Hari / tanggal : Senin, 23 September 2013
Manajemen lembaga pasar kerja, tidak hanya sumber daya manusia saja yang di manajemen tetapi juga pasar kerjanya.
Konsep lembaga pasar kerja tidak jauh berbeda dengan konsep dasar pasar modal dan pasar barang. Pasar kerja sama dengan pasar-pasar pada umumnya, hanya lebih menekankan atau memfokuskan pada kerja.
Jika di dalam pasar pada umumnya terdapat penjual dan pembeli yang melakukan kegiatan pasar, maka di pasar kerja juga terdapat penjual maupun pembelinya.
Pembeli dalam pasar kerja adalah pencari kerja
Penjual dalam pasar kerja adalah pengusaha atau pemilik lapangan kerja.
Banyak dijumpai pembeli maupun penjual di dalam pasar kerja. Karena bayaknya, maka kegiatan di dalam pasar kerja juga dipengaruhi oleh pelaku baik penjual atau pembeli. Sehingga, terdapat kesepakatan kesepakatan dari produsen agar tercipta pasar kerja yang baik.
Misalnya : Jika satu perusahaan akan menaikkan standart gaji bagi karyawannya, maka perusahaan tersebut akan menunggu perusahaan lain juga menaikkan gaji. Hal itu terjadi agar tidak adanya persaingan dalam gaji.
Pelaku pelaku pasar kerja adalah pihak-pihak yang memfasilitasi untuk bertemunya pencari kerja dengan lowongan kerja atau pengusaha.
Pengusaha yang membutuhkan tenaga kerja
Pelaku pasar kerja Pencari kerja sebagai pembeli
Perantara misalnya calo dan broker , pemerintah
Fungsi perantara dalam pasar kerja dapat dilakukan oleh :
Pemerintah
Misalnya saja lowongan sebagai pegawai negeri sipil yang diumumkan oleh Kementerian Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Dinsosnakertran.
Konsultan atau biro penempatan tenaga kerja
Untuk mencari pekerjaan, biasanya mahasiswa yang baru saja lulus kuliah mendapat pekerjaan dengan melalui biro. Namun yang perlu diperhatikan adalah cari biro penempatan kerja sama yang resmi. Hal ini sebaiknya dilakukan agar terjamin dan pada saat terjadi masalah dalam penempatan tenaga kerja, pemerintah dapat ikut serta dalam penyelesaian masalah.
Badan swasta yang mendapat ijin dari pemerintah
Sangat perlu memang untuk mendapat pekerjaan dari badan swasta yang resmi dan sah serta mendapat ijin dari pemerintah. Hal ini sama dengan sebelumnya agar jika terjadi masalah, pemerintah dapat membantu.
Ada beberapa cara dalam mencari pekerjaan, yakni :
Melalui orang tua, famili, atau kenalan. Pekerjaan bisa di dapatkan degan rekomendasi atau keterangan dari orang tua atau saudara yang bekerja di sebuah perusahaan.
Datang langsung ke perusahaan. Hal ini dilakukan jika tidak memiliki relasi, sehingga pelamar pekerjaan perlu datang ke perusahaan dimana terdapat lowongan pekerjaan dan membawa surat lamaran pekerjaan.
Melihat lowongan di internet. Pada zaman ini banyak lowongan pekerjaan yang diposting oleh perusahaan pencari tenaga kerja di internet. Hal ini lebih efisien dilakukan karena banyak yang lebih menggunakan internet.
Ada beberapa cara dalam mencari pekerja, yakni :
Melalui orang yang telah bekerja di perusahaan. Hal ini lebih efektif bagi perusahaan sebab mereka tidak perlu mengeluarkan dana untuk memasang pengumuman lowongan pekerjaan.
Melalui iklan, surat kabar, atau internet. Hal ini juga sering dilakukan oleh perusahaan karena dinilai lebih transparan.
Namun, didalam menemukan pelaku pasar kerja atau pencari kerja dan pencari tenaga membutuhkan aktu yang lama, karena :
Pencari kerja mempunyai tingkat pendidikan, ketrampilan dan kemampuan serta sikap peduli yang berbeda-beda. Sedangkan sikap lowongan kerja mempunyai sifat pekerjaan yang berlainan sehingga pengusaha membutuhkan pekerja dengan latar belakang yang sesuai Tidak semua pekerja cocok untuk satu lowongan pekerjaan tertentu. Oleh karena itu tidak semua pelamar bisa mengisi lowongan yang tersedia.
