1 SM
1 SM
1 SM
OLEH
By
Abstract
This research was conducted on November 9, 2018 until December 15, 2018 at
the Laboratory of Environmental Quality of Culture, Faculty of Fisheries and
Marine, University of Riau. Objective of this study to determine the effect of palm
liquid waste on the acute toxicity test and sub lethal of Clarias gariepinus and
safe doses for the growth of C. gariepinus. Determination of 96-h LC using the
50
EPA probit method in the SPSS program. Palm liquid waste has an effect on C.
gariepinus in the preliminary test the threshold value below 100 ml/L is obtained
and the upper threshold value is 1000 ml/L. In acute toxicity the value obtained of
96-h LC is 417,936 ml / L and the safe biological value (Biological Safety Level)
50
is 4,18 ml/L. In the sublethal test the best treatment during the study was found in
treatment P1 (4 ml/L) with absolute weight growth of 4.95 g, specific growth rate
of 4.94% and survival of 80%.
Keywords: toxicity, acute, sub lethal, palm liquid waste, Clarias gariepinus
Oleh
Abstrak
Kata kunci : toksisitas, akut, sub lethal, limbah cair sawit, lele sangkuriang,
sawit dimasukan ke dalam wadah uji Penentuan Nilai LC50 96 Jam dan
berisi air. Selanjutnya ikan uji Nilai Batas Aman Biologi
dimasukan ke dalam wadah uji (Biological Safety Level)
sebanyak 10 ekor/wadah (1 Penentuan nilai LC50 96 jam
ekor/liter). Uji pendahuluan menggunakan metode EPA probit
dilakukan selam 96 jam dimana dengan jalan mengunakan
pengamatan dilakukan selama pendekatan statistik untuk melukis
jangka waktu pemaparan 0, 12, 24, garis terbaik yang dibentuk melalui
36, 48, 60, 72, 84 dan 96 jam. data-data kematian (mortalitas) ikan
Dilakukan juga pengamatan pada uji dan lama waktu pemaparan secara
tingkah laku dan morfologi ikan. ringkas dilakukan dengan software
Penentuan konsentrasi yang Probit Analisis dalam program
digunakan pada uji toksisitas akut SPSS. Sedangkan nilai batas aman
ditentukan sesuai dengan formula biologi dihitung dengan
Syafriadiman (2006) sebagai berikut: menggunakan rumus Denton dan
Buldon dalam Syafriadiman (2000)
Pn =B + (n – 1) sebagai berikut :
Nilai Batas Aman Biologi
(NBAB) = LC50 96 jam x AF
Uji Toksisitas Akut Dimana : AF =”Aplication Factor
Dalam uji toksisitas akut ini
untuk limbah cair sawit 0,01”
konsentrasi limbah cair sawit pada
masing-masing media uji
Uji Sub Letal
berdasarkan nilai ambang atas (A)
Konsentrasi limbah cair sawit
dan nilai ambang bawah (B) yang
dalam uji sub lethal pada penelitian
didapat dari uji pendahuluan. Uji
ini berdasarkan dari Rand and
toksisitas akut dilakukan dengan
Petrocelli (1985) yaitu 0 x LC50 96
mengukur masing-masing dosis
jam, 0,01 x LC50 96 jam, 0,1 x LC50
konsentrasi yang telah didapat yaitu
96 jam, 1,0 x LC50 96 jam dengan 3
pada P0 (0,00 ml/L), P1 (100 ml/L),
kali ulangan. Adapun konsentrasi
P2 (325 ml/L), P3 (550 ml/L), P4
yang diperoleh dan digunakan dalam
(775 ml/L) dan P5 (1000 ml/L)
uji sublethal yaitu : P0 (0,0 ml/L), P1
(Lampiran 4) kemudian dimasukan
(4 ml/L), P2 (42 ml/L) dan P3 ( 418
kedalam wadah akuarium dengan
ml/L).
