7.AB K.07-Belt Conveyor

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 43

BELT CONVEYOR

B. Belt Conveyor
Adalah alat pengangkut/pembawa yang berupa sabuk, yang ber-jalan dan
digerakkan oleh mesin. Alat ini sering disebut juga dengan nama Ban Berjalan.

Keuntungan-keuntungan menggunakan alat ini antara lain :


 Tidak memerlukan jalan angkut yang mahal seperti halnya truk.
 Tenaga manusia yang digunakan relatif lebih sedikit.
 Biaya investasi tidak semahal suatu armada truk pada kapasitas yang sama.
 Bahan yang diangkut dapat mengalir secara terus menerus (continue).

Kerugiannya menggunakan alat ini adalah bahwa sifat bahan yang diangkut
harus berupa bulk (lepas) seperti pasir, kerikil, batu pecah dan lain-lain.

ALAT BERAT
Program S1/Prodi Teknik Sipil Marwanto, ST, MT
Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
Sebagai dasar pertimbangan pemakaian alat ini adalah :
1) Jalan di lokasi pekerjaan tidak/kurang baik bagi lalulintas truk dan relatif
sempit.
2) Kontinuitas kerja gabungan antara loader + DT dianggap ku-rang ideal.

Kemampuan angkut (kapasitas) dari alat ini sangat tergantung dari :


3) Lebar conveyor belt.
4) Kecepatan gerak belt.
5) Potongan melintang muatan.

Untuk dapat mengangkut muatan dengan baik, maka belt harus merupakan
suatu saluran yang bentuknya ditentukan oleh troughing idlers yang
menyangga belt pada saat mengangkut muatan.

ALAT BERAT
Program S1/Prodi Teknik Sipil Marwanto, ST, MT
Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
(1) (4) (2)

(3)
(6)
(5)

1. Conveyor belt
2. Drive head pulley
3. Tail pulley
4. Troughing idlers
5. Return idlers
6. Machine

Gambar 6.2. Belt conveyor

ALAT BERAT
Program S1/Prodi Teknik Sipil Marwanto, ST, MT
Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
Gambar 6.3. Potongan melintang muatan

Bagian-bagian penting belt conveyor


 Conveyor belt, berbentuk tak terhingga (continous) dan tak
ber-ujung/pangkal (disambung).
 Drive head pulley, terletak pada ujung atas conveyor dan di-gerakkan
langsung oleh motor penggerak.
 Tail pulley, terletak di bagian ujung bawah conveyor dengan tu-gas untuk
membalikkan putaran belt.

ALAT BERAT
Program S1/Prodi Teknik Sipil Marwanto, ST, MT
Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
 Troughing idlers, di samping untuk memberikan bentuk kepada belt agar
muatan tidak tumpah, juga sebagai penyangga belt saat mengangkut muatan
dari satu ujung ke ujung lainnya dari conveyor.
 Return idlers, yaitu rel-rel penyangga bagian belt yang kembali menuju tail
pulley (di bawah).
 Machine (motor penggerak), dilengkapi dengan clutches dan kopling-
kopling serta gear reducers.

Kecepatan belt
Kecepatan belt saat mengangkut muatan dipilih sedemikian ru-pa, sehingga
muatan tidak tercecer ke samping pada waktu ditu-angkan.

ALAT BERAT
Program S1/Prodi Teknik Sipil Marwanto, ST, MT
Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
Tabel 6.1. Maximum speed of belt conveyor

Material Maximum speed (fpm)


Kind of condition of Width of belt (in)
material handled 16 18 20 24 30 36 42 48 54
Unsizied coal, gravel, 300 350 350 400 450 500 550 600 600
stone ashes, ore
Sized coal, breakable 250 250 300 300 350 350 400 400 400
material
Wet or dry sand 400 500 600 600 700 800 800 800 800
Crushed coke, crush- 400 500 500 500 500 500 500
ed slag fine abrasive 250 300
material
Rock, large abrasive - - - 350 350 400 400 400 400
material
Sumber : Courtesy Power Crane and Shovel Association

ALAT BERAT
Program S1/Prodi Teknik Sipil Marwanto, ST, MT
Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
Jarak idlers

Fungsi utama idlers untuk menyangga belt agar tidak melentur terlalu banyak
pada saat berjalan mengangkut muatan. Idlers yang digunakan adalah
troughing idlers dan return idlers.

Di antara troughing idlers yang terakhir dengan head pulley bia-sanya


dipasang transition idlers sebagai bentuk antara dari tro-ughing idlers dan
head pulley yang datar.

Jarak antara dua idlers tergantung dari lebar belt dan berat mu-atan per satuan
panjang belt. Pada Tabel 6.2 berikut diberikan angka-angka sebagai jarak
antara yang dianjurkan dengan mem-perhatikan muatan pada masing-masing
idlers serta lenturan pada belt yang dimuati.

