Ilmu Falak

Education in Islam does not only aim to transfer knowledge, but also to shape students' character and morals as an integral part of human development. The Qur'an, as the main source of Islamic teachings, provides very clear instructions regarding the object of education, namely individuals who have a mind, heart and soul. This article aims to analyze the interpretation of education contained in the Al-Qur'an with a focus on understanding the object of education which includes students as individuals who are trained in the intellectual and spiritual realms. Through an interpretive study, this article explains how education in Islam must focus on character formation that is balanced between intellectual intelligence and morality. In this case, the Qur'an suggests that educators utilize the potential of students' minds to think critically and creatively, while also directing them to cultivate a sense of social responsibility and closeness to God. This discussion also includes the implications of educational interpretation of the modern curriculum which should include the holistic development of students' cognitive, affective and psychomotor aspects. It is hoped that this article will provide insight for educators to design education that not only prioritizes academic intelligence, but also builds strong character and integrity, in accordance with the values taught in the Koran.

Perkembangan  teknologi  menyebabkan  perlunya  adaptasi  secara  intens terhadap  perkembangan  tersebut  tidak  terkecuali  dalam  bidang  pendidikan, hal  ini  ditandai  dengan semakin  banyaknya  bentuk  teknologi  yang  dapat digunakan dalam  proses pembelajaran termasuk media-media  pembelajaran digital.  Namun,  adaptasi  ini  memerlukan  adanya  keterampilan  dalam menggunakan    teknologi    tersebut,    kurangnya    keterampilan    dalam menggunakan teknologi dapat terjadi dimana saja termasuk Madrasah Aliyah Negeri  1  (MAN)  Parepare.  Penelitian  ini  bertujuan  untuk  menganalisis bentuk  pembelajaran  dengan  menggunakan  teknologi,  prinsip  penggunaan media  pembelajaran  digital,  dan  dampak  negatif  potensial  disebabkan  oleh teknologi  pada  proses  pembelajaran  di  MAN  1  Parepare.  Penelitian  ini merupakan  penelitian  kualitatif  dengan  pendekatan  studi  kasus,  yang  mana penelitian  dilaksanakan  dengan  observasi  dan  wawancara  terhadap  5  guru yang  merupakan  sampel  dalam penelitian  ini  untuk  memperoleh  perspektif mengenai pembelajaran dengan menggunakan media digital. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa proses pembelajaran dengan menggunakan teknologi pada    MAN    1    Parepare    dilaksanakan    dengan    menggunakan    media pembelajaran  berupa  video  pembelajaran,  power  point,  dan  simulasi-simulasi.  Selain  itu,  prinsip  penggunaan  teknologi  dilakukan  dengan pengawasan  terhadap  siswa  dan  kehati-hatian  dalam  memilih  media pembelajaran  yang  tidak  bersifat eksplisit.  Dampak  negatif yang  berpotensi untuk  terjadi  adalah  banyaknya  distraksi,  sehingga  diperlukan  kompetensi guru dalam  mengawasi  siswa  dalam  menggunakan  teknologi  dalam  proses pembelajaran

Digital transformation has changed the paradigm in the world of education, having a signifi cant impact on learning and teaching methods. This article discusses key aspects of this transformation, such as greater information accessibility, the development of 2 1 st century skills, digital literacy, and various forms of online, distance, personalized and lifelong learning. Digital assessments have also become an important element in measuring student progress. This transformation not only brings opportunities, but also challenges that req uire collaboration, innovation and interesting learning experiences. The importance of understanding the implications of digital transformation in the world of education is emphasized to face rapid technological changes. The research method used is library research which comes from books and journals, so that the truth can be verifi ed. Technological advances will bring many changes, information will arrive very q uickly, learning will be easy to do, making interaction easier.

Pelatihan penataan hijab di pesantren bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dan kreativitas santri dalam berbusana, khususnya dalam penggunaan hijab layering dan hijab yang tidak menutup dada, yang sesuai dengan nilai-nilai agama dan budaya. Sebagai mahasiswa tata rias, kami memahami pentingnya penampilan yang baik dalam membangun kepercayaan diri, terutama di kalangan perempuan muda. Dalam pelatihan ini, santri diajarkan berbagai teknik penataan hijab layering yang modis dan sesuai untuk berbagai acara, baik formal maupun informal, serta cara memilih bahan dan warna yang tepat. Kegiatan ini tidak hanya memberikan keterampilan baru, tetapi juga mendorong santri untuk mengekspresikan diri secara positif dan kreatif. Hasil dari pelatihan diharapkan dapat meningkatkan rasa percaya diri santri dalam berpenampilan dan memberikan keterampilan yang bermanfaat di masa depan, sehingga pelatihan ini berkontribusi pada pengembangan karakter dan kemandirian santri dalam berbusana.

