Bab 3 Perhitungan

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 21

BAB III

ANALISA PERHITUNGAN

3.1 Perencanaan Poros

Dasar perencanaan poros,

Putaran mesin : 8000 rpm

Daya : 6.54 Kw

3.1.1 Perhitungan daya rencana ( Pd )

Pd = P x Fc……………………………..…………………(Sularso hal 7)
dimana :
Fc = Faktor koreksi daya
P = Daya normal
Faktor koreksi daya normal yaitu 1,0 – 1,5, maka diambil 1,3
Jadi, Pd = P x Fc
= 6,54 x 1,3
= 8,502 Kw

3.1.2 Momen Puntir ( T )

T = 9.74 x 105 x …………………………………….…….(Sularso hal 7)

dimana :

T = Momen puntir (kg.mm)

Pd = Daya rencana (kW)

n1 = Putaran mesin (rpm)

Jadi, T = 9,74 x 105 x

28
= 9,74 x 105 x

= 1035.11 kg mm

3.1.3 Tegangan geser yang diizinkan ( τa )

τa = ……………………….……….………….(Sularso hal 8)

dimana :

τa = Tegangan geser poros yang diizinkan (kg.mm)

σB = Kekuatan tarik (kg/mm)

Sf1 = Faktor keamanan untuk bahan pengaruh massa

Sf2 = Faktor keamanan untuk tegangan bahan

Bahan poros menggunakan baja batang yang tipe S 45 C dengan


kekuatan tarik ( σb ) 58 kg/mm2, factor keamanan bahan ( Sf1 ) 6.0, factor
keamanan tegangan ( Sf2 ) antara (1,3 – 3,0 ), maka diambil 2,7.

Jadi, τa =

= 3,58 kg/mm2

3.1.4 Perhitungan diameter poros ( ds )

ds = …………………………………(Sularso hal 8)

29
dimana :

ds = Diameter poros (mm)

T = Moment puntir (kg.mm)

τa = Tegangan poros yang diizinkan (kg.mm)

Cb = Faktor koreksi beban lentur ( 1.1-2.3 ) diambil 1.1

Kt = Faktor koreksi kejutan (1.0-1.5) diambil 1.0

Jadi, ds =

= 11,749 mm
Diameter poros yang di ambil 12 mm

Maka alur, tinggi, dan fillet Poros Bintang dapat dihitung dengan persamaan

1. Alur Poros Bintang

b=

= 1,5 mm
2. Tinggi Poros Bintang

h=

=
= 1,5 mm
3. Fillet Poros Bintang

C=

30
=

= 1 mm

3.1.5 Tegangan geser yang diizinkan ( τ )

τ = ……………………………………..………....(Sularso hal 7)

dimana :

T = Momen puntir (kg.mm)

ds = Diameter poros (mm)

Jadi, τ =

= 3.05 kg/mm2
Sehingga τ ≤ τa yaitu 3.05 kg/mm2 ≤ 3.58 kg/mm2

3.2 Perencanaan Pegas Ulir ( pegas tarik/kecil )

3.2.1 Dasar perencanaan pegas tarik


Moment puntir ( T ) = 1035.11 kg.mm
Jumlah pegas = 3 buah
Diameter kawat pegas = 4 mm
Panjang pegas = h ≤ 6 x D, maka diambil 1,3 x D
Bahan yang digunakan adalah kawat baja tahan karat dengan harga
( τa ) 65 kg/mm2, G = 7500 kg/mm2, ( τd ) = 60 x 0,8 = 48 kg/mm2.

3.2.2 Perhitung diameter kawat pegas ( D )

C=

31
dimana :

C = Indeks pegas ( 4-10 ) diambil (8)

D = Diameter lilitan rata-rata ( mm )

d = Diameter kawat pegas ( mm )

Jadi, D = C x d

=8x4

= 32 mm

Perhitungan beban ( W1 )

W1 =

= 64.69 kg

3.2.3 Perhitungan momen tahanan puntir ( Zp )


3
Zp = ……………………………………………..(Sularso hal 315)

dimana :

d = Diameter kawat pegas ( mm )

3
Jadi, Zp =

= 12,56 mm3
3.2.4 Perhitungan momen puntir ( T )

32
T= ………………………………………..…(Sularso hal 315)

dimana :

