JKIKT Vol 1 No 2 2019 A
JKIKT Vol 1 No 2 2019 A
JKIKT Vol 1 No 2 2019 A
php/JKIKT
Volume 1 No. 2 (September, 2019)
ABSTRACT
The roots of Dadangkak (Hydrolea spinosa L.) empirically have been used by Kalimantan
people to cure diabetes. The purpose of this research is to examine the effect of fractions
ratio from ethanol extract. The research started from extraction of the roots of Dadangkak
(250 grams) by materation using ethanol. From that extraction yielded 16.62 grams of
ethanol extract. Ethanol extract had been fractionated with n-hexane and petroleum ether.
The antidiabetic assay using 20 Wistar mice that had been divided into 4 groups : Aquadest
2 ml/200 grams of weight is given to the first group, Glibencalmide 0.45 mg/kg BW is given
to the second group, n-hexane fraction 100 mg/kg BW is given to the third group and
petroleum eter 100 mg/kg BW is given to the forth group. Before all of groups had been
given treatments, the mice had been induced by Aloxan 150 mg/kg BW intraperitoneally.
The forth day after being induced, mice also given control and fractions treatments for 7
days perorally. The measurement of blood glucose level had been done at the first, forth,
and twelfth day after being induced using Gluco-DR. The blood glucose level had been
tested by SPSS with 95% confidence level. The result of this research showed the average
of blood glucose level by the n-hexane fraction is 189,8 ± 13,59 mg/dL and petroleum ether
is 437,6 ± 8,98 mg/dL. n-hexane fraction could decrease the blood glucose level of mice
significantly (sig<0.05) compared to the control group. On the other side, the giving of
petroleum ether fraction is not showing the decrease of blood glucose level significantly
(sig>0.05).
ABSTRAK
1
ISSN 2656-7733 jurnal.polanka.ac.id/index.php/JKIKT
Volume 1 No. 2 (September, 2019)
dosis 150 mg/kg BB secara intraperitoneal. Hari ke-4 setelah induksi, tikus diberi perlakuan
kontrol dan fraksi-fraksi selama 7 hari secara peroral. Pengukuran kadar glukosa darah
dilakukan pada hari ke-1, 4 dan 12 menggunakan Gluco-DR. Kadar glukosa darah diuji
dengan SPSS taraf kepercayaan 95 %. Hasil Penelitian menunjukkan rata-rata penurunan
glukosa darah oleh fraksi n-heksan adalah 189,8 ± 13,59 mg/dL dan fraksi petroleum eter
adalah 437,6 ± 8,98 mg/dL. Fraksi n-heksan mampu menurunkan kadar glukosa darah tikus
secara signifikan (sig<0.05) dibandingkan terhadap kelompok kontrol. Sedangkan
pemberian fraksi Petroleum eter tidak menujukkan penurunan glukosa darah yang
signifikan (sig>0.05).
Kata kunci : akar dadangkak, fraksi n-heksan, fraksi petroleum eter, antidiabetes,
aloksan
PENDAHULUAN
Penyakit Diabetes mellitus diperkiarakan pada tahun 2030 menempati pertingkat ke-7
penyebab kematian dunia dan di Indonesia diperikarakan tahun 2030 akan memiliki
penderita Diabetes mellitus sebanyak 21,3 juta jiwa (DepKes RI, 2011). Prevalensi kejadian
Diabetes mellitus yang tinggi membuat penyakit ini menjadi perhatian khusus terutama
dalam mencari solusi pengobatan yang tepat.
Kalimantan Selatan yang terkenal melimpahnya kawasan lahan basah, dengan kawasan
hutan mencapai 1.659.003 ha (Portal Nasional RI, 2010) sangat potensial untuk
dikembangkan tanaman herbal berbasis kearifan lokal. Akar tumbuhan Dadangkak adalah
contoh tumbuhan obat yang terbukti secara empiris berhasil menyembuhkan kasus Diabetes
Mellitus warga Kalimantan Selatan yang sampai saat ini belum pernah dikaji secara ilmiah.