ALAT BERAT
Program S1/Prodi Teknik Sipil Marwanto, ST, MT
Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
Tabel 6.2. Recommended maximum spacing of troughing idlers
Suggested normal spacing
Width of belt Weight of material (lbs/cuft)
(in) 30-70 70-120 120-150
16 5’6” 5’ 4’9”
18 5’6” 5’ 4’9”
20 5’6” 5’ 4’9”
24 5’6” 5’ 4’9”
30 5’ 4’6” 4’3”
42 4’6” 4’ 3’9”
48 4’ 3’3” 3’
54 4’ 2’9” 2’6”
Sumber : Courtesy Power Crane and Shovel Association
Jarak return idlers = 10’

Jarak troughing idlers terakhir dengan head pulley diambil ber-dasarkan


ketentuan-ketentuan berikut :
 b = 200 jarak troughing idlers  1,0 x lebar belt (W)
 b = 350 jarak troughing idlers  1,5 x lebar belt.
 b = 450 jarak troughing idlers  2,0 x lebar belt.

ALAT BERAT
Program S1/Prodi Teknik Sipil Marwanto, ST, MT
Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
Apabila ½ jarak idlers seperti yang ditentukan dalam Tabel 6.2 ternyata > dari
ketentuan-ketentuan di atas, maka diperlukan adanya suatu transition idlers,
untuk mengurangi tegangan yang besar pada tepi belt.

Pengaruh tegangan belt


Sampai disini.... !!!
Drive pulley dan belt dapat bekerja sebagai satu kesatuan gerak yang
disebabkan oleh geseran antara belt dengan permukaan pulley, yang besarnya
dapat dihitung sebagai berikut.

Gambar 6.4. Belt dan pulley

Gambar 6.4. Belt & pulley


ALAT BERAT
Program S1/Prodi Teknik Sipil Marwanto, ST, MT
Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
Keterangan :
G : tenaga geser yang ada di antara belt dan pulley
T : tegangan efektif dalam belt (= T1 – T2)
F : luas bidang geser (= panjang busur lingkaran yang berimpit
dengan belt x panjang pulley), yang dapat berubah karena
perubahan α
f : koefisien geser antara permukaan belt dan pulley
α : wrap (sudut pusat; maksimum 2400)

Panjang busur dinyatakan dalam besarnya wrap. Besarnya G un-


tuk harga F dan f tertentu mempunyai harga maksimum yang
tertentu pula. Bila harga T terlalu tinggi, akan terjadi slip antara
belt dan pulley. Usaha untuk mempertinggi G yang sekaligus
mempertinggi kapasitas conveyor ialah dengan mempertinggi
harga f (lagging = lapisan karet kasar) dan memperbesar wrap.

ALAT BERAT
Program S1/Prodi Teknik Sipil Marwanto, ST, MT
Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
 Memperbesar wrap

Usaha memperbesar wrap dapat ditempuh dengan cara sebagai


berikut.

Gambar 6.5. Single pulley atau single power train

ALAT BERAT
Program S1/Prodi Teknik Sipil Marwanto, ST, MT
Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
Gambar 6.6. Internal mounting atau intermediate wrap drive

Gambar 6.7. Tandem drive

ALAT BERAT
Program S1/Prodi Teknik Sipil Marwanto, ST, MT
Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
Catatan :
 Bila T tetap, f dan F dapat bervariasi.
 Wrap (α) menjadi besar, dengan T sama, maka f besar -->
untung !
 Dalam perhitungan yang harus diperhatikan adalah f, F dan T.
 Tegangan efektif (T) diusahakan sekecil mungkin agar belt
dapat seringan mungkin ---> harga belt murah.
 Harga T sedemikian, sehingga f besar dan diperoleh gaya
yang besar.
 Untuk mendapatkan f besar, pulley diberi lagging.
 Drive pulley dapat dibuat dua menjadi tandem drive pulley
(primary dan secondary).

ALAT BERAT
Program S1/Prodi Teknik Sipil Marwanto, ST, MT
Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
 Mengencangkan belt (take ups)
Bila pemasangan belt terlalu kendor, maka produksi yang
dihasilkan akan kecil. Untuk itu ada beberapa cara yang
digunakan untuk mengencangkan belt sebagaimana gambar-
2 berikut.

Gambar 6.8. Screw take up

Gambar 6.9. Horizontal gravity take up (Automatic take up)

ALAT BERAT
Program S1/Prodi Teknik Sipil Marwanto, ST, MT
Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
Gambar 6.10. Vertical gravity take up

Catatan :
 Cara seperti Gambar 6.8 lebih praktis dan mudah diawasi.
 Cara seperti Gambar 6.9 dan 6.10, bila terlalu keras
mengencangkan belt berakibat belt cepat rusak/aus,
sehingga fungsinya menjadi kurang baik.
ALAT BERAT
Program S1/Prodi Teknik Sipil Marwanto, ST, MT
Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
 Faktor tegangan (tension factor)
𝐓𝟏
𝐅𝐚𝐤𝐭𝐨𝐫 𝐭𝐞𝐠𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 ( 𝐭 )=
𝐓
Besarnya t dipengaruhi oleh :
 Luas bidang singgung antara belt dan busur pulley (wrap).
 Jenis pulley :
o Plain (polos).
o Lagged (dituang atau dilapis karet).

