Academia.eduAcademia.edu

TERNAK UNGGAS PLASMA NUTFAH ASLI INDONESIA

TERNAK UNGGAS PLASMA NUTFAH ASLI INDONESIA Ayam Sentul Habitat asli ayam Sentul berasal dari wilayah Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Populasi ayam Sentul di Kabupaten Ciamis tidak lebih dari 1000 ekor dan tersebar di beberapa kecamatan di Kabupaten Ciamis, dengan jumlah kepemilikan per kepala keluarga relatif kecil. Ayam Sentul dipelihara secara semi intensif. Keunggulan ayam sentul berupa pertumbuhannya relatif cepat dan produksi telur yang tinggi. Potensi tersebut menjadikan ayam Sentul dapat digunakan sebagai komoditas industri kerakyatan ayam lokal. Performans produksi ayam Sentul cukup baik. Dalam setahun ayam Sentul mampu menghasilkan lebih dari 100 butir telur, lebih tinggi dibandingkan dengan ayam kampung (70 butir/tahun), pertumbuhannya juga baik, pada umur 10 minggu bisa mencapai bobot sekitar satu kilogram. Ayam Sentul jantan umumnya memiliki jengger tunggal (single comb) atau pea comb. Sedangkan ayam Sentul betina bentuk jengger dominannya adalah kapri (80%) dan lainnya adalah berbentuk jengger tunggal (20%). Warna bulunya didominasi oleh warna abu - abu. Pada bagian dada, bulu tersusun secara rapih seperti sisik naga, dengan warna sisik kaki berwarna kelabu, putih dan kuning. Karakteristik organ tubuh ayam Sentul dewasa, atau telah mencapai dewasa kelamin, umur di atas 20 minggu. Berdasarkan intensitas warna abu-abu dan kombinasinya dengan warna yang lain, ayam Sentul diklasifikasikan menjadi lima jenis menurut SARTIKA dan ISKANDAR (2007) yaitu : Sentul kelabu, dengan ciri warna abu-abu Sentul geni, dengan ciri warna dominan abu-abu kemerahan Sentul Batu, dengan ciri warna bulu abu keputih – putihan Sentul Debu, dengan ciri warna bulu seperti debu Sentul Emas, dengan ciri warna bulu berwarna abu keemasan Ayam Pelung Habitat asli ayam pelung berasal dari Ciamis, jawa barat dan terkenal sebagai ayam penyanyi. Populasi ayam pelung galur murni di Indonesia diperkirakan sebanyak 6000 ekor. Warna bulunya bervarisi, seperti campuran warna hitam, merah dan kuning warna kulit. Memiliki warna kulit kuning – pucat. Bentuk tubuh  ayam jantan bulat memanjang, sedangkan ayam betina lebih lonjong, bentuk kaki  tegak dan agak panjang. Kepala ayam Pelung berbentuk oval, jantan memiliki jengger tunggal (single comb), bergerigi, bagian atas berukuran besar dan berwarna merah, cuping telinga merah dihiasi oleh warna putih di bagian tengah sedangkan pada ayam betina jengger tidak berkembang dengan baik dan wajah merah berisi. Ayam Pelung mempunyai perdagingan yang tebal, serta perototan dengan ukuran lebih besar dibandingkan dengan ayam buras lainnya. Mempunyai kaki yang kokoh, sisik kaki lebih kasar dan taji yang kuat (pada jantan). Mempunyai suara yang merdu dan panjang serta bergelombang. Bila sedang berkokok, leher dilengkungkan ke bawah terkadang hingga menyentuh tanah Ayam Nunukan Ayam Nunukan adalah plasma nutfah asli dari kalimantan timur yang perlu dilestarikan karena jumlah populasinya yang semakin menurun. Ayam nunukan merupakan ayam tipe dwiguna (pedaging dan petelur). Ayam ini mempunyai ciri sebagai berikut, pada jantan maupun betina pada umunya mempunyai bulu berwarna coklat sebagai warna dasar. Baik jantan maupun betina mempunyai warna