Muhammad Faqih Nidzom, Muhammad Taqiyuddin, Ahmad Rijal Khoirudin,
Ahmad Luqman Sudarsono, Muhammad Safari: Tela’ah Robotika Ibnu Ismail AlJazari
DOI : 10.24014/af.V19i2.11815
TELA’AH ROBOTIKA IBNU ISMAIL AL-JAZARI
Muhammad Faqih Nidzom
Universitas Darussalam Gontor
[email protected]
Muhammad Taqiyuddin
Universitas Darussalam Gontor
[email protected]
Ahmad Rijal Khoirudin
Universitas Darussalam Gontor
[email protected]
Ahmad Luqman Sudarsono
Universitas Darussalam Gontor
[email protected]
Muhammad Safari
Universitas Darussalam Gontor
[email protected]
Abstract
The development of technology in the 4.0 era is very significant, and
robotics is part of technological advances that can be felt today. He
has helped a lot in human development and civilization in all aspects.
When it comes to robotics, the name Da Vinci is undoubtedly the front
guard. Even though there are also Muslim scientists who we are aware
of their contribution to in robotics, namely Abū al-'Iz Ibn Ismā'īl ibn alRazāz al-Jazarī or better known as Al-Jazari. This article discusses the
concept of robotics according to al-Jazari and its contribution to
technological development using qualitative methods. Here it is found
that the study of technology developed by Muslim scientists, especially
al-Jazari, makes use of the natural forces in the surrounding
environment to facilitate their work. Pure technology and utilitarian
technology which is a branch of the technology developed by al-Jazari,
resulted in an ingenious invention, namely the third water treatment
device. Al-Jazari combines the two branches of knowledge into a
mechanical tool that has never been found before. Since the beginning
he has emphasized the importance of experimentation and proper
observation, as well as paying attention to the axiological or objective
aspects of science and the findings.
Keywords: Robotics, Al-Jazari, Islamic Science, Islamic Civilization
281
Al-Fikra : Jurnal ilmiah Keislaman, Vol.19, No.2, Juli – Desember 2020 ( 281 - 292)
DOI : 10.24014/af.V19i2.11815
PENDAHULUAN
Saat berbicara tentang Robotika,
maka nama-nama seperti ilmuan Barat
sangat mudah dikenal. Misalnya Da
Vinci, yang lahir di abad ke-12 masehi.
Demikian persepsi umum, bahwa
kemodernan dan teknologi, dimulai oleh
para penemu. Yang secara umum
dikenal dari dunia Barat; yakni Eropa.
Lebih tepatnya dari pemikir sekaligus
pelukis terkenal pemilik nama lengkap
Leonardo da Vinci tersebut. Padahal
sebelum era da Vinci ada seorang tokoh
ilmuan muslim yang brilian di bidang
teknologi bernama Ibnu Ismail AlJazari.(Budiharto, 2014: 32)
Pada
masa
kemajuan
dan
kemampuan yang dimiliki manusia dalam
menciptakan berbagai macam teknologi,
ditandai
dengan
revolusi
industri
pertamamelalui penemuan mesin uap
dan mengganti tenaga manusia dengan
mesin pada sektor industri yang ada di
Inggris pada tahun 1748 M. Penemuanpenemuan teknologi baru terus berlanjut
dan berkembang hingga mengantarkan
pada revolusi industri kedua yang telah
memperkenalkan penggunaan energi
listrik sebagai sumber tenaga penggerak
mesin industri serta revolusi ketiga. Hal
itu dapat dikenali dengan digunakannya
peralatan elektronik dan teknologi
informasi untuk otomatisasi industri
sehingga
mesin
industri
tidak
mengandalkan tenaga manusia secara
total; melainkan pada program yang
sudah ada dalam mesin dan sistem
teknologi tersebut.(Zielinska, 2019)
Pencapaian umat Islam di masa
lalu, hingga mencapai keemasannya
adalah bukti nyata bahwasannya ilmu
pengetahuan telah banyak ditemukan
dan dikembangkan. Namun pada zaman
ini fakta tersebut terbalik,Peradaban
Baratlah yang mengklaim, dengan
banyak mengadopsi karya-karya ulama
muslim terdahulu.Dari sini terlihat bahwa
Barat
saat
ini
terdepan
dalam
kemodernannya.(Donald R Hill, 199: 54)
Namun di samping beberapa hal dari
banyaknya manfaat dan tujuan dari
teknologi robotika, nyata pula ditemukan
beberapa aspek negatif. Ada hal yang
berbenturan dari aspek dan tujuan
teknologi robotika pada saat ini
menjadikan manusia kehilangan skill,
memiliki rasa malas dan kurang bergerak
bahkan digunakan untuk hal-hal yang
bahkan dapat membawa bahaya bagi
manusia dan kemanusiaan itu sendiri.
Karena, menjadikan teknologi robot
sebagai
tujuan
dari
kehidupan.
Sebaliknya, dalam peradaban Islam,
segala
bentuk
penemuan
dan
penciptaan teknologi adalah berorientasi
kepada
pemenuhan
kesejahteraan
manusia serta maslahatnya.(Abdullah,
2018)
METODE PENELITIAN
Kajian
model
pustaka
ini,
melibatkan penelitian kualitatif berbasis
kajian literatur. Terbatas pada tokoh
saintis muslim, yakni al-Jazari. Secara
khusus
menyoroti
tentang
karyakaryanya bidang teknik dan mekanika. Di
antara beberapa karya dan sumber
primer yang dikaji adalah Kitāb fī ma'rifat
al hiyal al Handasiyya yang telah diedit
dan diterjemahkan ke dalam bahasa
Inggris oleh Donald Routledge Hill.