Dengan Tabel 6.3, dapat dihitung tegangan yang terjadi


dalam belt pada suatu keadaan tertentu.

ALAT BERAT
Program S1/Prodi Teknik Sipil Marwanto, ST, MT
Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
Tabel 6.3. Faktor tegangan (t)

Wrap (deg) Plain pulley Lagged pulley


Single drive pulley
200 t = 1,72 t = 1,42
210 t = 1,70 t = 1,40
220 t = 1,62 t = 1,35
240 t = 1,54 t = 1,30
Tandem drive pulley
360 t = 1,26 t = 1,13
400 t = 1,21 t = 1,10
450 t = 1,18 t = 1,09
500 t = 1,14 t = 1,06

Contoh :
Menurut perhitungan atas dasar muatan dan HP mesin,
dibutuhkan tegangan efektif T = 3000 lbs pada wrap (α) =
2100.

ALAT BERAT
Program S1/Prodi Teknik Sipil Marwanto, ST, MT
Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
Dengan Tabel 6.3, tegangan minimum dalam belt :
 Plain pulley : T1 = t x T = 1,70 x 3000 = 5100 lbs.
 Lagged pulley: T1 = t x T = 1,40 x 3000 = 4200 lbs. 𝐅𝐚𝐤𝐭𝐨𝐫 𝐭𝐞𝐠𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 ( 𝐭 )=
𝐓𝟏
𝐓

Pada keadaan tersebut di atas, dapat diperbandingkan T=3000 lb


=210o
besarnya T1, T2 dan T, sebagai berikut :

Tegangan Plain pulley Lagged pulley


T1 5100 4200
T 3000 3000
T2 2100 1200
T : teg efektif
T1 : teg minimum
T2 : T1 - T
Belt murah dan enteng !

ALAT BERAT
Program S1/Prodi Teknik Sipil Marwanto, ST, MT
Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
 Tenaga mesin yang dibutuhkan
Tenaga mesin yang dibutuhkan dapat dihitung dengan rumus-rumus menurut
kondisi, sebagai berikut :

𝐓𝐱𝐕
Umum : 𝐏= (𝐇𝐏)
𝟕𝟓
dengan :
P : tenaga mesin efektif/yang berguna, dalam HP (kgm/detik)
T : tegangan efektif belt (kg)
V : kecepatan belt (m/detik)

𝐃 𝐱 𝐓𝐱𝐍
Atau : 𝐏= (𝐇𝐏)
𝟑𝟑𝟎𝟎𝟎
dengan :
D : diameter pulley (ft)
T : tegangan efektif belt (lbs)
N : jumlah rpm

ALAT BERAT
Program S1/Prodi Teknik Sipil Marwanto, ST, MT
Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
𝐓𝐱𝐕
Atau : 𝐏= (𝐇𝐏)
𝟑𝟑𝟎𝟎𝟎
dengan :
T : tegangan efektif belt (lbs)
V : kecepatan belt (fpm)
catatan: 1 HP = 33000 lb.ft/minute

 Menggerakkan belt kosong (P1) :


P1 ini dipengaruhi oleh :
o Tipe idlers bearing.
o Diameter dan jarak idlers.
o Panjang/berat/kecepatan belt.
𝐟 𝐱𝐩𝐱 𝐕𝐱𝐁𝟏
𝐏 𝟏= (𝐇𝐏 )
𝟑𝟑𝟎𝟎𝟎
Rumus :

ALAT BERAT
Program S1/Prodi Teknik Sipil Marwanto, ST, MT
Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
𝐋𝐱𝐬 𝐱𝐜𝐱 𝐐
atau : 𝐏 𝟏= 𝟑𝟑𝟎𝟎𝟎 (𝐇𝐏)
dengan :
f = c : idlers friction factor (faktor geseran idlers)
V = s : kecepatan belt (fpm)
p = L : panjang belt (ft)
B1 = Q : berat belt + idlers yang ikut berputar per ft

ALAT BERAT
Program S1/Prodi Teknik Sipil Marwanto, ST, MT
Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
 Menggerakkan muatan horisontal (P2) :

𝐟 𝐱𝐩𝐱𝐐 𝐟 𝐱𝐩𝐱 𝐕𝐱𝐁𝟐


Rumus : 𝐏 𝟐= 𝐏 𝟐=
𝟗𝟗𝟎 𝟑𝟑𝟎𝟎𝟎
dengan :
V x B2 : jumlah bahan yang diangkut (lb) per menit
Q : jumlah bahan yang diangkut (ton/jam)
𝟔𝟎 𝐱 𝐕 𝐱 𝐁𝟐
𝐐= (beban ton/jam)
𝟐𝟎𝟎𝟎

Maka :
= (HP)

ALAT BERAT
Program S1/Prodi Teknik Sipil Marwanto, ST, MT
Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
Friction factor (f) adalah suatu angka yang harus dikalikan pada berat
bagian-bagian yang bergerak. Harganya seperti tercantum pada Tabel
6.4 berikut ini.

