5385 14559 2 PB

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

Volume 3 Nomor 5, September 2020

P – ISSN 2614-624X
E – ISSN 2614-6231

KAJIAN SOSIOLINGUISTIK TERHADAP UJARAN BAHASA


MAHASISWA

Siti Restu Nur Fadlillah Haq1, Rochmat Tri Sudrajat 2, Dida Firmansyah 3

1-3
IKIP SILIWANGI
1
[email protected], 2 [email protected], 3 dida-
[email protected]

Abstract
The use of language in life greatly affects the articulation of communication and interactions between
humans. This interaction provides a unity to connect a difference. Therefore, diversity in language is
unique in the field of communication. The important role of communication tools helps the
articulation of social life. The use of language in educational institutions is very vulnerable to being
influenced by the environment. This causes the mixed dialect used by Indonesian students to be very
unique and diverse. In general, this study aims to determine the diversity of languages used by various
students in educational institutions and their environment, especially Indonesian students.
Specifically, the purpose of this article is to (1) describe the dialect of Indonesian students 'speech,
and (2) to describe the use of code mixing for Indonesian students' speech. Researchers used
descriptive qualitative methods as a research method and sociolinguistic approach. The research was
conducted in order to solve problems faced in the field by using several stages of data collection (1)
taking samples of the spoken language used by Indonesian students, (2) analyzing the use of dialects
and code mixing on the spoken language of Indonesian students. Thus, the results of the study show
that the use of dialects and mixed codes in communication that are often used by Indonesian students
is evident. This study also describes the linguistic behavior carried out by Indonesian students directly
through oral.

Keywords: Language, Dialect, CodeMix

Abstrak
Penggunaan bahasa dalam kehidupan sangat mempengaruhi artikulasi berkomunikasi dan interaksi
terhadap antar manusia. Interaksi ini memberikan satu kesatuan untuk menghubungkan sebuah
perbedaan. Oleh karena itu, keragaman dalam berbahasa menjadi keunikan tersendiri dalam bidang
komunikasi. Peran penting alat komunikasi membantu artikulasi kehidupan sosial. Penggunaan
bahasa pada lembaga pendidikan, sangat rentan dipengaruhi oleh lingkungan. Hal tersebut
menyebabkan campur dialek yang digunakan mahasiswa bahasa Indonesia sangat unik dan beragam.
Secara umum, penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui keragaman bahasa yang digunakan
oleh berbagai mahasiswa di lembaga pendidikan dan lingkungannya, khususnya mahasiswa Bahasa
Indonesia. Secara khusus, tujuan artikel ini dibuat untuk (1) mendeskripsikan dialek terhadap tuturan
mahasiswa Bahasa Indonesia, dan (2) mendeskripsikan penggunaan campur kode terhadap tuturan
mahasiswa bahasa Indonesia. Peneliti menggunakan metode kualitatif deskriptif sebagai metode
penelitian dan pendekatan sosiolinguistik. Penelitian dilakukan agar terpecahkan masalah yang
dihadapi dilapangan dengan menggunakan beberapa tahap pengumpulan data (1) mengambil sampel
tuturan bahasa yang digunakan mahasiswa bahasa Indonesia, (2) menganalisis penggunaan dialek dan
campur kode terhadap tuturan bahasa mahasiswa bahasa Indonesia. Sehingga, hasil dari penelitian
menunjukkan bahwa terbuktinya penggunaan dialek dan campur kode dalam berkomunikasi yang

KAJIAN SOSIOLINGUISTIK TERHADAP UJARAN BAHASA MAHASISWA | 797


Parole (Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia)
Volume 3 Nomor 5, September 2020

kerap digunakan mahasiswa Bahasa Indonesia. Penelitian ini pun menggambarkan perilaku
kebahasaan yang dilakukan oleh mahasiswa Bahasa Indonesia secara langsung melalui lisan.

