Laporan Kasus
Penerapan Terapi Murottal Pada Lansia Dengan Hipertensi
Sefti Yollanda uli Pandiangan1, Mariyam Mariyam1
1
Program Studi Profesi Ners, Universitas Muhammadiyah Semarang, Indonesia
Informasi Artikel
Abstrak
Riwayat Artikel:
• Submit 7 September 2021
• Diterima 5 Oktober 2023
• Diterbitkan 14 Oktober
2023
Penyakit kadiovaskuler ialah penyebab angka satu kematian pada dunia
dengan 17,9 juta orang meninggal mewakili 31% seluruh kematian didunia
dan 85% disebabkan serangan jantung dan stroke. Salah satu distraksi yang
mereka
gunakan
untuk
mengobati
tekanan
darah
tinggi
adalah Murottal (mendengarkan bacaan Al-Qur'an). Studi kasus ini
bertujuan untuk mengetahui rerata penurunan tekanan darah dengan
pemberian terapi Murottal Al-quran pada responden lansia dengan
hipertensi. Metode studi kasus ini menggunakan Deskriptif dengan
pendekatan proses asuhan keperawatan. Subjek studi kasus adalah lansia
dengan hipertensi. Subjek studi kasus berjumlah 2 orang, yang didapatkan
secara purposive sampling. Subjek studi kasus telah menandatangani
informed consent sebelum dilakukan pengambilan data. Data hasil studi
disajikan dalam bentuk tabel intervensi rerata penurunan tekana darah pre
dan post terapi Murottal selama 3 hari. Rata- rata tekanan darah kedua
responden menagalami penurunan, tekanan darah sistolik turun sebesar 8
mmHg dan diastolik turun sebesar 7,7 mmHg. Reaksi positif
surah Murottal Al-Kahfi mempengaruhi sekresi endorfin di hipotalamus,
melemaskan dan menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi.
Terapi Murottal juga merupakan terapi tanpa efek samping, bagi penderita
hipertensi merupakan terapi mandiri yang aman dan mudah dilakukan
secara rutin di rumah.
Kata kunci:
Hypertension; Elderly;
Murrotal Al-Qur'an
PENDAHULUAN
Tekanan darah tinggi ialah penyakit yang
relatif berbahaya. Tekanan darah tinggi
berarti bahwa tekanan darah lebih tinggi
dari umumnya. Tekanan darah yang secara
konsisten di atas normal dapat didiagnosis
menjadi hipertensi (CDC, 2020). Umumnya,
tekanan darah diartikan normal jika nilai
120 mmHg sistolik serta 80 mmHg diastolik.
seorang dikatakan hipertensi apabila
tekanan darah sistolik sama dengan lebih
berasal 130 mmHg serta tekanan darah
diastolik lebih berasal 80 mmHg (American
Heart Association’s, 2017).
Corresponding author:
Sefti Yollanda Uli Pandiangan
[email protected]
Ners Muda, Vol 4 No 2, Oktober 2023
e-ISSN: 2723-8067
DOI: https://doi.org/10.26714/nm.v4i2.8131
Berdasarkan World Health Organization
(WHO) tahun 2019 mengungkapkan
penyakit kadiovaskuler ialah penyebab
angka satu kematian pada dunia dengan
17,9 juta orang meninggal mewakili 31%
seluruh kematian didunia dan 85%
disebabkan serangan jantung dan stroke.
Menurut data tahun 2015 pada orang
dewasa berusia 18 tahun keatas lebih
kurang 24,1% laki-laki serta 20,1 %
perempuan menggunakan sebagian besar di
negara – negara berpenghasilan rendah
serta menengah. Orang dengan penyakit
kardiovaskuler seperti hipertensi perlu
skrinning serta konseling dan rutin pada
pengobatan (Organization, 2019).