Selain itu, turut mengambil pendapat
para ahli bidang sejarah sains. Misalnya,
George Sarton hingga A.I. Sabra.
Karena banyaknya karya al-Jazari, kajian
ini, secara khusus menyoroti bidang
robotika.
PEMBAHASAN
Biografi Ibnu Ismail Al-Jazari
Nama lengkapnya adalah Abu alIzz Ibn Ismail ibn Al- Razaz al-Jazari. Ia
adalah seorang Ilmuwan Muslim yang
berasal
dari
daerah
Al-Jazira
(Mesopotamia), di wilayah antara sungai
Tigris dan Efrat. Tidak diketahui secara
282
Muhammad Faqih Nidzom, Muhammad Taqiyuddin, Ahmad Rijal Khoirudin, Ahmad Luqman
Sudarsono,
Muhammad
Safari:
Tela’ah
Robotika
Ibnu
Ismail
Al-Jazari
DOI : 10.24014/af.V19i2.11815
pasti kapan dan di mana tepatnya ia
dilahirkan. Jika dilacak dari 11 manuskrip
yang dikomentari oleh Donald R. Hill,
bahwa menilik karya al-Jazari yang
cukup terkenal; yakni Kitab fi ma’rifati alhiyal al-handasiyya; maka sekurangnya
al-Jazari telah menulis karyanya terakhir
kali pada abad ke 13 (1200-1300). Itu
pun, masih dianggapnya belum selesai.
Sehingga, diperkirakan ia lahir pada
akhir abad ke 12. Ia dikenal sebagai
seorang
ahli
teknik
yang
telah
mengabdikan diri pada masa kerajaan
Urtuq atau Artuqik di Diyar Bakir dari
kisaran tahun 1174 – 1209. Dalam kurun
waktu pada masa ia mengabdikan diri AlJazari menciptakan replika otomatis
berbentuk robot Manusia (Humanoid)
yang dapat diprogramkan melalui tenaga
kinetik dan bisa mengembangkan prinsip
Hidrolik untuk menggerakkan ‘robot’
tersebut.(Ibn al-Razzaz, 1975: 3-5)
Di dalamnya menjelaskan 50 hasil
karya tentang peralatan mekanik berikut
penjelasan intruksi dan bagaimana
teknik perakitannya.(Tibbetts, 1975: 20)
Dengan
kemauan
dirinya
ia
mengabdikan diri untuk menjadi kepala
Insinyur di Istana Artuklu, hal ini sama
seperti yang dilakukan oleh ayahnya,
yang berada di Dinasti Artuqid Mardin
memerintah di wilayah sekitar Timur
Anatolia.(Donald R Hill, 1991: 64) (Dirik,
2020)
Al-Jazari ialah seorang yang lebih
cenderung
sebagai
praktisi insinyur
daripada penemu
sebagaimana
lainnya. dan tampaknya ia lebih tertarik
pada proses pengerjaan, yang kemudian
membawanya
pada
pengetahuan
tentang kaidah dan rumus di baliknya.
Sebagian besar karya berupa mesinmesin yang berhasil ia ciptakan biasanya
dirakit secara mandiri, bahkan melalui
proses mencoba dan gagal. Hingga ia
mencapai
keberhasilan
dari
percobaannya. Dalam bukunya “al Jāmi
bayna al Ilm wa al-'amal al nafi fī sinā’at
283
al hiyal” (Himpunan antara pengetahuan
dan praktik tentang penciptaan alat-alat
teknik) menjadi sebuah karya yang
sangat populer sebagaimana telah
banyak terlihat dalam salinan manuskrip
yang berjumlah banyak, dan seperti
berulang kali dijelaskan olehnya, ia
hanya menjelaskan peralatan-peralatan
yang dibangunnya sendiri. Menurut
tokoh lain yang bernama Mayr, gaya
bahasa yang ada dalam buku tersebut
sama seperti pada buku modern do-ityourself. (Dirik, 2020) (Tibbetts, 1975)
Ada beberapa peralatannya yang
terinspirasi oleh peralatan-peralatan
yang ada pada sebelumnya, contoh
salah satu karyanya adalah jam airnya
yang
sangat
monumental,
berdasarkan percobaan
teknologi
peninggalan
Archimedes.
Ia
juga
mengutip dari karya-karya ahli teknik
sebelumnya,
seperti
Banu
Musa bersaudara dalam mengambil
inspirasi
untuk
karya
air
mancurnya, berikut pula dari al-Astrulabi
dalam hal desain jam lilin yang cukup
unik itu.
Hibat Allah ibn al-Husayn (1139)
pun turut menginspirasi al-Jazari dalam
perumusan
robot
pemain
musik
otomatis; yakni dari komentar al Husayn
tentang musical automata. Al-Jazari
melanjutkan
dengan
cara
menggambarkan perbaikan yang ia buat
terhadap hasil karya para pendahulunya,
dan menjelaskan secara detail tentang
peralatan-peralatan, teknik-teknik, dan
komponen-komponen yang merupakan
penemuan orisinilnya,dan tidak tampak
dalam hasil karya pendahulunya. Hal ini,
menjadikannya
cukup
terkenal.
Ditengarai dengan berbagai jumlah
manuskripnya dalam beragam versi.
