BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di Indonesia, terutama pada mahasiswa biologi/bioteknologi kajian
microbiology merupakan kajian wajib dalam bentuk mata kuliah bagi
mahasiswa prodi biologi, kimia, biotechnology, farmasi, kedokteran,
lingkungan, dan teknologi pangan. Kajian mikrobiologi di perguruan tinggi
selalu disertai dengan pelaksanaan praktikum untuk membekali mahasiswa
untuk menguasai softskill keterampilan kerja ilmiah. Mahasiswa dibekali
dengan keterampilan menentukan masalah, mengembangkan hipotesis atau
pertanyaan-pertanyaan, merancang percobaan, melakukan pengamatan untuk
menjawab pertanyaan dan menarik kesimpulan.
Selain softskill, keterampilan hands-on yang meliputi cara menggunakan
alat, mengoperasikan peralatan atau instrument seperti di laboratorium
genetika dan biologi molekuler wajib dibutuhkan untuk mahasiswa dalam
melakukan
sebuah
praktikum
maupun
penelitian.
Kemampuan
atau
keterampilan hands-on ini disebut juga dengan teknik laboratorium. Teknik
labarotorium merupakan kiat-kiat mengenai seluk beluk laboratorium.
Sebelum melakukan praktikum di dalam laboratorium diperlukan pengenalan
mengenai beberapa pengetahuan pokok dan teknik-teknik laboratorium ini
untuk mencegah timbulnya bahaya yang ditimbulkan oleh alat dan bahan
1
dalam laboratorium maupun kesalahan dalam penggunaan peralatan (Tim
Kimia Dasar, 2012: 1).
Agar seorang mahasiswa analisis mempunyai kemampuan cukup
mengenai teknik analisis dengan menggunakan alat laboratorium atau dengan
kata lain dapat melakukan teknik laboratorium dengan baik maka seorang
analis harus mampu menguasai teknik penggunaan peralatan dasar
laboratorium pengujian. Seorang analis harus dapat menguasai pengoperasian
peralatan gelas, peralatan dasar pendukung, peralatan pemanas dan neraca
untuk menimbang. Hampir semua pengujian mutu di laboratorium
menggunakan peralatan dasar pengujian tersebut. Seorang analis yang telah
menguasai teknik pengoperasian peralatan dasar akan dapat bekerja lebih
professional. Teknik pengoperasian dan penanganan peralatan dasar
laboratorium merupakan dasar kemampuan untuk dapat mengoperasikan
peralatan canggih . Salah satunya seperti Teknik Polymerase Chain Reaction
(PCR).
Polymerase Chain Reaction (PCR) merupakan suatu reaksi in vitro untuk
menggandakan jumlah molekul DNA pada target tertentu dengan cara
mensintetis molekul DNA baru yang berkomplemen dengan molekul DNA
target
tersebut.
Prosesnya
dilakukan
dengan
bantuan
enzim
dan
oligonukleotida sebagai primer dalam suatu termosikler. Panjang target DNA
berkisar antara puluhan sampai ribuan nukelotida yang posisinya diapit
sepasang primer. Primer yang berada pada daerah sebelum daerah target
disebut sebagai primer forward, dan yang berada setelah daerah target disebut
2
reverse. Enzim yang digunakan sebagai pencetak rangkaian molekul DNA
baru dikenal dengan enzim polymerase. Untuk dapat mencetak rangkaian
tersebut dalam teknik PCR, diperlukan juga dNTPs yang mencakup dATP
(nukleotida berbasa adenine), dCTP (sitosin), guanine, dGTP (guanin), dan
dTTP (timin)
1.2 Tujuan Praktikum
Berdasarkan latar belakang, tujuan yang ingin dicapai pada praktikum ini
adalah :
Mahasiswa dapat mengetahui prinsip kerja PCR
Mahasiswa dapat memahami teknik dasar PCR
Mahasiswa dapat mengoperasionalkan alat thermocycler sesuai dengan
SOP
1.3 Manfaat Praktikum
Berdasarkan tujuan praktikum, manfaat yang ingin dicapai pada praktikum ini
adalah :
Mengetahui prinsip kerja PCR
Mengetahui teknik dasar PCR
Mengetahui cara mengoperasionalkan alat thermocycler sesuai dengan
SOP
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Polymerase Chain Reacton (PCR)
Polymerase Chain Reacton (PCR) adalah suatu teknik sintesis dan
amplifikasi DNA secara in vitro. Teknik ini pertama kali dikembangkan oleh
Karry Mullis pada tahun 1985. Teknik PCR dapat digunakan untuk
mengamplifikasi segmen DNA dalam jumlah jutaan kali hanya dalam
beberapa jam. Dengan diketemukannya. Teknik PCR di samping juga teknikteknik lain seperti sekuensing DNA, telah merevolusi bidang sains dan
teknologi khususnya di bidang diagnosa penyakit genetik, kedokteran
forensik dan evolusi molekular.