D = Diameter lilitan rata-rata ( mm )

W1 = Lendutan yang terjadi pada beban ( kg )

Jadi, T =

= x 64,69

= 1035.05 kg.mm

3.2.5 Perhitungan tegangan geser ( τ )

τ= ………………………………..….(Sularso hal 315)

dimana :
D = Diameter lilitan rata-rata ( mm )
d = Diameter kawat pegas ( mm )
W1 = lendutan yang terjadi pada beban ( kg )

Jadi, τ=

= 82,41 kg/mm2

3.2.6 Perhitungan konstanta pegas ( K )

33
K= ………………………………...(Sularso hal 316)

dimana :

K = Konstanta pegas

c = Indeks pegas

Jadi, K =

= 1,18

3.2.7 Perhitungan tegangan maksimal ( τmax )

τmak = ………………………………...(Sularso hal 315)

dimana :

K = Konstanta pegas ( kg/mm2 )

D = Diameter lilitan rata-rata ( mm )

W1 = Beban ( kg )

d = Diameter kawat pegas ( mm )

Jadi, τmak = K x

= 1.18 x

= 97,24 kg/mm2
3.2.8 Perhitungan jumlah lilitan aktif ( n )

34
n ……………………………………....(Sularso hal 318)

dimana :

δ(lendutan) = W1/K = 64,69/1,18 = 54,82 kg

G = Modulus elastic, untuk kawat baja= 7500 ( kg/mm2 )

K = Konstanta pegas ( kg/mm2 )

D = Diameter lilitan rata-rata (mm)

d = Diameter kawat pegas (mm)

Jadi, n

= 6,2 lilitan

= 7 lilitan

3.2.9 Perhitungan jumlah lilitan total ( N )

N = n + 2 …………………………………..…......…..(Sularso hal 317)

dimana :

N = Jumlah lilitan total

n = Jumlah lilitan aktif

Jadi, N = n + 2

=7+2

= 9 lilitan

3.3 Perencanaan Spring (pegas tekan/besar)

35
3.3.1 Dasar-dasar perencanaan pegas
Momen puntir ( T ) = 1035.11 kg.mm
Jumlah pegas = 1 buah
Diameter kawat pegas = 5 mm
Panjang pegas = h ≤ 6 x D, maka diambil 1,3 x D

Bahan yang digunakan adalah kawat baja tahan pegas dengan harga ( τa )
65 kg/mm2, G = 7500 kg/mm2, ( τd ) = 60 x 0,8 = 48 kg/mm2

3.3.2 Perhitung diameter kawat pegas ( D )

C=

dimana :

C = Indeks pegas ( 4-10 ) diambil ( 8 )

D = Diameter lilitan rata-rata ( mm )

d = Diameter kawat pegas ( mm )

Jadi, D=Cxd

=8x5

= 40 mm

Perhitungan beban ( W1 )

W1 =

= 51.75 kg

3.3.3 Perhitungan momen tahanan puntir ( Zp )


3
Zp = …………………………………………...(Sularso hal 315)

36
dimana :

d = Diameter kawat pegas ( mm )

3
Jadi, Zp =

= 24,53 mm2
3.3.4 Perhitungan momen puntir ( T )

T= …………………………………………..(Sularso hal 315)

dimana :

D = Diameter lilitan rata-rata ( mm )

W1 = Lendutan yang terjadi pada beban ( kg )

Jadi, T= x W1

= x 51,75

= 1035 kg.mm

3.3.5 Perhitungan tegangan geser ( τ )

τ= ………………………………………...(Sularso hal 315)

dimana :
D = Diameter lilitan rata-rata ( mm )
d = Diameter kawat pegas ( mm )
W1 = lendutan yang terjadi pada beban ( kg )

37
Jadi, τ=

= 42,19 kg/mm2

3.3.6 Perhitungan konstanta pegas ( K )

K= ………………………………...(Sularso hal 316)

dimana :

K = Konstanta pegas

c = Indeks pegas

Jadi, K=

= 1.18

3.3.7 Perhitungan tegangan maksimal ( τmax )

τmak = K x ………………………………….(Sularso hal 315)

dimana :

K = Konstanta pegas ( kg/mm2 )

D = Diameter lilitan rata-rata ( mm )

38
W1 = Lendutan yang terjadi pada beban ( kg )

d = Diameter kawat pegas ( mm )

Jadi, τmak = K x

= 1.18 x

= 49,78 kg/mm2
3.3.8 Perhitungan jumlah lilitan aktif ( n )

n ……………………………………....(Sularso hal 318)

dimana :

δ(lendutan) = W1/K = 51,75/1.18 = 43,85 kg

G = Modulus elastic, untuk kawat baja= 7500 ( kg/mm2 )

K = Konstanta pegas ( kg/mm2 )

D = Diameter lilitan rata-rata (mm)

d = Diameter kawat pegas (mm)

Jadi,

= 7,75 lilitan

= 8 lilitan

3.3.9 Perhitungan jumlah lilitan total ( N )

N = n + 2 …………………………………..…………(Sularso hal 317)

39
dimana :

N = Jumlah lilitan total

n = Jumlah lilitan aktif

Jadi, N=n+2

=8+2

= 10 lilitan

3.4 Perencanaan Mur

3.4.1 Beban aksial baut


w = 1,2 × 375 = 450 kg
Bahan Baut

Bahan baut dari baja liat dengan 0,22 % C, dimana :

σb = 24 kg/mm2, Sf = 7, σo = 4 kg/mm2, τo = 0,5 x 4 = 2 kg/mm2

3.4.2 Diameter inti ( d1 )

d1 ≥ …………………………………………..(Sularso hal 296)

Jadi, d1 ≥

= 11.96 mm

Maka dipilih ulir metris kasar


d1 = diameter inti = 11.96 mm

maka diambil :
d = diameter luar = 14 mm
p = jarak bagi = 2 mm

40
3.4.3 Bahan mur
Bahan mur dari baja liat dengan 0,22 % C
σb = kekuatan tarik = 24 kg/mm2
τo = tegangan geser = 0,5 x 4 = 2 kg/mm2
qa = tekanan permukaan = 3 kg/mm2
d = diameter luar ulir = 14 mm
d2 = diameter efektif ulir = 12,701 mm
h = tinggi kaitan = 1,803 mm
3.4.4 Jumlah ulir

Z= ……………………………………………….(Sularso hal 297)

dimana :

w = Beban aksial (kg)

d2 = diameter efektif ulir (mm)

h = Tinggi kaitan (mm)

qa = Tekanan permukaan yang diizinkan ( kg/mm2 )

Jadi, Z ≧

5 ≧ 3.13
3.4.5 Tinggi mur ( H )
H = Z x p ……………………………………………....(Sularso hal 297)

dimana :

Z = Jumlah lilitan ulir

p = Jarak bagi

Jadi, H = Z x p

=5x2

41
= 10 mm

3.4.6 Besar tegangan geser ( τb )

τb = ………………………………..……..(Sularso hal 297)

dimana :

w = Beban (kg)

d = Diameter luar (mm)

p = Jarak bagi

Z = Jumlah lilitan ulir

Jadi, τb =

= 1.22 kg/mm2
Hal diatas bisa diterima karena masing-masing lebih rendah dari 3,0
kg/mm2 bahan baut dan mur. Baja liat dengan 0,22 % C, Baut = M14, Mur =
14, Tinggi mur = 10 mm.

3.5 Perhitungan Bantalan

Dengan diameter poros 12 mm, maka ukuran bantalan menurut table 4.14
(Sularso, 1997), didapatkan data-data sebagai berikut :

Diameter dalam ( d ) = 12 mm

Diameter luar ( D ) = 28 mm

Tebal bearing ( B ) = 8 mm

Radius sudut ( r ) = 0,5 mm

42
Beban dinamis yang diizinkan ( C ) = 400 kg

Beban statis yang diizinkan ( Co ) = 229 kg

3.5.1 Perhitungan beban ekivalen dinamis ( Pr )


Pr = X Fr + Y Fa …………………………...…………....(Sularso hal 135)
Dimana jenis bantalan adalah bola alur dalam. Pada table 4.9 (Sularso hal
135), didapatkan data-data sebagai berikut :

X = 0,56
Y = 2,30
e = 0,19
V =1

= 0,014

Fa = 0,014 x Co
= 0,014 x 229
= 3,02 kg

. =e

Fr =

= 15,89 kg

Jadi, Pr = X Fr + Y Fa

= ( 0,56 x 15,89) + ( 2,3 x 3,02 )

