TUGAS AKHIR MODUL 2
NAMA
: I KOMANG WIDYA TRIANA,ST
KELAS
:A
NOMOR
: 19180858710088
1) Dalam pemasangan Komponen-komponen utama motor ada beberapa hal yg harus
diperhatikan menyangkut tanda tanda atau simbol khusus dalam pemasangannya yaitu:
a. Tanda pemasangan pada batang torak dalam pemasangannya tanda tersebut harus
menghadap ke arah depan, sebab kalau tanda pemasangan terbalik maka lubang oli yang
ada di big end batang torak menjadi tertutup.
b. Tanda pemasangan pada tutup bantalan batang torak juga tidak boleh terbalik, sebab
kalau dipasang terbalik maka big end batang torak menjadi tidak bulat.
c. Tanda dalam pemasangan piston Ada tanda IN dan EX. Tinggal menyesuaikan tanda
saja. Misal di permukaan piston tertulis IN, maka tanda itu diposisikan di katup IN pada
kepala silinder. Jika pemasangan sampai terbalik, pengaruhnya pada kinerja mesin sangat
besar. Yang bisa langsung kita dengarkan dari suara mesin yang berubah menjadi kasar.
Hal itu karena gaya gesek yang terjadi semakin besar. Selain itu, keausan jadi lebih cepat
karena besarnya gesekan yang terjadi antara piston dengan dinding silinder.
d. Ketika pemasangan Timing Belt tepatkan tanda F pada pulley timing belt camshaft
dengan indicator dan tepatkan tanda titik pada puley timing belt crankshaft dengan
indikator. Pengaruhnya jika tidak sesuai mesin akan susah hidup dan pincang
e. Dalam pemasangan rantai timing pada sepeda motor harus memperhatikan tanda yaitu
tanda pada gear timing seperti tanda titik harus lurus dengan coakan pada body atau
posisi mesin dalam keadaan TOP kompresi. Pemasangan rantai timing yang tidak pas
pada topnya mengakibatkan mesin sulit dihidupkan,kalaupun dapat hidup,motor akan
tidak normal dan mengakibatkan klep dapat bengkok.
f. Dalam pemasangan ring piston angka ke arah atas jika salah akan menyebabkan
Kompresi bocor/oli tidak tergerus semua
2) Melakukan Pengukuran Rem Hidrolik Motor SupraX
Dalam manual book Motor Honda SupraX tercantum
1
Bagian- bagian yang diukur :
Alat Ukur yang digunakan:
1. Mikrometer
2. Jangka Sorong
3. Dial Gauge
Mengukur Ketebalan Cakram Rem
Mengukur Keolengan Cakram
Mengukur diameter dalam dan luar silinder Mengukur diameter dalam dan Luar Silinder
Rem
Kaliper
Dari pengukuran diatas hasilnya sebagai berikut:
NO
1
2
3
4
5
6
URAIAN
Ketebalan Cakram
Keolengan Cakram
Diameter dalam silinder
utama
Diameter luar piston
silinder utama
Diameter dalam silinder
Kaliper
Diameter luar piston
silinder Kaliper
HASIL
(mm)
STANDAR (mm)
BATAS
SERVIS
KET
3,5
0,32
3,8 – 4,2
3,5
0,30
12,704
12,700 – 12,743
12,76
12,680
12,657- 12,684
12,641
25,408
25,400 – 25,450
25,46
Baik
25,360
25,318 – 25,368
25,31
Baik
2
Baik
Baik
Baik
Baik
Dari hasil pengukuran Rem Hidrolik Motor SupraX tersebut disimpulkan bahwa rem tersebut
dalam keadaan baik dan aman digunakan.
3) Ada beberapa cara untuk menggerakkan poros nok, antara lain dengan timing belt,
timing chain, dan timing gear. Kebaikan dan kelemahannya antara lain:
a. Model Timing Gear
Penggerak poros nok dengan roda gigi biasanya digunakan pada mekanisme katup
jenis OHV, karena letak poros noknya ada di blok silinder. Model penggerak nok
dengan timing gear ini sekarang jarang dijumpai pada motor bensin karena pertautan
antara kedua roda gigi menimbulkan suara berisik.
Keunggulanya: respon cepat karena jarak ke poros nok dekat sehingga menghasilkan
tenaga lebih besar, Tahan lama karena gear dilumasi oli.