(Hassaan,
2004)
(Khorasanizadeh,
2019)
Defenisi Robotika
Kamus Bahasa Indonesia (KBI)
mendefinisikan bahwa robot adalah alat
Al-Fikra : Jurnal ilmiah Keislaman, Vol.19, No.2, Juli - Desember 2020 ( 281 - 292)
DOI : 10.24014/af.V19i2.11815
yang dapat berupa orang-orangan dan
sebagainya ada yang bisa bergerak
(terbuat seperti hal bentuknya manusia)
yang dikendalikan oleh mesin. Istilah
robot berasal dari bahasa Czech, yaitu
dari kata robota yang berarti tenaga
kerja/buruh. Fadlisyah dan Sayuti dalam
bukunya Robot Visi menjelaskan, robot
adalah sebuah alat atau mesin yang
bekerja dan melakukan aktivitasnya
seperti halnya dengan aktifitas manusia
seperti biasanya. Dalam pembuatan
sebuah robot ada beberapa syarat yang
harus memiliki yaitu, “intelligence”,
secara normal dapat dikatakan bahwa
syarat tersebut erat kaitannya dengan
konsep
algoritma
pemrograman
komputer untuk aplikasi kontrol dan
sistem sensor gerak atau cahaya.
(Indonesia, 2008: 1312) (Fadlisyah and
Sayuti, 2009: 43)
Perkembangan teknologi informasi
serta otomasi industri sangat pesat.
Komputer sebagai bagian yang tak
terpisahkan dengan industri itu sendiri,
tidak bisa dihindari akan berintegrasi
dengan disiplin ilmu lain seperti
mekanika, elektronika, pemrograman
dan lain lain. Ketika munculnya
mekatronika atau bisa disebut ilmu
mekanika dan elektronika, yang dalam
berbagai wujudnya seperti alat-alat
industri termasuk Robot. Lalu ditambah
dengan ‘Kecerdasan Buatan’ (artificial
intelligence) yang berfungsi sebagai
otaknya, dengan itu muncullah wujud
sebuah robot yang cerdas. Robotika
adalah sebuah perpaduan berbagai
macam disiplin ilmu, khususnya ilmu
mekanik, elektronik, dan komputer.
(Zielinska, 2019) (Dirik, 2020)
Dalam
perpaduan
ini
bisa
menciptakan robot-robot yang sederhana
dan memiliki banyak manfaat bagi
manusia, baik berfungsi untuk hiburan
atau bahkan yang lebih serius,
contohnya dapat membantu dalam
berbagai bidang di industri. Sedangkan
pada
mekatronika
(mekanik
dan
elektronika) ditambahkan suatu unsur
komputer (khususnya pemrograman)
untuk menjadi otak buatan, maka
terciptalah robot yang cerdas, dengan
berbagai bentuk dan manfaatnya. Karya
Robotika adalah multidisiplin yang diatur
dengan komputer, elektronika dan
mekanika sebagai ilmu dasarnya.
Namun begitu tidak terbatas bagi
pengajar untuk melibatkan ilmu-ilmu lain
seperti biologi dan anatomi. Dengan
adanya robotics walker kit (kit robot
berkaki/ berjalan), para guru/dosen
secara tidak langsung dapat melibatkan
siswanya untuk mengamati gerakan kaki
serangga
dan
mensimulasikannya
sebelum diprogram ke robot walking kit
(yang tingginya sekitar 2, 4 atau 6 kaki).
(Schweitzer, 2003) (Fron and Korn,
2019)
Sejarah Perkembangan Robotika
Niat awal yang digagas oleh para
ilmuwan adalah berkeinginan untuk
membuat robot yang bukan berasal dari
disiplin ilmu elektronika melainkan
berasal dari disiplin ilmu biologi. Saat itu
para ilmuwan biologi ingin menciptakan
makhluk yang memiliki karakteristik
seperti yang mereka inginkan. Namun
karena keterbatasan ilmu dan teknologi
pada masa tersebut, maka keinginan
tersebut belum terwujud. Saat itu, yang
dapat diciptakan manusia hanyalah alatalat mekanik sederhana yang dapat
membantu
kehidupan
seharihari.(Fadlisyah and Sayuti, 2009: 68)
Para ilmuwan, bahkan seniman pun
turut berperan dalam sejarah muncul
terciptanya robot atas imajinasi dan
kreativitas mereka tentang robot yang
tertuang menjadi novel-novel, naskah
sandiwara dan film. Pada abad ke-19,
robot mulai dikembangkan oleh para
insinyur teknik karena keahlian mereka
dalam bidang mekanika. Setelah dikenal
ilmu teknik kendali, robot mulai dikaji
284
Muhammad Faqih Nidzom, Muhammad Taqiyuddin, Ahmad Rijal Khoirudin, Ahmad Luqman
Sudarsono,
Muhammad
Safari:
Tela’ah
Robotika
Ibnu
Ismail
Al-Jazari
DOI : 10.24014/af.V19i2.11815
oleh disiplin ilmu elektroteknik.(Sandler,
1999) (Zielinska, 2019)
Istilah robot sendiri yang pertama
kali menggunakan istilah ini pada tahun
1921 adalah Karel Capek, seorang
penulis berkebangsaan Ceko, yang
berhasil menuliskan dalam karyanya
“Rossum’s Universal Robot”. Robot
berasal dari kata robota dalam bahasa
Ceko berarti pekerja paksa. Pada tahun
1941, penulis fiksi ilmiah, Isaac Asimov
mengenalkan istilah robotika dalam
karyanya yang berjudul “Liar!”. Isaaac
Asimov tidak menyadari bahwa dialah
yang pertama kali memperkenalkan
istilah ini dan membuat orang lain
mengetahuinya. Karena ilmu dan
teknologi mengenai benda-benda elektrik
disebut
elektronika,
maka
dia
mengasumsikan bahwa istilah robotika
digunakan untuk ilmu dan teknologi
mengenai robot. (Surjono, 2011: 42)
Akhirnya disepakati bahwa robotika
merupakan teknologi dan ilmu rekayasa
robot yang meliputi perancangan,
pembuatan,
pengaplikasian,
dan
penentuan struktur, yang berhubungan
erat dengan elektronika, mekanika, dan
perangkat lunak. (Zielinska, 2019)
Seiring
berkembangnya
teknologi
komputasi dan perangkat lunak, robotika
pun mengalami perkembangan yang
sangat pesat. Perkembangan yang pesat
ini dimulai pada awal tahun 1950-an.
