Universitas Semarang
269 Followers
Recent papers in Universitas Semarang
Abstrak Evaluasi biaya struktur penting dilakukan dalam rangka memungkinkan perencanaan struktur yang optimal. Evaluasi biaya direncanakan berdasarkan Analisis Perhitungan Harga Satuan Tertinggi Bangunan Kota Semarang Semester I 2015... more
Abstrak Evaluasi biaya struktur penting dilakukan dalam rangka memungkinkan perencanaan struktur yang optimal. Evaluasi biaya direncanakan berdasarkan Analisis Perhitungan Harga Satuan Tertinggi Bangunan Kota Semarang Semester I 2015 sebagaimana tertuang dalam Peraturan Walikota Semarang No 44 Tahun 2015. Penulisan ini bertujuan untuk melakukan studi perbandingan biaya konstruksi pada gedung beton bertulang yang direncanakan berdasarkan Sistem Rangka Pemikul Momen Biasa (SRPMB) dan Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM), sesuai SNI 1726-2012. Evaluasi biaya menunjukkan bahwa perbedaan biaya antara model struktur yang direncanakan berdasarkan SRPMB dan SRPMM kurang dari 1%. Kata kunci: evaluasi biaya, analisis harga satuan, biaya konstruksi, SRPMB,SRPMM Abstract Evaluation of the cost structure is important in order to allow planning of the optimal structure. Evaluation of planned cost calculation based Analysis Unit Price Highest Semarang City Buildings Semester I 2015 as stated in Semarang Mayor Regulation No. 44 of 2015. This research aims to conduct a comparative study on the construction cost of reinforced concrete buildings planned by Ordinary Moment Frame System bearers (SRPMB) and Intermediate moment Frame System bearers (SRPMM), according to ISO 1726-2012. Cost evaluation showed that the cost difference between a model of the planned structure based SRPMB and SRPMM less than 1%. PENDAHULUAN Perencanaan struktur bangunan gedung terhadap beban gempa di Indonesia menjadi sangat penting, setelah beberapa kejadian gempa yang telah berlangsung pada kurun waktu 10 tahun terakhir yang menunjukkan bahwa wilayah Indonesia termasuk dalam kategori wilayah gempa dengan intensitas moderat hingga tinggi. Konsep perancangan konstruksi didasarkan pada analisis kekuatan batas (ultimate-strength) yang mempunyai daktilitas cukup untuk menyerap energi gempa sesuai dengan peraturan yang berlaku. Secara umum, perencanaan struktur bangunan gedung beton bertulang tahan gempa berdasarkan standar peraturan gempa Indonesia yaitu SNI 1726-2012 dan standar peraturan beton Indonesia SNI 03-2847-2012 dapat dilakukan dengan Sistem Rangka Pemikul Momen Biasa (SRPMB) dan Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM). Kedua konsep perencanaan ini akan menghasilkan jumlah luas tulangan nominal untuk disain yang berbeda, sehingga hal ini berhubungan dengan perencanaan biaya. Tujuan penulisan ini adalah sebagai berikut: 1) mengetahui komponen biaya struktur pada perencanaan bangunan gedung beton bertulang yang dimodelkan dengan SRPMB dan SRPMM; 2) melakukan evaluasi biaya struktur dengan memperbandingkan kedua model tersebut. Ruang lingkup penelitian meliputi hal-hal sebagai berikut: 1. material gedung direncanakan menggunakan beton bertulang beraturan, dengan jumlah lantai 3; 2. wilayah gempa mengacu pada peta spektra SNI 1726-2012 dengan menginput koordinat lokasi dan pilihan jenis tanah sedang (D); 3. fungsi gedung untuk sekolah/ pendidikan; 4. regulasi perencanaan beban gempa rencana menggunakan SNI 1726-2012; 5. gedung didisain berdasarkan SRPMB dan SRPMM; 6. pemodelan struktur, analisis struktur, dan disain struktur dilakukan dengan software SAP2000 versi 10 yang diintegrasikan dengan software spreadsheet Excel 2007; 7. pemodelan properti sendi menggunakan parameter default sesuai ATC-40;
MAKALAH MENGHITUNG HARGA POKOK PRODUKSI (HPP) PADA PENJUALAN KUE BOLANG-BALING (ODADING) DENGAN METODE VARIABLE COSTING Dibuat untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Biaya Pengampu : Drs.Aprih Santoso, MM ; Moeljono, SE, Msi,... more
MAKALAH
MENGHITUNG HARGA POKOK PRODUKSI (HPP)
PADA PENJUALAN KUE BOLANG-BALING (ODADING) DENGAN METODE VARIABLE COSTING
Dibuat untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Biaya
Pengampu : Drs.Aprih Santoso, MM ; Moeljono, SE, Msi, MM
Disusun Oleh :
Nama : Niken Utami
NIM : B.131.19.0550
Program Studi S1 Manajamen
Fakultas Ekonomi
Universitas Semarang
2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada saya dan tak lupa Sholawat serta salam tetaplah terlimpahkan kepada junjungan Rosul Muhammad SAW. Tak lupa pula penulis berterima kasih kepada Bapak Moeljono, SE, Msi, MM yang telah membimbing sehingga saya berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Menghitung Harga Pokok Produksi (HPP) Pada Penjualan Bolang-Baling (Odading) dengan Metode Vaiable Costing” dan disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Biaya.
Makalah ini berisikan tentang Perhitungan Harga Pokok Produksi pada produk Bolang-baling (Odading) dengan Metode Vaiable Costing. Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridloi kita semua.
Penyusun,
Niken Utami
DAFTAR ISI
COVER i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Rumusan Masalah 1
1.3. Batasan Masalah 1
1.4. Tujuan 1
BAB II PEMBAHASAN 2
2.1. Sejarah Singkat Produk Bolang-Baling 2
2.2. Alat dan Bahan Baku Bolang-Baling 2
2.3. Penghitungan HPP Kue Bolang-Baling 3
BAB III PENUTUP 5
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Sejak munculnya video viral di internet yaitu seorang pria paruh baya yang mempromosikan sebuah makanan odading (atau di daerah Semarang sering disebut dengan bolang-baling) ini menjadi toik hangat di masyarakat. Pria tersebut mengatakan daam video tersebut, “Odading mang Oleh, rasanya seperti menjadi Iron Man (seorang tokoh fiksi kartun buatan Marvel).”. Tak heran banyak masyarakat meniru dan membeli banyak makanan odading di seorang penjual bernama Mang Oleh di daerah Jawa Barat. Setelah tersebar luasnya video tersebut, Mang Oleh mengalami peningkatan penjualan dan banyak diburu masyarakat.