Kerugiannya : suara berisik, agak berat karena terbuat dari besi paduan.
b. Model Timing Chain
Penggerak poros nok dengan rantai banyak digunakan pada mekanisme katup jenis
OHV maupun OHV. Poros nok digerakkan oleh rantai dan roda gigi sprocket yang
dilumasi dengan oli. Tegangan rantai diatur oleh penegang rantai, sedang getaran
rantai dicegah oleh chain vibration damper.
Kebaikannya : memiliki waktu penggantian yang lebih lama
Kekurangannya : membutuhkan oli pelumas, lebih berisik karena pergesakan antara
rantai dan gear, lebih berat.
c. Model Timing Belt
Poros nok digerakkan oleh sabuk yang bergigi (timing belt) sebagai pengganti timing
chain.
Kebaikannya :
•
Model timing belt selain tidak menimbulkan bunyi juga tidak diperlukan
pelumasan.
•
Timing belt lebih ringan dibanding model lainnya. Biasanya timing belt terbuat
dari fiberglass yang diperkuat dengan karet sehingga mempunyai daya regang
yang baik dan hanya mempunyai pemuaian yang kecil apabila terjadi kenaikan
temperatur.
•
Mesin mobil SOHC dan mesin mobil DOHC yang menggunakan timing belt, bisa
memiliki rpm yang lebih tinggi tanpa harus khawatir ada gaya momentum
•
Timing belt memiliki tingkat gesekan yang lebih kecil
•
Timing belt mengurangi energi yang hilang karena getarannya lebih kecil
•
Timing belt lebih sederhana dan lebih mudah dibandingkan timing chain
•
Timing belt tidak memerlukan pelumasan
Kelemahannya:
Kalau timing belt karena materialnya karet, dia lebih cepat aus
dibanding chain karena akan lebih cepat retak dan putus
3
4) Engine dengan 3 cylinder, mempunyai firing order ( F.O ) = 1 - 2 - 3, maka proses
pembakaran dimulai dari cylinder No.1, dilanjutkan silinder No.2, dan No.3.
Firing Order (FO) : 1 - 2 – 3
Jarak kompresi
720/3 = 240 o
Silinder 0
1
K
2
B
3
U
180
360
U
540
B
I
I
K
B
720
U
I
B
K
U
Katup yang dapat distel TOP Kompresi silinder 1
NO
silinder
in
ex
1
1
√
√
2
2
3
3
√
5) Setiap karburator terdiri dari komponen-komponen utama berikut ini yaitu:
a) Sebuah tabung berbentuk silinder, tempat terjadinya campuran udara dan bahan bakar.
b) Perecik utama (main nozzle), yaitu pemancar utama yang mengabutkan bahan bakar.
Tinggi ujung perecik utama hampir sama tinggi dengan permukaan bahan bakar di dalam
bak pelampung. Main nozzle biasanya terdapat pada karburator tipe venturi tetap
Sedangkan pada karburator tipe slide (variable venturi) maupun tipe kecepatan konstan
(CV), peran main nozzle digantikan oleh needle jet. Needle jet mengontrol pencampuran
bahan bakar dan udara yang dialirkan dari celah diantara needle jet dan jet needle (jarum
pengabut) tersebut.
c) Venturi yaitu bagian yang sempit di dalam tabung karburator berfungsi untuk
mempertinggi kecepatan aliran udara. Sesuai dengan tipe karburator yang ada pada
sepeda mesin,diameter venturi akan selalu tetap untuk tipe karburator venturi tetap dan
diameter venturi akan berubah-ubah untuk tipe karburator varible venturi.
d) Katup trotel (throttle valve atau throttle butterfly), untuk
mengatur besar-kecilnya
pembukaan tabung karburator yang berarti mengatur banyaknya campuran udara bahan
bakar. Katup trotel terdapat pada karburator tipe venturi tetap dan karburator tipe
kecepatan konstan (CV).
