HUBUNGAN INTERPERSONAL
(Pengertian, Teori, Tahap, Jenis, dan Faktor
yang Mempengaruhi Hubungan Interpersonal)
Disusun oleh: Andi. Nuraedah Nur, Annisa Fahmi, Dini Nurwindiyastuti, Karina Wisnu
Patriana, Yeni Indra Pristanti, Yesi Sevian Marita
Pengertian Hubungan Interpersonal
Hubungan interpersonal adalah dimana ketika kita berkomunikasi, kita
bukan sekedar menyampaikan isi pesan, tetapi juga menentukan kadar hubungan
interpersonalnya. Jadi ketika kita berkomunikasi kita tidak hanya menentukan content
melainkan juga menentukan relationship.
Dari segi psikologi komunikasi, kita dapat menyatakan bahwa makin baik
hubungan interpersonal, makin terbuka orang untuk mengungkapkan dirinya; makin
cermat persepsinya tentang orang lain dan persepsi dirinya; sehingga makin efektif
komunikasi yang berlangsung diantara komunikan.
A. Teori Mengenai Hubungan Interpersonal
Ada beberapa teori yang menjelaskan mengenai hubungan interpersonal,
yaitu:
1.
Model Pertukaran Sosial
Model ini memandang hubungan interpersonal sebagai suatu
transaksi dagang. Orang berhubungan dengan orang lain karena mengharapkan
sesuatu untuk memenuhi kebutuhannya. Thibault dan Kelley, dua orang
pemuka dari teori ini menyimpulkan model pertukaran sosial sebagai berikut:
“Asumsi dasar yang mendasari seluruh analisis kami adalah bahwa setiap
individu secara sukarela memasuki dan tinggal dalam hubungan sosial hanya
selama hubungan tersebut cukup memuaskan ditinjau dari segi ganjaran dan
biaya”.
Ganjaran yang dimaksud adalah setiap akibat yang dinilai positif yang
diperoleh seseorang dari suatu hubungan. Ganjaran dapat berupa uang,
penerimaan sosial, atau dukungan terhadap nilai yang dipegangnya. Sedangkan
yang dimaksud dengan biaya adalah akibat yang negatif yang terjadi dalam
suatu hubungan. Biaya itu dapat berupa waktu, usaha, konflik, kecemasan, dan
keruntuhan harga diri dan kondisi-kondisi lain yang dapat menimbulkan efekefek tidak menyenangkan.
2.
Model Peranan
Model peranan menganggap hubungan interpersonal sebagai
panggung sandiwara. Disini setiap orang harus memerankan peranannya sesuai
dengan naskah yang telah dibuat oleh masyarakat. Hubungan interpersonal
berkembang baik bila setiap individu bertidak sesuai dengan peranannya.
3.
Model Interaksional
Model ini memandang hubungan interpersonal sebagai suatu sistem.
Setiap sistem memiliki sifat-sifat strukural, integratif dan medan. Semua sistem
terdiri dari subsistem-subsistem yang saling tergantung dan bertindak bersama
sebagai suatu kesatuan. Selanjutnya, semua sistem mempunyai kecenderungan
untuk memelihara dan mempertahankan kesatuan. Bila ekuilibrium dari sistem
terganggu, segera akan diambil tindakannya. Setiap hubungan interpersonal
harus dilihat dari tujuan bersama, metode komunikasi, ekspektasi dan
pelaksanaan peranan.
B.
Tahap Hubungan Interpersonal
Adapun tahap-tahap untuk menjalin hubungan interpersonal, yaitu:
1.
Pembentukan
Tahap ini sering disebut juga dengan tahap perkenalan. Beberapa
peneliti telah menemukan hal-hal menarik dari proses perkenalan. Fase pertama,
“fase kontak yang permulaan”, ditandai oleh usaha kedua belah pihak untuk
menangkap informasi dari reaksi kawannya. Masing-masing pihak berusaha
menggali secepatnya identitas, sikap dan nilai pihak yang lain. bila mereka
merasa ada kesamaan, mulailah dilakukan proses mengungkapkan diri. Pada
tahap ini informasi yang dicari meliputi data demografis, usia, pekerjaan, tempat
tinggal, keadaan keluarga dan sebagainya.
Menurut Charles R. Berger informasi pada tahap perkenalan dapat
dikelompokkan pada tujuh kategori, yaitu: a) informasi demografis; b) sikap dan
pendapat (tentang orang atau objek); c) rencana yang akan datang; d)
kepribadian; e) perilaku pada masa lalu; f) orang lain; serta g) hobi dan minat.
Hubungan Interpersonal - http://psikologi.or.id | 1
2.
Peneguhan Hubungan
Hubungan interpersonal tidaklah bersifat statis, tetapi selalu berubah.
Untuk memelihara dan memperteguh hubungan interpersonal, diperlukan
tindakan-tindakan tertentu untuk mengembalikan keseimbangan. Ada empat
faktor penting dalam memelihara keseimbangan ini, yaitu: a) keakraban; b)
kontrol; c)respon yang tepat; dan d) nada emosional yang tepat.
Keakraban merupakan pemenuhan kebutuhan akan kasih sayang.
Hubungan interpersonal akan terperlihara apabila kedua belah pihak sepakat
tentang tingkat keakraban yang diperlukan. Faktor kedua adalah kesepakatan
tentang siapa yang akan mengontrol siapa, dan bilamana. Jika dua orang
mempunyai pendapat yang berbeda sebelum mengambil kesimpulan, siapakah
yang harus berbicara lebih banyak, siapa yang menentukan, dan siapakah yang
dominan. Konflik terjadi umumnya bila masing-masing ingin berkuasa, atau
tidak ada pihak yang mau mengalah.
Faktor ketiga adalah ketepatan respon. Dimana, respon A harus
diikuti oleh respon yang sesuai dari B. Dalam percakapan misalnya, pertanyaan
harus disambut dengan jawaban, lelucon dengan tertawa, permintaan
keterangan dengan penjelasan. Respon ini bukan saja berkenaan dengan pesanpesan verbal, tetapi juga pesan-pesan nonverbal. Jika pembicaraan yang serius
dijawab dengan main-main, ungkapan wajah yang bersungguh-sungguh
diterima dengan air muka yang menunjukkan sikap tidak percaya, maka
hubungan interpersonal mengalami keretakan. Ini berarti kita sudah
memberikan respon yang tidak tepat.
Faktor terakhir yang dapat memelihara hubungan interpersonal
adalah keserasian suasana emosional ketika komunikasi sedang berlangsung.
Walaupun mungkin saja terjadi interaksi antara dua orang dengan suasana
emosional yang berbeda, tetapi interaksi itu tidak akan stabil. Besar
kemungkinan salah satu pihak akan mengakhiri interaksi atau mengubah
suasana emosi.
3.
Pemutusan Hubungan
Menurut R.D. Nye dalam bukunya yang berjudul Conflict Among
Humans, setidaknya ada lima sumber konflik yang dapat menyebabkan
pemutusan hubungan, yaitu:
Hubungan Interpersonal - http://psikologi.or.id | 2
a.
Kompetisi, dimana salah satu pihak berusaha memperoleh sesuatu dengan
mengorbankan orang lain. Misalnya, menunjukkan kelebihan dalam bidang
tertentu dengan merendahkan orang lain.
b.
Dominasi, dimana salah satu pihak berusaha mengendalikan pihak lain
sehingga orang tersebut merasakan hak-haknya dilanggar.
c.
Kegagalan, dimana masing-masing berusaha menyalahkan yang lain
apabila tujuan bersama tidak tercapai.
d.
Provokasi, dimana salah satu pihak terus-menerus berbuat sesuatu yang ia
ketahui menyinggung perasaan yang lain.
e.
Perbedaan nilai, dimana kedua pihak tidak sepakat tentang nilai-nilai yang
mereka anut.
C.
Jenis Hubungan Interpersonal
Terdapat beberapa jenis hubungan interpersonal, yaitu: a) berdasarkan
jumlah individu yang terlibat; b) berdasarkan tujuan yang ingin dicapai; c)
berdasarkan jangka waktu; serta d) berdasarkan tingkat kedalaman atau keintiman.
Hubungan interpersonal berdasarkan jumlah individu yang terlibat, dibagi
menjadi 2, yaitu hubungan diad dan hubungan triad. Hubungan diad merupakan
hubungan atara dua individu. Kebanyakan hubungan kita dengan orang lain bersifat
diadik. William Wilmot mengemukakan beberapa ciri khas hubungan diad, dimana
setiap hubungan diad memiliki tujuan khusus, individu dalam hubungan diad
menampilkan wajah yang berbeda dengan ‘wajah’ yang ditampilkannya dalam
hubungan diad yang lain, dan pada hubungan diad berkembang pola komunikasi
(termasuk pola berbahasa) yang unik/ khas yang akan membedakan hubungan
tersebut dengan hubungan diad yang lain. Sedangkan hubungan triad merupakan
hubungan antara tiga orang. Hubungan triad ini memiliki ciri lebih kompleks, tingkat
keintiman/ kedekatan anatar individu lebih rendah, dan keputusan yang diambil
lebih didasarkan voting atau suara terbanyak (dalam hubungan diad, keputusan
diambil melalui negosiasi).
