ANALISIS F'AKTOR-FAKTOR YAi\G MEMPENGARUHI
R.,lTING OBLIGASI SYARIAH
SKRIPSI
DIAJUKAN KEPADA FAKULTAS SYARIIAH
UNTVERSITASISLAM NEGERI SUNAI\IKALIJAGA
UNTUK MEMENTIEI SEBAGIAN DAN,I SYA.BAT.SYARAT
MEMPEROLEH GELAR SARJANA STRATA SATU
DALAM ILMU EKONOMI ISLAM
OLEH
LAILI.RAHMAWATI
03390s31
PEMBIMBING
SYAFIQ MAHMADAH, S.Ag.,IWAg
JOKO SETYONO'SE,,M.Si
PROGRAM STT]DIKEUAFIGANISLAM
JURUSAI\ MU'AMALAH
FAKULTAS SYARI'AH
UMVERSITAS ISLAM NEGERI SUNANKALIJAGA
YOGYAKARTA
2 0 0 9 M /1430H
ABSTRAK
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
RATING OBLIGASI SYARIAH
Ketika perusahaan ingin mengembangkan usahanya dalam term investasi dan
aktifitas keuangan, maka membutuhkan banyak dana untuk mendukung
pengembangan tersebut. Untuk memenuhi kebutuhan dana, perusahaan harus
memiliki dua jenis sumber yaitu sumber internal yang berasal dari laba ditahan
perusahaan, investment deposit, cadangan persediaan dan sumber-sumber eksternal
yang berasal dari penerbitan obligasi, kredit yang ditangguhkan, surat utang, saham
biasa dan saham preferen. Ketika obligasi digunakan sebagai sumber keuangan,
biasanya didasarkan pada beberapa faktor yang mendukung kemampuan perusahaan
untuk membayar kupon obligasi tepat waktu.
Penelitian ini termasuk penelitian arsip (dokumenter). Penelitian ini bersifat
deskriptif karena menjelaskan variabel-variabel. Variabel dependen yaitu rating,
variabel independen, rasio keuangan yaitu DBA, CUR, ROA, CTD, OPM. Data yang
digunakan adalah data sekunder yaitu data laporan keuangan perusahaan yang telah
dipublikasikan dari tahun 2002-2006. Data kemudian diolah dengan SPSS 12.0 for
windows. Hasil olah data dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif.
Secara keseluruhan (simultan) rasio keuangan dengan DBA, CUR, ROA, CTD,
dan OPM mempunyai pengaruh terhadap rating obligasi syariah. Berdasarkan uji
parsial (uji t) bahwa dari 5 hipotesis yang diajukan CUR dan OPM berpengaruh
terhadap rating obligasi syariah tahun 2002-2006, dan DBA, ROA dan CTD tidak
berpengaruh terhadap rating obligasi syariah tahun 2002-2006.
Key Words: Rating Obligasi Syariah, Likuiditas, Solvabilitas, Profitabilitas.
ii
PENGESAHANSKRIPSI
\o mor:
uIN. 02/K.KUI-SKRlpp.00.9/04
4/ 2009
S*ipsi denganiudui : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI RATING OBLIGASI SYARIAH
-:-*rg
dipersiapkanoleh,
)iema
\rmor Induk Mahasisrva
Laili Rahmawati
0339053
1
lelah dimunaqosyahkanpada
\ilai Munaqosyah
5 Februari2009
A/B
)an dinyatakan telah diterima oleh Fakultas Syariah UIN
Sunan Kalijaga
'r-og1'akarta.
TIM MUNAQOSYAH
KetuaSidang,
'{///4
r
-,/
NIP. 150282012
rji II
Wibowo. S
NIP. 150327070
---
_-__=hgyakafia_U Januari2009
ULTAS SYARIAH
GYAKART
fudian Wahyudi,
NIP. 150 240 524
PERSEMBAHAN
Persembahan
Untuk Ibu dan Bapak
Kakak tercinta, dan kelima adikku yang manis dan pintar-pintar
Untuk Para pejuang Ekonomi Islam
Untuk teman-teman seperjuangan
Untuk almamaterku...UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
vii
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB –LATIN
Penulisan transliterasi Arab-Latin dalam penelitian ini menggunakan pedoman
transliterasi dari keputusan bersama Menteri Agama RI dan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan RI no. 158 tahun 1987 dan no. 0543 b/u/1987. Secara garis besar
uraiannya sebagai berikut:
1. Konsonan
Fonem konsonan bahasa Arab yang dalam sistem tulisan Arab
dilambangkan dengan huruf, dalam Translitera ini sebagian dilambangkan
dengan tanda, dan sebagian lain lagi dilambangkan dengan huruf dan tanda
sekaligus.
Di bawah ini daftar huruf Arab itu dan Transliterasi dengan huruf Latin.
Huruf
Nama
Huruf Latin
Nama
ا
alif
Tidak dilambangkan
Tidak dilambangkan
ب
bā‘
b
be
ت
tā′
t
te
ث
śā
ś
es (dengan titik di atas)
ج
jim
j
je
ح
ḥā‘
ḥ
ha (dengan titik di bawah)
خ
khā′
kh
ka dan ha
د
dāl
d
de
ذ
żāl
ż
zet (dengan titik di atas)
ر
rā‘
r
er
Arab
x
ز
zai
z
zet
س
sin
s
es
ش
syin
sy
es dan ye
ص
ṣād
s
es (dengan titik di bawah)
ض
ḍ̣ād
d
de (dengan titik di bawah)
ط
tā
t
te (dengan titik di bawah)
ظ
zā′ ̣
ẓ
zet (dengan titik di bawah)
ع
‘ain
….‘….
koma terbalik di atas
غ
gain
g
ge
ف
fā‘
f
ef
ق
qāf
q
ki
ك
kāf
k
ka
ل
lām
l
el
م
mim
m
em
ن
nūn
n
en
و
wāwu
w
we
sه
hā’
h
ha
ء
hamzah
…’…
apostrof
ي
yā′
y
ye
2. Vokal
Vokal bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri dari vokal
tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong.
xi
1) Vokal Tunggal
Vokal tunggal bahasa Arab yang lambangnya berupa tanda atau
harkat, transliterasinya sebagai berikut:
Tanda
Nama
Huruf Latin
Nama
Fathah
a
a
Kasrah
i
i
Dammah
u
u
Contoh:
آ- Kataba
ﺬه-yażhabu
ﻌ- fa’ala
ﺌ
-su’ila
ذآﺮ- żukira
2) Vokal Rangkap
Vokal rangkap bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan
antara harkat dan huruf, transliterasinya gabungan huruf, yaitu:
Tandadan Huruf
.... ى
.... و
Nama
Gabungan huruf
Fathah dan ya
Fathah dan wau
ai
au
Nama
a dan i
a dan u
Contoh:
– آﻴkaifa
هﻮل- haula
3. Maddah
Maddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa harkat dan huruf,
tansliterasinya berupa huruf dan tanda, yaitu:
xii
Harkat dan
Nama
Huruf dan tanda
Nama
Fathah dan alif
ā
a dan garis di
huruf
... ا.... ى
atau ya
atas
.... ى
Kasrah dan ya
i
i dan garis di atas
.... و
dammah dan wau
ū
u dan garisdi atas
Contoh:
ﺎل
ﻴ-qīla
-qāla
ر ﻰ-ramā
ی ﻮل- yaqūlu
4. Ta Marbutah
Transliterasi untuk ta marbutah ada dua:
1) Ta marbutah hidup
Ta marbutah yang hidup atau yang mendapat harkat fathah, kasrah, dan
dammah, transliterasinya adalah (t).
2) Ta marbutah mati
Ta marbutah yang mati atau mendapat harakat sukun, transliterasinya
adalah (h).
Kalau pada suatu kata yang akhir katanya ta marbutah diikuti oleh kata
yang menggunakan kata sandang “al”, serta bacaan kedua kata itu terpisah,
maka ta marbutah itu ditransliterasikan dengan ha (h).
xiii
Contoh:
ا ﻃ ﺎل روﺿﺔ
- raudah al-atfāl
ا ﻮرة ﺔ ا ﺪ
- al-Madinah al-Munawwarah
ﻃ ﺤﺔ
- Talhah
5. Syaddah (Tasydid).
Syaddah atau tasydid yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan
dengan sebuah tanda syaddah, dalam transliterasi ini tanda syaddah tersebut
dilambangkan dengan huruf yang sama dengan huruf yang diberi tanda
syaddah itu.
Contoh:
– ر ﺎrabbanā
– ﺰلnazzala
– ا ﺮal- birr
– ﻌnu’’ima
– ا ﺤal-hajju
6. Kata Sandang.
Kata sandang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf,
yaitu ““ ال. Namun, dalam transliterasi ini kata sandang itu dibedakan antara
kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiyah dengan kata sandang yang
diikuti oleh huruf qamariyyah.
xiv
1) Kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiah
Kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiyah ditransliterasikan
sesuai dengan bunyinya yaitu “al” diganti huruf yang sama dengan huruf
yang langsung mengikuti kata sandang itu.
2) Kata sandang yang diikuti oleh huruf qamariah
Kata sandang yang diikuti oleh huruf qamariah ditransliterasikan sesuai
dengan aturan yang digariskan di depan dan sesuai dengan bunyinya.
Baik diikuti oleh huruf syamsiyah maupun huruf qamariah, kata sandang
ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya dan dihubungkan dengan tanda
sambung/hubung.
Contoh:
– ا ﺮar-rajulu
ﺪة
– ا ﺸasy-syamsu
– ا ﺪ ﻊal-bad
– اas-sayyidatu
– ا ﻘal-qalamu
ل
– اal-jalālu
7. Hamzah.
Dinyatakan di depan Daftar Transliterasi Arab-Latin bahwa hamzah
ditransliterasikan dengan apostrof. Namun, itu hanya terletak di tengah dan di
akhir kata. Bila hamzah itu terletak di awal kata, ia tidak dilambangkan,
karena dalam tulisan Arab berupa alif.