Ners Muda, Vol 4 No 2, Oktober 2023/ page 119-125
Sefti Yollanda Uli Pandiangan - Penerapan Terapi Murottal Pada Lansia Dengan Hipertensi
Berdasarkan
data
World
Health
Organization (WHO) pada tahun 2020
mengestimasikan saat ini penderita
hipertensi diperkirakan mencapai 1 milyar
di dunia, dan dua pertiga diantaranya
berada di negara berkembang. Penyakit
tekanan darah tinggi di Republik Rakyat
Demokratik Korea sampai 19% serta 42%
di Myanmar. Di India meningkat berasal 5%
pada tahun 1960 menjadi 12% pada tahun
1990 setelah itu lebih dari 30% pada tahun
2008. Persentase tekanan darah tinggi di
Indonesia meningkat 8% di tahun 1995
menjadi 32% di tahun 2008. Data terakhir
Riskesdas 2018, 4.444 orang pada
Indonesia menderita tekanan darah tinggi
34,1% (Kesehatan, 2018).
Berdasarkan data dari departemen
kesehatan Indonesia jumlah penderita
hipertensi didunia terus meningkat setiap
tahunnya, diperkirakan pada tahun 2025
akan ada 1,15 miliar orang mengalami
hipertensi dan 9,4 juta orang meninggal
setiap tahunnya akibat hipertensi serta
komplikasinya. Angka kejadian hipertensi
pada tahun 2018 menunjukan 34,11%.
Prevelensi penyakit tekanan darah tinggi di
pulau Jawa 41,9%. Penderita hipertensi
berdasarkan
kelompok
usia
55-64
menunjukan angka 55,2 %, kelompok usia
65-74 tahun menunjukan angka 63,2%. Hal
tersebut menunjukan bahwa semakin
bertambahnya usia maka semakin beresiko
mengalami hipertensi (Kesehatan k, 2018).
Lanjut usia (lansia) adalah sekelompok
orang yang berusia 60 tahun ke atas yang
mengalami peningkatan usia yang disertai
dengan penurunan fungsi fisik yang
ditandai dengan penurunan massa dan
kekuatan otot, penurunan denyut jantung
maksimal dan fungsi otak. Seiring
bertambahnya usia, sensitivitas tekanan
darah mulai menurun. Gejala yang paling
umum adalah nyeri di leher, pusing dan
pembengkakan kapiler. Oleh karena itu, jika
tidak ditangani dengan baik, dapat
menyebabkan komplikasi seperti gagal
jantung, stroke, aneurisma, penyakit mata
120
dan ginjal, serta sindrom metabolik yang
mematikan, yang menyebabkan tekanan
darah meningkat seiring bertambahnya
usia. Kebanyakan orang dengan tekanan
darah tinggi tidak memiliki gejala,
meskipun beberapa gejala mungkin tidak
diinginkan atau tidak terduga (Carolina et
al., 2019).
Hipertensi merupakan masalah utama yang
perlu segera ditangani agar tidak
mempengaruhi perkembangan penyakit
maju dan berkembang lainnya. Hipertensi
dapat diobati dengan terapi farmakologis
dan nonfarmakologis. Terapi farmakologis
adalah penggunaan obat antihipertensi.
Dalam terapi nonfarmakologis, mengurangi
asupan
garam,
mengurangi
lemak,
berolahraga,
dan
sebagainya
(W.
Widyastuti, 2015). Selain upaya tersebut,
terdapat upaya terapeutik yang meliputi
terapi
nonfarmakologi
yaitu terapi
komplementer (pelengkap) yang dapat
mempercepat laju pemulihan, seperti terapi
tawa, terapi musik, terapi relaksasi dan
terapi distraksi (Sumantra, Kumaat, &
Bawotong, 2017).
Salah satu distraksi yang mereka gunakan
untuk mengobati tekanan darah tinggi
adalah Murottal (mendengarkan bacaan AlQur'an) (Ropei & Luthfi, 2017). Hal ini
membantu seluruh tubuh untuk tenang dan
mengurangi stres sehingga tekanan darah
stabil. Terapi distraksi untuk mengatasi
stress islami dapat dilakukan dengan terapi
Murottal (Susilawati, 2019). Membaca AlQur'an memiliki manfaat kesehatan, karena
ada bagian dari meditasi sendiri dan
relaksasi (A. Mulyadi, Putri, & Fahdi, 2018).