4
e) Wadah (ruang) bahan bakar dilengkapi dengan pelampung (float chamber) untuk
mengatur agar tinggi permukaan bahan bakar selalu tetap. Bahan bakar masuk ke dalam
ruang pelampung melalui sebuah katup jarum (needle valve). Katup jarum tersebut akan
membuka dan menutup aliran bahan bakar yang masuk ke ruang pelampung melalui
pergerakan turun-naik pelampung (float).
f) Spuyer utama (main jet), yaitu berfungsi mengontrol aliran bahan bakar pada main
system (sistem utama) pada putaran menengah dan tinggi.
g) Pilot jet, yaitu berfungsi sebagai pengontrol aliran bahan bakar pada bagian pilot system
pada putaran rendah dan menengah.
h) Jet needle (jarum pengabut), yaitu berfungsi mengontrol jumlah aliran bahan bakar dan
udara melalui bentuk ketirusan jet needle/jarum pengabut tersebut. Jet needle umumnya
terdapat pada karburator tipe variable venturi dan kecepatan konstan atau tipe CV
i) Pilot air jet, yaitu berfungsi mengontrol jumlah aliran udara pada pilot system pada
putaran langsam/idle/stasioner ke putaran rendah.
Ilustrasi penempatan pilot air jet
seperti terlihat pada karburator tipe variable venturi.
j) Diapragma dan pegas, yaitu berfungsi bekerja berdasarkan perbedaan tekanan diantara
tekanan udara luar dan tekanan negatif lubang untuk mengontrol jumlah pemasukan
udara. Diapragma dan pegas (spring) biasanya terdapat pada karbuartor tipe CV.
k) Main air jet, yaitu berfungsi mengontrol udara pada percampuran bahan bakar dan udara
pada putaran menengah dan tinggi. Kemudian juga mengontrol udara yang menuju ke
needle jet sehingga mudah tercampur dengan bensin yang berasal dari main jet.
l) Pilot screw, yaitu berfungsi mengontrol sejumlah campuran udara dan bahan bakar yang
keluar pada pilot outlet
6) Identifikasi Permasalahan yang disebabkan gangguan pada sistem bahan bakar
konvensional yaitu:
a. Mobil Tidak Mau Stasioner
Ada beberapa hal yang menjadi faktor permasalahan ini.
•
Pertama bisa mencoba untuk memeriksa sambungan pada karburator mobil. Periksa
selang vakum, cek apakah terdapat keretakan pada selang atau tidak.
•
Periksa posisi pada katup cuk dan cobalah untuk membersihkan pilot jet. Biasanya ada
kemungkinan kotoran yang menyumbat yang menyebabkan permasalahan ini.
•
Periksa kondisi selang bahan bakar, jangan sampai posisi kotor ataupun terjepit. Selain
itu bersihkan penampung bahan bakar serta lakukan pengecekan pada pelampung
karburator karena bisa jadi ada kemungkinan terjadi kebocoran.
b. Kaburator Banjir
Periksa jarum pelampung. Apakah komponen ini rusak atau aus, periksa pula pegas
jarum pelampung agar jangan sampai ada bagian yang patah. Setelah itu periksa
permukaan ada bahan bakar kendaraan di dalam penampung agar jangan sampai
5
melebihi batas yang ada. Lakukan pengecekan pada needle valve apakah tersumbat
dengan kotoran atau tidak. Setelah itu cek kerja pelampung, apakah bekerja secara
optimal atau tidak.
c. Mesin Tidak Mau Menyala
Penyebab
mobil
tidak
bisa
distarter dan
tidak
mau
hidup
juga
dapat
disebabkan permasalahan pada sistem karburator mobil.
•
Jika kondisi ini dikarenakan bagian choke nya yang terlalu terbuka lebar atau penuh,
maka akan membuat udara yang dihisap akan terlalu sedikit sehingga menyebabkan busi
nya menjadi banjir.
•
Kondisi baut yang terlalu keluar juga dapat menyebabkan permasalahan ini. Untuk
menanganinya, maka lakukan penyetelan ulang pada bagian tersebut.
•
Adanya banyak udara di dalam lubang silinder yang berasal dari kebocoran antara
kepala silinder dan kaburator mobil, bensin dari tangki yang tidak dapat turun ke
karburator, dan jet seproyer yang tersumbat.
d. Putaran Mesin Melemah
Ketika menarik tuas gas sampai mencapai 1/4 dari ukuran yang normalnya, maka akan
terlihat putaran mesin yang tidak mau naik. Sehingga menyebabkan kendaraan tidak
dapat dinyalakan. Hal ini diakibatkan jumlah bahan bakar yang masuk ke dalam lubang
venturi karburator terlalu sedikit dan menyebabkan suplay bahan bakar menjadi lebih
banyak. Untuk solusi mengatasinya, maka anda bisa menggunakan throttle dengan
ukuran yang lebih kecil sehingga campuran udara dan bahan bakar menjadi lebih
seimbang. Agar jumlah udara yang akan masuk ke dalam venturi bisa ditekan kuat
menuju ruang bakar, maka cobalah memutar skep setelan hingga kencang.
e. Mobil Mengeluarkan Asap Hitam
Kerusakan pada sistem karburator juga menjadi penyebab mobil berasap hitam, hal ini
dikarenakan kondisi karburator yang terlalu basah. Sehingga menyebabkan suplay
bahan bakar yang menuju lubang venturi menjadi terlalu banyak daripada normalnya.
