Academia.eduAcademia.edu

KOMUNIKASI INTREPERSONAL

komunikasi internasional

KOMUNIKASI INTREPERSONAL Pengertian Komunikasi AntarPribadi Ketika diminta untuk membedakan komunikasi antarpribadi dari komunikasi lainnya, pada umumnya banyak orang mengatakan bahwa komunikasi antarpribadi melibatkan sedikit orang, sering kali hanya dua. Tetapi yang paling membedakan komunikasi antarpribadi adalah kualitas tertentu, atau karakter dan interaksinya. Sebagai permulaan dapat di katakana bahwa Komunikasi Antarpribadi adalah interaksi antar orang perorang dengan tipe yang berbeda. Inter sendiri berasal dari kata awalan antar, yang berarti “antara” dan personal adalah kata yang berarti “orang”, dengan demikian komunikasi antarpribadi secara harfiah yaitu komunikasi yang terjadi antara orang-orang. Komunikasi ini prosesnya cenderung berlangsung secara dialogis dan bentuk komunikasi yang menunjukan terjadinya interaksi. Mereka yang terlibat dalam komunikasi antarpribadi merupakan komunikasi yang berbentuk ganda, dimana mereka secara bergantian sebagai pembicara dan pendengar. Marry B. Cassata dan Molefi K Asante (mulyana,2004:76) merancang konteks komunikasi antarpribadi sebagai suatu keterlibatan komunikator yang indenpenden dengan pesan pribadi atau terbatas; salurannya vokal; terdiri dari khalayak individu atau kelompok kecil lalu memperoleh umpan balik dengan segera dikarenakan kontaknya yang primer; dimana contohnya adalah suatu diskusi dalam keluarga. Dan komunikasi antar pribad merupakan komunikasi yang paling ampuh dalam mempersuasi orang lain untuk mengubah sikap, opini, perilaku komunikan dan jika dilakukan secara tatap muka langsung akan lebih intensif karna terjadi kontak pribadi yaitu antara pribadi komunikator dengan pribadi komunikan. Para ahli teori komunikasi mendeskripsikan komunikasi antarpribadi secara berbeda-beda. Trenholm dan Jensen mendefenisikan komunikasi interpersonal sebagai komunikasi antara dua orang yang berlangsung secara tatap muka (komunikasi diadik). Sifat komunikasi ini adalah: (a) spontan dan informal; (b) saling menerima feedback secara maksimal; (c) partisipan berperan fleksibel.. Lalu Rochner, 1978; Capella, 1987; Miller, 1990 mebagi definisi komunikasi antarpribadi menjadi tiga (3), yaitu : Definisi bedasarkan komponen (Componential) Definisi ini menjelaskan komunikasi antarpribadi dengan cara mengamati komponen-komponen utamanya, yaitu oleh satu orang dan penerima pesan oleh orang lain atau sekelompok kecil orang, dengan berbagai dampaknya dan peluang untuk memberikan umpan balik segera. Definisi bedasarkan Hubungan Diadik (Relation dyadic) Komunikasi yang berlangsung diantar dua orang yang mempunyai hubungan yang mantap dan jelas atau dengan kata lain ini juga di sebut sebagai definisi diadik (dyadic). Adakalanya definisi hubungan ini di perluas sehingga mencakup juga sekelompok kecil orang, seperti anggota keluarga atau kelompok-kelmpok yang terdiri ad=tas tiga atau empat orang. Definisi bedasarkan Pengembangan (Developmental) Komunikasi antarpribadi di lihat sebagai akhir dari perkembangankomunikasi yang bersifat tak pribadi (impersonal) pada suatau ekstrim menjadi komunikasi antarpribadi atau intim pada ekstrim yang lain. Dalam komunikasi antarpribadi ada enam (6) karakteristik komunikasi antarpribadi menurut (Sihabudin& Winangsih), yaitu : Komunikasi antarpribadi selalu diawali dari komunikasi dengan diri sendiri (my self communication), sehingga tidak ada alasan manusia tidak dapat berkomunikasi Komunikasi antarpribadi bersifat transaksional, karena antar pihak yang terlibat akan dikaitkan