Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
Tehnik-tehnik in vitro mempunyai potensi yang sangat besar untuk koleksi, pertukaran, dan konservasi termasuk (1) sumberdaya genetis dari benih-benih yang mengandung "recalcitrant" dan species yang di perbanyak secara vegetatif seperti halnya species yang sedang dalam bahaya kepunahan, (2) genotipe "elite" yang dikembang-biakkan pada skala besar dalam laboratorium produksi, dan (3) kultur /pembibitan galur sel yang memproduksi bahan "metabolite" dan bahan baku yang direkayasa secara genetis. Tehnik koleksi secara in vitro yang menggunakan embrio atau jaringan vegetatif telah diterapkan dilapangan untuk mengkoleksi plasma nutfah dari berbagai macam species yang bermasalah. Kultur in vitro secara rutin digunakan untuk pertukaran sumber genetis dari sejumlah species, karena keuntungannya dengan teknik ini dalam hal status phytosanitary dan biaya nya relatif kecil. Tehnik pertumbuhan lambat telah dikembangkan untuk konservasi jangka menengah pada sejumlah species tetapi penggunaan secara rutin masih terbatas pada sejumlah species tanaman tertentu. Penggunaan tehnik cryopreservasi secara rutin masih terbatas pada konservasi galur Sel dalam skala penelitian laboratorium. Namun demikian, petunjuk sederhana dan teknik pembekuan yang efisien telah dikembangkan baru-baru ini untuk "apices" dan embrio, secara operasional untuk peningkatan jumlah species dapat dipertimbangkan. Dalam paper ini akan dibahas tentang (1) pengembangan tehnik koleksi in vitro, (2) demonstrasi dari fleksibilitas, kesederhanaan dan kepraktisan penyimpanan pada pertumbuhan lambat guna peningkatan kegunaannya, (3) percobaan tehnik cryopreservasi yang telah ada pada suatu skala besar dalam suatu konteks gene bank dan pengembangan dari protocol tehnik cryopreservasi.
Musamus Journal of Agrotechnology Research (MJAR), 2019
North Kalimantan has a high potential for local rice germplasm, with many types of rice cultivated by farmers, the cultivation system is still traditional since ancient times until now, but the naming of rice cultivars comes from the language of local communities (Dayak, Tidung and Bulungan tribes). This study aims to obtain superior local rice varieties in assembling new varieties and determine the characterization of local rice that can be used to support the development of food security. The qualitative research method is descriptive in nature by purposive sampling involving three stages, namely the first stage survey of rice planting areas, the second stage of Exploration by conducting an inventory of local rice cultivars. The results of local rice data inventorying were found as many as 69 local rice cultivars. Characteristics of local rice grain have diversity based on classification of shape, color, and size. Grain that is difficult to fall out and whether or not there is a tail in the grain.
Sebagai negara kepulauan, tidak heran apabila Indonesia memiliki ratusan pulau dengan pemandangan bawah laut yang menakjubkan. Indonesia menjadi surganya pemandangan bawah laut yang indah untuk kamu yang menyukai diving. Menyelam diantara ribuan ikan-ikan cantik, melihat beraneka ragam terumbu karang, dan biota laut lainnya memang memberikan kesenangan yang tiada tara. Keindahan laut Indonesia sudah bukan menjadi rahasia umum lagi di mata dunia internasional, dan sudah mendapat beragam pengakuan dari wisatawan mancanegara. Beberapa di antaranya bahkan masuk dalam daftar situs warisan bersejarah, versi UNESCO, organisasi PBB yang berfokus pada pendidikan, pengetahuan dan kebudayaan. Indonesia juga memiliki 55 destinasi diving dan lebih dari 1.500 lokasi menyelam, tersebar dari Aceh sampai Papua dan jumlah ini lebih banyak dibandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia atau Filipina. Keunggulan pariwisata Indonesia, khususnya pariwisata bahari sudah mendapat pengakuan dari berbagai pihak. Tetapi sekarang, selain keindahan laut Indonesia yang setidaknya masih agak tampak, kini dunia mengenal Ikon baru di laut Indonesia, yaitu Sampah plastiknya. Data KLHK (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan) menyebutkan, kurang lebih 9,8 miliar lembar kantong plastik digunakan masyarakat Indonesia setiap tahunnya. Dari jumlah itu, hampir 95 persen menjadi sampah. Kondisi ini sangat berbahaya, karena sampah plastik butuh ratusan tahun untuk terurai ke lingkungan. Oleh karena itu, saya tertarik mengangkat topik mengenai sampah plastik karena saya menganggap hal ini sangat urgent untuk diselesaikan demi terjaganya laut Indonesia dan kelansungan makhluk hidup yang menggantungkan hidup nya di laut Indonesia.
