhubungan dengan status gizi anak pola asuh semakin normal status gizi anak pra sekolah
makan (Karyadi, 1985 dalam Yulia, dkk., dan jika semakin jelek pengasuhan yang
2008). Pola asuh makan adalah praktik-praktik diberikan ibu kepada anaknya semakin buruk
pengasuhan yang diterapkan oleh ibu kepada status gizi anak pra sekolah. Meski sebenarnya
anak yang berkaitan dengan cara dan situasi pada usia 20-35 tahun responden sudah lebih
makan (Kariyadi, 1985 dalam Martianto, dkk., dewasa dan mampu untuk mengerti dan
2011). memahami tentang pola asuh makan yang baik
Pola pengasuhan turut berkontribusi dan benar namun akibat kurangya informasi
terhadap status gizi anak, salah satu pola yang benar mengenai pola pengasuhan yang
pengasuhan yang berhubungan dengan status baik terutama pola asuh makan menyebabkan
gizi anak adalah pola asuh makan. Selain pola masih banyak responden pada usia 20-35
asuh makan, pola asuh kesehatan yang dimiliki tahun kurang mampu melakukan pengasuhan
ibu juga turut mempengaruhi status kesehatan dengan benar dan banyak beberapa faktor
anak dan pada akhirnya akan mempengaruhi karakteristik yang mempengaruhinya. Hasil
status gizi anak secara tidak langsung penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar
(Martianto, dkk., 2011). responden berumur 20-35 tahun sebanyak 26
Pola asuh makan adalah praktek yang responden (83,9%) dengan pola asuh makan
diterapkan ibu kepada anak yang berkaitan cukup atau baik dan status gizi normal dengan
dengan cara dan situasi makan, merupakan usia ibu <30 tahun 3 responden dengan jumlah
kebutuhan fisiologis maupun psikologis untuk
anak 2 sedangkan >30 tahun 1 responden Meningkatnya perhatian dan kesadaran ibu
dengan jumlah anak 4. akan pentingnya pemenuhan gizi akan
berdampak positif secara langsung pada
KESIMPULAN status gizi anak dan cara perbaikan
pemenuhan kebutuhan gizi jika anak
1. Sebagian besar responden ibu mempunyai mengalami penurunan asupan makanan.
pola asuh makan cukup sebanyak 20 2. Bagi tenaga kesehatan
responden (64,5%). Tenaga kesehatan khususnya perawat
2. Hampir setengah responden mempunyai agar menjadikan hasil penelitian ini
anak dengan status gizi gemuk sebagai referensi dalam memberikan
(overweight) dan kurus (wasted) masing- asuhan perawatan anak mengenai pola
masing sebanyak 9 responden (29,0%). asuh makan untuk memenuhi kebutuhan
3. Berdasarkan tabulasi silang dapat ditarik nutrisi anak serta meningkatkan
kesimpulan yaitu dengan pola asuh makan optimalisasi posyandu dalam
baik cenderung mempunyai anak dengan pelaksanaannya.
status gizi normal, pola asuh makan cukup 3. Bagi peneliti selanjutnya
cenderung mempunyai anak dengan status Disarankan untuk mencari faktor lain
gizi gemuk (overweight) dan status gizi yang mempengaruhi status gizi anak selain
kurus (wasted), sedangkan dengan pola pola asuh makan, seperti pola asuh
asuh makan kurang lebih cenderung kesehatan, penyakit infeksi, ketahanan
mempunyai anak dengan status gizi sangat pangan keluarga, sanitasi lingkungan, atau
kurus. Jadi semakin baik pola asuh makan pelayanan kesehatan.
semakin normal status gizinya dan
DAFTAR PUSTAKA
semakin kurang pola asuh makan anak
Almatsier, S. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi.
semakin lebih atau kurang pula status Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Almatsier, S.,
gizinya.
Soetardjo, S. dan Soekatri, M.2011. Gizi
Seimbang dalam Daur Kehidupan.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
SARAN
Andriany dan Wirjatmadi. 2012. Peranan Gizi
1. Bagi ibu anak usia pra sekolah dalam Siklus Kehidupan. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group
Ibu diharapkan dapat mencari
Anggraeni, A.C. 2012. Asuhan Gizi
tambahan informasi mengenai pemenuhan Nutritional Process. Yogyakarta:
Graha Ilmu
kebutuhan gizi anak salah satunya melalui
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu
pola asuh makan yang benar dengan Pendekatan Praktik. Edisi Revisi.
Cetakan XIV. Jakarta: PT. Rineka
bertanya pada tenaga kesehatan, membaca
Cipta
buku dan sumber informasi lainnya. Beck, M.E. 2011. Ilmu Gizi dan Diet:
Hubungannya dengan Penyakit-
penyakit untuk Perawat dan Dokter. Available from:
Yogyakarta: Andi Offset (http://repository.ipb.ac.id)
Boediman. 2009. Sehat Bersama (Accessed 12 Mei 2014)
Gizi. Jakarta: Sagung Seto Notoatmodjo, 2007. Kesehatan Masyarakat,
Cakrawati, D. dan Mustika, NH. 2012. Bahan Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta
Pangan, Gizi dan Kesehatan. _____________. 2010. Metodologi Penelitian
Bandung: Alfabeta Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Hidayat, A.A.A. 2010. Metode Nugraha, D. 2011. Pengaruh Konsumsi
Penelitian Keperawatan dan Biskuit terhadap Status Gizi dan
Teknik Analisis Data. Jakarta: Tingkat Morbiditas Balita yang
Salemba Medika Berstatus Gizi Buruk atau Gizi
Istiany, A. dan Rusilanti. 2013. Gizi Terapan. Kurang di Toga Tipologi Wilayah
Bandung: Remaja Rosdakarya Kabupaten Sukabumi. (Internet).