Kajian ilmiah mengenai aktivitas akar Dadangkak (Hydrolea spinosa L) dilakukan untuk
membuktikan khasiat yang terkandung dari akar dadangkak sebagai antidiabetes.
Penggunaan pelarut nonpolar telah diteliti sebelumnya mampu menarik kandungan kimia
berpotensi antidiabetes dengan baik. Penelitian oleh Muhammad et al (2015) menguji fraksi
n-heksan dan kloroform dari daun Ceiba pentandra menunjukkan efek yang sangat potensial
sebagai agen hipoglikemik dan hipolipidemik pada tikus putih. Penggunaan fraksi PE
Phaeranthus indicus Linn mampu mereduksi secara signifikan kadar glukosa darah tikus
yang diinduksi aloksan (Jha et al, 2010).
Akar dadangkak diekstraksi secara maserasi dengan pelarut etanol 70 % sehingga
diperoleh ekstrak kental. Ekstrak etanol kemudian difraksinasi dengan pelarut nonpolar
secara bertingkat yaitu dengan n-heksan dan petroleum eter (PE). Fraksi kental yang
diperoleh diujikan terhadap tikus jantan galur wistar yang dibuat diabetes dengan aloksan
150 mg/kgBB (i.p). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian
fraksi n-heksan dan PE terhadap penurunan kadar glukosa darah tikus jantan yang diinduksi
aloksan sehingga diketahui efektivitas fraksi nonpolar akar dadangkak sebagai antidiabetes.
METODE PENELITIAN
Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tikus jantan galur wistar, akar
dadangkak, Aloksan, akuades, etanol 70 %, etil asetat teknis, n-heksan teknis, metanol,
pereaksi Dragendorff, pereaksi Mayer, asam sulfat, asam asetat anhidrat, FeCl3.
2
ISSN 2656-7733 jurnal.polanka.ac.id/index.php/JKIKT
Volume 1 No. 2 (September, 2019)
Alat
Alat-alat yang digunakan adalah beaker glass (pyrex), tabung reaksi, rak tabung reaksi,
bunsen, kaki tiga, neraca analitik, Gluco-DR, strip Gluco-DR, bejana maserasi, Vortex,
Waterbath, Corong pisah, Spuit injeksi 1 mL dan 3 mL, sonde oral, Vacum Rotary
Evaporator, pipet volume, pipet tetes dan kandang tikus.
Pengolahan Simplisa
Tumbuhan dadangkak diperoleh dari Kota Marabahan, Kalimantan Selatan. Pengambilan
sampel adalah seluruh bagian tumbuhan dadangkak, kemudian dipisahkan antara akar dan
bagian lainnya. Akar dadangkak berwarna coklat dengan tekstur lembek dicuci bersih
dengan air mengalir. Pencucuian ini bertujuan untuk menghilangkan pengotor yang
menempel pada bagian akar.
Sampel dipotong kecil dengan alat pemotong dan dikeringkan dengan cara dikering
anginkan. Pengeringan ini bertujuan untuk menurunkan kadar air dan mengurangi risiko
kerusakan bahan akibat kontaminasi bakteri. Sampel kering dikecilkan menjadi ukuran
serbuk kasar dengan blender. Hal ini bertujuan untuk mempermudah proses ekstraksi.
Simplisia serbuk kemudian disimpan dalam wadah tertutup rapat.
3
ISSN 2656-7733 jurnal.polanka.ac.id/index.php/JKIKT
Volume 1 No. 2 (September, 2019)
Kelompok kontrol dan kelompok perlakuan menunjukkan kadar glukosa darah rata-rata
sebelum pemberian aloksan (hari ke-1) berada pada rentang normal. Pada hari ke-4 semua
kelompok menunjukkan kenaikan kadar glukosa darah yang tinggi. Kelompok kontrol
negatif memperlihatkan kenaikan rata-rata kadar glukosa darah hingga hari ke-12 perlakuan.