Hubungan interpersonal berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, dibagi
menjadi 2, yaitu hubungan tugas dan hubungan sosial. Hubungan tugas merupakan
sebuah hubungan yang terbentuk karena tujuan menyelesaikan sesuatu yang tidak
dapat dikerjakan oleh individu sendirian. Misalnya hubungan antara pasien dengan
Hubungan Interpersonal - http://psikologi.or.id | 3
dokter, hubungan mahasiswa dalam kelompok untuk mengerjakan tugas, dan lainlain. Sedangkan hubungan sosial merupakan hubungan yang tidak terbentuk dengan
tujuan untuk menyelesaikan sesuatu. Hubungan ini terbentuk (baik secara personal
dan sosial). Sebagai contoh adalah hubungan dua sahabat dekat, hubungan dua
orang kenalan saat makan siang dan sebagianya.
Hubungan interpersonal berdasarkan jangka waktu juga dibagi menjadi 2,
yaitu hubungan jangka pendek dan hubungan jangka panjang. Hubungan jangka
pendek merupakan hubungan yang hanya berlangsung sebentar. Misalnya
hubungan antara dua orang yang saling menyapa ketika bertemu di jalan.
Sedangkan hubungan jangka panjang berlangsung dalam waktu yang lama. Semakin
lama suatu hubungan semakin banyak investasi yang ditanam didalamnya (misalnya
berupa emosi atau perasaaan, materi, waktu, komitmen dan sebagainya). Dan karena
investasi yang ditanam itu banyak maka semakin besar usaha kita untuk
mempertahankannya.
Selain ketiga jenis hubungan interpersonal yang sudah dijelaskan di atas,
masih terdapat satu lagi jenis hubungan interpersonal yang didasarkan atas tingkat
kedalaman atau keintiman, yaitu hubungan biasa dan hubungan akrab atau intim.
Hubungan biasa merupakan hubungan yang sama sekali tidak dalam atau
impersonal atau ritual. Sedangkan hubungan akrab atau intim ditandai dengan
penyingkapan diri (self-disclosure). Makin intim suatu hubungan, makin besar
kemungkinan terjadinya penyingkapan diri tentang hal-hal yang sifatnya pribadi.
Hubungan intim terkait dengan jangka waktu, dimana keintiman akan tumbuh pada
jangka panjang. Karena itu hubungan intim akan cenderung dipertahankan karena
investasi yang ditanamkan individu di dalamnya dalam jangka waktu yang lama telah
banyak. Hubungan ini bersifat personal dan terbebas dari hal-hal yang ritual.
D. Faktor Yang Mempengaruhi Hubungan Interpersonal
Terdapat beberapa hal yang mempengaruhi hubungan interpersonal,
yaitu:
1.
Komunikasi efektif
Komunikasi interpersonal dinyatakan efektif bila pertemuan antara
pemangku kepentingan terbangun dalam situasi komunikatif—interaktif dan
menyenangkan. Efektivitas komunikasi sangat ditentukan oleh validitas
Hubungan Interpersonal - http://psikologi.or.id | 4
informasi yang disampaikan dan keterlibatan dalam memformulasikan ide atau
gagasan secara bersama. Bila berkumpul dalam satu kelompok yang memiliki
kesamaan pandangan akan membuat gembira, suka dan nyaman. Sebaliknya
bila berkumpul dengan orang atau kelompok yang benci akan membuat tegang,
resah dan tidak enak.
2.
Ekspresi wajah
Ekspresi wajah menimbulkan kesan dan persepsi yang sangat
menentukan penerimaan individu atau kelompok. Senyuman yang dilontarkan
akan menunjukkan ungkapan bahagia, mata melotot sebagai kemarahan dan
seterusnya. Wajah telah lama menjadi sumber informasi dalam komunikasi
interpersonal. Wajah merupakan alat komunikasi yang sangat penting dalam
menyampaikan makna dalam beberapa detik raut wajah akan menentukan dan
menggerakkan keputusan yang diambil. Kepekaan menangkap emosi wajah
sangat menentukan kecermatan tindakan yang akan diambil.
