Ok 1694-4954-1-SM
Ok 1694-4954-1-SM
Ok 1694-4954-1-SM
JBIPA
Jurnal Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing
ISSN xxxx-xxxx (Print) | ISSN xxxx-xxxx (Electronic)
https://doi.org/10.26499/JBIPA.V1I1.1630
Research Article
Randi Ramliyana*),
Universitas Indraprasta PGRI
*) Correspondences author: Jl. Raya Tengah No.80, RT.6/RW.1, Gedong, Kec. Ps. Rebo, Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus
Ibukota Jakarta 13760;
e-mail [email protected]
Abstract: Indonesian Language Learning for Foreign Speakers (BIPA) is interesting because
Indonesian language becomes the second language learning for BIPA participants. Many obstacles
are happened during learning BIPA, one of communication problem between teacher and
participant. Communication problem in delivering material BIPA class can overcome with visual
language. Visual language will be made in the form of comics as and teach BIPA. Comics as a
medium of learning has long been applied to give a positive impact during the learning process
Comic media in addition to fun, also always linked can increase interest in reading, and develop
vocabulary in the language used comic As a first step to arouse interest in reading especially those
who do not like reading In addition to comics also improve all other language skills, such as talking
and listening. Comics is able to package all learners with a fun language skills. So, comics have a
close related with language learning, because it is always associated with improving language skills
therefore, research aims to design the book in the form of comic on learning BIPA language.
Researchers hope this research will be useful for the world of language education, especially BIPA,
in Indonesia and provide new solutions by using comics as a fun learning media and able to increase
interest and motivation to learn BIPA participants.
Key Words: BIPA, comics, design, textbook.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License
Pendahuluan
Program Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) adalah sebuah ladang subur yang tak
bertuan. Siapa pun dapat menggarapnya. Program BIPA masih merupakan hal baru dalam dunia
pendidikan, khususnya di Indonesia. Belum adanya standarisasi nasional atau kurikulum nasional BIPA
menyebabkan keberagaman pada program BIPA yang ada di Indonesia.
Keberagaman dalam kurikulum yang digunakan menyebakan setiap program BIPA memiliki
kebijakan tersendiri dalam menentukan tingkatan kemahiran peserta BIPA. Ada program BIPA yang
mengacu pada The Common European of Reference for Language (CEFR) atau pada Uji Kemahiran
Berbahasa Indonesia (UKBI). Bahkan ada yang membuat sendiri acuan dalam program BIPA tersebut.
Salah satu lembaga yang menyelenggarakan program BIPA adalah Universitas Trisakti.
BIPA Universitas Trisakti berada di bawah Pusat Bahasa dan Budaya Universitas Trisakti yang
bekerja sama dengan Kampung Bahasa Bloombank. Kampung Bahasa Bloombank telah berdiri sejak tiga
tahun lalu dan fokus di BIPA. Kampung Bahasa Bloombank telah membuat kurikulum dan silabus BIPA
sendiri. Selain itu, Kampung Bahasa Bloombank juga telah membuat buku ajar BIPA yang terdiri dari
empat tingkatan, yaitu prapemula, pemula, madya, dan mahir.
Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki banyak kekayaan alam yang harus
dikelola dengan baik. Selain itu, pertumbuhan perekonomian di Indonesia terus berkembang dan sangat
menjanjikan. Hal itulah yang membuat Indonesia menjadi negara tujuan untuk bekerja, berbisnis, dan
bersekolah. Seiring dengan hal tersebut, bahasa Indonesia pun terkena imbasnya, yakni semakin banyak
dipelajari oleh penutur asing.
30
Ramliyana, Randi 31
Bahasa Indonesia merupakan salah satu bahasa di dunia yang berkembang pesat pada abad 20-an.
Pembelajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) merupakan hal yang menarik, karena bahasa
Indonesia menjadi pembelajaran bahasa kedua bagi para peserta BIPA. Pembelajaran BIPA terus
mengalami peningkatan baik di dalam maupun luar negeri. Semakin banyaknya program BIPA dibuka
semakin banyak pula kendala yang ditemukan selama proses pembelajaran berlangsung, salah satunya
adalah masalah komunikasi antara pengajar dan peserta.