Karyadi dan Kolopaking. 2007. Kiat 2011. Available from:
Mengatasi Anak Sulit Makan. (http://repository.ipb.ac.id) (Accessed
Jakarta: Intisari Mediatama 21 Apriol 2014)
Kusriadi. 2010. Analisis Faktor Risiko yang Nurlinda. 2013. Gizi dalam Siklus Daur
Mempengaruhi Kejadian Kurang Kehidupan Seri Baduta. Yogayakarta:
Gizi pada Anak Balita di Propinsi CV. Andi
Nusa Tenggara Barat (NTB). Nursalam. 2005. Asuhan Keperawatan
(Internet). 2010. Available from: Bayi Dan Anak. Jakarta: Salemba
(http://repository.ipb.ac.id) (Accessed Medika
20 April 2014) ________. 2008. Konsep dan Penerapan
Lawson, M. 2009. Makanan Sehat untuk Bayi Metodologi Penelitian Ilmu
dan Balita. Jakarta: Dian Rakyat Keperawatan. Jakarta : Salemba
Madanijah, S. 2004. Lingkungan Pengasuhan Medika
dan Tumbuh Kembang Proverawati, A. dan Asfuah, S. 2009. Buku
Anak. (Internet). 19 Juni 2004. Ajar Gizi untuk Kebidanan.
Available from: (http://ocw.ipb.ac.id) Yogyakarta: Nuha Medika
(Accessed 12 Maret 2014) Purwanto. 2008. Metodologi Penelitian
Mariani. 2003. Hubungan Pola Asuh Makan, Kuantitatif. Yogyakarta: Pustaka
Konsumsi Pangan dan Status Pelajar
Kesehatan dengan Status Gizi Anak Rini, J.F. 2010. Wanita Bekerja. (Internet). 28
Balita (Studi Kasus di Desa Benda Mei 2010. Available from:
Baru Kecamatan Pamulang (http://www.e-psikologi.com)
Tangerang. (Internet). 2003. (Accessed 5 Mei 2014)
Available from: Sedyaoetama, A.D. 2008. Ilmu Gizi untuk
(http://repository.ipb.ac.id) (Accessed Mahasiswa dan Profesi. Jilid I.
4 April 2014) Jakarta: Dian Rakyat
Martianto, dkk. 2011. Pola Asuh Makan pada Setiadi. 2007. Konsep dan Penulisan Riset
Rumah Tangga yang Tahan dan Keperawatan. Yogyakarta: Graha
Tidak Kabupaten Banjarnegara. Ilmu
Jurnal Gizi dan Pangan. Volume 6 Setiawan, A. dan Saryono. 2010. Metodologi
(Internet) (http://journal.ipb.ac.id) Penelitian Kebidanan DIII, DIV, S1
(Accessed 7 Mei 2014) dan S2. Yogyakarta: Nuha Medika
Maryunani, A. 2014. Asuhan Neonatus, Setiyowati, N. dkk. 2012. Perbedaan Pola
Bayi,Balita dan Pra Sekolah. Asuh Makan pada Berbagai
Tajurhalang: In Media Tingkatan Posyandu terhadap
Masithah, T., dkk. 2005. Hubungan Pola Asuh Tingkatan Konsumsi Energi dan
Makan dan Kesehatan dengan Status Protein Balita (Studi Kasus di
Gizi Anak Batita di Desa Mulya Kecamatan Moyo Hulu Kabupaten
Harja. Media Gizi dan Keluarga. Sumbawa NTB). (Internet). 2012.
Volume 29 (Internet). 2005. Available from:
(http://repository.ipb.ac.id) (Accessed Suyatno. 2007. Pemberian ASI secara
21 April 2014) Eksklusif dan Pertumbuhan Bayi
Soetjiningsih dan Suandi. 2008. Tumbuh Usia 0 - 3 Bulan, Studi Kasus pada
Kembang Anak dan Remaja. Jakarta: Bayi yang Dilahirkan di 4 Rumah
IDAI Sakit Bersalin di Kota Semarang.
Sugiyono. 2009. Statistika untuk Penelitian. (Internet). 2007. Available from:
Bandung: Alfabeta (http://suyatno.undip.ac.id)
Sulistioningsih, H. 2011. Gizi Untuk Kesehan (Accessed 12 April 2014)
Ibu dan Anak. Yogyakarta: Graha Tirahiningrum, P. dkk. 2013. Hubungan Pola
Ilmu Asuh Makan dan Kesulitan Makan
Supariasa, I.D.N., dkk. 2002. Penilaian Status dengan Status Gizi Batita (1-3
Gizi. Jakarta: EGC Tahun) di Desa Celukan Bawang
Supartini, Y. 2004. Buku Ajar Konsep Dasar Kecamatan Gerakgak Kabupaten
Keperawatan Anak. Jakarta: EGC Buleleng Propinsi Bali). (Internet).
Supriatin, A. 2004. AnalisisFaktor- 2013. Available from:
faktor yang Mempengaruhi (http://repository.ipb.ac.id) (Accessed
Pola Asuh Makan dan 19 April 2014)
Hubungannya dengan Status Yulia, C. dkk. 2008. Pola Asuh Makan dan
Gizi Balita di Desa Cijedil dan Kesehatan Anak Balita pada
Gasol Kecamatan Cugenang Bogor. Keluarga Wanita Pemetik The di
(Internet). 2004. Available from: PTPN VIII Pangalengan. (Internet).
(http://repository.ipb.ac.id) (Accessed 2008. Available from:
21 April 2014) (http://repository.ipb.ac.id) (Accessed
21 April 2014)