Tabel 6.4. Friction factor (f) for conveyor idlers (equipped


with anti friction bearing)
Diameter of idler (in) Friction factor (f)
4 0,0375
5 0,0360
6 0,0300
7 0,0250
Catatan : Bila idlers dilengkapi dengan glijlage, harga f dikalikan 2

Tabel 6.5 berikut, menunjukkan tenaga yang dibutuhkan untuk


menggerakkan muatan horisontal pada belt conveyor.

ALAT BERAT
Program S1/Prodi Teknik Sipil Marwanto, ST, MT
Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
Tabel 6.5. Horse power required to move loads horizontally on conveyor belt

Length Load (ton per hour)


of
conveyor 50 100 150 200 250 300 350 400 500 600 700
(ft)
50 0,09 0,18 0,27 0,36 0,46 0,55 0,64 0,73 0,91 1,10 1,30
100 0,18 0,36 0,55 0,74 0,91 1,10 1,39 1,50 1,80 2,20 2,40
150 0,27 0,55 0,82 1,10 1,40 1,60 1,90 2,20 2,70 3,30 3,80
200 0,36 0,73 1,10 1,50 1,80 2,20 2,60 2,90 3,60 4,40 5,10
250 0,46 0,91 1,40 1,80 2,30 2,70 3,20 3,60 4,60 5,50 6,40
300 0,55 1,10 1,60 2,20 2,70 3,30 3,80 4,40 5,50 6,60 7,70
400 0,73 1,50 2,20 2,90 3,60 4,40 5,10 5,80 7,30 8,70 10,2
500 0,91 1,80 2,70 3,60 4,60 5,50 6,40 7,30 9,10 10,9 12,7
600 1,10 2,10 3,20 4,20 5,30 6,40 7,40 6,50 10,6 12,7 14,8
800 1,40 2,70 4,10 5,50 7,50 8,20 9,50 10,8 13,7 16,4 19,1
1000 1,70 3,30 5,00 6,70 9,20 10,0 11,7 13,3 16,7 20,0 23,0
1200 2,00 3,90 5,90 7,90 10,8 11,8 13,8 15,7 19,8 24,0 28,0
1400 2,30 4,50 6,80 9,10 12,4 13,7 15,9 18,1 23,0 27,0 32,0
1800 2,90 5,80 8,70 11,5 14,4 17,3 20,0 23,0 28,0 35,0 40,0
2000 3,20 6,40 9,60 12,7 15,9 19,1 22,0 25,0 32,0 38,0 45,0
Based on 5” diameter idlers
For 4” ----> + 4 %
For 6” ----> - 17 %

ALAT BERAT
Program S1/Prodi Teknik Sipil Marwanto, ST, MT
Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
Untuk harga dari B1 (Q) dapat memakai angka-angka dari Tabel 6.6 berikut.
Tabel 6.6. Representative values of B1 (Q)
Idlers, 5” dia. steel pulleys
Weight of conve-
Width Troughing Return Weight yor (lb/ft)
of of belt Belt Q
belt Wt of Spa- Wt of Spa- (lb/ft) Idlers (lb/ft)
(in) revolvin cing revolving cing Trough Return
g parts parts (lb) ing
(lb)
14 18 5’0 9 10’0 2,8 3,6 0,9 5,6 10,1
16 20 5’0 11 10’0 3,3 4 1,1 6,6 11,7
18 22 5’0 12 10’0 4,1 4,4 1,2 8,2 13,8
20 24 5’0 14 10’0 4,6 4,8 1,4 9,2 15,4
24 26 5’0 17 10’0 7 5,2 1,7 14,0 20,9
30 31 4’6” 21 10’0 8,5 6,9 2,1 17,0 26,0
36 36 4’6” 25 10’0 11,3 8 2,5 22,6 33,1
42 40 4’0 29 10’0 17 10 2,9 34,0 46,0
48 45 3’3” 34 10’0 23,8 13,8 3,4 47,6 64,8
54 74 2’9” 54 10’0 29,2 26,9 5,4 73,2 105,5
60 80 2’3” 60 10’0 32,5 35,6 6,4 74,0 115,6

ALAT BERAT
Program S1/Prodi Teknik Sipil Marwanto, ST, MT
Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
Contoh :
Hitung HP untuk menggerakkan belt lebar 30”, panjang 1800 ft, idlers 5”
dengan friction bearing (anggap kecepatan 100 fpm).