Kemajuan teknologi informasi digital telah menjadi katalis perubahan di berbagai sektor, termasuk pendidikan. Madrasah dan pesantren, sebagai institusi pendidikan berbasis nilai-nilai keislaman, menghadapi tantangan sekaligus peluang besar dalam era digital ini. Digitalisasi menawarkan inovasi dalam metode pembelajaran, manajemen pendidikan, hingga akses terhadap sumber ilmu global tanpa melunturkan identitas tradisional. Dengan tetap mempertahankan nilai-nilai keislaman, madrasah dan pesantren dapat memanfaatkan digitalisasi untuk memperkuat kurikulum, mengembangkan kompetensi tenaga pendidik, dan menciptakan kolaborasi antar lembaga pendidikan. Sinergi antara tradisi dan teknologi ini tidak hanya menjaga relevansi madrasah dan pesantren di era modern, tetapi juga melahirkan generasi yang berdaya saing, religius, dan berwawasan global.

Al-Qur'an merupakan pedoman hidup bagi umat Islam yang mencakup nilai-nilai universal untuk membangun manusia yang unggul secara intelektual, spiritual, dan moral. Dalam konteks pendidikan, menghidupkan Al-Qur'an berarti menjadikan nilai-nilai Qur'ani sebagai dasar dalam pembentukan karakter peserta didik dan sistem pendidikan yang holistik. Artikel ini membahas pentingnya integrasi ajaran Al-Qur'an dalam pendidikan modern sebagai solusi atas tantangan degradasi moral dan krisis nilai yang dihadapi masyarakat saat ini. Pendekatan ini mencakup pengembangan kurikulum berbasis Qur'ani, pelatihan tenaga pendidik yang memahami prinsip Islam, serta penerapan metode pengajaran yang menggabungkan ajaran wahyu dengan ilmu pengetahuan kontemporer. Dengan mengintegrasikan nilai-nilai Al-Qur'an ke dalam proses pendidikan, generasi muda tidak hanya diarahkan untuk menjadi individu yang cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki akhlak mulia, tanggung jawab sosial, dan komitmen terhadap pengabdian kepada Allah. Penelitian ini juga menyoroti pentingnya kolaborasi antara pendidik, orang tua, dan masyarakat dalam menciptakan lingkungan pembelajaran yang kondusif bagi pengembangan karakter Qur'ani. Hasilnya, pendidikan berbasis Al-Qur'an mampu menghasilkan generasi rabbani yang siap menghadapi tantangan global dengan prinsip moral yang kokoh, menjadikan pendidikan sebagai sarana menciptakan peradaban yang adil, bermartabat, dan penuh keberkahan.

To maintain harmony between Indonesia's multicultural diversity, religious moderation is very important. Through the use of social media, the millennial generation can help moderate religion. However, dealing with problems such as the spread of hoaxes, hatred and polarization of opinion requires strong media literacy skills. This article discusses the role of young millennial strategies in supporting diverse moderation, the importance of media literacy, and relevant problems and solutions. To support its argument, this article uses literature analysis methods and refers to national and international journals indexed by SINTA as well as the work of UIN scholars. The results show that media literacy not only helps religious moderation but also helps millennial youth contribute to building an inclusive digital space.

Da'wah at a young age presents unique and complex challenges that affect the effectiveness and sustainability of Islamic da'wah. In addition, young people often face social and cultural pressures that can hinder their commitment to da'wah activities, such as the negative stigma of religiosity and the influence of modern lifestyles that conflict with Islamic values. Da'wah at a young age also faces obstacles in building authority and trust in the eyes of the older community, who may doubt the capacity and competence of young people in leading da'wah. Abstrak Berdakwah pada usia muda menghadirkan tantangan unik dan kompleks yang mempengaruhi efektivitas dan keberlanjutan dakwah Islam. Selain itu, para pemuda sering menghadapi tekanan sosial dan budaya yang dapat menghambat komitmen mereka terhadap kegiatan dakwah, seperti stigma negatif terhadap religiusitas dan pengaruh gaya hidup modern yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam. Berdakwah di usia muda juga menghadapi kendala dalam membangun otoritas dan kepercayaan di mata komunitas yang lebih tua, yang mungkin meragukan kapasitas dan kompetensi pemuda dalam memimpin dakwah. Pendahuluan Usia muda adalah fase kehidupan yang penuh dengan dinamika, pencarian jati diri, dan eksplorasi berbagai nilai serta prinsip. Di tengah tantangan globalisasi dan modernisasi, pemuda Muslim menghadapi kompleksitas yang semakin beragam dalam berdakwah. Berdakwah itu sendiri, yang esensinya adalah menyampaikan dan mengajak orang lain untuk memahami serta mengamalkan ajaran Islam, memerlukan pengetahuan yang mendalam, kemampuan berkomunikasi yang efektif, dan keteguhan iman. Namun, seringkali pemuda terhalang oleh

