LAPORAN PRAKTIKUM
MATA KULIAH PENGINDERAAN JAUH
ACARA I
KOREKSI RADIOMETRIK
Dosen Pengampu : Purwanto, S.Pd, M.Si
Disusun Oleh:
Nama
: Lia Umi Amaliya
Offering/Angkatan
: K/ 2017
Tanggal Praktikum
: 16 Oktober 2018
Assisten Praktikum
: Hetty Rahmawati Sucahyo
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN GEOGRAFI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI
2018
ACARA I
KOREKSI RADIOMETRIK
I. TUJUAN
1. Mahasiswa melakukan koreksi Radiometrik citra Landsat 8 OLI dengan metode Top
of Atmospheric.
II. ALAT dan BAHAN
1.
Alat
a. Notebook
2.
Bahan
a. Citra Landsat OLI
b. Software ENVI 4.5
III. DASAR TEORI
3.1 Konsep Penginderaan Jauh
Penginderaan jauh atau remote sensing merupakan suatu ilmu atau seni untuk
memeroleh data dan informasi dari suatu objek di permukaan Bumi dengan menggunakan
alat yang tidak berhubungan langsung dengan objek yang dikajinya (Lillesand dalam
Sugandi 2012). Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi,
penginderaan jauh tidak hanya digunakan dalam lingkup geografi saja. Informasi geografi
sangat penting dalam menunjukkan sumberdaya alam dan fenomena spasial, sehingga
penggunaan citra sebagai komponen penting dalam penginderaan jauh juga mengalami
peningkatan.
Data cira penginderaan jauh yang digunakan untuk berbagai keperluan dalam
berbagai aspek kehidupan perlu melalui proses awal (pra pengolahan/preprocessing).
Proses awal ini sebagai penunjang agar hasil keluaran citra memiliki kualitas yang bagus
dikarenakan melalui proses perekaman sensor. Perekaman sensor melakukan pengamatan
terhadap kesalahan dan gangguan-gangguan yang terjadi selama proses perekaman.
Kesalahan tersebut perlu dikoreksi agar benar-benar dapat mendukung pemanfaatan yang
diinginkan sesuai kebutuhan. Hal ini dikarenakan kualitas citra menjadi aspek terpenting
pada pengelolaan data penginderaan jauh, dengan memberikan informasi pada hasil suatu
citra dalam pemanfaatannya di bidang pemetaan.
3.2. Koreksi Radiometrik
Koreksi radiometrik merupakan pengukuran nilai radiasi eletromagnetik pada
panjang gelombang tertentu dari sinar ultraviolet, sinar tampak, inframerah hingga radiasi
gelombang mikro yang digunakan untuk mendeteksi objek dari pantulan refleksi (Schott
dalam Panji 2016). Koreksi radiometrik digunakan untuk mengubah data dari format DN
(Digital Number) menjadi radian atau reflektan. Format reflektan terdapat produk luaran
citra menghasilkan dua jenis yaitu Top of Atmosphere (ToA) atau reflektan yang
tertangkap sensor dan Bottom of Atmosphere (BOA) atau reflektan pada objek yang telah
terkoreksi pada atmosfer.
Koreksi Top of Atmosphere (TOA) merupakan koreksi yang dilakukan pada citra
dengan tujuan untuk menghilangkan distorsi radiometrik yang disebabkan oleh matahari.
Waktu perekaman dan lokasi objek yang direkam menyebabkan posisi matahari pada
bumi. Penggunaan koreksi TOA dilakukan dengan cara mengubah nilai digital sumber ke
reflektansi. Tujuan koreksi TOA untuk menghilangkan kekaburan sehingga data hasil
citra yang dihasilkan menjadi lebih tajam dan jelas secara visual. Data yang sudah
dikoreksi maka terlepas dari adanya cacat radiometrik dan dapat memberikan kemudahan
dalam menginterpretasi dan analisis lebih lanjut, sehingga informasi yang diperoleh jelas
dan benar.
Kesalahan atau cacat radiometrik merupakan kesalahan yang terjadi karena
adanya pergeseran nilai atau derajat keabuan elemen gambar (pixel) pada citra agar hasil
yang diperoleh mendekati sebenaranya. Penyebab kesalahan radiometrik disebabkan oleh
beberapa hal salah satunya yaitu kesalahan karena pengaruh sudut elevasi matahari. Sudut
elevasi matahari memberikan pengaruh dalam perubahan pencahayaan pada permukaan
bumi. Hal tersebut disebabkan oleh sifat objek dan kepekaan objek yang memiliki
perbedaan dalam menerima cahaya dari luar. Koreksi radiometrik yang disebabkan oleh
pengaruh sudut elevasi matahari, sifatnya sangat individual sehingga dalam
pengoreksiannya harus berkaitan dengan data pantulan (reflektansi) masing-masing
objek. Sudut elevasi matahari akan mempengaruhi irradiasi matahari yang sampai ke
objek dan mempengaruhi irradiasi objek yang dipantulkan.