Maka dari itu, saya akan mencoba untuk membuat sebuah makalah mengenai proses produksi khususnya dibagian penghitungan harga pokok produksinya makanan tersebut. Sehingga dapat diketahui berapa harga pokok produksinya dan bisa menentukan harga jualnya di masyarakat sekarang ini.
1.1. RUMUSAN MASALAH
Rumusan Masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut :
a. Bolang-baling itu produk seperti apa?
b. Apa sajakah alat dan bahan baku pembuatan bolang-baling
c. Bagaimana perhitungan harga pokok produksi makanan bolang-baling (odading)
1.2. BATASAN MASALAH
Makalah Ini hanya memfokuskan pada perhitugan harga pokok produksi makanan bolang-baling (odading).
1.3. TUJUAN
a. Pembaca dapat mengetahui sejarah singkat makanan bolang-baling (odading)
b. Pembaca dapat mengetahui alat dan bahan baku pembuatan bolang-baling
c. Pembaca dapat menghitung harga pokok produksi makanan bolang-baling (odading)
BAB III
PEMBAHASAN
2.1. Sejarah Singkat Produk Bolang-Baling
Kue bolang-baling adalah salah satu makanan tradisional yang bentuknya kotak dan mengembang. Kue bolang-baling juga disebut kue bantal. Ada banyak sekali penyebutan kue bolang baling di berbagai daerah di Indoneisa. Di Kota Banyumas, kue bolang baling lebih dikenal dengan nama galundeng. Kue bolang-baling disukai karena rasanya yang manis dan gurih.
Odading sudah ada sejak masa kolonial Belanda. Hal ini tertera dalam buku "9 dari 10 Kata Bahasa Indonesia adalah Asing" (2003) karya Alif Danya Munsyi yang diterbitkan oleh Kepustakaan Populer Gramedia. Dahulu ada kue goreng tak bernama yang terbuat dari adonan terigu campur gula. Suatu ketika seorang anak kecil Belanda merengek kepada ibunya minta dibelikan kue tak bernama itu. Rengekan sang anak membuat ibunya penasaran dengan bentuk kudapan itu. Kemudian ia panggil seorang ujang penjual kue. Orang Belanda itu menyuruh si penjual kue keliling untuk membuka daun pisang penutup kue di nyiru. Begitu melihat roti goreng itu, sang ibu berkata dengan heran, "O, dat ding?" yang artinya "O, benda itu?". Terdengar lucu dan unik, si penjual kue akhirnya menceritakan kepada ibu dan orang-orang di kampungnya. Ia mengatakan bahwa kue tak bernama itu disebut odading. Kata yang spontan dari orang Belanda itu akhirnya membuat roti goreng ini disebut odading hingga sekarang. Oleh masyarakat Sunda, nama odading dianggap enak untuk didengar dan sedikit lucu. Sehingga, nama odading terus dipakai oleh para pedagang kue jenis tersebut.
2.2. Alat dan Bahan Baku Bolang-Baling
A. Peralatan Pembuatan Kue Bolang-Baling
Berikut adalah peralatan yang digunakan dalam proses pembuatan kue bolang-baling :
- Etalase
- Kompor serta tabung gas
- Penggorengan
- Wadah besar
- Baskom
- Pengaduk
- Spatula
- Peralatan tambahan lainnya (kantong plastik, dsb)
B. Bahan Baku Pembuatan Kue Bolang-Baling
Dan berikut adalah bahan baku pembuatan kue bolang-baling atau kue odading :
- Tepung terigu
- Baking powder
- Gula pasir
- Amonial kue
- Minyak goreng
- Wijen
- Bahan bumbu lainnya
2.3. Penghitungan HPP Kue Bolang-Baling
Variable costing adalah metode penetuan HPP yang memperrhitungkan biaya produksi yang berperilaku variable ke dalam HPP, yang terdiri dari Biaya Bahan Baku, Biaya Tenaga Kerja Langsung, Biaya Overhead Pabrik Variable. Di bawah ini disajikan data beserta perrhitungan harga pokok produksi kue bolang-baling dengan metode variable Costing dengan rincian sebagai berikut :
A. Biaya Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan untuk pembuatan kue bolang-baling atau kue odading dengan rincian sebagai berikut :
- Tepung terigu Rp900.000
- Baking powder Rp90.000
- Gula pasir Rp570.000
- Amonial kue Rp210.000
- Minyak goreng Rp600.000
- Wijen Rp90.000
- Bahan bumbu lainnya Rp90.000....
Total Biaya Bahan Baku Rp2.550.000
B. Biaya Tenaga Kerja Langsung
Tenaga kerja langsung (Biaya Angkut & BBM) 1 orang Rp1.500.000
C. Biaya Overhead Pabrik Variabel
Kantong plastik Rp 3.000 30 Rp 90.000
Bahan bakar ( Rp.19.000x2 buah LPGx4 kali ) Rp 152.000 1 Rp 152.000
Biaya sewa Rp 100.000 1 Rp 100.000
Restribusi Rp 50.000 1 Rp 50.000
Listrik dan PDAM Rp 25.000 1 Rp 25.000
Penyusutan Etalase Rp 1.500.000 1/36 Rp 41.667
Penyusutan Kompor serta tabung gas Rp 300.000 1/36 Rp 8.333
Penyusutan Penggorengan Rp 130.000 1/36 Rp 3.611
Penyusutan Wadah besar Rp 65.000 1/36 Rp 1.806
Penyusutan Baskom Rp 35.000 1/36 Rp 972
Penyusutan Pengaduk Rp 30.000 1/36 Rp 833
Penyusutan Spatula Rp 15.000 1/36 Rp 417
Penyusutan Peralatan tambahan lainnya Rp 150.000 1/36 Rp 4.167
Total Biaya Bahan Baku Rp 478.806
HPP kue bolang baling dengan menggunakan metode Variable costing
Biaya Bahan Baku Rp 2.550.000
Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 1.500.000
Biaya Overhead Pabrik Variabel Rp 478.806....