Pendidikan dalam al-Qur'an memiliki tujuan yang holistik, mencakup aspek intelektual, moral, sosial, dan spiritual. Tujuan utama pendidikan dalam al-Qur'an adalah untuk membentuk individu yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki akhlak yang baik, keimanan yang kuat, dan kesadaran sosial yang tinggi. Melalui wahyu-Nya, Allah menekankan pentingnya ilmu pengetahuan sebagai sarana untuk memahami dunia dan kehidupan, sekaligus memperkuat hubungan manusia dengan Sang Pencipta. Salah satu tujuan pendidikan dalam al-Qur'an adalah membentuk karakter manusia agar dapat hidup sesuai dengan prinsip-prinsip moral dan etika yang diatur dalam agama, seperti kejujuran, kedamaian, keadilan, dan kasih sayang. Selain itu, pendidikan dalam al-Qur'an bertujuan untuk menciptakan masyarakat yang adil dan sejahtera dengan menumbuhkan rasa tanggung jawab sosial, kepedulian terhadap sesama, dan komitmen terhadap kesejahteraan umat. Al-Qur'an juga menekankan pentingnya pendidikan dalam keluarga sebagai fondasi pertama dalam membangun individu yang saleh, yang dapat memberi manfaat tidak hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk keluarga dan masyarakat secara keseluruhan. Dengan demikian, tujuan pendidikan dalam al-Qur'an adalah untuk menghasilkan individu dan masyarakat yang seimbang, yang mampu menjalani kehidupan dunia dengan bijaksana dan mencapai kebahagiaan di akhirat.

Pendidikan tinggi tidak hanya bertujuan menghasilkan lulusan yang kompeten secara akademis tetapi juga membentuk karakter mahasiswa berdasarkan nilai-nilai moral dan etika. Organisasi mahasiswa berperan penting dalam membangun nilai karakter melalui partisipasi aktif dalam berbagai kegiatan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk mengeksplorasi proses integrasi dakwah dalam organisasi mahasiswa dan dampaknya terhadap pembentukan karakter. Melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi, penelitian menemukan bahwa program dakwah kontekstual, pelatihan kepemimpinan berbasis nilai Islam, dan kegiatan sosial dapat memperkuat karakter mahasiswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kolaborasi antarorganisasi mahasiswa berbasis Islam dapat meningkatkan ukhuwah Islamiyah dan membentuk individu yang berintegritas.

Pendidikan tinggi tidak hanya bertujuan menghasilkan lulusan yang kompeten secara akademis tetapi juga membentuk karakter mahasiswa berdasarkan nilai-nilai moral dan etika. Organisasi mahasiswa berperan penting dalam membangun nilai karakter melalui partisipasi aktif dalam berbagai kegiatan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk mengeksplorasi proses integrasi dakwah dalam organisasi mahasiswa dan dampaknya terhadap pembentukan karakter. Melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi, penelitian menemukan bahwa program dakwah kontekstual, pelatihan kepemimpinan berbasis nilai Islam, dan kegiatan sosial dapat memperkuat karakter mahasiswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kolaborasi antarorganisasi mahasiswa berbasis Islam dapat meningkatkan ukhuwah Islamiyah dan membentuk individu yang berintegritas.

Penelitian ini mengeksplorasi Strategi Peningkatan Profesionalisme Guru dalam Membangun Moderasi Beragama. Profesionalisme guru merupakan faktor krusial dalam meningkatkan mutu pendidikan dan membangun moderasi beragama di lingkungan sekolah. Guru yang profesional tidak hanya menjalankan peran sebagai pengajar, tetapi juga sebagai pembimbing, fasilitator, dan agen perubahan. Mereka bertanggung jawab dalam menanamkan nilai-nilai toleransi, menghormati perbedaan, dan keberagaman kepada siswa. Strategi peningkatan profesionalisme guru dalam membangun moderasi beragama meliputi pelatihan dan pengembangan profesional yang berkelanjutan, pengembangan kurikulum yang inklusif, penggunaan teknologi dalam pendidikan, pengembangan kompetensi sosial dan emosional, serta evaluasi dan pemantauan berkelanjutan. Selain itu, kesejahteraan guru dan pemberian penghargaan juga menjadi faktor penting yang perlu diperhatikan. Dengan menerapkan strategi-strategi ini, diharapkan guru dapat menjadi teladan dan agen perubahan yang efektif dalam menciptakan lingkungan belajar yang harmonis dan inklusif, serta mendidik siswa menjadi individu yang toleran dan menghargai keberagaman.