Pada tahun 1948, William Grey Walter
membuat robot Elmer dan Elsie, dua
robot autonomous yang berbentuk
seperti kura-kura. Pada tahun 1956,
seorang tokoh yang bernama George
Devol
dan
Joseph
Engelberger
bersepakat membentuk perusahaan
robot yang pertama di dunia. Devol
sendiri memprediksikan bahwa robot
nantinya akan menjadi bagian yang
sangat penting di dunia industri yang
bekerja sebagai operator pabrik dan
pembantu
para
pekerja
dalam
285
menjalankan mesin-mesin pabrik. (Tlale
and de Villiers, 2008)
Tahun 1961, Produk dari General
Motor yang pertama kali menggunakan
robot dalam kegiatan pabrik otomotifnya.
Di Stanford Research Institute, tahun
1966 dimulai pengerjaan terhadap
Shakey, robot yang dapat berfungsi
untuk mencari rute dan memindahkan
benda. Pada tahun 1980-an saat
elektronik
dan
komputer
sedang
berkembang sangat pesat, robot industri
semakin berkembang dan banyak
digunakan dalam pabrik. Selain robot
yang
diciptikan
untuk
membantu
manusia bekerja di pabrik, ada juga
robot yang dibutat dengan bentuk
menyerupai hewan atau manusia. Robot
semacam ini biasa disebut android,
humanoid, dan sebagainya.Pada tahun
1986, Honda memulai riset tentang
humanoid yang dinamakan E0. Setelah
menempuh bertahun-tahun dalam riset,
pada akhirnya robot ini diperkenalkan ke
publik pada tahun 2000 dengan nama
ASIMO. Selain produk dari Honda, Sony
pun tidak kalah dengan karyanya yang
bernama AIBO. Yang ia perkenalkan ke
pasar pada tahun 1999. Robot dengan
nama AIBO merupakan robot berbentuk
hewan yaitu seperti bentuk anjing yang
mampu
melihat,
berjalan,
dan
berinteraksi
dengan
lingkungan
sekitarnya.(Sandler, 1999) (Fron and
Korn, 2019)
Saat ini penggunaan robot dalam
industri-industri berat sudah marak.
Robot sebagai pekerja dalam industri
umumnya
berupa
lengan
yang
membantu kegiatan di pabrik. Lengan ini
dikendalikan oleh komputer yang telah
diprogram sedemikian rupa. Dalam
Penggunaan robot di dunia industri
diperlukan
robot
yang
dapat
mengerjakan hal yang sama secara
terus menerus sesuai dengan perintah
yang diberikan oleh operator. Gerakan
berulangnya yang presisi merupakan
Al-Fikra : Jurnal ilmiah Keislaman, Vol.19, No.2, Juli - Desember 2020 ( 281 - 292)
DOI : 10.24014/af.V19i2.11815
keunggulan robot sehingga dalam
produksi, dapat diperoleh hasil yang
tetap dan standar.
Pembuatan
Robot
sendiri
memberikan berbagai dampak negatif
dan positif, dari segi positifnya robot
dapat membantu pekerjaan di dunia
Industri di salah satu Negara yang
menggunakannya. Walaupun di salah
satu sisi penggunaan robot dalam dunia
industri dapat menyebabkan banyaknya
pengangguran, di sisi lain juuga bahwa
penggunaan robot dapat menciptakan
lapangan pekerjaan yang bersifat baik
sesusai dengan kebutuhan dalam
pembuatan robot seperti teknisi robot,
programmer,
supervisor,
dan
lainnya.(Schweitzer, 2003) (Abdullah,
2018)
Konsep Robotika Menurut Ibnu Ismail
Al-Jazari
Kedua karya utama al-Jazari, yakni
“al Jāmi bayna al Ilm wa al-'amal al nafi fī
sinā’at al hiyal” (Himpunan antara
pengetahuan
dan
praktik tentang
penciptaan alat-alat teknik) dan Kitab fi
ma’rifati al-hiyal al-handasiyya (Buku
mengenai pengetahuan tentang alat-alat
teknik) menunjukkan tentang berbagai
model serta metode perakitan sekitar
100an alat teknik yang telah berhasil ia
coba. (Kostur and Ozcan, 2019)
Ibnu Ismail Al-Jazari mendapat
gelar atau julukan sebagai Bapak
Modern
Engineering
berkat
hasil
temuan-temuannya yang sangat banyak
dan dapat mempengaruhi rancangan
mesin-mesin modern saat ini, diantara
karyanya adalah sebagai berikut: jam
kastil, jam lilin, pompa mekanik, jam
gajah, dan hampir semuanya memiliki
aspek prinsip mekanika otomatis. (Kostur
and Ozcan, 2019)
Tokoh dalam bidang teknologi
Donald Routledge Hill, menjelaskan
dalam bukunya yang berjudul “Studies in
Medieval Islamic Technology”, bahwa
hingga zaman modern ini, tidak ada
satupun dari suatu kebudayaan yang
dapat menandingi lengkapnya instruksi
untuk
baik
dalam
merancang,
memproduksi dan menyusun berbagai
macam mesin. Sebagaimana yang
disusun oleh tokoh ilmuwan muslim
yaitu, Al-Jazari. Pada tahun 1206 M, ia
berhasil
merampungkan
sebuah
karyanya dalam bentuk buku yang
berkaitan dengan dunia teknik. (Tibbetts,
1975)
Ibnu Ismail Al-Jazari berhasil
mendokumentasikan
hasil
karya
temuannya berjumlah lebih dari 50, di
dalam bukunya di tulis dan di jelaskan
secara lengkap dengan rincian berupa
gambar-gambar dalam buku tersebut. Ia
menamakan bukunya dengan judul alJami’ Bain al-Ilm Wal Amal al-Nafi Fi
Sina’at al-Hiyal (The Book of Knowledge
of Ingenious Mechanical Devices).
