Perilaku organisasi

Abstrak Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh kepuasan kerja terhadap turnover intention pada Hotel Delonix Karawang yang merupakan salah satu perusahaan di bidang hospitality. Metode penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan cara membagikan kuesioner kepada seluruh karyawan yang ada di Hotel Delonix Karawang. Sampel terpilih adalah sebanyak 100 orang dari total keseluruhan karyawan sebanyak 129 orang dengan convenience sampling. Alat ukur yang digunakan pada penelitian ini adalah skala likert lima titik. Item yang digunakan pada variabel independent (X) yaitu kepuasan kerja sebanyak 20 item pernyataan dan variabel dependent yaitu turnover intention (Y) sebanyak 7 item pernyataan. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier sederhana dan analisis deskriptif. Sementara untuk menguji untuk menguji data dengan menggunakan uji normalitas one sample Kolmogrov-Smirnov, uji heteroskedastisitas Spearman's rho dan uji koeisien determinasi. Berdasarkan hasil yang telah diperoleh berdasarkan analisis regresi linier sederhana nilai signiiikansi sebesar 0,001 < 0,05 maka penelitian ini mendukung hipotesis H1 yaitu kepuasan kerja berpengaruh signiikan negatif terhadap turnover intention Hotel Delonix Karawang. Perusahaan hendaknya dapat mempertahankan dan meningkatkan kepuasan kerja karyawan agar dapat menurunkan tingkat turnover yang tinggi pada Hotel Delonix Karawang, dengan memperhatikan kebutuhan-kebutuhan karyawannya serta fasilitas sehingga dapat membuat karyawan merasa betah bekerja diperusahaan untuk mengurangi tingkat turnover intention tersebut. Kata Kunci: Kepuasan kerja, turnover intention. PENDAHULUAN Saat ini banyak perusahaaan menya-dari bahwa sumber daya manusia merupa-kan masalah perusahaan paling penting, karena melalui sumber daya manusialah yang menyebabkan sumberdaya lain dalam perusahaan dapat berfungsi atau dijalankan. Hal inilah yang menjadikan sumber daya manusia sebagai investasi penting bagi banyak perusahaan atau organisasi. Seiring dengan perkembangan sebuah organisasi maka muncul berbagai macam permasala-han terkait dengan sumber daya manusia. Salah satu permasalahan serius yang ada di

• Industri merupakan suatu bidang atau kegiatan ekonomi yang berkaitan dengan pengolahan bahan baku atau pembuatan barang. Sedangkan, Organisasi adalah sistem sosial yang kompleks yang terkadang bekerja dengan baik dan terkadang gagal total. Organisasi kerja seringkali besar dan kompleks yang terdiri dari ratusan atau bahkan ribuan pekerja yang harus berinteraksi dan berkoordinasi, kegiatan untuk menghasilkan suatu produk, layanan, atau informasi. • Melalui Pengantar Industri dan Organisasi psikologi memberikan pendekatan yang dapat diakses untuk teori psikologi dan aplikasinya di dunia pekerjaan. • Psikologi sendiri adalah studi ilmiah tentang perilaku dan proses mental. Psikolog menggunakan metode ilmiah sistematis dalam upaya untuk lebih memahami tentang bagaimana dan ketika perilaku dan proses pemikiran manusia. Dalam bidang psikologi yang luas adalah banyak bidang khusus, yang masing-masing berfokus pada aspek perilaku yang berbeda. • Psikologi Industri dan Organisasi adalah cabang ilmu Psikologi yang berkaitan dengan studi perilaku dalam pengaturan kerja dan penerapan prinsip-prinsip psikologi untuk mengubah perilaku kerja. • Psikologi Industri dan Organisasi memiliki Tujuan ilmiahnya adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman kita tentang perilaku kerja, dan tujuan praktisnya adalah menggunakan pengetahuan tersebut untuk meningkatkan kesejahteraan psikologis para pekerja. Studi tentang perilaku kerja adalah usaha multidisiplin dan kooperatif. Karena psikolog Industi dan Organisasi bukan satu-satunya profesional yang mempelajari perilaku kerja, mereka menggabungkan penelitian mereka dengan penelitian ilmu sosial lainnya. • Peneliti di bidang manajemen, sosiologi, ilmu politik, komunikasi organisasi, ekonomi, dan beberapa ilmu sosial lainnya berkontribusi pada apa yang kita ketahui dan pahami tentang pekerja dan organisasi kerja. Karena penelitian ini berlangsung di banyak bidang, psikolog Industri dan Organisasi perlu mewaspadai perkembangan terkini di bidang lain. • Psikologi Industri dan Organisasi sangat bergantung pada penelitian, metode kuantitatif, dan teknik pengujian. Para psikolog Industri dan Organisasi dilatih untuk menggunakan data dan statistik empiris daripada intuisi untuk membuat keputusan.

Abstrak Pandemi covid-19 sekarang ini menjadi momok bagi masyarakat, para pegawai pemerintahan pun ikut terdampak yang mengakibatkan berubahnya perilaku organisasi semasa pandemi ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pandemi Covid-19 terhadap perilaku organisasi pegawai di kantor kecamatan kandangserang. Penelitian ini dilakukan pada kantor kecamatan kandangserang kabupaten pekalongan. Metode yang digunakan adalah dengan metode penelitian kualitatif, pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik observasi, wawancara dan kemudian dicatat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pandemi covid-19 berpengaruh terhadap perilaku organisasi pegawai kantor kecamatan kandangserang, yakni Meningkatnya disiplin protokol kesehatan, Berubahnya sistem pelayan publik, Menurunnya interaksi antar pegawai secara langsung, dan interaksi antar pegawai mulai beralih menggunakan media daring. Kata kunci : perilaku organisasi, covid-19, pegawai Abstract The Covid 19 pandemic is currently a scourge for the community. Government employees were also affected which resulted in changes in organizational behavior during this pandemic. This research aims to determine the influence of the Covid-19 pandemic on the organizational behavior of employees in the Kandangserang sub-district office. Data collection in this study used interview observation techniques and then recorded. The results of this study indicate that the Covid-19 pandemic affects the organizational behavior of the employees of the Kandangserang sub-district office, namely the increasing discipline of health protocols. Changing the public service system. The decline of direct interaction between employees and interaction between employees has begun to switch to using online media

Maslow's hierarchy needs merupakan teori motivasi yang dibuat oleh Abraham Maslow. Maslow hierarchy needs ini adalah teori yang merupakan suatu keyakinan yang membuat manusia melahirkan kata 'keingintahuan' yang timbul dari jiwa manusia sehingga membuat manusia melakukan observasi atau penelitian terhadap apa yang ingin dia pelajari. Menurut Maslow tingkat kebutuhan manusia dibagi kedalam 5 tingkatan, dimana seseorang tidak akan memenuhi kebutuhannya yang lain sebelum kebutuhan yang pertama terpenuhi. 5 tingkatan kebutuhan menurut Maslow : -Kebutuhan fisik (physiological needs) : kebutuhan yang harus dipenuhi untuk mempertahankan diri sebagai makhluk hidup, seperti kebutuhan untuk makanan, minuman, pakaian dan lain-lain. Karena ini merupakan kebutuhan biologis, maka kebutuhan ini akan didahulukan pemenuhannya oleh manusia, dimana jika kebutuhan ini belum dpata terpenuhi maka individu tidak akan memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi. -Kebutuhan rasa aman (safety needs) : Kebutuhan ini berkaitan dengan kebutuhan akan rasa aman dari ancaman-ancaman di luar yang mungkin terjadi, seperti ancaman dari orang lain, ancaman alam atau ancaman bahwa suatu saat tidak bisa bekerja karena faktor usia atau yang lainnya. Kebutuhan ini muncul ketika kebutuhan pertama telah terpenuhi. -Kebutuhan sosial (social needs) : Kebutuhan yang berkaitan dengan menjadi bagian dari orang lain, dicintai dan mencintai orang lain. Kebutuhan ini akan muncul ketika kebutuhan pertama dan kedua telah terpenuhi. Kebutuhan ini ditandai dengan adanya rasa keinginan seseorang untuk menjadi bagian atau anggota dari suatu kelompok, keinginan untuk menjalin hubungan dengan orang lain, atau keinginan untuk membantu orang lain. -Kebutuhan pengakuan (esteem needs) : Kebutuhan ini adalah kebutuhan dimana seseorang ingin diakui, dihormati, atau dihargai oleh orang lain karena kemampuannya atau kekuatannya. Kebutuhan ini ditandai dengan adanya keinginan untuk mengembangkan diri, meningkatkan kemandirian dan kebebasan. -Kebutuhan aktualisasi diri (self-actualization needs) : Kebutuhan ini merupakan kebutuhan tertinggi dari teori Maslow. Kebutuhan ini adlaah kebutuhan seseorang untuk menyalurkan kekmapuan, minat, atau potensi dalam dirinya ke dlama bentuk nyata kehidupannya. Hal ini ditandai dengan hasrat seseorang untuk menjadi orang yang sesuai dengan keinginannya.

Various studies have been conducted to see how the job satisfaction of employees can be affected by many variables such as motivation and leadership. The problem that occurs is that the level of employee satisfaction greatly affect its performance in service to consumers. For those reasons, job satisfaction was found to be significant and should be antecendent constituent variables such as leadership, motivation and communication. This study aims to model the effect of leadership, motivation and communication on the level of employee satisfaction. This research was conducted in two (2) phases. First performed in two 4 and 5 star hotels in Jakarta, the second phase will be carried out in two-star hotels 3 and 2. This distinction aims to get results if the employee satisfaction in terms of leadership, motivation and communication will be the same or different in the hotel with star category different. The method used descriptive correlational, to test four hypotheses model builders. Sample withdrawal method by accident (accidental sampling) is used to obtain data from seperangat questions to test constructs built. Analysis used structural equation modeling with the help of software Lisrell. The relationship of service quality and job satisfaction resulted in a strong relationship of 0.622 , it indicates that employees are satisfied to work so as to provide a quality service for hotel guests. .

Main mission of regional autonomy is intended to improve the quality of public services and the welfare of the community, creating efficiency and effectiveness of human resource management, as well as empowering and creating a space for people to participate actively in the development process. Therefore, it needs a leader who can act generate commitment, motivation and optimism in carrying out the work, foster an atmosphere of cooperation, and can affect the behavior of subordinates who have an impact on improving the performance of employees. This study aims to identify and assess the relevance of leadership on employee performance mediated by organizational culture, work commitment and work motivation as determinants of employee performance improvement.
The sample used in this study were 160 respondents to the analysis unit employees in Food Security Council Keerom Papua Province. Data was collected by questionnaires followed by in-depth interviews. Quantitative Data Analysis using Structural Equation Modeling (SEM) with the help of the program Analysis Moment Structures (AMOS).
The results of this study indicate that, good leadership can improve employee performance, when considering the factors that come into play that organizational culture, work commitment and motivation work to DKP in Keerom Papua Province. Furthermore, the results of this study that the strengthening of organizational culture and high employee commitment can lead to increased motivation.

Keywords: Leadership, organizational culture, job commitment, work motivation and performance of employees.