paruh kuning kecoklatan. Jengger untuk betina warna merah muda dan jantan merah tua, kulit betina warna krem muda dan jantankuning, untuk warna shank baik betina maupun jantan berwarna kuning. Ayam Gaok Ayam Gaok merupakan plasma nutfah asli Indonesia yang berasal dari Puteran kabupaten Sumenep Madura. Jumlah populasi ayam gaok di Indonesia kira-kira sebanyak 1400 ekor. Keistimewaannya adalah suara kokoknya yang cukup panjang (landeng) mirip ayam Pelung. Ciri spesifik ayam Gaok adalah warna bulu betina bervariasi dengan leher lurik hitam putih. Warna bulu jantan lebih seragam memiliki warna dasar kehijauan dengan bulu penutup dan bulu leher putih silver kekuningan, bulu ekor hitam kuning kehijauan (wido), shank dan paruh berwarna kuning. Jengger dan pial berwarna merah terang berbentuk tunggal. Bobot ayam jantan Berat dewasa sekitar 4 kg dan ayam betina sekitar 2-2,5 kg. Ayam Kapas Ayam Kapas memang jarang di temukan karena populasinya yang semakin hari semakin menuru. Ciri –ciri ayam kapas ditandai dengan bulu-bulu yang lembut seperti kapas. dari kejauhan ayam karena bulu-bulu kapasnya mengembung berdiri. ayam kapas berbulu dan berjengger wilah atau mawar paling banyak dijumpai. sedangakan ayam kapas berbulu merah keemasan dengan jengger mawar keunguan agak langka. dibelakang jengger terdapat jambul yang mengarah ke belakang.  jantan dewasa 0,8 kg. betina 0,6 kg. Ayam Sumatera Ayam Sumatera adalah plasma nutfah asli Indonesia yang berasal dari provinsi Sumatera Barat. Jumlah ayam ini setia tahunnya semakin sedikit karena di eksploitasi terus menerus tanpa pembudidayaan. penampilan perawakannnya tegap, gagah, tetapi ukuran tubuhnya kecil. ayam yang jantan berkepala kecil tetapi tengkoraknya lebar. pipinya penuh (padat) keningnya tebal, dan pialnya menggantung ke bawah. paruh ayam Sumatra umumnya pendek dan kukuh berwarna hitam, dengan cuping kecil dan berwarna hitam. Ayam sumatara memiliki jengger berbentuk wilah dan berwarna merah kulit muka juga berwarna merah atau hitam, ditumbuhi bulu halus yang jarang. Ayam Merawang Ayam merawang merupakan ayam lokal yang banyak terdapat di daerah Bangka Belitung. Meskipun merupakan ayam asli dari Cina, ayam merawang sudah dipelihara cukup lama oleh masyarakat Bangka Belitung sehingga menjadi aset dan unggas lokal unggulan. Ayam merawang memiliki warna bulu yang seragam, yaitu cokelat kemerahan hingga keemasan. Penampilannya mirip dengan ayam ras petelur Rhode Island Red. Ayam ini potensial sebagai ayam petelur. Daya tetas telurnya cukup tinggi, mencapai 86,4%. Ayam merawang. meskipun merupakan ayam asli dari Cina, saat ini sudah menjadi aset dan unggas lokal unggulan di daerah Bangka Belitung Ayam Ciparage Ayam lokal ini berkembang di daerah Karawang, Jawa Barat. Tetapi populasi ayam Ciparage sendiri sudah punah. Ciri fisiknya mirip ayam Bangkok, tetapi ukuran tubuhnya sedikit lebih kecil. Sosoknya ideal, tinggi tubuh dan ukuran tubuhnya tampak serasi. Jenggernya berwilah. Memiliki pial tunggal yang menjadi satu dengan cuping telinga. Berat ayam jantan dewasa sekitar 2,5 kg dan ayam betina dewasa sekitar 1,5 kg. Jumlah telur rata-rata 14 butir setiap periode bertelur. Ayam ini berpotensi sebagai ayam petarung. Ayam Banten Ayam ini berasal dari daerah Banten. Ayam jantan yang berpenampilan