Kata Kunci: Bahasa, Dialek, Campur Kode

PENDAHULUAN

Bahasa merupakan salah satu kekayaan luar biasa di berbagai negara. Karena bahasa
merupakan salah satu alat yang digunakan baik oleh berbagai makhluk hidup di dunia dan
menjadi ciri dari negara itu sendiri. Banyak berbagai pernyataan yang mengemukakan arti
penting bahasa itu sendiri. Bahasa dapat berbentuk lisan, tulisan, atau pun isyarat. Dapat
disimpulkan bahwa alat yang digunakan untuk berkomunikasi dalam kehidupan sosial di
setiap harinya adalah bahasa lisan. Bahasa dapat menjadi ciri dari setiap orang yang
mengujarkannya. Hubungan bahasa dengan kehidupan sosial menimbulkan interaksi antar
makhluk hidup. Itu pula yang terjadi pada mahasiswa Bahasa Indonesia dalam bentuk
komunikasi. Mahasiswa bahasa Indonesia berisi orang-orang yang datang dari tempat
berbeda. Hal itu membuat mahasiswa Bahasa Indonesia memiliki dialek yang unik.
Mahasiswa bahasa Indonesia terdapat darah berketurunan Sunda, Betawi dan Melayu.
Namun, Bahasa Indonesia tetap dijadikan bahasa pemersatu yang digunakan oleh mahasiswa
Bahasa Indonesia.

Bahasa yang digunakan mahasiswa merupakan alat utama untuk berkomunikasi dengan
sistem isyarat untuk menyampaikan suatu gagasan penting agar terhindar dari kesalah
pemahaman (Nasution, 2007). Menurut Sudrajat & Kasupardi (2018) bahasa mampu
menghasilkan atau memperoleh kepandaian dalam ilmu bahasa sehingga mengalami tindak
perubahan terhadap perilaku yang disebabkan oleh pengalaman berdasarkan penelitian dan
penemuan yang didukung oleh fakta data. Keterampilan bahasa wajib dimiliki setiap makhluk
sosial, karena keterampilan tersebut adalah sebuah alat untuk berkomunikasi sehari-hari.
Keterampilan berbahasa terdiri dari empat aspek, yaitu: (1) keterampilan menyimak; (2)
keterampilan berbicara; (3) keterampilan membaca; dan (4) keterampilan menulis (Tarigan,
2013). Keempat aspek tersebut sangat berhubungan erat. Karena bahasa dapat dikatakan
luapan dari pikiran orang yang mengujarkannya. Ilmu yang mengkaji kebahasaan tersebut,
memiliki serangkaian teori untuk mempelajari sebuah bahasa yang berhubungan dengan
kehidupan bersosial yakni bidang kebahasaan sosiolinguistik.

798 | KAJIAN SOSIOLINGUISTIK TERHADAP UJARAN BAHASA MAHASISWA


Parole (Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia)
Volume 3 Nomor 5, September 2020

Menurut Jannah, Widayati, & Kusmiyati (2017) bahwa sosiolinguistik merupakan salah satu
cabang dari ilmu kebahasaan atau linguistik di mana menempatkan penggunaan bahasanya
memandang kedudukan penutur bahasa dalam hubungan sosial. Menurut Sumarsono &
Partana (2007) mengemukakan bahawa sosiolinguistik adalah gabungan dari dua kata yakni
sosiologi atau sosio- yang berarti masyarakat dan linguistik yang berarti kajian bahasa . Jadi,
sosiolinguistik adalah suatu ilmu yang pengkajian bahasanya berhubungan erat dengan situasi
serta kondisi masyarakat, dimana hubungan tersebut didukung oleh ilmu-ilmu dan teori sosial
khususnya sosiologi. Sosiolinguistik mengkaji tataran kebahasaan yang terdapat dalam
kehidupan manusia, khususnya mahasiswa Bahasa Indonesia secara beragam seperti dialek
dan campur kode dalam berkomunikasi.

KBBI (2016) mengatakan bahwa dialek merupakan keunikan dalam berbahasa yang menjadi
ciri pembeda dari pemakainya. Ada beberapa ragam bahasa yang biasa kita sebut dengan
dialek salah satunya dialek regional. Dialek regional merupakan dialek yang penggunaanya
dibatasi oleh letak (geografis). Menurut Ahmad (2006) bahwa dialek tergolong dalam bahasa
yang menjadi satu dan memiliki banyak persamaan dan ciri mengekalkan warisan yang
diwarisi bahasa leluhur tidak ditinggalkan walau pun mengalami pergerakan kemajuan
zaman. Menurut Kridalaksana (Mustikawati, 2016) Campur kode adalah pemakai bahasa
yang memakai beberapa bahasa berbeda. Salah satu contoh yang peneliti ambil adalah ujaran
berbagai macam bahasa atau biasa disebut dengan mixing. Tujuannya untuk memperluas
ragam bahasa yang mana terdapat peristiwa tutur tanpa fungsi khusus.