Murottal Al-Quran memicu munculnya
endorfin dalam tubuh dengan lantunan
yang lambat dan harmonis. (O. D. Mulyadi et
al., 2018). Lantunan Murottal Al-Quran
dapat digunakan sebagai terapi relaksasi
alternatif yang lebih baik dibandingkan
perawatan akustik lainnya karena Murottal
Al-Quran dapat menghasilkan gelombang
delta rata-rata sebesar 63%. (Lukito, 2018).
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Ners Muda, Vol 4 No 2, Oktober 2023/ page 119-125
Sefti Yollanda Uli Pandiangan - Penerapan Terapi Murottal Pada Lansia Dengan Hipertensi
121
Lantunan Al-Qur'an yang mengandung
unsur suara manusia merupakan alat
penyembuhan yang dapat menurunkan
hormon stres, memicu endorfin, rileks,
mengubah rasa takut, cemas dan stres.
Mendengarkan Murottal al-Qur'an dapat
menurunkan tekanan darah, dan penelitian
menunjukkan bahwa efek Murottal dalam
Tanganging telah terbukti menurunkan
tekanan. Selain itu perawatan ini memiliki
efek positif pada jiwa individu. Efek audio
berkaitan dengan proses tekanan suara
yang ditransmisikan ke tubuh dan
mempengaruhi sel-sel tubuh. Suara dari
telinga kemudian diterima oleh sistem saraf
pusat dan ditransmisikan ke seluruh bagian
tubuh. Mereka juga membantu sistem saraf
dan sistem limfatik untuk mengatur detak
jantung dan pernapasan. Lantunan AlQur’an dapat menghasilkan gelombang
delta di bagian depan dan tengah otak di sisi
kanan dan kiri. Area wajah adalah pusat
mental
umum
dan
pengontrol
emosi(Lukito, 2018). Tujuan studi kasus ini
adalah mengetahui rerata penurunan
tekanan darah dengan pemberian terapi
Murottal Alquran pada responden lansia
dengan hipertensi.
sampelnya
menggunakan
purposive
sampling. Kriteria inklusi subjek studi kasus
adalah responden yang bersedia diberikan
terapi Murottal, lansia dengan hipertensi
primer. Instrumen yang digunakan dalam
studi kasus ini adalah Sphymanometer
digital untuk mengukur tekanan darah,
Instrumen untuk mendengarkan Murottal
yaitu MP3 Player surah Al-Kahfi yang
dilantunkan oleh Ali Abdurahman Al
Hutaify dan headphone yang menutup
seluruh telinga dengan diameter 7 cm.
Pengambilan data sebelum dan sesudah
dilakukan terapi Murottal.
METODE
HASIL
Studi kasus dilakukan dengan metode
deskriptif dengan pendekatan proses
asuhan keperawatan yang dilakukan pada 2
responden yang dilakukan terapi Murottal
meliputi
pengkajian,
diagnosa
keperawatan, intervensi keperawatan,
implementasi dan evaluasi. Studi kasus ini
mengukur tekanan darah pada lansia
dengan tekanan darah tinggi. Pengukuran
tekanan darah dilakukan pre-post test
terapi Murottal sebanyak 3x pertemuan
selama 3 hari setiap sesi dilakukan 31 menit
26 detik (Irmachatshalihah & Armiyati,
2019).
Hasil pengkajian menunjukkan, responden
1 usia 62 tahun dengan jenis kelamin
perempuan dan responden 2 usia 69 tahun
dengan jenis kelamin laki-laki. Subjek studi
kasus pertama memiliki riwayat hipertensi
kurang lebih 3 tahun dan subjek kedua
mempunyai riwayat hipertensi kurang lebih
6 tahun. Subjek studi kasus ini gemar
mengkonsumsi makanan tinggi garam,
tidak melakukan diet hipertensin dan tidak
melakukan olahraga dengan rutin. Kedua
responden memiliki tekanan darah yang
tinggi tetapi tidak merasakan gejala apapun.