Dalam bukunya ini berisi tentang teori
dan praktik mekanik. Karya yang berhasil
ia temukan sangat berbeda dengan
karya ilmuwan lainnya, karena dengan
sikap atau kepiawainya yang telah
dianugrahkan
kepadanya.
Al-Jazari
menjelaskan secara detail tentang halhal yang terkait dengan mekanika, dan
menjadi kontribusi yang sangat berharga
dalam sejarah teknik. (Dirik, 2020)
Yang menarik, justru seorang
sarjana bidang Sejarah Ilmu Teknik dari
Inggris yang tertarik pada karya alJazari. Karena, pekerjaan al-Jazari dan
karyanya
menjadi
bukti
bahwa
peradaban Islam di masa lalu memiliki
sejarah perkembangan sains yang cukup
signifikan; berikut pula berkontribusi
pada peradaban setelahnya. Sehingga,
ia menyadari pentingnya karya ilmuwan
muslim Al-Jazari. Al-Jazari, menyatakan
dalam bukunya mengatakan bahwa
terdapat instruksi yang saling berkaitan
dalam
merancang,
merakit,
dan
membuat mesin. Pada tahun 1976
diadakan acara di Inggris dengan tema
286
Muhammad Faqih Nidzom, Muhammad Taqiyuddin, Ahmad Rijal Khoirudin, Ahmad Luqman
Sudarsono,
Muhammad
Safari:
Tela’ah
Robotika
Ibnu
Ismail
Al-Jazari
DOI : 10.24014/af.V19i2.11815
“World of Islam Festival”, banyak orang
yang merasa kagum dengan hasil karya
ilmuwan Muslim yaitu Al-Jazari. Ada hal
bukti, yang mana Science Museum
merekonstruksi kerja gemilang yang
berhasil Al-Jazari temukan, salah satu
karyanya yaitu jam air. Donald Hill
tertarik pada karya Al-Jazari dan
membuatnya
terdorong
untuk
menerjemahkan buku karya Al-Jazari
pada
tahun
1974
M,
proses
penerjemahan ke bahasa Inggris baru
terjadi setelah delapan abad kepergian
al-Jazari. (King, 1975)
Hasil tulisan Al-Jazari dianggap
unik karena ia berhasil memberikan
gambaran yang begitu detail dan jelas
dalam proses pembuatan dalam hal
mekanik. Karena para ahli teknik lainnya
lebih banyak mengetahui dari teori saja
atau bahkan mereka menyembunyikan
pengetahuannya dari orang lain. Terlebih
lagi ia pun menggambarkan metode
rekonstruksi peralatan yang berhasil ia
temukan. Karyanya berhasil dianggap
sebagai sebuah manuskrip monumental
dan terkenal di dunia. Dan yang
dianggap sebagai teks penting untuk
mempelajari sejarah lengkap tentang
teknologi. Dalam bukunya berhasil
diilustrasikan dengan miniatur yang
menakjubkan. Hasil kerja karnyanya ini
selalu menjadi kerap menarik perhatian
bahkan dari dunia Barat. (Cave and
Dihal, 2018)
Dengan karya gemilang al-Jazari,
para ilmuwan dan ahli teknik Muslim ini
telah membawa masyarakat Islam pada
abad ke-12 dalam masa kejayaannya.
Al-Jazari
hidup
dan
bekerja
di
Mesopotamia selama 25 tahun. Al-Jazari
mengabdikan dirinya di istana Artuqid,
pada waktu itu berada di bawah naungan
Sultan Nasir al-Din Mahmoud. Al-Jazari
memberikan kontribusi yang sangat
penting bagi dunia ilmu pengetahuan
dan masyarakat. Contoh hasil karyanya
adalah Mesin pemompa air yang
287
dijelaskan dalam bukunya, menjadi salah
satu karya yang inspiratif. Terutama bagi
para sarjana teknik dari berbagai
belahan negara-negara yang ada di
Barat. Jika melihat dari sejarah, pasokan
air untuk minum, keperluan rumah
tangga, irigasi dan kepentingan industri
merupakan hal vital dan urgen di negaranegara Muslim. Dengan demikian, yang
sering menjadi masalah adalah terkait
dengan
alat
yang
efektif
untuk
memompa air dari sumber airnya. (Csen,
2013)
Masyarakat pada zaman dahulu
memang sudah memanfaatkan sejumlah
peralatan untuk mendapatkan air.
Mereka menamakan alatnya yaitu,
Shaduf (dari Bahasa arab kata شادوف
adalah sebuah alat irigasi yang telah
dikenal
sejak
3000
SM).(Khorasanizadeh, 2019) maupun
Saqiya (mesin alat irigasi air). Alat ini
dikenal pada masa kuno, baik di negara
Mesir maupun Assyria. Alat ini terdiri dari
beberapa unsur diantaranya: balok
panjang yang ditopang di antara dua
pilar dengan balok kayu horizontal.
