Ringkasan Materi
Teori-Teori Sosial Budaya
BAB 8
Teori Pertukaran, Teori Jaringan, dan Teori Pilihan Rasional
Pada bab 8 dalam buku Teori Sosiologi Modern ini perhatiannya lebih
dipusatkan pada tiga teori yang berhubungan yaitu teori pertukaran, teori pilihan
rasional dan teori jaringan. Teori pilihan rasional membantu pengembangan teori
pertukaran terutama kecenderungannya untuk mengasumsikan aktor rasional.
Tetapi, sementara teori pertukaran masa kini terus-menerus menunjukkan
pengaruh teori pilihan rasional, teori pertukaran itu sendiri telah dipengaruhi oleh
aliran intelektual lain dan terpecah menjadi beberapa cabang yang menempuh
arah perkembangan sendiri-sendiri. Jadi, teori pertukaran dan teori pilihan
rasional masa kini jauh dari saling bertemu. Satu perbedaan mendasarnya adalah
bahwa teoritisi pilihan rasional memusatkan perhatiannya pada proses pembuatan
keputusan individual, sedangkan yang menjadi unit dasar analisis teoritisi
pertukaran adalah hubungan sosial.
Teori Pertukaran
Kita mulai dengan mengikuti Molm dan Cook (1995; Cook dan Rice,
2001), yang meninjau sejarah perkembangan teori pertukaran, di mulai dengan
akarnya di dalam behaviorisme.
Behaviorisme
Behaviorisme yang sangat terkenal dalam psikologi, berpengaruh langsung
terhadap sosiologi perilaku (Bushell dan Burgess, 1969; Baldwin dan Baldwin
1986) dan berpengaruh tak langsung terutama terhadap teori pertukaran. Sosiologi
perilaku memusatkan perhatian pada hubungan antara pengaruh perilaku seorang
actor terhadap lingkungan dan dampak lingkungan terhadap perilaku actor.
Hubungan ini adalah dasar untuk pengkondisian peran (operant conditioning) atau
proses belajar yang melaluinya “perilaku diubah oleh konsekuensinya” (Baldwin
dan Baldwin, 1986:b). sosiolog perilaku memusatkan perhatian pada hubungan
antara sejarah reaksi lingkungan atau akibat dan sifat perilaku kini. Sosiolog
perilaku mengatakan bahwa akibat masa lalu perilaku tertentu menentukan
perilaku masa kini. Dengan mengetahui apa yang menyebabkan perilaku tertentu
di masa lalu, kita dapat meramalkan apakah actor akan menghasilkan perilaku
yang sama dalam situasi kini.
Teori Pilihan Rasional
Prinsip dasar teori pilihan rasional berasal dari ekonomi neoklasik (juga
utilitarianisme dan teori permainan;Levietal.,1990;Lindenberg,2001). Berdasarkan
berbagai jenis model yang berbeda, Friedman dan Hechter (1988) menghimpun
apa yang mereka sebut sebagai model “kerangka” teori pilihan rasional.
Teori pilihan rasional memusatkan perhatian pada actor. Actor dipandang
sebagai manusia yang mempunyai tujuan atau mempunyai maksud. Artinya actor
mempunyai tujuan dan tindakannya tertuju pada upaya untuk mencapai tujuan itu.
Actor pun dipandang mempunyai pilihan (atau nilai, keperluan). Teori pilihan
rasional tak menghiraukan apa yang menjadi pilihan atau apa yang menjadi
sumber pilihan actor. Yang penting adalah kenyataan bahwa tindakan dilakukan
untuk mencapai tujuan yang sesuai dengan tingkatan pilihan actor.
Meski teori pilahan rasional berawal dari tujuan atau maksud actor, namun
teori ini memperlihatkan sekurang-kurangnya dua pemaksa utama tindakan.
Pertama adalah keterbatasan sumber. Actor mempunyai sumber yang berbeda
maupun akses yang berbeda terhadap sumber daya yang lain. Bagi actor yang
mempunyai sumber daya yang besar, pencapaian tujuan mungkin relative mudah.
Tetapi bagi actor yang mempunyai sumber daya sedikit, pencapaian tujuan
mungkin sukar atau mustahil sama sekali.
