Pengembangan Multimedia Pembelajaran Bahasa Inggris Untuk Siswa Kelas X Mengenai Teks News Item Subadi, Saharudin, Rayandra Asyhar
Pengembangan Multimedia Pembelajaran Bahasa Inggris Untuk Siswa Kelas X Mengenai Teks News Item Subadi, Saharudin, Rayandra Asyhar
Pengembangan Multimedia Pembelajaran Bahasa Inggris Untuk Siswa Kelas X Mengenai Teks News Item Subadi, Saharudin, Rayandra Asyhar
ABSTRACT
This article is based on the development research that aims to develop multimedia of
learning English which is attractive and effective for grade X Students about news item text.
The development of the multimedia for learning English uses Lee and Owens model. The
procedure of developing the multimedia covers four steps. They are: 1) need analysis and
assessment, 2) designing multimedia learning, 3) developing and implementing the
multimedia, and 4) evaluating the multimedia. The data of this research are compiled any
sources i.e. validation result of leaning design expert, subject matter expert and learning
media expert. It is also from students as treatment subjects and English lesson teacher. The
treatment subjects are 39 students consisting of 3 students for personal treatment, 5
students for small group treatment and 31 students for field treatment. The results of the
research show that: 1) developing the Macromedia Flash based multimedia of English
learning for Class X was assessed by validators as learning media which is in good category
and it is suitable to use. 2) the treatment subjects, students and English teacher gave
response and conclusion that the multimedia is attractive for learning English, shown from
the result of personal treatment subjects’ questionnaire of 88.7%, the result of small group
treatment subjects’ questionnaire of 64.4% and the result of field treatment subjects’
questionnaire of 84.2%, therefore, the average of total treatment subjects’ questionnaire is
79.7%, then 3) this multimedia can be used effectively to achieve learning competencies,
proven by the result of increasing score gained by the students in pre-test and post-test
which is 72.03%.
PENDAHULUAN
Media pembelajaran telah menjadi aspek yang sangat penting dalam proses
pembelajaran Bahasa Inggris di kelas maupun di luar kelas. Sebagaimana yang
dikatakan oleh Ze-Nian Li dan Mark S. Drew (2004: xiv) bahwa multimedia tidak lagi
sebagai alat permainan saja, tetapi telah menjadi bagian dari lingkungan teknologi
dimana kita bekerja dan berfikir. Sebagai guru yang telah beberapa tahun mengajar,
peneliti berpikir bahwa pembelajaran tanpa menggunakan media terasa kurang
lengkap. Apalagi dalam pembelajaran Bahasa Inggris yang belum banyak dikenal
dan dianggap sulit oleh siswa. Hal ini berkaitan dengan pengucapan Bahasa Inggris
yang berbeda dengan tulisannya, kata-kata Bahasa Inggris yang masih terasa asing
bagi siswa, dan terbatasnya akses siswa untuk berlatih berbahasa Inggris.
Apalagi adanya kenyataan bahwa Bahasa Inggris masih mempunyai status sebagai
bahasa asing (English as a Foreign Language) di Indonesia. Dengan demikian Bahasa
Tekno-Pedagogi Vol. 5 No. 1 Maret 2015 : 35-42 ISSN 2088-205X
Inggris masih belum banyak digunakan oleh orang Indonesia dalam berkomunikasi
baik komunikasi lisan maupun komunikasi tertulis. Hal ini berbeda dengan negara-
negara tetangga kita seperti Malaysia dan Singapura yang menempatkan Bahasa
Inggris sebagai bahasa kedua (English as a Second Language). Di negara-negara
tersebut Bahasa Inggris telah menjadi bagian dari bahasa komunikasi yang
digunakan oleh sebagian warga negaranya dalam kegiatan mereka sehari-hari baik
di rumah, di tempat kerja maupun di masyarakat umum.