Perhitungan :

Idlers 5” -----------> Tabel 6.4 ----> f = 0,036


Lebar belt 30” ----> Tabel 6.6 ---> Q = B1 = 26 lbs/ft

f x p x V x B1 0,036 x 1800 x 100 x 26


P1 = ------------------- = --------------------------------- = 5,105 HP
33000 33000

Tenaga yang dibutuhkan untuk menggerakkan conveyor kosong, dengan


kecepatan 100 fpm ( lihat Tabel 6.7).

ALAT BERAT
Program S1/Prodi Teknik Sipil Marwanto, ST, MT
Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
Tabel 6.7. Horse power required to move empty conveyor, Speed 100 fpm
Length Width of belt (in)
of
conveyor
(ft) 14 16 18 20 24 30 36 42 48 54
50 0,05 0,06 0,07 0,08 0,11 0,14 0,18 0,25 0,35 0,54
100 0,11 0,13 0,15 0,17 0,23 0,28 0,36 0,51 0,70 1,14
150 0,16 0,19 0,22 0,25 0,34 0,42 0,53 0,76 1,05 1,71
200 0,22 0,25 0,30 0,33 0,45 0,56 0,71 1,01 1,40 2,28
250 0,27 0,32 0,37 0,42 0,56 0,70 0,89 1,27 1,75 2,85
300 0,33 0,38 0,45 0,50 0,68 0,84 1,07 1,52 2,10 3,42
400 - - 0,60 0,66 0,90 1,12 1,43 2,03 2,80 4,50
500 - - - 0,83 1,13 1,40 1,79 2,53 3,50 5,70
600 - - - 1,00 1,35 1,68 2,14 3,04 4,20 6,84
800 - - - - 1,80 2,25 2,86 4,05 5,60 9,12
1000 - - - - 2,26 2,81 3,57 5,07 7,00 11,4
1200 - - - - - 3,37 4,29 6,08 8,40 13,7
1400 - - - - - 3,93 5,00 7,09 9,80 16,0
1600 - - - - - 4,49 5,72 8,10 11,2 18,3
1800 - - - - - 5,05 6,43 9,12 12,6 20,5
2000 - - - - - 5,62 7,15 10,1 14,0 22,8
2200 - - - - - - 7,86 11,1 15,4 25,1
2400 - - - - - - 8,58 12,2 16,8 27,4
2600 - - - - - - 9,29 13,2 18,2 29,6
2800 - - - - - - 10,0 14,2 10,6 31,9
3000 - - - - - - 10,7 15,2 21,0 34,2
Base on 5” For 4” ----> + 4 %; For 6” ----> - 17 %

ALAT BERAT
Program S1/Prodi Teknik Sipil Marwanto, ST, MT
Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
Mengangkat/menurunkan muatan (P3) :

Rumus :
𝐕 𝐱 𝐁𝟐 𝐱 𝐡 𝟐𝟎𝟎𝟎 𝐱 𝐐 𝐱 𝐡 𝐐 𝐱 𝐡
𝐏 𝟑= = = (+¿ −)
𝟑𝟑𝟎𝟎𝟎 𝟔𝟎 𝐱 𝟑𝟑𝟎𝟎𝟎 𝟗𝟗 𝟎

h : beda tinggi (ft)

Tenaga yang dibutuhkan untuk mengangkat muatan (lihat


Tabel 6.8).

ALAT BERAT
Program S1/Prodi Teknik Sipil Marwanto, ST, MT
Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
Tabel 6.8. Horse power required to lift a load
Net Load (ton per hour)
lift 50 100 150 200 250 300 350 400 500 600 800 1000
(ft)
5 0,3 0,5 0,8 1,0 1,3 1,5 1,8 2,0 2,5 3,0 4,0 5,1
10 0,5 1,0 1,5 2,0 2,5 3,0 3,5 4,0 5,1 6,1 8,1 10
15 0,8 1,5 2,3 3,0 3,8 4,5 5,3 6,1 7,6 9,1 12 15
20 1,0 2,0 3,0 4,0 5,1 6,1 7,1 8,1 10 12 16 20
25 1,3 2,5 3,8 5,1 6,3 7,6 8,8 10 13 15 20 25
30 1,5 3,0 4,5 6,1 7,6 9,1 11 12 15 18 24 30
40 2,0 4,0 6,1 8,1 10 12 14 16 20 24 32 40
50 2,5 5,1 7,6 10 13 15 18 20 25 30 40 51
75 3,8 7,6 11 15 19 23 27 30 38 45 61 76
100 5,1 10 15 20 25 30 35 40 51 61 81 101
125 6,3 13 19 25 32 38 44 51 63 76 101 126
150 7,6 15 23 30 38 45 53 61 76 91 121 152
200 10 20 30 40 51 61 71 81 101 121 162 202
300 15 30 45 61 76 91 106 121 152 185 242 303
400 20 40 61 81 101 121 141 162 202 242 323 404
500 25 51 76 101 126 151 177 202 252 303 404 505