dengan hubungan yang terbina akan memperoleh keuntungan atau tidak. Komunikasi antarpribadi ada hubung dalam pesan. Komunikasi antarpribadi ada kedekatan fisik. Komunikasi antarpribadi ada ketergantungan. Komunikasi antarpribadi tidak bisa diulang atau di kembalikan ke semula. Dan menurut Judy C. Parson, komunikasi antarpribadi memiliki karakteristik sebgai berikut: Komunikasi antarpribadi di mulai dengan diri pribadi (self). Berbagai persepsi komunikasi yang menyangkut pemaknaan berpusat pada diri kita, artinya di pengaruhi oleh pengalaman dan pengamatan kita. Komunikasi antarpribadi bersifat transaksional. Anggapan ini mengacu pada pihak-pihak yang berkomunikasi secara serempak dan bersifat sejajar, menyampaikan dan menerima pesan. Komunikasi antarpribadi mencakup aspek-aspek isi pesan dan hubungan antarpribadi. Artinya isi pesan di pengaruhi oleh hubungan antar pihak yang berkomunikasi. Komunikasi antarpribadi mensyaratkan kedekatan fisik antar pihak yang berkomuniksi Komunikasi antarpribadi melibatkan pihak-pihak uang saling bergantung satu sama lainnyadalam proses komunikasi. Ciri-ciri Komunikasi Interpersonal ciri-ciri komunikasi interpersonal, antara lain: arus pesan dua arah, suasana informal, umpan balik segera, peserta komunikasi berada dalam jarak dekat, dan peserta komunikasi mengirim dan menerima pesan secara simultan dan spontan, baik secara verbal maupun nonverbal. 1. Arus pesan dua arah. Komunikasi interpersonal menempatkan sumber pesan dan penerima dalam posisi yang sejajar, sehingga memicu terjadinya pola penyebaran pesan mengikuti arus dua arah. Artinya komunikator dan komunikan dapat berganti peran secara cepat. Seorang sumber pesan, dapat berubah peran sebagai penerima pesan, begitu pula sebaliknya. Arus pesan secara dua arah ini berlangsung secara berkelanjutan. 2. Suasana nonformal. Komunikasi interpersonal biasanya berlangsung dalam suasana nonformal. Dengan demikian, apabila komunikasi itu berlangsung antara para pejabat disebuah instansi, maka para pelaku komunikasi itu tidak secara kaku berpegang pada hirarki jabatan dan prosedur birokrasi, namun lebih memilih pendekatan secara individu yang bersifat pertemanan. 3. Umpan balik segera. Oleh karena komunikasi interpersonal biasanya mempertemukan para pelaku komunikasi secara bertatap muka, maka umpan balik dapat diketahui dengan segera. Seorang komunikator dapat segera memperoleh balikan atas pesan yang disampaikan dari komunikan, baik secara verbal maupun nonverbal. Ambil contoh, seorang komunikator bermaksud untuk menawarkan gagasan kepada komunikan, apakah komunikan menerima tawaran tersebut atau tidak, dapat diketahui dengan segera melalui respon verbal maupun nonverbal. Respon verbal berarti dari jawaban yang berupa kata-kata: setuju, tidak setuju, pikir-pikir, dan sebagainya. Sementara itu respon verbal dapat ditangkap melalui gelengan atau anggukan kepala, pandangan mata, raut muka, dan sebagainya. 4. Peserta komunikasi berada dalam jarak yang dekat. Komunikasi interpersonal merupakan metode komunikasi antarindividu yang menuntut agar peserta komunikasi berada dalam jarak dekat, baik jarak dalam arti fisik maupun psikologis. Jarak yang dekat dalam arti fisik, artinya para pelaku saling bertatap muka, berada pada satu lokasi tempat tertentu. Sedangkan jarak yang dekat secara psikkologis menunjukkan keintiman hubungan antarindividu. 