Tali Rami & Tali Baja

Unduh sebagai ppt, pdf, atau txt
Unduh sebagai ppt, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 33

Organ penarik

Mechanical Engeneering of Hasanuddin University


Makassar, 2008
•Untuk alat angkat tidak banyak
dipakai karena kekuatannya
terbatas
•Untuk mesin pengangkat yg
digerakkan tangan (puli tali)
• Untuk beban besar gunakan tali rami
berdiameter besar
• Untuk beban kecil dapat dipakai
sebagai sling
 Serat dianyam
→ untaian
(strand)
d d  3 atau 4 untaian
→ dianyam
menjadi tali
a. Tali polos a. Tali kabel
(Fig. III – 1)
Fig. III – 1 Penampang lintang tali rami
Kekuatan tali dihitung dgn rumus


T   d 2  t
4
dimana :
T - gaya tarik terbesar yang terjadi [N atau kN]

d - diameter tali (cm)

t - tegangan tarik yang diizinkan [N/cm2] atau [kN/cm2] → yg


dikurangi dari luas penampang lingkaran tali.

 t = 1000 N/cm2 (tali baru)

 t = 500 N/cm2 (tali bekas)


 Kabel baja terdiri dari Sejumlah kawat baja,
dengan tebal δ = 0,4 – 3 mm
 Sejumlah kawat ini dianyam (bentuk ulir) →
menjadi untaian (strand)
 Beberapa untaian (biasanya 6) → dianyam dgn
cara yg sama → menjadi kabel – sekeliling
kawat inti yg lurus.
 Berdasarkan Anyaman
 Menurut jumlah kawat
 Menurut kekuatan bahan
 Anyaman lurus :
 Kawat dianyam ke kanan (arah ulir kanan) →
strand (untaian) dianyam kanan juga.
 Atau kedua-duanya ke kiri.

 Anyaman silang :
 Kawat → diuntai ke kanan
 Strand → diuntai ke kiri
 Atau sebaliknya kiri → kanan
Jenis-jenis kabel
N 1523 & N 1524
Ada 3 jenis :
 A → kawat 6 x 19 = 114
kawat

 B → kawat 6 x 37 = 222
kawat

 C → kawat 6 x 61 : 366
kawat
a.130  140 kN
cm 2
;  m  135 kN
cm 2
  kgf / mm  2

b.150  160 kN
cm 2
;  m  155 kN
cm 2
  kgf / mm  2

c.170  180 kN
cm 2 ;  m  175 kN
cm 2   kgf / mm  2
d = diameter nominal (lingkaran luar)
δ = diameter kawat
G = berat / satuan panjang (N/m)
A = luas penampang kawat
Fb = beban patah yang dihitung
 m = tegangan yang patah rata-rata dari
kawat
i = jumlah kawat
 Perbandingan diameter, d kabel dgn diameter kawat, → d/ ;  
d/ u/ kabel A, B dan C
 Jenis d/
A 16 
B 22
C 28
 Pembulatan u/ diameter, d
Bilangan bulat dlm [mm]
kcuali u/ diameter kabel A: 8,5; 9,5 & 12,5 mm
 Pembulatan u/ diameter kawat,
u/ kabel A & B
< 1mm → pembulatan 0,05 mm
> 1 mm → pembulatan 0,1 mm
 Luas penampng kawat-kawat :



Beban patah yg dihitung :

 2
A  i  
4

 2
FB  A   m  i      m
4
 Kabel dgn yg lebih kecil , lebih mudah dibengkokkan (baik !)
 Dgn jumlah kawat yg lebih banyak → harga kabel lebih mahal (u/
diameter nominal yg berbeda).


Penggunaan Kabel
Umumnya kabel baja Aa (6 x 19) kawat
130 – 140 kN/cm2
cukup baik u/ “Pemakaian normal”.
 u/ menghindari d-kabel yg besar pd beban T-besar,

digunakan takel (beban dibagi beberapa kabel).