NUR HALIZAH, 2019
Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki wilayah perairan yang cukup luas, kurang lebih 2/3 dari luas daratan. Maka tak heran jika memiliki sumber daya laut yang cukup melimpah. Akan tetapi, sumber daya laut Indonesia kini mulai dipertanyakan kualitasnya dikarenakan masalah sampah plastik yang ada di perairan Indonesia dan mengancam ekosistem laut yang ada. Salah satu permasalahan yang masih diperdebatkan hingga saat ini adalah banyaknya biota laut yang mati akibat pencemaran laut oleh sampah plastik. Selain itu, masalah sampah plastik ini dapat dilihat dari posisi Indonesia yang saat ini menduduki urutan ke dua setelah Jepang sebagai penyumbang sampah plastik terbesar di dunia. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya mengatakan bahwa "delapan puluh persen sampah laut itu berasal datangnya dari daratan jadi kita selalu melihat land base activities, bahwa sampah laut itu, pencemaran laut kita harus kontrol dari aktivitas di daratan". Sampah yang berada di daratan, akan terbawa arus sungai saat hujan turun dan menuju ke laut. Selain itu, sampah yang berada pada pesisir pantai akan terbawa ombak ke tengah laut. Sampah ini akan mengapung cukup lama hingga terurai oleh air laut dan panas sinar matahari, dan berubah menjadi mikroplastik. Mikroplastik ini tentunya sangat berbahaya, karena dapat masuk ke dalam tubuh ikan kemudian ikan tersebut dikonsumsi oleh manusia sendiri. Hal ini pastinya membuat kita merasa enggan untuk mengkonsumsi ikan karena mempertimbangkan masalah kesehatan.
Indonesia memberi penamaan baru atas sebagian Laut China Selatan (LCS) sebagai respon atas claim Nine Dash Line yang dikeluarkan China. Secara geopolitik dan diplomasi, hal ini merupakan langkah strategis mempertegas wilayah kedaulatan dan hak berdaulat Indonesia di LCS. Namun demikian harus diikuti oleh pendekatan legal sesuai dengan aturan hukum internasional agar berdampak dan mengikat secara hukum bagi masyarakat internasional
Penghujahan Bertulis Plaintif ini adalah berdasarkan kes ganti rugi putus pertunangan. Kes ini hanyalah rekaan semata dan sebagai tugasan ketika saya mempelajari subjek Syariah Civil Court Procedure di universiti.
Percobaan Pembuatan Natrium Tiosulfat, 2023
Pada percobaan ini dilakukan percobaan mengenai pembuatan natrium tiosulfat. Natrium tiosulfat (Na2S2O3) merupakan padatan tak berwarna, larut dalam air tapi tidak larut dalam etanol dengan senyawa non polar lain. Senyawa ini dibuat melalui reaksi antara sulfur dioksida dengan suspensi sulfur dalam larutan natrium hidroksida mendidih ion tiosulfat dapat terbentuk apabila ion sulfit direaksikan dengan belerang. Dalam percobaan ini akan dipelajari cara pembuatan garam natrium tiosulfat dari reaksi antara sulfat dengan natrium sulfit. Struktur molekul sulfur ada dua jenis, yaitu bentuk rombik dan monoklin. Pada temperatur di bawah 96°C stabil pada bentuk rombik dan di atas temperatur stabil dalam bentuk monoklin. Dalam dua struktur tersebut molekul sulfur membentuk cincin yang mengandung 8 atom. Agar dapat bereaksi, maka harus dilakukan pemutusan cincin yang ada terlebih dahulu. Pada percobaan ini dilakukan dengan percobaan pembuatan natrium tiosulfat-5-hidrat dan mempelajari sifat-sifat kimia natrium tiosulfat (pengaruh pemanasan, reaksi dengan iod, reaksi dengan klor dan pengaruh asam encer).
Makalah Optimalisasi Sistem Informasi Manajemen untuk Peningkatan Pelayanan Publik, 2023
Pelayanan publik yang efisien, efektif, dan responsif dianggap sebagai pilar utama untuk membangun hubungan harmonis antara pemerintah dan masyarakat. Sistem Informasi Manajemen (SIM) telah menjadi kunci transformasi dalam berbagai entitas publik dan swasta untuk memenuhi harapan akan pelayanan yang berkualitas. Makalah ini membahas bagaimana integrasi dan optimalisasi SIM memainkan peran penting dalam meningkatkan pelayanan publik yang lebih baik dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat. Tantangan dalam penyediaan pelayanan publik mencakup berbagai aspek, mulai dari keterbatasan sumber daya, kompleksitas birokrasi, hingga peningkatan harapan masyarakat akan kualitas layanan. Namun, Sistem Informasi Manajemen menawarkan manfaat yang signifikan dalam mengatasi sebagian besar tantangan tersebut. SIM dapat meningkatkan efisiensi operasional, kualitas layanan, transparansi, dan responsivitas terhadap kebutuhan masyarakat. Hubungan antara tantangan dalam penyediaan pelayanan publik dengan manfaat dari SIM sangat erat. Sumber daya yang terbatas dan birokrasi yang kompleks dapat diatasi melalui integrasi SIM yang memungkinkan manajemen yang lebih efektif. Peningkatan harapan masyarakat akan kualitas layanan juga dapat dipenuhi dengan bantuan SIM, memungkinkan respons yang lebih cepat dan efisien terhadap kebutuhan yang beragam. Dalam upaya mencapai tujuan penyediaan pelayanan publik yang lebih baik, optimalisasi Sistem Informasi Manajemen menjadi krusial. Pengembangan sistem, manajemen data yang efektif, perlindungan keamanan informasi, dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia menjadi aspek penting yang harus dipertimbangkan. Diharapkan, pemahaman yang lebih komprehensif tentang bagaimana integrasi dan optimalisasi SIM dapat memberikan kontribusi maksimal dalam meningkatkan pelayanan publik yang lebih baik dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat.