5. Peserta komunikasi mengirim dan menerima pesan Secara simultan dan spontan, baik secara verbal maupun nonverbal. Untuk meningkatkan kefektifan komunikasi interpersonal, peserta komunikasi dapat memberdayakan pemanfaatan kekuatan pesan verbal maupun nonverbal secara simultan. Peserta komunikasi berupaya saling meyakinkan, dengan mengoptimalkan penggunaan pesan verbal maupun nonverbal secara bersamaan, saling mengisi, salling memperkuat sesuai tujuan komunikasi. Misalnya untuk menegaskan bahwa seseorang merasa bahagia dengan pertemuan yang baru saja terjadi, dapat diungkapkan secara verbal maupun nonverbal. Secara verbal diungkapkan dengan ucapan atau kata-kata, seperti: senang sekali bertemu anda. Sedangkan secara nonverbal dapat dilakukan dengan berbagai isyarat: bersalaman, berpelukan, tersenyum, dan sebagainya. Proses Komunikasi Interpersonal Proses komunikasi ialah langkah langkah yang menggambarkan terjadinya kegiatan komunikasi. Ssecara sederhana proses komunikasi di gambarkan sebagai proses yang menghubungkan pengirim dengan penerima pesan. Proses tersebut terdiri dari enam langkah, yaitu: Keinginan berkomunikasi. Seorang komunikator mempunyai keinginan untuk berbagi gagasan dengan orang lain. Encoding oleh komunikator. Enconding merupakan tindakan memformulasikan isi pikiran atau gagasan ke dalam simbol-simbol, kata-kata, dan sebagainya sehingga komunikator merasa yakin sengan pesan yang di susun dan cara penyampaiannya. Pengiriman pesan. Untuk mengirim pesan kepada orang yang dikehendaki, komunkator memilih saluran komunikasi seperti telepon, SMS, e-mail, surat, ataupun secara tatap muka. Penerima pesan. Pesan yang dikirim oleh komunikator telah diterima oleh komunikan. Decoding oleh komunikan. Decoding merupakan kegiatan internal dalam diri penerima. Melalui indera, penerima mendapatkan macam-macam data dalam bentuk “mentah”, berupa kata-kata dan simbol-simbol yang harus di ubah ke dalam pengalaman-pengalaman yang mengandung makna. Dengan demikian, decoding adalah proses memahami pesan. Umpan balik. Setelah menerima pesan dan memahaminya, komunikan memberikan respon atau umpan balik. Dengan umpan balik, seorang komunikator dapat mengevaluasi efektivitas komunikasi . Fungsi Komunikasi Antarpribadi Menurut defininya, fungsi adalah sebagai tujuan dimana komunikasikan digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. fungsi utama komunikasi ialah mengendalikan lingkungan guna memperoleh imbalan- imbalan tertentu berupa fisik, ekonomi, dan sosial. Dan kita juga dapat membedakan pengendalikan lingkungan dalam dua tingkatan, yaitu: Hasil yang memperoleh sesuatu dengan apa yag diinginkan yang dinamakan compliance Hasil yang di peroleh mencerminkan adanya kompromi dari keinginan semula bagi pihak-pihak yang terlibat, yang dinamakan penyelesaian konflik atau conflict resolution ( Miller & Steinberg,1975). Tujuan Komunikasi Interpersonal Komunikasi interpersonal merupakan suatu action oriented, ialah suatu tindakan yang berorientasi pada tujuan tertentu. Tujuan komunikasi interpersonal itu bermacam-macam, beberapa di antaranya di paparkan berikut. Mengkukapkan perhatian kepada orang lain Salah satu tujuan komunikasi interpersonal adalah untuk mengungkapkan perhatian kepada oranglain. Pada prinsipnya komunikasi interpersonal hanya di maksudkan untuk menujukkan adanya perhatian kepada oranglain, dan untuk menghindari kesan dari orang lain sebagai pribadi yang tertutup, dingin, dan cuek. Menemukan diri sendiri Seseorang melakukan komunikasi interpersonal karena ingin mengetahui dan mengenali karakteristik diri pribadi bedasarkan informasi dari orang lain. Menemukan dunia luar Dengan komunikasi interpersonaldi peroleh kesempatan untuk mendapatkan berbagai informasi dari orang lain, termasuk informasi penting dan actual. Jadi komunikasi