ALAT BERAT
Program S1/Prodi Teknik Sipil Marwanto, ST, MT
Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
Kapasitas belt conveyor pada kecepatan dasar 100 fpm (lihat
Tabel 6.9).
Tabel 6.9. Carrying capacities of toughed conveyor belt (ton/hour)
speed of 100 fpm
Width Maxi Lumps Weight of material
of belt mum unsize (lb/cuft)
(in) sized d (in) 30 50 90 100 125 150 160 180 200
(in)
14 2 2,5 9 15 28 31 39 46 49 56 62
16 2,5 3 13 21 38 42 52 63 67 75 83
18 3 4 16 27 48 54 67 81 86 97 107
20 3,5 5 20 33 60 67 83 100 107 120 133
24 4,5 8 30 50 90 100 125 150 160 180 200
30 7 14 47 79 142 158 197 236 252 284 315
36 9 18 70 117 210 234 292 351 374 421 467
42 11 20 100 167 300 333 417 500 634 600 667
48 14 24 138 230 414 460 575 690 736 828 920
54 15 28 178 297 534 593 741 890 948 1070 1190
60 16 30 222 369 664 738 922 1110 1180 1330 1480

ALAT BERAT
Program S1/Prodi Teknik Sipil Marwanto, ST, MT
Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
Prosentase tenaga yang dibutuhkan untuk mengatasi geseran pulley (lihat
Tabel 6.10).

Tabel 6.10. Percent shaft HP required to overcame pulley friction for


conveyor with head drive & babbited bearing
Length of Slope of conveyor (degree)
conveyor (ft) 0 1–6 6 – 11 11 – 16 16 - 20
20 112 93 53 35 20
30 76 63 36 25 19
50 45 38 22 15 13
75 30 25 15 12 9
100 22 19 11 8 7
150 15 14 9 7 6
200 14 11 8 6 5
250 12 10 7 5 5
300 11 8 6 5 4
400 9 6 5 4 4
500 7 6 5 4 3
600 6 5 4 3 3
700 5 4 4 3 3
800 4 4 3 3 3
1000 4 4 3 3 3
2000 4 4 3 - -
3000 4 3 3 - -

ALAT BERAT
Program S1/Prodi Teknik Sipil Marwanto, ST, MT
Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
Contoh :
Q = 200 ton/jam = 200/0,907 = 220 ton (short)/jam
p = 100 meter = 100/0,305 = 328 ft (panjang belt)
h = 15 meter = 15/0,305 = 50 ft (beda tinggi)
Ukuran bahan maksimum = 15 cm  6” 1 cuft = 0,0283 m3
1 m3 = 35,3357 cuyd

Berat bahan = 2 ton/m3  113 lbs/cuft (Tabel 1.1) 2 ton/m3 = 4000 lbs/m3
2 ton/m3 = 113,2 lbs/cuft

Misalkan dianggap bahan yang diangkut (maks.15 cm) adalah :

• Sized coal, breakable


►Tabel 6.1 : Max.speed = 350 fpm
• Dipilih lebar belt = 30”

ALAT BERAT
Program S1/Prodi Teknik Sipil Marwanto, ST, MT
Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
Tabel 6.1. Maximum speed of belt conveyor

Material Maximum speed (fpm)


Kind of condition of Width of belt (in)
material handled 16 18 20 24 30 36 42 48 54
Unsizied coal, gravel, 300 350 350 400 450 500 550 600 600
stone ashes, ore
Sized coal, breakable 250 250 300 300 350 350 400 400 400
material
Wet or dry sand 400 500 600 600 700 800 800 800 800
Crushed coke, crush- 400 500 500 500 500 500 500
ed slag fine abrasive 250 300
material
Rock, large abrasive - - - 350 350 400 400 400 400
material
Sumber : Courtesy Power Crane and Shovel Association

Didapat maximum speed = 350 fpm

ALAT BERAT
Program S1/Prodi Teknik Sipil Marwanto, ST, MT
Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
Tabel 1.1. Konversi satuan Inggris - Metrik

Inggris Metrik
1 yard (yd) = 3 feet 0,9114 meter
1 foot (ft) = 12 inches 0,305 meter
1 inch (in) 0,0254 meter
1 cubic yard (cuyd) 0,7646 m3
1 cubic foot (cuft) 0,0283 m3
1 mile = 1760 yards 1,609 km
1 square mile = 640 acres 259 ha
1 acre = 4840 square yards 4047 m2
1 US gallon = 8 pint 3,78 liter
1 pound (lb) 16 ons
1 long ton 1,016 ton
1 short ton = 2000 lbs 0,907 ton
1 kip = 1000 lbs 0,454 ton
1 mile/hour (mph) = 1,4 ft/sec (fps) 27 m/menit
1 pond per in2 (psi) 0,0703 kg/cm2
1 horse power (hp) = 33000 ft.lbs per minute 75 kgm/menit
Sumber : Imam Soekoto, 1960