Setidaknya dalam bentuk awalnya, teori pertukaran hanya dipengaruhi
oleh teori rasionalitas yang belum sempurna. Kemudian dalam bab ini, ketika kita
berhadapan dengan teori pilihan rasional yang lebih mendalam, kita akan
berhadapan dengan derajat kekompleksannya yang semakin tinggi.
Teori Pertukaran George Homans
Inti dari teori pertukaran Homans terletak pada sekumpulan prosisi
fundamental. Meski beberapa proposisinya menerangkan setidaknya dua individu
yang berinteraksi, namun ia dengan hati-hati menunjukkan bahwa proposisi itu
berdasarkan prinsip psikologis. Menurut Homans proposisi itu bersifat psikologis
karena dua alasan. Pertama, proposisi itu biasanya dinyatakan dan diuji secara
empiris oleh orang yang menyebut dirinya sendiri psikolog. Kedua, dan yang
lebih penting, proposisi itu bersifat psikologis karena menerangkan fenomena
individu dalam masyarakat: “proposisi itu lebih mengenai perilaku manusia
individual daripada kelompok atau masyarakat; dan perilaku manusia, sebagai
manusia,
umumnya
dianggap
menjadi
bidang
kajian
psikologi”.
Atas
pemikirannya ini, Homans mengakui telah menjadi seorang reduksionis psikologi.
Reduksionisme menurut Homans adalah proses yang menunjukkan bagaimana
proposisi yang disebut satu ilmu (dalam hal ini sosiologi) logikanya berasal dari
proposisi yang lebih umum yang disebut ilmu lain ( dalam hal ini psikologi).
Dengan memusatkan perhatiannya pada jenis situasi ini dan dengan
mendasarkan pemikirannya pada temuan Skinner, Homans mengembangkan
beberapa proposisi.
Proposisi Sukses (The Success Proposition)
Proposisi Pendorong (The Stimulus Proposition)
Proposisi Derivasi-Kejemuan (The Deprivation-Satiation Proposition)
Proposisi Persetujuan-Agresi (The Aggression-Approval Proposition)
Proposisi Rasionalitas (The Rationality Proposition)
Teori Pertukaran Peter Blau
Tujuan Peter Balu (1964) adalah untuk “memahami struktur social
berdasarkan analisis proses social yang mempengaruhi hubungan antara individu
dan kelompok. Pertanyaan mendasarnya adalah bagaimana cara kehidupan social
tersusun menjadi struktur asosiasi yang makin kompleks”. Blau bermaksud
menganalisis struktur social yang lebih kompleks, melebihi Homans yang
memusatkan perhatian pada bentuk-bentuk kehidupan social mendasar. Humans
sudah puas bekerja di tingkat perilaku, tetapi menurut Blau pekerjaan seperti itu
hanyalah sebagai alat saja untuk mencapai tujuan yang lebih besar: “Tujuan utama
sosiologi yang mempelajari interaksi tatap muka adalah untuk meletakkan
landasan guna memahami struktur social yang mengembangkan dan menimbulkan
kekuatan social yang menandai perkembangannya itu.”
Blau memusatkan perhatian pada proses pertukaran yang menurutnya
mengatur kebanyakan perilaku manusia dan melandasi hubungan anatar individu
maupun antar kelompok. Blau membayangkan empat langkah berurutan, mulai
dari pertukaran antara pribadi ke struktur social hingga ke perubahan social:
1. Langkah 1 : Pertukaran atau transaksi antar individu yang meningkat ke…
2. Langkah 2 : Diferensiasi status dan kekuasaan yang mengarah ke…
3. Langkah 3 : Legitimasi dan pengorganisasian yang menyebabkan bibit
dari…
4. Langkah 4 : Oposisi dan perubahan.
Karya Richard Emerson dan Muridnya
Tahun 1962 Emerson menerbitkan naskah penting tentang hubungan
antara kekuasaan dan ketergantungan. Namun esai yang ditulis tahun 1972
menandai awal tahap baru perkembangan teori pertukaran social. Molm dan Cook
melihat tiga factor mendasar yang mendorong perkembangan teori pertukaran
social baru ini. Pertama, Emerson telah tertarik pada teori pertukaran ketika
menyusun naskah tentang hubungan kekuasaan dan ketergantungan. Teori
pertukaran dijadikannya sebagai kerangka acuan. Menurutnya kekuasaan adalah
pusat perhatian teori pertukaran. Kedua, ia merasa bahwa ia dapat menggunakan
behaviorisme sebagai basis teori pertukarannya, namun dengan menghindarkan
masalah yang telah menimpa Homans. Homans dan teoritisi pertukaran social lain
dituduh menganggap actor individual terlalu rasional, namun Emerson merasa ia
dapat menggunakan behaviorisme tanpa menganggap actor itu rasional. Emerson
pun yakin ia dapat menghindarkan masalah tautology yang menjerat Homans.
