Pembuatan Kelapa Parut Kering (Desiccated Coconut) Di PT. Rejeki Bersamah, Kabupaten Simeulue
Pembuatan Kelapa Parut Kering (Desiccated Coconut) Di PT. Rejeki Bersamah, Kabupaten Simeulue
Pembuatan Kelapa Parut Kering (Desiccated Coconut) Di PT. Rejeki Bersamah, Kabupaten Simeulue
ABSTRAK
Kelapa parut kering (dessicated coconut) merupakan produk yang diolah dari daging buah kelapa tua
dan segar tanpa kulit ari. Pembuatan kelapa parut kering, ada beberapa tahap yaitu pembuangan
sabut, tempurung kelapa, pelepasan testa, pencucian, blanching, pemarutan, pengeringan,
pengayakan, dan pengemasan. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah proses
pengolahan, perhitungan aliran neraca massa, rendemen, serta pengukuran kadar air kelapa parut
kering. Pengolahan Kelapa parut kering menggunakan bahan baku buah kelapa sebanyak 15.000
Kg/proses di PT. Rejeki Bersamah. Kelapa parut kering yang dihasilkan sebanyak 2000 kg/proses.
Rata-rata rendemen secara keseluruhan menghasilkan kelapa parut kering dalam satuan proses
sebesar 13,3 %. Kadar air yang diperoleh dari kelapa parut kering pada PT. Rejeki Bersamah
sebesar 1,3 %. persentase ini menunjukkan bahwa kelapa parut kering memenuhi standar mutu.
Menurut SNI (01-3715-2000), Kadar air kelapa parut kering maks. 3,0% b/b.
Kata Kunci : Kelapa Parut Kering, Neraca Massa, PT Rejeki Bersamah, Rendemen, Kadar Air.
ABSTRACT
Dessicated coconut is a product that is processed from the flesh of old and fresh coconuts without the
epidermis. The manufacture of desiccated coconut, there are several stages, namely the removal of
coir, coconut shell, release of testa, washing, blanching, grating, drying, sifting, and packaging. The
method used in this research is processing, calculating mass balance flow, yield, and measuring the
moisture content of dry grated coconut. Processing of dry grated coconut using coconut as raw
material as much as 15,000 Kg/process at PT. Joint Fortune. The dry grated coconut produced is
2000 kg/process. The average yield as a whole produces dry grated coconut in the unit process of
13.3%. The water content obtained from dry grated coconut at PT. Mutual Fortune of 1.3%. This
percentage indicates that dry grated coconut meets quality standards. According to SNI (01-3715-
2000), the moisture content of dry grated coconut is max. 3.0% w/w.
Keywords: Dry Grated Coconut, Mass Balance, PT Rejeki Bersamah, Yield, Moisture Content.
27
E- ISSN : 2723-5157
Rahmi dkk / Jurnal Teknologi Pengolahan Pertanian 3 (2) 2021 27-34
28
E- ISSN : 2723-5157
Rahmi dkk / Jurnal Teknologi Pengolahan Pertanian 3 (2) 2021 27-34
29
E- ISSN : 2723-5157
Rahmi dkk / Jurnal Teknologi Pengolahan Pertanian 3 (2) 2021 27-34
30
E- ISSN : 2723-5157
Rahmi dkk / Jurnal Teknologi Pengolahan Pertanian 3 (2) 2021 27-34
keluar melalui corong yang berbeda dengan terakumulasi dan yang keluar dalam waktu
kelapa parut kering yang halus. Kelapa parut tertentu. Maflahah (2010), menyatakan bahwa
yang ukuran kasar akan dilakukan proses suatu sistem apapun, jumlah materi akan tetap
walaupun terjadi perubahan secara fisik. Oleh
pengecilan ukuran kembali dengan
karena itu, dalam suatu proses pengolahan
menggunakan mesin pengecilan ukuran akan terjadi jumlah bahan yang masuk akan
dengan kapasitas mesin sebesar 200 kg/jam, sama dengan jumlah bahan yang keluar
daya 15 Hp dan kecepatan putaran mesin sebagai produk yang dikehendaki ditambah
sebesar 1500 rpm. Kelapa parut kering yang dengan jumlah limbah.