Rumusan masalah yang peneliti uraikan dalam penelitian kali ini adalah: (1) Bagaimana
penggunaan dialek pada mahasiswa bahasa Indonesia? (2) Bagaimana campur kode terhadap
penggunaan bahasa mahasiswa Bahasa Indonesia?. Tujuan umum yang ingin dicapai oleh
peneliti pada penelitian adalah mengetahui keragaman bahasa dalam berkomunikasi yang
digunakan oleh mahasiswa, khususnya mahasiswa Bahasa Indonesia. Secara khusus
penelitian ini bertujuan mendeskripsikan mengenai: (1) Dialek yang digunakan mahasiswa;
(2) Campur kode terhadap tuturan bahasa mahasiswa. Peneliti berharap, dengan penelitian ini
dapat memberi manfaat baik secara praktis maupun teoritis. Manfaat secara teoritis,
penelitian ini memberi dan menambah ilmu bagi pengembang ilmu tentang sosiolinguistik
terutama mengenai dialek dan campur kode terhadap bahasa yang dituturkan. Ada pun

KAJIAN SOSIOLINGUISTIK TERHADAP UJARAN BAHASA MAHASISWA | 799


Parole (Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia)
Volume 3 Nomor 5, September 2020

manfaat secara praktis, penelitian ini memberi motivasi kepada mahasiswa yang akan
melakukan penelitian agar dapat meningkatkan kualitas penelitiannya lebih lanjut.

METODE
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif kualitatif. Menurut Bachri
(2010) Metode kualitatif merupakan paparan yang sejalan dengan waktu penelitian, di mana
metode ini cukup menyimpulkan penelitian dengan menggunakan kata-kata yang bersifat
naratif. Penelitian ini memiliki teknik simak, baca, serta pustaka yang pembahasannya dikaji
oleh beberapa teori, data yang tidak di dukung oleh teori-teori tersebut tidak memiliki
kebulatan makna secara struktural. Menurut Rahayu, Lestari, Anjani, & Firmansyah (2019)
metode ini memiliki tujuan memberi gambaran mengenai masalah melalui wawancara atau
observasi lapangan menggunakan kumpulan data kuesioner atau survei. Subjek yang di teliti
adalah mahasiswa Universitas IKIP Siliwangi, prodi Pendidikan Bahasa Indonesia kelas B2
non reguler. Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahap pengumpulan data, yaitu
mengambil sampel dari beberapa tuturan bahasa yang digunakan mahasiswa dan
menganalisisnya. Serta menganalisis penggunaan dialek dan campur kode terhadap tuturan
bahasa yang digunakan oleh mahasiswa.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Mahasiswa IKIP Siliwangi, prodi Pendidikan Bahasa Indonesia kelas B2 non reguler yang
menjadi subjek dalam penelitian berjumlah 36 mahasiswa. Berikut data yang telah
dikumpulkan peneliti:
Table 1. Data Mahasiswa Bahasa Indonesia
No. Nama Mahasiswa Suku Asal
1 AH Sunda
2 AHD Sunda
3 ADW Sunda
4 AP Sunda
5 AR Sunda
6 DS Sunda
7 DP Sunda
8 DPR Sunda
9 EN Sunda

800 | KAJIAN SOSIOLINGUISTIK TERHADAP UJARAN BAHASA MAHASISWA


Parole (Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia)
Volume 3 Nomor 5, September 2020

10 HH Sunda
11 ID Sunda
12 IA Sunda
13 JM Sunda
14 LS Sunda
15 OM Sunda
16 PS Sunda
17 R Melayu
18 RD Sunda
19 RN Sunda
20 RS Sunda
21 RT Sunda
22 SA Sunda
23 SC Sunda
24 SH Sunda
25 SN Sunda
26 SU Sunda
27 SP Sunda
28 SS Sunda
29 SW Sunda
30 SWD Sunda
31 TK Sunda
32 TN Sunda
33 TS Sunda
34 TR Sunda
35 TT Sunda
36 WN Sunda

Data-data tersebut telah di analisis terhadap tuturan bahasa dalam kegiatan komunikasinya.
Berikut 2 data yang merupakan hasil pemerolehan secara garis besar berdasarkan keragaman
yang berbeda dari mahasiswa lainnya atas bentuk dialek dan campur kode terhadap tuturan
bahasa mahasiswa bahasa indonesia. Di bawah ini akan dijelaskan bentuk dialek dan campur
kode bahasa terhadap tuturan mahasiswa dari temuan hasil peneliti.