Sementara
Saqiya
adalah
mesin
bertenaga hewan. Mekanisme intinya
terdiri dari dua gigi. Tenaga hewan yang
digunakan seperti tenaga keledai
maupun unta. Saqiya terkenal pada
zaman Roma. Para ilmuwan Muslim
berhasil melakukan eksplorasi peralatan
ini untuk mendapatkan hasil yang lebih
memuaskan. Al-Jazari berhasil merintis
dengan menguraikan alat mesin yang
mampu menghasilkan air dalam jumlah
yang lebih banyak dibandingkan dengan
mesin
yang
ada
pada
waktu
sebelumnya. (Donald R Hill, 1991)
Al-Jazari, pada waktu itu memikul
sebuah amanat atau tanggung jawab
untuk merancang lima mesin pada abad
ketiga belas. Dua mesin pertamanya
adalah hasil modifikasi terhadap alat
Shaduf, sedangkan mesin ketiganya
adalah pengembangan dari alat Saqiya
Al-Fikra : Jurnal ilmiah Keislaman, Vol.19, No.2, Juli - Desember 2020 ( 281 - 292)
DOI : 10.24014/af.V19i2.11815
yang mana tenaga air menggantikan
dengan tenaga binatang. Satu mesin
yang sejenisnya dengan alat Saqiya
diletakkan di Sungai Yazid kota
Damaskus dan dapat diperkirakan
mampu memasok kebutuhan air di
rumah sakit yang berada di dekat sungai
tersebut. Pada mesin keempatnya ialah
mesin yang menggunakan bahan balok
dan dengan tenaga binatang. Cara
kerjanya sebuah balok akan digerakkan
secara naik turun oleh sebuah teknis
atau mekanisme yang melibatkan pada
gigi gerigi dan sebuah engkol. Pada
mesin itu diketahui bahwa mesin
pertama kalinya yang menggunakan
engkol sebagai bagian dari sebuah
mesin. Di Eropa hal ini baru terjadi pada
abad 15, dan hal itu dianggap sebagai
pencapaian yang luar biasa.(Almagro,
2007) (Csen, 2013) Gambar 1: Model
Pompa Shaduf al-Jazari
Pada dasarnya sebuah mesin
engkol merupakan peralatan mekanis
yang sangat penting setelah adanya
roda. Karena menghasilkan gerakan
berputar yang akan terus menerus. Pada
masa sebelumnya memang sudah
ditemukan mesin engkol, tapi digerakkan
dengan tangan. Sedangkan, engkol yang
terhubung dengan sistem roda di sebuah
mesin yang berputar akan berbeda.
Penemuan mesin engkol sejenis itu oleh
sejarawan
pada bidang
teknologi
dianggap sebagai peralatan mekanik
yang paling penting khususnya bagi
orang-orang Eropa yang hidup pada
awal abad ke-15. Bahkan tokoh di Eropa,
Bertrand Gille menyatakan bahwa sistem
tersebut sebelumnya tak ada yang
mengetahui
dan
sangat
terbatas
penggunaannya.(Cora
and
Csahin,
2020)
Pada tahun 1206 M, mesin engkol
yang terhubung dengan sistem roda
sepenuhnya dikembangkan pada mesin
pemompa air yang dibuat Al-Jazari. Hal
ini dilakukan pada abad ke-3 sebelum
Francesco di Giorgio Martini. Mesin
kelima yang berhasil Al-Jazari temukan,
ialah mesin pompa yang digerakkan oleh
air: Gambar 2: Prototipe Pompa alJazari
Ini merupakan peralatan yang
memperlihatkan kemajuan lebih radikal.
Gerakan roda air yang berada dalam
mesin itu menggerakkan piston yang
saling berhubungan. Kemudian, silinder
piston tersebut dapat terhubung dengan
pipa penyedot. Lalu pipa penyedot
tersebut dapat menyedot air dari sumber
air dan membagikannya ke sumber atau
sistem pasokan air. Pompa ini adalah
contoh
awal
dari
double-acting
principle.(Vullo, 2020: 71–75) (Ibn alRazzaz, 1975: 236)
1. Beberapa Karya Ibnu Ismail AlJazari
a. Dispenser Minuman Otomatis
288
Muhammad Faqih Nidzom, Muhammad Taqiyuddin, Ahmad Rijal Khoirudin, Ahmad Luqman
Sudarsono,
Muhammad
Safari:
Tela’ah
Robotika
Ibnu
Ismail
Al-Jazari
DOI : 10.24014/af.V19i2.11815
Perangkat ini berupa semacam
dispenser zaman modern, namun dibuat
dari rangkaian kubah yang digerakkan
oleh tenaga air. Di bagian paling bawah,
terdapat model robot penuang air secara
otomatis. Pada bagian paling atas
terdapat penunggang kuda, yang
sebenarnya juga rangkaian robot yang
digerakkan oleh roda gigi yang
terhubung dengan gerakan air sebagai
sumber tenaganya. Di tengah kubah,
berdiri robot penanda (kemungkinan)
tingkat keberadaan air yang terdapat di
dalam kubah tersebut. Sehingga,
memberitahukan si pemilik kapan harus
menuang kembali air ke dalam tempat
tersebut. Air yang mengalir dalam
dispenser, melalui sekelompok robot
kecil/manekin yang memegang alat
musik. Aliran air membuat robot tersebut
bergerak dan memainkan nada tertentu;
barulah mengalir ke robot paling bawah,
yang berfungsi menuangkan air ke
dalam cawan untuk diminum. Gambar 3:
Robot pada Dispenser Minum
orbit matahari dan bulan. Fitur inovatif
dari perangkat itu adalah beberapa
penanda dalam bentuk bulan sabit
hingga bulan yang penuh yang seolah
melakukan perjalanan melintasi puncak
gerbang yang digerakkan oleh gerobak
tersembunyi, dan menyebabkan pintu
otomatis
terbuka,
masing-masing
mengungkapkan manekin setiap jam,
fitur inovatif lainnya adalah kemampuan
untuk memprogram ulang panjang siang
dan malam untuk memperhitungkan
perubahan mereka sepanjang tahun:
(Ibn al-Razzaz, 1975: 241–42). Gambar
4: Model Robot
c. Jam Lilin
Salah satu karya al-jazari adalah
model Jam Lilin. Menurut Donald Hill, alJazari menggambarkan jam lilin paling
canggih yang diketahui hingga saat ini.