Harga Pokok Produksi Rp 4.528.806
Jadi, total Harga Pokok Produksi pada pembuatan kue bolang-baling atau kue odading dengan menggunakan metode variable Costing adalah sebesar Rp 4.528.806
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Jadi kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini adalah :
a. Kue bolang-baling adalah salah satu makanan tradisional yang memiliki karakteristik yang unik di setiap daerah di Indonesia. Ada yang menyebutnya kue boalng baling, kue odading, kue bantal, dan lain sebagainya. Dan kue odading/kue bolang-baling ini juga memiliki sejarah yang unik untuk kita ketahui.
b. Kue bolang-baling atau kue odading ini memiliki cita rasa yang manis dan gurih, dengan komposisi bahan yaitu Tepung terigu, Baking powder, Gula pasir, Amonial kue, Minyak goreng, Wijen, dan Bahan bumbu lainnya.
c. Dan perhitungan dan penetuan Harga Pokok Produksi dilakukan dengan menggunakan metode variable Costing.
3.2. SARAN
Diharapkan pemasaran produk kue bolang-baling atau kue odading bisa lebih ditingkatkan lagi mengingat ini adalah makanan tradisional yang sangat erlu dilestarikan dan dikembangkan agar natinya makan jenis ini bisa tetap terus dikonsumsi masyarakat Indonesia. Selain itu, untuk mendukung hal tersebut, diharapkan para penjual kue bolang-baling atau kue odading dapat memulai untuk melakukan pencatatan dan perhitungan secara rinci dalam proses produksi dari mulai mendapatkan bahan baku hingga menjadi barang jadi. Karena jika ini dapat diterapkan, maka usaha kecil/mikro ini dapat terus berjalan tanpa terjadi masalah berupa kerugian pada Si Penjual.
DAFTAR PUSTAKA
Moeljono. 2020. Modul Akuntansi Biaya. Semarang. Universitas Semarang
Febriyani, Tyas Rizky. “Asal-usul Kue Goreng Disebut Odading, Ternyata Berasal dari Bahasa Belanda”, (Online), (https://travel.tribunnews.com/2020/09/21/asal-usul-kue-goreng-disebut-odading-ternyata-berasal-dari-bahasa-belanda/, diakses, 23 April 2021), 2020.
MENGHITUNG HARGA POKOK PRODUKSI (HPP)
PADA PENJUALAN KUE BOLANG-BALING (ODADING) DENGAN METODE VARIABLE COSTING
Dibuat untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Biaya
Pengampu : Drs.Aprih Santoso, MM ; Moeljono, SE, Msi, MM
Disusun Oleh :
Nama : Niken Utami
NIM : B.131.19.0550
Program Studi S1 Manajamen
Fakultas Ekonomi
Universitas Semarang
2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada saya dan tak lupa Sholawat serta salam tetaplah terlimpahkan kepada junjungan Rosul Muhammad SAW. Tak lupa pula penulis berterima kasih kepada Bapak Moeljono, SE, Msi, MM yang telah membimbing sehingga saya berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Menghitung Harga Pokok Produksi (HPP) Pada Penjualan Bolang-Baling (Odading) dengan Metode Vaiable Costing” dan disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Biaya.
Makalah ini berisikan tentang Perhitungan Harga Pokok Produksi pada produk Bolang-baling (Odading) dengan Metode Vaiable Costing. Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridloi kita semua.
Penyusun,
Niken Utami
DAFTAR ISI
COVER i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Rumusan Masalah 1
1.3. Batasan Masalah 1
1.4. Tujuan 1
BAB II PEMBAHASAN 2
2.1. Sejarah Singkat Produk Bolang-Baling 2
2.2. Alat dan Bahan Baku Bolang-Baling 2
2.3. Penghitungan HPP Kue Bolang-Baling 3
BAB III PENUTUP 5
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Sejak munculnya video viral di internet yaitu seorang pria paruh baya yang mempromosikan sebuah makanan odading (atau di daerah Semarang sering disebut dengan bolang-baling) ini menjadi toik hangat di masyarakat. Pria tersebut mengatakan daam video tersebut, “Odading mang Oleh, rasanya seperti menjadi Iron Man (seorang tokoh fiksi kartun buatan Marvel).”. Tak heran banyak masyarakat meniru dan membeli banyak makanan odading di seorang penjual bernama Mang Oleh di daerah Jawa Barat. Setelah tersebar luasnya video tersebut, Mang Oleh mengalami peningkatan penjualan dan banyak diburu masyarakat.
Maka dari itu, saya akan mencoba untuk membuat sebuah makalah mengenai proses produksi khususnya dibagian penghitungan harga pokok produksinya makanan tersebut. Sehingga dapat diketahui berapa harga pokok produksinya dan bisa menentukan harga jualnya di masyarakat sekarang ini.
1.1. RUMUSAN MASALAH
Rumusan Masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut :
a. Bolang-baling itu produk seperti apa?
b. Apa sajakah alat dan bahan baku pembuatan bolang-baling
c. Bagaimana perhitungan harga pokok produksi makanan bolang-baling (odading)
1.2. BATASAN MASALAH
Makalah Ini hanya memfokuskan pada perhitugan harga pokok produksi makanan bolang-baling (odading).
1.3. TUJUAN
a. Pembaca dapat mengetahui sejarah singkat makanan bolang-baling (odading)
b. Pembaca dapat mengetahui alat dan bahan baku pembuatan bolang-baling
c. Pembaca dapat menghitung harga pokok produksi makanan bolang-baling (odading)
BAB III
PEMBAHASAN
2.1. Sejarah Singkat Produk Bolang-Baling
Kue bolang-baling adalah salah satu makanan tradisional yang bentuknya kotak dan mengembang. Kue bolang-baling juga disebut kue bantal. Ada banyak sekali penyebutan kue bolang baling di berbagai daerah di Indoneisa. Di Kota Banyumas, kue bolang baling lebih dikenal dengan nama galundeng. Kue bolang-baling disukai karena rasanya yang manis dan gurih.
