Academia.eduAcademia.edu

TUGAS AKHIR MODUL 3

TUGAS AKHIR MODUL 3 PENGORGANISASIAN INFORMASI/PENGETAHUAN DALAM INGATAN MANUSIA Disusun Oleh Gito Purwono, S.Pd 18131218710049 PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN GELOMBANG II PROGRAM SERTIFIKASI PENDIDIKAN KIMIA UNIVESITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARMASIN 2018 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ingatan dan berpikir termasuk salah satu faktor yang erat hubungannya dengan proses belajar. Jika proses belajar berjalan dengan baik maka hasil belajar juga akan baik. Mengingat adalah salah satu perbuatan menyimpan hal-hal yang sudah pernah diketahui untuk dikeluarkan dan pada saat lain digunakan kembali. Mengingat sering diasosiakan dengan aktivitas mental dalam memperoleh pengetahuan dan memecahkan masalah. Ingatan atau memori adalah sebuah fungsi dari kognisi yang melibatkan otak dalam pengambilan informasi. Jika kita tidak dapat mengingat apa pun mengenai pengalaman kita maka tidak ada satu hal pun yang dapat dipelajari. Kemampuan mengingat peserta didik erat kaitannya dengan kegiatan belajar. Pada saat belajar peserta didik menggunakan kemampuan mengingat untuk memahami pengetahuan dan memecahkan masalah yang dihadapinya. Tanpa ingatan, sulit bagi kita untuk merefleksikan diri karena pemahaman diri tergantung dari kesadaran dan hanya dapat terlaksana dengan adanya ingatan. Pengolahan informasi yang terjadi di dalam sistem koordinasi disimpan dalam memori berupa sebuah pengalaman belajar. Informasi terus memasuki pikiran melalui panca indera kita, sebagian ada yang di simpan dalam ingatan kita dalam waktu yang singkat dan kemudian dilupakan. Pentingnya pengorganisasian informasi dalam ingatan manusia agar mempermudah kegiatan belajar dan tetap konsisten dalam sistem penyelesaian masalah tiap individu. Tanpa adanya pengolahan informasi dari pengalaman yang ada maka sulit bagi setiap orang untuk melaksanakan kegiatan belajar sebab tidak semua informasi yang kita peroleh dapat tersimpan dalam waktu lama di dalam ingatan. Dalam makalah ini penulis bermaksud menjabarkan tentang pentingnya pengorganisasian informasi atau pengetahuan dalam ingatan manusia. B. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah: 1. Bagaimana pengorganisasian informasi/ pengetahuan dalam ingatan manusia? 2. Bagaimana hubungan antara belajar terhadap pentingnya pengorganisasian informasi/ pengetahuan dalam ingatan manusia? C. Tujuan Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui dan memahami tentang: 1. Pengorganisasian informasi/ pengetahuan dalam ingatan manusia 2. Hubungan antara belajar terhadap pentingnya pengorganisasian informasi/ pengetahuan dalam ingatan manusia BAB II PEMBAHASAN A. Pemrosesan Informasi dalam Memori Ada tiga proses pengolahan informasi yang dilakukan di dalam memori yaitu, encoding, merupakan proses yang bertujuan untuk mengubah informasi menjadi bentuk yang dapat diproses dan digunakan oleh otak. Tahap ini melibatkan alat indera untuk mempersepsi stimulus yang masuk. Dalam proses ini dibutuhkan perhatian. Seseorang bisa memasukkan pengalamannya baik secara sengaja atau tidak sengaja. Pengalaman yang sengaja misalnya ilmu pengetahuan, sedangkan pengalaman yang tidak disengaja misalnya pengalaman yang terjadi sehari-hari. Tahap kedua adalah storage, yaitu menyimpan pengalaman yang telah dipersepsikan, sehingga suatu saat dapat ditimbulkan kembali. Pengalaman yang sudah dipersepsikan tadi akan meninggalkan jejak dimemori sebagai memory traces yang disimpan dalam ingatan. Memory traces bisa hilang ataupun rusak karena proses lupa. Sehingga memory traces tidak sepenuhnya bisa bertahan dalam ingatan. Tahap ketiga adalah retrieval. Menimbulkan kembali pengalaman yang sudah disimpan dalam memori sehingga dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Proses ini bisa dilakukan dengan mengingat kembali (recall) atau mengenal kembali (recognize). Mengenal kembali menunjukkan hasil yang lebih baik daripada mengingat kembali. Mengingat kembali menuntut seseorang untuk bekerja dua kali, yaitu membangkitkan kembali informasi yang mungkin sesuai, atau mengenalinya sebagai informasi yang sebelumnya sudah disimpan. Sedangkan mengenal kembali, informasi yang akan dipanggil akan langsung dikenali melalui penelusuran isyarat terhadap pilihan item yang disajikan. B. Tingkat Pemrosesan Informasi Informasi akan lebih cepat terlupakan jika diproses pada tingkat yang dangkal, tapi akan lebih lama diingat jika diproses pada tingkat yang lebih dalam. 