Responden pertama memiliki tekanan
darah 170/100 mmHg, frekuensi nadi
82x/menit, suhu tubuh 36oC dan frekuensi
napas 19x/menit. Responden kedua
pertama memiliki tekanan darah 180/90
Subjek studi kasus ini adalah lansia
berjumlah 2 responden dengan tekanan
darah
tinggi.
Teknik
pengambilan
Subjek
studi
kasus
dimintai
menandatangani lembar persetujuan untuk
dilakukan
terapi
Murottal
untuk
menurunkan tekanan darah. Peneliti tidak
menampilkan identitas subjek studi kasus
dalam laporan maupun naskah publikasi
yang dibuat oleh peneliti. Pengelolaan data
studi kasus yang diperoleh dianalisis untuk
mengetahui penurunan tekanan darah pada
lansia hipertensi setelah dilakukan terapi
Murottal. Data hasil studi disajikan dalam
bentuk tabel intervensi rerata penurunan
tekana darah pre dan post terapi Murottal
selama 3 hari.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Ners Muda, Vol 4 No 2, Oktober 2023/ page 119-125
Sefti Yollanda Uli Pandiangan - Penerapan Terapi Murottal Pada Lansia Dengan Hipertensi
mmHg, frekuensi nadi 70x/menit, suhu
tubuh 36oC dan frekuensi napas 20x/menit.
Subjek studi kasus kedua responden
mengatakan mengkonsumsi obat jika
kepala pusing dan memeriksakan tekan
darah jika saat gejala muncul di apotik
terdekat dan responden mengatakan
kurang pengetahuan mengenai penyakitnya
hipertensi, resonden tidak mengetahui
kalau punya penyakit hipertensi harus
minum obat secara terus menerus. Kedua
responden mengatakan kurang terpapar
informasi tentang hipertensi. Diagnosa
keperawatan yang muncul pada kedua
kasus adalah manajemen kesehatan tidak
efektif berhubungan dengan kompleksitas
program perawatan/ pengobatan (D.0116).
Intervensi keperawatan kedua kasus yaitu,
edukasi program pengobatan (1.12441)
identifikasi
pengetahuan
tentang
pengobatan
yang
direkomendasikan,
berikan dukungan untuk menjalani
program pengobatan dengan baik dan
benar, libatkan keluarga untuk memberikan
dukungan
pada
responden
selama
pengobatan,
ajarkan
kemampuan
melakukan
pengobatan
mandiri
(selfmedication. misal Murottal) (PPNI,
2018).
122
Implementasi yang diberikan pada
responden dengan cara memberikan
pengetahuan tentang pengobatan yang baik
dan benar dengan melibatkan keluarga
untuk
memberikan
dukungan
dan
menjelaskan manfaat diberikan terapi
dengan Murottal. Mengobservasi tandatanda vital dengan pengukuran tekanan
darah sebelum dan sesudah diberikan
terapi Murottal dengan menggunakan surah
Al-Kahfi yang dilantunkan oleh Ali
Abdurahman Al Hutaify dan headphone
yang menutup seluruh telinga dengan
diameter 7 cm yang dilakukan selama 3 hari
dengan frekuensi 1 kali sehari selama 31
menit 26 detik. Mengajarkan responden
untuk melakukan terapi mandiri (selfmedication misal Murottal).
Evaluasi kedua kasus menunjukkan rerata
perbedaan setelah diberikan terapi
Murottal yang meliputi tekanan darah pre
dan post dilakukan terapi Murottal
menggunakan surah Al-Kahfi selama 31
menit 26 detik. Rata-rata tekanan darah
kedua responden mengalami penurunan,
tekanan darah sistolik turun sebesar 8
mmHg dan diastolik turun sebesar 7,7
mmHg, bisa dilihat di tabel.