Odading sudah ada sejak masa kolonial Belanda. Hal ini tertera dalam buku "9 dari 10 Kata Bahasa Indonesia adalah Asing" (2003) karya Alif Danya Munsyi yang diterbitkan oleh Kepustakaan Populer Gramedia. Dahulu ada kue goreng tak bernama yang terbuat dari adonan terigu campur gula. Suatu ketika seorang anak kecil Belanda merengek kepada ibunya minta dibelikan kue tak bernama itu. Rengekan sang anak membuat ibunya penasaran dengan bentuk kudapan itu. Kemudian ia panggil seorang ujang penjual kue. Orang Belanda itu menyuruh si penjual kue keliling untuk membuka daun pisang penutup kue di nyiru. Begitu melihat roti goreng itu, sang ibu berkata dengan heran, "O, dat ding?" yang artinya "O, benda itu?". Terdengar lucu dan unik, si penjual kue akhirnya menceritakan kepada ibu dan orang-orang di kampungnya. Ia mengatakan bahwa kue tak bernama itu disebut odading. Kata yang spontan dari orang Belanda itu akhirnya membuat roti goreng ini disebut odading hingga sekarang. Oleh masyarakat Sunda, nama odading dianggap enak untuk didengar dan sedikit lucu. Sehingga, nama odading terus dipakai oleh para pedagang kue jenis tersebut.
2.2. Alat dan Bahan Baku Bolang-Baling
A. Peralatan Pembuatan Kue Bolang-Baling
Berikut adalah peralatan yang digunakan dalam proses pembuatan kue bolang-baling :
- Etalase
- Kompor serta tabung gas
- Penggorengan
- Wadah besar
- Baskom
- Pengaduk
- Spatula
- Peralatan tambahan lainnya (kantong plastik, dsb)
B. Bahan Baku Pembuatan Kue Bolang-Baling
Dan berikut adalah bahan baku pembuatan kue bolang-baling atau kue odading :
- Tepung terigu
- Baking powder
- Gula pasir
- Amonial kue
- Minyak goreng
- Wijen
- Bahan bumbu lainnya
2.3. Penghitungan HPP Kue Bolang-Baling
Variable costing adalah metode penetuan HPP yang memperrhitungkan biaya produksi yang berperilaku variable ke dalam HPP, yang terdiri dari Biaya Bahan Baku, Biaya Tenaga Kerja Langsung, Biaya Overhead Pabrik Variable. Di bawah ini disajikan data beserta perrhitungan harga pokok produksi kue bolang-baling dengan metode variable Costing dengan rincian sebagai berikut :
A. Biaya Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan untuk pembuatan kue bolang-baling atau kue odading dengan rincian sebagai berikut :
- Tepung terigu Rp900.000
- Baking powder Rp90.000
- Gula pasir Rp570.000
- Amonial kue Rp210.000
- Minyak goreng Rp600.000
- Wijen Rp90.000
- Bahan bumbu lainnya Rp90.000....
Total Biaya Bahan Baku Rp2.550.000
B. Biaya Tenaga Kerja Langsung
Tenaga kerja langsung (Biaya Angkut & BBM) 1 orang Rp1.500.000
C. Biaya Overhead Pabrik Variabel
Kantong plastik Rp 3.000 30 Rp 90.000
Bahan bakar ( Rp.19.000x2 buah LPGx4 kali ) Rp 152.000 1 Rp 152.000
Biaya sewa Rp 100.000 1 Rp 100.000
Restribusi Rp 50.000 1 Rp 50.000
Listrik dan PDAM Rp 25.000 1 Rp 25.000
Penyusutan Etalase Rp 1.500.000 1/36 Rp 41.667
Penyusutan Kompor serta tabung gas Rp 300.000 1/36 Rp 8.333
Penyusutan Penggorengan Rp 130.000 1/36 Rp 3.611
Penyusutan Wadah besar Rp 65.000 1/36 Rp 1.806
Penyusutan Baskom Rp 35.000 1/36 Rp 972
Penyusutan Pengaduk Rp 30.000 1/36 Rp 833
Penyusutan Spatula Rp 15.000 1/36 Rp 417
Penyusutan Peralatan tambahan lainnya Rp 150.000 1/36 Rp 4.167
Total Biaya Bahan Baku Rp 478.806
HPP kue bolang baling dengan menggunakan metode Variable costing
Biaya Bahan Baku Rp 2.550.000
Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 1.500.000
Biaya Overhead Pabrik Variabel Rp 478.806....
Harga Pokok Produksi Rp 4.528.806
Jadi, total Harga Pokok Produksi pada pembuatan kue bolang-baling atau kue odading dengan menggunakan metode variable Costing adalah sebesar Rp 4.528.806
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Jadi kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini adalah :
a. Kue bolang-baling adalah salah satu makanan tradisional yang memiliki karakteristik yang unik di setiap daerah di Indonesia. Ada yang menyebutnya kue boalng baling, kue odading, kue bantal, dan lain sebagainya. Dan kue odading/kue bolang-baling ini juga memiliki sejarah yang unik untuk kita ketahui.
b. Kue bolang-baling atau kue odading ini memiliki cita rasa yang manis dan gurih, dengan komposisi bahan yaitu Tepung terigu, Baking powder, Gula pasir, Amonial kue, Minyak goreng, Wijen, dan Bahan bumbu lainnya.
c. Dan perhitungan dan penetuan Harga Pokok Produksi dilakukan dengan menggunakan metode variable Costing.
3.2. SARAN
Diharapkan pemasaran produk kue bolang-baling atau kue odading bisa lebih ditingkatkan lagi mengingat ini adalah makanan tradisional yang sangat erlu dilestarikan dan dikembangkan agar natinya makan jenis ini bisa tetap terus dikonsumsi masyarakat Indonesia. Selain itu, untuk mendukung hal tersebut, diharapkan para penjual kue bolang-baling atau kue odading dapat memulai untuk melakukan pencatatan dan perhitungan secara rinci dalam proses produksi dari mulai mendapatkan bahan baku hingga menjadi barang jadi. Karena jika ini dapat diterapkan, maka usaha kecil/mikro ini dapat terus berjalan tanpa terjadi masalah berupa kerugian pada Si Penjual.
DAFTAR PUSTAKA
Moeljono. 2020. Modul Akuntansi Biaya. Semarang. Universitas Semarang
Febriyani, Tyas Rizky. “Asal-usul Kue Goreng Disebut Odading, Ternyata Berasal dari Bahasa Belanda”, (Online), (https://travel.tribunnews.com/2020/09/21/asal-usul-kue-goreng-disebut-odading-ternyata-berasal-dari-bahasa-belanda/, diakses, 23 April 2021), 2020.