merupakan “jendela dunia” karena dengan berkomunikasi dapat mengetahui berbagai kejadian di dunia luar. Membangun dan memelihara hubungan yang harmonis Salah satu kebutuhan setiap orang yang paling besar adalah membentuk dan memelihara hubungan baik dengan orang lain. Oleh karena itu setiap orang telah menggunakan banyak waktu untuk komunikasi interpersonal yang diabadikan untuk membangun dan memelihara hubungan sosial dengan orang lain. Mempengaruhi sikap dan tingkah laku Komunikasi interpersonal ialah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu atau mengubah sikap, pendapat, atau perilaku baik secara langsung maupun tidak langsung (dengan menggunakan media). Mencari kesenangan atau sekedar menghabiskan waktu Seseorang melakuka komunikasi interpersonal sekedar mencari kesenangan atau hiburan. Karena komunikasi interpersonal semacam dapat memberikan keseimbangan yang penting dalam pikiran yang memerlukan suasan rileks, ringan, dan menghibur dari semua keseriusan berbagai kegiatan sehari-hari. Menghilangkan kerugian akibat salah komunikasi Komunikasi interpersonal dapat menghilangkan kerugian akibat salah komunikasi (mis communication) dan salah interpretasi ( mis interpretation) yang terjai antara sumber dan penerima pesan. Memberikan bantuan (konseling) Ahli psikologi klinis dan terapi menggunakan komunikasi interpersonal dalam kegiatan professional mereka untuk mengarahkan kliennya. Komunikasi Verbal dan Non Verbal dalam komunikasi antarpribadi. Pengertian komunikasi verbal dan non verbal Pesan verbal adalah komunikasi yang menggunakan kata-kata, entah lisan maupun tulisan. Komunikasi ini paling banyak dipakai dalam hubunga antar manusia. Melalui kata-kata, mereka mengungkapkan perasaan, emosi, pemikiran, gagasan, atau maksud mereka, menyampaikan fakta, data, dan informasi serta menjelaskannya, saling bertukar perasaan dan pemikiran, saling berdebat, dan bertengkar (Hardjana, 2003:22) Komunikasi verbal merupakan perwujudan simbol-simbol dan makna kata-kata yang tidak pernah jelas atau absolut. Sehingga, kita membangun makna dalam proses komunikasi. Komunikasi verbal berpola terucapkan tetapi secara luas harus dapat dipahami. Dengan demikian, komunikasi verbal adalah komunikasi yang disampaikan secala lisan, tulisan berupa ucapan (Bahasa). Sedangkan komunikasi non verbal adalah semua aspek komunikasi selain kata-kata. Ini meliputi tidak hanya gerakan dan bahas tubuh, tetapi juga bagaimana kita mengucapkan kata-kata: infleksi, jeda, nada volume, dan aksen. Komunikasi non verbal juga merupaka kegiatan pengoperan atau penyampaian pesan tidak menggunakan lambang komunikasi Bahasa lisan atau tulisan, seperti hal nya komunikasi verbal, komunikasi non verbal adalah simbolis. Ini terdiri dari representasi non verbal dari hal lain-lain. Contohnya untuk mewakili suasana hati yang berbeda, kita mengangkat bahu kita, menurunkan mata kita, dan menjauh dari atau terhadap orang lain.komunikasi non verbal adalah multicanneled . komunikasi non verbal terjadi secara bersamaan di dua atau lebih saluran, sedangkan komunikasi verbal cenderung untuk mengambil tempat dalam satu saluran. Komunikasi non verbal berkesinambungan dari pada komunikasi non verbal.jika kita mengatakan sesuatu atau menulis sesuatu dan kemudian kita berhenti berbicara atau menulis, bagaimanapun, sulit, jika bukan tidak mungkin, untuk menghentikan komunikasi non verbal. Fungsi utama komunikasi non verbal Periset nonverbal mengindentifikasi enam fungsi utama (ekmen,1965;knapp,1978) yaitu: Untuk menekankan. Kita menggunakan komunikasi noverbal untuk menonjolkan atau