telah halus akan dilanjutkan ke tahapan Aliran massa yang masuk dan keluar
proses pengayakan. pada proses pengolahan kelapa parut kering
di PT. Rejeki Bersamah dapat dilihat pada
Gambar 1. Pengolahan Kelapa parut kering
Pengayakan
menggunakan bahan baku buah kelapa
Pengayakan merupakan proses sebanyak 15.000 Kg/proses. Pada proses
memisahan ukuran partikel padatan yang pengolahan kelapa parut kering melalui
berbeda dengan menggunakan alat ayakan. beberapa aliran masuk dan aliran keluar pada
Proses pengayakan kelapa parut kering setiap fase pengolahan. Setiap fase
bertujuan untuk memperoleh ukuran yang Pengolahan bahan dalam menghasilkan
seragam. Mesin ayakan yang berbentuk produk kelapa parut kering, akan
mempengaruhi jumlah produk yang dihasilkan.
persegi panjang memiliki volume 0,9 m3. Pada fase pengupasan tempurung, buah
Ayakan ini digerakan dengan menggunakan kelapa dikupas sebanyak 15.000 kg dan
dinamo listrik dengan kapasitas kerja mesin terjadi kehilangan tempurung dan air kelapa
sebesar 100 kg/jam. Ukuran mesh yang sebanyak 8000 kg, jumlah massa yang keluar
digunakan pada proses pengayakan yaitu yang terakumulasi sebanyak 7000 kg.
ukuran mesh 60. setelah proses pengayakan, Perbandingan jumlah massa yang masuk dan
keluar sebesar 53,3 %. Fase pengupasa kulit
kelapa parut dilakukan tahapan berikutnya
ari, jumlah massa kelapa yang masuk
yaitu proses pengemasan. sebanyak 7000 kg dan terjadi kehilangan kulit
ari sebanyak 1500 kg. sehingga jumlah massa
Pengemasan yang keluar yang terakumulasi sebanyak 5500
Pengemasan merupakan tahapan kg. Perbandingan persentase massa masuk
akhir dari pengolahan kelapa parut kering. dan keluar sebesar 21,42 %. Fase
Pengemasan merupakan wadah yang perendaman daging kelapa, jumlah massa
yang masuk sebanyak 5500 kg. Selama
memegang peranan penting dalam
proses perendaman daging kelapa mengalami
pengawetan bahan hasil pertanian. Adanya imbibisi yaitu proses penyerapan air kedalam
wadah dapat membantu mencegah atau jaringan buah kelapa selama perendaman 12
mengurangi kerusakan bahan, melindungi jam. Jumlah massa masuk ke dalam tahap
bahan pangan dari pencemaran serta proses blanching sebanyak 5500 kg. Selama
gangguan fisik, serta akan memudahkan pengankutan buah kelapa, terjadi kehilangan
dalam pengankutan distribusi dan memiliki sebanyak 500 kg sehingga persen kehilangan
yang terjadi sebesar 10%. Pada fase
daya tarik pembeli (Syarief,dkk, 1988).
pengecilan ukuran, jumlah massa masuk
Kelapa parut kering dikemas sebanyak 5000 kg dan mengalami kehilangan
menggunakan dua lapis kemasan yaitu kadar air dan proses pada mesin sebanyak
kemasan polipropilen sebagai kemasan 500 kg. jumlah massa keluar yang
primer, kemasan kertas sebagai kemasan terakumulasi sebanyak 4500 kg. Tingkat
sekunder. Kelapa parut kering yang telah kehilangan bahan selama proses pengecilan
ukuran sebesar 10 %. Fase pengeringan,
dikemas, dilakukan penimbangan dengan
jumlah massa yang masuk sebanyak 4500 kg
berat masing-masing kemasan sebesar 25 kg. dan jumlah massa yang keluar sebanyak 2500
Kemasan kertas kemudian di jahit kg. Tingkat kehilangan kadar air selama
menggunakan mesin jahit kertas dengan proses mesin sebanyak 2000 kg, sehingga
kapasitas 40 karung/jam. jumlah massa keluar yang terakumulasi
sebanyak 2500 kg. Tingkat kehilangan pada
Neraca Massa Buah Kelapa fase pengeringan sebesar 55,5 % dari jumlah
Neraca massa buah kelapa digunakan total massa yang masuk. Fase pengayakan,
untuk melihat bahan yang masuk, yang jumalah massa yang masuk sebanyak 2500 kg
31
E- ISSN : 2723-5157
Rahmi dkk / Jurnal Teknologi Pengolahan Pertanian 3 (2) 2021 27-34
dan terjadi kehilangan selama proses akhir pengemasan jumlah kelapa parut kering
sebanyak 500 kg. Akumulasi persentase sebanyak 2000 kg.