Tugas Kuliah akuntansi biaya
Manajemen Konstruksi adalah ilmu yang mempelajari dan mempraktikkan aspek-aspek manajerial dan teknologi industri konstruksi. Manajemen konstruksi juga dapat diartikan sebagai sebuah modal bisnis yang dilakukan oleh konsultan konstruksi... more
Manajemen Konstruksi adalah ilmu yang mempelajari dan mempraktikkan aspek-aspek manajerial dan teknologi industri konstruksi.
Manajemen konstruksi juga dapat diartikan sebagai sebuah modal bisnis yang dilakukan oleh konsultan konstruksi dalam memberi nasehat dan bantuan dalam sebuah proyek pembangunan.
Manajemen konstruksi juga dapat diartikan sebagai sebuah modal bisnis yang dilakukan oleh konsultan konstruksi dalam memberi nasehat dan bantuan dalam sebuah proyek pembangunan.
Tugas Akuntansi Biaya
MAKALAH MENGHITUNG HARGA POKOK PRODUKSI (HPP) PADA PENJUALAN KUE BOLANG-BALING (ODADING) DENGAN METODE VARIABLE COSTING Dibuat untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Biaya Pengampu : Drs.Aprih Santoso, MM ; Moeljono, SE, Msi,... more
MAKALAH
MENGHITUNG HARGA POKOK PRODUKSI (HPP)
PADA PENJUALAN KUE BOLANG-BALING (ODADING) DENGAN METODE VARIABLE COSTING
Dibuat untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Biaya
Pengampu : Drs.Aprih Santoso, MM ; Moeljono, SE, Msi, MM
Disusun Oleh :
Nama : Niken Utami
NIM : B.131.19.0550
Program Studi S1 Manajamen
Fakultas Ekonomi
Universitas Semarang
2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada saya dan tak lupa Sholawat serta salam tetaplah terlimpahkan kepada junjungan Rosul Muhammad SAW. Tak lupa pula penulis berterima kasih kepada Bapak Moeljono, SE, Msi, MM yang telah membimbing sehingga saya berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Menghitung Harga Pokok Produksi (HPP) Pada Penjualan Bolang-Baling (Odading) dengan Metode Vaiable Costing” dan disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Biaya.
Makalah ini berisikan tentang Perhitungan Harga Pokok Produksi pada produk Bolang-baling (Odading) dengan Metode Vaiable Costing. Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridloi kita semua.
Penyusun,
Niken Utami
DAFTAR ISI
COVER i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Rumusan Masalah 1
1.3. Batasan Masalah 1
1.4. Tujuan 1
BAB II PEMBAHASAN 2
2.1. Sejarah Singkat Produk Bolang-Baling 2
2.2. Alat dan Bahan Baku Bolang-Baling 2
2.3. Penghitungan HPP Kue Bolang-Baling 3
BAB III PENUTUP 5
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Sejak munculnya video viral di internet yaitu seorang pria paruh baya yang mempromosikan sebuah makanan odading (atau di daerah Semarang sering disebut dengan bolang-baling) ini menjadi toik hangat di masyarakat. Pria tersebut mengatakan daam video tersebut, “Odading mang Oleh, rasanya seperti menjadi Iron Man (seorang tokoh fiksi kartun buatan Marvel).”. Tak heran banyak masyarakat meniru dan membeli banyak makanan odading di seorang penjual bernama Mang Oleh di daerah Jawa Barat. Setelah tersebar luasnya video tersebut, Mang Oleh mengalami peningkatan penjualan dan banyak diburu masyarakat.
Maka dari itu, saya akan mencoba untuk membuat sebuah makalah mengenai proses produksi khususnya dibagian penghitungan harga pokok produksinya makanan tersebut. Sehingga dapat diketahui berapa harga pokok produksinya dan bisa menentukan harga jualnya di masyarakat sekarang ini.
1.1. RUMUSAN MASALAH
Rumusan Masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut :
a. Bolang-baling itu produk seperti apa?
b. Apa sajakah alat dan bahan baku pembuatan bolang-baling
c. Bagaimana perhitungan harga pokok produksi makanan bolang-baling (odading)
1.2. BATASAN MASALAH
Makalah Ini hanya memfokuskan pada perhitugan harga pokok produksi makanan bolang-baling (odading).
1.3. TUJUAN
a. Pembaca dapat mengetahui sejarah singkat makanan bolang-baling (odading)
b. Pembaca dapat mengetahui alat dan bahan baku pembuatan bolang-baling
c. Pembaca dapat menghitung harga pokok produksi makanan bolang-baling (odading)
BAB III
PEMBAHASAN
2.1. Sejarah Singkat Produk Bolang-Baling
Kue bolang-baling adalah salah satu makanan tradisional yang bentuknya kotak dan mengembang. Kue bolang-baling juga disebut kue bantal. Ada banyak sekali penyebutan kue bolang baling di berbagai daerah di Indoneisa. Di Kota Banyumas, kue bolang baling lebih dikenal dengan nama galundeng. Kue bolang-baling disukai karena rasanya yang manis dan gurih.
Odading sudah ada sejak masa kolonial Belanda. Hal ini tertera dalam buku "9 dari 10 Kata Bahasa Indonesia adalah Asing" (2003) karya Alif Danya Munsyi yang diterbitkan oleh Kepustakaan Populer Gramedia. Dahulu ada kue goreng tak bernama yang terbuat dari adonan terigu campur gula. Suatu ketika seorang anak kecil Belanda merengek kepada ibunya minta dibelikan kue tak bernama itu. Rengekan sang anak membuat ibunya penasaran dengan bentuk kudapan itu. Kemudian ia panggil seorang ujang penjual kue. Orang Belanda itu menyuruh si penjual kue keliling untuk membuka daun pisang penutup kue di nyiru. Begitu melihat roti goreng itu, sang ibu berkata dengan heran, "O, dat ding?" yang artinya "O, benda itu?". Terdengar lucu dan unik, si penjual kue akhirnya menceritakan kepada ibu dan orang-orang di kampungnya. Ia mengatakan bahwa kue tak bernama itu disebut odading. Kata yang spontan dari orang Belanda itu akhirnya membuat roti goreng ini disebut odading hingga sekarang. Oleh masyarakat Sunda, nama odading dianggap enak untuk didengar dan sedikit lucu. Sehingga, nama odading terus dipakai oleh para pedagang kue jenis tersebut.