 Kabel dihitung/dipilih dari normalisasi; berdasarkan

beban tarik maks (T) dan faktor keamanan yg sesuai


(v) → FB dipilh pas - di atas yg dihitung.
 Faktor keamanan , v :
normalnya :

v = 5 penggerak tangan
v = 6÷8 penggerak mekanis, pengangkut barang, tergantung
pemakaian
v = ≥ 10 pengangkut manusia

 Diameter rata-rata tromel atau puli


D – normalnya :

D = 300 ÷ 400  penggerak tangan


D = 400 ÷ 600  penggerak mekanis tergantung pemakaian
D = 600 ÷ 800  jika diinginkan persyaratan yg tinggi
u/ kabel
 Dengan harga-harga ini diharapkan umur kabel yg cukup.
 Untuk beban sentakan, harga-harga v dan D dpt dipilih sedikit
lebih besar.
 Untuk kabel yg berputar pd dua arah yg berlainan pd jarak dekat
(bengkokan – S) → juga akan mengurangi umur kabel.
 CONTOH – III.1
Hitunglah u/ kabel baja Ac (jenis kabel A dgn kekuatan bahan c :
Ditanyakan :  , dnom dan FB
dgn faktor keamanan, v = 8
Jawab :
 2
Beban patah: FB  i      m  T  v  114  0,785   175  25  8
2

4
25  8
 2   0,0127 cm2
114  0,785 175

   0,113 cm →  = 1,2 mm
d = 16 .  = 16 . 1,2 = 19 mm
→ dibulatkan, d = 19 mm
 Beban patah
 2
FB  i      m  114  0,785  0,12 2 175
4
 FB  22 kN (≈22,6 tonf)
CONTOH III – 2 :
Diketahui :
Tmaks = 15 kN (beban maks); Dipakai kabel Aa
Penggeraknya mekanis; Pemakaian – tdk banyak
Ditanyakan :
, d dan D (tromel).

Jawab :
Dipilih faktor keamanan, v = 6
Beban patah minimal 90 kN
cm2
T v 90
  
2
  0,00744
4  →
icm ma 114  0,mm
= 0,9 785 135
d =16 
0,0864= 16 . 0,9 = 14,4 mm
d ≈ 14 mm

FB  i    2   m  114  0,785  0,09 2 135
FB = 98 4
kN (≈ 9,8 tonf); & D = 500 = 450 mm

 CONTOH III – 3
Diketahui :
Alat angkat yg bekerja kontinyu pd pabrik
Beban T = 30 kN
Ditanyakan : ukuran-ukuran kabel & tromel ?
Jawab :
Dipakai kabel Bb dgn v = 8; Beban patah minimal 240 kN.
T v 240
 
i  4   m 222  0,785 155

d = 22 . 0,95 = 21 mm
D = 600 .  = 600 . 0,95 = 570 mm
Kabel-kabel Khusus
≡ Selain kabel-kabel yg telah disebutkan jg ada kabel-kebel
yg dibuat secara khusus, a.l. dgn strand (untaian
kawat) yg berbentuk ellips → keuntungan sebagian
besar permukaan – keliling strand terletak pd alur →
baik utk umur kabel. Fig III – 7
≡ Kabel-kabel khusus kurang dipakai karena harganya
mahal !
kecuali kabel “Seale”.
≡ Kabel Seale :
Kawat luar pd strand diameternya 2 x kawat dalam
Kemiringan kawat bagian luar dan bagian dalam
sama → tidak saling bersilangan.
Kabel Seale → N 3231

Salah satu jenis kabel khusus Notasi :


 Ft = Beban Patah Teoritis [k/N]
 Fw = Beban Patah Sebenarnya
= c. Ft
 c = Faktor Reduksi
 dt = diameter teoritis kabel[mm]
 d = diameter nominal kabel
→ dt dibulatkan
 δ = diameter kawat bagian luar
[mm]
 σm = Tegangan patah rata-rata
[kN/cm2]
 Ast = Luas total penampang
kawat baja [cm2]
 E = Modulus elastis baja
Fig III-7
= 21500 kN/cm2
Kabel Seale
6 x 19 S + 1 twk atau
6 (1 + 9 + 9) + 1 twk
Terdiri dari: 6 strand masing-masing 19 kawat dgn inti dari
tali rami twk