kehilangan sebesar 20 % dan pada tahapan
Buah Kelapa :
15.000 Kg
Kemasan
Kelapa Parut Kering
32
E- ISSN : 2723-5157
Rahmi dkk / Jurnal Teknologi Pengolahan Pertanian 3 (2) 2021 27-34
kelapa. Walau saat perendaman terjadi matang penuh kultivar Genjah berkisar 44,70 –
penambahan massa, namum pada saat 56,80%. Peningkatan kadar air pada tahap
pemindahan/pengangkutan ke proses tahap perendaman dipengaruhi oleh terjadinya
berikutnya terjadi kehilangan air yang ada di imbibisi pada buah kelapa.
bahan sehingga rendemen pada fase Fase blanching, diperoleh kadar air
perendaman sebesar 100%. Fase blanching, sebesar 69,66 %. Perlakuan blanching akan
rendemen yang diperoleh sebesar 90%. mempengaruhi kadar air pada daging kelapa.
tingkat kehilangan pada tahap blanching Suhu blanching berpengaruh terhadap
dengan neraca massa sebesar 10% dari pembengkakan pori didalam jaringan.
jumlah massa kelapa yang masuk. Fase Pembengkakan pori yang terjadi
pengecilan ukuran diperoleh rendemen kelapa mengakibatkan difusi air kedalam jaringan
sebesar 90 %, sehingga tingkat massa saat selama proses blanching sehingga
pengecilan ukuran sebesar 10 % dari jumlah mempengaruhi peningkatan fase keterikatan
massa bahan yang masuk. rendemen yang air. Menurut Perdana,dkk (2014), blanching
diperoleh pada fase pengeringan sebesar 55 15 menit akan menaikkan jumlah molekul air
%. Tingkat kehilangan kadar air dan bahan dari air blanching yang berikatan dengan
mencapai 50% dari jumlah total massa yang molekul air dan molekul zat gizi lainnya. Hal ini
masuk kedalam mesin pengering. Fase akan meningkatkan jumlah molekul air yang
pengayakan diperoleh rendemen kelapa terakumulasi di dalam bahan, sehingga kadar
sebesar 80%. Tingkat kehilangan pada fase air pada bahan akan meningkat.
tersebut sebesar 20%. Pada fase terakhir yaitu Kadar air bahan pada fase pengecilan
tahap pengemasan jumlah massa hasil ukuran sebesar 58,72%. Hal ini menunjukkan
pengayakan di kemas dengan menggunakan adanya penurunan kadar air setelah proses
kemasan plastik diperoleh rendemen sebesar blanching. Penurunan kadar air pada proses
100%. Nilai rendemen setiap fase proses pengecilan ukuran dipengaruhi oleh terjadinya
dapat dilihat pada Gambar 2. Secara totalitas pelepasan kadar air ke udara yang di
rendemen kelapa parut kering dengan sebabkan oleh ukuran daging buah kelapa
menggunakan bahan baku kelapa sebanyak telah menjadi partikel-partikel kecil.
15.000 kg diperoleh produk kelapa parut Pada fase pengeringan, kadar air
kering sebanyak 2000 kg. Rendemen secara kelapa parut kering menjadi 2,99 %. Hal ini
keseluruhan menghasilkan kelapa parut kering menunjukkan bahwa terjadinya pengeluaran
dalam sekali proses sebesar 13,3 %. air yang terkandung dalam bahan pangan,
yaitu dengan jalan menguapkan air dari kelapa
120 100 100 parut. Hal ini sesuai dengan penelitian Pratiwi,
100 90 90 dkk, 2020, pengeringan dengan suhu tinggi
Rendemen (%)
78 80
80 menyebabkan semakin banyak molekul air
55 yang menguap dari kelapa parut kering
60 46 sehingga kadar air yang diperoleh semakin
40 rendah.