Setiap perusahaan menghadapi lingkungan yang berbeda-beda atau output, input, manajemen, teknologi, lokasi, pasar, dll. Sehingga mempunya kemampuan yang berbeda-beda pula dalam memberikan upah, jaminan sosial dan lain-lain. Jika output hanya sekedar barang di regional, maka pengupahan akan berbeda jika output merupakan barang yang digunakan secara umum.
Terbatasnya pengetahuan akan hal-hal diatas, baik pelamar kerja maupun perusahaan.
Ada jenis-jenis pasar kerja
Intern dan Ekstern
Utama dan Biasa
Jenis Pasar Kerja 3. Tenaga Terdidik dan Tidak Terdidik
4. Pemerintahan dan Swasta
5. Formal dan Informal
Pasar Kerja Intern dan Pasar Kerja Ekstern
Pasar kerja intern adalah jenis pasar kerja dimana pekerja diperoleh dari dalam perusahaan itu sendiri. Sedangkan pasar kerja ekstern adalah pasar kerja yang tenaga kerjanya diperoleh dari luar perusahaan atau pelamar baru.
Pasar kerja intern lebih menekankan pada :
Pengisian lowongan, dimana lowongan tersebut diisi oleh orang yang ada di dalam perusahaan tersebut. Misalnya di dalam sebuah instansi ada yang pensiun sehingga menimbulkan lowongan, maka bagian lain dibawahnya akan mendapatkan promosi untuk mengisi lowongan tersebut.
Bag 3
Bag 2
Bag 1
Direktur
Pensiun
Promosi
Mutasi
Dalam bagan di atas digambarkan bahwa bagian 3 mengalami pensiun, sehingga F mendapatkan promosi untuk menaiki jabatan yang kosong. Lalu C mendapatkan mutasi untuk pindah ke bagian 3 yang kosong. Sehingga bagan diatas merupakan contoh dari pasar kerja internal.
Dalam pasar kerja intern perlu mempersyaratkan pendidikan dan pengalaman serta sikap pribadi.
Untuk melakukan promosi jabatan atau kenaikan jabatan, ada hal-hal yang dipertimbangkan, antara lain yaitu softskill, tingkat pendidikan, prestasi kerja serta masa kerja. Jika ada pegawai yang ingin melakukan promosi jabatan dengan softskill, tingkat pendidikan dan prestasi kerja yang seimbang namun masa kerja salah satu pegawai lebih lama dibanding lainnya, maka masa kerja pegawai yang paling lama yang akan melakukan promosi. Hal ini merupakan salah satu kelemahan dari pasar kerja intern.
Hari/tanggal : Senin, 30 September 2013
Namun , pada lowongan pasar kerja Intern pada dasarnya akan tetap menimbulkan lowongan kerja baru. Mengapa?
Karena meskipun terdapat rotasi kerja baik promosi jabatan maupun mutasi pegawai, maka akan ada lowongan sejumlah pegawai yang keluar dari perusahaan tersebut. Sehingga mau tidak mau perusahaan harus membuka pasar kerja ekstern yang mengambil tenaga kerja dari luar perusahaan.
Pasar kerja ekstern akan terjadi jika perusahaan membutuhkan tenaga kerja dari luar karena tenaga kerja dalam perusahaan tidak mengisi lowongan tersebut. Ciri-ciri pasar kerja ekstern adalah :
Pada umumnya hanya terbatas untuk lowongan atau jabatan tertentu
Hal ini mungkin berlaku didalam sektor pemerintahan, dimana biasanya lowongan pekerjaan hanya untuk mengisi bagian staff.
Pimpinan
Sub Bag
Staff
**Bagan diatas merupakan contoh dari struktur organisasi yang ada di pemerintahan. Jika pemerintahan menyediakan lowongan kerja, maka lowongan kerja tersebut hanya akan mengisi bagian staff saja.
Namun, di dalam perusahaan sektor swasta, memungkinkan bahwa pelamar kerja baru dapat menduduki jabatan sesuai dengan apa yang diminta, misalnya supervisor atau penanggung jawab.
Lowongan pekerjaan biasanya dikaitkan dengan jabatan orang yang akan mendudukinya.. maka di dalam lowongan keja saat ini, disesuaikan dengan kepangkatan. Jika ada pegawai dengan pangkat kepala, maka ia akan menerima promosi jabatan sebagai subbag, dan jika pegawai merupakan pelamar kerja baru atau tanpa pangkat aia akan menjadi staff terlebih dahulu.