Untuk kabel dgn d-nominal


d = 13 mm → dt = 12,9 mm
Kawat inti = 1 mm
+9 kawat ~ 0,6 mm
+9 kawat ~ 1mm (k-luar)
Kawat kecil dan besar berjalan paralel; letak kawat satu sama
lain lebih baik → keausan lebih kecil !
Kabel-biasa d = 13 mm → δ = 0,85 mm
Kabel-seale d = 13 mm → δ = 1 mm
Menurut NEN (3231)

d nominal < 20 mm → pembulatan 1 mm


d nimonal > 20 mm → pembulatan 2 mm
δ dibulatkan dengan 0,05 mm

Kelas kekuatan bahan (Seale)


a. 140 ÷ 159 kN/cm2, σm = 145 kN/cm2 (≈kgf/mm2);
b. 160 ÷ 179 kN/cm2 , σm = 165 kN/cm2 (≈kgf/mm2);
c. 180 ÷ 199 kN/cm2 , σm = 185 kN/cm2 (≈kgf/mm2);

Inti kabel dari pada tali rami atau kawat baja (stk).
Dengan inti baja kekuatan patah naik 8%, berat/satuan
panjang naik 10%.
 Untuk perhitungan kekuatan ada rumus – praktek untuk kabel
Seale:

Aa + twk ; (6 + 19 S +twk ; σma = 145 kN/cm2


Fw = 100. π/4. δ2 [ kN] ; atau
Fw = 0,6. π/4 .dt2 [ kN]
dt = 12,9 δ

 Luas penampang kawat dari kabel dapat dihitung dari


Fw = c. Ft = c . Ast . σm
c = 0,85 kab – A
= 0,85 kab – B
= 0,84 kab – C
= 0,83 kab – D
= 0,83 kab – E
= 0,82 kab – F
= 0,81 kab – G
Contoh III – 4.
Hitunglah beban patah sebenarnya untuk kabel seale ; Aa ; Ab dan Ac
jika d – nominalnya : d = 13 mm
Jawab:
 Kabel Aa dt dibulatkan menjadi d;
dt = 12,9 δ δ = 13/12,9 ≈ 1 mm
dt = 12,9 . 1 = 12,9 mm
Fw = 100 . π/4 . δ2 = 100 . 0,785 . 12 = 78,5 kN
Atau :
Fw = 0,6 . π/4 . dt2 = 0,6 . 0,785 . 12,9 2 = 78,5 kN
 Kabel Ab :
Fwb = Fwa . σmb / σma = 78,5 . 165/145 = 89,2 kN
 Kabel Ac:
Fwc = Fwa . σmc / σma = 78,5 . 185/145 = 101 kN
Nilai yang ada pada lembar normalisasi masing - masing ; 79 kN,
89 kN dan 101 kN
Normalosasi memeberikan koefisien untuk diameter
minimum yang dianjurkan, untuk kabel – kabel pada
NEN 3231 konstruksi parallel ( seale, seale vuldrad ;
Warrington Seale).
Diameter
Konstruksi Puli Tromel
A. 6 x 19S + twk / stk 32d 29d
B. 6 x 25 SV + twk / stk 26d 23d
C. 6 x 26 WS + twk / stk 28d 25d
D. 6 x 31 WS + twk / stk 24d 22d
E. 6 x 36 WS + stk / twk 22d 20d
F. 6 x 41 WS + twk / stk 19d 17d
G. 6 x 52 WS + twk / stk 20d 18 d

D = Diameter puli atau tromel – diukur didalam alur


d = diameter kabel.
Contoh III.5
Hitunglah :
a) d-nom kabel seale Ab + stk dan diameter kawatnya (bg luar )
b) Beban patah sebenarnya
c) Tegangan yang terjadi pada bg lurus
d) Diameter puli dan tromel
 Jika beban tarik kabel T=56 kN
 Keadaan pembebanan ¾.
 Lama pemakaian 80 jam/minggu
 Pengaruh dinamis besar
 Jalannya kabel melalui 1 tromel dengan total 5 puli
 Keadaan khusus tidak ada
a) Faktor kelompok (grup faktor)
ν = 4 + 0,6 + 0,4 + 0,6 + 0,4 + 0 = 6
Fwb ≥ T . ν = 56.6 = 336 kN
Hubungan untuk kabel Aa + twk
Fwa ≥ T . ν . σma / σmb. 100/108 = 56 . 6 . 145/165 . 100/108
= 273 kN
Fwa = 100 . π/4 . δ2 ≥ 273 kN
δ2 ≥ 273/100.0,785 = 3, 48 mm2
δ = 1,87 mm
dipilih : δ = 1,9 mm
dt = 12,9 δ = 12,9 . 1,9
dt = 24,5 mm
dibulatkan :
d = 26 mm
δ = 2 mm ( = 26/12,9 )
dapat juga dengan cara lain
Fwa = 0,6 . π/4 . dt2 ≥ 273 kN
dt2 ≥ 273/0,6.0,785= 580 mm2
dt = 24,1 mm
dengan pembulatan → d = 26 mm
δ = 2 mm
 
