7.AB K.07-Belt Conveyor
7.AB K.07-Belt Conveyor
7.AB K.07-Belt Conveyor
B. Belt Conveyor
Adalah alat pengangkut/pembawa yang berupa sabuk, yang ber-jalan dan
digerakkan oleh mesin. Alat ini sering disebut juga dengan nama Ban Berjalan.
Kerugiannya menggunakan alat ini adalah bahwa sifat bahan yang diangkut
harus berupa bulk (lepas) seperti pasir, kerikil, batu pecah dan lain-lain.
ALAT BERAT
Program S1/Prodi Teknik Sipil Marwanto, ST, MT
Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
Sebagai dasar pertimbangan pemakaian alat ini adalah :
1) Jalan di lokasi pekerjaan tidak/kurang baik bagi lalulintas truk dan relatif
sempit.
2) Kontinuitas kerja gabungan antara loader + DT dianggap ku-rang ideal.
Untuk dapat mengangkut muatan dengan baik, maka belt harus merupakan
suatu saluran yang bentuknya ditentukan oleh troughing idlers yang
menyangga belt pada saat mengangkut muatan.
ALAT BERAT
Program S1/Prodi Teknik Sipil Marwanto, ST, MT
Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
(1) (4) (2)
(3)
(6)
(5)
1. Conveyor belt
2. Drive head pulley
3. Tail pulley
4. Troughing idlers
5. Return idlers
6. Machine
ALAT BERAT
Program S1/Prodi Teknik Sipil Marwanto, ST, MT
Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
Gambar 6.3. Potongan melintang muatan
ALAT BERAT
Program S1/Prodi Teknik Sipil Marwanto, ST, MT
Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
Troughing idlers, di samping untuk memberikan bentuk kepada belt agar
muatan tidak tumpah, juga sebagai penyangga belt saat mengangkut muatan
dari satu ujung ke ujung lainnya dari conveyor.
Return idlers, yaitu rel-rel penyangga bagian belt yang kembali menuju tail
pulley (di bawah).
Machine (motor penggerak), dilengkapi dengan clutches dan kopling-
kopling serta gear reducers.
Kecepatan belt
Kecepatan belt saat mengangkut muatan dipilih sedemikian ru-pa, sehingga
muatan tidak tercecer ke samping pada waktu ditu-angkan.
ALAT BERAT
Program S1/Prodi Teknik Sipil Marwanto, ST, MT
Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
Tabel 6.1. Maximum speed of belt conveyor
ALAT BERAT
Program S1/Prodi Teknik Sipil Marwanto, ST, MT
Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
Jarak idlers
Fungsi utama idlers untuk menyangga belt agar tidak melentur terlalu banyak
pada saat berjalan mengangkut muatan. Idlers yang digunakan adalah
troughing idlers dan return idlers.
Jarak antara dua idlers tergantung dari lebar belt dan berat mu-atan per satuan
panjang belt. Pada Tabel 6.2 berikut diberikan angka-angka sebagai jarak
antara yang dianjurkan dengan mem-perhatikan muatan pada masing-masing
idlers serta lenturan pada belt yang dimuati.
ALAT BERAT
Program S1/Prodi Teknik Sipil Marwanto, ST, MT
Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
Tabel 6.2. Recommended maximum spacing of troughing idlers
Suggested normal spacing
Width of belt Weight of material (lbs/cuft)
(in) 30-70 70-120 120-150
16 5’6” 5’ 4’9”
18 5’6” 5’ 4’9”
20 5’6” 5’ 4’9”
24 5’6” 5’ 4’9”
30 5’ 4’6” 4’3”
42 4’6” 4’ 3’9”
48 4’ 3’3” 3’
54 4’ 2’9” 2’6”
Sumber : Courtesy Power Crane and Shovel Association
Jarak return idlers = 10’
ALAT BERAT
Program S1/Prodi Teknik Sipil Marwanto, ST, MT
Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
Apabila ½ jarak idlers seperti yang ditentukan dalam Tabel 6.2 ternyata > dari
ketentuan-ketentuan di atas, maka diperlukan adanya suatu transition idlers,
untuk mengurangi tegangan yang besar pada tepi belt.