Untuk mengatasi permasalahan ini maka cobalah untuk memutar sekrup setelah udara
ke arah luar, sehingga bisa memperbanyak jumlah udara di dalam venturi. Anda bisa
mengganti nomor anti pilot jet ke yang lebih kecil. Selain itu ganti throttle ke jarum
yang lebih besar ukurannya.
7) Komponen-komponen sistem bahan bakar konvesional motor diesel adalah:
•
Tanki bahan bakar (fuel tank) berfungsi menyimpan atau menampung bahan bakar
•
Pompa pemindah bahan bakar (fuel transfer pump/ feed pump) berfungsi untuk
mengisap bahan bakar dari tangki dan menekan bakar melalui saringan bahan bakar
ke ruang pompa injeksi.
•
Pompa injeksi bahan bakar (fuel injection pump) berfungsi untuk menekan bahan
bakar dengan tekanan yang cukup melalui kerja elemen pompa yang didalamnya
terdapat Plunyer,Sleeve pengontrol plunyer, Silinder (barrel), Pinion pengontrol
6
plunyer,Alur pengontrol, Plunger driving face, Lubang masuk elemen, Batang
pengatur (control rack), Katup penyalur
•
Pipa-pipa injeksi bahan bakar (fuel injection lines) berfungsi sebagai saluran bahan
bakar dari tanki menuju nozzle.
•
injektor (injection nozzle) kadang kala disebut juga dengan pengabut atau ada yang
menyebut dengan nosel (nozzle). Disebut injector karena tugas dari komponen ini
adalah menginjeksi, dan disebut pengabut karena bahan bakar keluar dari komponen
ini dalam bentuk kabut,sedangkan disebut nosel karena ujung komponen ini luas
penampangnya makin mengecil.
•
water sedimenter yang berfungsi untuk memisahkan antara air dengan bahan bakar.
•
Termination Bila plunger bergerak ke kanan lebih lanjut, dua spill port pada plunger
terbuka dari spill ring dan bahan bakar bertekanan rendah tertekan ke belakang masuk
ke rumah pompa melalui spill port. Tekanan bahan bakar tiba-tiba akan turun dan
injeksipun berakhir.
•
Pressure Equalization (Penyamaan Tekanan) untuk menghindari terjadinya
perbedaan pengiriman bahan bakar ke setiap silinder.
•
Fuel cut solenoid berfungsi untuk membuka dan menutup saluran bahan bakar yang
berasal dari ruang dalam pompa menuju pump plunger.
•
Pump plunger dan spill ring untuk mengatur banyak sedikitnya bahan bakar yang
diinjeksikan tergantung posisi spill ring terhadap pump plunger, karena akan
mempengaruhi langkah efektif.
•
Saringan bahan bakar (fuel filter ) berfungsi untuk menyaring kotoran-kotoran pada
bahan bakar agar tidak masuk ke injektor
•
Pipa-pipa pengembali bahan bakar (fuel return lines) berfungsi sebagai saluran
pengembalian bahan bakar ke tanki bahan bakar
•
Pengatur kecepatan (governor) untuk mengatur putaran sesuai beban mesin.