2.2. Alat dan Bahan Baku Bolang-Baling
A. Peralatan Pembuatan Kue Bolang-Baling
Berikut adalah peralatan yang digunakan dalam proses pembuatan kue bolang-baling :
- Etalase
- Kompor serta tabung gas
- Penggorengan
- Wadah besar
- Baskom
- Pengaduk
- Spatula
- Peralatan tambahan lainnya (kantong plastik, dsb)
B. Bahan Baku Pembuatan Kue Bolang-Baling
Dan berikut adalah bahan baku pembuatan kue bolang-baling atau kue odading :
- Tepung terigu
- Baking powder
- Gula pasir
- Amonial kue
- Minyak goreng
- Wijen
- Bahan bumbu lainnya
2.3. Penghitungan HPP Kue Bolang-Baling
Variable costing adalah metode penetuan HPP yang memperrhitungkan biaya produksi yang berperilaku variable ke dalam HPP, yang terdiri dari Biaya Bahan Baku, Biaya Tenaga Kerja Langsung, Biaya Overhead Pabrik Variable. Di bawah ini disajikan data beserta perrhitungan harga pokok produksi kue bolang-baling dengan metode variable Costing dengan rincian sebagai berikut :
A. Biaya Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan untuk pembuatan kue bolang-baling atau kue odading dengan rincian sebagai berikut :
- Tepung terigu Rp900.000
- Baking powder Rp90.000
- Gula pasir Rp570.000
- Amonial kue Rp210.000
- Minyak goreng Rp600.000
- Wijen Rp90.000
- Bahan bumbu lainnya Rp90.000....
Total Biaya Bahan Baku Rp2.550.000
B. Biaya Tenaga Kerja Langsung
Tenaga kerja langsung (Biaya Angkut & BBM) 1 orang Rp1.500.000
C. Biaya Overhead Pabrik Variabel
Kantong plastik Rp 3.000 30 Rp 90.000
Bahan bakar ( Rp.19.000x2 buah LPGx4 kali ) Rp 152.000 1 Rp 152.000
Biaya sewa Rp 100.000 1 Rp 100.000
Restribusi Rp 50.000 1 Rp 50.000
Listrik dan PDAM Rp 25.000 1 Rp 25.000
Penyusutan Etalase Rp 1.500.000 1/36 Rp 41.667
Penyusutan Kompor serta tabung gas Rp 300.000 1/36 Rp 8.333
Penyusutan Penggorengan Rp 130.000 1/36 Rp 3.611
Penyusutan Wadah besar Rp 65.000 1/36 Rp 1.806
Penyusutan Baskom Rp 35.000 1/36 Rp 972
Penyusutan Pengaduk Rp 30.000 1/36 Rp 833
Penyusutan Spatula Rp 15.000 1/36 Rp 417
Penyusutan Peralatan tambahan lainnya Rp 150.000 1/36 Rp 4.167
Total Biaya Bahan Baku Rp 478.806
HPP kue bolang baling dengan menggunakan metode Variable costing
Biaya Bahan Baku Rp 2.550.000
Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 1.500.000
Biaya Overhead Pabrik Variabel Rp 478.806....
Harga Pokok Produksi Rp 4.528.806
Jadi, total Harga Pokok Produksi pada pembuatan kue bolang-baling atau kue odading dengan menggunakan metode variable Costing adalah sebesar Rp 4.528.806
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Jadi kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini adalah :
a. Kue bolang-baling adalah salah satu makanan tradisional yang memiliki karakteristik yang unik di setiap daerah di Indonesia. Ada yang menyebutnya kue boalng baling, kue odading, kue bantal, dan lain sebagainya. Dan kue odading/kue bolang-baling ini juga memiliki sejarah yang unik untuk kita ketahui.
b. Kue bolang-baling atau kue odading ini memiliki cita rasa yang manis dan gurih, dengan komposisi bahan yaitu Tepung terigu, Baking powder, Gula pasir, Amonial kue, Minyak goreng, Wijen, dan Bahan bumbu lainnya.
c. Dan perhitungan dan penetuan Harga Pokok Produksi dilakukan dengan menggunakan metode variable Costing.
3.2. SARAN
Diharapkan pemasaran produk kue bolang-baling atau kue odading bisa lebih ditingkatkan lagi mengingat ini adalah makanan tradisional yang sangat erlu dilestarikan dan dikembangkan agar natinya makan jenis ini bisa tetap terus dikonsumsi masyarakat Indonesia. Selain itu, untuk mendukung hal tersebut, diharapkan para penjual kue bolang-baling atau kue odading dapat memulai untuk melakukan pencatatan dan perhitungan secara rinci dalam proses produksi dari mulai mendapatkan bahan baku hingga menjadi barang jadi. Karena jika ini dapat diterapkan, maka usaha kecil/mikro ini dapat terus berjalan tanpa terjadi masalah berupa kerugian pada Si Penjual.
DAFTAR PUSTAKA
Moeljono. 2020. Modul Akuntansi Biaya. Semarang. Universitas Semarang
Febriyani, Tyas Rizky. “Asal-usul Kue Goreng Disebut Odading, Ternyata Berasal dari Bahasa Belanda”, (Online), (https://travel.tribunnews.com/2020/09/21/asal-usul-kue-goreng-disebut-odading-ternyata-berasal-dari-bahasa-belanda/, diakses, 23 April 2021), 2020.
MENGHITUNG HARGA POKOK PRODUKSI (HPP)
PADA PENJUALAN KUE BOLANG-BALING (ODADING) DENGAN METODE VARIABLE COSTING
Dibuat untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Biaya
Pengampu : Drs.Aprih Santoso, MM ; Moeljono, SE, Msi, MM
Disusun Oleh :
Nama : Niken Utami
NIM : B.131.19.0550
Program Studi S1 Manajamen
Fakultas Ekonomi
Universitas Semarang
2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada saya dan tak lupa Sholawat serta salam tetaplah terlimpahkan kepada junjungan Rosul Muhammad SAW. Tak lupa pula penulis berterima kasih kepada Bapak Moeljono, SE, Msi, MM yang telah membimbing sehingga saya berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Menghitung Harga Pokok Produksi (HPP) Pada Penjualan Bolang-Baling (Odading) dengan Metode Vaiable Costing” dan disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Biaya.