Contoh:
1) Hamzah di awal:
– ا ﺮتUmirtu
اآ-akala
2) Hamzah di tengah:
xv
– ﺎآ ﻮنta’kulūna
– ﺎﺧﺬونta’khużūna
3) Hamzah di akhir:
– ﺷﺊsyai’un
– ا ﻮءan-nau’u
8. Penulisan Kata
Pada dasarnya setiap kata, baik fi’il, isim, maupun huruf, ditulis terpisah.
Bagi kata-kata tertentu yang penulisannya dengan huruf Arab sudah lazim
dirangkaikan dengan kata lain karena ada huruf atau harakat yang
dihilangkan maka dalam transliterasi ini penulisan kata tersebut bias
dilakukan dengan dua cara; bias dipisah per kata dan bisa pula dirangkaian.
Contoh:
وان اﷲ ﻬﻮﺧﻴﺮا ﺮاز ﻴﻦ
- Wa innallāha lahuwa khair ar- rāziqin
- Wa innallāha lahuwa khairur-rāziqin
ﺎو ﻮاا ﻜﻴ وا ﻴﺰان
- Fa aufū al-kaila wa al-mizāna
-Fa auful-kaila wal-mîzāna
اﷲ ﺠﺮهﺎو ﺮ ﻬﺎ
ﻰ ا ﺎس ﺞ ا ﻴ
- Bismillāhi majrēhā wa mursāhā
وﷲ
- Wa lillāhi alā an-nāsi hijju al-baiti manistatā ‘a
ilaihi sabîlā
ﻴ
ﻦ ا ﻄﺎع ا ﻴ
– Wa lillāhi alan-nāsi hijjul-baiti manistatā ‘a
sabîlā
xvi
9. Huruf Kapital
Meskipun dalam sistem tulisan Arab huruf kapital tidak dikenal, dalam
transliterasi ini huruf tersebut digunakan juga. Penggunaan huruf kapital
seperti yang berlaku dalam EYD, diantaranya huruf kapital digunakan untuk
menuliskan huruf awal, nama diri, dan permulaan kalimat. Bila nama diri itu
didahului oleh kata sandang, maka yang ditulis dengan huruf capital tetap
huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal kata sandangnya.
Contoh:
ﺪا ر ﻮل
وﺎ
- Wa mā Muhammadun illā rasūl.
ﺎس ﺬي ﻜﺔ ﺎرآﺎ
ان اول ﻴ و
- Inna awwala baitin wudi’a
linnāsi bi Bakkata mubārakan.
ﺎن ا ﺬي اﻥﺰل ﻴ ا ﺮان
ﺷﻬﺮر
- Syahru Ramadāna al-lazi unzila fihi alQur’ānu.
ا ﻴﻦ
و ﺪرا ﺎ
ﺪﷲ رب ا ﻴﻦ
- Wa laqad ra’āhu bil-ufuqil mubini.
ا
- Al-hamdu lillāhi rabbil-‘ālamina.
Penggunan huruf awal kapital untuk Allah hanya berlaku bila dalam
tulisan Arabnya memang lengkap
demikian dan kalau penulisan itu
disatukan dengan kata lain sehingga ada huruf atau harakat yang dihilangkan,
huruf kapital tidak dipergunakan.
Contoh:
ﺮی
ﻥﺼﺮ ﻦ اﷲ و
- Nasrum minallāhi wa fathun qarib.
xvii
ﷲ ا ﺮﺝ ﻴ ﺎ
- Lillāhi al-amru jami’an.
- Lillāhil-amru jami’an.
واﷲ ﻜ ﺷﻲء ﻴ
- Wallāhu bikulli syai’in ‘alimun.
10. Tajwid
Bagi mereka yang menginginkan kefasihan dalam bacaan, pedoman
transliterasi ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan ilmu tajwid.
xviii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .....................................................................................
i
ABSTRAK .....................................................................................................
ii
HALAMAN NOTA DINAS ..........................................................................
iii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................
v
SURAT PERNYATAAN ..............................................................................
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................
vii
KATA PENGANTAR ...................................................................................
ix
PEDOMAN TRANSLITERASI .................................................................
x
DAFTAR ISI ..................................................................................................
xix
LAMPIRAN-LAMPIRAN ...........................................................................
xxvi
DAFTAR TABEL .........................................................................................
xxiv
DAFTAR GAMBAR .....................................................................................
xxvi
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN .........................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah ..........................................................
1
B. Pokok Masalah ........................................................................
5
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ............................................
5
D. Telaah Pustaka ........................................................................
7
E. Kerangka Teoritik ...................................................................
9
F. Hipotesis Penelitian .................................................................
18
G. Variabel-variabel pokok………………………………………
18
H. Metode Penelitian ...................................................................
19
I. Sistematika Pembahasan .........................................................
31
LANDASAN TEORI ..................................................................
32
A. Pengertian Obligasi ................................................................
32
xix
B. Karakteristik Obligasi .............................................................
33
C. Jenis Obligasi ..........................................................................
35
1. Berdasarkan Issuer Atau Penerbit ........................................
35
2. Berdasarkan Suku Bunga ……………………………….....
36
3. Berdasarkan Kepemilikan ………………………………...
37
4. Berdasarkan Jaminan ………………………………...........
37
5. Berdasarkan Pelunasan ………………………………........
38
6. Berdasarkan Penukaran………………………………........
39
7. Berdasarkan lokasi penerbitan ……………………………
39
D. Pengertian dan Asal Obligasi Syariah ……………………………
40
E. Karakteristik obligasi syariah……………………………………..
43
F. Dasar hukum obligasi syariah……………………………………..
45
G. Jenis obligasi syariah…………………………………………….
47
1. Sanadatul Muqaradah Atau Sukuk Mudharabah………………
48
2. Obligasi Musyarakah…………………………………………….
53
3. Obligasi Ijarah…………………………………………………
53
4. Sukuk Istisna …………………………………………………
55
5. Sekuritas/ sukuk salam………………………………………
56
6. Obligasi Murabahah…………………………………………
57
7. Sekuritas/sukuk portofolio gabungan …………………………
58
H. Struktur Obligasi Syariah………………………………………..
61
I. Perbedaan Obligasi Konvensional dan Sukuk……………………
64
xx
J. Pengertian Rating………………………………………………..
64
K. Fungsi (keunggulan) Pemeringkatan Obligasi……………………
66
L. Aspek Penting Pemeringkatan……………………………………
68
M. Klasifikasi Rating……………………………………………………… 69
1. Pefindo (Pemeringkat Efek Indonesia) …………………………… 70
2. Kasnic Kredit Rating Indonesia……………………………
72
N. Manfaat Rating……………………………………………
73
O. Syarat Rating ………………………………………………….
77
P. Proses Rating………………………………………………..
78
Q. Metodolologi rating…………………………………………
79
R. Rasio Keuangan ……………………………………………
82
1. Pengertian Analisis Rasio Keuangan……………………..
82
2. Perbandingan Rasio Keuangan…………………………
83
3. Tujuan Rasio Keuangan…………………………………..
87
4. Jenis-Jenis Rasio Keuangan Yang Digunakan…………………
88
a. Leverage Ratio, Debt Ratio (DBA)................................
88
b. Liquidity Ratio, Current Ratio (CUR) ……………………
88
c. Size, Return On Asset (ROA) ……………………
89
d. Cash To Debt Ratio (CTD) ……………………
89
e. Operating Profit Margin (OPM) ................................
90
xxi
BAB III
GAMBARAN UMUM DAN PERKEMBANGAN ...................
92
A. Gambaran Umum ....................................................................
92
1. Sejarah ................................................................................
92
2. Perkembangan ..................................................................
93
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN …………………………...105
A. Deskripsi Penelitian dan Statistik Deskripstif……………………...105
B. Analisis Data……………………………….....................................106
1. Uji Asumsi Klasik.......................................................................106
a. Uji Normalitas…………………………………...................106
b. Uji Autokorelasi………………………………………........108
c. Uji Multikolinearitas………………………………….........109
d. Uji Heteroskedastisitas………………………………….....110
C. Uji Model Regresi………………………………………………...112
D. Pengujian Hipotesis………………………………………………..112
1. Uji F (Pengujian Secara simultan)………………………...112
2. Uji t (Pengujian Secara Parsial)………………………………..113
E. Pembahasan hasil penelitian……………………………………….116
BAB V
PENUTUP .................................................................................... ……121
A. Kesimpulan ............................................................................. ……121
B. Implikasi…………………………………………………………... 120
C. Keterbatasan Penelitian…………………………………………… 122
xxii
D. Saran Penelitian ....................................................................... ……122
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Lampiran Kasnic Rating
2. Lampiran Rasio Keuangan (Data Awal)
3. Lampiran Rasio Keuangan (Data Yang Sudah Ditransform)
4. Lampiran Uji F
5. Lampiran Uji t
6. Lampiran Biografi Ulama/Sarjana
7. Lampiran Curriculum Vitae
xxiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Pengambilan Keputusan Ada Tidaknya Autokorelasi……………..
26
Tabel 2.1 Obligai Syariah Mudharabah di Indonesia……………...................
52
Tabel 2.2 Obligasi Syariah Ijarah di Indonesia ..............................................
55
Tabel 2.3 Global Sukuk Yang Diterbitkan Pemerintah ..................................
60
Tabel 2.4 Beberapa Sukuk Perusahaan Internasional .....................................
60
Tabel 2.5 Perbandingan Obligasi Dengan Sukuk ..........................................
64
Tabel 2.6 Beberapa Contoh Peringkat yang Dikeluarkan Moodys dan S &P..
69
Tabel 2.7 Klasifikasi Peringkat pefindo Credit Rating....................................
71
Tabel 2.8 Definisi dan Istilah Dari Rating Outlook………………………….
72
Tabel 2.9 Peringkat obligasi oleh Standard & Poor’s. Standard & Poor’s
Corporation (S&P), Moody”S Investor Service
(Moody’s).......................................................................................
74
Tabel 2.10 Ikhtisar Rasio Keuangan…………………………………………
85
Tabel 3.1 Obligasi Syariah ............................................................................