Emerson pun merasa dapat menghindari tuduhan sebagai penganut reduksionisme
(yang dituduhkan kepada Homans) karena mampu mengembangkan perspektif
pertukaran yang sanggup menjelaskan fenomena tingkat makro. Ketiga, tak
seperti Blau yang terpaksa percaya pada penjelasan berdasarkan fenomena
normative, Emerson ingin menjelaskan struktur dan perubahan social dengan
menggunakan “hubungan social dan jaringan social sebagai blok bangunan yang
merentang tingkatan analisis yang berbeda”. Lagi pula actor menurut sistem teori
Emerson dapat berupa individual atau struktur social yang lebih besar (walaupun
struktur berfungsi melalui agen). Jadi, waktu membangun teori tentang struktur
social, Emerson menggunakan prinsip psikologi perilaku.
Seperti dikemukakan Karen Cook (murid terpenting Emerson), struktur
jaringan pertukaran itulah yang menempati posisi sentral dalam hubungan mikromakro: “Dengan menggunakan peluang untuk membangun teori menjembatani
jurang konsptual antara individu yang terisolasi atau hubungan duaan dan
kumpulan individu yang lebih besar (seperti kelompok formal, atau asosiasi,
organisasi, pertetanggaan, partai politik, dan sebagainya). Baik Emerson maupun
Cook menerima dan memulai dengan premis-premis teori pertukaran tingkat
mikro yang mendasar. Lebih khusus lagi, Emerson menerima prinsip behavioristis
sebagai pangkal tolak analisisnya. Emerson menguraikan tiga inti asumsi
pertukaran:
1. Orang yang merasa persaingan bermanfaat baginya cenderung bertindak
“secara rasional” begitu persaingan itu terjadi.
2. Karena orang akhirnya merasa jemu dengan persaingan maka manfaat
persaingan itu akan berkurang.
3. Manfaat yang didapatkan orang melalui proses social tergantung pada
manfaat yang mampu mereka berikan dalam pertukaran, memberikan teori
pertukaran, “pemusatan perhatiannya pada aliran manfaat melalui interaksi
sosial”.
Teori Jaringan
Para analisis jarinagan (misalnya, White, 1992; Wasserman dan
Faust,1994; Wellman dan Berkowitz, 1988/1997) berupaya membedakan
pendekatan mereka dari pendekatan sosiologi yang disebut Ronald Burt
“atomistis” atau “normatif” (Burt, 1982; lihat juga Granovetter, 1985). Sosiologi
yang berorientasi anomistis memusatkan perhatian pada actor yang membuat
keputusan dalam keadaan terisolasi dari actor lain. Lebih umum lagi, mereka
memusatkan perhatian pada “ciri pribadi” actor. Pendekatan atomistis ditolak
karena terlalu mikroskopik dan mengabaikan hubungan antara actor. Seperti
dikatakan Barry Wellman, “tugas menjelaskan motif individual lebih baik
diserahkan kepada psikolog” (1983:163). Jelas ini berarti penolakan terhadap
sejumlah teori sosiologi yang sangat menekankan pada motif.
Menurut pakar teori jaringan, pendekatan normatif memusatkan perhatian
terhadap kultur dan proses sosialisasi yang menanamkan (internalization) norma
dan nilai dalam diri actor. Menurut pendekatan normative, yang mempersatukan
orang secara bersama adalah sekumpulan gagasan bersama. Pakar teori jaringan
menolak pandangan demikian dan menyatakan bahwa orang harus memusatkan
perhatian pada pola ikatan objektif yang menghubungkan anggota masyarakat.