ALAT BERAT
Program S1/Prodi Teknik Sipil Marwanto, ST, MT
Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
Memperbesar wrap
ALAT BERAT
Program S1/Prodi Teknik Sipil Marwanto, ST, MT
Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
Gambar 6.6. Internal mounting atau intermediate wrap drive
ALAT BERAT
Program S1/Prodi Teknik Sipil Marwanto, ST, MT
Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
Catatan :
Bila T tetap, f dan F dapat bervariasi.
Wrap (α) menjadi besar, dengan T sama, maka f besar -->
untung !
Dalam perhitungan yang harus diperhatikan adalah f, F dan T.
Tegangan efektif (T) diusahakan sekecil mungkin agar belt
dapat seringan mungkin ---> harga belt murah.
Harga T sedemikian, sehingga f besar dan diperoleh gaya
yang besar.
Untuk mendapatkan f besar, pulley diberi lagging.
Drive pulley dapat dibuat dua menjadi tandem drive pulley
(primary dan secondary).
ALAT BERAT
Program S1/Prodi Teknik Sipil Marwanto, ST, MT
Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
Mengencangkan belt (take ups)
Bila pemasangan belt terlalu kendor, maka produksi yang
dihasilkan akan kecil. Untuk itu ada beberapa cara yang
digunakan untuk mengencangkan belt sebagaimana gambar-
2 berikut.
ALAT BERAT
Program S1/Prodi Teknik Sipil Marwanto, ST, MT
Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
Gambar 6.10. Vertical gravity take up
Catatan :
Cara seperti Gambar 6.8 lebih praktis dan mudah diawasi.
Cara seperti Gambar 6.9 dan 6.10, bila terlalu keras
mengencangkan belt berakibat belt cepat rusak/aus,
sehingga fungsinya menjadi kurang baik.
ALAT BERAT
Program S1/Prodi Teknik Sipil Marwanto, ST, MT
Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
Faktor tegangan (tension factor)
𝐓𝟏
𝐅𝐚𝐤𝐭𝐨𝐫 𝐭𝐞𝐠𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 ( 𝐭 )=
𝐓
Besarnya t dipengaruhi oleh :
Luas bidang singgung antara belt dan busur pulley (wrap).
Jenis pulley :
o Plain (polos).
o Lagged (dituang atau dilapis karet).
ALAT BERAT
Program S1/Prodi Teknik Sipil Marwanto, ST, MT
Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
Tabel 6.3. Faktor tegangan (t)
Contoh :
Menurut perhitungan atas dasar muatan dan HP mesin,
dibutuhkan tegangan efektif T = 3000 lbs pada wrap (α) =
2100.
ALAT BERAT
Program S1/Prodi Teknik Sipil Marwanto, ST, MT
Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
Dengan Tabel 6.3, tegangan minimum dalam belt :
Plain pulley : T1 = t x T = 1,70 x 3000 = 5100 lbs.