•
(advancer/automatic timer) berfungsi sebagai Pengatur untuk memajukan saat
injeksi pada putaran tinggi
a. Cara kerja Sistem Bahan Bakar Motor Diesel dengan Pompa Injeksi In Line
7
Sistem bahan bakar motor diesel konvensional menggunakan pompa injeksi in line yang
aliran bahan bakarnya dapat dilihat sebagai berikut: Bahan bakar yang ada di dalam tanki
(fuel tank) dihisap oleh feed pump, kemudian dialirkan ke water sedimenter – fuel filter –unit
elemen pompa – injektor (injection nozzle) sesuai F.O. (firing order). Bahan bakar yang
keluar dari elemen pompa injeksi sudah bertekanan tinggi kemudian dialirkan ke pengabut
untuk dimasukkan ke dalam ruang bakar. Kebutuhan bahan bakar yang masuk ke dalam
silinder tergantung putaran dan beban mesin, sehingga ada sebagian bahan bakar yang tidak
diperlukan. Untuk itu diperluakan saluran pengembali (over flow/fuel return line) untuk
memberi kesempatan bahan bakar yang tidak diperlukan kembali ke tanki lagi. Dengan
demikian over flow (fuel return line) pada motor diesel fungsinya untuk mengalirkan sisa
bahan bakar dari pengabut menuju ke tanki bahan bakar.
b. Cara Kerja Sistem Bahan Bakar Motor Diesel dg. Pompa Injeksi Ditributor
Type VE
Pada sistem BB tersebut, bahan bakar yang ada di dalam tanki (fuel tank) dihisap oleh
feed pump melalui water sedimenter dan fuel filter masuk ke dalam rumah pompa
memenuhi seluruh ruangan yang ada di dalam pompa. Tekanan bahan bakar di dalam
rumah pompa (inner pressure) diatur oleh pressure regulator. Selanjutnya bahan bakar
yang sudah memenuhi ruangan dalam rumah pompa mengalir melalui fuel cut off
solenoid menuju pump plunger. Bahan bakar yang sudah masuk ke dalam pump plunger
dinaikkan tekanannya sekaligus didistribusikan ke masing-masing pengabut sesuai F.O.
(firing order). Dalam hal ini fuel cut off solenoid berfungsi membuka dan menutup aliran
bahan bakar dari ruang dalam pompa menuju pump plunger. Untuk mengendalikan
kerja fuel cut off solenoid, diperlukan arus dari batterei melalui kunci kontak. Didalam
rumah pompa juga terdapat mechanical governor dan timer sebagai kelengkapan pompa
injeksi. Mechanical governor berfungsi untuk mengatur putaran sesuai beban mesin,
sedang timer berfungsi untuk mengajukan saat injeksi pada putaran tinggi. Dari gambar
tersebut nampak bahwa jumlah pump plunger hanya satu meskipun jumlah silinder motor
8
lebih dari satu. Dalam hal ini pump plunger selain bergerak ke kiri dan ke kanan juga
berputar (gerakan translasi dan rotasi sekaligus). Gerakan pump plunger ke kiri dan ke
kanan bertujuan untuk menghisap dan menaikkan tekanan bahan bakar, sedang gerak
putar pump plunger untuk menyalurkan bahan bakar yang sudah bertekanan mengalir ke
dalam masing-masing injektor sesuai F.O.
8) Identifikasi
gangguan-gangguan
yang
mungkin
timbul
dan
mendiagnosis
kemungkinan penyebabnya pada motor diesel dengan sistem bahan bakar
konvensional adalah sebagai berikut:
Pada motor diesel sering terjadi gangguan antara lain knocking, asap tebal, kurang tenaga
dan sebagainya dikarenakan Tidak Sempurnanya Proses Pembakaran Pada Mesin Diesel.
Hal tersebut disebabkan oleh:
a. Injektor Tersumbat Dan Kualitas Bahan Bakar
Saluran injektor kotor/tersumbat oleh kotoran yang ikut bersama bahan bakar, sehingga
pengabutan yang tidak sempurna. Angka cetane solar yang dipakai terlalu tinggi atau terlalu
rendah, atau kualitas solar yang tidak bagus. Angka cetane adalah tingkat bakar untuk solar,
kalau bensin disebut angka oktan.Semakin tinggi angka cetane berarti solar semakin mudah
terbakar.
b. Filter Udara Kotor
Filter udara sudah kotor, kotoran bisa ikut terbawa kesistem bahan bakar dan menyebabkan
penyumbatan.Jika filter udara sudah rusak, tidak akan bisa menyaring debu atau partikel lain
yang juga bisa menyebabkan penyumbatan. Filter yang sudah kotor juga akan menghalangi
oksigen masuk, dimana oksigen adalah sangat dibutuhkan pada semua pembakaran.