Setelah menjelaskan apa yang bukan menjadi sasaran perhatiannya, teori
jaringan lalu menjelaskan sasaran perhatian utamanya, yakni pola objektif ikatan
yang menghubungkan anggota masyarakat (individual dan kolektivitas). Salah
satu ciri khas teori jaringan adalah pemusatan perhatiannya pada struktur mikro
hingga makro. Artinya bagi teori jaringan, actor mungkin saja individu, tetapi
mungkin saja kelompok, perusahaan, dan masyarakat. Hubungan dapat terjadi di
tingkat struktur social skala luas maupun di tingkat yang lebih mikroskopik.
Granoveter melukiskan hubungan di tingkat mikro itu seperti tindakan yang
“melekat” dalam hubungan pribadi konkret dan dalam struktur (jaringan)
hubungan itu. Hubungan ini berlandaskan gagasan bahwa setiap actor (individu
atau kolektivitas) mempunyai akses berbeda terhadap sumber daya yang bernilai
(kekayaan, kekuasaan, informasi). Akibatnya adalah bahwa sistem yang
terstruktur cenderung terstratifikasi, komponen tertentu tergantung pada
komponen yang lain.
Teori Pertukaran Jaringan
Teori pertukaran jaringan (network exchange theory) mengkombinasikan
teori pertukaran social dan analisis jaringan. Kombinasi itu diasumsiakan
menyempurnakan kelebihan kedua teori sambil memperbaiki kekurangannya. Di
satu sisi, analisis jaringan mempunyai keunggulan mampu membangun
representasi yang kompleks dari interalsi social mulai dari model relasi social
yang sederhana dan dapat digambarkan, tetapi Cook dan Whitemayer (1992:123)
mengatakan bahwa analisis ini mempunyai kekurangan tentang konsep relasi itu
sendiri. Di lain pihak, teori pertukaran social mempunyai keunggulan karena
memiliki model actor tunggal yang membuat pilihan berdasarkan manfaat yang
mungkin diraih, namun mempunyai kekurangan karena ia melihat struktur social
terutama sebagai hasil dari pilihan individu ketimbang sebagai suatu determinan
pilihan-pilihan tersebut. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa teori jaringan
mempunyai struktur yang kuat (jaringan relasi), tetapi mempunyai model yang
lemah mengenai unsure relasi, sementara teori pertukaran mempunyai model
relasi antar actor yang kuat (pertukaran), tetapi memiliki model struktur social
yang lemah. Model teori pertukaran social dari pertukaran actor untuk
memperbesar keuntungan akan melengkapi isi yang kurang dipunyai analisis
jaringan, dan analisis jaringan akan menyediakan model struktur social sebagai
variable independent yang kurang dimiliki oleh teori pertukaran.
Kekuasaan Struktural
Satu dari alasan untuk mengaitkan teori pertukaran dengan analisis
jaringan adalah agar dapat bergerak melampaui analisis kekuasaan di dalam relasi
diadik (dyadic) dan dapat menganalisa distribusi kekuasaan dalam jaringan secara
keseluruhan. Ini salah satu menjadi dari topik paling penting dalam teori
pertukaran jaringan kontemporer. Dalam salah satu upaya pertama untuk melihat
pada distribusi kekuasaan dalam jaringan, Cook dan rekannya (1983)
mengembangkan teori “vulnerability”. Mereka mengatakan bahwa determinasi
kekuasaan dari suatu posisi adalah didasarkan pada banyaknya ketergantungan
seluruh struktur kepada posisi itu. Menurut mereka, ketergantungan pada sistem
yang luas ini adalah fungsi dari sentralitas struktural dari posisi tersebut dan sifat
relasi kekuasaan-ketergantungan. Dengan kata lain, vulnerability melibatkan
ketergantungan jaringan kepada posisi struktural tertentu.
Struktur Kekuasaan yang Kuat dan Lemah
Teori pertukaran jaringan membedakan antara dua tipe jaringan yaitu kuat
dan lemah yang didasarkan apakah actor dapat dikeluarkan dari pertukaran atau
tidak. Jaringan kekuasaan yang kuat meliputi beberapa actor yang pasti
dikeluarkan (actor kekuasaan rendah) dan actor lain yang tidak dapat dikeluarkan
(actor kekuasaan tinggi).