b) Beban patah sebenarnya untuk kabel Aa + twk ; d = 26 mm ; σm = 145
kN/cm 2 adalah :
Fwa = 100. π/4 . δ2 = 100 . π/4 . 22 = 314 kN
Untuk kabel Ab + stk ; d = 26 mm; σm = 165 kN/cm2
Fwb = Fwa . σmb/σma . 1,08 = 314 . 165/145 . 1,08 = 385 kN
c)Luas penampang kawat, termasuk inti :
Fwb = c. Ast . σmb = 385 kN
0,85 . Ast . 165 = 385
Ast = 385/(0,85.165) = 2,27 cm2
Tegangan yang terjadi
σ = T/ Ast = 56/2,75 = 20,3 kN/cm2
d)Diameter cakra/puli & tromel masing – masing 32 d
dan 29 d
Dp = 823 mm
Dtr = 754 mm
 Alatbantu untuk menyambung kabel dengan
peralatan lain.
3. Rantai
 Rantai biasa/rantai lasan
 Rantai rol
a) Rantai Biasa
Dibedakan rantai dengan mata rantai yang panjang dan
rantai dengan mata rantai yang pendek.
Bahan St 34 ( dulu juga dengan besi tuang)
Rantai dengan mata rantai pendek → bangunan
pesawat
Rantai dengan matarantai panjang → transport ban
Rantai dengan matarantai panjang – lebih ringan dan
lebih murah
N 951 : keuntungan rantai : kelengkungan besar
( R. kecil !)
Ada 3 tipe :
 Tipe I - bangunan pesawat
 Tipe II - jangkar & kemudi
 Tipe III - untuk keperluan lain.
Rantai yang beberapa waktu dipakai, perlu dipijarkan,
untuk menghilangkan bagian yang menjadi keras akibat
gesekan.
= panjang bagian
l dalam matarantai ( – kerja) l
d = ukuran nominal matarantai
l
Jenis matarantai pendek = 2,6 d l
Panjang
d b rantai = x jumlah matarantai
l
Fig III - 15
Perhitungan gaya tarik (beban kerja)
T ≤ 2. π/4. d2. σt [kN]
- tegangan tarik yang diizinkan
t
= 6 kN/ cm2 ( untuk pemakaian sedikit)→ v = 4,5
t
= 5 kN/ cm2 ( untuk pemakaian sering) → v = 5,5
= 4 kN/ cm2 ( untuk penggunaan mekanis)→ v = 7
 Beban patah rantai (minimum) = 27 kN/cm2 dengan demikian untuk
nilai di atas, factor keamanan masing –masing , 4,5 ; 5,5 dan 7
t
Untuk penyambungan dgn kait tarik & peralatan lainnya & untuk
menyambung rantai dipakai penutup (Sluiting) atau harp ; Fig III-
16.
Bagian penyambung ini umumnya lebih lemah dari
rantai, juga tidak dimaksudkan untuk melalui keeping
cakra ( Sarangan ).
Jika diperlukan untuk melalui cakra maka dapat dipakai
matarantai yang terdiri dari dua bagian; Fig III – 17. →
setelah dipasang kedua bagian ini harus dikeling.
b)Rantai Rol
Terdiri dari sejumlah lempengan yang dihubungkan dengan
baut engsel Fig III – 18.
 Pembengkokan hanya satu arah.
 Pembebanan tinggi, karena pengerjaan teliti.
Bahan : lempengan & baut St.50 → kadang – kadang
St.60
Tekanan permukaan lempengan pada baut 8 – 11 kN/cm2.
Lempengan berbentuk bulat panjang (0) atau huruf delapan
(8) → lebih ringan !
Tegangan pada kepingan σ = 8 – 10 kN/cm2
Gambar
Alat bantu penyambung rantai:
Rantai Biasa
  

Rantai Rol

Anda mungkin juga menyukai