Akibatnya pembakaran juga tidak akan sempurna.
c. Ada Oli Yang Masuk Ruang Bakar
Bisa disebabkan oleh sil sil oli yang sudah aus/bocor, sehingga oli merembes kedalam ruang
bakar. Oli tersebut akan ikut terbakar, sehingga asap knalpot lebih tebal dari biasanya.
d. Campuran Gemuk
Campuran gemuk (boros) disebabkan pada setelan, atau adanya kerusakan pada pompa
injeksi sehingga bahan bakar yang keluar berlebihan.
e. Saringan Bahan Bakar Kotor
Saringan bahan bakar yang kotor dan tersumbat, asupan bakar bakar tidak akan stabil.
Hasilnya, proses pembakaran tidak akan sempurna. Mesin pun akan tersengal-sengal dan
menimbulkan getaran keras dan asap hitam pekat.
Agar
gangguan pada motor bakar diesel konvensional tidak terjadi
dapat
dilakukan dengan cara:
1. Rawatlah injektor secara berkala agar tidak ada sumbatan-sumbatan akibat bahan
bakar yg kotor
2. Gunakanlah kualitas bahan bakar yang bagus yang sesuai anjuran pabrik
9
3. Periksa dan bersihkan filter udara secara rutin, misalnya dua minggu sekali. Jika
memang kondisinya sudah sangat tidak layak, sebaiknya diganti dengan yang baru.
4. Gantilah sil sil oli agar tidak ada oli masuk ke ruang bakar
9) Cara kerja sistem pelumasan basah dan mengidentifikasi kemungkinan gangguan
mesin
khusunya
pada
sistem
pelumasan
serta
mendiagnosis
kemungkinan
penyebabnya.
Cara kerja sistem pelumasan basah adalah
1. Saat mesin mati, oli mesin semua ditampung di dalam oil pan, sebagian kecil ada yang
tertahan di dalam main galery , oil cooler, filter oli dan oil pump.
2. Setelah mesin distarter dan hidup, maka mesin akan memutar pompa oli. Akibatnya, oli
mesin mulai dihisap masuk kedalam pompa oli melalui oil strainer. Oil strainer akan
menyaring oli yang masuk sehingga pompa oli terhindar dari kerusakan.
3. Selanjutnya, Pompa oli akan memompa oli mesin menuju keseluruh sistem pelumasan.
Akibatnya tekanan oli akan meningkat. Semakin kencang putaran mesin, maka tekanan
oli akan semakin besar.
4. Untuk mencegah kelebihan tekanan oli, maka oil pressure regulator akan membatasi
tekanan yang dihasilkan pompa oli. Ketika tekanan berlebih, relieve valve akan terbuka
untuk menurunkan tekanan oli dan mengembalikan oli yang berlebih kembali kedalam oil
pan.
5. Oli mesin akan masuk kedalam filter oli (saringan halus) untuk menyaring oli mesin dari
kotoran-kotoran yang lebih halus / kecil. Dengan begitu, maka oli mesin yang bersih bisa
dialirkan menuju oil cooler.
6. Didalam oil cooler, oli mesin akan didinginkan suhunya terlebih dahulu. Prosesnya ada
yang menggunakan air radiator ataupun langsung dengan udara. Setelah oli di dinginkan
suhunya di dalam oil cooler, selanjutnya oli mesin dialirkan kembali menuju main galery
silinder blok.
7. Di dalam main galery silinder blok, oli akan disalurkan menuju crankshaft pin dan
crankshaft jurnal, selain itu oli mesin ada juga yang disemprotkan ke pin piston melalui
oil jet. Selanjutnya, sebagian oli mesin ada yang dialirkan ke silinder head untuk
melumasi bagian camshaft dan rocker arm.
8. Setelah semua bagian dalam mesin sudah mendapatkan pelumasan, oli mesin akan
mengalir kembali kedalam oil pan untuk kemudian kembali disirkulasikan keseluruh
komponen sistem pelumasan mesin.
9. Untuk mengetahui kondisi aliran oli mesin di dalam mesin, pengemudi bisa mengetahui
melalui lampu indikator oli mesin yang sinyalnya didapat dari oil pressure switch. Ketika
mesin mati, lampu indikator oli mesin akan menyala, kemudian setelah mesin hidup dan
oli sudah mengalir, maka lampu indikator oli mesin akan padam.