Dakwah memiliki peran penting dalam membentuk karakter remaja kampus yang sukses di era modern. Di tengah perkembangan teknologi informasi dan globalisasi yang pesat, remaja kampus sering kali dihadapkan pada tantangan moral, sosial, dan psikologis. Dakwah, sebagai proses penyampaian ajaran agama, memberikan landasan nilai-nilai luhur yang dapat membentuk karakter remaja agar lebih bijaksana dalam mengambil keputusan. Melalui dakwah, remaja diajarkan untuk mengembangkan kedisiplinan, tanggung jawab, serta integritas dalam kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan kampus maupun masyarakat. Selain itu, dakwah juga menjadi sarana untuk memperkenalkan konsep hidup yang seimbang antara duniawi dan ukhrawi, sehingga remaja dapat meraih kesuksesan bukan hanya dalam bidang akademik tetapi juga dalam kehidupan spiritual dan sosial. Di era modern, dakwah tidak hanya dilakukan melalui ceramah atau pengajian tradisional, tetapi juga melalui media sosial dan platform digital yang dapat menjangkau audiens yang lebih luas. Hal ini memungkinkan dakwah untuk menjadi lebih relevan dan mudah diakses oleh generasi muda yang hidup di tengah teknologi yang berkembang pesat. Oleh karena itu, dakwah memainkan peran strategis dalam membentuk remaja kampus yang tidak hanya cerdas dalam bidang akademik, tetapi juga berakhlak mulia, mampu bersaing di dunia kerja, serta memiliki jiwa sosial yang tinggi. Dalam konteks ini, dakwah menjadi alat untuk membangun karakter yang kokoh, sehingga remaja kampus dapat menghadapi tantangan zaman dengan penuh percaya diri dan berhasil mencapai tujuan hidup yang seimbang dan bermakna.

Pembentukan generasi sukses di lingkungan kampus merupakan tantangan besar di era modern, terutama di tengah dinamika sosial yang terus berkembang dan tantangan moral yang semakin kompleks. Remaja kampus menghadapi berbagai pengaruh yang dapat berdampak positif maupun negatif pada pembentukan karakter dan kesuksesan masa depan mereka. Dalam konteks ini, dakwah memiliki peran strategis sebagai pendekatan yang tidak hanya membimbing remaja pada aspek keagamaan, tetapi juga mengarahkan mereka pada pengembangan karakter yang kuat, keterampilan sosial, dan pemahaman nilai-nilai moral. Penelitian ini mengeksplorasi pendekatan dakwah sebagai metode untuk membangun generasi yang sukses dengan mengidentifikasi elemen-elemen utama yang efektif dalam pembinaan remaja di lingkungan kampus. Pendekatan dakwah, jika dilakukan dengan metode yang relevan dan sesuai dengan karakteristik generasi muda, dapat menjadi instrumen untuk meningkatkan kecerdasan spiritual, emosional, dan sosial remaja. Selain itu, dakwah juga memiliki kemampuan untuk menciptakan lingkungan yang mendukung remaja agar tetap termotivasi dalam mengembangkan potensi diri mereka di berbagai bidang. Pendekatan dakwah berbasis dialog, pendampingan, dan kegiatan-kegiatan positif di kampus terbukti mampu menarik minat remaja serta memberikan pemahaman mendalam tentang nilai-nilai agama yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan strategi dakwah yang interaktif dan adaptif, remaja kampus dapat lebih mudah memahami makna kesuksesan tidak hanya dari aspek duniawi tetapi juga dari perspektif spiritual. Dengan demikian, pendekatan dakwah di lingkungan kampus merupakan upaya penting untuk menumbuhkan generasi yang tidak hanya unggul dalam prestasi akademik, tetapi juga memiliki karakter yang kuat, bertanggung jawab, serta mampu menghadapi tantangan hidup dengan nilai-nilai moral yang kokoh.