Permasalahan komunikasi dalam menyampaikan materi biasanya terjadi pada kelas BIPA di dalam
negeri. Para pengajar BIPA tidak menguasai seluruh bahasa para peserta, hanya bisa menggunakan bahasa
Inggris pada umumnya. Selain itu, beberapa siswa dari negara-negara yang tidak menggunakan bahasa
Inggris sebagai bahasa pertama mereka juga menjadi salah satu penyebab kendala komunikasi dapat terjadi.
Namun, permasalah komunikasi tersebut telah coba diatasi oleh peneliti dalam penelitiannya sebelumnya
mengenai penggunaan komik di dalam kelas BIPA.
Komik sebagai media pembelajaran sudah lama diterapkan dan memberikan dampak yang positif
selama proses pembelajaran. Media komik selain menyenangkan, juga selalu dikaitkan dapat meningkatkan
minat membaca, serta mengembangkan perbendaharaan kosakata dalam berbahasa. Komik digunakan
sebagai langkah awal untuk membangkitkan minat membaca peserta, terutama yang tidak suka membaca.
Selain karena komik menghibur, menyenangkan dan edukatif, komik juga merupakan jembatan untuk
membaca buku yang lebih serius. Jadi, disimpulkan bahwa media komik memiliki kaitan yang erat dengan
pembelajaran bahasa, karena selalu dikaitkan dengan peningkatan keterampilan berbahasa. Jika
membicarakan tentang media komik yang berpengaruh penting dalam peningkatan minat membaca peserta,
secara otomatis kemampuan peserta dalam menulis pun akan meningkat. Oleh sebab itu, penelitian ini
bertujuan untuk mendeskripsikan perancangan buku Komik BIPA 1 sebagai buku komik BIPA pertama
yang dibuat di seluruh dunia. Peneliti berharap penelitian ini akan berguna bagi dunia pendidikan bahasa,
terutama BIPA, di Indonesia dan memberikan solusi baru dengan menggunakan komik sebagai media
pembelajaran yang menyenangkan dan tepat bagi semua peserta.
Media Pembelajaran
Media berasal dari bahasa Latin yang merupakan bentuk jamak dari medium yang berarti perantara
atau pengantar, yaitu perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan. Media pembelajaran
interaktif adalah sebuah metode pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi. Media
pembelajaran interaktif merupakan media penyampaian pesan antara pengajar dan peserta yang
memungkinkan komunikasi antara manusia dan teknologi melalui sistem dan infrastruktur berupa program
aplikasi serta pemanfaatan media elektronik sebagai bagian dari metode edukasinya.
Media pembelajaran dewasa ini sudah merupakan kewajiban yang harus disiapkan oleh para
pengajar dalam upaya menciptakan suasana pembelajaran yang menarik, menyenangkan, menggairahkan,
dan menggugah. Dengan menggunakan media pembelajaran, interaksi antara pengajar dan peserta akan
lebih efektif karena mereka bisa berkomunikasi satu sama lain dan yang terpenting mampu berperan secara
aktif memanfaatkan media pembelajaran dalam setiap kegiatan belajar mengajar.
Media pembelajaran sebaiknya diciptakan sesuai dengan kebutuhan peserta. Kesempurnaan media
pembelajaran akan tercipta apabila pengajar mampu membuat dalam bentuk manual dan dalam bentuk
elektronik. Media pembelajaran manual dapat dibuat mulai dari bahan yang sederhana hingga bahan yang
rumit. Hal tersebut bergantung pada kemampuan pengajar untuk menyiapkan bahan dan mengemasnya
secara baik. Hal tersebut sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Edgar Dale dalam Daryanto, Penggunaan
media pembelajaran seringkali menggunakan prinsip Kerucut Pengalaman yang membutuhkan media,
seperti buku teks, bahan belajar yang dibuat oleh guru, dan audio-visual.
JBIPA | Jurnal Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing | Vol. 1 No. 1 (2019), 30-40
ISSN xxxx-xxxx (Print) | ISSN xxxx-xxxx (Electronic) | Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan
32 Penggunaan buku komik “bahasa Indonesia bagi penutur asing (BIPA) 1” dan pengaruhnya terhadap hasil belajar
peserta BIPA
JBIPA | Jurnal Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing | Vol. 1 No. 1 (2019), 30-40
ISSN xxxx-xxxx (Print) | ISSN xxxx-xxxx (Electronic) | Url: http://ojs.badanbahasa.kemdikbud.go.id/jurnal/index.php/jbipa/index
Ramliyana, Randi 33
7. Dapat membentuk persamaan pendapat dan persepsi yang benar terahadap suatu objek, tetapi
dalam bentuk nyata menggunakan media pembelajaran.
8. Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif sehingga peserta dapat berkomunikasi dan
berinteraksi dengan lingkungan tempat belajarnya sehingga memberikan pengalaman nyata
dan langsung. Peserta didik mempelajari tentang jenis-jenis tumbuhan. Mereka langsung
melihat, memegang, atau merasakan tumbuhan tersebut.
9. Membentuk sikap peserta (aspek afektif) dan meningkatkan keterampilan (psikomotor).
10. Peserta belajar sesuai dengan karakteristiknya, kebutuhan, minat, dan bakatnya baik secara
individual, kelompok, maupun klasikal. Menghemat waktu, tenaga, dan pikiran.
Komik
Peneliti memilih komik sebagai media pada pembelajaran BIPA karena ia merupakan media yang
menyenangkan dan dapat menjadi media edukatif selama proses pembelajaran berlangsung. Meskipun
masyarakat masih beranggapan bahwa komik hanya cerita bergambar yang ringan dan menyenangkan.
Banyak orang yang belum tahu definisi tentang komik. Oleh sebab itu, banyak yang mencoba
mengemukakan definisi komik, di antaranya adalah sebagai berikut.
McCloud menjelaskan, Komik adalah gambar-gambar dan lambang-lambang lain yang
terjuktaposisi dalam tuturan tertentu, bertujuan untuk memberikan informasi dan mencapai tanggapan
estetis dari pembaca.” Berkenan dengan pengertian tersebut, Harvey menyarankan, Pernyataan kombinasi
berseni dari kata dan gambar harus terliput dalam semua definisi tentang komik”. McCloud menambahkan
bahwa kekuatan kata adalah bagian tak terpisahkan dari pesona karya seni yang disebut komik. Pendapat
lain dikemukanan Sudjana dan Rivai, Komik dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk kartun yang
mengungkapkan karakter dan memerankan suatu cerita dalam urutan yang erat dihubungkan dengan
gambar dan dirancang untuk memberikan hiburan kepada para pembaca. Selanjutnya Masdiono
menjelaskan, Komik adalah gamcer atau gambar bercerita atau sebuah dunia tutur gambar, suatu rentetan
gambar yang bertutur menceritakan suatu kisah.
Sementara, Eisner mendefinisikan teknis dan struktur komik sebagai sequential art, Susunan
gambar dan kata-kata untuk menceritakan sesuatu atau mendramatisasi suatu ide. Berdasarkan uraian di
atas, dapat dikatakan bahwa para ahli masih belum sependapat mengenai definisi komik, sebagian di
antaranya berpendapat bahwa bentuk cetaknya perlu ditekankan, yang lain lebih mementingkan
kesinambungan gambar dan kata, dan sebagian lain lebih menekankan sifat kesinambungannya
(sequential).
Berdasarkan beberapa definisi tentang komik di atas, peneliti menyimpulkan bahwa komik adalah
salah satu karya sastra bernilai estetis yang terdiri atas perpaduan antara gambar dan kata yang membentuk
sebuah cerita.
Selain itu, komik bertujuan untuk memberikan informasi dan hiburan kepada pembaca. Daya tarik
berbagai jenis komik mengikuti pola yang dapat diprediksikan. Hurlock berpendapat bahwa anak-anak usia
sekolah menyukai komik karena beberapa hal di antaranya:
1. melalui identifikasi dengan karakter di dalam komik, anak memperoleh kesempatan yang baik
untuk mendapat wawasan mengenal masalah pribadi dan sosialnya. Hal ini akan membantu
memecahkan masalahnya,
2. komik menarik imajinasi anak dan rasa ingin tahu tentang masalah supranatural,
3. komik memberi anak pelarian sementara hirup-pikuk hidup sehari-hari,
4. komik mudah dibaca, bahkan anak yang kurang mampu membaca dapat memahami arti dari
gambarnya,
5. karena komik tidak mahal dan juga ditayangkan di televisi sehingga semua anak mengenalnya,
6. karena banyak komik yang menggairahkan, misterius, dan lucu, komik mendorong anak untuk
membaca yang tidak banyak diberikan buku lain,
7. bila berbentuk serial, komik memberi sesuatu yang diharapkan,
8. dalam komik, tokoh sering melakukan atau mengatakan hal-hal yang tidak berani mereka lakukan
sendiri, walaupun mereka ingin melakukannya, ini memberikan kegembiraan,
JBIPA | Jurnal Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing | Vol. 1 No. 1 (2019), 30-40
ISSN xxxx-xxxx (Print) | ISSN xxxx-xxxx (Electronic) | Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan
34 Penggunaan buku komik “bahasa Indonesia bagi penutur asing (BIPA) 1” dan pengaruhnya terhadap hasil belajar
peserta BIPA
9. tokoh dalam komik sering kuat, berani, dan berwajah tampan, jadi memberikan tokoh pahlawan
bagi anak untuk mengidentifikasikannya,
10. gambar dalam komik berwarna-warni dan cukup sederhana untuk dimengerti anak-anak.