10
Ganguan-ganguan yang dialami mesin karena pengaruh pelumasan yaitu:
a. Mesin Tidak dapat distarter,tetapi tekanan oli tetap atau tidak ada tekanan
KEMUNGKINAN PENYEBAB
PERBAIKANNYA
KERUSAKAN
a. Minyak pelumas terlalu rendah.
a. Ganti minyak pelumas dengan minyak
pelumas yang sesuai
b. Komponen-Komponen pompa
b. Bongkar dan periksa komponen-komponen
pompa,ganti jika aus
c. Saringan oli tersumbat
c. Ganrti saringan oli
d. Katup pengatur tekanan oli rusak
d. Bongkar katup pengatur tekanan oli dan
ganti jika rusak
e. Alat pengukur tekanan oli rusak
e. 1. Buka sending unit & hidupkan
mesin.apabila oli memancar berarti alat
pengontrol rusak
e. 2.
periksa
system
pengontrol
tekananoli,perbaiki/ganti jika rusak
f. Minyak pelumas terlalu sedikit
f. Tambah minyak pelumas,sesuai kebutuhan
g. Paking atau sil yang berhubungan g. Ganti paking atau sil dengan baik
dengan saluran minyak pelumas bocor
b. Pada waktu mesin beroperasi, tekanan oli berkurang
KEMUNGKINAN PENYEBAB
KERUSAKAN
a. Kekentalan
minyak
pelumas
berkurang,karena mesin terlalu panas
b. Kerusakan pada bantalan
c. Tutup pembuangan oli pada panic oli
bocor
d. Sil pada poros engkol bocor
PERBAIKANNYA
a. Periksa mesin,setel system pengapian dan
perbaiki system bahan baker
b. Bongkar mesin dan perbaiki
c. perbaiki tutup pembuangan oli
d. Ganti sil poros engkol
c. Terdengar Suara kegaduhan pada pengangkat katup dan bantalan
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
KEMUNGKINAN PENYEBAB
KERUSAKAN
Pegas penekan katup pada filter lemah
atau patah.
Pompa oli rusak.
Saluran oli pecah atau retak.
Saluran oli sebelum unit saklar tekanan
terhalang atau tersumbat.
Oli yang tidak tepat atau terlalu encer
Bantalan mesin aus.
Kebocoran pada filter oli
PERBAIKANNYA
aGanti pegas katup filter.
b. Ganti pompa oli.
c. Perbaiki atau tambal saluran olinya.
d. Hilangkan sumbatan pada saluran oli.
e. Ganti oli sesuai dengan spesifikasi
f. Ganti bantalan mesin.
g. Ganti filter dan gasketnya.
11
d. Pada saat mesin beroperasi tekanan oli terlalu tinggi
KEMUNGKINAN PENYEBAB
PERBAIKANNYA
KERUSAKAN
a. Katup tekanan oli terlalu ke dalam.
a. Longgarkan katup tekanan oli.
b. Pegas katup tekanan oli rusak.
b. Ganti pegas katup oli.
c. Saluran oli sesudah unit saklar tekanan c. Hilangkan sumbatan pada saluran oli.
tersumbat.
d. Oli terlalu kental.
d. Ganti oli sesuai dengan spesifikasi.
10) Berikut adalah gangguan mesin khusunya pada sistem pendinginan serta
mendiagnosis kemungkinan penyebabnya.
1. Kipas pendingin yang digerakkan dengan motor tidak mau berputar meskipun mesin
telah panas. Penyebabnya adalah:
a) Coolant temperatur switch rusak/tidak bekerja
b) Relay kipas rusak atau tidak bekerja
c) Motor penggerak kipas rusak atau tidak bekerja
d) Jaringan kabel penghubung putus atau hubung singkat.
2. Saat Berkendara Suhu mesin Naik/ Tinggi, kemungkinan penyebabnya:
a) Thermostat macet tertutup
b) Radiator cap tidak bekerja dengan baik
c) Jumlah coolant kurang
d) Saluran di dalam radiator, hoses atau water jacket tertahan
e) Ada udara di dalam sistem
f) Water pump tidak bekerja dengan baik
3. Terjadi Overcooling (mesin dingin) disebabkan karena Termostat macet terbuka.
4. Terdapat Bunyi Pada Sistem Pendinginan
a) Bantalan pompa yang longgar atau bengkok, dapat diatasi dengan mengganti rakitan
bantalan.
b) Daun kipas yang longgar atau bengkok, dapat diatasi dengan cara mengencangkan
daun kipas, diperbaiki atau diganti.
c) Fan Belt sudah aus atau retak, dapat diatasi dengan mengganti fan belt.
12