Oleh karena itu, di Indonesia pembelajaran Bahasa Inggris memerlukan kurikulum
yang sesuai, baik dari segi materi (bahan ajar), ruang lingkup, waktu maupun
mengenai media untuk pembelajaran. Pembelajaran Bahasa Inggris di SMA telah
menjadi bagian integral dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Bahasa
Inggris dipandang perlu untuk dikuasai peserta didik, sehingga pada jenjang Sekolah
Menengah Atas (SMA) mata pelajaran Bahasa Inggris mendapatkan porsi waktu
pembelajaran sebanyak 4 (empat) jam pelajaran per minggu. Waktu tersebut belum
memadai untuk menuntut peserta didik menguasai Bahasa Inggris, karena ada
beberapa aspek keterampilan dalam Bahasa Inggris yang harus dipelajari peserta
didik, meliputi: keterampilan mendengar/menyimak (listening), keterampilan
membaca (reading), keterampilan berbicara (speaking) dan keterampilan menulis
(writing). Tentu saja siswa harus manambah waktu belajar sendiri di luar jam
pelajaran di sekolah. Dalam belajar bahasa, keempat keterampilan tersebut
dikelompokkan ke dalam istilah keterampilan reseptif dan keterampilan produktif.
Keterampilan reseptif meliputi keterampilan menyimak, dan keterampilan
membaca, sedangkan keterampilan produktif meliputi keterampilan berbicara, dan
keterampilan menulis (BNSP, 2007: 11). Dan juga ditambah aspek penunjang lainnya
yaitu tata bahasa (grammar/structure), kosa kata (vocabulary), pengucapan
(pronunciation), dan pengejaan (spelling). Apalagi siswa mempunyai beban belajar
di sekolah yang sangat berat seperti yang dituntut kurikulum yang meliputi enam
belas mata pelajaran untuk siswa SMA kelas X. Dengan demikian tuntutan
penguasaan Bahasa Inggris baik lisan (spoken English) maupun tulisan (written
English) merupakan suatu target pencapaian yang sangat berat, sehingga diperlukan
kreatifitas guru dan siswa dalam pembelajaran. Bentuk kreatifitas guru tersebut
dapat berbentuk pembuatan media pembelajaran kreatif yang dapat membantu
siswa mencapai kemampuan Bahasa Inggris yang maksimal.
Sadiman dkk. (2011: 7) menyatakan bahwa media digunakan untuk menyalurkan
pesan dari dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran,
perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga
proses belajar terjadi. Dengan media, proses penyampaian pesan menjadi lebih
mudah dan lebih tinggi efektifitasnya, sehingga pesan yang diterima oleh penerima
pesan lebih baik dan lebih jelas.
Selanjutnya Sadiman dkk. (2011: 17-18) menjelaskan kegunaan umum dari media
dalam pembelajaran yaitu: a) untuk memperjelas penyajian agar tidak verbalistis, b)
mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indra, c) membuat peserta didik
lebih aktif, c) untuk menyikapi perbedaan individual, lingkungan dan pengalaman
siswa. Dengan demikian media atau multimedia mempunyai fungsi yang sangat
METODE
Metode Pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Model
pengembangan Lee dan Owens. Model Pengembangan Multimedia menurut Lee
dan Owens memiliki empat tahap pengembangan yaitu: 1) Analisis dan Penilaian
Kebutuhan Multimedia (Multimedia Needs Assessment and Analysis), 2) Desain
Pembelajaran Multimedia (Multimedia Instructional Design), 3) Pengembangan dan
Penerapan Multimedia (Multimedia Devlopment and Implementation), dan 4)
Evaluasi Multimedia (Multimedia Evaluation) (Lee dan Owens, 2004: XIXIvii).
Pada tahap analisis, penulis menggunakan tiga dari dua belas analisis yang ada pada
model pengembangan Lee dan Owens, yaitu analisis kebutuhan, analisis audiens,
analisis teknologi dan analisis topik/materi pembelajaran. Pada tahap desain atau
merancang Multimedia Pembelajaran Bahasa Inggris ini ada beberapa kegiatan yang
dilakukan yaitu: 1) menyusun jadwal, 2) membentuk dan menentukan tugas tim, 3)
menentukan spesifikasi media, 4) menyusun struktur materi, 5) menentukan
kontrol konfigurasi. Tahap Pengembangan dan Penerapan Produk ini merupakan
proses mewujudkan desain atau rancangan multimedia yang telah dibuat menjadi
produk (wujud fisik). Lee dan Owens (2004:162) menyebutkan prinsip-prinsip dasar
pengembangan untuk jenis multimedia apapun, yaitu:
1) Membuat kerangka kerja (framework) untuk alat pengembangan, spesifikasi
pengembangan dan standar-standarnya.