= 15,84 kg

3.5.2 Perhitungan factor kecepatan ( fn )

43
fn = ……………………………………………...(Sularso hal 136)

dimana :

fn = Kecepatan radial

n = Putaran mesin

Jadi, fn =

= 0,16

3.5.3 Perhitungan factor umur untuk bantalan ( fh )

fh = f n x ……………………………………………..(Sularso hal 136)

dimana :

fh = Faktor umur bantalan

fn = Faktor kecepatan

C = Kapasitas nominal dinamis

Pr = Beban ekuivalen dinamis

Jadi, fh = fn x

44
= 0,16 x

= 4,04
3.5.4 Perhitungan umur nominal bantalan
Lh = 500.( fh )3 …………….…………………………….(Sularso hal 136)
= 500 ( 4,04 )3
= 32969,63 jam
3.5.5 Perhitungan umur keandalan
Bertambahnya umur karena adanya perbaikan besar dalam mutu baban
dan karena tuntutan keandalan yang lebih tinggi, maka bantalan modern
direncanakan dengan Lh yang di kalikan dengan factor koreksi, sehingga
diberlakukan ;

Ln = a1 x a2 x a3 x Lh ……………………………..........(Sularso hal 136)

dimana :

a1 = Faktor keandalan diambil a1 = 1 untuk factor keandalan


sebesar 90 %

a2 = Faktor bahan diambil a2 = 1 untuk bahan baja bantalan yang


dicairkan secara terbuka

a3 = Faktor kerja diambil a3 = 1 untuk kondisi kerja normal

Lh = Umur nominal sebesar 32969,63 jam

Jadi, Ln = a1 x a2 x a3 x Lh

= 1 x 1 x 1 x 32969,63

= 32969,63 jam

45
3.6 Perencanaan Sepatu Kopling

Bila diketahui : P = 6.54 Kw

N= 8000 rpm

T = 7.84 Nm = 799.46 kg.mm

Dalam perhitungan perencanaan kopling terdapat berapa asumsi antara lain :

- Massa sepatu kopling 0,25 kg


- Putaran minimum kopling mulai bekerja 1500 rpm

Bahan sepatu terbuat dari bahan timbel (Pb) yang mempunyai massa jenis
11,373 kg/mm3…(Holman, hal 593). Bahan gesek adalah cetakan (pasta) dari
asbes yang mempunyai koefisien gesek 0,1…..(Sularso, hal 8) dan berat jenis
asbes 470-570 kg/mm2…..(Holman, hal 547). Ukuran plat disesuiakan dengan
ukuran sepatu.

3.6.1 Gaya tekan normal yang diakibatkan oleh putaran dari daya motor ( N )

N= ……………………………………………………..(Sularso, hal 74)

dimana :

T = Torsi (kg.mm)

µ = Koefisien gesek asbes = 0,1

D = 150 mm

Jadi, N =

= 106,6 N
3.6.2 Luas permukaan sepatu kopling ( A )

A= …………………………………………………….(Sularso, hal 74)

46
dimana :

Pd = 0,03 kg/mm2

Jadi, A =

= 3553,15 mm2 ( untuk 1 sepatu )

= 3553,15 x 2

= 7106,3 mm2 ( untuk 2 sepatu )

3.6.3 Lebar sepatu kopling

b= …………………………………………...(Sularso, hal 74)

= 22,63 mm = 23 mm

3.6.4 Gaya pegas pada putaran minimum ( Fc1 )


Gaya sentrifugal yang terjadi,
Fcl = m . ω2 . R
dimana :
R = 0,1
n = 1500 rpm
Jadi, Fcl = m . ω2 . R

=m. .R

= 0,25 . . 0,1

= 616,23 N

Fc1y = Fc1 sin α

= 616,23 x sin 300̊

47
= 308,11 N

3.6.5 Gaya pegas pada putaran maksimum ( Fc2 )


Gaya sentrifugal yang terjadi,
Fc2 = m . ω2 . R

= 0,25 . 0,1

= 0,25 . . 0,1

= 13420.01 N

Jadi, Fc2y = Fc2 sin α

= 13420.01 x sin 300̊

= 6710.005 N

48

Anda mungkin juga menyukai