95
Tabel 4.1 Descriptive Statistic ........................................................................ 105
Tabel 4.2 One-sample Kolmogorov Smirnov .................................................. 107
Tabel 4.3 One-sample Kolmogorov Smirnov normal ...................................... 108
Tabel 4.4 Model Summary…………………………………………………… 109
Tabel 4.5 Multikolinearitas…………………………………………………
xxiv
110
Tabel 4.6 Heteroskedastisitas ………………………………………….. ...... 111
Tabel 4.7 Uji Regresi …………………………………………...................... 112
Tabel 4.7 Uji F................................................................................................. 113
Tabel 4.8 Uji t .................................................................................................. 113
xxv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Proses Rating…………………………………………................
78
Gambar 3.1 Kurva Hasil Obligasi Pemerintah....................................................
94
Gambar 4.1 Histogram Variabel Rating .........................................................
106
Gambar 4.2 Normal P- Plot Regression Standar ............................................
106
Gambar 4.3 Scatter Plot Dependent Variabel Rating .....................................
110
xxvi
1
BAB I
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RATING
OBLIGASI SYARIAH
A. Latar Belakang Masalah
Sejak satu dekade terakhir, perkembangan industri keuangan syariah
menjadi pusat perhatian dunia. Pertumbuhan pesat terjadi pada industri
perbankan, asuransi, dan pasar modal serta lembaga keuangan lainnya dengan
prinsip syariah. Ekonomi keuangan syariah khususnya industri pasar modal,
memiliki peluang dan tantangan tersendiri, di satu sisi konsep keuangannya
didasarkan pada ajaran agama tertentu, maka dituntut untuk dapat menjelaskan
manfaat dan memberikan argumentasi dan rasionalitas atas keberadaan konsep
tersebut, di sisi lain, dituntut untuk membuktikan bahwa konsep tersebut
memiliki kelayakan seperti perilaku ekonomi umumnya dan kesetaraan
dengan konsep keuangan konvensional, bahkan menunjukkan keunggulan
konsep tersebut.1
Obligasi sebagai salah satu produk investasi, selain memberikan
keuntungan juga berpotensi menimbulkan kerugian atas investasi tersebut.
Untuk mengurangi resiko tersebut diperlukan pihak ketiga sebagai penyedia
informasi tentang kinerja keuangan, manajemen, bisnis, dan kondisi industri
emiten obligasi tersebut.2 Pihak institusi yang memberikan evaluasi dan
penilaian atas kinerja emiten tersebut biasanya disebut lembaga pemeringkat
(rating company).
1
Darmin Nasution, “Konsep Keuangan Syariah Suatu Kontribusi Bagi Ekonomi
Bangsa,” MES, Profil Perusahaan Pelaku Bisnis Syariah Tahun 2005 (Jakarta:2005), hlm. vii.
2
hlm. 99.
Sapto Raharjo, Panduan Investasi Obligasi (Jakarta:Gramedia Pustaka Utama, 2003),
2
Salah satu dasar pertimbangan pengambilan keputusan investasi di
pasar modal bersumber dari kinerja perusahaan tersebut yang dapat dilihat dari
laporan keuangan. Dalam melakukan analisis investasi, pengguna lebih
memfokuskan fungsi laporan keuangan itu sendiri. Keberadaan analis-analis
efek menjadi penting dalam dunia pasar modal untuk memberikan
pertimbangan kepada pihak-pihak yang membutuhkan analisis investasi.
Di Indonesia, obligasi adalah instrumen-instrumen yang biasa
digunakan oleh beberapa perusahaan untuk memenuhi kebutuhan dana
mereka. Tipe-tipe dari obligasi tersebut juga berbeda-beda. Pada waktu
sekarang, tidak hanya obligasi konvensional yang diterbitkan, tetapi juga
syariah. Obligasi syariah yang ditawarkan memiliki karakteristik-karakteristik
yang sama dengan obligasi konvensional. Perbedaan pokok adalah obligasi
syariah tidak menggunakan kupon obligasi dengan tingkat bunga pasti. Dalam
Islam perusahaan yang menerbitkan obligasi syariah tidak berperan serta
dalam bisnis-bisnis terlarang seperti bank konvensional atau asuransi dan
minuman keras. Sebelum menerbitkan, obligasi tersebut harus memiliki
sebuah opinion yang diawasi oleh dewan syariah nasional untuk dievaluasi
dalam memenuhi perintah syariat Islam. Pertumbuhan yang terus berlanjut
dari penerbitan obligasi syariah oleh beberapa perusahaan di Indonesia
khususnya yang listing di BES membutuhkan beberapa perhatian dan
pemikiran dari beberapa pihak, seperti para investor, Bapepam sebagai badan
pengawas pasar modal di Indonesia dan juga Pefindo dan Kasnic sebagai agen
rating nasional.3
3
Ibid., hlm. 3.
3
Untuk pertama kalinya obligasi syariah diperkenalkan di Indonesia
pada tahun 2002 dengan tipe obligasi mudharabah yang diterbitkan oleh PT.
Indosat.Tbk, sebuah perusahaan telekomunikasi. Sedangkan agen ratingnya
yaitu PT. Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) dan PT Kasnic Rating
Indonesia yang menerapkan standar yang sama dengan konvensional untuk
obligasi syariah.4
Penerbitan obligasi syariah berdasarkan launching dari Fatwa Dewan
Syari’ah Nasional No. 32/DSN-MUI/IX/2002 tanggal 14 September adalah
sebagai pembuka dari bentuk yang berdasarkan sistem syariah. Diantara
produk-produk yang menggunakan sistem syariah dapat berupa ijarah,
murabahah, musyarakah, salam dan istisna. Pada tahun 2002 obligasi syariah
mulai dikembangkan oleh pasar modal di Indonesia dan diikuti tahun-tahun
berikutnya sampai sekarang. Dilihat dari potensi yang tertuang dalam pasar
nasional untuk obligasi syariah cukup menjanjikan.5
Obligasi sebagai salah satu instrumen pasar modal, memiliki peranan
yang cukup besar dalam memacu pertumbuhan ekonomi melalui mobilisasi
dana untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan bagi perusahaan, sebagai bagian
dari pemenuhan modalnya untuk keberlangsungan perusahaan tersebut. Disisi
lain obligasi juga merupakan salah satu alternatif bagi investor untuk
melakukan investasi. Perusahaan yang menerbitkan obligasi umumnya
4
Dodik Siswantoro, “An Evaluation Of Islamic Rating In Indonesia, ” makalah
disampaikan pada seminar Second International Conference On Islamic Banking: Risk
Management, Regulations And Supervision, diselenggarakan oleh Islamic Development Bank And
Islamic Financial Service Board, Kuala Lumpur, 7-8 FebruarI 2006, hlm. 1.
5
Donny S. Wijanarko, “Obligasi Syariah Bukan Sebagai Pandangan Tetapi Sebagai
Alternatif Perekonomian Sistem Syari’ah,” makalah disampaikan pada Pertemuan FoSSEI
Regional Jawa Tengah, diselenggarakan oleh Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo, Semarang, 2005,
hlm. 1.
4
membutuhkan dana dalam jumlah besar untuk membiayai operasionalnya,
sehingga sulit untuk mencari seorang investor tunggal untuk memenuhi segala
kebutuhan dana tersebut. Sebagai alternatif pemecahan masalah tersebut,
maka akan diterbitkan beberapa lembar obligasi, dimana total nilai obligasi
sama dengan jumlah dana yang dibutuhkan.6
Ketika
perusahaan-perusahaan
tersebut
ingin
mengembangkan
usahanya dalam term investasi dan aktifitas keuangan, maka membutuhkan
banyak dana untuk mendukung pengembangan tersebut. Untuk memenuhi
kebutuhan dana, perusahaan harus memiliki dua jenis sumber yaitu sumber
internal yang berasal dari laba ditahan perusahaan, investment deposit,
cadangan persediaan dan sumber-sumber eksternal yang berasal dari
penerbitan obligasi, kredit yang ditangguhkan, surat utang, saham biasa dan
saham preferen. Ketika obligasi digunakan sebagai sumber keuangan,
biasanya didasarkan pada beberapa faktor yang mendukung kemampuan
perusahaan untuk membayar kupon obligasi tepat waktu.7
Menurut data KBC, telah ada 14 perusahaan
yang mengeluarkan
obligasi syariah dengan berbagai peringkat rating. 8 Namun, standar khusus
rating obligasi syariah sampai saat ini belum ada, oleh karena itu hal ini
menjadi perlu untuk dilakukan penelitian terkait dengan peringkat rating
obligasi syariah di Indonesia.
6
Budi Wahyono dan Lindrianasari, “Bond-Rating Dan Hubungannya Dengan Laporan
Keuangan,” Jurnal Akuntansi Manajemen dan Sistem Informasi, Kompak (Januari:2006), hlm. 70.
7
8
Ibid.
Karim Business Consulting, “Pendidikan Ekonomi Bisnis Syariah,” makalah
disampaikan pada Launching Laboratorium Ekonomika dan Bisnis Islam, diselenggarakan oleh
Fakultas Ekonomi UGM, Yogyakarta, 14 Oktober 2006, hlm. 2.
5
Adapun faktor-faktor yang umumnya mempengaruhi rating obligasi
yaitu faktor akuntansi seperti pertumbuhan (growth), company size (size), dan
faktor non akuntansi yang mempengaruhi rating yaitu sinking fund (sink), risk,
umur obligasi (maturity), dan auditor. Penelitian ini menggunakan faktor
akuntansi yaitu, leverage ratio (DBA), liquidity ratio (CUR), profit ratio
(OPM, ROA), dan cash to debt ratio (CTD).
Berangkat dari permasalahan di atas, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI RATING OBLIGASI SYARIAH.
B. Pokok Masalah
Berdasarkan pada latar belakang di atas dan untuk memperjelas arah
penelitian, maka pokok masalahnya adalah :
1.