ALAT BERAT
Program S1/Prodi Teknik Sipil Marwanto, ST, MT
Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
• Berat bahan = 113 lbs/cuft
• Lebar belt = 30 in ►Tabel 6.9 : Kapasitas belt
• Basic speed= 100 fpm = 178 ton/hr
(hasil interpolasi lurus !!)

Untuk speed 350 fpm , maka :


𝟑𝟓𝟎
𝐊𝐚𝐩𝐚𝐬𝐢𝐭𝐚𝐬 𝐧𝐲𝐚𝐭𝐚= 𝐱 𝟏𝟕𝟖=𝟔𝟐𝟑 𝐭𝐨𝐧 / 𝐣𝐚𝐦
𝟏𝟎𝟎
𝟐𝟐𝟎( 𝐐)
𝐊𝐞𝐜𝐞𝐩𝐚𝐭𝐚𝐧 𝐧𝐲𝐚𝐭𝐚= 𝐱 𝟑𝟓𝟎=𝟏𝟐𝟒 𝐟𝐩𝐦
𝟔𝟐𝟑

Karena alasan-alasan tertentu seperti : loading yang tidak teratur, dll, maka
kecepatan perlu ditambah menjadi 200 fpm.

• Berat bahan = 113 lbs/cuft Tabel 6.2 :


► Jarak troughing idlers
• Lebar belt = 30 in = 4’6”

ALAT BERAT
Program S1/Prodi Teknik Sipil Marwanto, ST, MT
Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
Tabel 6.9. Carrying capacities of toughed conveyor belt (ton/hour)
speed of 100 fpm

Width Maxi Lumps Weight of material


of belt mum unsize (lb/cuft)
(in) sized d (in) 30 50 90 100
113
125 150 160 180 200
(in)
14 2 2,5 9 15 28 31 39 46 49 56 62
16 2,5 3 13 21 38 42 52 63 67 75 83
18 3 4 16 27 48 54 67 81 86 97 107
20 3,5 5 20 33 60 67 83 100 107 120 133
24 4,5 8 30 50 90 100 125 150 160 180 200
30
36
7
9
14
18
47
70
79
117
142
210
158
234
? 197
292
236
351
252
374
284
421
315
467
42 11 20 100 167 300 333 417 500 634 600 667
48 14 24 138 230 414 460 575 690 736 828 920
54 15 28 178 297 534 593 741 890 948 1070 1190
60 16 30 222 369 664 738 922 1110 1180 1330 1480

?Lakukan interpolasi lurus, didpat = 178

ALAT BERAT
Program S1/Prodi Teknik Sipil Marwanto, ST, MT
Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
Tabel 6.2. Recommended maximum spacing of troughing idlers
Suggested normal spacing
Width of belt Weight of material (lbs/cuft)
(in) 30-70 70-120 120-150
16 5’6” 5’ 4’9”
18 5’6” 5’ 4’9”
20 5’6” 5’ 4’9”
24 5’6” 5’ 4’9”
30 5’ 4’6” 4’3”
42 4’6” 4’ 3’9”
48 4’ 3’3” 3’
54 4’ 2’9” 2’6”
Sumber : Courtesy Power Crane and Shovel Association
Jarak return idlers = 10’

ALAT BERAT
Program S1/Prodi Teknik Sipil Marwanto, ST, MT
Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
𝟑𝟐 𝟖 ′ (𝐩)
𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐭𝐫𝐨𝐮𝐠𝐡𝐢𝐧𝐠 𝐢𝐝𝐥𝐞𝐫𝐬 … … .=
𝟒 ′ 𝟔} = 𝟕𝟑   𝐛𝐮𝐚� ¿
Ekstra :
• Pada loading point (tempat muat) = 2 buah
• Pada discharge point (tempat bongkar) = 1 buah
----------- +
Jumlah = 76 buah

Jarak troughing idlers terakhir ke head pulley :


β = 200  1 x w = 1 x 30’’ = 30’’
(ketentuan jarak troughing idlers)

Separo jarak troughing idlers = ½ x 4’6” = 27” < 30”


 sehingga tidak diperlukan transition idlers !