Pembinaan remaja kampus melalui dakwah di era modern menghadirkan tantangan sekaligus peluang besar dalam membentuk generasi yang sukses secara holistik, mencakup aspek intelektual, sosial, dan spiritual. Dakwah di kalangan remaja kampus kini menghadapi perubahan sosial dan teknologi yang mempengaruhi gaya hidup, pola pikir, serta preferensi komunikasi mereka. Kehidupan digital yang sangat dominan sering kali menyuguhkan nilai-nilai yang kurang sejalan dengan ajaran agama, seperti materialisme dan individualisme. Hal ini mengharuskan metode dakwah menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman agar tetap relevan dan mampu menarik perhatian remaja. Dakwah tradisional yang bersifat satu arah seringkali tidak efektif di tengah generasi yang lebih kritis dan interaktif. Seb aliknya, dakwah yang memanfaatkan teknologi dan media sosial, seperti Instagram, YouTube, dan TikTok, terbukti mampu menjangkau remaja kampus dengan cara yang lebih kreatif dan adaptif. Metode dakwah berbasis digital memungkinkan pendekatan yang lebih personal dan responsif, dengan interaksi langsung antara pendakwah dan audiens. Dakwah dapat disajikan dalam bentuk visual, video singkat, infografis, serta konten inspiratif yang sesuai dengan gaya hidup remaja. Hal ini membuka peluang bagi pendakwah untuk tidak hanya menyampaikan ajaran agama, tetapi juga membimbing remaja dalam menemukan jati diri, membangun karakter positif, dan memahami makna hidup yang lebih mendalam. Dakwah yang relevan dan inovatif memiliki potensi besar dalam membantu remaja kampus mengatasi tantangan hidup dan menemukan arah yang bermanfaat bagi kesuksesan pribadi dan kontribusi sosial. Dengan demikian, dakwah yang adaptif di era modern bukan hanya sekadar menyebarkan pesan agama, tetapi juga menjadi sarana pembinaan yang efektif dalam membentuk remaja kampus yang tangguh, bijaksana, dan berorientasi pada nilai-nilai kebaikan yang lebih universal.

Abstrak makalah ini mengeksplorasi peran dakwah kampus dalam membangun kesadaran agama dan mendukung kesuksesan remaja di lingkungan pendidikan. Dakwah kampus berperan penting sebagai wadah bagi mahasiswa untuk memperdalam pemahaman agama dan memperkuat karakter melalui kegiatan yang memadukan aspek spiritual dan pengembangan pribadi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus di beberapa kampus yang memiliki organisasi dakwah aktif. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan mahasiswa yang berpartisipasi dalam kegiatan dakwah, pengurus organisasi, serta dosen pembimbing, ditambah observasi partisipatif dan analisis dokumen terkait. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dakwah kampus memberikan pengaruh positif pada kesadaran keagamaan dan motivasi akademik mahasiswa. Selain berfungsi sebagai media penyampaian nilai-nilai agama, dakwah kampus juga membantu remaja mengembangkan disiplin, tanggung jawab, dan kemampuan sosial yang bermanfaat dalam kehidupan akademik dan sosial. Meskipun demikian, dakwah kampus menghadapi sejumlah tantangan, seperti keterbatasan sumber daya, stigma negatif, dan kebijakan kampus yang sering membatasi aktivitas keagamaan. Penelitian ini menyarankan agar organisasi dakwah kampus mengembangkan strategi yang inklusif dan adaptif untuk memperluas jangkauan serta meningkatkan efektivitasnya. Dengan demikian, dakwah kampus dapat berkontribusi secara signifikan dalam membentuk generasi muda yang tidak hanya kompeten secara akademis, tetapi juga memiliki landasan moral dan spiritual yang kuat.

Buku referensi ini membahas tentang Pengertian, Sejarah, Dan Perkembangan Teknologi Komunikasi Dan Informasi, Manusia, Komunikasi, Dan Informasi, Karakteristik Teknologi Komunikasi, Penemuan-Penemuan Teknologi Komunikasi, Bentuk -Bentuk Komunikasi, Old Media Dan New Media, Literasi Digital, Perspektif & Teori Teknologi Komunikasi, Riset Perkembangan Teknologi Komunikasi dan Informasi.

This research takes the theme of the learning program of tilawati method, where learning tilawati method is a learning activity that has the goal that a person is able to read and write alqur'an where the person can see, read, recite, and understand and also make letters from the writings contained in the holy qur'an. The provision of learning and practice experience in practicing it is based on the process experienced by each child before learning because they will know to what extent their ability to read or write the Qur'an. This research was carried out during the covid pandemic, because of our limitations in all community service, one of the activities this time was to hold a learning program at TPQ Al-Huda and researchers focused on learning tilawati methods. In an increasingly modern era, the hope of parents to their children is to have a better quality in the field of religion, especially reading the Qur'an. However, the lack of interest of students in learning the tilawati method, is felt right by teachers who in this day and age children are more busy with playing gadgets at home. So, in this case learning and understanding the science of the Qur'an is very necessary in accordance with the rules of tajwid science where the law of studying the science of tajwid, tartil and tahsin is mandatory 'ain The results of research on the learning program of tilawati method at TPQ Al-Huda is, the program is carried out in Ponpes Darul Fatihin which runs in accordance with what is expected although there are certainly a few obstacles as outlined. The changes that occur in the santri after the program proves that the program has been able to change the progress of students in terms of spirituality. Students are already able to read the Qur'an well in accordance with the rules of the tajwid laws that he has learned.