Apakah debt ratio, current ratio, return on asset, cashflow to debt ratio
operating profit margin, berpengaruh signifikan terhadap rating obligasi
syariah?
2.
Apakah debt ratio, current ratio, return on asset, cashflow to debt ratio
operating profit margin, berpengaruh signifikan secara bersama-sama
terhadap rating obligasi syariah?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pokok masalah di atas, maka penelitian ini memiliki
tujuan sebagai berikut:
6
a. Menguji pengaruh rasio keuangan terhadap rating obligasi syariah.
b. Mengetahui faktor-faktor apakah yang paling berpengaruh terhadap
rating obligasi syariah.
2. Kegunaan Penelitian
Dari aspek kegunaan, penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi
berbagai pihak, antara lain:
a. Bagi peneliti
1) Untuk
mengasah
kemampuan
peneliti
dalam
menjawab
permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari, khususnya yang
terkait dengan pasar modal.
2) Meningkatkan dan memperluas, serta mengembangkan pemahaman
keilmuan peneliti secara keseluruhan.
b. Bagi Akademisi
1) Menjadi salah satu referensi untuk pengembangan keilmuan.
2) Menjadi motivasi dan inspirasi untuk melakukan penelitian
selanjutnya.
c. Bagi Praktisi
1) Menjadi salah satu bahan pertimbangan bagi para investor dan
pelaku pasar yang lain dalam proses pengambilan keputusan.
2) Dapat dijadikan bahan evaluasi baik bagi perusahaan-peruahaan
yang mengeluarkan obligasi syariah, maupun bagi para akademisi
sebagai bahan kajian dalam bidang manajemen keuangan yang
masih mengikuti standar keuangan konvensional.
7
D. Telaah Pustaka
Dari referensi yang didapat, penyusun menemukan beberapa penelitian
terdahulu yang terkait dengan rating obligasi syariah yaitu penelitian yang
dilakukan oleh Dodik Siswantoro dan Ilham Reza Ferdian dari UI yang
berjudul An Evaluation Of Islamic Bonds Rating In Indonesia. Variabel
independen yang digunakan adalah capitalization (TE, TA), asset quality
(PPAP, NPL), profitability (ROA, ROE, NIM), asset liability management
(LDR), financial flexibility (CAR). Kesimpulan dari risetnya menunjukkan
bahwa faktor kuantitatif tidak menunjukan hubungan yang kuat, dan menduga
bahwa faktor kualitatiflah yang dominan.9
Beberapa penelitian sebelumnya yang menggunakan faktor akuntansi
yaitu rasio keuangan yang berasal dari neraca, cash flow dan laba rugi
diantaranya Horrigan, Pinches & Mingo, Kaplan & Urwitz,
Chan &
Jagadeesh.10 Yang melakukan penelitian di Indonesia dalam tesisnya yaitu
Nurhasanah , Kesumawati , dan Mayla.11 Penyusun termotivasi melakukan
penelitian karena menurut Burton12
growth/pertumbuhan perusahaan juga
dapat mempengaruhi prediksi peringkat obligasi. Pottier dan Sommer13juga
9
Dodik Siswantoro, An Evaluation, hlm. 16.
10
Horrigan (1966), Pinches & Mingo (1973; 1975), Kaplan & Urwitz (1979), Chan &
Jagadeesh dalam Wydia Andry, “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prediksi Peringkat
Obligasi,” Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, BI, Vol. 8: 2 (September 2005), hlm. 258259.
11
Nurhasanah (2003), Kesumawati (2003), dan Mayla (2004) dalam Wydia Andry,
“Analisis Faktor-Faktor, hlm. 258-259.
259.
12
Burton (1998) dalam Wydia Andry, “Analisis Faktor-Faktor, hlm. 258-259.
13
Pottier dan Sommer (1999) dalam Wydia Andry, “Analisis Faktor-Faktor, hlm. 258-
8
menyatakan size (ukuran perusahaan) juga dapat mempengaruhi prediksi
peringkat obligasi. Selain itu, terdapat penelitian yang menggunakan faktorfaktor non akuntansi sebagai variabel independennya, seperti risiko yang
dipengaruhi oleh keberadaan dan kualitas jaminan (collateral), sinking fund
14
dan maturity15 serta auditor
16
juga bisa mempengaruhi prediksi peringkat
obligasi.17
Penelitian yang berjudul ”Bond rating dan hubungan dengan laporan
keuangan,” oleh Lindianasari dan Budi Wayono pada tahun 2006,
menggunakan variabel akuntansi dengan menggunakan analisis regresi linier
sederhana. Berdasarkan hasil pengujian tersebut, dapat disimpulkan bahwa
informasi laporan keuangan dipergunakan dalam rating obligasi di Indonesia.
Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa time interest earned ratio, current
ratio, operating profit margin, return on asset, cash to debt ratio berpengaruh
positif dan signifikan terhadap rating obligasi Indonesia periode tahun 20012002. Sedangkan debt ratio, berpengaruh negatif signifikan terhadap rating
obligasi Indonesia periode tahun 2001-2002. 18
”Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi prediksi peringkat
obligasi” merupakan penelitian sejenis yang dilakukan oleh Widya Andri yang
menggunakan variabel independen baik berupa faktor-faktor akuntansi,
maupun faktor non akuntansi. Penelitian ini menggunakan variabel dependen
14
Foster (1986), dalam Wydia Andry, “Analisis Faktor-Faktor, hlm. 258-259.
15
Diamond (1994) dalam Wydia Andry, “Analisis Faktor-Faktor, hlm. 258-259.
16
Allen (1994) dalam Wydia Andry, “Analisis Faktor-Faktor, hlm. 258-259.
17
Wydia Andry, “Analisis Faktor-Faktor, hlm. 258-259.
18
Budi Wahyono dan Lindrianasari, bond-rating, hlm. 82.
9
dengan kategori (1) untuk investment grade dan (0) untuk non investment
grade. Sedangkan variebel independennya yaitu growth, size, sinking fund,
secure, maturity dan auditor. Sampel yang digunakan sebanyak 108 obligasi
perusahaan manufaktur pada tahun 2000 sampai 2002. Hasil penelitian
menunjukan bahwa growth, sinking fund, maturity perusahaan mempengaruhi
prediksi peringkat obligasi. Sedangkan size/ukuran perusahaan tidak
mempengaruhi prediksi peringkat obligasi.19
Yang membedakan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu,
penelitian ini mengambil rasio keuangan yang berbeda dari penelitian serupa
yang dilakukan oleh Dodik Siswantoro. Rasio keuangan yang digunakan
meliputi rasio likuiditas, rasio solvabilitas dan rasio profitabilitas. Ketiga rasio
ini sangat penting untuk mengukur kemampuan dari biaya-biayanya yang
tetap dalam meningkatkan pengembalian hasil bagi pemilik suatu perusahaan.
E. Kerangka Teoritik
1. Obligasi
Dalam sistem ekonomi syariah, atas utang tidak diperkenankan
untuk meminta atau memberi tambahan (imbalan), sehingga dalam sistem
ekonomi syariah tidak dikenal adanya utang. Kewajiban dalam Syariah
hanya timbul akibat adanya transaksi atas aset/produk (mal) atau jasa
(amal) yang tidak tunai, sehingga terjadi transaksi pembiayaan. Kewajiban
ini umumnya berkaitan dengan transaksi perniagaan yang tidak tunai
19
Wydia Andry, “Analisis Faktor-Faktor, hlm. 258.
10
tersebut dapat terjadi karena penundaan pembayaran atau penundaan
penyerahan obyek transaksi (mal atau amal)20
Dalam Islam pembiayaan dapat terjadi karena ada suatu pihak
yang memberikan dana untuk memungkinkan suatu transaksi. Pihak
penjual dapat memberikan pembiayaan dengan memberikan fasilitas
penundaan pembayaran, sedangkan pihak pembeli dapat memberikan
pembiayaan dengan memberikan fasilitas penundaan penyerahan obyek
transaksi. Selain kedua pihak tersebut, pembiayaan dapat diberikan oleh
pihak lain (misalnya lembaga keuangan) untuk memfasilitasi terjadinya
transaksi. Pembiayaan dapat diberikan kepada pihak penjual dengan
memberikan pembayaran (sebagian atau seluruhnya) sebelum penjual
dapat menyerahkan obyek transaksi, atau diberikan kepada pihak pembeli
dengan menyerahkan obyek transaksi sebelum pembeli dapat membayar
lunas.
Pembiayaan dapat terjadi sebagai kegiatan investasi oleh pemilik
dana (harta) ke dalam kegiatan usaha dari pemilik usaha. Dalam hal
kegiatan investasi ini mengikuti ikatan atau aqad Mudharaba, kewajiban
akan timbul bila pemilik dana berhak atas pembagian hasil yang positif,
atau bila pemilik dana ingin menarik kembali (sisa) dana yang telah
diinvestasikan. Baik dalam hal pembiayaan untuk memfasilitasi transaksi
maupun pembiayaan investasi, ikatan dan mekanisme pembiayaan harus
mengikuti prinsip syariah Islam. 21
20
Iwan P. Pontjowinoto, “Memahami Konsep Pembiayaan Jangka Panjang Dalam
Ekonomi Syariah,” kumpulan makalah Obligasi dalam Sistim Ekonomi Syariah, Jakarta,
2002, hlm. 11.
21
Ibid.,hlm. 12.
11
Ahli hukum muslim dan para ahli ekonomi telah siap mencari
alternatif lain dari pembiayaan yang memenuhi prinsip syariah,
diantaranya obligasi syariah. Menurut fatwa DSN Nomor:32/DSNMUI/IX/2002 tentang obligasi syariah, yaitu surat berharga jangka panjang
berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan emiten kepada pemegang
obligasi syariah yang mewajibkan emiten untuk membayar pendapatan
kepada pemegang obligasi syariah berupa bagi hasil/ margin/ fee serta
membayar kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo.22
Obligasi syariah bukan merupakan utang berbunga tetap, tetapi
lebih merupakan penyertaan dana yang didasarkan pada prinsip bagi hasil.
Transaksinya bukan akad utang piutang melainkan penyertaan. Obligasi
semacam ini lazim dinamakan muqaradhah bond, dimana muqaradhah
merupakan nama lain dari mudharabah. Dalam bentuknya yang sederhana
obligasi syariah diterbitkan oleh sebuah perusahaan atau emiten sebagai
pengelola atau mudharib dan dibeli oleh investor atau shahibulmaal.
Dana yang terhimpun disalurkan untuk mengembangkan usaha
lama atau pembangunan suatu unit baru yang benar-benar berbeda dari
usaha lama. Bentuk alokasi dana yang khusus (specially dedicated) dalam
syariah dikenal mudharabah muqayyadah. Atas penyertaannya, investor
berhak mendapatkan nisbah keuntungan tertentu yang dihitung secara
profesional dan dibayarkan secara periodik. 23
22
Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah,
(Yogyakarta: Ekonisia FE UII, 2005) hlm. 222.
23
Ibid.
Edisi 2, Cet. Ke-3
12
2. Rating obligasi
Lembaga penunjang obligasi yaitu PT. Pemeringkat Efek Indonesia
(Pefindo) dan PT. Kasnic Credit Rating Indonesia selaku lembaga yang
menjalani fungsi rating surat-surat berharga di pasar modal, termasuk juga
di dalamnya adalah obligasi. Secara umum rating obligasi dikelompokkan
menjadi dua rating yaitu upgrade dan downgrade. Dalam penelitian ini
rating obligasi upgrade disebut dengan rating layak investasi dan
downgrade disebut dengan rating tidak layak investasi. 24
Lembaga ini bertugas untuk melakukan evaluasi dan analisis atas
kemungkinan macetnya pembayaran surat utang. Dengan tidak adanya
konflik kepentingan serta didukung analisis yang tajam terhadap kualitas
utang perusahaan, hasil penilaian tersebut dikeluarkan dalam bentuk
peringkat yang independen. Lembaga pemeringkat tingkat internasional
yang sangat terkenal diantaranya adalah S&P (standard & poors)
cooperation serta moody’s investors. Sedangkan di Indonesia hanya
dikenal dua lembaga pemeringkat surat utang yaitu Pefindo (pemeringkat
efek Indonesia) serta PT. Kasnic Credit Rating Indonesia.
Lembaga ini juga melakukan analisis terbaru mengenai kinerja
surat utang tersebut atas dasar asumsi yang relatif independen. Setiap
laporan keuangan yang baru diterbitkan atau munculnya kejadian penting
yang menyangkut perseroan serta bersifat material dan berdampak bagi
kemampuan pembayaran kewajiban utang, akan mengubah posisi hasil
peringkat tersebut, begitu juga sebaliknya. Tujuan utama proses rating
24
Budi Wahyono dan Lindrianasari, Bond Rating, hlm. 69.
13
adalah memberikan informasi akurat mengenai kinerja keuangan, posisi
bisnis industri perseroan yang menerbitkan surat utang (obligasi) dalam
bentuk peringkat kepada calon investor. 25
Perwakilan pemeringkat telah memiliki standar dalam menerbitkan
sebuah peringkat untuk perusahaan yang akan menerbitkan obligasi dan
mengevaluasi laporan keuangan perusahaan selama durasi. Dari obligasi,
khususnya disebutkan bahwa hingga sekarang dalam standarnya belum
terdapat kriteria spesifik untuk rating obligasi syariah di Indonesia. Salah
satu alasan utama masih belum memiliki kriteria spesifik untuk rating
obligasi syariah adalah karena tidak ada perbedaan dalam kemampuan
membayar obligasi antara syariah dan konvensional. Jadi mungkin tidak
ada sebuah standar khusus untuk rating obligasi syariah. Untuk itu rating
obligasi syariah sekarang hanya bisa mengikuti standar laporan dari rating
obligasi konvensional di Indonesia. Bagaimanapun rating dan risiko dari
obligasi syariah harus didasarkan pada usaha dari obligasi bukan laporan
perusahaan kecuali untuk refinancing bisa menimbulkan bias bagi para
investor karena tidak bisa melihat laporan perusahaan dari obligasi
syariah.26
Meskipun sebagian besar penentuan rating didasarkan pada
pertimbangan-pertimbangan
yang
telah
ditentukan
oleh
lembaga
peratingan, namun bagian–bagian tertentu secara langsung didasarkan
pada Birtish Bond Rating Service (BBRS) kuantitatif model. seperti yang
25
Sapto Raharjo, Panduan Investasi, hlm. 100.
26
Dodik Siswantoro, An Evaluation, hlm. 2.
14
dikemukakan oleh Simon dan Coates, dengan menguji variabel-variabel
yang termasuk di dalamnya adalah ukuran perusahaan, rasio leverage dan
rasio interest coverage.27
Saat ini sejumlah perusahaan, dua yang terbesar adalah Standard &
Poor’s Corporation dan Moody’s Investors Service, memeringkat
kelayakan kredit (credit worthness) dan obligasi dari ribuan perusahaan.
Standard & Poor’s sebagai lembaga pemeringkat surat utang internasional
menyatakan bahwa rating didasarkan pada informasi sekarang yang
disediakan emiten atau diperoleh oleh Standard & Poor’s dari sumber lain
yang dapat diandalkan. Standard & Poor’s tidak melakukan audit dalam
hubungannya dengan rating dan kadang tergantung pada laporan keuangan
yang belum diaudit. Rating mungkin berubah, ditunda atau ditarik karena
perubahan atau ketidaktersediaan informasi seperti itu atau berdasar
keadaan lain. Rating didasarkan pada tingkat yang berbeda, pada
pertimbangan berikut:28
a. Kemungkinan kapasitas default dan kemudian kreditur membayar
bunga dan pokok sesuai dengan persetujuan dalam obligasi.
b. Sifat dan kondisi suatu obligasi.
c. Proteksi dan posisi relatif dari
kebangkrutan, reorganisasi atau
perubahan lain-lain di bawah hukum kebangkrutan dan hukum lain
yang mempengaruhi hak kreditur.
Rating obligasi oleh Standard & Poor’s merupakan penaksiran
kelayakan kredit penghutang terhadap kewajiban tertentunya. Penaksiran
27
Budi wahyono dan Lindrianasari, Bond-rating, hlm. 71.
28
Ibid, hlm. 72.
15
ini mungkin memasukkan kreditur seperti penjamin, pengasuaransian dan
pemberi sewa-beli. Rating obligasi bukan suatu rekomendasi untuk
membeli, menjual atau mempertahankan sekuritas, dan juga tidak memberi
komentar atas harga pasar atau kecocokannya untuk seorang investor.
Rating obligasi seperti itu sering diinterpretasikan sebagai indikasi
kemungkinan default emiten.
Sejak tahun 1995, surat utang Indonesia khususnya yang
diterbitkan melalui penawaran umum wajib untuk diperingkat (dirating)
oleh lembaga pemeringkat yang terdaftar di Bapepam. Lembaga
pemeringkat Indonesia yang terdaftar di Bapepam ada dua yaitu PT.
Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) dan Kasnic Credit Rating
Indonesia. Di Indonesia lembaga yang ditunjuk untuk melakukan rating
obligasi adalah PT. Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo), yang bertugas
memberikan opini yang independen, objektif dan jujur atas resiko obligasi.
Untuk mendapatkan peringkat tersebut, lembaga rating memiliki
variabel-variabel yang dipergunakan untuk memprediksi posisi ratingnya.
Standard & Poor’s mempergunakan beberapa rasio keuangan untuk
memeringkat perusahaan penerbit surat utang disamping turut dinilainya
persyaratan dalam perjanjian, perlindungan terhadap kreditur dengan
menggunakan asset perusahaan dan kualitas manajemen. Sedangkan
Simon & Coates29 dalam penelitinnya menyatakan variabel yang diuji oleh
British Bond Rating Service mencakup ukuran perusahaan, rasio leverage,
dan rasio interest coverage.
29
Simon & Coates (1980) dalam Budi wahyono dan Lindrianasari, Bond-rating, hlm. 73.
16
Bagaimanapun,
sejak
perusahaan
menerapkan
kebijakan/pernyataan akuntansi keuangan konvensional (kecuali untuk
bank Islam yang telah mempunyai standar akuntansi syariah) sangat sulit
untuk mempunyai standar syariah untuk rating obligasi syariah. Untuk
sekarang, rating obligasi syariah hanya bisa mengikuti laporan standar
rating obligasi konvensional di Indonesia.30
3. Faktor keuangan yang digunakan sebagai pengukur
Kemampuan obligor untuk memenuhi kewajiban finansialnya
sesuai dengan yang diperjanjikan mendasari hasil rating yang dikeluarkan
lembaga rating obligasi. Membayar bunga merupakan salah satu
kewajiban finansial yang harus dipenuhi oleh obligor. Untuk obligasi
perusahaan, peringkat yang baik biasanya berasosiasi dengan financial
leverage yang lebih rendah, variasi pendapatan yang lebih kecil, aset yang
lebih besar (besarnya perusahaan), operasi yang lebih menguntungkan dan
tidak banyak menerbitkan hutang.31 Rasio leverage yang digunakan untuk
mewakili informasi laporan keuangan adalah debt ratio yaitu rasio yang
dipergunakan untuk mengukur jumlah aktiva perusahaan yang dibiayai
oleh utang atau modal yang berasal dari kreditur. Semakin rendah rasio ini
maka beban utang perusahaan semakin rendah.
Informasi laporan keuangan yang mencerminkan tingkat likuiditas
suatu
hlm. 72.
perusahaan
penerbit
obligasi
dibutuhkan
untuk
melihat
30
Dodik Siswantoro, An Evaluation, hlm. 1.
31
Sharpe, Alex & Bailey (1995), dalam Budi wahyono dan Lindrianasari, Bond-rating,
17
kemampuannya memenuhi utang jangka pendek akibat obligasi yang
hampir jatuh tempo. Tingkat likuiditas penerbit obligasi akan terlihat
dalam current ratio. Rasio ini bertujuan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam membayar utang lancar dengan aktiva lancar yang
tersedia. Semakin tinggi rasio ini semakin mampu perusahaan melunasi
kewajiban lancarnya.