ALAT BERAT
Program S1/Prodi Teknik Sipil Marwanto, ST, MT
Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
Jarak return idlers = 10’ (ketentuan Tabel 6.2)
𝟑𝟐𝟖 ′( 𝐩𝐚𝐧𝐣𝐚𝐧𝐠 𝐛𝐞𝐥𝐭)
Jumlah return idlers ¿ =𝟑𝟑 𝐛𝐮𝐚𝐡
𝟏𝟎 ′

Misalkan disediakan :
Troughing idlers, Ø = 6”; berat = 68 lbs/buah (tipe A)
Return idlers, Ø = 6”; berat = 41 lbs/buah (tipe B) (tabel tersendiri)

Idlers diameter = 6”  Tabel 6.4; friction factor (f) = 0,0300


Lebar belt (w) = 30”  Tabel 6.6; berat belt = 8,5 lbs/ft

Berat troughing idlers = 76 x 68 = 5168 lbs


Berat return idlers = 33 x 41 = 1353 lbs
Berat belt (atas, bawah) = 2 x 8,5 x 328 = 5576 lbs
𝟏𝟐𝟎𝟗𝟕 -------------- +
𝐁 𝟏= =𝟑𝟔 ,𝟖𝟖berat
Jumlah 𝐥𝐛𝐬/total
𝐟𝐭 = 12097 lbs
𝟑𝟐𝟖

ALAT BERAT
Program S1/Prodi Teknik Sipil Marwanto, ST, MT
Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
𝐟 𝐱 𝐩 𝐱 𝐕 𝐱 𝐁 𝟏 𝟎 ,𝟎𝟑𝟎 𝐱 𝟑𝟐𝟖 𝐱 𝟐𝟎𝟎 𝐱 𝟑𝟔 ,𝟖𝟖
𝐏 𝟏= = =𝟐 , 𝟐𝟎 𝐇𝐏
𝟑𝟑𝟎𝟎𝟎 𝟑𝟑𝟎𝟎𝟎

𝐟 𝐱 𝐩 𝐱 𝐐 𝟎 ,𝟎𝟑𝟎 𝐱 𝟑𝟐𝟖 𝐱 𝟐𝟐𝟎 (𝐐)


𝐏 𝟐= = =𝟐 , 𝟏𝟗 𝑯𝑷
𝟗𝟗𝟎 𝟗𝟗𝟎

𝐐𝐱𝐡 𝟐𝟐𝟎 𝐱 𝟓𝟎( 𝒉)


𝐏 𝟑= = =𝟏𝟏 , 𝟏𝟏 𝑯𝑷
𝟗𝟗𝟎 𝟗𝟗𝟎

𝐏 𝟏+𝐏 𝟐+𝐏 𝟑=𝟐 ,𝟐𝟎 +𝟐 ,𝟏𝟗 +𝟏𝟏 , 𝟏𝟏=𝟏𝟓 ,𝟓𝟎 𝐇𝐏


5,72 % diinterpolasi 300 – 328 -- 400 dengan 6 – 11 derajat
Pulley friction = 5,72 % x 15,50 = 0,88 HP
(Tabel 6.10; p = 328’; h = 50 ft; δ = 8,670) ------------- +
(tan50/328) = 16,38 HP
Looses/tenaga hilang (taksir) = 10 – 20 % = 2,46 HP
------------- +
Total = 18,84 HP ~ 20,00 HP

ALAT BERAT
Program S1/Prodi Teknik Sipil Marwanto, ST, MT
Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
𝐓𝐱𝐕
𝐏= ; 𝐏=𝐏 𝟏+𝐏 𝟐+𝐏 𝟑+𝐏𝐞 𝐤𝐬𝐭𝐫𝐚=𝟐𝟎 ,𝟎𝟎 𝐇𝐏
𝟑𝟑𝟎𝟎𝟎
Pekstra : geseran, tenaga hilang, dll

𝐏 𝐱 𝟑𝟑𝟎𝟎𝟎 𝟐𝟎 𝐱 𝟑𝟑𝟎𝟎𝟎
𝐓= = =𝟑𝟑𝟎𝟎 𝐥𝐛𝐬(¿ 𝐓 𝟏 − 𝐓 𝟐)
𝐕 𝟐𝟎𝟎

Tegangan minimum pada loading point = 20 lbs/in width


T2 : tegangan pada tail pulley + berat belt (vertikal)
Tegangan pada tail pulley = 20 lbs/in x 30” = 600 lbs
Komponen vertikal belt = beda tinggi x berat belt/ft
= 50 x 8,5 = 425 lbs
------------- +
Jumlah = 1025 lbs
Jadi T2 minimum = 1025 lbs

ALAT BERAT
Program S1/Prodi Teknik Sipil Marwanto, ST, MT
Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
T1 = t x T  pilih berbagai kombinasi

► plain
t
► plain

Setelah T1 ketemu  T2 = T1 – T
T2 harus > 1025 lbs

𝐒𝐞𝐥𝐞𝐬𝐚𝐢 … … … .

ALAT BERAT
Program S1/Prodi Teknik Sipil Marwanto, ST, MT
Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai