Academia.eduAcademia.edu

Morfologi Ikan Berbeda

Di laut terlihat hanya gelombang dan ombak, padahal kekayaan laut berupa ikan yang terhampar sampai kedalaman dasar laut. Tidak hanya laut, sumber daya yang lain adalah danau, sungai, rawa, dan perairan lainnya. Ikan merupakan hewan yang erat kaitannya dan banyak bersinggungan dalam kehidupan manusia. Namun masih banyak yang belum diketahui tentang ikan dan hal-hal yang berkaitan dengan ikan.

PENDAHULUAN Latar belakang Di laut terlihat hanya gelombang dan ombak, padahal kekayaan laut berupa ikan yang terhampar sampai kedalaman dasar laut. Tidak hanya laut, sumber daya yang lain adalah danau, sungai, rawa, dan perairan lainnya. Ikan merupakan hewan yang erat kaitannya dan banyak bersinggungan dalam kehidupan manusia. Namun masih banyak yang belum diketahui tentang ikan dan hal-hal yang berkaitan dengan ikan. Ikan adalah hewan vertebrata air yang berdarah dingin, bernapas dengan insang, memiliki linea lateralis, dan bergerak dengan sirip. Ikan terdapat dua grup yaitu agnatha (ikan yang tidak memiliki rahang) dan gnathostomata (ikan yang memiliki rahang). Yang masing-masing memiliki tiga kelas utama. Kelas pertama merupakan kelas Cephalospidomophi, kelas kedua merupakan kelas Condrichthyes, kelas ketiga merupakan kelas Osteichthyes. Untuk lebih mengenali jenis ikan tertentu adalah dengan mengetahui bagian-baguan tubuh ikan tersebut. 1.2. Tujuan dan Manfaat Adapun tujuan dilakukannya praktikum ini adalah agar mahasiswa mampu mengenal dan mengetahui lebih dalam tentang morfometrik dan merisrik ikan. Sedangkan manfaat dari praktikum ini adalah mahasiswa menambah wawasan mahasiswa mengenai morfometrik dan meristik tubuh ikan dan bermanfaat untuk menambah wawasan mahasiswa mengenai jenis-jenis ikan yang ada di perairan Indonesia beserta morfometrik dan meristik dari ikan yang hidup di perairan tawar maupun perairan laut. TINJAUAN PUSTAKA Ikan Gabus (Channa striata) Ikan gabus merupakan salah satu jenis ikan air tawar. Ikan ini tergolong ikan air tawar non-ekonomis penting. Ikan gabus atau masyarakat lokal menyebutnya dengan ikan kutuk biasa ditemui di sungai, rawa, danau dan saluran-saluran air hingga ke sawah-sawah. Ikan gabus dalam bahasa Inggris juga disebut dengan berbagai nama seperti common snakehead, snakehead murrel, chevron snakehead, striped snakehead dan juga aruan (Aoelicious, 2012). Tubuh ikan gabus umumnya berwarna coklat sampai hitam pada bagian atas dan coklat muda sampai keputihputihan pada bagian perut. Kepala agak pipih dan bentuknya seperti ular dengan sisik-sisik besar di atas kepala, oleh sebab itu, dijuluki sebagai “snake head”. Sisi atas tubuh ikan gabus dari kepala hingga ke ekor berwarna gelap, hitam kecoklatan atau kehijauan. Sisi bawah tubuh berwarna putih mulai dagu ke belakang. Sisi samping bercoret tebal (striata, bercoret-coret) dan agak kabur, warna tersebut seringkali menyerupai lingkungan sekitarnya. Mulut ikan gabus besar, dengan gigi-gigi yang tajam. Sirip punggung memanjang dengan sirip ekor membulat di bagian ujungnya (Muflikhah , 2007). Menurut Kordi (2010) ikan gabus memiliki daya tahan yang tinggi untuk tetap hidup di berbagai lokasi. Bahkan, di kolam air limbah sekalipun, ikan gabus dapat hidup dengan baik dan produktif karena kaya dengan makanan. Daya tahannya yang tinggi untuk tetap hidup dalam situasi inilah yang menjadi salah satu nilai lebih dan daya tarik dari ikan gabus. Namun, jika memelihara ikan gabus sesuai dengan sifat hidupnya, maka hasil budidaya yang diperoleh tentu akan lebih baik. Perairan darat