20
0 80 67,52 69,66
1 2 3 4 5 6 7 8 70 58,72
Kadar Air (%)
60
Fase Pengolahan 50
Ket : 1: Pengupasan Tempurung 2 :Pengupasan 40
Kulit Ari 3 : Perendaman 4 : Blanching 5. 30
Pengecilan Ukuran (Pemarutan) 6. Pengeringan 7. 20
Pengayakan 8. Pengemasan 10 2,99 1,3
0
Gambar 2. Persentase rendemen kelapa pada 1 2 3 4 5
setiap fase pengolahan.
Fase Pengolahan
Kadar Air Ket : 1: Perendaman 2 : Perebusan 3 : Pengecilan
Ukuran (Pemarutan) 4. Pengeringan 5. Pengayakan
Kadar air merupakan jumlah
kandungan air yang terdapat di bahan. Gambar 3. Persentase kadar air kelapa pada
Pengukuran kadar air pada penelitian ini
setiap fase pengolahan.
dilakukan pada 5 tahapan proses pengolahan
kelapa parut kering. Pada fase perendaman Kadar air pada fase pengayakan,
nilai kadar air sebesar 67,52%. Menurut menurun dari 2,99% menjadi 1,3 %. Setelah
Towala,dkk (2008), kadar air daging buah
proses pengayakan kelapa parut kering
33
E- ISSN : 2723-5157
Rahmi dkk / Jurnal Teknologi Pengolahan Pertanian 3 (2) 2021 27-34
dilakukan pengemasan. Kadar air kelapa parut Muchtadi, T., Ayustaningwarno, R., 2010.
kering pada PT. Rejeki Bersamah sebesar 1,3 Teknologi Proses Pengolahan
%. Kelapa parut kering yang dihasilkan PT. Pangan. Alfabeta. Bandung.
Rejeki Bersamah memenuhi standar mutu. Palungkun, R. 2001. Aneka produk Olahan
Menurut SNI (01-3715-2000) yang Kelapa. Penebar Swadaya, Jakarta.
menyatakan kadar air kelapa parut kering Perdana, DS., Mukhtarudin M., 2014.
maksimum adalah 3,0% b/b. Gambar 3 Pengaruh Waktu Blanching dan Suhu
menunjukkan persentase kadar air pada setiap Pengeringan Pada Pembuatan
Tepung Bekatul. Jurnal EDIBLE. Vol
proses pengolahan kelapa parut kering.
3(1): 17-27.
Pratiwi, E., Putri, A.,Gunantar D., 2020.
KESIMPULAN Pengaruh Suhu Pengeringan pada
Pembuatan Kelapa Parut Kering
Pengolahan buah kelapa menjadi (Desiccated Coconut) Terhadap Sifat
Kimia dan Organoleptik. Jurnal
kelapa parut kering (dessicated coconut) di Teknologi Pangan dan Hasil
PT. Rejeki Bersamah, Kabupaten Simeulue Pertanian. 15( 2) (2020) 10-14.
ada beberapa tahap yaitu pembuangan sabut, Syarief.,R,Sassya,.S., Isyana.1988. Teknologi
tempurung kelapa, pelepasan testa, Pengemasan Pangan. Laboratorium
pencucian, blanching, pemarutan, Rekayasa Proses Pangan, Pusat
pengeringan, pengayakan, dan pengemasan. Antar Universitas Pangan dan Gizi.
Institut Pertanian Bogor.
Kapasitas produksi kelapa parut kering pada
Suhardjo., Laura J., Deaton. 1986. Pangan
PT. Rejeki Bersamah menggunakan 15.000 kg
Gizi dan Pertanian. UI Press. Jakarta.
buah kelapa sekali proses, menghasilkan
Sudarwanto, M. 1986. Pemeriksaan mastitis
kelapa parut kering 2000 kg/proses atau nilai
subklinis. Penuntun Pangan. Bog.
rendemennya sebesar 13,3 %. Kadar air 1,3%
Wuryanti., Sri. 2016. Neraca Massa dan
yang memenuhi standar mutu SNI (01-3715- Energi. Politeknik Negeri. Bandung.
2000) yang mensyaratkan kadar air Towaha., J, Gusti I., Rusli. Komponen Buah
maksimum sebesar 3,0% b/b. dan Fitokimia Daging Buah Kelapa
Genjah. Jurnal Agrin. Vol 12 (No 1)
(2008) : 23 -34.
DAFTAR PUSTAKA
34
E- ISSN : 2723-5157