Topik yang digunakan dalam materi media ini juga tentang isu-isu internasional,
yang dirasa oleh validator belum dikenal oleh siswa, namun validator juga
menyarankan untuk mengatasi hal tersebut dengan cara guru mengarahkan siswa
untuk mengaitkan topik tesebut dengan isu-isu lokal yang dilihat, didengar atau
dialami siswa, di sisi lain justru isu-isu tesebut akan memberikan motivasi bagi siswa
untuk memahami isu-isu global yang terjadi di berbagai belahan dunia. Hasil validasi
secara keseluruhan terhadap multimedia ini dalam aspek materi pembelajaran
adalah layak untuk digunakan dalam pembelajaran Bahasa Inggris kelas X.
Pada aspek media dalam multimedia Bahasa Inggris ini, pengembang mengacu pada
pendapat yang dikemukakan oleh Mayer (2009: 266-268) menguraikan dua belas
prinsip pengembangan media pembelajaran. Yang kemudian dijabarkan oleh
pengembang menjadi 19 indikator atau pertanyaan. Hasil dari validasi aspek media
pembelajaran pada multimedia pembelajaran Bahasa Inggris untuk Siswa kelas X
SMA diperoleh komentar dan saran yang diberikan oleh validator. Dengan berbagai
komentar dan saran perbaikan dari validator ahli media pembelajaran, maka
pengembang melakukan perbaikan dan revisi produk yang telah dibuat, sehingga
produk multimedia tersebut siap layak untuk diuji coba.
Nilai persentase hasil uji coba perorangan untuk aspek daya tarik dengan rating
scale adalah 88,7%. Angka ini terletak pada rentang 80 -100% yang berarti kualitas
daya tarik dari multimedia pembelajaran Bahasa Inggris untuk siswa kelas 10 SMA
ini sangat menarik.
Selanjutnya nilai persentase hasil uji coba kelompok kecil untuk aspek daya tarik
dengan rating scale adalah 64,4%. Angka ini terletak pada rentang 60 -79% yang
berarti kualitas daya tarik dari multimedia pembelajaran Bahasa Inggris untuk siswa
kelas 10 SMA ini menarik.
Dan juga nilai persentase hasil uji coba lapangan untuk aspek daya tarik dengan
rating scale adalah 84,2%. Angka ini terletak pada rentang 80 - 100% yang berarti
kualitas daya tarik dari multimedia pembelajaran Bahasa Inggris untuk siswa kelas
10 SMA ini sangat menarik.
Untuk mengetahui keefektifan produk yang dikembangkan, pengembang melihat
hasil pre-test dan post-test yang dilakukan pada uji coba perorangan, uji coba
kelompok kecil maupun uji coba lapangan. Berdasarkan data yang diperoleh dapat
ditarik kesimpulan bahwa tingkat kemampuan siswa sebelum mengikuti
pembelajaran menggunakan multimedia ini siswa memperoleh nilai rata-rata pre-
test 45,66, dan tingkat ketuntasan sebesar 0,5%, sedangkan setelah mengikuti
pembelajaran dengan menggunakan multimedia yang dikembangkan, siswa
memperoleh nilai rata-rata post test 78,55 dan tingkat ketuntasan sebesar 86%.
Prosentase kenaikan nilai rata-rata siswa dalam pre-test dan post test cukup
signifikan yaitu 72.03%. Nilai tertinggi yang dicapai siswa dalam pre-test adalah 75,
sedangkan nilai tertinggi siswa dalam post test yaitu 95. Nilai terendah siswa juga
berubah cukup signifikan, yang pada pre-test adalah 10, sedangkan pada post test
nilai terendah siswa yaitu 65. Dari data hasil pre-test dan post test tersebut,
pengembang berasumsi bahwa multimedia yang dikembangkan ini adalah efektif
digunakan oleh siswa dalam pembelajaran.