3.
Kepribadian
Kepribadian sangat menentukan bentuk hubungan yang akan terjalin.
Kepribadian mengekspresikan pengalaman subjektif seperti kebiasaan, karakter
dan perilaku. Faktor kepribadian lebih mengarah pada bagaimana tanggapan
dan respon yang akan diberikan sehingga terjadi hubungan. Tindakan dan
tanggapan terhadap pesan sangat tergantung pada pola hubungan pribadi dan
karakteritik atau sifat yang dibawanya.
4.
Stereotyping
Stereotyping merupakan cara yang banyak ditemukan dalam menilai
orang lain yang dinisbatkan pada katagorisasi tertentu. Cara pandang ini
kebanyakan menimbulkan prasangka dan gesekan yang cukup kuat, terutama
pada saat pihak-pihak yang berkonflik sulit membuka jalan untuk melakukan
perbaikan. Individu atau kelompok akan merespon pengalaman dan lingkungan
dengan cara memperlakukan anggota masyarakat secara berbeda atau
cenderung melakukan pengelompokan menurut jenis kelamin, cerdas, bodoh,
rajin, atau malas. Penggunaan cara ini untuk menyederhanakan begitu banyak
stimuli yang diterimanya dan merupakan pengkatagorian pengalaman untuk
memperoleh informasi tambahan dengan segera.
5.
Kesamaan karakter personal
Hubungan Interpersonal - http://psikologi.or.id | 5
Manusia selalu berusaha mencapai konsistensi dalam sikap dan
perilakunya atau kita cenderung menyukai orang lain, kita ingin mereka memilih
sikap yang sama dengan kita, dan jika menyukai orang, kita ingin memilih sikap
mereka yang sama. Orang-orang yang memiliki kesamaan dalam nilai-nilai,
norma, aturan, kebiasaan, sikap, keyakinan, tingkat sosial ekonomi, budaya,
agama, ideologis, cenderung saling menyukai dan menerima keberadaan
masing-masing.
6.
Daya tarik
Dalam hukum daya tarik dapat dijelaskan bahwa cara pandang orang
lain terhadap diri individu akan dibentuk melalui cara berfikir, bahasa dan
tindakan yang khas. Orang pintar, pandai bergaul, ganteng atau cantik akan
cenderung ditanggapi dan dinilai dengan cara yang menyenangkan dan
dianggap memiliki sifat yang baik. Meskipun apa yang disebut gagah, cantik
atau pandai bergaul belum disepakati, namun sebagian relatif menerima orang
sebagai pandai cantik atau gagah. Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa
daya tarik seseorang baik fisik maupun karakter sering menjadi penyebab
tanggapan dan penerimaan personal. Orang-orang yang memiliki daya tarik
cederung akan disikapi dan diperlakukan lebih baik, sopan dan efektif untuk
mempengaruhi pendapat orang lain.
7.
Ganjaran
Seseorang lebih menyenangi orang lain yang memberi penghargaan
atau ganjaran berupa pujian, bantuan, dorongan moral. Kita akan menyukai
orang yang menyukai dan memuji kita. Interaksi sosial ibaratnya transaksi
dagang, dimana seseorang akan melanjutkan interaksi bila laba lebih banyak
dari biaya. Bila pergaulan seorang pendamping masyarakat dengan orang-orang
disekitarnya sangat menyenangkan, maka akan sangat menguntungkan ditinjau
dari keberhasilan program, menguntungkan secara ekonomis, psikologis dan
sosial.
8.
Kompetensi
Setiap orang memiliki kecenderungan atau tertarik kepada orang lain
karena prestasi atau kemampuan yang ditunjukkannya. Masyarakat akan
cenderung menanggapi informasi dan pesan dari orang berpengalaman, ahli
dan profesional serta mampu memberikan kontribusi secara intelektual, sikap
Hubungan Interpersonal - http://psikologi.or.id | 6
dan mampu memberikan solusi terhadap masalah yang dihadapi. Dalam situasi
krisis, para pihak yang berkonflik membutuhkan bantuan teknis dan bimbingan
dari individu yang dipercaya dan mampu menumbuhkan kerjasama untuk
mendorong penyelesaian.
Hubungan Interpersonal - http://psikologi.or.id | 7