Biasanya berkaitan dengan kepangkatan dan pemberian gaji juga sesuai dengan pangkatnya. Maksudnya adalah jika pegawai memiliki pangkat yang tinggi, maka biasanya akan menerima upah yang tinggi dibanding yang belum memiliki pangkat.
Dalam pasar kerja ekstern juga terdapat kelemahannya antara lain:
Tingginya biaya yang dikeluarkan untuk melakukan proses rekruitmen tenaga kerja.
Proses untuk mendapatkan pelamar lama karena pelamar kerja harus melalui tahapan test yang bermacam-macam
Perusahaan juga lama untuk menentukan mana tenaga kerja terbaik yang akan diterima untuk bekerja di perusahaannya. Sehingga membuat pelamar juga lama untuk mendapatkan pekerjaan.
Pasar Kerja Utama dan Pasar Kerja Biasa
Lebih menekankan pada lingkungan pekerjaan dan juga orang-orang yang bekerja didalamnya. Ada beberapa ciri-ciri pasar kerja utama dan pasar kerja biasa.
Contoh pasar kerja utama adalah Batik Keris. Ciri-ciri pasar kerja utama :
Skala perusahaan besar. Biasanya ditandai dengan modal yang besar, jumlah pegawai yang banyak serta hasil produksi yang besar.
Manajemen perusahaan baik. Dalam pasar kerja utama, ada pemisahan yang baik antara kekayaan pribadi serta kekayaan perusahaan. Sehingga hal ini dapat memperlihatkan bagaimana keuangan perusahaan itu sendiri.
Pegawai pada umumnya mempunyai pendidikan dan ketrampilan tinggi. Hal ini dikarenakan perusahaan yang ada dalam kategori pasar kerja utama memiliki standart pendidikan yang ditentukan untuk menunjang kegiatan perusahaan.
Produktivitas tinggi. Hal ini dikarenakan perusahaan berskala besar, manajemen perusahaan yang baik dalam mengatur kegiatan perusahaan serta pegawai yang mempunyai standart pendidikan yang tinggi sehingga menunjang kegiatan produksi perusahaan yang menghasilkan produktivitas yang tinggi dan berkualitas.
Upah atau gaji tinggi. Hal ini dikarenakan tingkat produktivitas perusahaan yang tinggi sehingga penghasilan perusahan menjadi meningkat serta upah dan gaji pegawai.
Jaminan sosial baik. Karena perusahaan memiliki segalanya dengan baik, serta hasil kerja dari pegawai yang menghasilkan produktivitas yang tinggi, maka perusahaan mampu memberikan jaminan sosial yang baik kepada pegawai mereka.
Lingkungan pekerjaan yang menyenangkan. Biasanya para pegawai akan merasa nyaman jika lingkungan antar pegawai memiliki tingkat pendidikan yang sama, sehingga saat berbicara maupun bekerja tidak terjadi salah paham. Selain itu biasanya perusahaan besar memiliki fasilitas dan alat pendukung pekerjaan yang lengkap sehingga menciptakan suasana yang kondusif.
Disiplin pegawai biasanya tinggi sehingga tingkat absen rendah. Hal ini dikarenakan mereka atau para pegawa merasa nyaman dan “kerasan” untuk bekerja di dalam perusahaan akibat lingkungan kerja yang aman dan kondusif.
Labornturn over kecil. Tingkat perpindahan pegawai yang kecil karena merasa nyaman tadi. Karena biasanya semakin kecil tingkat perpindahan pegawai, maka semakin baik perusahaannya.
Sedangkan pasar kerja biasa merupakan kebalikan dengan pasar kerja utama. Pada umunya perhatian lebih diberikan kepada pasar kerja biasa agar menjadi pasar kerja utama. Ciri-ciri pasar kerja biasa juga berkebalikan dengan ciri-ciri pasar kerja utama. Ada beberapa masalah-masalah yang sering timbul dalam pasar kerja biasa, yakni :
Karena rendahnya manajemen perusahaan, maka perusahaan kurang berkembang dengan baik. Pada pasar kerja utama dijelaskan bahwa kekayaan antara perusahaan dan pribadi dibeakan. Namun berbeda dengan ini, sering disebut dengan “manajemen stagen”. Hal ini dikarekan entah uang perusahaan atau uang pribadi dicampur menjadi satu.
Karena faktor lingkungan. Berbeda dengan lingkungan pasar kerja utama yang lingkungannya kodusif, aman dan nyaman untuk bekerja, pasar kerja biasa biasanya lingkungannya kurang aman karena kurangnya security, serta peralatan dan teknologi yang kurang menunjang kegiatan perusahaan.