Paper ini membahas implikasi Era Artificial Intelligence (AI) terhadap pendidikan agama Kristen, mengkaji tantangan dan peluang yang muncul. Metode yang digunakan adalah, qualitative methods berbasis pendekatan fenomenologi. AI menawarkan inovasi dalam personalisasi pembelajaran, pengembangan literasi digital, dan perluasan akses pendidikan, memungkinkan pendekatan yang lebih dinamis dan adaptif terhadap kebutuhan peserta didik. Namun, penggunaan AI juga memunculkan tantangan etis, termasuk risiko dehumanisasi, bias dalam algoritma, serta ancaman terhadap privasi dan integritas moral. Riset ini mengeksplorasi bagaimana AI dapat diintegrasikan dalam pendidikan agama Kristen dengan tetap menjaga nilai-nilai spiritual dan etika yang mendasarinya. Dengan pendekatan yang tepat, AI memiliki potensi untuk memperkaya PAK, namun perlu disertai dengan refleksi kritis terhadap dampak etis dan teologis yang mungkin terjadi. Kesimpulannya, integrasi AI dalam PAK memerlukan keseimbangan antara inovasi teknologi dan komitmen terhadap prinsip-prinsip moral dan spiritual.

Buku teknik berjudul AI Dalam Perspektif Pribadi karya Eko Sasmito Hadi. Buku ini membawa pembaca dalam sebuah perjalanan mendalam ke dalam dunia kecerdasan buatan (AI) dari sudut pandang pribadi penulis. Melalui sepuluh bab yang menarik, pembaca akan diajak untuk menjelajahi berbagai aspek AI, mulai dari pengenalan dan perubahan mindset hingga pemikiran-pemikiran yang mendalam tentang moralitas, keberlanjutan, dan tantangan yang harus dihadapi dalam menghadapi era AI. Dengan gaya bahasa yang ramah dan accessible, buku ini cocok untuk semua kalangan pembaca, baik yang memiliki latar belakang akademis maupun yang hanya memiliki minat umum terhadap teknologi. Setiap babnya memberikan wawasan yang berharga dan pemikiran yang menggugah, sementara kesimpulan yang disampaikan dengan semangat memberikan dorongan bagi pembaca untuk merenungkan dan bertindak dalam menghadapi masa depan yang semakin terhubung dengan teknologi AI.

Jami' Nurul Huda Mosque is one of the oldest mosques in Bojonegoro, with an age of approximately one and a half centuries. This mosque was founded by a Mataram Islamic warrior named Ki Ageng Wiroyudo in 1846 AD or 1262 Hijri. The purpose of this research is to determine the accuracy of the qibla direction of Jami' Nurul Huda Mosque in Cangakan, Kanor, Bojonegoro. This research is a field study with a descriptive qualitative approach. The primary data sources used are interviews with the mosque's management and observations. The results of this research conclude that the qibla direction of Jami' Nurul Huda Mosque in Cangakan, Kanor, Bojonegoro, when measured using the Mizwala Qibla Finder, shows an azimuth value of 302° compared to the qibla azimuth value of 294° 41'59", resulting in a difference of 8°. When calculated using Google Earth, the mosque building shows an azimuth value of 303°30'36" and a qibla azimuth value of 294°10'48". The importance of these research results for the local Muslim community lies in the certainty of the qibla direction, which is a crucial aspect in performing prayers. By knowing the correct qibla direction, worshippers can perform their prayers more devoutly and in accordance with Islamic law. The practical implications of this research include the potential adjustment of the mosque's qibla direction to enhance accuracy in worship and provide more accurate guidance for other mosques in the surrounding area. This can also raise awareness of the importance of regularly verifying the qibla direction, given the advancements in technology that allow for more precise measurements.

Fenomena gerhana merupakan salah satu bukti kebesaran Allah. Umat Islam disunnahkan untuk melaksanakan ibadah salat gerhana supaya menambah ketakwaan dan mengingat sang pencipta. Fenomena alam yang menarik ini merupakan salah satu objek kajian dalam ilmu falak. Sudah banyak metode hisab untuk memprediksi kapan terjadi gerhana. Bagi beberapa pegiat ilmu falak metode perhitungan gerhana Matahari menjadi hal yang lebih ‘menantang’ dibandingkan dengan gerhana Bulan karena tingkat kerumitannya. Program Tracking Gerhana Matahari ialah satu program dalam memprediksi gerhana Matahari. Algoritma yang pada program ini berbeda dengan metode hisab gerhana pada umumnya. Selama ini semua metode tracking gerhana menggunakan elemen Bessel pada algoritmanya, sedangkan pada program ini hanya menggunakan ephemeris untuk metode tracking gerhana. Lantas bagaimana keakuratan dari program tracking gerhana Matahari ini? bagaimana menurut pandangan hukum Islam terhadap penggunaan program ini yang kaitannya ...