KAJIAN SOSIOLINGUISTIK TERHADAP UJARAN BAHASA MAHASISWA | 801


Parole (Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia)
Volume 3 Nomor 5, September 2020

Data 1
Tuturan mahasiswa SH dengan dialek Bekasi
“Rekan-rekan giniya seperti yang kita tahu, nilai UTS ini téh sepadan dengan apa yang kita
usahakan sebelumnya yepan,”

Deskripsi
a. Bentuk Dialek
Data 1 terlihat menggunakan kata ‘giniya dan yepan’. Kata giniya memiliki arti ‘begini’ dan
kata yepan memiliki arti ‘iya kan’. Dialek yang kental dari mahasiswa SH yaitu penggunaan
kata khas dari dialek Betawi. Dia berasal dari suku Sunda yang bertempat tinggal didaerah
Bekasi, dimana daerah tersebut berdekatan dengan daerah Jakarta yang memiliki dialek
Betawi. Hal itu menyebabkan daerah tempat tinggal SH sangat identik dengan dialek Betawi.
Salah satu penyebab SH berdialek Betawi karena kebiasaan pada lingkungannya yang
menjadi pemicu penggunaan dialek Betawi.

b. Campur Kode
Keterlibatan bahasa Indonesia, bahasa Betawi, dan bahasa Sunda terlihat dalam tuturan
saudara mahasiswa SH terdapat penyisipan kata téh pada sepenggal ujarannya. Itu
menunjukkan bahwa mahasiswa SH menggunakan campuran dialek dalam komunikasinya di
kampus. Faktor penyebab terhadap kegiatan komunikasi mahasiswa SH dan mahasiswa
bahasa Indonesia adalah faktor lingkungan. SH berkuliah di Bandung yang kental akan dialek
Sunda, maka akan mempengaruhi proses komunikasi yang berlangsung. Selain itu,
keberadaan mahasiswa SH di Bandung tinggal cukup lama.

Data 2
Tuturan mahasiswa R dengan dialek Melayu
“Ado apo ini ribut-ribut? Seperti di pasar aja atuh kalian mah.”

Deskripsi
a. Bentuk Dialek
Kata khas yang dituturkan oleh mahasiswa R ‘ado apo’ memiliki arti ‘ada apa’. Dialek R
sangat kental dengan dialek Melayu karena R semasa kecil bertempat tinggal di Palembang.

802 | KAJIAN SOSIOLINGUISTIK TERHADAP UJARAN BAHASA MAHASISWA


Parole (Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia)
Volume 3 Nomor 5, September 2020

Faktor penyebab kentalnya dialek Melayu yang melekat pada diri R adalah keluarga. Ayah R
terlahir dari suku Melayu Palembang, sang ibu terlahir dari suku Sunda.

b. Campur Kode
Keterlibatan bahasa Indonesia, bahasa Melayu dan bahasa Sunda terlihat dalam tuturan
mahasiswa R pada kata ‘atuh dan mah’. Hal tersebut menunjukkan bahwa mahasiswa R
menggunakan pencampuran bahasa dalam komunikasinya di kampus. Faktor penyebab
peristiwa pada kegiatan komunikasi mahasiswa R dan mahasiswa bahasa Indonesia adalah
faktor lingkungan tempatnya menuntut ilmu.

Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh 36 data dengan bentuk dialek dan campur kode yang
dituturkan mahasiswa. Diperoleh hasil observasi dari mahasiswa B2 non reguler dalam
kegiatan komunikasi di Universitas IKIP Siliwangi Terdapat mahasiswa yang memiliki
dialek berbeda. Di samping dialek, terdapat penggunaan campur kode dalam komunikasi
mahasiswa. Faktor pendukung terjadinya campur kode adalah lingkungan. Campur kode
dalam berkomunikasi yang terjadi karenaseringnya penggunaan bahasa Sunda yang
digunakan mayoritas mahasiswa.