Koreksi radiometrik dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas citra
akibat kesalahan pantulan permukaan atau kelengkungan bumi dengan faktor lain, seperti
arah sinar matahari, kondisi cuaca, kondisi atmosfer, dan faktor-faktor lainnya, sehingga
hasil yang diperoleh lebih akurat. Selain itu, dapat digunakan untuk menganalisis data
multit emporal dan multi sensor yang digunakan sebagai interpretasi dan mendeteksi
perubahan secara berkelanjutan. Pada umumnya, tujuan koreksi radiometrik yaitu untuk
menghilangkan kesalahan-kesalahan radiometrik. Koreksi radiometrik diperlukannya
pada data citra dikarenakan berbagai alasan yaitu.
1. Stripping atau banding merupakan fenomena ketidakkonsinstenan perekaman
detektor untuk band atau areal perekaman yang sama. Pada umumnya, terjadi pada
data citra yang diakibatkan oleh ketidakstabilan detektor.
2. Line dropout terkadang terjadi saat ditektor gagal berfungsi dengan tiba-tiba.
Kerusakan pada kasus ini bersifat pada jangka waktu sementara.
3. Efek atmosferik merupakan fenomena yang disebabkan oleh debu, kabut, atau asap.
Gangguan ini seringkali menyebabkan efek bias dan pantul pada detektor. Sehingga
fenomena di bawahnya tidak dapat terekam secara normal.
Kesalahan radiometrik yang perlu dikoreksi salah satu contohnya yaitu saat energi
dari gelombang elektromagnetik yang dipancarkan atau dipantulkan ditangkap oleh
sensor pada pesawat udara atau pesawat ruang angkasa, maka energi yang ditangkap
berbeda dengan energi asalnya. Metode koreksi ToA (Top of Atmosphere) dalam
pengelolahannya mengacu pada nilai reflektan dan sudut elevasi matahari yang dapat
diketahui melalui metadata citra Landsat 8. Pada proses koreksi, diasumsikan bahwa nilai
nol menjadi nilai pixel terendah sesui dengan bit coding sensor. Apabila nilai terendah
pixel bukan nol maka perlu nilai penambahan yang dipandang sebagai hamburan
atmosfer. Nilai pixel dapat diketahui dengan mengecek melalui statistik citra. Proses
koreksi radiometrik dikelompokkan menjadi 3 kelompok utama sebagai berikut.
1. Koreksi radiometrik akibat pengaruh kesalahan faktor internal sensor (koreksi
radiometrik sistematik).
Pada dasarnya produk standar citra optik resolusi menengah sebelumnya sudah
dilalui terlebih dahulu dengan koreksi radiometrik sistematik. Hasil dari koreksi
radiometrik sistematik belum sesuai dengan keadaan sebenarnya dikarenakan pada saat
radiasi elektromagnetik direkam oleh sensor satelit, radiasi eletromagnetik sudah
melewati atas atmosfer bumi sebanyak dua kali, yaitu saat sinar matahari langsung
mengenai objek dan pada saat objek merefleksikannya ke sensor. Hal tersebut
menyebabkan terjadinya absorpsi dan penghamburan radiasi yang arahnya dapat berubah
pada proses ini. Sehingga untuk mengurangi hal tersebut, diperlukan koreksi akibat
kesalahan faktor eksternal dan koreksi atmosfer.
2. Koreksi radiometik akibat pengaruh faktor eksternal (reflectance)
Koreksi radiometrik akibat pengaruh faktor eksternal (reflectance) merupakan
koreksi radiometrik yang disebabkan oleh posisi matahari, sudut perekaman, dan
topografi wilayah.
3. Koreksi atmosfer
Koreksi atmosfer meliputi koreksi atmosfer atas (Top of Atmosphere), BRDF
(Bidirectional Reflectance Difference Function), dan Slope Corrrection. Pada umumnya,
hasil dari korekasi radiometrik ini berupa nilai reflektansi objek yang merupakan rasio
dan radian terhadap irradiant. Biasanya gangguan atmosfer ini dapat berupa serapan,
hamburan, dan pantulan yang menyebabkan nilai pixel pada citra tidak sesuai dengan
objek sebenarnya.