Al-Qur’an dan Hadis merupakan sumber utama umat Islam, al-Qur’an turun secara mutawatir, sehingga tidak perlu dilakukan penelitian, berbeda dengan hadis yang kebanyakan adalah ahad, maka perlu dilakukan penelitian terhadap hukum hadis tersebut. Usaha melakukan kritik hadis untuk menilai kesahihan atau kedaifan sebuah hadis terus berlanjut sampai pada masa kontemporer sekarang ini, di antara ulama kontemporer yang meneliti hadis adalah Ahmad ibn Muhammad ibn al-Siddiq al-Ghumari, ia meneliti beberapa hadis dalam karya-karyanya, Dalam penelitian ini, penulis membahas “Kriteria Hadis Sahih menurut Ahmad ibn Muhammad ibn al-Siddiq al-Ghumari”. Karena dalam penelitiannya terkadang berlawanan dengan mayoritas ulama hadis, sehingga memunculkan rumusan masalah sebagai berikut: Pertama, apa yang melatarbelakangi Ahmad ibn Muhammad al-Siddiq al-Ghumari dalam tashih dan meneleliti beberapa hadis? Kedua, apa kriteria hadis sahih menurut Ahmad ibn Muhammad al-Siddiq al-Ghumari? Ketiga, apa impli...

This paper examines Rahmah El-Yunusiah, a female figure in the field of education in Minangkabau. The purpose of this research is to see the forms of women's empowerment found in the education system at Diniyyah Puteri which Rahmah El-Yunusiyah. The problem formulations in this writing are 1). How is the form of education system taught by Rahmah in Diniyyah Putri Padang Panjang? 2). How is the form of women's empowerment carried out by Rahmah El-Yunusiyah? This research uses a qualitative method with a literature study approach. The results of this study are: the education system built by Rahmah El Yunusiyah at Diniyyah Puteri is social education, financial and time discipline, farming, cooking, sewing and cutting, preaching, simple life, entrepreneurship, cooperatives and art. The forms of women's empowerment behind the education system are 1). Strengthening the role of women 2). Institutional strengthening, 3). Assistance to women 4). Human resource development for Diniyyah Puteri students. The education built by Rahmah El-Yunusiyah raised the status of Minangkabau women to be able to obtain equality rights, widening access and opportunities for women in society.

Pada hakikatnya hadis harus selalu diinterpretasikan di dalam situasi-situasi yang baru untuk menghadapi problema yang baru, salah satunya dalam menginterpretasikan hadis keutamaan bercocok tanam. Petani sebagai manusia dalam kancah pembangunan diakui hak-hak asasinya, tetapi di lain pihak petani begitu akrab dengan kemiskinan dan ketidakberdayaan. Mengingat hadis bukan sekedar teologi wahyu, maka dalam penelitian ini hadis keutamaan bercocok tanam akan diproyeksikan oleh penulis sebagai suatu solusi dan motivasi dalam problema sosial yang dihadapi oleh umat Islam di Indonesia yang berprofesi sebagai petani. Penelitian ini diorietasikan untuk menjawab tiga pokok permasalahan, pertama kehujjahan hadis keutamaan bercocok tanam dalam Musnad Imam Ahmad, kedua interpretasi hadis tersebut dengan pendekatan sosio-historis, ketiga relevansi hadis keutamaan bercocok tanam dalam konteks status sosial petani. Penelitian ini menggunakan jenis metode kualitatif yang datanya bersumber dari kepust...

Berawal dari persoalan pelaksanaan perbedaan umat Muslim di Indonesia dalam melaksanakan puasa ʻArafah yang tidak bertepatan dengan prosesi jamaah haji wukuf di Padang ʻArafah Arab Saudi membuat Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah mengeluarkan fatwa mengenai persoalan hari ʻArafah. Fatwa tersebut dimuat dan dipublikasikan di Majalah Suara Muhammadiyah no 16 tahun 2003 dalam rubrik Fatwa Agama. Isi dari fatwa tersebut cenderung menggunakan matlak Arab Saudi sebagai acuan penetapan awal bulan kamariah terutama untuk bulan-bulan yang terkandung ibadah di dalamnya seperti, Ramadan, Syawal, dan Zulhijjah. Isi diktum fatwa menjadi kontradiksial dengan apa yang dijadikan pedoman Muhammadiyah sejak lama yaitu dengan metode Wujūd al-hilāl kriteria hisab hakiki dan konsep matlak wilayāt al-hukmi. Oleh karena itu, penulis mencoba meneliti terkait bagaimana anomali fatwa ʻArafah PP Majelis Tarjih dan Tajdid tahun 2003-2015 sebagai jawaban dari anggapan inkosistensi yang ada pada Muhammadi...

This research is motivated by the questions from the community around the mosque about the Qibla direction's accuracy and the early history of purchasing the Qibla direction. This study examines the historical and astronomical aspects so that the community can accept the calculation of the Qibla direction. Does this research focus on how before shopping towards the Qibla of the Jami' Al-Iman Sunan Geseng Loano Mosque? How accurate? This empirical research uses historical and astronomical or astronomical approaches. The research subjects were mosque takmir and community leaders in Loano Purworejo. Data were collected through observation, interviews, and documentation and analyzed through astronomy and normative. The results of this study indicate that the Jami' Al-Iman Sunan Geseng Loano Mosque was founded by Sunan Geseng in 1443 AD, using the supernatural through the media of the priest's hole to determine the Qibla direction.

In the era of globalization, moral decadence has become a complex problem among youth. Muslim youth have an important role in preventing moral decadence and maintaining religious and moral values. This research discusses the efforts of Muslim youth to prevent moral decadence. They increase selfawareness of religious and moral values, improve intellectual and spiritual abilities, and increase public awareness of the importance of moral education. The strategies used include strengthening religious and moral education in schools, teacher professionalism, supervision of students, and increasing public awareness of education. The research results show that Muslim youth's efforts to prevent moral decadence are effective if carried out collectively and sustainably.

In the era of globalization, moral decadence has become a complex problem among youth. Muslim youth have an important role in preventing moral decadence and maintaining religious and moral values. This research discusses the efforts of Muslim youth to prevent moral decadence. They increase selfawareness of religious and moral values, improve intellectual and spiritual abilities, and increase public awareness of the importance of moral education. The strategies used include strengthening religious and moral education in schools, teacher professionalism, supervision of students, and increasing public awareness of education. The research results show that Muslim youth's efforts to prevent moral decadence are effective if carried out collectively and sustainably.

slamic religious education in schools has a crucial role in forming students' character and morality. This article reviews various effective and innovative learning methods in the context of Islamic education. Approaches such as problem-based learning, the use of technology in learning, and the integration of Islamic values in the curriculum are the main focus in this article. By analyzing these various approaches, this article aims to provide guidance for educators and policy makers to develop learning methods that are more interesting, relevant, and effective in strengthening students' understanding of Islamic teachings and encouraging them to apply these values in everyday life.

Pendidikan memainkan peran krusial dalam memberikan akses ke pengetahuan dan keterampilan yang esensial bagi individu agar dapat berfungsi secara optimal dalam masyarakat yang semakin kompleks. Mata pelajaran matematika sering kali menjadi tantangan signifikan bagi siswa di semua tingkatan.. Artikel ini membahas hasil dari Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) yang dilakukan di Pondok Pesantren Al-Mannan, dengan fokus pada pembelajaran Geometri Transformasi, khususnya pada konsep Dilatasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi efektivitas metode pembelajaran dalam meningkatkan pemahaman siswa terhadap Dilatasi. Metode PKM melibatkan observasi, persiapan bahan ajar, dan implementasi pembelajaran langsung yang menggunakan pre-test dan post-test sebagai alat evaluasi. Hasil studi menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam pemahaman siswa setelah sesi pembelajaran yang terstruktur dan interaktif. Skor rata-rata pada pre-test mengalami peningkatan yang substansial pada post-test, mencerminkan keberhasilan metode pembelajaran yang digunakan. Keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran, saat menjawab soal, menunjukkan tingkat partisipasi dan minat terhadap materi yang diajarkan. Implikasi dari penelitian ini menyoroti pentingnya pendekatan inovatif dalam pembelajaran matematika, khususnya dalam mengatasi hambatan-hambatan dalam memahami konsepkonsep abstrak seperti Dilatasi. Penggunaan media pembelajaran yang menarik dan keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran terbukti memberikan kontribusi positif terhadap hasil pembelajaran. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa kegiatan PKM yang berfokus pada materi Dilatasi di Pondok Pesantren Al-Mannan memberikan kontribusi yang signifikan dalam meningkatkan pemahaman siswa terhadap geometri transformasi.