merupakan salah satu jenis perairan yang memiliki biota perairan yang cukup banyak untuk dimanfaatkan. Salah satu biota perairan yang dapat dimanfaatkan dan memiliki nilai ekonomis penting adalah ikan gabus (Channa striata). Ikan gabus merupakan jenis ikan air tawar yang sudah banyak dikenal oleh masyarakat Indonesia. Ikan gabus banyak ditemukan di perairan umum dan belum dibudidayakan secara luas (Bijaksana, 2012). Dengan adanya ruang gerak yang cukup luas ikan dapat bergerak secara maksimal. Padat penebaran yang tinggi ikan mempunyai daya saing dalam memanfaatkan makanan, dan ruang gerak sehingga akan mempengaruhi laju pertumbuhan ikan tersebut (Arini et al. 2013), Ikan gabus memiliki kepala yang berukuran besar dan agak gepeng mirip kepala ular. Terdapat sisik-sisik besar di kepala. Bentuk tubuh belut memanjang seperti torpedo. Bentuk sirip ekor bundar(rounded). Line lateralis tersusun sempurna. Mulut (inferior) yaitu berada di bawah hidung. Sisik menutupi tubuh mulai dari kepala hingga sampai ke pangkal sirip ekor. Selain di perairan tawar (sungai, rawa-rawa, selokan, sawah), ikan Gabus juga ditemukan di perairan payau/agak asin. Ikan Gabus dapat ditemukan di perairan dataran rendah dan juga di dataran tinggi. Hal ini menunjukan bahwa ikan Gabus memiliki toleransi terhadap lingkungan, bahkan dalam kondisi yang sangat ekstrim (rawa-rawa kering) ikan ini dapat mempertahankan diri dengan cara mengubur diri dalam lumpur (Muslim, 2012). Suprayitno (2008) menyatakan albumin ikan gabus memiliki kualitas jauh lebih baik dari albumin telur yang biasa digunakan dalam penyembuhan pasien pasca bedah. Ikan gabus sendiri, mengandung 6,2% albumin dan 0,001741% Zn dengan asam amino esensial yaitu treonin, valin, metionin, isoleusin, leusin, fenilalanin, lisin,histidin, dan arginin. Serta asam amino non-esensial meliputi asam aspartat, serin, asam glutamat, glisin, alanin, sistein, tiroksin, hidroksilisin, amonia, hidroksiprolin,dan prolin. Terkait kandungan albumin yang terdapat ada ikan gabus, diperoleh data bahwa kandungan albumin ikan gabus jantan sebesar 6,7% lebih rendah dibanding ikangabus betina yang memiliki kadar albumin 8,2%.Ikan gabus merupakan ikan air tawar yang dapat ditemukan di seluruh perairan Indonesia. Ikan gabus telah diasosiasikan sebagai obat, karena kandunganyang dimilikinya telah terbukti secara klinis pada beberapa penyakit. Ikan Gabus memiliki kandungan protein yang tinggi terutama albumin dan asam amino esensial, lemak khususnya asam lemak esensial, mineral khususnya zink/seng(Zn) dan beberapa vitamin yang sangat baik untuk kesehatan. Secara klinis, intervensi Konsentrat protein ikan gabus dalam bentuk suplemen telah membantu mempercepat penyembuhan pasien pasca-operasi, luka bakar dan stroke pada pasien rawat inap di rumah sakit. Kadar abu yang dihasilkan berdarkan berat kering daging ikan gabus yang tertinggi yaitu 7,50%. Perbedaan kadar abu berdasarkan jenis kelamin dan bobot tubuh ikan sendiri dapat dipengaruhi oleh jenis makanan dan habitat dari ikan tersebut. Kadar abu yang terkandung dipengaruhi oleh kandungan mineral yang terdapat pada habitat hidup dari ikan gabus tersebut (Wahyu et al. 2013). Sistem Pernapasan, Sistem Pencernaan, dan Sirkulasi Darah Pada saat bernapas, ikan mengambil O2 terlarut dalam air dan mengeluarkan CO2. Akan tetapi pada jenis ikan-ikan tertentu dapat juga memanfaatkan oksigen bebas. Terutama sekali bagi jenis-jenis ikan yang memiliki alat pernapasan tambahan. Ada beberapa alat pernapasan tambahan pada ikan, seperti labirin pada ikan Helostoma sp, arborescent