Gerakan Islam

Kertas ini bertujuan untuk menganalisis perkembangan pengaruh gerakan Islah dalam
konteks politik Islam di Malaysia sejak penubuhannya sehingga kini. Kajian ini berasaskan
pendekatan kualitatif, iaitu mengadaptasi metode kajian kepustakaan dengan mengumpulkan
data daripada sumber primer dan sekunder. Seterusnya, data yang dikumpul dianalisis secara
kritikal untuk melihat perkembangan gerakan Islah di Malaysia. Manakala metode analisis
kandungan menumpukan perhatian terhadap pengaruh Islam dalam politik di Malaysia pasca
Pilihan Raya Umum Ke-14. Kertas ini menyambung analisis William Roff dalam meneliti
perkembangan gerakan Islah terhadap pentadbiran kerajaan. Penemuan kajian ini
menghujahkan bahawa perkembangan gerakan Islah telah memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap politik Islam di Malaysia menerusi penyertaan aktivis-aktivis gerakan
Islam ke dalam cabinet kerajaan serta pengenalan konsep Rahmatan lil Alamin.

ii KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah subhaanahu wa ta"ala atas segala karunia-Nya dan dengan pertolongan serta atas izin-Nya pula Peneliti dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam tidak lupa untuk disampaikan dan semoga tetap tercurahlimpahkan kepada uswatuna wa qudwatuna, nabiyullaah wa rasuulullaah Muhammad shallallaahu "alaihi wa sallam. Serta kepada keluarganya (ahlul bait), para Khulafaau Rasyidiin dan Shahabat, para tabi"in, tabi"ut tabi"in hingga seluruh umatnya yang tetap istiqamah di seluruh penjuru dunia, Peneliti ungkapkan sebuah ucapan terindah yang merupakan sunnah Rasulullah, Assalamualaikum wa rahmatullaahi wa barakaatuh. Dalam kata pengantar ini Peneliti mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua atas segala doa dan dukungannya, Ibu Dr. Hj. Kiki Zakiah, M.Si. selaku dosen mata kuliah Komunikasi Antar Budaya atas segala arahannya dan kepada seluruh pihak yang telah membantu Peneliti dalam menyelesaikan makalah ini, syukran katsiran, jazakumullaahu khairan.

Hasan Al Banna melalui gerakan Ikhwanul Muslimun telah menginspirasi pembaharuan Islam pada abad ke-20. Corak pemikiran yang diketengahkannya adalah pemikiran Islam yang moderat, tidak berlebih-lebihan dan tidak pula serba memudahkan. menjadi alternatif bagi pemikiran umum yang berkembang saat itu, yakni pemikiran sekularisme (memisahkan urusan agama dengan negara). Hasan Al Banna memberikan perhatian yang penuh terhadap pembinaan individu, perbaikan masyarakat, hingga keperdulian terhadap permasalahan negara-negara muslim. Yang dipikirkannya adalah qadhaya ummat (problematika masyarakat). Ketika Ia memutuskan untuk melakukan perbaikan struktural (politik) setelah melakukan perbaikan kultural (masyarakat) selama duapuluh tahun, Hasan Al Banna menegaskan bahwa masuknya ia (dan Ikhwanul Muslimun) bukanlah menuntut pemerintahan untuk kepentingannya sendiri dan kelompoknya tetapi untuk kebaikan masyarakat secara keseluruhan.

Abstrak

Objektif kertas kerja ini adalah untuk mengenal pasti konsep dan menganalisis trend global gerakan Pasca Islamisme. Pasca Islamisme adalah satu projek dan strategi yang direncana hasil daripada tindak balas kritikal terhadap agenda Islamisme.