Tabel 1
Distribusi Tekanan Darah Responden dengan Hipertensi Pre dan Post dilakukan Terapi Murottal
Indikator
Responden 1
Responden 2
Tekanan darah (pre)
Hari 1
Hari 2
Hari 3
Hari 1
Hari 2
Hari 3
Sistolik
163
152
148
168
178
164
Diastolik
89
92
88
100
116
98
Tekanan darah (post)
Hari 1
Hari 2
Hari 3
Hari 1
Hari 2
Hari 3
Sistolik
142
148
138
149
168
156
Diastolik
79
81
79
86
99
88
PEMBAHASAN
Berdasarkan pengkajian didapatkan bahwa
lansia berjumlah 2 responden dan jenis
kelamin perempuan dan laki-laki, lansia
berusia 62 tahun dan 69 tahun. Penderita
penyakit darah tinggi lebih banyak dialami
oleh perempuan (57%) sedangkan pada
laki-laki (43%) (Trisnawati, Azizah, & Jenie,
2021). Pada usia 50 tahun, wanita tidak
dapat memproduksi estrogen, dan mereka
yang belum mengalami menopause
dilindungi oleh estrogen yang berperan
dalam meningkatkan kadar high-density
lipoprotein (HDL). Kadar kolesterol highdensity lipoprotein yang tinggi merupakan
faktor protektif untuk mencegah proses
aterosklerotik. Efek perlindungan dari
estrogen diyakini menjadi alasan mengapa
wanita memiliki kekebalan pada usia
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Ners Muda, Vol 4 No 2, Oktober 2023/ page 119-125
Sefti Yollanda Uli Pandiangan - Penerapan Terapi Murottal Pada Lansia Dengan Hipertensi
premenopause.
Sebelum
menopause,
wanita secara perlahan akan mulai
kehilangan estrogen yang melindungi
pembuluh darah dari kerusakan. Proses ini
akan terus berlanjut, dan jumlah estrogen
akan berubah secara alami seiring dengan
bertambahnya usia wanita, biasanya terjadi
pada wanita berusia antara 45 dan 55
tahun. Hal ini menempatkan wanita
pascamenopause pada risiko tinggi
hipertensi. Secara umum, ada dua faktor
risiko hipertensi, antara lain merokok,
obesitas, stres, dan aktivitas fisik yang dapat
dimodifikasi dan faktor resiko usia,
genetika, dan jenis kelamin yang tidak dapat
dimodifikasi (Udjianti, 2011).
Menurut data pengkajian kedua responden
tidak mengkonsumsi obat hipertensi secara
rutin dan hanya meminum obat jika kepala
terasa pusing. Faktor yang mempengaruhi
tidak mengkonsumsi obat hipertensi antara
lain: usia, status sosial ekonomi, riwayat
hipertensi, dukungan keluarga, dan faktor
eksternal lainnya. Hal tersebut merupakan
faktor
yang
mempengaruhi
tidak
mengkonsumsi obat (Nade & Jeanny, 2020).
Menurut penelitian, kedua responden
memiliki riwayat tekanan darah tinggi
selama 3 tahun dan 6 tahun. Dalam survei
tersebut, kedua responden mengatakan
mereka suka makan makanan tinggi garam
dan terkadang makan junkfood bersama
anak-anak mereka. Kebiasaan makan yang
tidak sehat seperti mengonsumsi garam
natrium dapat menyebabkan tekanan darah
tinggi. Mengkonsumsi makanan tinggi
garam, mengkonsumsi banyak sodium
dapat menahan air dan meningkatkan
volume darah. Akibatnya jantung harus
bekerja lebih keras untuk memompa darah
sehingga menyebabkan tekanan darah
meningkat. Telah disebutkan bahwa antara
lain penyebab hipertensi adalah makan
makanan penyebab hipertensi, antara lain
makan makanan asin, makan manis, makan
makanan berlemak (Adriaansz, Rottie, &
Lolong, 2016).