prima dipelihara sebagai ayam aduan (petarung), sedangkan ayam yang kurang prima dijual sebagai ayam potong. Bobot ayam jantan dewasa sekitar 2 kg dan ayam betina sekitar 1,2 kg. Produksi telur sekitar 16 butir per periode bertelur. Ayam Wareng Ayam lokal ini tersebar di daerah Jawa Tengah dan Jawa Barat. Ayam yang suara kokoknya cukup nyaring ini sangat lincah dan dan agak sulit ditangkap. Umur kawinnya tergolong muda, yakni empat bulan. Ukuran kepala dan leher pejantan kecil. Kakinya ramping dan panjang. Terdapat tiga warna bulu pada ayam ini yakni hitam, blorok (belang–belang putih dan hitam), dan putih. Warna di bagian-bagian tubuh yang meliputi kulit, paha, cuping, paruh dan shank didominasi oleh warna putih. Jengger ayam wareng hampir 100% berwarna merah dengan bentuk jengger 100% tunggal (single) baik jantan maupun betina. Berat tubuh ayam pejantan dewasa rata-rata 1,5 kg dan ayam betina sekitar 1 kg dan produksi telurnya berkisar 15 butir per periode bertelur. Apabila dipelihara secara intensif produksi telurnya dapat mencapai 24-28 butir per periode bertelur, dikarenakan induk betina tidak memiliki sifat mengeram. Ayam Kukuak Balenggek Ayam Kukuak Balenggek (AKB) sebenarnya adalah ayam lokal (buras) asli Sumatera Barat yang pada awalnya ditemukan dibeberapa desa di Kecamatan Payung Sekaki dan Tigo Lurah (antara lain; Simanau, Simiso Batu Bajanjang, Garabak Data, Rangkiang, Muaro dan Rangkiang Luluih) Kabupaten Solok. Populasi ayam Kukuak Balenggek setiap tahunnya mengalami penurunan, sedangkan jumlah populasi ayam Kukuak Balenggek di Sumatera sendiri hanya ada sekitar 500 ekor. Secara sepintas ayam kukuak balenggek hampir sama dengan ayam lokal (ayam buras) biasa, namun ciri-ciri utama dari ayam ini adalah suaranya yang merdu terutama untuk jantan, dimana suara kokoknya yang panjang dan bertingkat-tingkat (balenggek) 6 sampai dengan 15 tingkat kokoknya. Ayam Ayunai Jenis ayam lokal ini berasal dari Merauke, Papua. Populasi Ayam Ayunai di Indonesia tidaklah banyak. Ciri fisiknya sangat khas, yakni bagian kepala dan temboloknya tidak ditumbuhi bulu alias gundul. Bagian lehernya sedikit ditumbuhi bulu, tepatnya di atas tenbolok. Berat tubuh ayam jantan dewasa berkisar 3,4─4 kg dan ayam betina berkisar 1,5─2 kg. Ayam Ayunai merupakan jenis petelur dan pedaging. Produksi telur 10─14 butir per periode peneluran. Dalam satu tahun produksi telur sebanyak 40─60 butir. Bobot telur 6─75 g. Prosentase karkas 75─80%. Umur siap kawin 8 bulan (jantan) dan 7 bulan (betina). Umur mulai fase produksi 6 bulan, lama produksi bertelur 30 bulan. Jarak antara masa bertelur 10─14 hari. Masa rontok bulu antar masa bertelur 6 minggu. Ayam Tolaki Ayam Tolaki berasal dari Sulawesi tenggara. Populasi ayam Tolaki sekitar 3255. Warna bulu ayam jantan dewasa mirip ayam hutan merah (Gallus gallus). Bulu pelana dan leher berwarna merah keemasan. Gerakannya lincah dan terkesan liar. Badan tampak langsing, kekar dan berotot, punggung agak panjang, sayap menempel rapat di sisi badan.betuk kepala kecil, bulat, berparuh pendek kuat dan melengkung pada ujungnya. Mata berukuran sedang dan tajam dengan ekspresi berani. Bulu ekor panjang melengkung dan cukup lebat. Bentuk kaki langsing, panjang dan kokoh dengan telapak kaki seimbang. warna bulu pada ayam betina