Lagged pulley: T1 = t x T = 1,40 x 3000 = 4200 lbs. 𝐅𝐚𝐤𝐭𝐨𝐫 𝐭𝐞𝐠𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 ( 𝐭 )=
𝐓𝟏
𝐓
ALAT BERAT
Program S1/Prodi Teknik Sipil Marwanto, ST, MT
Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
Tenaga mesin yang dibutuhkan
Tenaga mesin yang dibutuhkan dapat dihitung dengan rumus-rumus menurut
kondisi, sebagai berikut :
𝐓𝐱𝐕
Umum : 𝐏= (𝐇𝐏)
𝟕𝟓
dengan :
P : tenaga mesin efektif/yang berguna, dalam HP (kgm/detik)
T : tegangan efektif belt (kg)
V : kecepatan belt (m/detik)
𝐃 𝐱 𝐓𝐱𝐍
Atau : 𝐏= (𝐇𝐏)
𝟑𝟑𝟎𝟎𝟎
dengan :
D : diameter pulley (ft)
T : tegangan efektif belt (lbs)
N : jumlah rpm
ALAT BERAT
Program S1/Prodi Teknik Sipil Marwanto, ST, MT
Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
𝐓𝐱𝐕
Atau : 𝐏= (𝐇𝐏)
𝟑𝟑𝟎𝟎𝟎
dengan :
T : tegangan efektif belt (lbs)
V : kecepatan belt (fpm)
catatan: 1 HP = 33000 lb.ft/minute
ALAT BERAT
Program S1/Prodi Teknik Sipil Marwanto, ST, MT
Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
𝐋𝐱𝐬 𝐱𝐜𝐱 𝐐
atau : 𝐏 𝟏= 𝟑𝟑𝟎𝟎𝟎 (𝐇𝐏)
dengan :
f = c : idlers friction factor (faktor geseran idlers)
V = s : kecepatan belt (fpm)
p = L : panjang belt (ft)
B1 = Q : berat belt + idlers yang ikut berputar per ft
ALAT BERAT
Program S1/Prodi Teknik Sipil Marwanto, ST, MT
Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
Menggerakkan muatan horisontal (P2) :
Maka :
= (HP)
ALAT BERAT
Program S1/Prodi Teknik Sipil Marwanto, ST, MT
Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
Friction factor (f) adalah suatu angka yang harus dikalikan pada berat
bagian-bagian yang bergerak. Harganya seperti tercantum pada Tabel
6.4 berikut ini.
ALAT BERAT
Program S1/Prodi Teknik Sipil Marwanto, ST, MT
Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
Tabel 6.5. Horse power required to move loads horizontally on conveyor belt
ALAT BERAT
Program S1/Prodi Teknik Sipil Marwanto, ST, MT
Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
Untuk harga dari B1 (Q) dapat memakai angka-angka dari Tabel 6.6 berikut.
Tabel 6.6. Representative values of B1 (Q)
Idlers, 5” dia. steel pulleys
Weight of conve-
Width Troughing Return Weight yor (lb/ft)
of of belt Belt Q
belt Wt of Spa- Wt of Spa- (lb/ft) Idlers (lb/ft)
(in) revolvin cing revolving cing Trough Return
g parts parts (lb) ing
(lb)
14 18 5’0 9 10’0 2,8 3,6 0,9 5,6 10,1
16 20 5’0 11 10’0 3,3 4 1,1 6,6 11,7
18 22 5’0 12 10’0 4,1 4,4 1,2 8,2 13,8
20 24 5’0 14 10’0 4,6 4,8 1,4 9,2 15,4
24 26 5’0 17 10’0 7 5,2 1,7 14,0 20,9
30 31 4’6” 21 10’0 8,5 6,9 2,1 17,0 26,0
36 36 4’6” 25 10’0 11,3 8 2,5 22,6 33,1
42 40 4’0 29 10’0 17 10 2,9 34,0 46,0
48 45 3’3” 34 10’0 23,8 13,8 3,4 47,6 64,8
54 74 2’9” 54 10’0 29,2 26,9 5,4 73,2 105,5
60 80 2’3” 60 10’0 32,5 35,6 6,4 74,0 115,6
ALAT BERAT
Program S1/Prodi Teknik Sipil Marwanto, ST, MT
Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
Contoh :
Hitung HP untuk menggerakkan belt lebar 30”, panjang 1800 ft, idlers 5”
dengan friction bearing (anggap kecepatan 100 fpm).