Terdapat istilah yang sering digunakan dalam melakukan koreksi radiometrik
dengan metode ToA yaitu radiance dan reflectance. Radiance merupakan nilai radian
spektral yang didefinisikan sebagai fluks radian per unit pada sudut tertentu yang
diradiasikan oleh suatu objek ke arah tertentu (Reeves dalam Fawzi 2014). Sedangkan
nilai reflectance merupakan rasio energi yang dipantulkan dengan total energi yang
mengenai suatu permukaan per unit area (Reeves dalam Fauzi, 2014).
IV. LANGKAH KERJA
1. Buka File => Open Image File => Buka citra Landsat OLI (band 1-7)
2. Hasil memasukkan data citra Landsat OLI (band 1-7)
3. Lakukan kalibrasi radiometrik, klik Basic Tools => Band Math
4. Masukkan rumus ToA reflectance yaitu dengan rumus (reflection mult band*b1 +
(reflection add band))
misal: band 1 (2.000E-05*b1+(-0.100000) => Add to List => Klik pada band 1
kemudian simpan => Pilih choose untuk membuat file baru dengan nama ToA 1
5. Lakukan koreksi sudut matahari. misal: band 1 (b1 sin (sun elevation))). “cari terlebih
dahulu
nilai
sin
(sun
elevation)
kemudian
(b1/0,77003645084856986996426853300597)
masukkan
rumus
sehingga
Klik pada ToA 1 kemudian,
simpan => Pilih Choose untuk membuat file baru dengan nama SUN 1
6. Lakukan langkah 3-5 untuk band 1-7.
7. Kompositkan (jadikan satu file) hasil ToA Reflectance with solar angel corrections.
Klik File => Save File As => pilih ENVI Standard, setelah itu muncul kotak dialog
baru klik => Import File => Pilih data 1-7 yang telah diolah menjadi ToA Reflectance
with solar angel corrections => Klik Ok => Simpan pada direktori penyimpanan.
8. Lakukan perbandingan statistik antara sebelum koreksi, kalibrasi radiometrik, dan
koreksi radiometrik setelah koreksi sudut matahari.
Klik Basic Tools => Statistics => Compuoter Statistics => Pilih kalibrasi
radiometrik => muncul Computer Statistics Parameters => Klik Histogram
9. Ikuti langkah 8 untuk mengetahui perbandingan sebelum koreksi dan koreksi
radiometrik setelah koreksi sudut matahari.
10. Hasil perbandingan statistik antara sebelum koreksi, kalibrasi radiometrik, dan
koreksi radiometrik setelah koreksi sudut matahari.
V. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari gabungan pemrosesan data citra dari band
1-7 yang terdiri dari koreksi radiometrik ToA, koreksi radiometrik setelah koreksi sudut
matahari, dan sebelum dikoreksi. Diperoleh bahwa band 1 sebelum dikoreksi memiliki
nilai min 0 dan max 44316, setelah proses koreksi radiometrik ToA nilai min -0,10000
dan max 0,7686320, serta koreksi radiometrik setelah koreksi sudut matahari nilai min 0,129864 dan max 1,021146. Band 2 sebelum dikoreksi memiliki nilai min 0 dan max
46837, setelah proses koreksi radiometrik ToA nilai min -0,10000 dan max 0,827640,
serta koreksi radiometrik setelah koreksi sudut matahari nilai min -0,129864 dan max
1,086624. Data band 3 sebelum dikoreksi memiliki nilai min 0 dan max 48451, setelah
proses koreksi radiometrik ToA nilai min - 0,10000 dan max 0,869020, serta koreksi
radiometrik setelah koreksi sudut matahari nilai min -0,129864 dan max 1,128544.
Selanjutnya, data band 4 sebelum dikoreksi memiliki nilai min 0 dan max 51695,
setelah proses koreksi radiometrik ToA nilai min -0,10000 dan max 0,933900, serta
koreksi radiometrik setelah koreksi sudut matahari nilai min -0,129864 dan max
1,212800. Band 5 sebelum dikoreksi memiliki nilai min 0 dan max 461476, setelah
proses koreksi radiometrik ToA nilai min -0,10000 dan max 1,129520, serta koreksi
radiometrik setelah koreksi sudut matahari nilai min -0,129864 dan max 1,1466840.