Komponen- komponen yang diperlukan pada proses PCR adalah templa
DNA; sepasang primer, yaitu suatu oligonukleotida pendek yang mempunyai
urutan nukleotida yang komplementer dengan urutan nukleotida DNA
templat ; dNTPs (Deoxynucleotide triphosphates); buffer PCR; magnesium
klorida (MgCl2) dan enzim polimerase DNA. Proses PCR melibatkan
beberapa tahap yaitu: (1) pra-denaturasi DNA templat; (2) denaturasi DNA
templat; (3) penempelan primer pada templat (annealing); (4) pemanjangan
primer (extension) dan (5) pemantapan (postextension). Tahap (2) sampai
dengan (4) merupakan tahapan berulang (siklus), di mana pada setiap siklus
4
terjadi duplikasi jumlah DNA. Tahapan proses PCR dapat dilihat pada
gambar 1.
PCR adalah suatu teknik yang melibatkan beberapa tahap yang berulang
(siklus) dan pada setiap siklus terjadi duplikasi jumlah target DNA untai
ganda. Untai ganda DNA templat (unamplified DNA) dipisahkan dengan
denaturasi termal dan kemudian didinginkan hingga mencapai suatu suhu
tertentu untuk memberi waktu pada primer menempel (anneal primers) pada
daerah tertentu dari target DNA. Polimerase DNA digunakan untuk
memperpanjang primer (extend primers) dengan adanya dNTPs (dATP,
dCTP, dGTP dan dTTP) dan buffer yang sesuai. Umumnya keadaan ini
dilakukan antara 20 – 40 siklus. Target DNA yang diinginkan (short ”target”
product) akan meningkat secara eksponensial setelah siklus keempat dan
DNA non-target (long product) akan meningkat secara linier seperti tampak
pada bagan di atas (Newton and Graham, 1994).
Gambar 1. Reaksi PCR
5
PCR merupakan suatu teknik perbanyakan molekul DNA dengan
ukuran tertentu secara enzimatik melalui mekanisme perubahan suhu
(Sambrook et al.,1989). Secara ringkas, prinsip PCR dapat dijelaskan
sebagai berikut : pada suhu 94-950C, DNA mengalami denaturasi yang
menyebabkan pemisahan untai ganda menjadi untai tunggal. Waktu yang
diperlukan untuk proses ini sekitar 30 detik pada suhu 950C atau 15 detik
pada suhu 970C. Apabila DNA target mengandung banyak nukleotida
Guanin/Citosin (G/C), suhu denaturasi dapat ditingkatkan. Denaturasi
yang tidak lengkap akan menyebabkan renaturasi secara cepat, sedangkan
waktu denaturasi yang terlalu lama dapat mempengaruhi kerja enzim Taq
polymerase. Hal ini sangat berpengaruh terhadap keberhasilan proses PCR.
Umumnya sebelum proses siklus PCR dimulai sering sekali dilakukan pre
denaturasi selama 3-5 menit, untuk meyakinkan bahwa molekul DNA
target yang ingin dilipatgandakan jumlahnya benar-benar terdenaturasi
(Promega, 2001).
Suhu annealing dalam suatu tahapan PCR merupakan hal yang
sangat penting untuk menghindari kesalahan penempelan primer. Primer
yang baik berukuran 18-25 basa, mengandung 50-60% G + C dan
memiliki suhu leleh (Tm) yang sama. Suhu annealing yang digunakan
umumnya 50C di bawah Tm, dimana formula untuk menghitung Tm = 4
(G+C) + 2 (A+T).
PCR dapat digunakan sebagai alternatif metode konvensional
untuk mendeteksi mikroba dalam pangan, air dan sampel lingkungan
6
karena waktu pengujian yang cepat dengan hasil yang lebih sensitif dan
spesifik (Moganedi et al., 2007). Tahap pengujian dengan PCR umumnya
terdiri dari isolasi DNA, denaturasi DNA menjadi untai tunggal, annealing
primer sekuens spesifik dan penyambungan siklus polymerase 25 – 40.
Hasil PCR adalah produk berupa 50-10000 bp bagian spesifik genome
yang dapat dianalisis dengan elektroforesis gel atau sekuensing DNA
(Mufty, 2008).
2.2 Thermocycler
Gambar 2. Thermocycler
Alat pengatur suhu reaksi yang biasanya digunakan pada teknik
reaksi berantai polymerase. Prinsip umum kerja PCR adalah mengadakan
potongan DNA tertentu dengan bantuan enzim. Nama lainya adalah
( Thermal Cycler )
7
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Praktikum ini dilaksanakan di laboratorium FIKES Terpadu di
Universitas Esa Unggul tepatnya di laboratorium biologi molekuler pada
tanggal 9 Mei2019.
3.2
Alat dan Bahan
Alat:
1. Thermocycler
2. Mikrotub (200 μL dan
1.5 μL)
3. Labu erlemeyer (250
ml)
4. mini spin
5. vortek mixer
3.3
Bahan:
PCR master Mix
Primer F
PrimerR
Sampel DNA
Aquades (ddH2O)
Prosedur Praktikum
Pembuatan Reaksi PCR
Komposisi mix PCR untuk volume total 20 μL
PCR Master mix : 10 μL (setengah dari volume total)
Primer F
: 0.5μL
Primer R
: 0.5 μL
DNA template : 1 μL
ddH2O
: 8 μL
Siklus PCR yang digunakan 30x siklus
: 95 0C
Predenaturasi
: 95 0C
Denaturasi
Annealing
: 56 0C
Axtension
: 72 0C
And Axtension
: 72 0C
Cooling
: 4 0C
4 menit
1 menit
1,5 menit
1 menit
7 menit
pause
8
Teknik Penggunaan Thermocycler (mesin PCR)
Cara Kerja:
1. Sambungkan colokkan Master Cycler Personal
dengan listrik (220 volt) melalui stravolt
2. Tekan tombol ON / OFF disisi belakang alat
Akan tampil:
Main – Menu
I Start
AAL
I FILES
--/25,10
I OPT
10 : 11 : 23
I Lid Incu
3. Gunakan tanda panah yang ada display alat
4. Untuk menulis program baru:
Arahkan kursor pada FILES, kemudian ENTER
Arahkan kursor pada NEW, kemudian ENTER
Arahkan kursor pada BLOK, kemudian SEL
Catatan: jika memilih tube saja,maka kita set ukuran tube
PCR-nya dan juga volumenya
Arahkan kursor pada Lid, ketik 105 0C
Arahkan kursor ke tepi kiri, kemudian tekan sel
Masukkan programnya dengan pilihan:
Jika temperatur : tekan SEL 1X,
kemudian
masukkan
temperatur
&
waktunya
9
Jika menunggu : tekan SEL 2X,
kemudian masukkan pada temperatur
untuk menunggunya
Jika berhenti pada tahap : tekan SEL
3X,
kemudian
masukkan
mulai
pengulangannya dan berapa banyak
pengulangannya
Example: Pengulangan dimulai no:2
sebanyak
30
pengulangan
(Cycle).
Maka kita masukkan GO TO 2 REP 29
Jika
ingin
berhubungan
dengan
program lain tekan SEL 6X, kemudian
masukkan nama program yang sudah di
save dialat
Kemudian tekan EXIT
Jika ingin menyimpan tekan ENTER
Tulis nama program, dengan cara memilih
hurufnya dengan menekan SEL, kemudian
pindah kursornya untuk setiap huruf yang
diinginkan
Tekan ENTER
5. Untuk melihat program yang sudah ada:
10
a. Pindah kursor pada FILES, kemudian ENTER
b. Pilih LOAD, kemudian ENTER
6. Pilih program yang diinginkan, kemudian ENTER
7. Untuk ’RUN’ Alat:
a. Buka alat dengan memutar tombol kunci kearah kiri
b. Masukkan Tube PCR yang telah berisi sampel
kedalam alat dan tutup dengan cara memutar
tombol kearah ukuran tube pcr yang digunakan
c. Pilih START, kemudian ENTER
d. Pilih program yang diinginkan kemudian ENTER
e. Masukkan ukuran Tube PCR yang digunakan
(Ex. 0,2 ml kemudian Enter)
f. Masukkan volume yang digunakan (Ex. 25μl kemudian
Enter)
8. Untuk mengetahui kapan selesainya RUN PCR, tekan Opt.
9. Untuk mengakhiri program tekan EXIT, kemudian
buka penutup alat dan ambil tube PCR dari alat
10. Tutup kembali alat dengan memutar kearah kanan sampai tanda
11. Matikan Alat
11
BAB IV
HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN
Pada praktikum PCR, hal yang pertama dilakukan ialah pembuatan
reaksi PCR atau tahap preparasi reagen PCR.
Tahap Preparasi Reagen PCR
Campuran reaksi dibuat dengan komposisi yang tertera pada
prosedur kerja. PCR mix dicampurkan sesuai dengan jumlah reaksi yang
dibutuhkan (6 perlakuan). Yaitu pada tube 1 template B, tube 2 template
C, tube 3 template E, tube 4 template i, tube 5 template B, dan tube 6
sebagai kontrol positif (ddH2O) .
Pada pembuatan PCR mix dimixing dengan tidak boleh adanya
buih. Pada pembuatan PCR mix dibuat sebanyak 114 μL, langkah
selanjutnya didistribusikan ke masing-masing tube sebanyak 19 μL ( 1 μL
ada dna template) sehingga PCR mix pada masing tube sebanyak 20 μL.
Pada pembuatan PCR mix tersebut, masing masing tube terdiri dari PCR
master mix sebanyak 10 μL, Primer F sebanyak 0,5 μL, Primer R 0,5 μL, 1
μL DNA template dan 8 μL ddh2o.
Pembuatannya pcr master mix dipipet sebanyak 114 μL, lalu
ditambahkan dengan Primer F 3 μL lalu kemudian di vortex, kemudian
Primer R 3 μL lalu kemudian di minispin, lalu kemudian ddh20 kemudian
di Vortex dan minispin. Setelah itu distribusikan kedalam 6 tube lalu
12
ditambahkan DNA template yang diinginkan lalu di Vortex dan di
minispin kembali.
Komposisi mix PCR untuk volume total 20 μL
PCR Master mix : 10 μL (setengah dari volume total) x 6 = 60 μL
Primer F
: 0.5μL x6 = 3 μL
Primer R
: 0.5 μL x 6= 3 μL
DNA template
: 1 μL
ddH2O
: 8 μL x 6= 48 μL
Sehingga totalnya 114 μL yang kemudian didistribusikan ke 6 tube
Setelah semua hal itu dilakukan akan dilakukan running pada PCR.
Pada penggunaan PCR konvensional dapat dilihat pita - pita untuk
mendeteksi apakah ada DNA yang kita inginkan untuk terdeteksi atau
terekspresi. Primer Forward yang digunakan adalah 27F dan Primer
Reverse adalah 1942R. Maksudnya ialah DNA akan terdeteksi jika primer
menempel mulai dari panjang basa mulai 27 (forward) dan mulai dari
panjang basa (reverse). Setelah proses amplifikasi DNA seharusnya
dilakukan elektroforesis, tetapi pada saat praktikum kami tidak
melakukannya.
13
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Pada praktikum kali ini yang dapat disimpulkan ialah :
Pada dasarnya, prinsip PCR ada memperbanyak DNA/gen dengan
bantuan sebuah enzim. Pada tahapan PCR, suhu sangat bermain pada
metode ini, karena pada suhu tinggi dilakukan pada proses denaturasi, lalu
diturunkan kembali untuk penempelan primer pada suhu 50-60 derajat
Celcius, lalu pada saat pemanjangan DNA dinaikkan kembali sekitar 72
derajat Celcius. Alat yang digunakan pada metode PCR inilah yang
dinamakan Thermocycler.
5.2
Saran
Diharapkan dapat melihat hasil setelah melakukan running dan
penggunaan alat thermocycler lebih spesifik lagi, karena pada saat
praktikum tidak semua mahasiswa dapat melihat dengan jelas karena
terlalu penuh yang melihat.
14
DAFTAR PUSTAKA
Seprianto, Naroeni A. 2017. Penuntun Praktikum Instrumentasi Bioteknologi
Tim Kimia Dasar Jurusan PMIPA-FKIP. 2012. Penuntun Praktikum Kimia Dasar
Jurusan Pendidikan MIPA. Jember : Jember University Press.
Moganedi KLM, Goyvaerts EMA, Venter SN, Sibara MM. 2007. Optimisation of
the PCR-invAprimers for the detection of Salmonella in drinking and
surface waters following pre-cultivation step. Water SA33, 196-202.
Mufty MM. 2008. Application of a real time PCR methode for detection of
Salmonella spp. in shrimp and scallop and its partial validation.
Fisheries Training Programme. The United Nation University. Iceland.
Newton, C.R. and A. Graham. 1994. PCR. UK: Bios Scientific Publisher.
Promega. 2001. PCR Core System-Technical Buletin. Instruction for use of
Products M7660 and M7665. Promega Corporation, Printed in USA.
15
LAMPIRAN
Tahap Preparasi Reagen
PCR
16
Proses pada saat ingin set-up untuk melakukan PCR
17