Abstrak Media sosial telah menjadi teman dekat manusia saat ini. Hampir manusia yang memiliki smartphone memiliki akun media sosial. Keberadaan media sosial adalah kemajuan teknologi informasi. Didukung dengan kebebasan berpendapat di...
moreAbstrak Media sosial telah menjadi teman dekat manusia saat ini. Hampir manusia yang memiliki smartphone memiliki akun media sosial. Keberadaan media sosial adalah kemajuan teknologi informasi. Didukung dengan kebebasan berpendapat di Indonesia membuat media sosial sebagai tempat menyuarakan pendapat publik. Sehingga, menyampaikan kritik bisa melalui media sosial. Termasuk dengan menggunakan meme yang diunggah ke instagram. Salah satu meme yang banyak beredar di November 2016 adalah meme tentang lebaran kuda. Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana representasi kritik dalam meme lebaran kuda? Sehingga tujuan penelitian ini memberikan pemahaman tentang penggambaran kritik melalui melalui tanda ikon, indek dan simbol dalam meme lebaran kuda. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan metode analisis semiotika Charles Sander Peirce. Hasil penelitiannya pesan kritik pada sikap SBY dibentuk melalui sebuah gambar dengan tema lebaran kuda. Bentuknya adalah humor satir yang diejawantahkan dengan menggunakan tanda visual dan tanda verbal yang dianalisis melalui tiga tipe tanda pierce. Yakni, ikon, indeks dan simbol. Ikon dalam meme tersebut digunakan untuk menggambarkan objek kritik yang disampaikan oleh nitizen. Indeksnya, digunakan untuk menjelaskan fakta secara deskriftif mengenai peristiwa politik yang berkaitan dengan objek kritik. Sedangkan, simbolnya adalah menunjukkan ciri khusus verbal pada meme dengan menggunakan bahasa rakyat. Sehingga representasi kritik pada meme lebaran kuda itu disimbolkan dengan penggabungan gambar. Serta ditambahi tulisan sehingga mudah dicerna. Bagi nitizen yang sepakat atas meme tersebut upaya yang dilakukan dengan cara memberikan like pada gambar meme itu. Kata Kunci : Representasi Kritik, Meme Lebaran Kuda, Semiotika Pendahulan Dunia semakin sempit. Sebab, saat ini dunia sudah ada dalam genggaman manusia. Hal itu terbukti dengan gengaman tangan saja sudah bisa menjelajahi informasi dunia, caranya dengan menggunakan smartphone. Keberadaan smartphone yang ditunjang dengan jaringan internet menjadi penguhubung antara manusia. Kecanggihan tekonologi inilah membuat manusia semakin mudah untuk melakukan komunikasi. Bahkan, untuk berkomunikasi manusia tidak usah melakukan pertemuan. Cukup dengan smartphone yang disambungkan dengan jaringan internet manusia bisa terhubung. Bahkan tak dibatasi oleh lokasi. Di belahan dunia pun, bila ada jaringan internet manusia masih bisa terhubung. Sehingga, adanya teknologi ini mengubah cara berkomunikasi manusia. Menurut Rulli Nasrullah (2012:21) pola komunikasi yang menggunakan jaringan internet ini termasuk penggunaan platform media baru. Sebab, dimediasi internet sebagai media dalam mengakses jejaring sosial dalam proses komunikasi. Kemudian, kondisi ini ikut mengubah pola komunikasi masyarakat. Sehingga muncul kegiatan interaksi di dalam cyberspace dan masyarakat yang terlibat disebut netizen. Rulli menambahkan, cyberspace merupakan ruang konseptual saat semua kata, hubungan manusia, data, kesejahteraan, dan kekuatan dimanifestasikan oleh setiap orang melalui