Band 6 sebelum dikoreksi memiliki nilai min 0 dan max 65535, setelah proses koreksi
radiometrik ToA nilai min -0,10000 dan max 1,210700 serta koreksi radiometrik setelah
koreksi sudut matahari nilai min -0,129864 dan max 1,572263. Dan data band 7 sebelum
dikoreksi memiliki nilai min 0 dan max 65355, setelah proses koreksi radiometrik ToA
nilai min -0,10000 dan max 1,210700, serta koreksi radiometrik setelah koreksi sudut
matahari nilai min -0,129864 dan max 1,572263.
Berdasarkan data hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai koreksi
radiometrik ToA minimum secara keseluruhan sama dengan nilai reflectance minimum
dari metadata. Hal ini bahwa data benar dan sesuai dikarenakan reflectance merupakan
nilai raiso total energi yaitu dari band 1-7. Dari data tersebut juga dapat terlihat
perubahan yang signifikan dalam setiap proses antara ToA dan data sebelum dikoreksi.
Dimana contoh pada band 1 dari nilai minimum awal 0 menjadi - 0,10000 sehingga dapat
disimpulkan bahwa, ToA memperkecil kemungkinan kesalahan yang terjadi pada
perekaman citra tersebut. Pada umumnya kesalahan berasal dari ketidakstabilan detektor
pada saat dilakukan perekaman dan terhalangnya objek pada saat perekaman dikarenakan
kabut, asap, ataupun debu sehingga tidak dapat terekam secara normal. Sehingga dengan
hilangnya kesalahan maka hasil data citra memiliki ketajaman citra dan kejelasan visual.
Hal tersebut memberikan kemudahan dalam proses menginterpretasi.
Sementara untuk koreksi radiometrik setelah koreksi sudut matahari, bahwa nilai
data koreksi sama dengan nilai reflection maximum dari metadata. Hal ini tidak berkaitan
karena reflection sebagai total dari nilai data, tetapi nilai data sun elevation berdasarkan
data TOA yang diambil dan disesuaikan yaitu bagian maximum. Berdasarkan grafik yang
disajikan, bahwa terdapat perubahan yang signifikan antara koreksi radiometrik sudut
matahari dengan nilai data sebelum dikoreksi, dimana dari band 1 nilai maximum
sebelum dikoreksi yaitu 44316 kemudian berubah setelah dikoreksi radiometrik sudut
matahari menjadi 1,021146 maka hasil tersebut sudah benar dan sesuai karena terjadinya
kesalahan mengalami pengurangan. Koreksi radiometrik sudut matahari berkaitan
dengan penyinaran matahari yang akan berpengaruh terhadap kejelasan data hasil citra
yang diperoleh.
VI. HASIL PRAKTIKUM
1.
Gabungan statistik sebelum dikoreksi, setelah dikoreksi ToA, dan sesudah koreksi
sudut matahari/sun elevation.
VII. KESIMPULAN
Bahwa dalam mengolah sebuah citra menjadi sebuah data diperlukan proses
pengoreksian terlebih dahulu agar data yang diperoleh lebih valid dan sesuai dengan
keadaan sebenarnya. Salah satu cara pengoreksian yaitu dengan koreksi radiometrik
dengan metode Top of Atmosphere (ToA). Metode tersebut memberikan informasi
besarnya gangguan yang diperoleh dari data citra tersebut serta untuk mengurangi
kesalahan dari data citra asli. Gangguan yang diperoleh biasanya bersal dari asap, debu,
ataupun kabut. Semakin berkurangnya kesalahan atau gangguan maka semakin jelas hasil
data yang diperoleh.
Hal tersebut berlaku juga terhadap koreksi radiometrik sudut matahari atau sun
elevation, bahwa koreksi dilakukan untuk mengetahui sudut penyinaran matahari pada
hasil data citra yang juga akan berpengaruh terhadap kejelasan data citra yang diperoleh.
Oleh karena itu, koreksi ToA dan sun elevation diperlukan untuk membantu dalam
membantu mempertajam dan memperjelas visual data citra yang diperoleh, sehingga
dapat memudahkan dalam proses penginterpretasian.
VIII. LAMPIRAN
Gabungan statistik sebelum dikoreksi, setelah dikoreksi ToA, dan sesudah
koreksi sudut matahari/sun elevation.
IX. DAFTAR PUSAKA
Marasabessy, Faisal Achmad. 2016. Pengolahan Citra Digital Koreksi
Radiometrik Citra. Institut Tekonologi Nasional: Bandung.
Sugendi, Dedi. 2012. Dasar-Dasar Penginderaan Jauh. Univeristas Pendidikan
Indonesia: Bandung.
Fawsi, Nurul Ihsan. 2014. Koreksi Radiometrik Landsat 8. Universitas Gadjah
Mada: Yogyakarta.