Hill menggambarkan salah satu jam lilin
al-Jazari sebagai berikut: Gambar 5:
Robot pada Jam Lilin
b. Jam Kastil
Jam astronomi terbesar Al-Jazari
adalah "jam kastil", yang merupakan
perangkat kompleks yang tingginya
sekitar 11 kaki (3,4 m), dan memiliki
beberapa fungsi selain pencatatan
waktu, ini termasuk tampilan zodiak dan
289
Al-Fikra : Jurnal ilmiah Keislaman, Vol.19, No.2, Juli - Desember 2020 ( 281 - 292)
DOI : 10.24014/af.V19i2.11815
Lilin yang tingkat membakarannya
diketahui membosankan dibagian bawah
topi dan sumbunya melewati lubang, lilin
yang dikumpulkan dalam indentasi dan
dapat dihilangkan secara berkala
sehingga
tidak
mengganggu
pembakaran yang stabil, bagian bawah
lilin diistirahatkan dalam hidangan
dangkal yang memiliki cincin disisinya
yang terhubung melalui katrol ke
penyeimbang, Ketika lilin terbakar dan
berat akan mendorong ke atas dengan
kecepatan konstan.(Ibn al-Razzaz 1975,
217)
d. Jam Gajah
Pada tahun 1206 M, al-Jazari
membuat karyanya yaitu Jam Gajah
yang bekerja dengan tenaga air dan
berat benda untuk menggerakkan secara
otomatis sistem mekanis, yang dalam
interval tertentu akan memberikan suara
simbal dan burung berkicau. Pada
prinsip inilah yang berhasil mengilhami
dalam pengembangan robot pada masa
sekarang.
Sekarang ini replika jam gajah
tersebut disusun kembali oleh para tokoh
di Inggris dan menaruhnya di London
Science Museum, sebagai bukti dalam
menghargai atas karya besar yang telah
ia temukan.(Donald R Hill, 1991).
Bagian-bagiannya
yang
bergerak
diotomatisasi
menggunakan
timer
bertenaga
air
yang
terinspirasi
olehmekanisme India yang dikenal
sebagai ghatika-timer jam adalah
mangkuk yang perlahan-lahan akan
tenggelam ke dalam tangki air yang
tersembunyi.
Selain menceritakan waktu, jam
bertenaga air yang indah ini adalah
simbol
status,
kemegahan,
dan
kekayaan. Gambar 6: Model Robotika
Jam Gajah al-Jazari
Penemuan delapan abad yang lalu
ini adalah merupakan sebuah penemuan
yang luar biasa dan sangat rumit pada
masanya, prinsip kerja dari jam ini
merupakan sebuah kerja mesin yang
menakjubkan dan jam ini juga memiliki
tampilan luar yang kalah istimewanya.
Al-jazari sengaja merancang alat yang
dinamakan jam gajah (elephant clock)
dalam rangka mengkokohkan citra islam
sebagai agama yang universal, jam ini
dibuat oleh al-jazari bukan hanya sebuah
mahakarya yang indah untuk dilihat
tetapi
memiliki
mekanisme
yang
disatukan dengan hati-hati. Model jam ini
setinggi 9 meter yang ditampilkan di Ibn
Battuta Shoping Mall di Dubai. (Yassi,
2017)
e. Robot Pemain Musik
Band robot musikal karya Al-jazari
ini menggambarkan air mancur dan
automata musik dimana aliran air
bergantian dari satu tangki besar ke
tangkibesar lainnya pada interval perjam
atau setengah jam, operasi ini dicapai
melalui
penggunaan
switching
hidrolik.Kelompok band ciptaan al-jazari
ini terdiri dari dua penabuh dram,
seorang peniup harpa, dan pemain
suling yang berada diatas perahu
terapung di danau. Gambar 7 Robot
Pemain Musik Otomatis
290
Muhammad Faqih Nidzom, Muhammad Taqiyuddin, Ahmad Rijal Khoirudin, Ahmad Luqman
Sudarsono,
Muhammad
Safari:
Tela’ah
Robotika
Ibnu
Ismail
Al-Jazari
DOI : 10.24014/af.V19i2.11815
Karya al-jazari ini menggunakan
prinsip hidrolik untuk menggerakkan
mesin yang dikenal sebagai mesin robot
pada masa ini. Ia menciptakan
sekelompok ‘robot’ pemain musik
otomatisyang merupakan perahu dengan
empat musisi otomatis yang mengapung
di danau ini untuk menghibur paa tamu
di pesta minum kerajaan.(Donald R Hill,
1991)
Itulah
diantara
keberhasilan
teknologi yang berkembang di zaman
peradaban Islam yang gemilang.Ini tak
bisa dilepaskan dari berkembangnya
kajian Islam yang dikembangkan oleh
para
ilmuwan
muslim
yang
memanfaatkan
kekuatan
alam
dilingkungan sekitar mereka untuk
memudahkan
pekerjaan
mereka.