123
Terapi Murottal adalah terapi musik religi
yang memiliki efek penyembuhan bagi yang
mendengarkannya. Saat mendengarkan
rekaman
Al-Qur'an,
impuls
suara
ditransmisikan dari telinga ke otak dan
kemudian ke saraf vagus. Saraf ini bekerja
untuk mengatur detak jantung dan
pengaturan pernapasan untuk efek
relaksasi yang mengarah pada penurunan
detak jantung dan denyut nadi saat
mendengarkan Al-Qur'an. Hasil uji wilcoxon
tekanan darah sistole kelompok perlakuan
didapatka p = 0,000 dan kelompok kontrol
didapatkan p = 0,01. Sedangkan, hasil uji
wilcoxon tekanan darah diastole kelompok
perlakuan didapatkan p = 0,01 dan
kelompok kontrol didapatkan p = 0,32. p
value < α (0,05), berarti terdapat perbedaan
tekanan darah sistole dan diastole sebelum
dan sesudah diberikan terapi (A. Mulyadi et
al., 2018).
Hasil studi kasus penerapan terapi Murottal
Al-Qur’an surah Al-Kahfi yang telah
dilakukan pada kedua responsen hipertensi
diperoleh hasil adanya penurunan tekanan
darah, sebelum dan sesudah dilakukan
terapi Murottal selama 3 hari, dengan hasil
kedua kasus rata-rata tekanan darah kedua
responden mengalami penurunan, tekanan
darah sistolik turun sebesar 8 mmHg dan
diastolik turun sebesar 7,7 mmHg.
Mendengarkan bacaan Al-Qur’an dapat
mengantarkan kepada penggiatan kerja
jantung,
menstabilkannya,
dan
menghilangkan
kegelisahan
serta
kegundahannya,
sehingga
dapat
menenangkan
jantung.Selain
itu
mendengarkan bacaan Al-Qur’an dapat
mengobati penyakit kulit dan penyakitpenyakit kronis salah satunya penyakit
hipertensi (Al-Kaheel, 2016).
Intervensi dalam terapi Murottal ini telah
dilakukan
oleh
beberapa
peneliti
sebelumnya dan telah menunjukkan
penurunan
tekanan
darah
setelah
intervensi. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa terapi Murottal dapat menurunkan
tekanan darah responden dari rata-rata
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Ners Muda, Vol 4 No 2, Oktober 2023/ page 119-125
Sefti Yollanda Uli Pandiangan - Penerapan Terapi Murottal Pada Lansia Dengan Hipertensi
tekanan darah 150/90 mmHg menjadi
136/85 mmHg setelah dilakukan intervensi
(Hafifa Transyah, 2019). Penelitian lainnya
menunjukkan bahwa terapi Murottal sambil
mendengarkan surat Al-Kahfi menunjukkan
penurunan tekanan darah responden dari
rerata tekanan darah sistolik dari 153,50
mmHg menjadi 129,50 mmHg dan diastolik
dari 106,95 mmHg menjadi 83,80 mmHg
(Irmachatshalihah & Armiyati, 2019).
Mendengarkan Murottal surah Al-Kahfi
termasuk
dalam
intervensi
untuk
meningkatkan ritual keagamaan, yaitu
teknik relaksasi penghilang stres yang
menggabungkan unsur agama dan spiritual
(Bluecheck, 2015). Kondisi relaks dapat
menyebabkan rangsangan saraf simpatis
hingga menimbulkan vasospasme, karena
dalam kondisi stres perfusi darah
meningkat. Makna yang tersirat pada surah
Al-Kahfi yaitu sebagai bimbingan yang
lurus, untuk memperingatkan akan siksa
yang sangat pedih dari sisi-Nya dan
memberikan kabar gembira kepada orangorang mukmin yang mengerjakan kebajikan
bahwa mereka akan mendapat balasan yang
baik (Laitupa & Amin, 2019).
Menurut hasil penelitian, terapi Murottal
Surah Al-Kahfi efektif dalam menurunkan
tekanan darah karena memberikan efek
ketenangan orang yang diwawancarai
untuk mendengarkan dalam lingkungan
yang tenang dan tidak ada suara bising yang
dapat mengganggu. Reaksi positif surah
Murottal Al-Kahfi mempengaruhi sekresi
endorfin di hipotalamus, melemaskan dan
menurunkan tekanan darah pada penderita
hipertensi. Terapi Murottal juga merupakan
terapi tanpa efek samping, bagi penderita
hipertensi merupakan terapi mandiri yang
aman dan mudah dilakukan secara rutin di
rumah (Irmachatshalihah & Armiyati,
2019).