Tanggapan dari guru mata pelajaran Bahasa Inggris kelas X terhadap penggunanan
multimedia pembelajaran Bahasa Inggris ini adalah sangat baik karena Beliau
berpendapat bahwa belium pernah menggunakan atau mendapatkan meida
pembelajaran yang terintegrasi dan lengkap seperti yang dikembangkan ini.
Kelebihan dari multimedia yang dikembangkan ini adalah menggunakan news
(berita) yang disajikan tidak hanya berupa suara tetapi disertai dengan video,
apalagi news reader-nya adalah native speaker yang yang pastinya pronounciation
dan style-nya sudah sangat baik, jika dibandingkan dengan jikalau guru atau orang
Indonesia yang menjadi news reader-nya. Disamping itu pembelajaran di kelas
dengan menggunakan media seperti ini membuat siswa aktif melakukan aktifitas
pembelajaran (student-centered learning), guru berperan sebagai fasilitator, sesuai
dengan pendapat Yamin (2007: 125-133) bahwa tugas guru di dalam kelas adalah
menjelaskan, menerangkan, memerintahkan siswa untuk menguasainya secara
mandiri, guru bertindak sebagai fasilitator, guru mengkondisikan siswa untuk
belajar dan memahami pelajaran.
dimana peserta didik dapat mengerjakan latihan, soal dan tugas yang terdapat
dalam multimedia ini sendiri, atau bersama kawan di luar jam belajar di kelas.
Saran
Pemanfaatan multimedia pembelajaran Bahasa Inggris untuk Siswa SMA Kelas X
mengenai Teks News Item dilakukan oleh pengembang bersama guru-guru Bahasa
Inggris yang ada di sekolah tempat pengembang mengajar. Karena merekalah orang
yang paling sering bertemu dan berinteraksi dengan pengembang. Ini dilakukan
agar para guru tersebut terbantu dengan penggunaan media ini dalam melakukan
pembelajaran di kelas. Selanjutnya peserta didik juga dapat memiliki multimedia ini
dengan mengcopy dari pengembang untuk digunakan dalam pembelajaran secara
mandiri di luar sekolah maupun bersama teman-teman dalam kelompok belajar
mereka.
Penyebarluasan produk multimedia ini dilakukan oleh pengembang sendiri yaitu
dengan cara menginformasikan kepada teman sejawat, guru-guru Bahasa Inggris
dan juga dengan cara langsung kepada peserta didik. Selanjutnya diseminasi juga
dilakukan kepada kawan-kawan pengembang, guru-guru Bahasa Inggris yang ada di
sekolah lain melalui forum MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) Bahasa
Inggris. Multimedia yang dikembangkan ini dapat digunakan di semua satuan
pendidikan pada jenjang SMA apabila ada kesamaan pada silabus, pada mata
pelajaran Bahasa Inggris namun tetap harus disesuaikan dengan karakteristik
peserta didik dan kondisi sekolah setempat
DAFTAR PUSTAKA
Badan Penelitian dan Pengembangan Depdiknas. 2007. Pedoman Penjaminan Mutu
Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional pada Jenjang pendidikan Dasar dan
Menengah. Jakarta. Depdiknas.
Dick, W dan Carey, L. 2005. The Systematic Design of Instruction (6th edition). Boston:
Pearson.
Dick, W, Carey, L, James. 2005. The Systematic Design of Instruktion. Seventh edition.
Boston: Omega Tipe Pipografi in Cooperation (INC).
Lee, W.W & Owens, D.L. 2004. Multimedia-Based Instructional Design: Computer Based
Training, Web Based Training, Distance Broadcast Training, Performance Based
Solution. USA: John Wiley & Sons, Inc.
Li, Z.N dan Drew, M.S. 2004. Fundamentals of Multimedia. New Jersey, USA. Pearson
Education, Inc.
Mayer, R.E. 2009. The Cambridge Handbook of Multimedia Learning. New York: Cambridge
University Press.
Mishra, S dan Sharma, C.R. 2005. Interactive Multimedia in Education and Training. United
states of America, Idea Group.
Sadiman, A.S, et. al. 2011. Media Pendidikan. Pengertian, Pengembangan dan
Pemanfaatannya. Jakarta: Rajawali Pers.