Makalah ini berisikan tentang Perhitungan Harga Pokok Produksi pada produk Bolang-baling (Odading) dengan Metode Vaiable Costing. Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridloi kita semua.
Penyusun,
Niken Utami
DAFTAR ISI
COVER i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Rumusan Masalah 1
1.3. Batasan Masalah 1
1.4. Tujuan 1
BAB II PEMBAHASAN 2
2.1. Sejarah Singkat Produk Bolang-Baling 2
2.2. Alat dan Bahan Baku Bolang-Baling 2
2.3. Penghitungan HPP Kue Bolang-Baling 3
BAB III PENUTUP 5
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Sejak munculnya video viral di internet yaitu seorang pria paruh baya yang mempromosikan sebuah makanan odading (atau di daerah Semarang sering disebut dengan bolang-baling) ini menjadi toik hangat di masyarakat. Pria tersebut mengatakan daam video tersebut, “Odading mang Oleh, rasanya seperti menjadi Iron Man (seorang tokoh fiksi kartun buatan Marvel).”. Tak heran banyak masyarakat meniru dan membeli banyak makanan odading di seorang penjual bernama Mang Oleh di daerah Jawa Barat. Setelah tersebar luasnya video tersebut, Mang Oleh mengalami peningkatan penjualan dan banyak diburu masyarakat.
Maka dari itu, saya akan mencoba untuk membuat sebuah makalah mengenai proses produksi khususnya dibagian penghitungan harga pokok produksinya makanan tersebut. Sehingga dapat diketahui berapa harga pokok produksinya dan bisa menentukan harga jualnya di masyarakat sekarang ini.
1.1. RUMUSAN MASALAH
Rumusan Masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut :
a. Bolang-baling itu produk seperti apa?
b. Apa sajakah alat dan bahan baku pembuatan bolang-baling
c. Bagaimana perhitungan harga pokok produksi makanan bolang-baling (odading)
1.2. BATASAN MASALAH
Makalah Ini hanya memfokuskan pada perhitugan harga pokok produksi makanan bolang-baling (odading).
1.3. TUJUAN
a. Pembaca dapat mengetahui sejarah singkat makanan bolang-baling (odading)
b. Pembaca dapat mengetahui alat dan bahan baku pembuatan bolang-baling
c. Pembaca dapat menghitung harga pokok produksi makanan bolang-baling (odading)
BAB III
PEMBAHASAN
2.1. Sejarah Singkat Produk Bolang-Baling
Kue bolang-baling adalah salah satu makanan tradisional yang bentuknya kotak dan mengembang. Kue bolang-baling juga disebut kue bantal. Ada banyak sekali penyebutan kue bolang baling di berbagai daerah di Indoneisa. Di Kota Banyumas, kue bolang baling lebih dikenal dengan nama galundeng. Kue bolang-baling disukai karena rasanya yang manis dan gurih.
Odading sudah ada sejak masa kolonial Belanda. Hal ini tertera dalam buku "9 dari 10 Kata Bahasa Indonesia adalah Asing" (2003) karya Alif Danya Munsyi yang diterbitkan oleh Kepustakaan Populer Gramedia. Dahulu ada kue goreng tak bernama yang terbuat dari adonan terigu campur gula. Suatu ketika seorang anak kecil Belanda merengek kepada ibunya minta dibelikan kue tak bernama itu. Rengekan sang anak membuat ibunya penasaran dengan bentuk kudapan itu. Kemudian ia panggil seorang ujang penjual kue. Orang Belanda itu menyuruh si penjual kue keliling untuk membuka daun pisang penutup kue di nyiru. Begitu melihat roti goreng itu, sang ibu berkata dengan heran, "O, dat ding?" yang artinya "O, benda itu?". Terdengar lucu dan unik, si penjual kue akhirnya menceritakan kepada ibu dan orang-orang di kampungnya. Ia mengatakan bahwa kue tak bernama itu disebut odading. Kata yang spontan dari orang Belanda itu akhirnya membuat roti goreng ini disebut odading hingga sekarang. Oleh masyarakat Sunda, nama odading dianggap enak untuk didengar dan sedikit lucu. Sehingga, nama odading terus dipakai oleh para pedagang kue jenis tersebut.
2.2. Alat dan Bahan Baku Bolang-Baling
A. Peralatan Pembuatan Kue Bolang-Baling
Berikut adalah peralatan yang digunakan dalam proses pembuatan kue bolang-baling :
- Etalase
- Kompor serta tabung gas
- Penggorengan
- Wadah besar
- Baskom
- Pengaduk
- Spatula
- Peralatan tambahan lainnya (kantong plastik, dsb)
B. Bahan Baku Pembuatan Kue Bolang-Baling
Dan berikut adalah bahan baku pembuatan kue bolang-baling atau kue odading :
- Tepung terigu
- Baking powder
- Gula pasir
- Amonial kue
- Minyak goreng
- Wijen
- Bahan bumbu lainnya
2.3. Penghitungan HPP Kue Bolang-Baling
Variable costing adalah metode penetuan HPP yang memperrhitungkan biaya produksi yang berperilaku variable ke dalam HPP, yang terdiri dari Biaya Bahan Baku, Biaya Tenaga Kerja Langsung, Biaya Overhead Pabrik Variable. Di bawah ini disajikan data beserta perrhitungan harga pokok produksi kue bolang-baling dengan metode variable Costing dengan rincian sebagai berikut :
A. Biaya Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan untuk pembuatan kue bolang-baling atau kue odading dengan rincian sebagai berikut :
- Tepung terigu Rp900.000
- Baking powder Rp90.000
- Gula pasir Rp570.000
- Amonial kue Rp210.000
- Minyak goreng Rp600.000
- Wijen Rp90.000
- Bahan bumbu lainnya Rp90.000....