1. Tingkat Pemrosesan Informasi Dangkal Dalam pemrosesan informasi tingkat dangkal, informasi yang diterima didasarkan pada kualitas tampilan fisik sesuatu hal. Infromasi hanya disimpan pada ingatan jangka pendek. 2. Tingkat pemrosesan Informasi Mendalam Dalam Pemrosesan informasi tingkat yang lebih dalam, informasi yang diterima didasarkan pada pemahaman terhadap arti dari sebuah kata dan makna dari kata yang diucapkan. Informasi pada tingkat ini akan disimpan pada ingatan jangka panjang. Tingkat pemprosesan informasi mendalam juga membantu proses recall. C. Faktor yang mempengaruhi Ingatan Faktor yang mempengaruhi ingatan : 1. Mood dan emosi Ada tiga hal dimana mood dan emosi dapat mempengaruhi ingatan, antara lain : a. Manusia akan mengingat stimulus yang menyenangkan lebi akurat dari stimulus lain. b. Proses recall akan lebih akurat jika mood seseorang cocok dengan mood alamiah sesuatu hal. c. Proses recall akan lebih mudah jika mood selama proses encoding cocok dengan mood selama retrieval. 2. Atensi Atensi merupakan sebuah konsentrasi dari aktifitas mental. Ketika indera menerima stimulus, tidak semua akan dipertahankan. Stimulus yang dipilih akan diproses lebih detil. Stimulus yang tidak mendapat perhatian akan dibuang dan tidak akan di proses. 3. Kesamaan Semantik Arti dari kata-kata akan mempengaruhi jumlah kata yang akan tersimpan pada short term memory. Selain itu ada juga proactive interference bahwa orang akan kesulitan belajar hal yang baru karena hal yang lama akan mengganggu hal yang baru dipelajari. 4. Prinsip pengkodean spesifik Bahwa recall akan lebih baik jika konten dalam retrieval sama dengan konten encoding. 5. Umur Umur dapat mempengaruhi ingatan seseorang. Anak-anak tidak dapat mengingat peristiwa sebelum umur 2 atau 3 tahun. Orang yang lebi tua akan lebih baik dalam mengingat ketika mereka memiliki kemampuan verbal yang tinggi dan berpendidikan tinggi. Orang yang lebih tua juga akan lebih akurat dalam mengingat dibanding orang yang lebih muda. 6. Metamemory Metamemory akan membantu seseorang untuk menggunakan strategi yang efektif untuk dipakai karena tidak semua strategi mengingat itu sama. D. Pengorganisasian Informasi/ Pengetahuan dalam Ingatan Manusia Pengolahan informasi mengandung pengertian tentang bagaimana seorang individu mempersepsi, mengorganisasi, dan mengingat sejumlah besar informasi yang diterima individu dari lingkungan. Hal yang demikian juga dapat dikatakan bahwa pengolahan informasi dapat dikatakan sebagai bentuk respon individu terhadap informasi yang di berikan oleh lingkungan di sekitarnya. Pengetahuan yang lebih umum dan abstrak yang diperoleh lebih dulu oleh seseorang, akan dapat memudahkan perolehan pengetahuan baru yang lebih rinci. Gagasannya mengenai cara mengurutkan materi pelajaran dari umum ke khusus, dari keseluruhan ke rinci yang sering disebut sebagai subsumptive sequence menjadikan belajar lebih bermakna bagi siswa. Kita dapat mencatat bahwa karakteristik penting dari proses belajar manusia dan pengorganisasian memori. Pendekatan kognitif untuk belajar memberikan peran penting untuk proses organisasi dan menekankan peran aktif dari peserta didik. Pelajar aktif dipandang sebagai pengolahan informasi yang akan dipelajari, bukan hanya pasif mendaftarkan informasi. Pendekatan organisasi untuk belajar dan memori mengasumsikan bahwa kita mencoba untuk mengorganisir informasi ke dalam beberapa pola yang bermakna, dan merancang strategi, rencana dan merumuskan hipotesis tentang informasi yang dikodekan dan strored dalam memori. Informasi yang disimpan dalam memori jangka panjang diasumsikan sangat terorganisir untuk memanfaatkan kapasitas penyimpanan yang tersedia dan membantu dalam pencarian dan pengambilan informasi. Akibatnya, informasi yang masuk biasanya hati-hati mengatur kembali sehingga informasi baru yang terintegrasi dan dibuat kompatibel dengan organisasi yang ada di memori jangka panjang. Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Siswa adalah penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar. Proses belajar terjadi berkat siswa mempelajari sesuatu yang ada di lingkungan sekitar. Lingkungan yang dipelajari oleh siswa berupa keadan alam, benda-benda atau hal-hal yang dijadikan bahan belajar. Ketika individu berlangsung ke proses mengingat, untuk menyimpan informasi belajar, dalam long- term memory (materi memory atau ingatan) dan strategi umum pemecahan masalah (materi kreativitas). Pengetahuan yang diproses dan dimaknai dalam memori kerja disimpan dalam memori jangka panjang dalam bentuk skema-skema teratur secara hirarkis. Tahap pemahaman dalam pemrosesan informasi dalam memori kerja berfokus pada bagaimana pengetahuan baru dimodifikasi. Pemahaman berkenaan dan dipengaruhi oleh interpretasi terhadap stimulus. Faktor stimulus adalah karakteristik dari elemen-elemen desain pesan seperti ukuran, ilustrasi, teks, animasi, narasi, warna, musik, serta video. Studi tentang bagaimana informasi diidentifikasi, diproses, dimaknai, dan ditransfer dalam dan dari memori kerja untuk disimpan dalam memori jangka panjang mengisyaratkan bahwa pendesainan pesan merupakan salah satu topik utama dalam pendesainan multimedia instruksional. Dalam konteks ini, desain pesan multimedia berkenaan dengan penyeleksian, pengorganisasian, pengintegrasian elemen-elemen pesan untuk menyampaikan sesuatu informasi. Antara belajar dan pengolahan informasi adalah dua aspek yang saling melengkapi. Asumsi yang mendasari teori ini adalah bahwa pembelajaran merupakan faktor yang sangat penting dalam perkembangan. Menurut Gagne bahwa dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi, untuk kemudian diolah sehingga menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil belajar. Dalam pemrosesan informasi terjadi adanya interaksi antara kondisi-kondisi internal dan kondisi-kondisi eksternal individu. Kondisi internal yaitu keadaan dalam diri individu yang diperlukan untuk mencapai hasil belajar dan proses kognitif yang terjadi dalam individu. Sedangkan kondisi eksternal adalah rangsangan dari lingkungan yang mempengaruhi individu dalam proses belajar yang dijalankan oleh individu tersebut (peserta didik). Penerapan teori pengolahan informasi dalam belajar berasumsi bahwa memori manusia itu suatu sistem yang aktif, yang mampu menyeleksi, mengorganisasi dan mengubah menjadi suatu sandi-sandi informasi dan keterampilanbagi penyimpananya untuk di pelajari. Dalam hal ini individu diartikan sebagai suatu objek yang memiliki kemampuan untuk menghasilkan suatu penyleksian, pengorganisasian danpengubahan terhadap informasi yang di dapat menjadi suatu sandi-sandi yang berguna untuk memudahkan individu dalam proses belajar yang akan dijalani dirinya. Mengenai hal di atas, para ahli kognitif juga berasumsi bahwa belajar yang berhasil sangat bergantung pada tindakan belajar daripada hal-hal yang ada di lingkungannya. Ini menunjukan bahwa dalam proses belajar ini tindakan dari peserta didik adalah hal utama yang mempengaruhi terhadap hasil belajar yang akan di capai dari peserta didik, dalam hal ini menyangkut aspek perubahan perilaku seperti: aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Komponen belajar menurut teori pengolahan informasi seperti yang telah dijelaskan pada pembahasan di atas, bahwa komponen belajar adalah perhatian yang ditujukan pada stimulus, pengkodean stimulus, dan penyimpanan dan mendapatkan kembali (retrival). Atas dasar komponen dasar tersebut, selanjutnya hal yang esensial dari pembelajaran adalah a. Membimbing untuk menerima stimulus b. Memperlancar pengkodean c. Memperlancar penyimpanan dan retrival BAB III SIMPULAN A. Kesimpulan Dari pembahasan yang telah dijabarkan maka dapat disimpulkan: 1. Penggolahan informasi dapat dikatakan sebagai bagaimana respon individu terhadap informasi yang diberikan oleh lingkungan di sekitarnya. 2. Tahap pemahaman dalam pemrosesan informasi dalam memori kerja berfokus pada bagaimana pengetahuan baru dimodifikasi. 3. Dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi, untuk kemudian diolah sehingga menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil belajar. 4. Dengan adanya pengorganisasian informasi atau pengetahuan akan memudahkan individu untuk menjalani proses pembelajaran secara maksimal.