Perhitungan :
ALAT BERAT
Program S1/Prodi Teknik Sipil Marwanto, ST, MT
Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
Tabel 6.7. Horse power required to move empty conveyor, Speed 100 fpm
Length Width of belt (in)
of
conveyor
(ft) 14 16 18 20 24 30 36 42 48 54
50 0,05 0,06 0,07 0,08 0,11 0,14 0,18 0,25 0,35 0,54
100 0,11 0,13 0,15 0,17 0,23 0,28 0,36 0,51 0,70 1,14
150 0,16 0,19 0,22 0,25 0,34 0,42 0,53 0,76 1,05 1,71
200 0,22 0,25 0,30 0,33 0,45 0,56 0,71 1,01 1,40 2,28
250 0,27 0,32 0,37 0,42 0,56 0,70 0,89 1,27 1,75 2,85
300 0,33 0,38 0,45 0,50 0,68 0,84 1,07 1,52 2,10 3,42
400 - - 0,60 0,66 0,90 1,12 1,43 2,03 2,80 4,50
500 - - - 0,83 1,13 1,40 1,79 2,53 3,50 5,70
600 - - - 1,00 1,35 1,68 2,14 3,04 4,20 6,84
800 - - - - 1,80 2,25 2,86 4,05 5,60 9,12
1000 - - - - 2,26 2,81 3,57 5,07 7,00 11,4
1200 - - - - - 3,37 4,29 6,08 8,40 13,7
1400 - - - - - 3,93 5,00 7,09 9,80 16,0
1600 - - - - - 4,49 5,72 8,10 11,2 18,3
1800 - - - - - 5,05 6,43 9,12 12,6 20,5
2000 - - - - - 5,62 7,15 10,1 14,0 22,8
2200 - - - - - - 7,86 11,1 15,4 25,1
2400 - - - - - - 8,58 12,2 16,8 27,4
2600 - - - - - - 9,29 13,2 18,2 29,6
2800 - - - - - - 10,0 14,2 10,6 31,9
3000 - - - - - - 10,7 15,2 21,0 34,2
Base on 5” For 4” ----> + 4 %; For 6” ----> - 17 %
ALAT BERAT
Program S1/Prodi Teknik Sipil Marwanto, ST, MT
Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
Mengangkat/menurunkan muatan (P3) :
Rumus :
𝐕 𝐱 𝐁𝟐 𝐱 𝐡 𝟐𝟎𝟎𝟎 𝐱 𝐐 𝐱 𝐡 𝐐 𝐱 𝐡
𝐏 𝟑= = = (+¿ −)
𝟑𝟑𝟎𝟎𝟎 𝟔𝟎 𝐱 𝟑𝟑𝟎𝟎𝟎 𝟗𝟗 𝟎
ALAT BERAT
Program S1/Prodi Teknik Sipil Marwanto, ST, MT
Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
Tabel 6.8. Horse power required to lift a load
Net Load (ton per hour)
lift 50 100 150 200 250 300 350 400 500 600 800 1000
(ft)
5 0,3 0,5 0,8 1,0 1,3 1,5 1,8 2,0 2,5 3,0 4,0 5,1
10 0,5 1,0 1,5 2,0 2,5 3,0 3,5 4,0 5,1 6,1 8,1 10
15 0,8 1,5 2,3 3,0 3,8 4,5 5,3 6,1 7,6 9,1 12 15
20 1,0 2,0 3,0 4,0 5,1 6,1 7,1 8,1 10 12 16 20
25 1,3 2,5 3,8 5,1 6,3 7,6 8,8 10 13 15 20 25
30 1,5 3,0 4,5 6,1 7,6 9,1 11 12 15 18 24 30
40 2,0 4,0 6,1 8,1 10 12 14 16 20 24 32 40
50 2,5 5,1 7,6 10 13 15 18 20 25 30 40 51
75 3,8 7,6 11 15 19 23 27 30 38 45 61 76
100 5,1 10 15 20 25 30 35 40 51 61 81 101
125 6,3 13 19 25 32 38 44 51 63 76 101 126
150 7,6 15 23 30 38 45 53 61 76 91 121 152
200 10 20 30 40 51 61 71 81 101 121 162 202
300 15 30 45 61 76 91 106 121 152 185 242 303
400 20 40 61 81 101 121 141 162 202 242 323 404
500 25 51 76 101 126 151 177 202 252 303 404 505
ALAT BERAT
Program S1/Prodi Teknik Sipil Marwanto, ST, MT
Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
Kapasitas belt conveyor pada kecepatan dasar 100 fpm (lihat
Tabel 6.9).