Rasio yang dipergunakan untuk mengukur tingkat laba operasi
dibandingkan dengan volume penjualan (operating profit margin) pernah
digunakan oleh Cappelleri atas penelitian 200 data perusahaan
berperingkat obligasi Aa dan Baa, secara time series dan cross sectional
pada periode 1960-1966. Semakin besar rasio ini maka semakin besar pula
laba operasi yang diperoleh dari volume penjualan.
Cash flow to debt ratio merupakan salah satu rasio keuangan yang
terinformasi dalam laporan keuangan yang pernah digunakan oleh
standard & poor’s pada tahun 1994 untuk menentukan peringkat obligasi.
Rasio ini memperlihatkan perbandingan antara total aliran kas dengan
seluruh hutang. Semakin tinggi rasio semakin baik kemampuan
perusahaan membayar kewajiban totalnya.
Raturn on assets pernah pula digunakan oleh standard & poor’s
tahun 1994 untuk mengukur tingkat penghasilan bersih yang diperoleh
dari total aktiva perusahaan. Menurut Foster,32tahun 1986 return on assets
(ROA) dapat dijadikan pilihan dalam menentukan size perusahaan, dengan
tujuan untuk mengatasi variasi ukuran perusahaan yang tinggi, semakin
32
Foster (1986), dalam Budi wahyono dan Lindrianasari, Bond-rating, hlm. 74.
18
tinggi rasio ini semakin besar perusahaan tersebut dan semakin baik dalam
menghasilkan keuntungan dan efisiensi.
F. Hipotesis
1. Ha1 : debt ratio berpengaruh signifikan terhadap rating obligasi
syariah.
2. Ha2 : current ratio berpengaruh signifikan terhadap rating obligasi
syariah.
3. Ha3 : return on asset berpengaruh signifikan terhadap rating obligasi
syariah
4. Ha4 : cashflow to debt ratio berpengaruh signifikan terhadap rating
obligasi syariah
5. Ha5 : operating profit margin berpengaruh signifikan terhadap rating
obligasi syariah
6. Ha6 : debt ratio, current ratio, return on asset, cashflow to debt ratio,
operating profit margin, berpengaruh signifikan secara bersama-sama
terhadap rating obligasi syariah.
G. Variabel – variabel Pokok
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel dependen
Variabel dependen dinyatakan dengan notasi Y yaitu untuk
peringkat obligasi syariah, variabel ini mengukur tingkat peringkat
obligasi perusahaan dengan memberi nilai pada masing-masing rating
yang mengacu pada kategori rating yang dikeluarkan oleh pefindo.
19
Kategori secara umum dibagi menjadi dua: investment grade (AAA, AA,
A, BBB) dan non investment (BB, B, CCC, D). Dalam penelitian ini
penyusun menggunakan ordinal data dengan mengkategorikan (1) untuk
AAA, (2) untuk AA, (3) untuk A, (4) untuk BBB.
2. Variabel independen
Ada lima variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu:
a. Debt ratio (DBA), semakin besar rasio ini, maka rating semakin
rendah.
b. Current ratio (CUR), semakin besar rasio ini, maka rating semakin
tinggi.
c. Return on asset (ROA), semakin besar rasio ini, maka rating semakin
tinggi.
d. Cash to debt ratio (CTD), semakin besar rasio ini, maka rating
semakin tinggi.
e. Operating profit margin (OPM), semakin besar rasio ini, maka rating
semakin tinggi.
H. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam tipe penelitian arsip (dokumenter)
yaitu suatu penelitian terhadap fakta yang tertulis (dokumen atau berupa
arsip data).33 Dokumen/arsip data yang diteliti berdasar sumbernya dapat
33
hlm. 34
Supardi, Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis (Yogyakarta:UII Press, 2005),
20
berasal dari data internal/eksternal. Dalam penelitian ini menggunakan
data eksternal yaitu laporan keuangan yang dipublikasikan dan telah diolah
pihak internal serta dapat dipertanggungjawabkan. karena data dan
informasinya diperoleh dari bahan-bahan dokumentasi, misalnya dalam
bentuk laporan keuangan, statistik, hasil rekaman dan dokumentasi lainnya
yang dimiliki dan didokumentasikan baik lewat media, maupun langsung
dari perusahaan yang bersangkutan.
2. Sifat penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif karena menjelaskan variabelvariabel. Variabel dependen yaitu rating, variabel independen yaitu rasio
keuangan (DBA, CUR, ROA, CTD, OPM).
3. Teknik Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan metode riset
perpustakaan yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan cara
mengambil bahan-bahan dari buku pustaka, internet, laporan keuangan
tahunan
obligasi syariah, jurnal, dan publikasi lainnya yang ada
hubungannya dengan aspek yang diteliti.
4. Teknik Pengambilan Sampel
Populasi menunjukkan keadaan dan jumlah objek penelitian secara
keseluruhan yang memiliki karakteristik tertentu. Dalam penelitian ini
yang menjadi populasi adalah perusahaan yang mengeluarkan obligasi
syariah yang berada di Indonesia. Sedangkan sampel menunjukkan objekobjek penelitian yang memiliki karakteristik tertentu dan merupakan fraksi
21
atau kelompok-kelompok dari suatu populasi.34 Adapun sampel yang akan
digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang mengeluarkan
obligasi syariah dari tahun 2002-2006. Berdasarkan pemilihan sampel
yang dilakukan diperoleh sebanyak 16 perusahaan, selama 5 tahun,
diperoleh data sebanyak 43 data pengamatan.
Sampel yang dipakai dalam penelitian ini yaitu yang memenuhi:
a. Obligasi perusahaan yang diperingkat oleh Pefindo dan Kasnic.
b. Obligasi perusahaan yang terbit tahun 2002 (pertama terbit) ke atas
c. Memiliki periode laporan keuangan per 31 Desember.
5. Sumber Data
Sumber data penelitian merupakan faktor penting yang menjadi
pertimbangan dalam penentuan metode pengumpulan data. Adapun
sumber data yang penyusun gunakan berasal dari:
a. Data Primer
Data primer yaitu suatu data yang diperoleh dari sumbersumber buku, internet, laporan tahunan perbankan, jurnal, dan
publikasi lain yang ada hubungannya dengan aspek yang diteliti.
b. Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang telah dipublikasikan kepada
masyarakat umum mulai dari tahun 2002 sampai tahun 2006. Di mana
data-data tersebut diperoleh dari laporan tahunan perusahaan yang
mengeluarkan obligasi syariah dan telah dirating oleh Pefindo dan Kasnic.
34
Muhammad Teguh, Metedologi Penelitian Ekonomi: Teori dan Aplikasi, cet. ke-2
(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001), hlm. 125-126.
22
6. Teknik Analisis Data
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu regresi
berganda. Data yang dikumpulkan dari peneliltian akan dianalisis dengan
menggunakan analisa kuantitatif, metode pemecahan masalah yang
menggunakan teori analisis rasio untuk menyelesaikan masalah yang
timbul dalam penelitian. Rasio yang digunakan yaitu
a. Leverage Ratio, Debt Ratio (DBA)
Debt Ratio = Total Liabilities / Total Assets
b. Liquidity Ratio, Current Ratio (CUR)
Current Ratio = Current Assets / Current Liabilities
c. Return On Asset (ROA)
ROA= EAT / Total Asset
d. Cash To Debt Ratio (CTD)
Cash Flow To Debt Ratio = Total Cash Flow / Total Debt
e. Operating Profit Margin (OPM)
Operating Profit Margin = Operating Profit / Sales X 10
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan bantuan software
SPSS for windows releaese 12.00. hasil perhitungan yang akan digunakan
yaitu t hitung dan tingkat signifikannya (p-value), koefisien korelasi (R),
koefisien determinasi (r-square), dan collinearity statistic tolerance value
23
a). Uji Asumsi Klasik
Untuk memperoleh model analisis yang tidak bias dan efisien dari
persamaan regresi berganda, maka harus memenuhi asumsi-asumsi klasik
sebagai berikut :35
(1). Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.
Kalau asumsi normalitas tidak terpenuhi, maka uji F dan uji t menjadi
tidak valid untuk sampel kecil. Terdapat dua cara untuk mendeteksi
normalitas, yaitu sebagai berikut:
(a) Analisis Grafik
Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual
adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara
data observasi denagn distribusi yang mendekati distribusi normal. Di
samping itu, untuk melihat normalitas residual juga dapat melalui
normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari
distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus
diagonal. Dasar pengambilan keputusan normalitas residual sebagai
berikut:
Pertama, jika penyebaran data berada di sekitar garis diagonal
dan mengikuti arah garis diagonal, atau grafik histogramnya
menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi
asumsi normalitas.
35
Imam Ghazali, Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program SPSS (Semarang: BP.
UNDIP, 2005), hlm. 91-113
24
Kedua, jika penyebaran data berada jauh dari diagonal dan /
atau tidak mengikuti aran garis diagonal, atau grafik histogram tidak
menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak
memenuhi asumsi normalitas.
(b) Analisis Statistik
Uji normalitas melalui statistik dapat dilakukan dengan melihat
nilai kurtosis dan skewness dari residual. Nilai z statistik untuk skewness
dapat dihitung dengan rumus:
Zskewness =
Skewness
6
N
Sedangkan nilai z kurtosis dapat dihitung dengan rumus:
Zkurtosis =
Kurtosis
24
N
Di mana N adalah jumlah sampel. Jika nilai Z hitung > Z table, maka
kesimpulannya data berdistribusi tidak normal.
Uji statistik yang lain untuk menguji normalitas residual, menggunakan uji
statistik nonparametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). uji K-S ini dilakukan
dengan membuat hipotesis, berikut ini:
Ho: Data residual berdistribusi normal.
Ha: Data residual berdistribusi tidak normal.
(2). Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antarvariabel bebas (independen).