Suku Sunda mendominasi mahasiswa Prodi Bahasa Indonesia kelas B2 non regoler di
Universitas IKIP Siliwangi. Bahasa Sunda memiliki banyak sekali kata-kata yang menjadi
ciri khas, seperti kata da, mah, atuh, dan téh. Disetiap kegiatan, mahasiswa sering
menggunakan bahasa Sunda. Contoh dalam kegiatan presentasi, tidak sedikit mahasiswa yang
sengaja mau pun tidak sengaja menggunakan kata-kata khas bahasa Sunda. Misalnya pada
ujaran :
“Dari penjelasan yang sudah saya paparkan tadi téh, salah satu contoh ... ”

Ujaran di atas pada kata ‘téh’ dalam bahasa Sunda memiliki arti penegasan yang telah lampau
atau terjadi. Campur kode pada ujaran di atas adalah budaya kebiasaan berbahasa Sunda yang
menyebabkan pencampuran bahasa Indonesia dan Bahasa Sunda. Tidak jarang dosen yang
membimbing kegiatan mahasiswa pada waktu kegiatan formal mengingatkan penggunaan
bahasa yang keliru dalam situasi tertentu terhadap mahasiswa.

KAJIAN SOSIOLINGUISTIK TERHADAP UJARAN BAHASA MAHASISWA | 803


Parole (Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia)
Volume 3 Nomor 5, September 2020

SIMPULAN

Disimpulkan berdasarkan hasil dari analisis pada penggunaan bentuk dialek dan campur kode
bahasa mahasiswa bahasa Indonesia. Diketahui bahwa perbedaan dalam bahasa tidak menjadi
suatu pembeda untuk bersatu. Meski berbeda suku dan bahasa, mahasiswa Bahasa Indonesia
menjadikan hal tersebut menjadi pemersatu kebudayaan. Kegiatan komunikasi mahasiswa
bahasa Indonesia menjadi corak bagi kelas itu sendiri. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya
dua mahasiswa yang berbeda suku dan bahasa. Seiring berjalannya waktu terjadilah kegiatan
campur kode yang terlihat pada ujaran kedua mahasiswa tersebut. Dialek yang terkumpul dari
berbagai suku, Sundalah yang mendominasi kelas mahasiswa Bahasa Indonesia di
Universitas IKIP Siliwangi. Namun tetap, bahasa yang dijadikan pemersatu dan dipergunakan
oleh mahasiswa adalah bahasa Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Z. (2006). Kepelbagaian dialek dalam bahasa melayu: analisis tata tingkat kekangan.
Jurnal E-Bangi, 1(1), 1–26.
Bachri, B. S. (2010). Meyakinkan validitas data melalui triangulasi pada penelitian kualitatif.
Jurnal Teknologi Pendidikan, 10(1), 46–62.
Jannah, A., Widayati, W., & Kusmiyati, K. (2017). Bentuk dan makna kata makian di
terminal purabaya surabaya dalam kajian sosiolinguistik. Jurnal Ilmiah Fonema: Jurnal
Edukasi Bahasa Dan Sastra Indonesia, 4(2).
KBBI, V. (2016). Kamus besar bahasa indonesia edisi v. Tersedia Di: Http://Kbbi.
Kemdikbud. Go. Id.
Mustikawati, D. A. (2016). Alih kode dan campur kode antara penjual dan pembeli (analisis
pembelajaran berbahasa melalui studi sosiolinguistik). Jurnal Dimensi Pendidikan Dan
Pembelajaran, 2(2), 23–32.
Nasution, Z. (2007). Bahasa sebagai alat komunikasi politik dalam rangka mempertahankan
kekuasaan. Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan, 1(3).
Rahayu, N. P., Lestari, R. S., Anjani, C., & Firmansyah, D. (2019). Aspek kepribadian tokoh
utama dalam cerpen cerita pendek yang panjang karya hasta indriyana, kajian psikologi
sastra, dan implementasinya sebagai bahan ajar sastra di sma. Parole (Jurnal Pendidikan
Bahasa Dan Sastra Indonesia), 1(2), 115–126.
Sudrajat, R T., & Kasupardi, E. (2018). Teori Belajar Bahasa (1st ed.). Bandung: Logoz
Publishing.
Sumarsono, & Partana, P. (2007). Sosiolinguistik. Sabda bekerjasama dengan Pustaka Pelajar.
Tarigan, G. H. (2013). Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, Bandung: CV.
Bandung: Angkasa.

804 | KAJIAN SOSIOLINGUISTIK TERHADAP UJARAN BAHASA MAHASISWA

You might also like