Gusti Rara Dian Rilisa - 110814320012 - Kimia Dasar

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

Sifat-Sifat Dalam Periodik Unsur

Tugas ini dibuat dan diajukan untuk memenuhi tugas individu pada mata kuliah Kimia
Dasar
Dosen pengampu: Awali Sir Kautsar Harivram, S.T.,M.T.

Disususn oleh:

Nama: Gusti Rara Dian Rilisa


NIM: 2110814320012
TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
TABALONG
2021
PEMBAHASAN

SIFAT PERIODIK UNSUR

Susunan unsur-unsur dalam tabel periodik membentuk keteraturan atau sifat


keperiodikan:

Gambar:
Sifat Keperiodikan
Unsur-unsur kimia

 Jari-jari atom adalah jarak dari inti atom sampai ke elektron di kulit terluar.
 Energi ionisasi adalah energi minimum yang dibutuhkan atom untuk
melepaskan satu elektron yang terikat paling lemah.
 Afinitas elektron adalah besarnya energi yang dilepas oleh atom netral dalam
bentuk gas pada penangkapan satu eletron untuk membentuk ion negatif.

1. Jari-jari atom

Jari-jari atom adalah jarak dari inti atom sampai ke elektron di kulit terluar.
Dalam satu periode semakin ke kanan Letak suatu unsur, jari-jari Atom semakin
kecil. Hal ini disebabkan jumlah proton dalam inti dan jumlah elektron dalam
orbital bertambah, Sehingga tarikan elektrostatik antara partikel yang berlawanan
muatan bertambah. Elektron yang berada pada kulit terluar akan ditarik ke inti
sehingga ukuran atom bertambah kecil. Dalam satu golongan, makin ke
bawah jari-jari atom semakin besar. Ini disebabkan bertambahnya kulit elektron
sesuai dengan bertambahnya bilangan kuantum utama.

2. Energi ionisasi

Energi ionisasi adalah energi yang diperlukan untuk melepaskan suatu


elektron dari suatu atom yang berdiri sendiri. Dalam satu golongan energi ionisasi
semakin berkurang jika nomor atom bertambah. Ini disebabkan karena makin
bertambahnya kulit elektron, maka elektron pada kulit terluar berada semakin
jauh dari inti. Hal ini menyebabkan gaya tarikan ke inti semakin kecil dan elektron
dengan mudah dapat dilepaskan.
dalam satu periode pada umumnya energi ionisasi cenderung bertambah dari kiri
ke kanan .

3. Afinitas elektron

Afinitas elektron adalah energi yang dilepaskan jika atom dalam bentuk gas
menerima elektron dengan berbentuk ion negatif. Dalam satu golongan, makin ke
bawah Letak suatu unsur afinitas elektron makin berkurang. Dalam satu periode,
semakin ke kanan Letak suatu unsur afinitas elektron makin bertambah. Hal ini
disebabkan Makin kecil jari-jari atom afinitas elektron makin besar.

Masih banyak atom-atom yang belum diketahui harga afinitas elektronnya,


karena penentuan harga afinitas elektron secara langsung sulit dilakukan. Secara
umum disimpulkan, bahwa Semakin besar harga afinitas elektron suatu atom,
semakin mudah unsur tersebut membentuk ion negatif.

4. Keelekrtonegatifan

Keelektronegatifan adalah kemampuan suatu atom untuk menarik


elektron. ini berkaitan dengan energi ionisasi dan afinitas elektron. sifat
keelektronegatifan sama dengan energi ionisasi dan afinitas elektron, yaitu Makin
kecil jari-jari atom maka harga keelektronegatifan makin besar. Linus Pauling
(1932) memberi harga tertinggi pada fluor (4) karena paling mudah membentuk
ion negatif.

5. Sifat Logam

Unsur-unsur dalam sistem periodik juga dikelompokkan menjadi logam dan non-
logam. Batas antara logam dan non-logam tidak begitu jelas karena ada beberapa
unsur yang dapat memilik sifat logam maupun non-logam, unsur-unsur ini
termasuk kelompok semi logam atau metalloid. Unsur-unsur metaloid terletak
pada batas garis tangga diagonal, yaitu B, Si, Ge, As, Sb, dan Te. Sebelah kiri
batas garis diletakkan unsur-unsur logam, sedang unsur-unsur logam terletak di
sebelah kanan.

Unsur-unsur dapat dibagi menjadi:


-Logam: Zat yang dapat menghantarkan listrik dan panas
- Non logam: Zat yang menghantarkan listrik
-Semi logam: Zat yang bersifat logam sekaligus bukan logam.
6. Sifat Asam Basa

Sifat-sifat asam dan basa antara lain:

Semakin menurunnya karakter logam unsur-unsur dari kiri ke kanan dalam satu
periode, oksida nya berubah dari bersifat basa menjadi amtofer kemudian menjadi bersifat
asam. Oksida logam normal biasanya bersifat basa, dan kebanyakan oksida nonlogam
bersifat asam. Sifat-sifat antara dari oksida-oksida ditunjukkan oleh unsur-unsur yang
letaknya di pertengahan dalam satu periode.

Perhatikan pula bahwa karena karakter logam unsur-unsur golongan utama meningkat
dari atas ke bawah sehingga oksida unsur-unsur dengan nomor atom yang lebih tinggi
akan bersifat lebih basa dibandingkan unsur-unsur yang lebih ringan.

7. Sifat redoks

Reaksi redoks adalah reaksi kimia yang disertai perubahan bilangan oksidasi atau reaksi
yang di dalamnya terdapat serah terima elektron antar zat.

Sifat reaksi redoks:

- Terdapat reduktor, reduktor atau pereduksi adalah spesi kimia yang mengalami
oksidasi dalam suatu reaksi redoks. Sehingga dalam suatu reaksi redoks reduktor
adalah zat yang mengalami penurunan bilangan oksidasi, Sedangkan

- Terdapat oksidator, oksidator atau pengoksidasi adalah spesi kimia yang mengalami
reduksi dalam suatu reaksi redoks. Sehingga dalam suatu reaksi redoks reduktor adalah
zat yang mengalami kenaikan bilangan oksidasi.

- Oksidasi menjelaskan pelepasan elektron, sedangkan reduksi menjelaskan


penambahan elektron.

- Terdapat unsur bebas

8. Sifat-sifat magnetik

Suatu atom menunjukkan sifat-sifat magnerik jika ditempatkan dalam medan


magnetik. Atom dapat dikelompokkan dalam dua golongan berdasarkan sifat
magnetiknya. Suatu atom dikatakan memiliki gejala dimagnetisme jika interaksi
elektron yang berpasangan dengan medan magnetik akan tolak menolak. Sifat
diamagnetik ini dapat dikalahkan oleh sifat paramagnetik, yaitu gejala yang
disebabkan apabila suatu atom memounyai elektron yang tidak berpasangan. Makin
banyak elektron yang tidak berpasangan maka kuat gaya tarik medan magnetnya.
DAFTAR PUSTAKA

Sugianto, Bambang. 2004. Struktur atom dan sistem periodik unsur. Jakarta:
Dapartemen Pendidikan Nasional.

Putri, Profillia. 2016. Modul Paket Keahlian Kimia Kesehatan Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK).Jakarta: Direktorat Jenderal Guru Dan Tenaga
Kependidikan, Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan.

Elida, Tety. 1996. Edisi Diktat Kuliah Pengantar Kimia. Pondokcina: Gunadarma

Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar: Konsep-konsep inti Edisi Ketiga Jilid 2. Jakarta:
Erlangga
LATIHAN

1. Latihan pertama
2. Latihan kedua

You might also like