Pedoman PMKP Rsud
Pedoman PMKP Rsud
Pedoman PMKP Rsud
KEPUTUSAN DIREKTUR
RSIA LOMBOK DUA DUA FLORES
NOMOR:
TENTANG
MEMUTUSKAN
Menetapkan : PEDOMAN PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN (PMKP)
KESATU : Memberlakukan Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien di
RSIA LOMBOK DUA DUA FLORES sebagaimana terlampir dalam
Keputusan Direktur;
KEDUA : Apabila di kemudian hari terdapat kekurangan dan kekeliruan dalam
penetapan keputusan ini, maka akan diadakan perubahan dan perbaikan
sebagaimana mestinya;
KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditandatangani.
Ditetapkan di : Surabaya
Pada tanggal : ......................
RSIA LOMBOK DUA DUA FLORES
DIREKTUR
BAB 1
PENDAHULUAN
Persaingan global dalam industri pelayanan jasa kesehatan semakin ketat. Rumah sakit
di luar negeri seperti di Singapura dan Malaysia masih menjadi pilihan pertama bagi pasien
kelas atas yang membutuhkan penanganan pembedahan. Pasien lebih memilih pelayanan
rumah sakit di luar negeri meskipun dengan biaya relatif lebih mahal. Menyikapi hal
tersebut, RSIA LOMBOK DUA DUA FLORES hadir dengan visi menjadi rumah sakit pilihan
masyarakat dalam pelayanan pembedahan.
Rumah sakit dituntut menjadi institusi yang mengedepankan pelayanan prima karena
berkaitan erat dengan konsep keselamatan pasien. Hal tersebut menjadi dasar Rumah Sakit
Umum Padangan untuk menciptakan tenaga yang kompeten dan profesional dalam
memberikan pelayananan sejalan dengan misi rumah sakit. Era Asean Free Trade Area
(AFTA) 2015 membuka peluang persaingan global industri jasa pelayanan kesehatan
termasuk bagi tenaga kesehatan di rumah sakit, oleh karena itu Komite Peningkatan Mutu
dan Keselamatan Pasien (PMKP) RSIA LOMBOK DUA DUA FLORES memiliki visi untuk
mewujudkan hal tersebut.
4) Keselamatan Pasien
Suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi
asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko
pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak
lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan Komitebulnya risiko dan
mencegah terjadinya cidera yang disebabkan oleh kesalahan akibat Pedoman Upaya
Peningkatan Mutu & Keselamatan Pasien RSIA LOMBOK DUA DUA FLORES
melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya
diambil.
9) Definisi Sentinel
Kematian atau kehilangan fungsi organ permanen bukan karena proses penyakitnya
atau kondisi yang melatarbelakangi kejadian sentinel. Kejadian sentinel yang ditetapkan
di RSIA LOMBOK DUA DUA FLORES antara lain:
a. Kematian tidak terduga dan tidak terkait dengan perjalanan alamiah penyakit pasien
atau kondisi yang mendasari penyakitnya (contoh: bunuh diri).
b. Kehilangan fungsi utama (mayor) secara permanen yang tidak terkait dengan
perjalanan alamiah penyakit pasien atau kondisi yang mendasari penyakitnya.
c. Salah lokasi, salah prosedur, salah pasien operasi.
d. Penculikan bayi atau bayi yang dipulangkan bersama orang yang bukan orang tuanya.
10) Definisi KPC
Kondisi yang berpotensial menimbulkan cedera tapi belum terjadi insiden.
Contoh insiden KPC sebagai berikut:
a. Pemeliharaan alat yang tidak rutin dan terjadwal.
RSIA LOMBOK DUA DUA FLORES dipimpin oleh Direktur yang dalam pelaksanaannya
berkoordinasi dengan Wakil Direktur Pelayanan Medis dan Wakil Direktur Umum dan
Administrasi. Komite Mutu dan Keselamatan Pasien (KMKP) berada di bawah Direktur
langsung dan bertugas memberikan masukan pada Direktur.
5.1 Struktur Organisasi Komite Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit
DIREKTUR
KETUA
SEKRETARIS
Wewenang
Melakukan koordinasi kegiatan antar bagian yang berkaitan pelaksanaan program kerja
Komite Mutu dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit.
Kualifikasi
1. Pendidikan minimal S1 kesehatan
Komite PPI
Komite Bagian
PMKP Umum
Tim PPI
Bagian
Keuangan
Tim MDG’s
Bagian Pengembangan
SDM
Tim PKRS
Keterangan:
No. Komite / Bagian Jenis Pelaksanaan Kerja yang dibutuhkan
1. Komite Medik 1. Laporan indikator PMKP terkait penilaian kinerja
tenaga medis.