Oller mengatakan, Teks (bentuk ujaran dan tulis dalam wacana) yang lebih tidak sengaja tersusun
dapat disimpan dan diingat kembali lebih mudah daripada bahan yang kurang tersusun secara tidak sengaja.
Dengan kata lain, hal itu lebih mudah bagi peserta belajar bahasa jika mereka diberikan kalimat
terhubung yang memiliki struktur logis dan alur cerita, bukannya terputus, frase diatur secara acak.
Kosakata dan bahasa dapat dipelajari dalam konteks. Namun, Oller selangkah lebih maju dan menyatakan
bahwa konteks itu sendiri tidak cukup. Hal yang terpenting adalah dialog atau teks harus memiliki
struktur logis dan simpulan yang logis. Dengan cara ini, peserta dapat mengikuti alur cerita selangkah
demi selangkah dan dapat mengingat struktur lebih mudah karena logika membantu mereka.
Teori Oller dapat diterapkan pada penggunaan komik dalam pengajaran bahasa. Komik memiliki
alur cerita yang mampu membawa peserta pada simpulan dari materi yang dibawakan. Dengan cara itu,
peserta termotivasi melanjutkan untuk membaca dan kembali lebih terlibat ke dalam isi daripada bahasa.
Konsekuensinya, peserta akan lebih asyik mengetahui apa yang akan terjadi, bagaimana akhir dari cerita
(rasa pensaran mereka muncul), dan akan mengingat bentuk kata, ekspresi, dan gramatikal lebih mudah.
Brown menunjukkan bahwa, Internalisasi terbaik dari kosakata berasal dari pertemuan
(komprehensi dan produksi) kata dalam konteks sekitarnya.” Dengan cara ini, peserta akan
mengasosiasikan kata dengan konteks sebenarnya dan mereka dapat mengingat dan menggunakannya
lebih baik daripada hanya mempelajari setah kata dan maknanya secara korespondensinya. Selain kosakata,
kompetensi tata bahasa dapat ditingkatkan dengan baik. Dengan bantuan komik, tata bahasa baru dapat
diperkenalkan dan dipraktikan, dan sejak materi tata bahasa ditanamkan di dalam cerita dengan struktur
yang logis, peserta akan mampu mengingat lebih baik selanjutnya.
Karakteristik komik juga mampu meningkatkan motivasi (khususnya komik yang berwarna). Hal
yang lebih penting jika kata, ekspresi, atau konsep disertai oleh gambar (visual gambar dalam satu pikiran),
selanjutnya peserta akan lebih mudah menghafal dan mengingat lebih mudah.
Fakta bahwa visual komik juga berkontribusi untuk meningkatkan kompetensi komunikasi. Di
dalam komik, kehidupan seperti situasi dan ekspresi yang digunakan dalam percakapan, bahasa sehari-
hari, sebagai contoh, idiom, pengurangan bentuk, bahasa slang, dan ekspresi yang membutuhkan berbagai
pengetahuan budaya. Konsekuensinya, komik membantu peserta menangani percakapan bahkan dalam
situasi informal. Keuntungan lainnya dari visual komik adalah gestur dan bahasa tubuh dari para tokoh.
Kontribuasi ini untuk membangun kompetensi komunikasi, yang artinya termasuk ke dalam komunikasi
nonverbal.
Metode
Dalam suatu penelitian diperlukan metode atau pendekatan yang berguna untuk memecahkan suatu
permasalahan yang diteliti. Pemilihan metode yang tepat turut menentukan keberhasilan sesuatu penelitian,
karena dalam metode penelitian dapat terlihat jelas mengenai tahapan-tahapan pelaksanaan, serta arah dan
tujuan dari penelitian. Metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiahuntuk mendapatkan data yang
valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga
pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi suatu masalah.