bervariasi mulai warna cokelat dengan kombinasi kuning, hitam serta campuran dari beberapa warna. Warna paruh kuning gelap atau kekuningan. Jengger kecil bergerigi berbentuk pea (single/kacang kapri), cuping telinga dan pial juga kecil dan menempel rapat pada kepala. Leher panjang, tegak dan kokoh terteutup bulu yang menempel  ketat (Nataamijaya et al., 1995). Berat ayam dewasa sekitar 2 kg dan ayam betina sekitar 1.5 kg. Produksi telur rata-rata 20 butir per periode bertelur (Rahmat, 2003). Ayam Delona Jenis ayam petelur ini berasal dari Kecamatan Delangu, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Tubuhnya langsing dan berbulu putih bersih. Bagian jengger, gelambir, dan kulit mukanya berwarna merah. Warna kakinya putih, kadangkala ada yang kuning keputiih-putihan. Sosoknya sekilas mirip ayam ras petelur leghorn strain hyline. Berat ayam jantan dewasa sekitar 2 kg dan ayam betina sekitar 1 kg. rata-rata produksi telurnya per tahun sebanyak 200 butir. Berat telur yang kerabangnya (cangkang) berwarna cokelat ini antara 40-45 gram per butir. Ayam Burgo Ayam Burgo berasal dari Bengkulu yang fungsinya sebagai ayam hias. Populasi ayam Burgo sendiri di Bengkulu sekitar 300. Secara fenotif, ayam burgo memiliki ciri-ciri cuping telinga yang berwarna putih, tubuh lebih kesil dibanding ayam kampung tetapi lebih besar dari ayam hutan merah. Paruh ayam burgo jantan berwarna hitam dengan tinggi badan berkisar 10-15 cm dan panjang kaki 5-7 cm. beratnya berkisar antara 800-1250 gr. Ayam burgo betina paruhnya berwarna coklat kehitaman dengan tinggi badan berkisar antara 10-12 cm dan panjang kaki 4-6 cm. karakteristik tubuh ayam burgo betina lebih ringan dengan bobot berkisar 500-1250 gr (Setianto et al., 2009; Warnoto, 2002). Ayam Sidrap atau Ayam Ketawa Ayam Sidrap berasal dari Sulawesi Selatan Ciri khas Ayam Ketawa adalah bentuk jengger bagian belakang menempel dengan tempurung kepala. Apa yang membedakan suara kokok Ayam Ketawa dengan ayam lainnya, yakni terletak pada pita suaranya. Bila anda memegang lehernya dan meraba bagian pangkal leher, yaitu pita suara, maka bentuknya aneh, pita suara Ayam Ketawa ternyata terputus. Tidak seperti pita suara ayam yang besar menyambung. Maka tak heran bila saat berkokok ayam ketawa ini mengeluarkan kokok yang terpatah patah. Sehingga suaranya mirip suara orang ketawa. Ayam Tukong Ayam Tukong adalah sejenis ayam kampung yang berkembang di daerah-daerah pedalaman Kalimantan Barat tetapi sekarang sudah jarang ditemukan. Ayam Tukong tidak berbeda jauh dengan ayam kampung biasa, perbedaan fisik yang utama adalah tidak terdapat tungging/pangkal ekor atau ”brutu” yang biasanya terdapat di bagian ujung tulang belakang ayam kampung. Ayam Tukong memiliki bobot badan sedikit lebih ringan dari ayam kampung yaitu antara 1,7 – 2,5 kg untuk yang jantan dan 1,2 – 1,7 kg untuk yang betina, dengan jumlah telur per periode sejumlah 6-12 butir. Warna bulu ayam Tukong bervariasi mulai dari warna hitam kehijauan, hitam kemerahan, hitam kebiruan, coklat bahkan juga ada yang berwarna putih, variasi warna yang sama juga dimiliki oleh warna bulu ayam kampung. Ayam Kedu Ayam kedu merupakan ayam lokal yang berkembang di Kabupaten Magelang dan Temanggung atau eks. Kersidenan Kedu (Jawa Tengah). Berdasarkan penampilan