2. Koordinasi monitoring dan pelaksanaan
pengumpulan data indikator.
3. Memberikan feedback hasil analisis dan evaluasi
data indikator.
2. Komite Keperawatan 1. Laporan Indikator PMKP yang menyangkut
pelayanan keperawatan.
2. Koordinasi monitoring dan pelaksanaan
6.1 Kegiatan
1. Prioritas area dan kegiatan yang akan dievaluasi
Agar program peningkatan mutu dan keselamatan pasien dapat lebih fokus
diimplementasikan maka perlu ditentukan prioritas area dan kegiatan yang akan
dievaluasi. Prioritas area dan kegiatan yang akan dievaluasi ditentukan berdasarkan
diskusi kelompok dengan menggunakan teknik non skoring.
2. Pendidikan dan pelatihan PMKP
Pendidikan dan pelatihan dalam rangka peningkatan mutu dan keselamatan pasien
rumah sakit dilakukan secara periodik sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan oleh
Komite Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien berkoordinasi dengan unit
MSDM & Diklat. Pendidikan dan pelatihan PMKP meliputi tiga (3) sasaran, yaitu:
a. Pendidikan dan pelatihan mutu untuk Komite PMKP
b. Pendidikan dan pelatihan mutu untuk para pimpinan rumah sakit
c. Pendidikan dan pelatihan mutu untuk para staf pelaksana rumah sakit
3. Standardisasi proses asuhan klinis
Standarisasi proses asuhan klinik dilakukan dengan cara:
a. Penetapan area prioritas untuk distandarisasi
b. Pembuatan panduan penyusunan PPK dan CP
c. Penyusunan panduan praktik klinis (PPK) dan clinical pathway (CP)
d. Audit pra implementasi untuk base line data
e. Sosialisasi PPK dan CP ke staf klinis terkait
f. Uji coba implementasi
g. Finalisasi PPK dan CP
h. Implementasi PPK dan CP
i. Audit pasca implementasi
4. Pengukuran mutu
Pengukuran mutu dilakukan melalui pemilihan, penetapan, pengumpulan dan
analisa indikator mutu rumah sakit. Indikator yang digunakan meliputi:
a. Indikator area klinis
(3) Menyelenggarakan
Pendidikan dan
(5) Memeriksa akibat (4) latihan
pelaksanaan Melaksanakan
pekerjaan
Check
Do
Keenam langkah P-D-C-A yang terdapat dalam gambar di atas dan dapat dijelaskan sebagai
berikut :
a. Langkah 1. Menentukan tujuan dan sasaran → Plan
Tujuan dan sasaran yang akan dicapai didasarkan pada kebijakan yang ditetapkan.
Penetapan sasaran tersebut ditentukan oleh Direktur dan Komite. Penetapan sasaran
didasarkan pada data pendukung dan analisis informasi.
Sasaran ditetapkan secara konkret dalam bentuk angka, harus pula diungkapkan dengan
maksud tertentu dan disebarkan kepada semua karyawan.
b. Langkah 2. Menentukan metode untuk mencapai tujuan → Plan
Penetapan tujuan dan sasaran dengan tepat belum tentu akan berhasil dicapai tanpa
disertai metode yang tepat untuk mencapainya. Metode yang ditetapkan harus rasional,
Tujuan
Perubahan apa yang Pertanyaan / Prediksi
bisa dibuat Rencana yang di miliki
Siklus selanjutnya ( siapa, apa dimana dan
kapan )
ACT PLAN
Unit Kerja
Data Laporan
Analisis dan
Evaluasi
Komite
Analisis dan
Evaluasi
Direktur Papan
pengumuman
Informasi
Validasi
Unit Kerja Pemilik
Publikasi
(feedback)
Website
Keterangan:
Demikian pedoman pelayanan Komite Mutu dan Keselamatan Pasien RSIA LOMBOK
DUA DUA FLORES agar dapat digunakan sebagai pedoman rumah sakit dalam upaya
meningkatkan mutu dan keselamatan pasien. Pedoman ini akan dievaluasi dan direview
secara berkala agar relevan dengan kebutuhan rumah sakit.
Ditetapkan di : Surabaya
Pada tanggal : ......................
RSIA LOMBOK DUA DUA FLORES
DIREKTUR