Tabel 6.9. Carrying capacities of toughed conveyor belt (ton/hour)
speed of 100 fpm
Width Maxi Lumps Weight of material
of belt mum unsize (lb/cuft)
(in) sized d (in) 30 50 90 100 125 150 160 180 200
(in)
14 2 2,5 9 15 28 31 39 46 49 56 62
16 2,5 3 13 21 38 42 52 63 67 75 83
18 3 4 16 27 48 54 67 81 86 97 107
20 3,5 5 20 33 60 67 83 100 107 120 133
24 4,5 8 30 50 90 100 125 150 160 180 200
30 7 14 47 79 142 158 197 236 252 284 315
36 9 18 70 117 210 234 292 351 374 421 467
42 11 20 100 167 300 333 417 500 634 600 667
48 14 24 138 230 414 460 575 690 736 828 920
54 15 28 178 297 534 593 741 890 948 1070 1190
60 16 30 222 369 664 738 922 1110 1180 1330 1480
ALAT BERAT
Program S1/Prodi Teknik Sipil Marwanto, ST, MT
Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
Prosentase tenaga yang dibutuhkan untuk mengatasi geseran pulley (lihat
Tabel 6.10).
ALAT BERAT
Program S1/Prodi Teknik Sipil Marwanto, ST, MT
Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
Contoh :
Q = 200 ton/jam = 200/0,907 = 220 ton (short)/jam
p = 100 meter = 100/0,305 = 328 ft (panjang belt)
h = 15 meter = 15/0,305 = 50 ft (beda tinggi)
Ukuran bahan maksimum = 15 cm 6” 1 cuft = 0,0283 m3
1 m3 = 35,3357 cuyd
Berat bahan = 2 ton/m3 113 lbs/cuft (Tabel 1.1) 2 ton/m3 = 4000 lbs/m3
2 ton/m3 = 113,2 lbs/cuft
ALAT BERAT
Program S1/Prodi Teknik Sipil Marwanto, ST, MT
Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
Tabel 6.1. Maximum speed of belt conveyor
ALAT BERAT
Program S1/Prodi Teknik Sipil Marwanto, ST, MT
Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
Tabel 1.1. Konversi satuan Inggris - Metrik
Inggris Metrik
1 yard (yd) = 3 feet 0,9114 meter
1 foot (ft) = 12 inches 0,305 meter
1 inch (in) 0,0254 meter
1 cubic yard (cuyd) 0,7646 m3
1 cubic foot (cuft) 0,0283 m3
1 mile = 1760 yards 1,609 km
1 square mile = 640 acres 259 ha
1 acre = 4840 square yards 4047 m2
1 US gallon = 8 pint 3,78 liter
1 pound (lb) 16 ons
1 long ton 1,016 ton
1 short ton = 2000 lbs 0,907 ton
1 kip = 1000 lbs 0,454 ton
1 mile/hour (mph) = 1,4 ft/sec (fps) 27 m/menit
1 pond per in2 (psi) 0,0703 kg/cm2
1 horse power (hp) = 33000 ft.lbs per minute 75 kgm/menit
Sumber : Imam Soekoto, 1960
ALAT BERAT
Program S1/Prodi Teknik Sipil Marwanto, ST, MT
Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
• Berat bahan = 113 lbs/cuft
• Lebar belt = 30 in ►Tabel 6.9 : Kapasitas belt
• Basic speed= 100 fpm = 178 ton/hr
(hasil interpolasi lurus !!)
Karena alasan-alasan tertentu seperti : loading yang tidak teratur, dll, maka
kecepatan perlu ditambah menjadi 200 fpm.