kapasistas 10 L, selanjutnya pada
Uji kelulushidupan dilakukan
masing-masing wadah dimasukan 10
selama 30 hari dengan menggunakan
ekor benih ikan Lele Sangkuriang
metode semi dinamis dikarenakan
(C. gariepinus).
adanya pergantian air dan
Pengamatan benih ikan Lele
penyiponan. Selama pemeliharaan
Sangkuriang (C. gariepinus) yang
ikan diberi pakan pelet komersil
hidup dilakukan setelah pemaparan
dengan kandungan protein 30%
selama 0, 12, 24, 36, 48, 60, 72, 84
sebanyak 3 kali dalam sehari.
dan 96 jam. Tingkah laku ikan
diamati secara deskriptif yaitu
Parameter Yang Diukur Pada Uji
pergerakan, bentuk sirip dan sisik,
Sub lethal
pergerakan operculum dan bentuk
1. Pertumbuhan Bobot Mutlak
insang.
Menurut (Effendi, 1992) yaitu :
Wm= Wt – Wo
5
konsentrasi limbah cair sawit yang toksik pada limbah cair sawit yang
diberikan tidak terlalu bersifat toksik menyebabkan ikan Lele Sangkuriang
sehingga tidak memberikan (C. gariepinus) menjadi stress.
pengaruh terhadap laju pertumbuhan Pertumbuhan dipengaruhi oleh faktor
spesifik. eksternal dan internal, yang mana
Konsentrasi limbah sawit faktor eksternal meliputi suhu,
mempengaruhi laju pertumbuhan jumlah makanan, kualitas makanan,
spesifik yang dilihat dari hasil kualitas air dan ruang gerak,
Analisis Varians (Anava) dengan sedangkan faktor internal meliputi
P<0,01. Selanjutnya hasil uji lanjut umur, keturunan, kelamin, daya
Newman Keuls menunjukkan bahwa tahan terhadap penyakit dan
P0 (0,0 ml/L) P1 (4 ml/L) dan P2 (42 kemampuan memanfaatkan makanan
ml/L) memberikan pengaruh yang (Bakri, 2006).
sama terhadap laju pertumbuhan Pada penelitian ini pakan yang
spesifik ikan Lele Sangkuriang (C. diberikan sama, kualitas air relatif
gariepinus). Penurunan laju sama, hanya dibedakan kandungan
pertumbuhan spesifik juga terdapat konsentrasi limbah cair sawit yang
pada penelitian Syafriadiman (2009) diberikan pada media pemeliharaan
yaitu mengenai toksisitas limbah cair ikan Lele Sangkuriang (C.
minyak kelapa sawit dan uji sub gariepinus) sehingga konsentrasi
Lethal terhadap ikan Nila toksik yang terkandung juga semakin
(Oreochromis sp.) menunjukan tinggi dan akan menyebabkan ikan
bahwa rata-rata laju pertumbuhan menjadi stress kemudian pakan yang
spesifik benih ikan nila merah pada diberikan kurang direspon oleh ikan
kontrol adalah 2,54%, pada dan terjadi akumulasi toksik dalam
perlakuan dengan konsentrasi 1,26 tubuh ikan selanjutnya
ml/L sebesar 2,40%, pada perlakuan mengakibatkan penurunan
dengan konsentrasi 31,6 ml/L pertumbuhan spesifik ikan Lele
sebesar 2,29%, dan pada perlakuan Sangkuriang (C. gariepinus).
dengan konsentrasi 63,1 ml/L
sebesar 2,16%. Kelulushidupan Ikan Lele
Laju pertumbuhan spesifik Sangkuriang (C. gariepinus)
antar perlakuan mengalami Selama Uji Sub Lethal
penurunan, hal ini disebabkan oleh Hasil pengamatan
kondisi media yang tidak kelulushidupan ikan Lele
mendukung bagi pertumbuhan ikan Sangkuriang (C. gariepinus) selama
berupa kandungan bahan organik uji sub lethal dapat dilihat pada
yang semakin meningkat dan bersifat Tabel 4 berikut.