menekankan beberapa bagian dari pesan verbal Untuk melengkapi (complement). Menggunakan komunikasi nonverbal untuk memperkuat warna atau sikap umum yang dikomunikasikan oleh pesan verbal. Untuk menunjukan kontradiksi. Kita dpat juga secara sengaja mempertentangkan pesan verbal kita dengan gerakan nonverbal. Untuk mengatur titik spasi gerak gerik nonverbal dapat mengendalikan atau mengisyaratkan keinginan anda untuk mengatur arus pesan verbal. Untuk mengulangi titik spasi kita juga dapat mengulangi atau merumuskan ulang makna dari pesan verbal. Untuk menggantikan titik spasi komunikasi nonverbal juga dapat menggantikan pesan verbal, anda dapat mengatakan “ok” Dengan tangan tanpa berkata apa-apa. Teori Komunika Interpersonal Teori penestrasi sosial Teori ini atau nama aslinya Social Penetration Theory merupakan bagian dari teori pengembangan hubungan atau Relationship Development Theory. Teori penetrasi sosial di kembangankan oleh Irwin Altman dan Dalmas Taylor dalam bukunya. Menurut kedua penulis tersebut komunikasi adalah penting dalam mengembangkan dan memelihara hubungan-hubungan antarpribadi. Beberapa penelitian menunjukan hubungan yang kuat antara komunikasi yang baik dan kepuasan umum suatu hubungan. Teori pelanggaran harapan Teori pelagaran harapan atau Expectancy Violation Theory yang merupakan konsep dari Judee Burgoon. Teori ini merupakan harapan-harapan menggunakan pengaruh yang signifikan pada pola-pola interaksi manusia, mengenai kesan mereka terhadap satu sama lain, dan mengenai hasil-hasil interaksi mereka. Pelanggaran harapan-harapan pada gilirannya dapat menimbulkan dan mengalihkan para penerima mereka memindahkan perhatian yang lebih besar kepada pelanggar dan makna pelanggaran itu sendiri. Orang-orang dapat berasumsi bahwa mereka sangat dihormati oleh khalayak mereka akan lebih aman terlibat dalam pelanggaran dan kemungkinan besar akan mendapat keuntungan dengan berbuat demikian daripada mereka yang kurang dihormati. Apabila perbuatan pelanggaran mungkin sekali bersifat ambigu dalam maknanya atau memiliki penafsiran ganda yang tidak secara keseluuhan positif atau negatif, maka valensi imbalan komunikator dapat terutama penting dalam menderetkan tafsiran-tafsiran, evaluasi-evaluasi, dan hasil-hasil pada kasus-kasus lainnya. Pelanggaran-pelanggaran secara relatif memiliki persetujuan makna bersama secara timbal balik dan valensi-valensi dihungkan dengan pelanggaran-pelanggaran mengahsilkan efek yang sama bagi para komunikator bervalensi positif atau negative. Teori kebohongan antar pribadi Teori ini berasal dari David Buller dan Judee Burgoon. Kedua penulis ini, yaitu David Buller dari AMC Cancer Research Center, Denver dan Judee Burgoon dari University of Arizona, telah melakukan lebih dari selusin percobaan dimana mereka meminta kepada partisipan untuk membohongi orang lain. Para peneliti ini menerangkan bahwa orang seringkali menemukan diri mereka dalam situasi diman mereka membuat pernytaan yang kurang jujur guna menghindari dari melukai perasaan atau menyerang orang lain, untuk menampilkan kualitas terbaik mereka, untuk menghindar terlibat dalam suatu konflik, atau untuk mempercepat atau memperlambat suatu hubungan (David Buller et al., 1996) Teori disonansi kognitif Beberapa teori psikologi sosial telah memiliki dampak teori Leon Festinger (1957) mengenai disonasi kognotif atau Cognitive Dissonance. Dalam teorinya, Festinger mengganti konsep mengenai konsistensi atau keseimbangan dengan konsonan atau Consonance, dan ketidak konsistenan atau ketidak seimbangan dengan istilah disonan atau Dissonance. Menurut