Kontrol positif mampu menurunkan kadar glukosa darah hingga 140 mg/dL pada hari ke-12.
Fraksi n-heksan menunjukkan penurunan kadar glukosa hingga 189,8 mg/dL dan fraksi PE
menunjukkan kadar glukosa darah yang tinggi dan stabil yaitu 437,6 mg/dL pada hari ke-12.
4
ISSN 2656-7733 jurnal.polanka.ac.id/index.php/JKIKT
Volume 1 No. 2 (September, 2019)
Kadar glukosa rata-rata tikus kemudian diolah dalam bentuk grafik untuk menunjukkan
perbedaan antar perlakuan. Perbandingan rata-rata kadar glukosa darah tikus dapat dilihat
pada gambar 1.
Waktu (hari)
Hasil dari grafik kadar glukosa darah rata-rata setiap kelompok menunjukkan
kelompok kontrol negatif dan fraksi PE relatif tidak mengalami penurunan kadar glukosa
darah hingga hari ke-12 pengamatan. Rata-rata kadar glukosa darah kelompok kontrol
positif menunjukkan hasil penurunan terbesar yang diikuti oleh frkasi n-heksan. Hal ini
tergambar pada hasil plot data hari ke-12 pada gambar 2.
Analisis data menggunakan program SPSS versi 20 meliputi data kadar glukosa
darah pasca pemberilan perlakuan (hari ke-12) dengan uji normalitas Kolmorgov-Smirnov
menunjukkan data yang terdistribusi secara normal (sig>0,05) dan uji homogenitas Levene
data yang diujikan homogen (sig>0,05). Berdasarkan hasil uji tersebut, maka analisis
dilanjutkan menggunakan uji One way. Hasil Uji One way Avova menunjukkan ada
perbedaan yang bermakna antara kelompok perlakuan (sig<0,05). Uji dilanjutkan dengan
Tukey HSD untuk mengetahui perbedaan antara perlakuan. Ringkasan hasil uji Tukey HSD
dapat dilihat pada tabel 2.
5
ISSN 2656-7733 jurnal.polanka.ac.id/index.php/JKIKT
Volume 1 No. 2 (September, 2019)
Rata-rata kadar glukosa darah tikus kelompok kontrol dapat dijadikan standar untuk
menentukan adanya peningkatan dan penurunan karena pengaruh perlakuan. Hasil uji
Tukey HSD menunjukkan terjadi perbedaan bermakna antara kelompok kontrol positif
dengan kelompok yang lain (sig<0,05). Kelompok kontrol negatif dinyatakan tidak berbeda
bermakna dengan kelompok fraksi PE (sig>0,05). Sedangkan kelompok fraksi n-heksan
menunjukkan perbedaan yang bermakna dengan kelompok kontrol negatif (sig<0,05).
Sehingga dapat dikatakan bahwa kelompok fraksi PE memberikan efek yang sama dengan
kontrol negatif dan tidak mampu menunjukkan aktivitas antidiabetes sedangkan fraksi n-
heksan mampu memberikan aktivitas antidiabetes yang ditunjukkan dengan nilai glukosa
darah rata-rata tikus yang mengalami penurunan dan dinyatakan berbeda dengan kontrol
negatif.
Kemampuan fraksi n-heksan dalam menurunkan kadar glukosa darah tikus diabetes
diduga merupakan kontribusi senyawa kimia yang berhasil terekstraksi ke dalam fraksi
tersebut. Senyawa saponin dan tanin menunjukkan hasil positif pada uji kualitatif. Penelitian
sebelumnya menyebutkan bahwa senyawa saponin dari buah S. Anguivi mampu
menurunkan kadar glukosa darah (hipoglikemik), hipolipidemik dan bersifat antioksidan
(Elekofehinti et al, 2013). Saponin dilaporkan pada berbagai penelitian memiliki mekanisme
meningkatkan kadar insulin plasma dengan menginduksi pelepasan insulin, inhibisi aktivitas
diasaccharide, penghambatan α-glucosidase dan menghambat ekspresi mRNA dari
glycogen phosphorylase dan glucose 6 phosphat (Lavle et al, 2016).