Karena lingkungan yang tidak mendukung serta rendahnya sistem manajemen perusahaan, maka perusahaan tidak mampu bersaing dengan perusahaan lain, serta tidak mampu membayar upah pegawai dan memberi jaminan sosial dengan baik.
Bagaimana penyelesaian atau solusi untuk masalah-masalah diatas? Ada beberapa cara dalam memberi solusi bagi maslah di dalam pasar kerja biasa.
Memberi latihan manajemen, memberi subsidi produksi , kemudahan dalam membeli bahan baku serta membantu dalam pemasaran produksi. Latihan dalam memanajemen perusahaan merupakan hal yang penting yang harus dilakukan. Selain itu kemudahan dalam membeli bhan baku juga sangat diperlukan bagi pasar kerja biasa. Misalnya saja kemudahan dala membeli kedelai bagi pembuat tempe dan tahu yang saat ini masih langka. Setelah itu pemerintah harus membantu memasarkan produksi perusahaan.
Menambah ketrampilan para pekerja di pasar kerja biasa dengan cara pendidikan dan pelatihan. Hal ini dilakukan agar pekerja dari pasar kerja biasa memiliki ketrampilan khusus sehingga dapat berpindah ke pasar kerja utama.
Pasar Kerja Tenaga Terdidik dan Tidak Terdidik
Adalah jenis pasar kerja dimana membutuhkan persyaratan dengan kualifikasi khusus yang biasanya diperoleh melalui jenjang pendidikan formal. Dalam jenis pasar kerja ini, pencari kerja dan pencari tenaga kerja membutuhkan waktu yang lama karena masing-masing mencari dan menyesuaikan dengan yang diinginkan.
Pada tenaga kerja terdidik, pada umumnya memounyai tingkat produktifitas yang tinggi dibanding tenaga kerja tidak terdidik. Hal ini dikarenakan tenaga kerja terdidik biasanya memilih pekerjaan yag sesuai dengan dengan keahliannya shingga lebih maksimal produksinya dibanding dengan tenaga kerja tidak terdidik yang asal mendapat pekerjaan.
Penyediaan harus melalui sistem sekolah yang memerlukan waktu lama daripada tenaga tidak terdidik. Normalnya, tenaga terdidik menempuh pendidikan SD selama 6 tahun, SMP 3 tahun, SMA 3 tahun serta S1 selama 4 tahun. Ini membutuhkan waktu yang lama dibanding dengan tenaga kerja tidak terdidik yang tidak sekolah.
Tenaga kerja terdidik lebih mudah dipengaruhi melalui berbagai kebijakan pemerintah dibidang pemerintah dibanding dengan tenaga tidak terdidik.
Tenaga kerja terdidik pada umunya berasal dari keluarga berada. Karena pendidikan juga memerlukan biaya yang tidak sedikit. Jika keluarga tidak mampu untuk membiayai pendidikan, maka tenaga kerja tersebut akan menjadi tenaga kerja tidak terdidik.
Tenaga kerja tidak terdidik dalam mendapat pekerjaan tidak memerlukan waktu yang lama untuk proses seleksi. Hal ini karena biasanya tenaga tidak terdidik mau bekerja apa saja, sedangkan tenaga kerja terdidik sering melamar pekerjaan di perusahaan yang biasanya melakukan proses seleksi kepada calon pegawai.
Karena hal-hal diatas tersebut, maka basanya tenaga kerja terdidik lebih lama menganggur daripada tenaga kerja tidak terdidik.
Hari/tanggal : Senin, 7 Oktober 2013
Mengapa tenaga kerja terdidik lebih lama menganggur dibanding tenaga kerja tidak terdidik?
Memilih-milih pekerjaan yang sesuai dengan kualifikasi. Biasanya tenaga terdidik mempunyai banyak kemauan jika bekerja, berbeda dengan tenaga tidak terdidik yang mau bekerja apa saja.
Memiliki prestise yang tinggi. Maksudnya para tenaga kerja terdidik memiliki gengsi yang tinggi dan tidak mau bekerja serabutan seperti tenaga kerja tidak terdidik.
Berorientasi ke instansi pemerintahan. Biasa tenaga terdidik memang berorientasi untuk bekerja menjadi seorang PNS.
Tenaga kerja memiliki informasi yang kurang tentang pekerjaan yang diminatinya.