Journal of Cleaner Production, 2020
To fulfill the different aspects of green chemistry and to achieve full use of the secondary resources (waste printed circuit boards (WPCB)), the necessity of developing green methods for recovery of precious metals (Au, Pd, and Ag) is highly demanded. In this study, a novel environment-friendly physical separation approach; the combination of crushing, grinding, sieving as pretreatment steps alongside hydrocyclone and the dilution-gravity method (DGM) as the main final steps; is proposed. Inductively coupled plasma-mass spectrometry (ICP-MS), atomic absorption spectroscopy (AAS), and energydispersive X-ray spectroscopy (EDS) characterization methods were utilized to understand the effects of different separation steps applied in this research. The size and shape of grinded materials and the ones produced after hydrocyclone and DGM were evaluated using scanning electron microscopy. The results showed that the sieving step separated the highest gold fraction in the finer classification (<75 mm) while placed the copper (70 wt.%) into the coarser contents. The overflow to underflow outlet diameter ratio and inlet pressure was evaluated to determine the separation efficiency of a hydrocyclone effect of parameters. In the best-case scenario at 3 bar hydrocyclone operation pressure where the overflow to underflow outlet diameter (Do/Du) was 6.5, the highest metal fraction (87 wt.%) was achieved in the sink of the DGM. In this case, the total separation efficiency of gold, palladium, silver, and copper was 75%, 78%, 64%, 72%, respectively. Thus, this study demonstrates the feasibility of utilizing the sieving as mentioned above classification pretreatment steps followed by hydrocyclone and DGM methods as promising approaches for recovering precious metals from WPCBs that contain annually almost 50 million tons of e-waste.
Kulturelle Bildung - Online , 2024
Im Anschluss an die Arbeiten der Aesthetics of the Everyday, an Studien zur Geschichte der Massenkünste und an soziologische Überlegungen von Andreas Reckwitz zum „Kreativitätsdispositiv“ verfolgt der Aufsatz die Entwicklung ästhetischer Praktiken und Sensibilitäten im Leben der Bevölkerung. Seit dem 19. Jahrhundert hat sich die Ästhetisierung des Alltags zu einem Megatrend entwickelt. Das Streben nach immer mehr und intensiverem ästhetischem Erleben zählt inzwischen zu den primären Handlungsmotiven der Lebensführung. Dabei entfalten sich multifunktionale, nicht a priori in eine Richtung festgelegte Fähigkeiten, Begehrnisse, Sensibilitäten und Erfahrungsmöglichkeiten. Sie richten sich nicht vorrangig auf anerkannte Künste. Natur, gestaltete Umwelt, die Dinge, mit denen wir leben und uns zeigen, nehmen hier einen herausragenden Platz ein. Musik und ‚erzählender‘ Film sind jedoch aus keinem Genuss- und Gefühlshaushalt in der westlichen Welt mehr wegzudenken. In ihrer ganzen historischen Widersprüchlichkeit gehören die wachsenden Genüsse und wuchernden Praktiken alltäglichen ästhetischen Erlebens zu den Errungenschaften der Vielen, auf denen jede Vorstellung eines besseren Lebens aufbaut.
Georges Canguilhem au Brésil, 2023
International Journal of Trend in Scientific Research and Development (IJTSRD), 2024
The Open Public Health Journal
Indonesian Aquaculture Journal, 2015
Annals of Tropical Medicine and Public Health, 2020
Roczniki Administracji i Prawa, 2017
… agents and cancer, 2011
Cureus, 2022
Epistemology & Philosophy of Science, 2016
Majalah Kedokteran Gigi Indonesia, 2016
Producción científica en ciencias biológicas 3
Parezja. Czasopismo Forum Młodych Pedagogów przy Komitecie Nauk Pedagogicznych PAN, 2015