pada Clarias sp, diverticula pada ikan Channa sp. Pada prinsipnya ada dua macam bentuk insang yakni teleostei yaitu insang yang mempunyai tutup insang, dan selachii yaitu insang yang tidak memiliki penutup insang. Mekanisme pernapasan pada ikan teleostei dapat dibedakan menjadi dua fase yaitu fase inspirasi dan fase ekspirasi. Fase inspirasi yaitu pemasukan oksigen kedalam alat-alat pernafasan. Fase ekspirasi yaitu proses pelepasan udara dari alat pernapasan ke alam sekitarnya. Pada sistem pencernaan pada ikan dapat dibedakan menjadi saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Organ-organ saluran pencernaan terdiriri dari mulut, pangkal tenggorokan, kerongkongan, lambung, usus dan anus. Sedangkan kelenjar pencernaan terdiri dari hati, kantong empedu, dan pankreas. Pada sistem sirkulasi darah pada ikan terdiri dari jantung yang merupakan pusat pemompa darah, vena merupakan pembawa darah ke jantung, arteri merupakan pembawa darah dari jantung, dan kapiler merupakan penghubung arteri dan vena. Pada sebagian besar ikan, jantung berada dibagian posterior insang. Jantung dibungkus oleh suatu selaput yang disebut pericardium. Ukuran jantung bervariasi pada setiap jenis ikan. Jantung ikan terdiri dari bagian sinus venusus, atrium, ventricle, conus aterious. Sinus venusus yaitu suatu kantong berdinding tipis tempat pengumpulan darah yang dibawa oleh vena. Atrium berdinding tipis penampung darah dari sinus venusus. Ventricle berdinding tebal, penampung darah dari atrium. Conus ateriosus adalah tempat asal darah dialirkan ke aorta ventralis. Pembuluh darah berfungsi mengedarkan darah keseluruh tubuh. Aliran darah keluar dari bulbus arteriosus melalui arteria besar yang disebut sebagai aorta ventralis, aliran darah kemudian menuju insang dan bercabang-cabang halus, disebut sebagai arteria branchialis. Di dalam insang arteria branchialis bercabang-cabang menjadi kapiler halus yang berguna untuk pertukaran gas. Dari insang pembuluh darah kapiler itu bersatu menjadi pembuluh darah yang besar dan mengalir menuju aorta dorsalis yang membujur searah dengan tulang punggung dan bercabang-cabang keseluruh tubuh dan selanjutnya kembali ke jantung melalui dua pembuluh darah balik (vena). Kedua pembuluh darah balik vena tersebut adalah vena cardialis anterior dan vena cardialis posterior. Organ pembuluh darah terdiri dari limfa dan ginjal. Limfa terbagi atas korteks (bagia luar) berwarna merah dan medula (bagian dalam) berwarna putih. Korteks membentuk eritrosit dan trombosit. Medula membentuk limfosit dan granulosit. Pada ikan Actinopterygii limfa berfungsi juga untuk melebur eritrosit. Sedangkan ginjal berperan membentuk trombosit. BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Praktikum Ikhtiologi mengenai “Pengenalan Morfologi Spesies Ikan Berbeda” dilaksanakan pada hari Senin, 1 Mei 2017 pukul 14.00-16.00 WIB di Laboratorium Biologi Perairan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau Pekanbaru. Alat dan Bahan Adapun alat yang digunakan adalah nampan, buku gambar, alat tulis, tissu, serbet, pisau, gunting bedah. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum “Sistem pernapasan, Sistem Pencernaan, dan Sirkulasi Darah” ini adalah ikan gabus (Channa striata). Metode Praktikum Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah metode pengamatan langsung yang dilakukan di Laboratorium Biologi Perikanan. Untuk sistem pernapasan dilakukan dengan mengamati alat pernapasan utama dan alat pernapasan tambahan yang dimiliki ikan tersebut. Untuk sistem pencernaan dilakukan dengan membedah ikan tersebut dan mengamati organ-organ pencernaan ikan tersebut. Sedangkan untuk sirkulasi darah dilakukan dengan mengamati organ-organ peredaran darah ikan tersebut. Prosedur Praktikum Adapun prosedur yang dilakukan pada praktikum “Sistem pernapasan, Sistem Pencernaan, dan Sirkulasi Darah” ini adalah: Gambarkan ikan sampel yang ada di meja praktek. Pada sudut kanan atas gambar buat klasifikasi ikan dari Kelas sampai Spesies. Keluarkan insang padan ikan tersebut, amati dan gambarkan. Bedah ikan tersebut, lalu amati saluran pencernaannya dan gambarkan. Ambil jantung pada ikan tersebut, lalu gambarkan. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Ikan Gabus (Channa striata) Klasifikasi : Kingdom : Animalia Filum : Chordata Kelas : Actinopterygii Ordo : Perciformes Famili : Channidae Genus : Channas Spesies : Channas striata Gambar 1. Ikan Gabus (Channa striata) Gambar 2. Insang Gambar 3. Alat pernapasan tambahan Gambar 4. Jantung Gambar 5. Hati Gambar 6. Usus Gambar 7. Pankreas Gambar 8. Empedu Pembahasan Ikan gabus (Channa striata) adalah ikan yang hidup diair tawar dengan bentuk tubuh yang gepeng. Ikan tersebut memiliki kemampuan hidup yang tinggi dikondisi apapun. Mulut (inferior) yaitu berada di bawah hidung. Sisik menutupi tubuh mulai dari kepala hingga sampai ke pangkal sirip ekor. Ikan gabus tidak memiliki sungut. Ikan tersebut memiliki mulut yang nonprotactile. Ikan gabus memiliki alat pernapasan tambahan berupa arborescent. Ikan gabus memiliki usus yang pendek. V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Dari pengamatan yang dilaksanakan terhadap ikan gabus (Channa striata) dapat disimpulkan bahwa ikan tersebut memiliki alat pernapasan tambahan berupa arborescent yang memungkinkan ikan tersebut mampu bertahan hidup dalam kondisi hipoxia dan anoxia. Ikan gabus memiliki usus yang pendek, hal itu menunjukkan bahwa gabus merupakan hewan karnivora. 5.2. Saran Pada praktikum ini sebaiknya diharapkan ketika praktikum para asisten lebih detail memberitahukan jenis-jenis ikannya karena belum tentu semua praktikan tahu atau mengenal ikan yang akan di praktikumkan, sehingga praktikan yang belum pernah mengetahui tentang ikan akan lebih paham. DAFTAR PUSTAKA Arini, E., Elfitasari T. dan Diansari RRVN. 2013. Pengaruh kepadatan yang berbeda terhadap kelulushidupan dan pertumbuhan ikan gabus(Channa striata) pada sistem resirkulasi dengan filter zeolit. Journal of Aquaculture Management and Technology.2 (3): 37-45 Aoelicious, 2012. Budidaya Ikan Gabus. http://budidaya-di.blogspot.com/ 2009/11/budidaya-ikan-gabus.html. Diakses 16 April 2017 Bijaksana U. 2012. Dosmestikasi ikan gabus (Channa striata Blkr), upaya optimalisasi perairan rawa di Provinsi Kalimantan Selatan. Jurnal Lahan Suboptimal 1(1): 92-101. Kordi, M Gufron. 2010. Panduan Lengkap Memlihara Ikan Air Tawar di Kolam Terpal. Lily Publisher, Yogyakarta. Muslim. 2012. Perikanan Rawa Lebak Lebung Sumatera Selatan. Palembang. Unsri Press. Muflikhah, N. 2007. Domestikasi Ikan Gabus (Channastriata). Prosiding Seminar Nasional Tahunan IV HasilPenelitian Perikanan dan Kelautan. Jurusan Perikanandan Kelautan Universitas Gadjah Mada. hlm. 1—10. Suprayitno, E. 2008. Kualitas Albumin Ikan Gabus Lebih Baik Dari Telur. ANTARA. http://www.antarajatim.com. Serial online 27 Mei 2008. 2 hlm. 2008b. Ikan Gabus Sumber Protein Tinggi. http://suara-muhammadiyah.com. Serial online 16 April 2017. Wahyu DS, Dwi TS, Eddy S. 2013. Pemanfaatan residu daging ikan gabus (Channa striata) dalam pembuatan kerupuk ikan beralbumin. THPi Student Journal. I (1): 21-32. 14