Salah satu keuntungan dari pengaitan teori pertukaran dengan analisis
jaringan adalah meluasnya pandangan tentang agen (agency). Analisis jaringan
cenderung mengecilkan agen dan berkonsentrasi untuk mendeskripsikan properti
struktur tertentu. Teori pertukaran mengandung model agen self-interest rasional,
namun model ini mengabaikan kekuatan agen untuk mengubah struktur guna
memperkuat posisi tawar-menawar mereka. Leik (1992) menggunakan teori
pertukaran jaringan untuk meneliti “manipulasi strategis terhadap keterkaitan
jaringan” yang dilakukan actor. Ini menunjukkan bahwa posisi yang rendah,
seperti competitor yang memperebutkan promosi, mungkin mencari sumber
promosi lain dalam rangka memperkuat posisi mereka, sedangkan “actor
kekuasaan tinggi lebih memilih mengisolasi mereka yang tergantung padanya”.
Teori Pilihan Rasional
Meski dipengaruhi perkembangan teori pertukaran, teori pilihan rasional
umumnya berada di pinggiran aliran utama teori sosiologi (Hechter dan
Kanazawa, 1997). Melalui upaya James S. Coleman, teori ini menjadi salah satu
teori “hebat” dalam sosiologi masa kini. Dikatakan demikian karena tahun 1989
Coleman mendirikan jurnal Rationality and Society yang bertujuan menyebarkan
pemikiran yang berasal dari perspektif pilihan rasional. Selain itu, Coleman
(1990) menerbitkan buku yang sangat berpengaruh, Foundations of Social Theory
berdasarkan perspektif pilihan rasional itu. Terakhir, Coleman menjadi presiden
the American Sociological Association tahun 1992 dan memanfaatkan forum itu
untuk mendorong kemajuan teori pilihan rasional dan menamainya “The Rasional
Reconstruction of Society”.
Teori
pilihan rasional
adalah satu-satunya
teori
yang mungkin
menghasilkan intergrasi berbagai paradigma sosiologi. Coleman dengan yakin
menyatakan bahwa pendekatannya beroperasi mulai dari dasar metodologi
individualisme dan dapat menggunakan teori pilihan rasional sebagai landasan
tingkat mikro untuk menjelaskan fenomena tingkat makro.
Landasan Teori Sosial
Menurut Coleman sosiologi seharusnya memusatkan perhatian kepada
system social. Tetapi fenomena makro itu harus dijelaskan oleh faktor internalnya
sendiri, khususnya oleh factor individual. Ia lebih menyukai bekerja di tingkat
individual ini karena berbagai alasan, termasuk kenyataan bahwa data biasanya
dikumpulkan di tingkat individual dan kemudian disusun untuk menghasilkan
data di tingkat sistem sosial. Alas an lain untuk lebih menyukai pemusatan
perhatian di tingkat individual biasanya adalah karena “intervensi” dilakukan
untuk menciptakan perubahan social. Inti perspektif Coleman adalah gagasan
bahwa teori social tak hanya merupakan latihan akademis, tetapi harus dapat
mempengaruhi kehidupan social melalui “intervensi”tersebut.
Dengan memusatkan perhatian pada individu ini, Coleman mengakui
bahwa ia adalah individualis secara metodologis, meski ia melihat perspektif
khusus ini sebgai varian khusus dari orientasi individu itu. Pandangannya adalah
khusus dalam arti bahwa ia menerima gagasan yang muncul dan meski
memusatkan perhatian pada factor internal system social, factor itu tak mesti
selalu orientasi dan tindakan individual. Artinya fenomena tingkat mikro selain
yang bersifat individual pun dapat menjadi sasaran perhatian analisisnya.
Teori pilihan rasional Coleman tampak jelas gagasan dasarnya bahwa
“tindakan perseorangan mengarah kepada sesuatu tujuan dan tujuan itu (dan juga
tindakan) ditentukan oleh nilai atau pilihan (prefensi)”. Tetapi, Coleman
selanjutnya menyatakan untuk maksud yang sangat teoritis, ia memerlukan
konsep yang lebih tepat mengenai actor rasional yang berasal dari ilmu ekonomi
yang melihat actor memilih tindakan yang dapat memaksimalkan kegunaan atau
yang memuaskan keinginan dan kebutuhan mereka.