Dalam hal ini penelitian yang dilakukan menggunakan metode eksperimen, karena penelitian ini
digunakan untuk mengujicobakan sebuah buku ajar Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) berbentuk
komik, guna mencapai tujuan pembelajaran. Metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode
penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi
yang terkendalikan. Pada penelitian ini diusahakan mencari pengaruh dari proses pembelajaran yang akan
dilakukan terhadap siswa sebagai objek penelitian. Dalam hal ini, ketercapaian pembelajaran lebih
ditekankan pada keterampilan siswa dalam berbahasa Indonesia pada tingkatan prapemula yang diberikan
perlakuan menggunakan buku ajar BIPA berbetuk komik.
JBIPA | Jurnal Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing | Vol. 1 No. 1 (2019), 30-40
ISSN xxxx-xxxx (Print) | ISSN xxxx-xxxx (Electronic) | Url: http://ojs.badanbahasa.kemdikbud.go.id/jurnal/index.php/jbipa/index
Ramliyana, Randi 35
Metode eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperimen. Hal
tersebut disebabkan sampel yang digunakan hanya satu, tanpa adanya kelas kontrol atau kelas pembanding.
Alasan menggunakan desin eksperimen ini, karena pada pelaksanaannya tidak menggunakan dua kelas,
yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen. Hal tersebut dilakukan secara efektif untuk mencapai hasil yang
maksimal.
Pembahasan
1. Hasil pre-test dan post-test dan pengujian hipotesis
Tabel 1. Skor Pre-Tes dan Pos-Tes Keterampilan Membaca
No Responden Skor Pre Tes Skor Pos Test
1 40 60
2 50 70
3 60 70
4 50 80
5 70 80
6 50 90
7 50 80
8 60 70
9 60 60
10 60 70
JBIPA | Jurnal Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing | Vol. 1 No. 1 (2019), 30-40
ISSN xxxx-xxxx (Print) | ISSN xxxx-xxxx (Electronic) | Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan
36 Penggunaan buku komik “bahasa Indonesia bagi penutur asing (BIPA) 1” dan pengaruhnya terhadap hasil belajar
peserta BIPA
Dari tabel di atas, kita bisa menilai rata-rata nilai ujian berdasarkan ceramah dan komik. nilai rata-rata
ujian kemampuan berbahasa membaca dengan metode ceramah sebesar 55,00 sedangkan nilai ujian
kemampuan berbahasa membaca dengan metode komik sebesar 73,00 dan, nilai rata-rata ujian kemampuan
berbahasa mendengar dengan metode ceramah sebesar 58,00 sedangkan nilai ujian kemampuan berbahasa
mendengar dengan metode komik sebesar 75,00, nilai rata-rata ujian kemampuan berbahasa menyimak
dengan metode ceramah sebesar 55,00 sedangkan nilai ujian kemampuan berbahasa menyimak dengan
metode komik sebesar 71,00, nilai rata-rata ujian kemampuan berbahasa berbicara dengan metode ceramah
sebesar 55,00 sedangkan nilai ujian kemampuan berbahasa berbicara dengan metode komik sebesar 76,00
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis dilakukan uji normalitas diata dengan menggunakan uji
Kolmorgov-Smirnov dengan hasil sebagai berikut..
JBIPA | Jurnal Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing | Vol. 1 No. 1 (2019), 30-40
ISSN xxxx-xxxx (Print) | ISSN xxxx-xxxx (Electronic) | Url: http://ojs.badanbahasa.kemdikbud.go.id/jurnal/index.php/jbipa/index
Ramliyana, Randi 37
Berdasarkan hasil uji normalitas diatas dapat dilihat signifikansi 0,776 >0,05 makadapat disimpulkan data
berdistribusi normal.
Berdasarkan hasil uji normalitas diatas dapat dilihat signifikansi 0,917>0,05 makadapat disimpulkan data
berdistribusi normal.
JBIPA | Jurnal Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing | Vol. 1 No. 1 (2019), 30-40
ISSN xxxx-xxxx (Print) | ISSN xxxx-xxxx (Electronic) | Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan
38 Penggunaan buku komik “bahasa Indonesia bagi penutur asing (BIPA) 1” dan pengaruhnya terhadap hasil belajar
peserta BIPA
Berdasarkan hasil uji normalitas diatas dapat dilihat signifikansi 0,635 >0,05 makadapat disimpulkan data
berdistribusi normal.