warnanya, ayam kedu dapat dibedakan menjadi empat jenis sebagai berikut: Ayam Kedu Cemani Ayam Cemani berasal dari Kedu, Temanggung- Jawa Tengah. Jumlah populasi ayam ini setiap tahun semakin menurun, dan jumlahnya kurang lebih dari 500 ekor yang tersebar di Indonesia. Ayam ini dikenal sebagai ayam petelur. Ayam cemani jantan memiliki bobot sekitar 1,8 kg. Bentuk kepalanya kecil, oval meemanjang mirip buah pinang. Jengger bilah berukuran sedang, tipis, bergerigi tujuh buah dan berwarna hitam legam. Pial sepasang berukuran sedang. Cuping telinga kecil, juga berwarna hitam pekat. Paruh kecil dan panjang, sedikit melengkung ujungnya, berwarna hitam mengkilat. Lidah, langit-langit dan tenggorokannya berwarna hitam sedikit abu-abu. Mata bulat besar, berkesan tajam, berwarna hitam dan berbinar-binar. Kulit, daging dan urat pun berwarna hitam. Begitu juga tulangnya pun hitam mengkilap. Darahnya berwarna merah kehitam-hitaman. Di seluruh bulu tak ada warna lain kecuali hitam mengkilap. Bulu hias di leher, punggung dan pinggang kecil-kecil panjang, mengkilap. Bentuk badan ramping dan tegap, dan membentuk sudut 60 derajat bila berdiri tegak. Bulu ekor pokok hampir lurus, panjang sekali hingga menyentuh tanah. Paha dan kakinya ramping padat dan panjang, membulat. Sisik kakinya teratur rapat dan berwarna hitam mengkilap. Jari kaki sedang dan hitam pula warnanya. Telapak kakinya halus dan pada tiap ruas terdapat benjolan bundar berkulit jangat, berwarna hitam kusam. Kuku-kukunya kecil dan panjang, melengkung, berujung runcing, serba hitam warnanya. Tajinya pun hitam legam, berukuran kecil, agak melengkung dan runcing. Sementara yang betina kurang lebih ciri-cirinya sama, namun berat rata-rata hanya 1 kg. Ayam Kedu Hitam Ayam kedu hitam mempunyai penampilan fisik hamper hitam semua, tetapi kalau diamati secara teliti warnanya tidak terlalu hitam. Penampilan kulit pantat dan jengger masih mengandung warna kemerah-merahan. Bobot ayam kedu hitam jantan dewasa antara 2 Kg – 2,5 Kg, sedangkan yang betinanya hanya 1,5 Kg. Ayam ini sering disamakan dengan ayam cemani karena tampak serba hitam. Ayam Kedu Putih Ayam kedu putih ditandai dengan warna bulu putih mulus, jengger dan kulit mukanya berwarna merah, sedangkan kakinya berwarna putih atau kekuning-kuningan. Jenggernya tegak berbentuk wilah. Bobot ayam jantan kedu putih dewasa mencapai 2,5 Kg. Sedangkan bobot ayam kedu putih betina 1,2 Kg – 1,5 Kg. Ayam Kedu Merah Ayam kedu merah ditandai dengan warna bulu hitam mulus, tetapi kulit muka dan jengger berwarna merah, sedangkan kulit badannya berwarna putih. Sosok tubuh ayam kedu merah tinggi besar dengan bobot ayam jantan dewasa 3 Kg-3,5 Kg, Sedangkan bobot ayam betina 2 Kg-2,5Kg. Ayam Maleo Ayam Maleo adalah sejenis Burung yang hanya bisa dijumpai di Pulau Sulawesi. Populasi ayam maleo ini hampir mrngalami kepunahan karena banyak di ambil dagingnya dann telurnya tanpa membudidayakannya dengan baik. Ayam ini memiliki bulu berwarna hitam, kulit sekitar mata berwarna kuning, iris mata merah kecoklatan, kaki abu-abu, paruh jingga dan bulu sisi bawah berwarna merah-muda keputihan. Di atas kepalanya terdapat tanduk atau jambul keras berwarna hitam. Jantan dan betina serupa. Biasanya betina berukuran lebih kecil dan berwarna lebih kelam dibanding burung jantan.