Buku ini, sesungguhnya secara khusus ingin mengeksplorasi “Islamisme” yang menguat di internal NU, baik karena persinggungan dengan ide-ide kelompok Islamisme atau karena faktor internal yang dari dulu memang telah ada bibit “Islamisme”. Studi semacam ini penting karena sejauh ini belum banyak kajian tentang NU yang meneliti gejala menguatnya Islamisme di dalam tubuh NU di satu sisi, dan peran kelas menengah NU di sisi lain, terlebih lagi pada era pasca-Reformasi. Oleh karena itu, keterbatasan dimensi ruang dan waktu, buku ini hanya menghadirkan fenomena pada era Reformasi, yakni pasca 1998 hingga sekarang. Sementara, dalam dimensi ruang, tempat yang dipilih adalah Jawa Timur. Adapun, unit analisis lebih difokuskan pada kategori kelas yang dalam ilmu sosial disebut sebagai kelas menengah (NU). Alasan pemilihan unit analisa kepada kelas menengah, di samping watak dasar kelas menengah dalam corpus ilmu sosial memiliki peran signifikan dalam setiap perubahan sosial, adalah karena peran kelas menengah ini selama reformasi cukup mewarnai perubahan, baik di kalangan kelompok Islamis maupun di dalam tubuh NU. Jawa Timur dipilih karena beberapa pertimbangan mendasar. Pertama, Jawa Timur, secara kuantitas jama’ah, sejauh ini masih menjadi kantong utama NU. Kedua, sejauh pengetahuan penulis, pasca-Reformasi, dinamika Islam di Jawa Timur mengalami perubahan signifikan yang tidak pernah terjadi pada era sebelumnya. Ketiga, penulis yang memiliki kedekatan dengan para stakeholder sekaligus sebagai “orang dalam” NU cukup memudahkan dalam proses penyusunan buku ini, terutama menggali data yang diperlukan. Pada posisi penulis sebagai “orang dalam” perlu dijelaskan sejak awal, dengan harapan pembaca tidak bertanya-tanya. Terlepas posisinya sebagai “orang dalam” penulis menyadari sepenuhnya tentang etika dan standar akademis yang harus diterapkan dalam proses penelitian. Ibaratnya, penulis akan memosisikan NU sebagai corpus kritis (qira’ah al-Naqd), tetapi dalam kapasitas penulis sebagai warga NU, tetap memandang NU sebagai corpus barakah (qira’ah barakah).

According to Siddiqui, Islamic movement is a tradional instrument for change. Islamic movement is not a political movement with a manifesto written by a committee. It also not an ideology conceptualized by philosophers, historians, activists, and thinkers from various faculties. The Islamic movement is purely the manifestation of God. So it will get His direct keep and maintenance. Starting from the movement led by the Prophet (PBUH), the corrective agents spread widely in Islamic history, like a labirint planted in political culture of Muslims. Kata Kunci: Gerakan Islam, kekuasaaan, perubahan, kekuatan korektif Pendahuluan Wacana gerakan Islam, revolusi Islam dan negara Islam kembali menarik untuk diperbincangkan mengingat telah terjadi perubahan politik di Timur Tengah yang sebagian besar dimotori oleh gerakan Islam. Pemahaman yang baik atas ketiga terma kunci di atas menjadi pintu masuk untuk memahami aspirasi dari gerakan revivalisme Islam yang selama ini hanya menjadi narasi kecil yang terabaikan dalam balutan penuh prasangka. Karya-karya para sarjana muslim dari kalangan revivalis sering dianggap non-akademis sehingga dinilai tidak ilmiah. Jika dikatakan bahwa banyak revivalis yang bersikap ekstrim dan hanya bermodalkan semangat tanpa didukung oleh tradisi ilmu, tentu saja penulis sepakat namun jika digeneralisir hal itu menjadi sikap ekstrim di sisi lain.