Tidak terampil atau kulifikasi tidak sesuai. Sarjana biasanya hanya memiliki titel sebagai sarjana serta memiliki ilmu teorinya saja. Sedangkan pekerjaan di dunia perusahaan jauh berbeda dengan apa yang diajarkan.
Kurangnya motivasi dari dosen kepada mahasiswa sehingga analisis dalam pemecahan masalah tidak tajam.
Orang tua tenaga terdidik biasanya sudah mampu, jadi tanpa bekerja semua kebutuhan tenaga kerja tersebut sudah dapat terpenuhi.
Lalu bagaimana solusi terhadap masalah diatas? Menurut saya solusi yang terbaik antara lain yakni dengan cara memberi ketrampilan khusus kepada calon tenaga kerja tersebut sesuai dengan apa yang nantinya akan diperlukan di dalam dunia kerja. Selain itu, jika ingin atau berorientasi kerja ke sektor pemerintahan, maka jika belum ada lowongan pekerjaan sebaiknya juga bersedia untuk bekerja di sektor swasta dahulu, istilahnya sebagai batu loncatan.
Pasar Tenaga Kerja Sektor Pemerintah dan Sektor Swasta
Pasar tenaga kerja di sektor pemerintah menyerap tenaga kerja yang paling banyak dari tenaga kerja terdidik. Karena sektor pemerintah meliputi PNS, TNI, Polri, BUMN atau pejabat tinggi lainnya. Tapi mengapa tenaga kerja terdidik lebih banyak memasuki sektor pemerintahan?
Tingkat pendapatan lebih baik dari sektor swasta. Lebih baik disini artinya a.) di sektor pemerintahan, gaji diberikan lebih tepat waktu dan tidak pernah ditunda. Berbeda dengan swasta yang biasanya ada penundaan karena hari libur misalnya. b.) di sektor pemerintah, gaji dibayarkan diawal kerja dan buka seperti swasta yang bekerja dahulu baru dibayar. Namun jika berbicara tentang besar kecilnya gaji, di sektor swasta memang memiliki jumlah gaji lebih besar dari sektor pemerintah.
Pengaturan dan penyediaan jamian sosial lebih baik dari sektor swasta. Misalnya adalah dana pensiun, dana kematian, asuransi kesehatan, asuransi anak, dll. Maksud dari pengaturan lebih baik adalah 1) jika di sektor pemerintahan, jaminan sosial sudah disertakan dan dipotong dengan gaji, 2) di pemerintah karena biaya jaminan sosial tersebut sudah dipotong, maka kita tidak perlu bingung dalam membayar premi tersebut dan tidak perlu sibuk memikirkan hal tersebut sehingga fokus saja dengan pekerjaannya. Berbeda dengan swasta yang gajinya belum dipotong dengan jaminan-jaminan sosial tersebut sehingga harus mengatur sendiri untuk pembayaran premi-premi tersebut.
Kepastian pekerjaan akan lebih baik dibanding sektor swasta. Artinya, di sektor pemerintah tidak akan ada PHK seperti di sektor swasta. Namun di pemerintah terdapat perampingan departemen atau bagian. Misalnya pada jaman Presiden GusDur terdapat perampingan, beberapa departemen di hilangkan, namun pegawai dari departemen yang dihilangkan tersebut tidak di PHK melainkan pegawainya di distribusikan ke departemen lain.
Kesempatan untuk maju dan meningkatkan karier lebih baik daripada sektor swasta. Hal ini dikarenakan didalam pemerintahan, jabatan karier atau jabatan tertinggi diduduki berdasarkan prestasi dan masa kerja. Berbeda dengan swasta yang jbatan tertingginya biasanya diduduki oleh pemilik perusahaan atau keluarga pemilik.
Alasan prestise. Biasanya orang yang bekerja di sektor pemerintahan lebih dihormati dan dan merasa memilik prestise yang tinggi dibanding dengan bekerja di sektor swasta.
Sektor Formal dan Sektor Informal
Sektor formal masuk dalam pasar kerja utama. Pasar kerja sektor formal memiliki ciri-ciri antara lain ; mencangkup perusahaan-perusahaan yang memiliki status hukum misalnya CV, PT, koperasi ; adanya pengakuan dan ijin usaha; umumnya perusahaan formal berskala besar, karena memiliki status hukum dan ijin usaha tersebut.
Sedangkan ciri-ciri sektor informal antara lain:
Merupakan gabungan dari bekerja atau usaha mandiri.
Bekerja dibantu oleh pekerja keluarga. Atau biasanya dalam menerima pegawai tidak memerlukan rekruitmen yang rumit, sehingga siapa yang ingin bekerja dapat bergabung.