25
Model regresi yang baik tidak terjadi korelasi di antara variabel
independen. Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada tidaknya gejala
multikolinearitas, antara lain:
(a). Koefisien determinasi (R2)
Apabila R2 sangat tinggi (0,7 – 1) dan tidak satupun koefisien regresi
yang
signifikan
secara
statistik,
berarti
telah
terjadi
gejala
multikolinearitas.
(b). Koefisien korelasi parsial
Jika korelasi antar variabel independen yang cukup tinggi (umumnya
di atas 0.90), maka ada indikasi terjadi multikolinearitas.
(c). Dilihat nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF)
Nilai
tolerance
adalah
untuk
mengukur
variabilitas
variabel
independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel
independen lainnya. Nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai
VIF tinggi, karena VIF = 1/Tolerance. Nilai cut-off yang umum dipakai
untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai Tolerance <
0.10 atau sama dengan nilai VIF > 10.
Untuk mengatasi gajala ini dapat dilakukan dengan beberapa
cara, seperti melakukan kombinasi pengamatan data antara time series
dan cross section, membuang variabel yang dapat menimbulkan gejala
multikolinearitas atau juga dengan menambah variabel baru dalam
penelitian.
26
(3). Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah model regresi
linear ada korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan
kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi
korelasi, maka disebut telah terjadi masalah autokorelasi. Masalah ini
timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu
observasi ke observasi lainnya.
Pengujian autokorelasi dapat dilakukan dengan uji statistik Durbin
Waston. Uji Durbin Watson mensyaratkan adanya intercept dalam model
regresi dan tidak terdapat variabel lag di antara variabel independen.
Berikut ini kriteria pengujian Durbin Waston:
Rumusan hipotesis yang akan diuji adalah:
Ho: Tidak terdapat autokorelasi (r =0).
Ha: Terdapat autokorelasi (r ≠ 0).
Tabel 1.1
Pengambilan Keputusan Ada Tidaknya Autokorelasi
Hipotesis nol (Ho)
Keputusan
Jika
Tidak ada autokorelasi positif
Tolak
0 < D < DL
Tidak ada autokorelasi positif
Tidak ada keputusan
DL ≤ D ≤ D U
Tidak ada korelasi negatif
Tolak
4 - DL < D < 4
Tidak ada korelasi negatif
Tidak ada keputusan
4 - DU ≤ D ≤ 4 - DL
Tidak ada korelasi, positif
atau negatif
Tidak ditolak
(diterima)
D U < D < 4 - DU
27
DU menunjukkan nilai tabel Durbin Waston maximum, dan DL
menunjukkan nilai Durbun Watson minimum. Nilai DU dan DL dapat dilihat
pada tabel Durbin Watson yang ditetukan berdasarkan jumlah observasi (n)
dan jumlah variabel bebas (k).
(4). Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas merupakan keadaan yang menunjukkan faktor
pengganggu (error) tidak konstan. Dalam hal ini terjadi korelasi antara faktor
penggangu dengan variabel penjelas. Model regresi yang baik adalah yang
homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji heteroskedaksititas
pada hakekatnya menguji asumsi bahwa garis regresi mempunyai keragaman
atau variasi faktor pengganggu ei yang bersifat konstan untuk semua
pengamatan. Terjadinya gejala ini sebagai akibat dari adanya ketidaksamaan
data dan terlalu bervariasinya nilai data yang diteliti. Untuk mendeteksi gejala
heteroskedastisitas, salah satunya dengan melihat grafik plot antara nilai
prediksi variabel terikat (dependen).
Dasar analis:
a. Jika terjadi pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola
tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka
mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di
bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Untuk mendeteksi gejala heteroskedastisitas dapat pula menggunakan uji
Glejser yang menguji heterokedastisitas dengan cara meregresikan variabel
28
independen terhadap nilai residual yang diabsolutkan. Bentuk persamaan
regresinya sebagi berikut:
│Ut│=α + βXt + vt
Jika
Usaha untuk mengurangi gejala ini dapat dilakukan dengan transformasi
log dengan cara sebagai berikut :
(a) Mentranformasikan semua data baik untuk variabel independen maupun
dependen ke dalam logaritma.
(b) Menyusun model regresi data yang telah ditransformasikan dalam bentuk:
Ln Ti = b0 + b1 lnX1 + e1
b). Analisis Regresi Berganda
Analisis
regresi
berganda
(multiple
regression
analysis)
merupakan model yang digunakan untuk menganalisis pengaruh lebih dari
satu variabel independen terhadap satu variabel dependen. Rumus regresi
berganda disesuaikan dengan jumlah variabelnya. Dalam penelitian ini
Persamaan regresi berganda dapat dirumuskan sebagai berikut:
Y= α + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + β4 X4 + β5X5 +e
Di mana:
Y
: Rating obligasi syariah
α
: Intercept
X1
: DBA
X2
: CUR
X3
: ROA
29
X4
: CTD
X5
: OPM
β1, β2, β3 β4, β5: Koefisien regresi X1, X2, X3 X4, X5
e
: Besaran nilai residu (standar error)
c). Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan beberapa
cara, yaitu :
(1). Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi digunakan baik secara parsial (r)
maupun secara bersama-sama (R2) yang menyatakan besarnya
keterandalan model yang digunakan, yaitu digunakan untuk mengukur
seberapa besar variabel bebas (Xi) memberikan kontribusi pengaruh
pada variabel terikat (Yi) dari persamaan regresi yang diperoleh.
Besarnya nilai koefisien determinasi berkisar 0 ≤ R2 ≤ 1 , apabila nilai
koefisien determinasi mendekati 1 merupakan indikator yang
menunjukkan semakin kuatnya pengaruh perubahan variabel-variabel
Xi terhadap perubahan variabel terikat Y.
(2). Uji F – Statistik
Uji F digunakan untuk menguji pengaruh dari seluruh variabel
bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat.
Pengambilan
keputusan
dilakukan
dengan
cara
membandingkan nilai probabilitas (Sig) dengan besarnya nilai alpha
yaitu 0,05. keputusan diambil sesuai dengan kriteria sebagai berikut:
30
Ho1 diterima dan Ha1 ditolak, apabila probabilitas > 0,05
Ho1 ditolak dan Ha1 diterima, apabila probabilitas < 0,05
(3). Uji t - statistik
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen
secara indivisual berpengaruh terhadap variabel dependen.
Pengambilan
keputusan
dilakukan
dengan
cara
membandingkan nilai probabilitas (Sig) dengan besarnya nilai alpha
yaitu 0,05. keputusan diambil sesuai dengan kriteria sebagai berikut:
Ho1 diterima dan Ha1 ditolak, apabila probabilitas > 0,05
Ho1 ditolak dan Ha1 diterima, apabila probabilitas < 0,05
31
I. Sistematika Pembahasan
Sistematika penulisan ini bertujuan untuk mensistematiskan
penulisan laporan penelitian ini dalam bentuk skripsi. Sistematika penulisan
ini menggambarkan alur pemikiran penulis dari ide awal hingga kesimpulan
akhir.
Sistematika penulisan skripsi ini secara keseluruhan terdiri dari
lima bab, sedangkan perincian masing-masing bab adalah sebagai berikut:
Bab I terdiri dari pendahuluan yang
meliputi: latar belakang
masalah, pokok masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, telaah pustaka,
kerangka toeritik, metode penelitian, hipotesis, metode analisa data dan
sistematika pembahasan.
Bab II akan dijelaskan mengenai landasan teori yang mendasari
penelitian ini, meliputi: Pasar modal syariah, obligasi, obligasi syariah,
instrumen obligasi syariah, rating obligasi, rating obligasi syariah, laporan
keuangan, rasio keuangan.
Bab III akan dipaparkan mengenai gambaran umum perusahaan
yang menerbitkan obligasi syariah.
Bab IV akan dipaparkan data dan hasil penelitian. Selanjutnya akan
diulas analisis, yang berisi interpretasi peneliti terhadap hasil penelitian.
Bab V Kesimpulan, akan ditunjukkan kesimpulan akhir dari hasil
penelitian ini, serta saran-saran atas hasil penelitian.
121
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh rasio keuangan
terhadap rating obligasi syariah, dan mengetahui faktor-faktor apakah yang
berpengaruh terhadap rating obligasi syariah. Berdasarkan pemilihan sampel
yang dilakukan diperoleh sebanyak 16 perusahaan, selama 5 tahun
pengamatan dari tahun 2002-2006, diperoleh data sebanyak 43 data
pengamatan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bukti bahwa:
1. Secara keseluruhan (simultan) rasio keuangan dengan DBA, CUR, ROA,
CTD, dan OPM mempunyai pengaruh terhadap rating obligasi syariah.
2. Berdasarkan uji parsial (uji t) bahwa:
a. Nilai probabilitas DBA sebesar 0,835 karena nilai probabilitas > 0,05,
ini berarti DBA tidak berpengaruh terhadap rating obligasi syariah.
b. Nilai probabilitas CUR sebesar 0,000 karena nilai probabilitas < 0,05,
ini berarti CUR berpengaruh terhadap rating obligasi syariah.
c. Nilai probabilitas ROA sebesar 0,737 karena nilai probabilitas > 0,05,
ini berarti ROA tidak berpengaruh terhadap rating obligasi syariah.
d. Nilai probabilitas CTD sebesar 0,990 karena nilai probabilitas > 0,05,
ini berarti CTD tidak berpengaruh terhadap rating obligasi syariah.
e.
Nilai probabilitas OPM sebesar 0,045 karena nilai probabilitas < 0,05,
ini berarti OPM berpengaruh terhadap rating obligasi syariah.
122
B. Implikasi
Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa rasio keuangan yang
digunakan untuk mengukur rating obligasi syariah mempunyai pengaruh yang
signifikan. Dibanding dengan penelitian sebelumnya terutama penelitian yang
dilakukan oleh Wydia Adri bahwa faktor-faktor akuntansi berpengaruh
signifikan terhadap peringkat obligasi.