Tanin telah banyak diteliti aktivitasnya sebagai antidiabetes. Tanin mampu menurunkan
kadar glukosa darah dengan menghambat enzim α-amylase dan α-glucosidase dan bersifat
antioksidan (Kunyanga et al, 2011). Tanin bersifat sebagai antioksidan dengan menangkap
radikal bebas yang sangat potensial pada berbagai tumbuhan sebagaimana penelitian
Kumari & Jain (2012) tanin dapat memperbaiki keadaan stres oksidatif pada kondisi DM.
Tanin dan saponin diduga sebagai senyawa yang berpotensi menurukan kadar glukosa
darah dengan mekanisme antioksidan yang mana dapat menangkap radikal bebas
(hidroksil) yang diproduksi ketika terjadi kerusakan sel yang diprantarai oleh aloksan
(Studiawan & Santosa, 2005).
KESIMPULAN
Pemberian Fraksi n-heksan 100 mg/kgBB berpengaruh signifikan terhadap penurunan
kadar glukosa darah tikus (sig.<0.05) dibandingkan terhadap kelompok kontrol dengan
kadar glukosa darah rata-rata 189,8 ± 13,59 mg/dL. Pemberian fraksi PE 100 mg/kgBB tidak
berpengaruh signifikan terhadap penurunan kadar glukosa darah tikus (sig>0.05)
dibandingkan terhadap kelompok kontrol.
6
ISSN 2656-7733 jurnal.polanka.ac.id/index.php/JKIKT
Volume 1 No. 2 (September, 2019)
DAFTAR PUSTAKA
[Depes RI] Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2011.
Konsensus
Pengelolaan
dan
Pencegahan
Diabetes
Melitus
Tipe
2
Di
Indonesia 2011. Jakarta: Depkes RI
Elekofehinti OO, Kamdem JP, Kade IJ, Rocha JBT & Adanlawo IG. 2013. Hypoglycemic,
antiperoxidative and antihyperlipidemic effects of saponins from Solanum anguivi Lam.
fruits in alloxan-induced diabetic rats. South African journal of botany. 88:56-61.
Jha RK, Mangilal BA & Nema RK. 2010. Antidiabetic activity of flower head petroleum ether
extracts of Sphaeranthus indicus Linn. Asian J Pharm Clin Res. 3:9-16.
Kumar M & Jain S. 2012. Tannins: An antinutrient with positive effect to manage
diabetes. Research Journal of Recent Sciences. 1(12):1-8.
Kunyanga CN, Imungi JK, Okoth M, Momanyi C, Biesalski HK & Vadivel V. 2011.
Antioxidant and antidiabetic properties of condensed tannins in acetonic extract of
selected raw and processed indigenous food ingredients from Kenya. Journal of Food
Science. 76(4): C560–C567.
Lavle N, Shukla P & Panchal A. 2016. Role of flavonoids and saponins in the treatment of
diabetes mellitus. J.Pharm Sci Bioscientific Res. 6(4): 535-541.
Muhammad HL, Busari MB, Okonkwo US, & Abdullah AS. 2015. Biochemical effects of n-
hexane and chloroform fractions of ceiba pentandra leaf used in the folkloric treatment
of diabetes. British Journal of Pharmaceutical Research. 6(1): 44-60.
Nugroho AE. 2006. Animal models of diabetes mellitus: Pathology and mechanism of some
diabetogenics. Biodiversitas Journal of Biological Diversity. 7(4):378-382.
Portal Nasional Republik Indonesia. 2010. Sumber Daya Alam Provinsi Kalimantan Selatan.
http://www.indonesia.go.id. [14 maret 2016].
Studiawan H & Santosa MH. 2005. Test pharmacological effect of ethanolic extract of
Eugenia polyantha leaves as for decreasing glucose level activity on mice induced by
alloxan. Media Kedokteran Hewan. 21(2):62-65.