pandangan Festinger (1957) adanya tekanana untuk menghasilkan hubungan-hubungan konsonan di antara kesadaran-kesaran atau Cognition dan menghindari disonan. Kognisi atau Cognition dapat berupa keyakinan, dapat merupakan pendapat, dan dapat beupa pengetahuan yang ada pada orang tentang dirinya, perikaunya, atau lingkungannya. Teori Keseimbagan Formulasi awal mengenai dasar dari konsistensi sikap datang dari teori keseimbangan mengenai sikap Fritz Heider atau Fritz Heider’s balance ttheory of ettitude (1946 , 1958). Heider memiliki perhatian pada tiga elemen dalam perubahan sikap: 1. Manusia yang menjadi pusat perhatian, diberi label P 2. Orang lain, diberi label O 3. Sesuatu yang bukan manusia berupa objek , gagasan, atau kejadian, diberi label X Perhatian heider yang utama ialah untuk menemukan bagaimana hubungan diantara P, O, dan X diatur oleh individu P. Teori kesesuaian Teori ini dalam Bahasa asingnya dinamakan Congruity Theory dapat juga berarti kecocokan atau harmoni. Teori kesesuaian mengenai sikap-sikap yang merupakan perkembangan dari teori keseimbangan atau Balnce Theory yang dikembangkan oleh Charles Osgood dan kawannya (Osgood dam Tannenbaum,1955), mereka mengakui bahwa kita memiliki sejumlah besar sikap, beberapa sifat konsisten terhadap satu dengan lainnya, sedangkan yang lainnya bersifat tidak konsisten. Sikap-sikap yang tidak konsisten umumnya tidak merupkan masalah bagi kita kecuali sikap-sikap tersebut di tampilkan secara bersama dalam konteks yang sama. Misalnya, anda memiliki sikap yang positif terhadap salah seorang professor di dapartemen anda dan juga terhadap gagasan mengenai legislasi pro-aborsi. Kedua hal tersebut tidak ada hubungannya satu sama lain kecuali si professor menyatakan hal yang positif mengenai legilasi aborsi. Seandainya si professor mengindikasi dukungan bagi legilasi pro-aborsi, maka dua sikap tersebut terjadi kesesuaian – yaitu adanya kecocokan atau harmoni. Jika professor menentang legilasi yang membolehkan aborsi, maka kedua sikap tersebut tidak terdapat kesesuaian – tidak adanya harmoni atau kecocokan. Teori konvergensi Teori konvergensi mengasumsikan bahwa komunikasi sebagai proses penciptaan dan pembagia bersama informasi untuk tujuan mencapai saling pengertian bersama (mutual understanding) antar para pelakunya. Komunikasi interpersonal secara proses konvergensi dilihat tidak sebagai koomunikasi yang langsug secara linear dari sumber kepada penerima, melainkan sebagai sirkel atau melingkar (cyclical). Pihak-pihak yang terlibat dalam proses komunikasi berganti-ganti peran sebagai sumber ataupun penerima, sampai akhirnya mencapai tujuan, kepentingan atau pengertian bersama. Pola komunikasi interpersonal model konvergensi, berpengaruh pada objektifitas persepsi seseorang kepada oranglain. Artinya ,ada perubahan persepsi antara sebelum dan susudah proses komunikasi. Misalnya, kita selama ini berprepsi bahwa semua orang kaya itu argan. Tapi setelah menjalin komunikasi interpersonal cukup lama dengan orang kaya yang dermawan presepsi kita dapat berubah. Jadi komunikasi yang berlangsung secara sirkel, melingkar, berulang dan berkelanjutan dapaat mengubah presepsi kita pada orang lain. Intinya, komunikasi interpersonal yang berkesinambungan akan membawa dampak kepada perubahan presepsi di kedua belah pihak. Daftar Pustaka Rohim, Syaiful, H. 2009. Teori Komunikasi perspektif, Ragam, dan Aplikasi. Jakarta : PT Rineka Cipta. Aw, Suranto. 2011. Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta : Graha Ilmu. Kania, Nia Kurniawati. 2014. Komunikasi Antarpribadi. Yogyakarta: Graha Ilmu.