C. Keterbatasan Penelitian
Sebagaimana yang diuraikan di muka bahwa hasil penelitian ini
terbatas pada metode pengamatan yang ralatif pendek, yaitu selama 5 tahun
dengan jumlah sampel 43 terdiri dari 16 perusahaan. Penelitian ini hanya
mencakup pada perusahaan yang yang mengeluarkan obligasi syariah saja
yang berarti, tidak bisa mengetahui kinerja dari perusahaan-perusahaan yang
lain. Keterbatasan yang lain dalam penelitian ini adalah penelitian ini hanya
menggunakan 5 rasio (DBA, CUR, ROA, CTD, OPM) dan 1 pengukur yaitu
rating obligasi syariah.
D. Saran Penelitian Selanjutnya
Saran untuk penelitian selanjutnya yaitu sebaiknya periode
pengamatannya diperpanjang, mengingat investor lebih melihat prediksi
jangka panjang dibanding dengan jangka waktu yang relatif pendek. Sehingga
investor dapat mengukur kinerja keuangan perusahaan dalam waktu jangka
panjang dan mendapatkan hasil yang lebih meyakinkan. Penelitian juga dapat
digabungkan dengan faktor non akuntansi.
DAFTAR PUSTAKA
Ekonomi / Ekonomi Islam / Manajemen Keuangan
Bodie, Kane dan Marcus, Investmet, Jakarta: Salemba Empat, 2006
Edwin, Mustafa Nasution, Pengenalan Ekslusif Ekonomi Islam, Kencana Prenada
Media Group, 2007
Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah,
Edisi 2, Cet. Ke-3,
Yogyakarta: Ekonisia FE UII, 2005.
Huda Nurul dan Mustafa Edwin Nasution, Investasi Pada Pasar Modal Syariah, Cet.
Ke-1 Jakarta: Kencana, 2007
Insukindro, Ekonomi Uang dan Bank: Teori dan Pengalaman Indonesia, Yogyakarta:
BPFE, 1993.
Nawab, Syeb Haider Nagri, Menggagas Ilmu Ekonomi Islam, Pustaka Pelajar, 2003
Raharjo Sapto, Panduan Investasi Obligasi, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003
Sartono R. Agus, Manajemen Keuangan Teori Dan Aplikasi, Edisi Empat Cet. Ke-1,
2001, BPFE Yogyakarta.
Metodologi / Statistik / SPSS
Algifari, Statistika Induktif Untuk Ekonomi dan Bisnis, Yogyakarta: PP AMP YKPN,
2003.
Ghazali Imam, Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program SPSS, Semarang: BP.
UNDIP, 2005.
Supardi, Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis, Yogyakarta:UII Press, 2005
Teguh Muhammad, Metedologi Penelitian Ekonomi: Teori dan Aplikasi, cet. ke-2,
Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001.
Jurnal
Achsien, Iggi H., Peluang Dan Prospek Obligasi Syariah, Syariah Economics Days,
2003
, Prospek Penerbitan SUN Syariah Di Indonesia, Jakarta, 2005
Agus, P, Laksono, Sukuk: Alternatif Instrumen Investasi Dan Pembiayaan, 2007
Al Bashir, Muhammad, Muhammad Al- Amine, The Islamic Bond Market:
Posibilities And Challanges, International Journal Of Islamic Financial
Service, Vol. 3 No. 1.
Andry Wydia, Analisis
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prediksi Peringkat
Obligasi, Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, BI, Vol. 8: 2, September
2005.
Business Consulting Karim, Pendidikan Ekonomi Bisnis Syariah, Lounching
Laboratorium Ekonomika dan Bisnis Islam, FE UGM, Yogyakarta, 14
Oktober 2006.
Donny S. Wijanarko, Obligasi Syariah Bukan Sebagai Pandangan Tetapi Sebagai
Alternatif Perekonomian Sistem Syari’ah, FoSSEI Regional Jawa Tengah,
Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo, Semarang, 2005.
Hidaya, Kanny Y, Obligasi Syariah Studi Kasus Obligasi Syariah Mudharabah
Indosat 2002, FE Unibraw, 2003
Pontjowinoto Iwan P, Prospek Obligasi Syariah Di Indonesia, 2004
Lindrianasari, Pemeringkatan Obligasi, Obligasi Dan Laporan Keuangan, Jurnal
Akuntansi Dan Keuangan,Vol. 9:2, Juli 2004.
Nasution Darmin, Konsep Keuangan Syariah Suatu Kontribusi Bagi Ekonomi
Bangsa, MES, Profil Perusahaan Pelaku Bisnis Syariah Tahun 2005,
Jakarta:2005
Pontjowinoto Iwan P., Memahami Konsep Pembiayaan Jangka Panjang Dalam
Ekonomi Syariah, kumpulan makalah Obligasi dalam Sistim Ekonomi
Syariah, Jakarta, 2002.
Pramono, Sigit, bligasi Syariah (Sukuk) untuk Pembiayaan Infrastruktur: Tantangan
dan Inisiatif Strategis
Riwayati, Obligasi Syariah, Universitas Sebelas Maret. Surakarta, 2005
Siswantoro Dodik, An Evaluation Of Islamic Rating In Indonesia,
Second
International Conference On Islamic Banking: Risk Management,
Regulations And Supervision, Islamic Development Bank And Islamic
Financial Service Board, Kuala Lumpur, 7-8 Februari 2006
Wahyono Budi dan Lindrianasari, Bond-Rating Dan Hubungannya Dengan Laporan
Keuangan, Jurnal Akuntansi Manajemen dan Sistem Informasi, Kompak,
Januari 2006
Wijanarko, Donny S., Ekonomi Syariah Bukan Sebagai Pandangan Tetapi Sebagai
Alternative Perekonomian System Syariah, Semarang, Iain Walisongo, 2005.
Lain – lain
Agus P. Laksono, Sukuk for the Better Future of Shari’a Economic System, Forum
Studi Islam Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Patra Jasa Office,
Jakarta, 14 Februari 2007
Departemen Keuangan Republik Indonesia, Capital Market Supervisory Agency
Ministry of Finance of The Republic of Indonesia, Master Plan Pasar Modal
Indonesia 2005 – 2009, BAPEPAM
Departemen Keuangan RI Sukuk: Alternatif Instrumen Investasi dan Pembiayaan.
Fatwa DSN no.41/DSN-MUI/III/2004, Obligasi Syariah
Fatwa DSN no.48/DSN-MUI/III/2004, Penjadwalan Kembali Tagihan Murabahah
Gunawan, Muhammad Yasni, Penerbitan Syariah Bonds Oleh Modal Ventura (Dari
Teori Ke Praktek), 2001
http/ www.new.pefindo.com, Rating Service, Requirements, Definitions, Proces,
Methodology.
http/www.dmo.or.id/profile/fungsi,htm,,
2/KMK/01, 2001.
http://www.bei.co.id
http://www.kasnicrating.com
http://www.ksei.co.id
Keputusan
Menteri
Keuangan
No.
Junino, Jahja, Pendanaan Investasi Melalui Obligasi Syariah, Yogyakarta, 2003,
Seminar Nasional Potensi Obligasi Syariah Sebagai Alternatif Bagi
Pembiayaan Bagi Perusahaan, FoSSEI.
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Jakarta,
Balai Pustaka, 1999
KBC, Perkembangan obligasi syariah, 2006
Keputusan Menteri Keuangan No. 447/Kmk.06/2005 Tentang Strategi Pengelolaan
Utang Negara Tahun 2005-2009
Media Indonesia, Jatuh Tempo Obligasi Akan Ditata Ulang, 2001
MES, Program Pertukaran Obligasi Negara Seri FR Menjadi Seri SR.
MODAL NO. 23-DE 2004, Booming Obligasi Syariah.
MODAL NO. 23-DE 2004, Menanti SUN Syariah.
MODAL NO. 23-DE 2004, Meraup Dana Dari Islamic Bond.
MODAL NO. 23-DE 2004, Obligasi Syariah Negara Dapat Menjadi Benchmark
Pasar Obligasi Syariah .
MODAL NO. 23-DE 2004, Pilih Mudharabah Atau Ijarah.
MODAL NO. 23-DE 2004, Syariah Yes, Return Juga Penting.
PT. Indosat (Persero) Tbk., Public Expose, 2002, Obligasi Syariah Mudharabah
Indosat Tahun 2002,
Republika, Iggi H. Achsien, Mengintip Peluang Obligasi Syariah.
SWA 21/XIX/2003, Tak Semua Perusahaan Lolos Pemeringkatan
UURI,No. 24 Tahun 2002 Tentang SUN
CURRICULUM VITAE
A. Data Pribadi:
Nama Lengkap
Tempat & Tanggal Lahir
Alamat
HP/ Email
: Laili Rahmawati
: Sukabumi, 04 Juli 1985
: Jl. Cagak, Cisaat, Sukabumi
: 081939468460/
[email protected]
B. Riwayat Pendidikan
a. Formal
1. MI MWB PUI, Sukabumi Tahun lulus 1997
2. MTs YasTI Sukabumi Tahun lulus 2000
3. MA Sunanul Huda, Sukabumi Jurusan IPS Tahun lulus 2003
4. UIN Sunan Kalijaga, Prodi Keuangan Islam Tahun lulus 2009
b. Non Formal
Pondok Pesantren Al-Istiqamah, Sukabumi.
C. Organisasi
1. OSIS MA Sunanul Huda
2. Paskibraka MA Sunanul Huda
3. Pramuka MA Sunanul Huda
4. Forsei UIN Yogyakarta
5. FoSSEI Yogyakarta
6. FoSSEI Nasional
7. SPBA UIN Yogyakarta
8. LPKM, KOPMA UIN Yogyakarta
9. Bioenergi UIN Yogyakarta
10. Taekwondo UIN Yogyakarta
D. Kegiatan
1. Membaca, berfikir dan menulis.
2. Berusaha, berdoa dan bermimpi membangun ekonomi Islam di Indonesia.
3. Mengembangkan EHAS aneka bolu
4. LKTI BEM AS (Juara 1)
5. LKT Populer KR-LPP (Harapan 1)