Bekerja tidak tetap dan biasanya tidak dibayar. Hal ini jika sektor usahanya adalah usaha keluarga.
Bila dilihat dari status pekerjaannya, maka sektor informl menyerap tenaga kerja yang cukup banyak yakni hampir 60% penduduk indonesia yang bekerja di sektor informal pada tahun 2006.
Banyak definisi yang berbeda tentang sektor informal ini. Namun V. Sethuraman berpendapat bahwa sektor informal mengandung hal-hal sebagai berikut :
Sektor informal menggunakan teknologi yang tradisional. Maksudnya alat-alat yang digunakan masih tradisional.
Memproses bahan-bahan lokal. Misalnya adalah jagung, singkong.
Tidak punya akses terhadap permodalan. Maksudnya disini adalah tidak berhubungan dengan bank-bank yang menyediakan modal.
Tidak terjangkau oleh sistem perijinan dan perpajakan. Karena sistem informal tidak memiliki ijin usaha yang resmi seperti sektor formal, maka tidak ditarik pajak.
Bermodal kecil. Modal yang dimaksud disini adalah uang yang sedikit atau tidak besar.
Namun pendapat diatas tersebut kontroversial dan tidak tahan uji serta dinilai tidak jeli, karena :
Banyak sektor infomal yang menggunakan teknologi dengan listrik misalnya bengkel las. Padahal listrik bukan merupakan teknologi tradisional.
para pengrajin perak dan emas jelas tidak menggunakan bahan-bahan lokal karena di jawa tidak ada tambang emas.
Untuk permodalan, memang para pengusaha informal ini lebih memilih menggunakan rentenir yang dinilai lebih praktis dan memberi manfaat ganda. Disamping itu banyak bank yang memberi pinjaman dengan bunga murah misalnya KCK, KIK, KMKP, dsb.
Meskipun didalam sektor informsl tidak diberlakukan pajak, namun di tingkat lokal masih dikenakan retribusi.
Modal di dalam usahan tidak hanya berupa uang. Jika sektor informal memiliki uang yang tidak besar, biasanya ada modal lain yang dimiliki misalnya tanah, bangunan atau kendaraan.
Dari hal diatas, maka dapat disimpulkan bahwa karakteristik sektor informal adalah sebagai berikut :
Kegiatan usaha sektor informal umumnya sederhana. Sehingga tidak terlalu bergantung pada kerjasama banyak orang dan sistem pembagian kerja yang ketat
Skala usaha relatif kecil dan dapat dilakukan secara bertahap.
Pada umumnya tidak mempunyai ijin usaha seperti SIUP
Karena usaha relatif sederhana dan skala usaha kecil, maka mudah untuk bekerja disektor informal
Tingkat penghasilannya cukup rendah jika dibandingkan dengan sektor formal, meskipun kadang-kadang keuntungannya cukup tinggi.
Usaha sektor informal sangat beranekaragam.
Karena hal-hal diatas maka sektor usaha infromal mampu menyerap cukup banyak tenaga kerja sehingga menjadi katup pengaman untuk menampung ledakan penduduk didalam pasar kerja. Untuk itu sektor usaha informal perlu dibina dan dipertahankan agar tetap eksis dan semakin berkembang. Namun pembinaan dilakukan dengan cara yang berbeda beda sesuai dengan jenis usahanya. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi kerugian baik pemerintah maupun usahanya. Pembinaan dapat dilakukan antara lain :
Mendorong usaha sektor informal menjadi sektor formal. Hal ini dilakukan dengan cara :
Dukungan modal, karena biasanya sektor informal memiliki modal yang relatif kecil.
Latihan manajerial. Biasanya dalam sektor informal, kemamppuan manajerial masih rendah sehingga dibutuhkan latihana manajerial.
Pengetahuan teknis. Pada sektor informal biasanya tenaga kerja memiliki pengetahhuan tentang teknis yang masih minim, untuk itu perlu adanya pelatihan guna peningkatan kemampuan teknis.
Hal ini dilakukan agar meningkatkan kemampuan dan penghasilan usaha, meningkatkan kesmpata kerja di sektor informal serta lebih mudah dicatat sebagai wajib pajak.
Menigkatkan usaha dalam sektor informal yang sama.
Relokasi agar tidak menimbulkan kerugian sosial baik bagi masyarakat ataupun dirinya sendiri.
Mengaihkan usaha yang sama sekali tidak berprospek ke usaha yang lain