Teknologi murni dan teknologi utilitarian
yang merupakan cabang dari teknologi
yang dikembangkan oleh al-Jazari,
menghasilkan penemuan cerdik yaitu
alat
pengolah
air
ketiga.Al-Jazari
menggabungkan kedua cabang ilmu
tersebut menjadi sebuah alat mekanika
yang
belum
pernah
ditemukan
sebelumnya. Sejak awal ia telah
menekankan pentingnya eksperimentasi
dan observasi yang tepat dan tidak akan
memberikan banyak kepercayaan pada
temuan yang tidak dibuktikan oleh
eksperimen. (Ibn al-Razzaz, 1975: 7–8)
KESIMPULAN
Menjadi sedikit kejelasan, bahwa
kejayaan peradaban Islam ditandai
291
dengan
perkembangan
ilmu
pengetahuan dan teknologi. Yang
khususnya dihasilkan oleh ilmuwan
muslim itu sendiri; baik berupa modifikasi
atas sains peradaban sebelumnya,
hingga penciptaan teknik baru. Hal ini
tidak terlepas dari etos ilmiah dan
semangat berkontribusi para ilmuwan
terhadap komunitasnya. Al-Jazari adalah
contoh dari fenomena tersebut. Yang
menarik, justru berbagai karyanya
menginspirasi
perkembangan
pengetahuan di Eropa masa itu. Hingga
kini, kajian tentang al-Jazari pun masih
marak dilakukan. Yakni, melalui editing
(tahqīq) manuskrip maupun salinan dari
manuskrip tersebut. Semangat tersebut,
mestinya dapat kita teladani dalam
konteks Islam, yakni thalab al-ilm
(seeking for the knowledge). Yang
khususnya diawali dengan ilmu agama
yang fardhu ‘ain, yang harus berujung
pada semangat keilmuan lainnya; yakni
berupa fardhu kifayah seperti teknik,
mekanika, dan lainnya..
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Shahino Mah. 2018. “Intelligent
Robots and the Question of Their
Legal
Rights:
An
Islamic
Perspective.”
Islam
and
Civilisational Renewal ICR Journal
9
Almagro, Antonio. 2007. “Preserving the
Architectural
Heritage
of
AlAndalus. From Restoration to
Virtual Reconstruction.” Al-Masaq:
Islam
and
the
Medieval
Mediterranean.
Budiharto, Widodo. 2014. “Robotika
Modern, Teori Dan Implementasi.”
CV Andi.
Cave, Stephen, Kanta Dihal. 2018.
“Ancient Dreams of Intelligent
Machines: 3,000 Years of Robots.”
Nature 559 (7715)
Cora, Omer Necati, and Mustafa Ergin
Csahin. 2020. “Turkish Journal of
Al-Fikra : Jurnal ilmiah Keislaman, Vol.19, No.2, Juli - Desember 2020 ( 281 - 292)
DOI : 10.24014/af.V19i2.11815
Electromechanics & Energy in Its
Fifth Year, and Portrait of a Pioneer
in Engineering: Al-Jazari.” Turkish
Journal of Electromechanics and
Energy 5 (1).
Csen, Zekai. 2013. “Ancient Water
Robotics and Abou-l Iz Al-Jazari.”
Water Science and Technology:
Water Supply 13 (3)
Dirik, Mahmut. 2020. “Al-Jazari: The
Ingenious Inventor of Cybernetics
and Robotics.” Journal of Soft
Computing and Artificial Intelligence
1 (1)
Fadlisyah, Fadlisyah, and M Sayuti.
2009. “ROBOT VISI.” Graha Ilmu.
Fron, Christian, and Oliver Korn. 2019.
“A Short History of the Perception
of Robots and Automata from
Antiquity to Modern Times.” In
Social
Robots:
Technological,
Societal and Ethical Aspects of
Human-Robot Interaction, 1–12.
Springer.
Hassaan, G A. 2004. “Banu Musa, the
Founders of Automatic Control in
the 9th Century.” In Proceedings of
the MDP-8, Cairo University
Conference on Mechanical Design
and Production, Cairo, Egypt
Hill, Donald R. 1991. “Mechanical
Engineering in the Medieval near
East.” Scientific American 264 (5)
Ibn al-Razzaz, Al-Jazari. 1975. The Book
of
Knowledge
of
Ingenious
Mechanical Devices (Kitab Fi
Ma’rifat Al-Hiyal Alhandasiyya).
Edited by Donald Routledge Hill.
Dordrecht: Springer.
Indonesia, Tim Penyusun Kamus
Bahasa. 2008. Kamus Besar
Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat
Bahasa.
Khorasanizadeh, Mohammad. 2019.
“Comparative Study of Illustration of
Three Manuscripts from the ‘Kitab
Al-Hiyal’ Written by Badi’al-Zaman
Al-Jazari.” Scientific Journal of
Motaleate-e Tatbighi-e Honar 9 (17)
King, David A. 1975. “‘ The Book of
Knowledge
of
Ingenious
Mechanical Devices: Kitab Fi
Macrifat Al-Hiyal Al-Handasiya by
Ibn Al-Razzaz Al-Jazari’ by DR
Hill.” History of Science 13 (4)
Kostur, Hakki Ilker, and Hasan Ozcan.
2019.
“Following
Al-Jazari’s
Footsteps
in
the
Science
Laboratory.”
Re-Introducing
Science Sculpting the Image of
Science, 151.
Sandler, Ben-Zion. 1999. Robotics:
Designing the Mechanisms for
Automated Machinery. Academic
Press.
Schweitzer, Gerhard. 2003. “RoboticsChances and Challenges of a Key
Science.” In 17th International
Congress
of
Mechanical
Engineering (COBEM 2003), Sao
Paulo, Brasil.
292