SIMPULAN
Terapi nonfarmakologi pemberian terapi
Murottal dengan surah Al-Kahfi yang
124
dilakukan sebanyak 3x pertemuan selama 3
hari, setiap sesi dilakukan 31 menit 26 detik
menunjukan rerata penurunan tekanan
darah pada lanjut usia dengan hipertensi.
Perawat
diharapkan
dapat
mengaplikasikan
pemberian
terapi
Murottal dengan surah Al-Kahfi pada
responden
hipertensi
pada
lansia.
Berdasarkan kedua responden ini dapat
disimpulkan bahwa terapi Murottal dengan
surah Al-Kahfi efektif untuk dilakukan pada
lansia dengan tekanan darah tinggi. Hasil
kedua kasus didapatkan rerata tekanan
darah kedua responden mengalami
penurunan, tekanan darah sistolik turun
sebesar 8 mmHg dan diastolik turun
sebesar 7,7 mmHg.
UCAPAN TERIMAKASIH
Alhamdulillah puji syukur saya panjatkan
kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat,
taufiq,
iinayah-Nya
saya
dapat
menyelesaikan tugas akhir ners berupa
Karya Ilmiah Akhir Ners (KIAN). Sholawat
serta salam tidak lupa saya haturkan
kepada junjungan Nabi Besar Muhammad
SAW, yang kita tunggu syafaatnya di yaumil
akhir. Saya mengucapkan terimakasih
banyak kepada responden dan keluarga
yang telah kooperatif dalam melaksanakan
penerapan studi kasus ini, sehingga penulis
dapat menyelesaikan KIAN dengan baik.
Semoga hasil penerapan studi kasus ini
dapat menjadi referensi pembuatan asuhan
keperawatan.
REFERENSI
Adriaansz, P., Rottie, J., & Lolong, J. (2016). Hubungan
Konsumsi Makanan Dengan Kejadian
Hipertensi
Pada
Lansia
Di
Puskesmasranomuut Kota Manado. Jurnal
Keperawatan UNSRAT, 4(1), 108574.
Al-Kaheel. (2016). Al-Qur’an The Healing Book.
Tarbawi PressHakim.
American Heart Association’s. (2017). Hypertension
Guidelines Programming. American Heart
Association’s Annual Scientific Sessions.
american.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Ners Muda, Vol 4 No 2, Oktober 2023/ page 119-125
Sefti Yollanda Uli Pandiangan - Penerapan Terapi Murottal Pada Lansia Dengan Hipertensi
Qurâ€TMan dalam Menaggulangi Kecemasan
Santri Lembaga Tinggi Pesantren Luhur dan
Pondok Pesantren Baiturrahmah di Kota
Malang). El-QUDWAH, 0(0).
Bluecheck, & D. (2015). Nursing intervention
classification. Mosliever.
Carolina, P., Tarigan, Y. U., Novita, B., Indriani, D.,
Efriadi, E., Yangan, E. P., … Afiana, M. (2019).
Pengabdian
Masyarakat
Pendidikan
Kesehatan Menjaga Kesehatan dan Kebugaran
melalui Olahraga bagi Lansia di Posyandu Eka
Harapan Kelurahan Pahandut Palangka Raya.
Jurnal
Surya
Medika,
4(2),
88–94.
https://doi.org/10.33084/jsm.v4i2.609
CDC. (2020). High Blood Pressure : Know Your Risk
for High Blood Pressure. Centers for Disease
Control and Prevention.