Berdasarkan hasil uji normalitas diatas dapat dilihat signifikansi 0,802 >0,05 makadapat disimpulkan data
berdistribusi normal.
Tabel Levene’s Test. Digunakan untuk menilai homogenitas tiap variabel
Di atas menunjukkan nilai (Signifikansi) Sig. 0,796 di mana > 0,05 sehingga bisa dikatakan varian antar
group berbeda secara signifikan.
Tabel di bawah ini menunjukkan hasil dari uji Two Way Anova:
Tabel 10 Hasil Uji Anova Dua Arah
Dari tabel di atas, kita mendapatkan nilai-nilai penting yang bisa disimpulkan sebagai berikut:
JBIPA | Jurnal Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing | Vol. 1 No. 1 (2019), 30-40
ISSN xxxx-xxxx (Print) | ISSN xxxx-xxxx (Electronic) | Url: http://ojs.badanbahasa.kemdikbud.go.id/jurnal/index.php/jbipa/index
Ramliyana, Randi 39
Corrected Model:
Pengaruh Semua Variabel independen (Metode Belajar, Metode Ujian dan Interaksi Metode belajar dengan
Metode ujian atau “Metode Belajar*Metode Ujian”) secara bersama-sama terhadap variabel dependen
(Nilai Ujian). Apabila Signifikansi (Sig.) < 0,05 (Alfa) = Signifikan. Seperti di atas 0,000 berarti model
valid.
Intercept:
Nilai perubahan variabel dependen tanpa perlu dipengaruhi keberadaan variabel independen, artinya tanpa
ada pengaruh variabel independen, variabel dependen dapat berubah nilainya. Apabila Signifikansi (Sig.)
< 0,05
Media ajar:
Pengaruh metode belajar terhadap nilai ujian kemampuan berbahasa indonesia. Apabila Signifikansi (Sig.)
< 0,05 (Alfa)= Signifikan. Karena nilai sig di atas 0,005 berarti Media ajar berpengaruh signifikan.
Metode Ujian:
Apabila Signifikansi (Sig.) <0,05 (Alfa)= Signifikan. Karena nilai sig di atas 0,636 maka metode ujian
tidak signifikan.
Simpulan
Buku Komik BIPA 1 ini merupakan alternatif media pembelajaran BIPA yang menarik dan
menyenangkan. Buku Komik BIPA 1 dapat menjadi solusi permasalahan komunikasi yang terjadi antara
pengajar dan peserta di dalam kelas BIPA, khususmya pada tingkat prapemula. Tingkat prapemula adalah
tingkat paling dasar yang ada di BIPA. Buku Komik BIPA 1 ini dapat menjadi jembatan bagi para peserta
BIPA yang tidak menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pertama mereka.
Berdasarkan hasil simulasi pembelajaran dengan kelas prapemula di BIPA Universitas Trisakti
dapat disimpulkan bahwa media ini mampu memberikan pengalaman baru bagi peserta BIPA untuk belajar
bahasa Indonesia dengan mudah dan menyenangkan. Mudah karena komik mampu menjembatani antara
kosakata dalam bahasa Indonesia dengan gambar. Hal tersebut mempermudah peserta untuk mengingat dan
menerapkannya ke dalam kehidupan sehari-hari. Menyenangkan karena peserta merasakan seolah mereka
bermain sambil belajar sehingga tidak membebani. Setelah melakukann penelitian eksperimen dapat
disimpulkan bahwa buku ajar BIPA dapat meningkatkan keterampilan berbahasa peserta BIPA.
Daftar Rujukan
JBIPA | Jurnal Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing | Vol. 1 No. 1 (2019), 30-40
ISSN xxxx-xxxx (Print) | ISSN xxxx-xxxx (Electronic) | Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan
40 Penggunaan buku komik “bahasa Indonesia bagi penutur asing (BIPA) 1” dan pengaruhnya terhadap hasil belajar
peserta BIPA
JBIPA | Jurnal Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing | Vol. 1 No. 1 (2019), 30-40
ISSN xxxx-xxxx (Print) | ISSN xxxx-xxxx (Electronic) | Url: http://ojs.badanbahasa.kemdikbud.go.id/jurnal/index.php/jbipa/index