ALAT BERAT
Program S1/Prodi Teknik Sipil Marwanto, ST, MT
Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
Tabel 6.9. Carrying capacities of toughed conveyor belt (ton/hour)
speed of 100 fpm
ALAT BERAT
Program S1/Prodi Teknik Sipil Marwanto, ST, MT
Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
Tabel 6.2. Recommended maximum spacing of troughing idlers
Suggested normal spacing
Width of belt Weight of material (lbs/cuft)
(in) 30-70 70-120 120-150
16 5’6” 5’ 4’9”
18 5’6” 5’ 4’9”
20 5’6” 5’ 4’9”
24 5’6” 5’ 4’9”
30 5’ 4’6” 4’3”
42 4’6” 4’ 3’9”
48 4’ 3’3” 3’
54 4’ 2’9” 2’6”
Sumber : Courtesy Power Crane and Shovel Association
Jarak return idlers = 10’
ALAT BERAT
Program S1/Prodi Teknik Sipil Marwanto, ST, MT
Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
𝟑𝟐 𝟖 ′ (𝐩)
𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐭𝐫𝐨𝐮𝐠𝐡𝐢𝐧𝐠 𝐢𝐝𝐥𝐞𝐫𝐬 … … .=
𝟒 ′ 𝟔} = 𝟕𝟑 𝐛𝐮𝐚� ¿
Ekstra :
• Pada loading point (tempat muat) = 2 buah
• Pada discharge point (tempat bongkar) = 1 buah
----------- +
Jumlah = 76 buah
ALAT BERAT
Program S1/Prodi Teknik Sipil Marwanto, ST, MT
Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
Jarak return idlers = 10’ (ketentuan Tabel 6.2)
𝟑𝟐𝟖 ′( 𝐩𝐚𝐧𝐣𝐚𝐧𝐠 𝐛𝐞𝐥𝐭)
Jumlah return idlers ¿ =𝟑𝟑 𝐛𝐮𝐚𝐡
𝟏𝟎 ′
Misalkan disediakan :
Troughing idlers, Ø = 6”; berat = 68 lbs/buah (tipe A)
Return idlers, Ø = 6”; berat = 41 lbs/buah (tipe B) (tabel tersendiri)
ALAT BERAT
Program S1/Prodi Teknik Sipil Marwanto, ST, MT
Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
𝐟 𝐱 𝐩 𝐱 𝐕 𝐱 𝐁 𝟏 𝟎 ,𝟎𝟑𝟎 𝐱 𝟑𝟐𝟖 𝐱 𝟐𝟎𝟎 𝐱 𝟑𝟔 ,𝟖𝟖
𝐏 𝟏= = =𝟐 , 𝟐𝟎 𝐇𝐏
𝟑𝟑𝟎𝟎𝟎 𝟑𝟑𝟎𝟎𝟎
ALAT BERAT
Program S1/Prodi Teknik Sipil Marwanto, ST, MT
Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
𝐓𝐱𝐕
𝐏= ; 𝐏=𝐏 𝟏+𝐏 𝟐+𝐏 𝟑+𝐏𝐞 𝐤𝐬𝐭𝐫𝐚=𝟐𝟎 ,𝟎𝟎 𝐇𝐏
𝟑𝟑𝟎𝟎𝟎
Pekstra : geseran, tenaga hilang, dll
𝐏 𝐱 𝟑𝟑𝟎𝟎𝟎 𝟐𝟎 𝐱 𝟑𝟑𝟎𝟎𝟎
𝐓= = =𝟑𝟑𝟎𝟎 𝐥𝐛𝐬(¿ 𝐓 𝟏 − 𝐓 𝟐)
𝐕 𝟐𝟎𝟎
ALAT BERAT
Program S1/Prodi Teknik Sipil Marwanto, ST, MT
Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
T1 = t x T pilih berbagai kombinasi
► plain
t
► plain
Setelah T1 ketemu T2 = T1 – T
T2 harus > 1025 lbs
𝐒𝐞𝐥𝐞𝐬𝐚𝐢 … … … .
ALAT BERAT
Program S1/Prodi Teknik Sipil Marwanto, ST, MT
Institut Teknologi Nasional Yogyakarta