Hafifa Transyah, C. (2019). Pengaruh Terapi Murotal
Al Quran Terhadap Penurunan Tekanan
Darah Pasien Hipertensi. Jik : Jurnal Ilmu
Kesehatan,
3(1),
54–60.
https://doi.org/10.33757/jik.v3i1.142
Irmachatshalihah, R., & Armiyati, Y. (2019). Murottal
Therapy
Lowers
Blood
Pressure
in
Hypertensive Patients. Media Keperawatan
Indonesia,
2(3),
97.
https://doi.org/10.26714/mki.2.3.2019.97104
Kesehatan, K. (2018). Prevalensi hipertensi di
Indonesia"Hasil utama riskesdas 2018".
Kesehatan k. (2018). Prevalensi hipertensi di
Indonesia"Hasil utama riskesdas 2018.
Laitupa, A. A., & Amin, M. (2019). Ventilasi dan
Perfusi, serta Hubungan antara Ventilasi dan
Perfusi.
Jurnal
Respirasi,
2(1),
29.
https://doi.org/10.20473/jr.v2-i.1.2016.2934
Lukito, A. (2018). ARTIKEL PENELITIAN Pengaruh
Membaca Al-Quran terhadap Tekanan Darah
pada Lansia dengan Hipertensi di UPT
Pelayanan Sosial Lanjut Usia Kisaran - Rantau
Prapat Tahun 2017 The Effect of Reading AlQuran on Blood Pressure in the Elderly with
Hypertension Perf. 1(3).
Mulyadi, A., Putri, T. H., & Fahdi, F. K. (2018). Terapi
Murottal Terhadap Perubahan Tekanan
Darah Pada Lansia Penderita Hipertensi Di
Panti Sosial Rehabilitasi Lanjut Usia Mulia
Dharma Kabupaten Kubu Raya (Vol. 1).
Mulyadi, O. D., Ag, M., Hidayah, R., Si, M., Mahfur, M.,
& Si, M. (2018). KECEMASAN DAN
PSIKOTERAPI ISLAM (Model Psikoterapi Al-
125
Nade, M. S., & Jeanny, R. (2020). Dukungan Keluarga
Dengan Kepatuhan Minum Obat Tuberulosis
Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Gading
Rejo. JURNAL DUNIA Kesmas, 5.
Organization, W. H. (2019). A global brief on
Hypertension: silent killer, global public
health
crises.
Retrieved
from
https://www.who.int/news-room/factsheets/detail/hypertension
PPNI,
T. P. D. (2018). Standar Intervensi
Keperawatan Indonesia. Dewan Pengurus
Pusat PPN.
Ropei, O., & Luthfi, Mu. (2017). Volume 4 | Nomor 1 |
Juni 2017. Jurnal Keperawatan ’Aisyiyah, 4(1),
1–12.
Sumantra, I., Kumaat, L., & Bawotong, J. (2017).
Hubungan
Dukungan
Informatif
Dan
Emosional Keluarga Dengan Kepatuhan
Minum Obat Pada Lansia Hipertensi Di
Puskesmas Ranomuut Kota Manado. Jurnal
Keperawatan UNSRAT, 5(1).
Susilawati, A. (2019). Pengaruh Terapi Murottal AlQur’an
Surah
Ar-Rahman
terhadap
Penurunan Tekanan Darah pada Lansia
Penderita Hipertensi di PSTW Budi Luhur
Kota Jambi. Jurnal Akademika Baiturrahim
Jambi,
8(2),
1–5.
https://doi.org/10.36565/jabj.v8i2.5
Trisnawati, E., Azizah, I. Al, & Jenie, I. M. (2021). AlQur ’ an Murottal Therapy to Reduce
Cardiovascular Reactivity to Handgrip in
Hypertensive Pre-Elderly Subjects. Advances
in Health Sciences Research, 33(ICoSIHSN
2020), 365–370.
Udjianti, W. J. (2011). Keperawatan Kardiovaskular.
Jakarta: Salemba Medika.
Widyastuti, W. . (2015). Pengaruh Terapi Murottal
Surah Ar-Rahman Terhadap Perubahan
Tekanan Darah Pada Lanjut Usia (Lansia)
Penderita Hipertensi di Posyandu Lansia
Kenanga Wilayah Kerja Upk Puskesmas
Siantan Hulu Kecamatan Pontianak Utara.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.