ABSTRAK Objektif kertas kerja ini adalah untuk mengenal pasti konsep dan menganalisis aplikasi Fiqh Taghyir dalam isu Deklarasi Rakyat. Deklarasi Rakyat merupakan satu pengisytiharan terbuka oleh gabungan tokoh dan parti politik termasuk masyarakat sivil untuk menuntut Yang Amat Berhormat Mohd Najib Tun Razak meletakkan jawatan sebagai Perdana Menteri Malaysia. Ironinya, walaupun Parti Islam Se-Malaysia (PAS) ialah sebuah parti pembangkang, namun ia tidak bersetuju sepenuhnya dengan Deklarasi Rakyat tersebut. Apakah justifikasi dan pendirian PAS berhubung konflik ini? Bagaimana aplikasi Fiqh Taghyir dalam konteks pemasalahan politik ini? Beberapa persoalan ini akan dijawab dengan menggunakan kaedah kajian kepustakaan dan analisis tekstual. Perbahasan kertas kerja akan dikategorikan kepada tiga bahagian. Pertama, penjelasan latar isu Deklarasi Rakyat dan respons PAS. Kedua, penghuraian konsep teoritikal Fiqh Taghyir. Ketiga ialah analisis aplikasi Fiqh Taghyir dalam isu Deklarasi Rakyat. Unjuran dapatan kajian ini akan merumuskan penilaian yang adil terhadap tindakan-tindakan politik yang berlaku menurut perspektif Islam. Kata kunci: Deklarasi Rakyat, PAS, Fiqh Taghyir.

Gerakan Islam Hizbut tahrir di Malang telah bersemai sejak awal tahun 1990 an. Hingga kini kader-kader HTI telah melebarkan pengaruhnya di universitas islam, pabrik rokok, pondok pesantren dan rumah sakit. Walaupun aktivitas dakwahnya cukup gencar, sayangnya hingga kini tidak diketahui pasti seberapa banyak anggota HTI di kota Malang.

Untuk menjadi orang pintar itu mudah, cukup membaca banyak buku dan mendapatkan pendidikan tinggi akan bisa menjadikan seseorang menjadi pintar. Tetapi menjadi orang baik sangatlah sulit, karena tidak ada sekolah atau lembaga pendidikan seperti Universitas di dunia ini yang menyediakan jurusan untuk menjadi orang baik. Mencari orang cerdas itu mudah, yang susah adalah mencari orang baik, tetapi yang lebih sulit lagi adalah mencari orang yang cerdas sekaligus baik. Apakah kita selalu mengambil ukuran seseorang baik dengan hasil studinya..?. Jika seperti itu, maka orang bodoh akan kalah seseorang dengan gelar profesor. Pertanyaan utamanya adalah di mana kita dapat mengirim anak-anak kita bersekolah untuk menjadi orang yang baik, karena saat ini sekolah konvensional tidak dapat kita andalkan terutama di negara Indonesia. Institusi perjumpaan adalah tempat di mana seseorang melatihan diri menjadi orang baik, jujur, toleransi, dan cara lain untuk memulai. Ini adalah tempat di mana melatih kebiasaan, menjadi tradisi, lalu budaya dan kemudian menjadi karakter. Sebagai makhluk sosial, perjumpaan dan tindak tutur tidak dapat dihindari dalam kehidupan sosial kita. Tulisan ini akan mengeksplorasi bagaimana Sekolah perjumpaan sebagai gerakan dakwah berbasis komunitas, studi kasus di Dusun Bangket Bilong

Tulisan ini mendiskusikan peran2 komunitas muslim di Amerika Serikat dalam menghadapi praktik2 dan narasi Islamophobia di AS. Tulisan ini menemukan fakta bahwa dalam menghadapi phobia terhadap Islam, komunitas Muslim banyak melakukan kampanye dan kegiatan yg melibatkan masyarakat AS untuk menghilangkan kesalahpahaman terhadp Muslim, selain itu terjadi peningkatan partisipasi muslim pada pemilu legislatif di AS tahun 2018 yang berhasil mengangkat tokoh2 Muslim dalam parlemen.

Masalah keagamaan dan kebangsaan terus membengkak dalam internal masyarakat. Perbedaan pemahaman telah menjerumuskan umat islam pada perpecahan bias yang tak kunjung selesai. Diskriminasi minoritas muslim juga muncul dalam skala panjang tanpa ada solusi yang benar-benar memuaskan, melalui studi literasi dan pengumpulan data, menghasilkan sebuah kesimpulan bahwa konflik-konflik tersebut sebenarnya sudah diusut sejak berabad abad lamanya, barat sebagai bapak kapitalis melakukan beragam upaya untuk menghadapi segala hal yang berlawanan dengan ideologinnya. Barat lalu menjalankan proyek global untuk memetakkan umat islam menjadi kelompok-kelompok. Kemudian kelompok-kelompok tersebut direkayasa sedemikian rupa untuk di pecah belah dan di adu domba. Terkait hal tersebut, maka diperlukan adanya upaya untuk membongkar strategi-strategi barat, membongkar bahaya imperealisme epistemologi mereka, serta menyadarkan umat islam agar senantiasa membentengi diri dari paham-paham penjajah seraya mengemballikan pemahaman umat islam agar kembali menuju kebangkitan berpikir yang cemerlang.

Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui Pemikiran dan Gerakan Da'wah Abdullah Sa'id. Metode Penelitian: Kualitatif. Hasil Penelitian: Abdullah Sa'id adalah seorang da'i yang mencurahkan seluruh hidupnya untuk mengembangkan dan menyebarkan da'wah Islam. Beliau telah berhasil menggurat sejarah, dengan mencetak ratusan bahkan ribuan da'i, yang kemudian disebar ke berbagai penjuru tanah air. Pemikiran dan aksi da'wah beliau telah membawa warna dan corak tersendiri bagi pergerakan da'wah di Indonesia. Beliau selalu melakukan inovasi-inavasi baru dalam aksi da'wahnya, sehingga membawa ciri tersendiri bagi ormas yang beliau dirikan yaitu Hidayatullah. Beliau bukan hanya manusia ide, tetapi manusia kerja. Kata Kunci: Pemikiran da'wah, gerakan da'wah, Abdullah Sa'id. PENDAHULUAN Abdullah Said adalah salah satu dari sekian tokoh Islam yang telah menggurat sejarah di dunia da'wah, khususnya di Indonesia. Beliau bukanlah orang yang hanya kagum membaca sejarah apa yang telah dilakukan oleh Rasulullah SAW dan Sahabatnya serta kecemerlangan pejuang-pejuang Islam di belakangnya. Tetapi beliau benar-benar telah melakukan sesuatu yang pantas dicatat oleh sejarah. Abdullah Said telah melakukan gerakan da'wah yang sangat luar biasa dan telah mencetak sekian ratus kader yang tersebar hampir di seluruh pelosok pedalaman tanah air. Melihat besarnya jasa beliau dalam kerja da'wah ini, maka penulis mencoba mengelaborasi pemikiran besar beliau tentang da'wah. Walaupun penulis menyadari sangat tidak mungkin menyajikan secara utuh pemikiran dan gerakan-gerakan da'wah beliau.

This study aims to determine the activities of women's community "Srikandi Lintas Iman" Yogyakarta in muticultural Islamic education study, to know the implications of multicultural Islamic education in the women's community in managing religious diversity in Yogyakarta, and to find out the supporting factors in the movement process in women's community "Srikandi Lintas Iman". This type of research is field research with a phenomenological approach. Data sources obtained through structured interviews, passive participant observation and documentation. Then, data analysis uses data analysis according to Cresswell. The results obtained that the women's community movement "Srikandi Lintas Iman" focused on several activities, namely cross-faith discussions, interfaith pilgrimages, and conflict resolution training. The implication is that their members are able to apply the values of multicultural Islamic education, namely inclusive, tolerance, pluralism, justice, and peace. To understand the supporting factors of this women's community, they are solid in carrying out their vision and mission together, leader continues to be active in directing, members come from various backgrounds, and the family system between members is still maintained.

JURUSAN FILSAFAT POLITIK ISLAM FAKULTAS USHULUDDIN UIN SUNAN AMPEL SURABAYA 2017 PENDAHULUAN Islam merupakan agama wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia. Sebagai sebuah agama yang berasal dari Allah, ia merupakan agama universal yang kandungan ajarannya mencakup semua aspek kehidupan, kebangsaan dan ras dengan kawasan yang meliputi hampir semua ide klimatologi dan geografi. Karena ia merupakan agama wahyu yang diperuntukkan bagi manusia, maka Nabi diutus untuk berdakwah menyampaikan ajaran Islam ini. Islam akhirnya berkembang begitu pesat, bukan saja ke wilayah Timur, tetapi sampai ke Barat. Untuk wilayah Timur, Islam menyebar sampai ke Suria, Palestina, Persia, Iraq, Mesir dan Tripoli bagian selatan. Kota-kota penting yang berhasil di kuasai Islam di Barat terbentang luas dari Damaskus , Uta, Pulau Rhodus, Sicilia sampai ke Konstantenopel, dari Qairawan, Tunis, Ceuta, Granada, Cordova, Andalusia sampai ke tepi lautan Atlantik dan pegunungan Pyrenia.

Since Indonesia crisis 1997 could not be resolved entirely by the state, making social sensitivity, politics, and the global economy has grown in the Islamic society, and embodied in the form of ideas, thoughts, expressions, and actions that are represented by individuals or groups, In a progressive level, represented by the individual movement activists in Indonesia, such as Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, Persis, SI, al-Wasliyah, DDII, LDII, MMI, FPI, HTI, MT, and the Jamaah Tabligh. This study is the result of research interviews in the field on Islamic activism response to the question of social, political, economic and contemporary in Indonesia in general. From this study it can be concluded, (1) Islamic activism should be categorized re-considering the proliferation of Islamic movements and the movements of character differences between Islamic movements, new and old, especially in terms of actualization of practical politics. (2) There was a difference in the pattern and dynamics of Islamic activism of NU and Muhammadiyah with the general drift of the Islamic movement that tends to agree with the ideology of the State.

Keywords: Islamic movement, Islamic activism, NU, Muhammadiyah, Persis, SI, Wasliyah, DDII, LDII, MMI, FPI, HTI, MT, Jamaah Tabligh

Artikel ini ditulis secara umum, tidak spesifik kepada mana-mana jemaah atau gerakan Islam. Jika ada gerakan yang merasakan mereka mempunyai masalah yang saya garapkan di sini, saya berharap mereka dapat menerimanya dengan positif dan konstruktif, kerana ia ditulis untuk tujuan muhasabah, islah, dan penambahbaikan. Penulisan ini sebahagiannya adalah idea dan cadangan penambahbaikan, manakala sebahagian yang lain merupakan kritikan ikhlas dalam membina gerakan Islam yang segar dan berdaya langsung. Ia bukan satu kritikan untuk menjatuhkan atau memburukkan mana-mana jemaah Islam di Malaysia.

Altough there is still many disputation about the correlation in islam and politics, historically, islam has done an important role in politics development in Indonesia. This paper examines Islamism development in Indonesia in terms of history to contemporary events which are considered relevant to predict the future of islamic political revolution in Indonesia. Political conditions lately become more dynamic have became defiance for any Islamic movement and various harakah which represent islamic community of Indonesia politically. However, social surfeit and politics skepticism may occur if either positively or negatively changes in society only being responded by islamic movement through identity politics instead of concrete political-economic programs and solution.

Keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) menolak perluasan makna perzinahan mencakup lesbian, gay, biseksual dan transgeder (LGBT) hingga kumpul kebo mendapat reaksi keras dari masyarakat. Banyak di antara mereka yang secara kurang tepat menganggap keputusan itu sebagai legalisasi atas LGBT dan kumpul kebo. Padahal yang terjadi sesungguhya adalah MK sedang mencoba tetap berdiri di wilayahnya sendiri dengan tidak mau memasuki wilayah DPR. Meski demikian banyak pula yang mempertanyakan, "Kenapa MK tidak berani bersikap seperti ketika mereka memutuskan status anak di luar nikah?".

Secara umumnya, mengekstrapolasi bermaksud mengunjurkan sesuatu perkara berdasarkan kepada pengumpulan dan penganalisisan data atau fakta yang diperolehi. Bagi penulis, intipati makalah mengekstrapolasi kemenangan Islam ini adalah merujuk kepada mengunjurkan kemenangan Islam berdasarkan nas-nas Syara’, pengolahan fakta semasa serta mencermati perkembangan realiti dunia yang berlaku pada hari ini. Kombinasi tersebut akan meningkatkan keyakinan dan kefahaman yang jitu terhadap perencanaan masa depan dunia bersama kuasa politik Islam.