Total Biaya Bahan Baku Rp2.550.000
B. Biaya Tenaga Kerja Langsung
Tenaga kerja langsung (Biaya Angkut & BBM) 1 orang Rp1.500.000
C. Biaya Overhead Pabrik Variabel
Kantong plastik Rp 3.000 30 Rp 90.000
Bahan bakar ( Rp.19.000x2 buah LPGx4 kali ) Rp 152.000 1 Rp 152.000
Biaya sewa Rp 100.000 1 Rp 100.000
Restribusi Rp 50.000 1 Rp 50.000
Listrik dan PDAM Rp 25.000 1 Rp 25.000
Penyusutan Etalase Rp 1.500.000 1/36 Rp 41.667
Penyusutan Kompor serta tabung gas Rp 300.000 1/36 Rp 8.333
Penyusutan Penggorengan Rp 130.000 1/36 Rp 3.611
Penyusutan Wadah besar Rp 65.000 1/36 Rp 1.806
Penyusutan Baskom Rp 35.000 1/36 Rp 972
Penyusutan Pengaduk Rp 30.000 1/36 Rp 833
Penyusutan Spatula Rp 15.000 1/36 Rp 417
Penyusutan Peralatan tambahan lainnya Rp 150.000 1/36 Rp 4.167
Total Biaya Bahan Baku Rp 478.806
HPP kue bolang baling dengan menggunakan metode Variable costing
Biaya Bahan Baku Rp 2.550.000
Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 1.500.000
Biaya Overhead Pabrik Variabel Rp 478.806....
Harga Pokok Produksi Rp 4.528.806
Jadi, total Harga Pokok Produksi pada pembuatan kue bolang-baling atau kue odading dengan menggunakan metode variable Costing adalah sebesar Rp 4.528.806
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Jadi kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini adalah :
a. Kue bolang-baling adalah salah satu makanan tradisional yang memiliki karakteristik yang unik di setiap daerah di Indonesia. Ada yang menyebutnya kue boalng baling, kue odading, kue bantal, dan lain sebagainya. Dan kue odading/kue bolang-baling ini juga memiliki sejarah yang unik untuk kita ketahui.
b. Kue bolang-baling atau kue odading ini memiliki cita rasa yang manis dan gurih, dengan komposisi bahan yaitu Tepung terigu, Baking powder, Gula pasir, Amonial kue, Minyak goreng, Wijen, dan Bahan bumbu lainnya.
c. Dan perhitungan dan penetuan Harga Pokok Produksi dilakukan dengan menggunakan metode variable Costing.
3.2. SARAN
Diharapkan pemasaran produk kue bolang-baling atau kue odading bisa lebih ditingkatkan lagi mengingat ini adalah makanan tradisional yang sangat erlu dilestarikan dan dikembangkan agar natinya makan jenis ini bisa tetap terus dikonsumsi masyarakat Indonesia. Selain itu, untuk mendukung hal tersebut, diharapkan para penjual kue bolang-baling atau kue odading dapat memulai untuk melakukan pencatatan dan perhitungan secara rinci dalam proses produksi dari mulai mendapatkan bahan baku hingga menjadi barang jadi. Karena jika ini dapat diterapkan, maka usaha kecil/mikro ini dapat terus berjalan tanpa terjadi masalah berupa kerugian pada Si Penjual.
DAFTAR PUSTAKA
Moeljono. 2020. Modul Akuntansi Biaya. Semarang. Universitas Semarang
Febriyani, Tyas Rizky. “Asal-usul Kue Goreng Disebut Odading, Ternyata Berasal dari Bahasa Belanda”, (Online), (https://travel.tribunnews.com/2020/09/21/asal-usul-kue-goreng-disebut-odading-ternyata-berasal-dari-bahasa-belanda/, diakses, 23 April 2021), 2020.
This study aims to determine the effectiveness of Cognitive-Behavior Therapy against decreased intensity of severe depressive episodes with psychotic symptoms. This research is important because depression has become a threat to mental... more
This study aims to determine the effectiveness of Cognitive-Behavior Therapy against decreased intensity of severe depressive episodes with psychotic symptoms. This research is important because depression has become a threat to mental and physical health worldwide. This study was conducted using single-case research design. The respondents in this study were a man who had severe depressive episodes with psychotic symptoms. Symptoms of depression are measured using the Beck Depression Inventory (BDI). Diagnosis is given after the researcher performs the assessment with the method of observation, interview, and psychological test. The researcher determined the baseline of the psychological condition of the subject as the basis for determining the intervention / psychotherapy. Cognitive-Behavior Therapy is given to the subject in six intervention sessions, consisting of problem formulation, thought catching, reality testing, negative mind-stopping, and behavior activation. Researchers add forgiveness technique to reduce feelings of guilt on the subject. The result of psychological intervention shows there is a decrease in the intensity of major symptoms of severe depressive episodes with psychotic symptoms on the subject.
The pandemic made it critical for political leaders to intensify measures in fight against Covid-19 and one such measure was building trust among public through communication. With exponential growth in reach of social media, while state... more
The pandemic made it critical for political leaders to intensify measures in fight against Covid-19 and one such measure was building trust among public through communication. With exponential growth in reach of social media, while state political leaders have progressively used internet for election campaigns, limited studies have explored as to how leaders use this medium to communicate during crisis, what kind of information do they share and what are common issues addressed. This paper, using qualitative research design, analyses Indian political leaders’ communication on Twitter. Sentiment Analysis was carried to identify and extract subjective information in leaders’ communication using 29 Indian political leaders, wherein 12,128 tweets were extracted. Subjectivity scores depicted more than half of leaders had shared fact-based information, and Polarity scores indicated that almost 90% of leaders shared positive or neutral information thus leading to an inference that leaders ...
The use of social media, especially by political figures, can directly bridge communications between politicians and their constituents and other supportive or opposing parties. This study aims to analyze the posts of political figures'... more
The use of social media, especially by political figures, can directly bridge communications between politicians and their constituents and other supportive or opposing parties. This study aims to analyze the posts of political figures' social media using discourse analysis to convey explicit or implicit messages that can not be separated from political intentions. Discourse analysis helps to understand the meaning of message or text of the media regarding the messenger's social environment and relationships. The study found that three political figures with most followers in three most popular social media platforms-Facebook, Instagram, and Twitter-Prabowo Subianto, Ridwan Kamil, and Susilo Bambang Yudhoyono represent their nationalism and Islamic identity in their social media posts. They also convey their opinions about the general political issues in spite of divisive political condition among public that is also visible among politicians.